SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 39
Downloaden Sie, um offline zu lesen
RESUME MATERI PEMBELAJARAN SEMESTER 7
EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
Dosen pengampu Ade Fauji, SE, MM.
Oleh
NAMA :
YUSINADIA SEKAR SARI
NIM :
11140023
KELAS :
7Z
RUANGAN/HARI :
C.2.3/SABTU
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas resume ini
dengan tepat waktu. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Baginda
Rasulullah Mudammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Resume ini memuat tentang Materi Pembelajaran Semester 7 Mata Kuliah
Evaluasi Kinerja dan Kompensasi. Dalam pembuatan ini, penulis menerima
dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Semoga semua
kebaikan yang telah penulis terima dibalas oleh Allah SWT.
Penulis berharap dengan ditulisnya resume yang mungkin memiliki banyak
kekurangan ini, dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan pembaca
pada umumnya. Untuk itu kiranya para pembaca berkenan untuk memberikan
berbagai masukan kepada penulis.
Cilegon, 10 November 2017
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 2 PEMBAHASAN
1. KINERJA SDM 1-4
2. HR SCORECARD 5-14
3. MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA 15-24
4. MENGELOLA POTENSI KECERDASAN 25-27
EMOSIONAL SDM
5. MEMBANGUN KAPABILITAS & KOMPETENSI 28-29
SDM
6. KONSEP AUDIT KERJA 30-31
7. PELAKSANAAN AUDIT KERJA 32-35
DAFTAR PUSTAKA
1
MATERI 1
KINERJA SDM
1.1 Pengertian Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan
secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika
(Prawirosentono, 1999)1
.
John Witmore dalam Coaching for Perfomance ―kinerja adalah
pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu
prestasi, suatu pameran umum keterampilan‖. Kinerja merupakan suatu kondisi
yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk
mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang
diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan
negative dari suatu kebijakan operasional. Mink mengemukakan pendapatnya
bahwa individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki beberapa karakteristik,
yaitu diantaranya:
(a) berorientasi pada prestasi,
(b) memiliki percaya diri,
(c) berperngendalian diri,
(d) kompetensi.
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang
berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.
1
Ghoniyah, Nunung
2012.http://download.portalgaruda.org/article.php?article=110028&val=548&title=PENINGKATAN%20KI
NERJA%20SDM%20MELALUI%20KONDISI%20KERJA,%20KONTEN%20PEKERJAAN%20DAN%20
PENGEMBANGAN%20KARIR%20DENGAN%20MEDIASI%20MOTIVASI%20KERJA diakses tgl 18
Oktober 2017 pukul 20.34 WIB
2
Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Performance atau kinerja merupakan
hasil atau keluaran dari suatu proses (Nurlaila, 2010:71). Menurut pendekatan
perilaku dalam manajemen, kinerja adalah kuantitas atau kualitas sesuatu yang
dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang yang melakukan pekerjaan
(Luthans, 2005:165).
Kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan antara hasil kerja
dengan standar yang ditetapkan (Dessler, 2000:41).
Kinerja adalah hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang
dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang
diberikan (Mangkunagara, 2002:22).
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara
keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan
dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau
kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama (Rivai dan
Basri, 2005:50).
Sedangkan Mathis dan Jackson (2006:65) menyatakan bahwa kinerja pada
dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan pegawai. Manajemen
kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja
perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan
kelompok kerja di perusahaan tersebut. Kinerja merupakan hasil kerja dari
tingkah laku (Amstrong, 1999:15). Pengertian kinerja ini mengaitkan antara hasil
kerja dengan tingkah laku. Sebgai tingkah laku, kinerja merupakan aktivitas
manusia yang diarahkan pada pelaksanaan tugas organisasi yang dibebankan
kepadanya. 3 Sehingga dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja berarti
mengevaluasi kinerja karyawan saat ini dan/atau di masa lalu relative terhadap
standart prestasinya.
3
1.2 Faktor – faktor yang Memengaruhi Kinerja
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:
1. Kemampuan mereka,
2. Motivasi,
3. Dukungan yang diterima,
4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan
5. Hubungan mereka dengan organisasi.
Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa
kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu
maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh
kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta
keinginan untuk berprestasi. Menurut Mangkunegara menyatakan bahwa faktor
yang mempengaruhi kinerja antara lain :
1. Faktor kemampuan Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri
dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh
karena itu pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan
keahlihannya.
2. Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai
dalam menghadapi situasi (situasion) kerja.
Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah
untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang
mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal.
David C. Mc Cleland seperti dikutip Mangkunegara, berpendapat bahwa
―Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kerja‖.
Motif berprestasi dengan pencapaian kerja. Motif berprestasi adalah suatu
dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan
sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat
4
terpuji. Selanjutnya Mc. Clelland, mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang
yang memiliki motif yang tinggi yaitu :
a. Memiliki tanggung jawab yang tinggi
b. Berani mengambil resiko
c. Memiliki tujuan yang realistis
d. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi
tujuan.
e. Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja
yang dilakukan.
f. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah
diprogamkan
Menurut Gibson ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja :
a. Faktor individu : kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga,
pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang.
b. Faktor psikologis : persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan
kepuasan kerja
c. Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan,
sistem penghargaan (reward system).
