SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 19
Downloaden Sie, um offline zu lesen
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/341549055
MAKALAH INOVASI PENDIDIKAN PENDIDIKAN KARAKTER
Preprint · May 2020
DOI: 10.13140/RG.2.2.10657.02401
CITATIONS
0
READS
78,762
5 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Tugas Anotasi Buku Seputar Pembelajaran Sejarah (Isu, Gagasan, dan Strategi Pembelajaran) View project
Tugas Mata Kuliah Inovasi Pendidikan View project
Shelvia Talitha Syahda
Universitas Lambung Mangkurat
7 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Shelvia Talitha Syahda on 21 May 2020.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
MAKALAH INOVASI PENDIDIKAN
PENDIDIKAN KARAKTER
Tugas Mata Kuliah:
Inovasi Pendidikan
Dosen Pengampu:
Heri Susanto, M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Akbar Maulana Azhari 1710111210003
Hani Farahdiyana 1710111120005
Muhammad Fajar Hairullah 1710111110010
Mukaffi Zulkifli 1810111110010
Shelvia Talitha Syahda 1810111120008
Yulinda Pratiwi 1810111120021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2020
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang “Pendidikan Karakter”.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan yang terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini sesuai ketentuan yang ada.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini untuk dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Banjarmasin, 12 Maret 2020
Kelompok 4
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................3
C. Tujuan Makalah...............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................4
A. Konsep Pendidikan Karakter .........................................................................4
1. Pengertian Karakter ....................................................................................4
2. Pengertian Pendidikan Karakter................................................................5
3. Tujuan Pendidikan Karakter......................................................................7
4. Pentingnya Pendidikan dalam Membentuk Karakter..............................8
B. Strategi dalam Pendidikan Karakter.............................................................8
C. Pendidikan Sejarah Sebagai Pendidikan Karakter....................................10
BAB III PENUTUP................................................................................................. 13a
A. Kesimpulan .......................................................................................................13
Daftar Pustaka...........................................................................................................14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era sekarang kita mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sangat pesat. Salah satu buktinya adalah adanya penemuan
internet yang mempengaruhi dalam berbagai aspek seperti kegiatan ekonomi,
kegiatan pendidikan, penyebaran informasi, dan lain – lain. Banyak kegiatan –
kegiatan yang telah dipermudah dengan adanya internet sehingga teknologi
telah mempermudah kehidupan manusia. Hal ini menjadi salah satu bukti
bahwa manusia adalah makhluk yang sangat istimewa dibandingkan dengan
makhluk – makhluk hidup lainnya. Meskipun menjadi makhluk yang istimewa
karena dianugerahi kemampuan berpikir sehingga maju dalam IPTEK, apakah
manusia pada era sekarang maju dalam hal berkarakter ?.
Bercermin pada peristiwa masa lalu yang diwarnai dengan beberapa
peristiwa perang seperti Perang Dunia I dan Perang Dunia II yang menimbulkan
banyak korban jiwa dan disintegrasi masyarakat dunia. Pada peristiwa perang,
terdapat banyak tindakan yang dilakukan tanpa dilandasi nilai moral seperti
penjatuhan bom atom yang dijatuhkaqn oleh pihak sekutu kepada pihak Jepang
di kota Hiroshima dan Nagasaki yang memakan banyak korban jiwa. Peristiwa
penjatuhan bom atom merupakan bukti bahwa manusia telah maju dalam
IPTEK tanpa melibatkan nilai karakter. Perihal persoalan karakter, bagaimana
karakter di Indonesia ?.
Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman suku, ras,
agama, dan kebudayaan. Hal ini membuat Indonesia rentan terjadinya
disintegrasi jika tidak ditanamkan salah satu nilai karakter yaitu toleransi.
Berdasarkan hal ini, pendidikan karakter diperlukan untuk menjaga integraasi
2
bangsa. Selain itu, ada banyak alasan mengapa pendidikan karkter merupakan
hal penting yang harus diimplementasikan. Pada Undang-Undang Nomor 20
tahun 2003 perihal tujuan pendidikan menyatakan bahwa pendidikan berfungsi
untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
dengan tujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Hal membuat pendidikan karakter
merupakan sesuatu yang wajib dilaksanakan selain pendidikan dalam hal
penanaman IPTEK.
Meskipun menjadi hal yang urgen, pendidikan karakter tidak
sepenuhnya terlaksana. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya kasus –
kasus penyimpangan seperti kasus kekerasan, tindakan intoleran yang
mengarah pada disintegrasi, merajalelanya korupsi, dan kasus – kasus
penyimpangan lainnya sehingga pendidikan karakter tidak sepenuhnya
terlaksana sesuai harapan yang dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 20
tahun 2003. Hal ini menimbulkan pertanyaan yaitu nilai – nilai karakter apa
yang harus ditanamkan untuk mengurangi terjadinya lebih banyak kasus
penyimpangan dan bagaimana strateginya ?.
Dibutuhkan inovasi dalam mengatasi permasalahan tersebut salah
satunya adalah memanfaatkan pendidikan sejarah sebagai pendidikan karakter.
Menurut Susanto (2014: 28) pendidikan karakter menjadi relevan untuk setiap
bidang studi tidak terkecuali pendidikan sejarah. Sehingga bagaimana
pendidikan sejarah dapat menjadi sebagai pendidikan karakter ?
3
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu :
1. Bagaimana konsep pendidikan karakter ?
2. Bagaimana startegi dalam pendidikan karakter ?
3. Bagaimana peran pendidikan sejarah sebagai pendidikan karkater ?
C. Tujuan Makalah
Tujuan dari makalah ini adalah untuk menjawab permasalahan yang
terdapat pada latar belakang dan memaparkannya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Pendidikan Karakter
1. Pengertian Karakter
Istilah Karakter pada awalnya berasal dari bahasa Yunani yaitu
charassein yang artinya mengukir sehingga karakter seolah – olah menjadi
hasil sebuah ukiran dari nilai. Pengertian karakter menurut Kementerian
Pendidikan Nasional (Kemendiknas, 2010) yaitu “watak, tabiat, akhlak, atau
kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai
kebajikan (virtues) yang diyakininya dan digunakannya sebagai landasan untuk
cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah
nilai, moral, dan norma seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, hormat
kepada orang lain, dan sebagainya. Interaksi seseorang dengan orang lain
menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa“. Dan juga, Pengertian
karakter menurut Hasanah yang dikutip oleh Raharjo (2010 : 230) adalah
standar – standar batin yang terimplementasi dalam bentuk kualitas diri. Nilai
– nilai yang telah diinternalisasikan sebagai standar batin lalu
diimplementasikan dalam kehidupan sebagai kualitas diri.
Di Indonesia, nilai – nilai dalam pendidikan karakter dikembangkan
berdasarkan dari berbagai sumber yaitu agama, Pancasila, budaya, dan tujuan
pendidikan nasional (Hasan, 2012 : 85). Landasan pertama yaitu agama,
Indonesia memiliki masyarakat yang beragama. Hal ini bisa diketahui melalui
banyaknya rumah ibadah seperti masjid, gereja, kelenteng, pura, dan lain – lain
selain itu kolom agama pada Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai beukti
bahwa agama adalah sesuatu yang harus dianut di Indonesia. Hal ini karena
ajaran agama menjadi landasan bagi individu, masyarakat, dan bangsa dalam
berkehidupan. Perilaku pada individu, masyarakat, dan bangsa harus sesuai
5
dengan ajaran agama yang dianut sehingga nilai – nilai pendidikan karakter
bangsa harus didasarkan pada nilai – nilai dan kaidah yang berdasarkan agama.
Landasan kedua yaitu nilai – nilai Pancasila, prinsip kehidupan kebangsaan dan
kenegaraan yang diterapkan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
adalah Pancasila. Pancasila terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 dan
dipaparkan dalam pasal – pasal yang terdapat pada UUD 1945. Jadi, nilai –