5
MATERI 2
HR SCORECARD
2.1 Konsep Human Resources Scorecard
Patience Mmetje Naves (2002), dalam disertasinya, menjelaskan bahwa
HR scorecard telah didesain secara khusus yang melekat pada sistem sumber daya
manusia yang ada pada sebuah strategi organisasi secara keseluruhan dan
memanage arsitektur sumberdaya manusia sebagai sebuah strategic asset. Hal
tersebut didasarkan pada model balance scorecard yang menunjukan bagaimana
hubungan sumberdaya manusia yang diukur seperti profitability-nya dan
shareholder value dari line manager. Becker et al memperkenalkan pertama kali
konsep HR scorecard (2001), menunjukan sumberdaya manusia sebagai strategic
asset dan menunjukan kontribusi sumberdaya manusia terhadap keberhasilan
keuangan organisasi. HR Scorecard memiliki empat focus utama yaitu :
1. The key HR deliverables that will leverage HR’s role in the firm’s overall
strategy.
2. The high performance work system.
3. The extent to which that system is aligned to strategy.
4. The efficiency with which the deliverables are generated.
HR scorecard ketika digunakan secara efektif akan menghubungkan antara
strategi perusahaan dengan aktivitas sumberdayanya, sehingga HR scorecard
selalu diikuti oleh HR arsitektur untuk pengelolaan pengukuran kinerja yang
sistematik.
Human resources scorecard mengukur keefektifan dan efisiensi fungsi
sumber daya manusia dalam mengerahkan perilaku karyawan untuk mencapai
tujuan strategis perusahaan sehingga dapat membantu menunjukan bagaimana
sumber daya manusia memberikan kontribusi dalam kesuksesan keuangan dan
6
strategi perusahaan. Human Resources Scorecard merupakan bagian dari
perusahaan. Human resources scorecard ibarat sebuah bangunan, yang menjadi
bagian dari apa yang kita turunkan dari strategi perusahaan.2
2.2 Manfaat Human Resources Score Card
Human resources scorecard memberikan manfaat yaitu menggambarkan
peran dan kontribusi sumber daya manusia kepada pencapaian visi perusahaan
secara jelas dan terukur, agar profesional sumber daya manusia mampu dalam
mengendalikan biaya yang dikeluarkan dan nilai yang dikontribusikan dan
memberikan gambaran hubungan sebab akibat. Adapun menurut Bryan E.Becker
(2009,p80-82) sebagai berikut :
1. Memperkuat perbedaan antara HR do able dan HR deliverable
Sistem pengukuran SDM harus membedakan secara jelas antara
deliverable, yang mempengaruhi implementasi strategi, dan do able yang tidak.
Sebagai contoh, implementasi kebijakan bukan suatu deliverable hingga ia
menciptakan perilaku karyawan yang mendorong implementasi strategi. Suatu
sistem pengukuran SDM tepat secara kontinu mendorong professional SDM
untuk berfikir secara strategis serta secara operasional.
2. Mengendalikan biaya dan menciptakan nilai
SDM selalu di harapkan mengendalikan biaya bagi perusahaan. Pada saat
yang sama, memainkan peran strategis berarti SDM harus pula menciptakan nilai.
HR Scorecard membantu para manajemen sumber daya manusia untuk
menyeimbangkan secara efektif kedua tujuan tersebut. Hal itu bukan saja
mendorong para praktisi untuk menghapus biaya yang tidak tepat, tetapi juga
membantu mereka mempertahankan ―investasi‖ dengan menguraikan manfaat
potensial dalam pengertian kongkrit.
3. HR Scorecard mengukur leading indicators
2
Widarsono, Agus. Bandung. 2009. https://agusw77.files.wordpress.com/2009/06/makalah-human-resources-
scorecard.pdf diakses tanggal 11 November 2017 pukul 21.47 WIB
7
Model kontribusi strategis SDM kami menghubungkan keputusan-
keputusan dan sistem SDM dengan HR deliverable, yang selanjutnya
mempengaruhi dan pendorong kinerja kunci dalam implementasi perusahaan.
Sebagaimana terdapat leading dan lagging indicator dalam sistem pengukuran
kinerja seimbang keseluruhan perusahaan, di dalam rantai nilai SDM terdapat
pendorong (deliver) dan hasil (outcome). Hal ini bersifat essensial untuk
memantau keselarasan antara keputusan-keputusan SDM dan unsur-unsur sistem
yang mendorong HR deliverable. Menilai keselarasan ini memberikan umpan
balik mengenai kemajuan SDM menuju deliverable tersebut dan meletakan
fondasi bagi pengaruh strategi SDM.