nilai pancasila telah mengatur kehidupan masyarakat dalam bernegara,
ekonomi, kehidupan politik, hukum, sosial dan budaya yang terkandung dalam
pasal – pasal UUD 1945. Oleh karena itu masyarakat dalam berkehidupan harus
sesuai dengan nilai – nilai Pancasila. Landasan ketiga yaitu nilai – nilai budaya,
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keanekaragaman budaya.
Masyarakat – masyarakat Indonesia menjadikan nilai – nilai budaya sebagai
landasan dalam menilai atau memberi makna terhadap suatu konsep dan arti
dalam komunikasi yang dilakukan oleh anggota pada masyarakat. Wawasan
akan budaya menjadi hal yang penting dalam bersikap. Dengan wawasan
budaya yang luas disertai dengan pemaknaan yang dalam, seseorang dapat
menjadi pribadi yang lebih terbuka terhadap masyarakat beserta
kebudayaannya. Landasan keempat yaitu tujuan pendidikan nasional. Tujuan
pendidikan nasional adalah standar kualitas dan kompetensi yang harus
dipenuhi oleh warga. Nilai karakter yang terdapat pada tujuan pendidikan
nasional telah disesuaikan dengan nilai agama, Pancasila, dan budaya sehingga
tujuan pendidikan nasional bisa menjadi landasan dalam pendidikan karakter.
membentuk karakter pada seseorang diperlukan usaha untuk
menginternalisasikan kebajikan yaitu melalui melaui pendidikan karakter.
2. Pengertian Pendidikan Karakter
Sebelum mengenal apa aitu pendidikan karakter, sebaiknya kita perlu
ketahui apa itu pendidikan dan ap aitu karakter. Secara umum, pendidikan
adalah proses mendidik dengan tujuan untuk menanamkan nilai – nilai yang
6
baik dan mengasah kemampuan atau keterampilan orang yang di didik.
Berlandaskan pada Undang – Undang Dasar nomor 20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional pada bab 1 pasal 1 menyatakan bahwa “ pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara”.
Jika pendidikan pengertiannya adalah usaha untuk mewujudkan proses
pembelajaran sedangkan karakter adalah watak, tabiat, dan akhlak yang
dibentuk dari hasil internalisasi. Maka pendidikan karakter adalah usaha
menciptakan proses pembelajaran agar peserta didik dapat mengembangkan
watak, tabiat dan akhlak secara aktif dengan menanamkan kebajikan pada
peserta didik agar mendasari peserta didik dalam cara bersikap. Menurut Rizki
Afandi (2011 : 88) Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan dengan
penanaman nilai-nilai sesuai dengan budaya bangsa dengan komponen aspek
pengetahuan (cognitive), sikap perasaan (affection felling), dan tindakan, baik
terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME) baik untuk diri sendiri, masyarakan
dan bangsanya. Dalam pendidikan karakter, diperlukan adanya tentang
pengetahuan dalam mengetahui hal – hal yang baik maupun tidak. Hal – hal
yang baik dan buruk merupakan sesuatu yang relatif artinya dalam
membedakan hal yang baik maupun tidak tergantung pada landasan mendasar
yang tertanam pada diri seseorang. Akan tetapi anak – anak masih belum
memiliki landasan dasar dalam bersikap, mereka cenderung meniru perbuatan
– perbuatan yang dilakukan oleh orang lain berdasarkan hasil pengamatan
mereka . Hal ini sesuai dengan pendapat Bandhura bahwa menurut Bandura
yang dikutip oleh Kard.S lalu dikutip lagi oleh Fithri (2014 : 103) pada
sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan
mengingat tingkah laku orang lain. Untuk itu dalam mendidik anak dalam hal
7
karakter seorang pengajar seperti orang tua atau guru sebaikanya memberikan
contoh baik kepada anak dalam berperilaku.
3. Tujuan Pendidikan Karakter
Tujuan dari penerapan pendidikan karakter adalah pembentukan
karakter yang sesuai dengan landasan dasar Pancasila yang terkandung pada
UUD 1945. Menurut Rachmach (Rachmah, 2013) pendidikan karakter yang
diarahkan sesuai nilai dan prinsip UUD 1945 dengan tujuan untuk membentuk
bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran,
bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa
kepada Tuhan yang Maha Esa. Selain itu, tujuan dari pendidikan karakter
adalah menanamkan dan menerapkan nilai - nilai karakter yang berdasarkan
18 (delapan belas) nilai karakter menurut kementerian pendidikan nasional
(Kemdiknas) yaitu : Religius, Jujur, toleransi,disiplin, kerja keras,kreatif,
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca,
peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab (Kemdiknas , 2011).
Nilai – nilai karakter tersebut merupakan tanggung jawab kita semua (guru,
orang tua, dan masyarakat) dalam menanam dan membentuk karakter pada
siswa.
Berdasarkan pernyataan diatas, karakter yang harus dibentuk melalui
pendidikan karakter yaitu menjadikan siswa :
a) Taat pada keyakinan (agama) masing – masing;
b) Memiliki jiwa nasionalis dan patriotis;
c) Memiliki sikap jujur, toleran, kreatif, bertanggung jawab, dan
adaptif pada perubahan sosial dan budaya;
d) Memiliki wawasan yang luas;
e) Memiliki jiwa yang peka terhadap lingkungan sekitar;
8
f) Memiliki sikap toleransi dan menjunjung tinggi persatuan.
4. Pentingnya Pendidikan dalam Membentuk Karakter
Pada pengertiannya pendidikan adalah tindakan yang disengaja atau
secara sadar dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif agar peserta
didik dapat mengasah kemampuannya, mendapatkan keterampilan baru, dan
menanamkan nilai karakter. Penanaman nilai karakter pada anak melalui
pendidikan harus dilakukan terus menerus selama adanya eksistensi manusia
didunia. Menurut Lickona dalam Sudrajat (2011 : 49) bahwa alasan pendidikan
karakter selalu diperlukan salah satunya adalah masih ada siswa yang tidak
dapat membentuk karakter yang kuat bagi dirinya di tempat lain. Berdasarkan
pernyataan ini siswa bersifat pasif dalam membentuk karakter pada diri mereka
sehingga mereka memerlukan bimbingan dari orang yang lebih dewasa seperti
guru, orang tua, dan masyarakat.
B. Strategi dalam Pendidikan Karakter
Salah satu strategi dalam membentuk karakter anak adalah dengan
memaksimalkan peran orang tua dalam membentuk karakter anak. Hal ini
dilakukan karena keluarga merupakan kelompok sosial primer yang penanggung
jawabnya adalah orang tua. Keterampilan dan karakter dipelajari oleh anak usia
dini diajarkan oleh orang tua.
Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Wulandari dan Muhammad Kristiawan
dalam meneliti tentang Strategi Sekolah Dalam Penguatan Pendidikan Karakter
Bagi Siswa Dengan Memaksimalkan Peran Orang Tua (2017) yang dilakukan pada
SD Negeri 62 Palembang. Dalam penelitian ini pihak sekolah berupaya untuk
memaksimalkan peran orang tua dalam mendidik anaknya dalam hal karakter.
Strategi sekolah dalam menstimulasikan peran orang tua dalam memaksimalkan
pembentukan karakter pada siswa yaitu mengangkat nilai – nilai karakter sebagai
bagian dari visi, misi, dan tujuan lembaga serta berusaha mewujudkannnya melalui
9
kegiatan yang nyata (1), membangun hubungan yang kuat dalam upaya penguatan
nilai – nilai karakter pada siswa (2), menyiapkan pendidik yang berjiwa pendidik
sehingga mereka dapat mengutamakan tanggung jawab dalam kesuksesan
pendidikan karakter pada siswa (3), dan mengkondusikan sekolah yang dapat
mendukung pendidikan karakter (4). Berdasarkan hasil penelitian, dengan
memaksimalkan peran orang tua, terdapat perkembangan dalam perilaku siswa
sebagai hasil maksimalnya peran orang tua dalam mendidik karakter seperti siswa
terbiasa mengucap salam kepada sesama teman, guru, dan kepala sekolah, siswa
memiliki sikap toleransi dan menghargai perbedaan, siswa bersikap jujur, siswa
bersikap sopan, dan sebagainya. Berdasarkan penelitian membuktikan bahwa
dengan memaksimalkan peran orang tua sebagai strategi dalam mendidik karakter
pada siswa memberikan pengaruh yang efektif dalam membentuk karakter pada
siswa.
Selain memaksimalkan peran orang tua dalam pendidikan karakter, strategi lain
dalam membentuk karakter pada siswa adalah mengintegrasikan nilai pendidikan
karakter kedalam kurikulum. Menurut Hasan (2012 : 92) langkah – langkah dalam
mengintegrasikan nilai pendidikan karakter kedalam kurikulum yaitu :
1. Memasukkan nilai terpilih dari pendidikan karakter keterampilan kedalam
silabus pelajaran IPS dan sejarah;
2. Memasukkan nilai pendidikan karakter dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru sejarah;
3. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP dengan memperhatikan proses
pembelajaran untuk penguasan keterampilan dan internalisasi nilai;
4. Melaksanakan penilaian hasil belajar.
Guru harus berinovasi dan kreatif dalam merancang model pembelajaran yang
bernilai karakter didalamnya. Hal ini ditekankan agar pembentukan karakter dapat
terjadi selama kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan pembahasan tentang strategi pendidikan karakter dapat
disimpulkan bahwa perlu adanya usaha maksimal peran orang tua dan guru dalam
10
melaksanakan pendidikan karakter sehingga terjadi penanaman dan peningkatan
nilai karakter pada siswa.
C. Pendidikan Sejarah Sebagai Pendidikan Karakter
Pada dasarnya setiap kegiatan pembelajaran dapat membentuk karakter pada
siswa, menurut Hamid (Hasan,2012 : 86) bahwa proses pengembangan nilai – nilai
budaya dan karakter bangsa dapat dilakukan melalui mata pelajaran, kegiatan
kurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler. Contohnya pembelajaran pendidikan
jasmani dan olahraga dapat membentuk karakteristik compassion (rasa terharu),
fairness (berkeadillan), sport-personship (sikap sportif), dan Integrity (integritas)
(Harta, 2019: 2016). Nilai – nilai karakter ini bisa saja tertanam asalkan guru dapat
merancang model pembelajaran yang dapat melibatkan aspek afektif pada siswa
dalam pembelajaran. Bagaimana dengan pendidikan sejarah ?
Secara umum bahwa, sejarah merupakan peristiwa yang terjadi pada masa lalu
yang mempengaruhi masa sekarang atau masa depan yang sebagian besar
peristiwa melibatkan tokoh dan masyarakat sebagai penggerak dalam suatu
peristiwa. Keberadaan tokoh atau masyarakat menjadi hal yang penting dalam
pendidikan karakter. Hal ini karena kita dapat meneladani perilaku tokoh atau
masyarakat yang pernah terlibat dalam suatu peristiwa dalam membentuk
karakter. Contohnya meneladani tokoh pejuang dalam perjuangan menghadapi
bangsa Barat dalam Perang Diponegoro. Nilai – nilai karakter yang dapat
diteladani dari perjuangan tersebut adalah semangat dalam menjaga tanah air
mereka dari penjajah. Peristiwa – peristiwa sejarah yang telah tercatat dapat
menjadi bahan evaluasi untuk masa depan sehingga bukan hanya pengetahuan saja
yang disampaikan tetapi nilai – nilainya harus ditanamkan pada siswa untuk
diterapkan dalam hidup mereka.
Untuk menanamkan nilai karakter melalui pendidikan sejarah, diperlukan
model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang bukan hanya dapat
menambah pengetahuan dan keterampilan tetapi dapat menstimulasikan keaktifan
11
siswa dalam bersikap sehingga terdapat perkembangan pada siswa dalam bersikap
/ berkarakter yang sesuai dengan karakter bangsa. Guru harus menggunakan
sumber dan media tepat untuk memenuhi tujuan pembelajaran. Menurut Kemp
dalam Susanto (2014 : 90) bahwa sumber dan media belajar harus disiapkan untuk
memenuhi tujuan belajar antara lain ; memotivasi siswa, melibatkan siswa,
menjelaskan dan menggambarkan isi subjek, dan memberikan kesempatan
menganalisis sendiri kinerja individual. Sumber dan media belajar yang menarik
dapat memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran secara antusias.
Keterlibatan siswa dalam pembelajaran yang dilatar belakangi oleh motivasi yang
kuat dapat mencapai tujuan pembelajaran yangtg diharapkan. Motivasi belajar
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dan adanya arahan dalam
kegiatan belajar sehingga dapat mencapai tujuan yang dikehendaki (Kiswoyowati,
2011 : 123). Menurut Kiswoyowati (2011) motivasi belajar pada siswa
menimbulkan ciri – ciri pada siswa dalam kegiatan belajar yaitu siswa tersebut
tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, lebih mandiri, dapat
mempertahankan pendapatnya, senang dan dapat memecahkan permasalahan
yang dihadapinya. Jika sumber dan media dirancang menarik dan dilakasanakan
kegiatan belajar yang dapat memotivasi siswa, maka karakter yang dibentuk
selama kegiatan pembelajaran adalah tekun dan ulet dalam melaksanakan
tanggung jawab, mandiri, berani bertanggung jawab, tulus dalam
mempertahankan sesuatu yang menurut mereka penting, dan bisa memecahkan
masalah.
Model pembelajaran sejarah yang digunakan dalam pembentukan karakter
adalah model bukan hanya melatih dalam ranah kognitif dan psikomotorik tetapi
model ini ditekankan dapat melatih ranah afektif pada siswa. Salah satu model
pembelajaran yang disebutkan oleh Susanto (2014) yang dapat digunakan untuk
menanamkam nilai dan dipahami oleh siswa yaitu Model Bermain Peran (Role
Playing). Pada model ini, siswa memerankan tokoh – tokoh yang terlibat pada
12
peristiwa sejarah dalam bentuk sebuah drama. Menurut Susanto (2014:109) bahwa
tujuan dari model ini adalah siswa memahami nilai dan memahami konteks
peristiwa yang terjadi dalam sejarah. Penelitian tentang model Bermain Peran
(Role Playing) sebagai pendidikan karakter telah dilakukan oleh Kiromim Baroroh
(2011) terhadap mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ekonomi – Universitas Negeri Yogyakarta pada mata kuliah Ekonomi
Kerakyatan. Hasil dari penelitiannya yaitu terjadi peningkatan pada nilai kreatif,
kemampuan berkomunikasi, disiplin, dan kerja keras. Penelitian ini membuktikan
bahwa model Bermain Peran (Role Playing) dapat menigkatkan atau menanamkan
nilai karakter pada peserta didik. Jika model ini diterapkan pada model
pembelajaran sejarah diharapkan dapat menjadikan siswa berkarakter bangsa.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibahas pada bab
sebelumnya, maka disimpulkan :
1. Pengertian karakter adalah watak atau perilaku yang diimplementasikan
berlandaskan pada nilai – nilai yang telah tertanam sedangkan pengertian
pendidikan karakter yaitu pendidikan karakter adalah usaha menciptakan
proses pembelajaran agar peserta didik dapat mengembangkan watak,
tabiat dan akhlak secara aktif dengan menanamkan kebajikan pada peserta
didik agar mendasari peserta didik dalam cara bersikap. Tujuan dari
pendidikan karakter adalah adalah pembentukan karakter yang sesuai
dengan landasan dasar Pancasila yang terkandung pada UUD 1945 .
karakter yang dibentuk yaitu (a) Taat pada keyakinan (agama) masing –
masing, (b) Memiliki jiwa nasionalis dan patriotis, (c) Memiliki sikap
jujur, toleran, kreatif, bertanggung jawab, dan adaptif terhadap perubahan
sosial dan budaya, (d)Memiliki wawasan yang luas, dan (e) Memiliki jiwa
yang peka terhadap lingkungan sekitar.
2. Terdapat dua strategi pendidikan karakter yang telah dijelaskan pada bab
sebelummnya yaitu dengan memaksimalkan peran orang tua pada peserta
didik dan mengintegrasikan nilai karakter dengan kurikulum.
3. Pendidikan sejarah bisa dijadikan sebagai pendidikan karakter. Model
pembelajaran yang diperlukan untuk mewujudkan hal ini adalah model
yang menekankan pada aspek afektif. Contoh modelnya yaitu model
Bermain Peran (Role Playing).
14
Daftar Pustaka
Afandi, R. (2011). Integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran IPS di
sekolah dasar. PEDAGOGIA: Jurnal Pendidikan, 1(1), 85-98.
Baroroh, K. (2011). Upaya meningkatkan nilai-nilai karakter peserta didik
melalui penerapan metode role playing. Jurnal Ekonomi dan
pendidikan, 8(2).
Fithri, Rizma. (2014). BUKU PERKULIAHAN PSIKOLOGI BELAJAR. UIN
SUNAN AMPEL, SURABAYA.
Harta, L. I. (2019, May). Implementasi pendidikan karakter di Era 4.0 melalui
pendidikan jasmani dan olahraga di Sekolah. In Prosiding Seminar
Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan dan Sains (Vol. 1, No. 1).
Hasan, S. H. (2012). Pendidikan sejarah untuk memperkuat pendidikan
karakter. Paramita: Historical Studies Journal, 22(1).
Heri, S. (2014). Seputar Pembelajaran Sejarah; Isu, Gagasan Dan Strategi
Pembelajaran. Aswaja Pressindo.
Kemdiknas, T. P. (2011). Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Badan Penelitian dan Pengembangan,
Kemendiknas.
Kiswoyowati, A. (2011). Pengaruh motivasi belajar dan kegiatan belajar siswa
terhadap kecakapan hidup siswa. Portal Jurnal Universitas Pendidikan
Indonesia, 2(1), 12-16.
Rachmah, H. (2013). Nilai-nilai dalam pendidikan karakter bangsa yang
berasarkan Pancasila dan UUD 1945. E-Journal WIDYA Non-
Eksakta, 1(1).
Raharjo, S. B. (2010). Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Menciptakan
Akhlak Mulia. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 16(3), 229-238.
15
Sudrajat, A. (2011). Mengapa Pendidikan Karakter?. Jurnal Pendidikan
Karakter, 1(1).
Wulandari, Y., & Kristiawan, M. (2017). Strategi Sekolah dalam Penguatan
Pendidikan Karakter Bagi Siswa dengan Memaksimalkan Peran Orang
Tua. JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi
Pendidikan), 2(2).
View publication stats

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie 06. MakalahPendidikanKarakterRevisiInovasiPendidikanKelompok4A1.pdf

Kelas 7 smp pkn_at sugeng p
Kelas 7 smp pkn_at sugeng pKelas 7 smp pkn_at sugeng p
Kelas 7 smp pkn_at sugeng pshintasethya
 
Kelas vii smp pkn_at sugeng p
Kelas vii smp pkn_at sugeng pKelas vii smp pkn_at sugeng p
Kelas vii smp pkn_at sugeng pMuzahimah
 
Kbk sd c. pendidikan agama kristen
Kbk sd c. pendidikan agama kristenKbk sd c. pendidikan agama kristen
Kbk sd c. pendidikan agama kristenJasmin Jasin
 
Kbk sma 15. t i & k
Kbk sma 15. t i & kKbk sma 15. t i & k
Kbk sma 15. t i & kJasmin Jasin
 
Kbk sma 11. sosiologi
Kbk sma 11. sosiologiKbk sma 11. sosiologi
Kbk sma 11. sosiologiJasmin Jasin
 
Kbk sd 08. t i & k
Kbk sd 08. t i & kKbk sd 08. t i & k
Kbk sd 08. t i & kJasmin Jasin
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama hindu perguruan tinggi maha...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama hindu perguruan tinggi maha...Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama hindu perguruan tinggi maha...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama hindu perguruan tinggi maha...Pajeg Lempung
 
Kurikulum dan pembelajaran Matematika
Kurikulum dan pembelajaran  Matematika Kurikulum dan pembelajaran  Matematika
Kurikulum dan pembelajaran Matematika devi kumala sari
 
4.-MODEL-LAYANAN-BK_SMK.pdf
4.-MODEL-LAYANAN-BK_SMK.pdf4.-MODEL-LAYANAN-BK_SMK.pdf
4.-MODEL-LAYANAN-BK_SMK.pdfISumarta
 
Makalah Pendidikan Karakter
Makalah Pendidikan KarakterMakalah Pendidikan Karakter
Makalah Pendidikan KarakterMutiaraJelita1
 
Kbk smp c. pendidikan agama kristen
Kbk smp c. pendidikan agama kristenKbk smp c. pendidikan agama kristen
Kbk smp c. pendidikan agama kristenJasmin Jasin
 
Kbk sma c. pendidikan agama kristen
Kbk sma c. pendidikan agama kristenKbk sma c. pendidikan agama kristen
Kbk sma c. pendidikan agama kristenJasmin Jasin
 
Kelas 7 Agama Katolik_buku_siswa
Kelas 7 Agama Katolik_buku_siswaKelas 7 Agama Katolik_buku_siswa
Kelas 7 Agama Katolik_buku_siswaKornelis Ruben
 
1. whole of government
1. whole of government1. whole of government
1. whole of governmentdillaazhar
 
Kbk sma 16. keterampilan
Kbk sma 16. keterampilanKbk sma 16. keterampilan
Kbk sma 16. keterampilanJasmin Jasin
 

Ähnlich wie 06. MakalahPendidikanKarakterRevisiInovasiPendidikanKelompok4A1.pdf (20)

PKN SMP Kelas 7
PKN SMP Kelas 7PKN SMP Kelas 7
PKN SMP Kelas 7
 
Buku PKN Kelas 7
Buku PKN Kelas 7Buku PKN Kelas 7
Buku PKN Kelas 7
 
Kelas 7 smp pkn_at sugeng p
Kelas 7 smp pkn_at sugeng pKelas 7 smp pkn_at sugeng p
Kelas 7 smp pkn_at sugeng p
 
Kelas vii smp pkn_at sugeng p
Kelas vii smp pkn_at sugeng pKelas vii smp pkn_at sugeng p
Kelas vii smp pkn_at sugeng p
 
Kbk sd c. pendidikan agama kristen
Kbk sd c. pendidikan agama kristenKbk sd c. pendidikan agama kristen
Kbk sd c. pendidikan agama kristen
 
06 ips update
06 ips update06 ips update
06 ips update
 
Kbk sma 15. t i & k
Kbk sma 15. t i & kKbk sma 15. t i & k
Kbk sma 15. t i & k
 
Kbk sma 11. sosiologi
Kbk sma 11. sosiologiKbk sma 11. sosiologi
Kbk sma 11. sosiologi
 
Kbk sd 08. t i & k
Kbk sd 08. t i & kKbk sd 08. t i & k
Kbk sd 08. t i & k
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama hindu perguruan tinggi maha...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama hindu perguruan tinggi maha...Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama hindu perguruan tinggi maha...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama hindu perguruan tinggi maha...
 
Kurikulum dan pembelajaran Matematika
Kurikulum dan pembelajaran  Matematika Kurikulum dan pembelajaran  Matematika
Kurikulum dan pembelajaran Matematika
 
Pengembangan materi PPKn
Pengembangan materi PPKnPengembangan materi PPKn
Pengembangan materi PPKn
 
4.-MODEL-LAYANAN-BK_SMK.pdf
4.-MODEL-LAYANAN-BK_SMK.pdf4.-MODEL-LAYANAN-BK_SMK.pdf
4.-MODEL-LAYANAN-BK_SMK.pdf
 
Makalah Pendidikan Karakter
Makalah Pendidikan KarakterMakalah Pendidikan Karakter
Makalah Pendidikan Karakter
 
Kbk smp c. pendidikan agama kristen
Kbk smp c. pendidikan agama kristenKbk smp c. pendidikan agama kristen
Kbk smp c. pendidikan agama kristen
 
Kbk sma c. pendidikan agama kristen
Kbk sma c. pendidikan agama kristenKbk sma c. pendidikan agama kristen
Kbk sma c. pendidikan agama kristen
 
Kelas 7 Agama Katolik_buku_siswa
Kelas 7 Agama Katolik_buku_siswaKelas 7 Agama Katolik_buku_siswa
Kelas 7 Agama Katolik_buku_siswa
 
1. whole of government
1. whole of government1. whole of government
1. whole of government
 
Kbk sma 16. keterampilan
Kbk sma 16. keterampilanKbk sma 16. keterampilan
Kbk sma 16. keterampilan
 
PTK_Publikasi.pdf
PTK_Publikasi.pdfPTK_Publikasi.pdf
PTK_Publikasi.pdf
 

Mehr von ZULPANSSi

02. Pemanfaatan Alat peraga sebagai sumber belajar.pdf
02. Pemanfaatan Alat peraga sebagai sumber belajar.pdf02. Pemanfaatan Alat peraga sebagai sumber belajar.pdf
02. Pemanfaatan Alat peraga sebagai sumber belajar.pdfZULPANSSi
 
04. media peraga mata pelajarn IPA.pdf
04. media peraga mata pelajarn IPA.pdf04. media peraga mata pelajarn IPA.pdf
04. media peraga mata pelajarn IPA.pdfZULPANSSi
 
05. media peraga materi peluang.pdf
05. media peraga materi peluang.pdf05. media peraga materi peluang.pdf
05. media peraga materi peluang.pdfZULPANSSi
 
03. Meningkatkan pembelajaran membaca siswa kelas 1.pdf
03. Meningkatkan pembelajaran membaca siswa kelas 1.pdf03. Meningkatkan pembelajaran membaca siswa kelas 1.pdf
03. Meningkatkan pembelajaran membaca siswa kelas 1.pdfZULPANSSi
 
07. artikel menjadi guru populer.pdf
07. artikel menjadi guru populer.pdf07. artikel menjadi guru populer.pdf
07. artikel menjadi guru populer.pdfZULPANSSi
 
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdfZULPANSSi
 

Mehr von ZULPANSSi (6)

02. Pemanfaatan Alat peraga sebagai sumber belajar.pdf
02. Pemanfaatan Alat peraga sebagai sumber belajar.pdf02. Pemanfaatan Alat peraga sebagai sumber belajar.pdf
02. Pemanfaatan Alat peraga sebagai sumber belajar.pdf
 
04. media peraga mata pelajarn IPA.pdf
04. media peraga mata pelajarn IPA.pdf04. media peraga mata pelajarn IPA.pdf
04. media peraga mata pelajarn IPA.pdf
 
05. media peraga materi peluang.pdf
05. media peraga materi peluang.pdf05. media peraga materi peluang.pdf
05. media peraga materi peluang.pdf
 
03. Meningkatkan pembelajaran membaca siswa kelas 1.pdf
03. Meningkatkan pembelajaran membaca siswa kelas 1.pdf03. Meningkatkan pembelajaran membaca siswa kelas 1.pdf
03. Meningkatkan pembelajaran membaca siswa kelas 1.pdf
 
07. artikel menjadi guru populer.pdf
07. artikel menjadi guru populer.pdf07. artikel menjadi guru populer.pdf
07. artikel menjadi guru populer.pdf
 
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
 

Kürzlich hochgeladen

Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 

06. MakalahPendidikanKarakterRevisiInovasiPendidikanKelompok4A1.pdf

  • 1. See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/341549055 MAKALAH INOVASI PENDIDIKAN PENDIDIKAN KARAKTER Preprint · May 2020 DOI: 10.13140/RG.2.2.10657.02401 CITATIONS 0 READS 78,762 5 authors, including: Some of the authors of this publication are also working on these related projects: Tugas Anotasi Buku Seputar Pembelajaran Sejarah (Isu, Gagasan, dan Strategi Pembelajaran) View project Tugas Mata Kuliah Inovasi Pendidikan View project Shelvia Talitha Syahda Universitas Lambung Mangkurat 7 PUBLICATIONS 0 CITATIONS SEE PROFILE All content following this page was uploaded by Shelvia Talitha Syahda on 21 May 2020. The user has requested enhancement of the downloaded file.
  • 2. MAKALAH INOVASI PENDIDIKAN PENDIDIKAN KARAKTER Tugas Mata Kuliah: Inovasi Pendidikan Dosen Pengampu: Heri Susanto, M.Pd. Disusun Oleh: Kelompok 4 Akbar Maulana Azhari 1710111210003 Hani Farahdiyana 1710111120005 Muhammad Fajar Hairullah 1710111110010 Mukaffi Zulkifli 1810111110010 Shelvia Talitha Syahda 1810111120008 Yulinda Pratiwi 1810111120021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2020
  • 3. ii KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang “Pendidikan Karakter”. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan yang terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini sesuai ketentuan yang ada. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini untuk dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca. Banjarmasin, 12 Maret 2020 Kelompok 4
  • 4. iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................................ii DAFTAR ISI...............................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1 A. Latar Belakang.................................................................................................1 B. Rumusan Masalah............................................................................................3 C. Tujuan Makalah...............................................................................................3 BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................4 A. Konsep Pendidikan Karakter .........................................................................4 1. Pengertian Karakter ....................................................................................4 2. Pengertian Pendidikan Karakter................................................................5 3. Tujuan Pendidikan Karakter......................................................................7 4. Pentingnya Pendidikan dalam Membentuk Karakter..............................8 B. Strategi dalam Pendidikan Karakter.............................................................8 C. Pendidikan Sejarah Sebagai Pendidikan Karakter....................................10 BAB III PENUTUP................................................................................................. 13a A. Kesimpulan .......................................................................................................13 Daftar Pustaka...........................................................................................................14
  • 5. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era sekarang kita mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Salah satu buktinya adalah adanya penemuan internet yang mempengaruhi dalam berbagai aspek seperti kegiatan ekonomi, kegiatan pendidikan, penyebaran informasi, dan lain – lain. Banyak kegiatan – kegiatan yang telah dipermudah dengan adanya internet sehingga teknologi telah mempermudah kehidupan manusia. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa manusia adalah makhluk yang sangat istimewa dibandingkan dengan makhluk – makhluk hidup lainnya. Meskipun menjadi makhluk yang istimewa karena dianugerahi kemampuan berpikir sehingga maju dalam IPTEK, apakah manusia pada era sekarang maju dalam hal berkarakter ?. Bercermin pada peristiwa masa lalu yang diwarnai dengan beberapa peristiwa perang seperti Perang Dunia I dan Perang Dunia II yang menimbulkan banyak korban jiwa dan disintegrasi masyarakat dunia. Pada peristiwa perang, terdapat banyak tindakan yang dilakukan tanpa dilandasi nilai moral seperti penjatuhan bom atom yang dijatuhkaqn oleh pihak sekutu kepada pihak Jepang di kota Hiroshima dan Nagasaki yang memakan banyak korban jiwa. Peristiwa penjatuhan bom atom merupakan bukti bahwa manusia telah maju dalam IPTEK tanpa melibatkan nilai karakter. Perihal persoalan karakter, bagaimana karakter di Indonesia ?. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman suku, ras, agama, dan kebudayaan. Hal ini membuat Indonesia rentan terjadinya disintegrasi jika tidak ditanamkan salah satu nilai karakter yaitu toleransi. Berdasarkan hal ini, pendidikan karakter diperlukan untuk menjaga integraasi
  • 6. 2 bangsa. Selain itu, ada banyak alasan mengapa pendidikan karkter merupakan hal penting yang harus diimplementasikan. Pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 perihal tujuan pendidikan menyatakan bahwa pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan tujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal membuat pendidikan karakter merupakan sesuatu yang wajib dilaksanakan selain pendidikan dalam hal penanaman IPTEK. Meskipun menjadi hal yang urgen, pendidikan karakter tidak sepenuhnya terlaksana. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya kasus – kasus penyimpangan seperti kasus kekerasan, tindakan intoleran yang mengarah pada disintegrasi, merajalelanya korupsi, dan kasus – kasus penyimpangan lainnya sehingga pendidikan karakter tidak sepenuhnya terlaksana sesuai harapan yang dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003. Hal ini menimbulkan pertanyaan yaitu nilai – nilai karakter apa yang harus ditanamkan untuk mengurangi terjadinya lebih banyak kasus penyimpangan dan bagaimana strateginya ?. Dibutuhkan inovasi dalam mengatasi permasalahan tersebut salah satunya adalah memanfaatkan pendidikan sejarah sebagai pendidikan karakter. Menurut Susanto (2014: 28) pendidikan karakter menjadi relevan untuk setiap bidang studi tidak terkecuali pendidikan sejarah. Sehingga bagaimana pendidikan sejarah dapat menjadi sebagai pendidikan karakter ?
  • 7. 3 B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu : 1. Bagaimana konsep pendidikan karakter ? 2. Bagaimana startegi dalam pendidikan karakter ? 3. Bagaimana peran pendidikan sejarah sebagai pendidikan karkater ? C. Tujuan Makalah Tujuan dari makalah ini adalah untuk menjawab permasalahan yang terdapat pada latar belakang dan memaparkannya.
  • 8. 4 BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Pendidikan Karakter 1. Pengertian Karakter Istilah Karakter pada awalnya berasal dari bahasa Yunani yaitu charassein yang artinya mengukir sehingga karakter seolah – olah menjadi hasil sebuah ukiran dari nilai. Pengertian karakter menurut Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas, 2010) yaitu “watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakininya dan digunakannya sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, hormat kepada orang lain, dan sebagainya. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa“. Dan juga, Pengertian karakter menurut Hasanah yang dikutip oleh Raharjo (2010 : 230) adalah standar – standar batin yang terimplementasi dalam bentuk kualitas diri. Nilai – nilai yang telah diinternalisasikan sebagai standar batin lalu diimplementasikan dalam kehidupan sebagai kualitas diri. Di Indonesia, nilai – nilai dalam pendidikan karakter dikembangkan berdasarkan dari berbagai sumber yaitu agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional (Hasan, 2012 : 85). Landasan pertama yaitu agama, Indonesia memiliki masyarakat yang beragama. Hal ini bisa diketahui melalui banyaknya rumah ibadah seperti masjid, gereja, kelenteng, pura, dan lain – lain selain itu kolom agama pada Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai beukti bahwa agama adalah sesuatu yang harus dianut di Indonesia. Hal ini karena ajaran agama menjadi landasan bagi individu, masyarakat, dan bangsa dalam berkehidupan. Perilaku pada individu, masyarakat, dan bangsa harus sesuai
  • 9. 5 dengan ajaran agama yang dianut sehingga nilai – nilai pendidikan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai – nilai dan kaidah yang berdasarkan agama. Landasan kedua yaitu nilai – nilai Pancasila, prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang diterapkan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah Pancasila. Pancasila terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 dan dipaparkan dalam pasal – pasal yang terdapat pada UUD 1945. Jadi, nilai – nilai pancasila telah mengatur kehidupan masyarakat dalam bernegara, ekonomi, kehidupan politik, hukum, sosial dan budaya yang terkandung dalam pasal – pasal UUD 1945. Oleh karena itu masyarakat dalam berkehidupan harus sesuai dengan nilai – nilai Pancasila. Landasan ketiga yaitu nilai – nilai budaya, Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keanekaragaman budaya. Masyarakat – masyarakat Indonesia menjadikan nilai – nilai budaya sebagai landasan dalam menilai atau memberi makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi yang dilakukan oleh anggota pada masyarakat. Wawasan akan budaya menjadi hal yang penting dalam bersikap. Dengan wawasan budaya yang luas disertai dengan pemaknaan yang dalam, seseorang dapat menjadi pribadi yang lebih terbuka terhadap masyarakat beserta kebudayaannya. Landasan keempat yaitu tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional adalah standar kualitas dan kompetensi yang harus dipenuhi oleh warga. Nilai karakter yang terdapat pada tujuan pendidikan nasional telah disesuaikan dengan nilai agama, Pancasila, dan budaya sehingga tujuan pendidikan nasional bisa menjadi landasan dalam pendidikan karakter. membentuk karakter pada seseorang diperlukan usaha untuk menginternalisasikan kebajikan yaitu melalui melaui pendidikan karakter. 2. Pengertian Pendidikan Karakter Sebelum mengenal apa aitu pendidikan karakter, sebaiknya kita perlu ketahui apa itu pendidikan dan ap aitu karakter. Secara umum, pendidikan adalah proses mendidik dengan tujuan untuk menanamkan nilai – nilai yang
  • 10. 6 baik dan mengasah kemampuan atau keterampilan orang yang di didik. Berlandaskan pada Undang – Undang Dasar nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada bab 1 pasal 1 menyatakan bahwa “ pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Jika pendidikan pengertiannya adalah usaha untuk mewujudkan proses pembelajaran sedangkan karakter adalah watak, tabiat, dan akhlak yang dibentuk dari hasil internalisasi. Maka pendidikan karakter adalah usaha menciptakan proses pembelajaran agar peserta didik dapat mengembangkan watak, tabiat dan akhlak secara aktif dengan menanamkan kebajikan pada peserta didik agar mendasari peserta didik dalam cara bersikap. Menurut Rizki Afandi (2011 : 88) Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan dengan penanaman nilai-nilai sesuai dengan budaya bangsa dengan komponen aspek pengetahuan (cognitive), sikap perasaan (affection felling), dan tindakan, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME) baik untuk diri sendiri, masyarakan dan bangsanya. Dalam pendidikan karakter, diperlukan adanya tentang pengetahuan dalam mengetahui hal – hal yang baik maupun tidak. Hal – hal yang baik dan buruk merupakan sesuatu yang relatif artinya dalam membedakan hal yang baik maupun tidak tergantung pada landasan mendasar yang tertanam pada diri seseorang. Akan tetapi anak – anak masih belum memiliki landasan dasar dalam bersikap, mereka cenderung meniru perbuatan – perbuatan yang dilakukan oleh orang lain berdasarkan hasil pengamatan mereka . Hal ini sesuai dengan pendapat Bandhura bahwa menurut Bandura yang dikutip oleh Kard.S lalu dikutip lagi oleh Fithri (2014 : 103) pada sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain. Untuk itu dalam mendidik anak dalam hal
  • 11. 7 karakter seorang pengajar seperti orang tua atau guru sebaikanya memberikan contoh baik kepada anak dalam berperilaku. 3. Tujuan Pendidikan Karakter Tujuan dari penerapan pendidikan karakter adalah pembentukan karakter yang sesuai dengan landasan dasar Pancasila yang terkandung pada UUD 1945. Menurut Rachmach (Rachmah, 2013) pendidikan karakter yang diarahkan sesuai nilai dan prinsip UUD 1945 dengan tujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Selain itu, tujuan dari pendidikan karakter adalah menanamkan dan menerapkan nilai - nilai karakter yang berdasarkan 18 (delapan belas) nilai karakter menurut kementerian pendidikan nasional (Kemdiknas) yaitu : Religius, Jujur, toleransi,disiplin, kerja keras,kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab (Kemdiknas , 2011). Nilai – nilai karakter tersebut merupakan tanggung jawab kita semua (guru, orang tua, dan masyarakat) dalam menanam dan membentuk karakter pada siswa. Berdasarkan pernyataan diatas, karakter yang harus dibentuk melalui pendidikan karakter yaitu menjadikan siswa : a) Taat pada keyakinan (agama) masing – masing; b) Memiliki jiwa nasionalis dan patriotis; c) Memiliki sikap jujur, toleran, kreatif, bertanggung jawab, dan adaptif pada perubahan sosial dan budaya; d) Memiliki wawasan yang luas; e) Memiliki jiwa yang peka terhadap lingkungan sekitar;
  • 12. 8 f) Memiliki sikap toleransi dan menjunjung tinggi persatuan. 4. Pentingnya Pendidikan dalam Membentuk Karakter Pada pengertiannya pendidikan adalah tindakan yang disengaja atau secara sadar dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif agar peserta didik dapat mengasah kemampuannya, mendapatkan keterampilan baru, dan menanamkan nilai karakter. Penanaman nilai karakter pada anak melalui pendidikan harus dilakukan terus menerus selama adanya eksistensi manusia didunia. Menurut Lickona dalam Sudrajat (2011 : 49) bahwa alasan pendidikan karakter selalu diperlukan salah satunya adalah masih ada siswa yang tidak dapat membentuk karakter yang kuat bagi dirinya di tempat lain. Berdasarkan pernyataan ini siswa bersifat pasif dalam membentuk karakter pada diri mereka sehingga mereka memerlukan bimbingan dari orang yang lebih dewasa seperti guru, orang tua, dan masyarakat. B. Strategi dalam Pendidikan Karakter Salah satu strategi dalam membentuk karakter anak adalah dengan memaksimalkan peran orang tua dalam membentuk karakter anak. Hal ini dilakukan karena keluarga merupakan kelompok sosial primer yang penanggung jawabnya adalah orang tua. Keterampilan dan karakter dipelajari oleh anak usia dini diajarkan oleh orang tua. Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Wulandari dan Muhammad Kristiawan dalam meneliti tentang Strategi Sekolah Dalam Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Siswa Dengan Memaksimalkan Peran Orang Tua (2017) yang dilakukan pada SD Negeri 62 Palembang. Dalam penelitian ini pihak sekolah berupaya untuk memaksimalkan peran orang tua dalam mendidik anaknya dalam hal karakter. Strategi sekolah dalam menstimulasikan peran orang tua dalam memaksimalkan pembentukan karakter pada siswa yaitu mengangkat nilai – nilai karakter sebagai bagian dari visi, misi, dan tujuan lembaga serta berusaha mewujudkannnya melalui
  • 13. 9 kegiatan yang nyata (1), membangun hubungan yang kuat dalam upaya penguatan nilai – nilai karakter pada siswa (2), menyiapkan pendidik yang berjiwa pendidik sehingga mereka dapat mengutamakan tanggung jawab dalam kesuksesan pendidikan karakter pada siswa (3), dan mengkondusikan sekolah yang dapat mendukung pendidikan karakter (4). Berdasarkan hasil penelitian, dengan memaksimalkan peran orang tua, terdapat perkembangan dalam perilaku siswa sebagai hasil maksimalnya peran orang tua dalam mendidik karakter seperti siswa terbiasa mengucap salam kepada sesama teman, guru, dan kepala sekolah, siswa memiliki sikap toleransi dan menghargai perbedaan, siswa bersikap jujur, siswa bersikap sopan, dan sebagainya. Berdasarkan penelitian membuktikan bahwa dengan memaksimalkan peran orang tua sebagai strategi dalam mendidik karakter pada siswa memberikan pengaruh yang efektif dalam membentuk karakter pada siswa. Selain memaksimalkan peran orang tua dalam pendidikan karakter, strategi lain dalam membentuk karakter pada siswa adalah mengintegrasikan nilai pendidikan karakter kedalam kurikulum. Menurut Hasan (2012 : 92) langkah – langkah dalam mengintegrasikan nilai pendidikan karakter kedalam kurikulum yaitu : 1. Memasukkan nilai terpilih dari pendidikan karakter keterampilan kedalam silabus pelajaran IPS dan sejarah; 2. Memasukkan nilai pendidikan karakter dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru sejarah; 3. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP dengan memperhatikan proses pembelajaran untuk penguasan keterampilan dan internalisasi nilai; 4. Melaksanakan penilaian hasil belajar. Guru harus berinovasi dan kreatif dalam merancang model pembelajaran yang bernilai karakter didalamnya. Hal ini ditekankan agar pembentukan karakter dapat terjadi selama kegiatan pembelajaran. Berdasarkan pembahasan tentang strategi pendidikan karakter dapat disimpulkan bahwa perlu adanya usaha maksimal peran orang tua dan guru dalam
  • 14. 10 melaksanakan pendidikan karakter sehingga terjadi penanaman dan peningkatan nilai karakter pada siswa. C. Pendidikan Sejarah Sebagai Pendidikan Karakter Pada dasarnya setiap kegiatan pembelajaran dapat membentuk karakter pada siswa, menurut Hamid (Hasan,2012 : 86) bahwa proses pengembangan nilai – nilai budaya dan karakter bangsa dapat dilakukan melalui mata pelajaran, kegiatan kurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler. Contohnya pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga dapat membentuk karakteristik compassion (rasa terharu), fairness (berkeadillan), sport-personship (sikap sportif), dan Integrity (integritas) (Harta, 2019: 2016). Nilai – nilai karakter ini bisa saja tertanam asalkan guru dapat merancang model pembelajaran yang dapat melibatkan aspek afektif pada siswa dalam pembelajaran. Bagaimana dengan pendidikan sejarah ? Secara umum bahwa, sejarah merupakan peristiwa yang terjadi pada masa lalu yang mempengaruhi masa sekarang atau masa depan yang sebagian besar peristiwa melibatkan tokoh dan masyarakat sebagai penggerak dalam suatu peristiwa. Keberadaan tokoh atau masyarakat menjadi hal yang penting dalam pendidikan karakter. Hal ini karena kita dapat meneladani perilaku tokoh atau masyarakat yang pernah terlibat dalam suatu peristiwa dalam membentuk karakter. Contohnya meneladani tokoh pejuang dalam perjuangan menghadapi bangsa Barat dalam Perang Diponegoro. Nilai – nilai karakter yang dapat diteladani dari perjuangan tersebut adalah semangat dalam menjaga tanah air mereka dari penjajah. Peristiwa – peristiwa sejarah yang telah tercatat dapat menjadi bahan evaluasi untuk masa depan sehingga bukan hanya pengetahuan saja yang disampaikan tetapi nilai – nilainya harus ditanamkan pada siswa untuk diterapkan dalam hidup mereka. Untuk menanamkan nilai karakter melalui pendidikan sejarah, diperlukan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang bukan hanya dapat menambah pengetahuan dan keterampilan tetapi dapat menstimulasikan keaktifan
  • 15. 11 siswa dalam bersikap sehingga terdapat perkembangan pada siswa dalam bersikap / berkarakter yang sesuai dengan karakter bangsa. Guru harus menggunakan sumber dan media tepat untuk memenuhi tujuan pembelajaran. Menurut Kemp dalam Susanto (2014 : 90) bahwa sumber dan media belajar harus disiapkan untuk memenuhi tujuan belajar antara lain ; memotivasi siswa, melibatkan siswa, menjelaskan dan menggambarkan isi subjek, dan memberikan kesempatan menganalisis sendiri kinerja individual. Sumber dan media belajar yang menarik dapat memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran secara antusias. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran yang dilatar belakangi oleh motivasi yang kuat dapat mencapai tujuan pembelajaran yangtg diharapkan. Motivasi belajar Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dan adanya arahan dalam kegiatan belajar sehingga dapat mencapai tujuan yang dikehendaki (Kiswoyowati, 2011 : 123). Menurut Kiswoyowati (2011) motivasi belajar pada siswa menimbulkan ciri – ciri pada siswa dalam kegiatan belajar yaitu siswa tersebut tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, lebih mandiri, dapat mempertahankan pendapatnya, senang dan dapat memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Jika sumber dan media dirancang menarik dan dilakasanakan kegiatan belajar yang dapat memotivasi siswa, maka karakter yang dibentuk selama kegiatan pembelajaran adalah tekun dan ulet dalam melaksanakan tanggung jawab, mandiri, berani bertanggung jawab, tulus dalam mempertahankan sesuatu yang menurut mereka penting, dan bisa memecahkan masalah. Model pembelajaran sejarah yang digunakan dalam pembentukan karakter adalah model bukan hanya melatih dalam ranah kognitif dan psikomotorik tetapi model ini ditekankan dapat melatih ranah afektif pada siswa. Salah satu model pembelajaran yang disebutkan oleh Susanto (2014) yang dapat digunakan untuk menanamkam nilai dan dipahami oleh siswa yaitu Model Bermain Peran (Role Playing). Pada model ini, siswa memerankan tokoh – tokoh yang terlibat pada
  • 16. 12 peristiwa sejarah dalam bentuk sebuah drama. Menurut Susanto (2014:109) bahwa tujuan dari model ini adalah siswa memahami nilai dan memahami konteks peristiwa yang terjadi dalam sejarah. Penelitian tentang model Bermain Peran (Role Playing) sebagai pendidikan karakter telah dilakukan oleh Kiromim Baroroh (2011) terhadap mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi – Universitas Negeri Yogyakarta pada mata kuliah Ekonomi Kerakyatan. Hasil dari penelitiannya yaitu terjadi peningkatan pada nilai kreatif, kemampuan berkomunikasi, disiplin, dan kerja keras. Penelitian ini membuktikan bahwa model Bermain Peran (Role Playing) dapat menigkatkan atau menanamkan nilai karakter pada peserta didik. Jika model ini diterapkan pada model pembelajaran sejarah diharapkan dapat menjadikan siswa berkarakter bangsa.
  • 17. 13 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka disimpulkan : 1. Pengertian karakter adalah watak atau perilaku yang diimplementasikan berlandaskan pada nilai – nilai yang telah tertanam sedangkan pengertian pendidikan karakter yaitu pendidikan karakter adalah usaha menciptakan proses pembelajaran agar peserta didik dapat mengembangkan watak, tabiat dan akhlak secara aktif dengan menanamkan kebajikan pada peserta didik agar mendasari peserta didik dalam cara bersikap. Tujuan dari pendidikan karakter adalah adalah pembentukan karakter yang sesuai dengan landasan dasar Pancasila yang terkandung pada UUD 1945 . karakter yang dibentuk yaitu (a) Taat pada keyakinan (agama) masing – masing, (b) Memiliki jiwa nasionalis dan patriotis, (c) Memiliki sikap jujur, toleran, kreatif, bertanggung jawab, dan adaptif terhadap perubahan sosial dan budaya, (d)Memiliki wawasan yang luas, dan (e) Memiliki jiwa yang peka terhadap lingkungan sekitar. 2. Terdapat dua strategi pendidikan karakter yang telah dijelaskan pada bab sebelummnya yaitu dengan memaksimalkan peran orang tua pada peserta didik dan mengintegrasikan nilai karakter dengan kurikulum. 3. Pendidikan sejarah bisa dijadikan sebagai pendidikan karakter. Model pembelajaran yang diperlukan untuk mewujudkan hal ini adalah model yang menekankan pada aspek afektif. Contoh modelnya yaitu model Bermain Peran (Role Playing).
  • 18. 14 Daftar Pustaka Afandi, R. (2011). Integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar. PEDAGOGIA: Jurnal Pendidikan, 1(1), 85-98. Baroroh, K. (2011). Upaya meningkatkan nilai-nilai karakter peserta didik melalui penerapan metode role playing. Jurnal Ekonomi dan pendidikan, 8(2). Fithri, Rizma. (2014). BUKU PERKULIAHAN PSIKOLOGI BELAJAR. UIN SUNAN AMPEL, SURABAYA. Harta, L. I. (2019, May). Implementasi pendidikan karakter di Era 4.0 melalui pendidikan jasmani dan olahraga di Sekolah. In Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan dan Sains (Vol. 1, No. 1). Hasan, S. H. (2012). Pendidikan sejarah untuk memperkuat pendidikan karakter. Paramita: Historical Studies Journal, 22(1). Heri, S. (2014). Seputar Pembelajaran Sejarah; Isu, Gagasan Dan Strategi Pembelajaran. Aswaja Pressindo. Kemdiknas, T. P. (2011). Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kemendiknas. Kiswoyowati, A. (2011). Pengaruh motivasi belajar dan kegiatan belajar siswa terhadap kecakapan hidup siswa. Portal Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia, 2(1), 12-16. Rachmah, H. (2013). Nilai-nilai dalam pendidikan karakter bangsa yang berasarkan Pancasila dan UUD 1945. E-Journal WIDYA Non- Eksakta, 1(1). Raharjo, S. B. (2010). Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Menciptakan Akhlak Mulia. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 16(3), 229-238.
  • 19. 15 Sudrajat, A. (2011). Mengapa Pendidikan Karakter?. Jurnal Pendidikan Karakter, 1(1). Wulandari, Y., & Kristiawan, M. (2017). Strategi Sekolah dalam Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Siswa dengan Memaksimalkan Peran Orang Tua. JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan), 2(2). View publication stats