HR Scorecard menilai kontribusi SDM dalam implementasi strategi dan
pada akhirnya kepada ―bottom line‖. Sistem pengukuran kinerja strategi apapun
harus memberikan jawaban bagi chief HR officer atas pertanyaannya, ―apa
kontribusi SDM terhadap kinerja perusahaan?‖ efek kumulatif ukuran - ukuran
HR deliverable pada scorecard harus memberikan jawaban itu. Para manajer SDM
harus memiliki alasan strategi yang ringkas, kredibel dan jelas, untuk semua
ukuran deliverable. Jika alasan itu tidak ada, begitu pula pada ukuran itu tidak ada.
Para manajer lini harus menemukan ukuran deliverable ini sekredibel seperti yang
dilakukan manajer SDM, sebab matrik-matriks itu merepresentasikan solusi -
solusi bagi persoalan bisnis, bukan persoalan SDM.
4. HR Scorecard memungkinkan professional SDM mengelola secara
efektiftanggung jawab strategi mereka.
HR Scorecard mendorong sumber daya manusia untuk fokus secara tepat
pada bagaimana keputusan mereka mempengaruhi keberhasilan implementasi
strategi perusahaan. Sebagaimana kami menyoroti pentingnya ―fokus strategis
karyawan‖ bagi keseluruhan perusahaan, HR Scorecard harus memperkuat fokus
strategis para manajer SDM dan karena para professional SDM dapat mencapai
pengaruh strategis itu sebagian besar dengan cara mengadopsi perspektif sistemik
8
dari pada dengan cara memainkan kebijakan individual, scorecard mendorong
mereka lebih jauh untuk berfikir secara sistematis mengenai strategi SDM.
5. HR Scorecard mendorong Fleksibilitas dan perubahan.
Kritik yang umum terhadap sistem pengukuran kinerja ialah sistem ini
menjadi terlembagakan dan secara actual merintangi perubahan. Strategi - strategi
tumbuh, organisasi perlu bergerak dalam arah yang berbeda, namun sasaran -
sasaran kinerja yang sudah tertinggal menyebabkan manajer dan karyawan ingin
memelihara status quo. Memang, salah satu kritik terhadap manajemen
berdasarkan pengukuran ini ialah bahwa orang-orang menjadi trampil dalam
mencapai angka-angka yang diisyaratkan dalam sistem nama dan mengubah
pendekatan manajemen mereka ketika kondisi yang bergeser menuntutnya. HR
Scorecard memunculkan fleksibilitas dan perubahan, sebab ia fokus pada
implementasi strategi perusahaan, yang akan secara konstan menuntut perubahan.
Dengan pendekatan ini, ukuran-ukuran mendapat makna yang baru.
2.3 Perbedaan Human Resources Scorecard dan Balanced Scorecard
Human Resources Scorecard merupakan Balanced Scorecard dengan
pendekatan Human Resources Departement dimana sistem pengukuran kinerja
terintegrasi menggambarkan sistem sumber daya manusia dan Key Performance
Indicators yang dihasilkan berdasarkan pada manajemen sumber daya manusia.
Menurut Kaplan dan Norton (2000), Balanced Scorecard adalah salah satu model
sistem pengukuran kinerja yang diturunkan dari visi, misi dan tujuan – tujuan
strategis ke dalam perspektif – perspektif yang berupa scorecard – scorecard, yaitu
perspektif financial, perspektif customer, perspektif internal business process dan
perspektif learning and growth.
Cedar kemudian menjelaskan bahwa karena Human Resources Scorecard
diturunkan dari Balanced Scorecard, maka Human Resources Scorecard juga
memiliki scorecard yang sama pula dengan Balanced Scorecard, yaitu
memungkinkan organisasi sumber daya manusia untuk mengukur konstribusi
9
strategisnya berdasarkan empat perspektif. Dalam Human Resources Scorecard,
masing – masing perspektif dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Perspektif Financial Adalah tolok ukur financial untuk memberi
ringkasan dari konsekuensi ekonomis akibat dari kebijakan – kebijakan yang telah
diambil, dalam hal ini adalah berkenaan dengan perspektif customer, internal dan
learning and growth. Berkaitan dengan profitabilitas, dan lain – lain.
2. Perspektif Customer Adalah tolok ukur karyawan sebagai aset, sebagai
pengguna atau output dari implementasi strategi sumber daya manusia atau lebih
tepatnya merupakan dampak terhadap customer dari perspektif internal dan
perspektif learning and growth. Ukuran dari perspektif ini misalnya Employee
Satisfaction, yaitu ukuran – ukuran yang menunjukkan tingkat kepuasan karyawan
dalam hal pemenuhan kriteria yang ditetapkan.
3. Perspektif Internal Business Process Memfokuskan pada proses internal
yang akan memberikan dampak pada kepuasan customer dan mencapai tujuan
finansial dari organisasi. Perspektif ini meliputi inovasi, proses dan pelayanan.
4. Perspektif Learning and Growth Memfokuskan pada sistem dan strategi
untuk pengembangan sumber daya manusia, misalnya melalui pelatihan.
Keuntungan implementasi Human Resources Scorecard :
1. Menggambarkan peran dan konstribusi sumber daya manusia kepada
pencapaian visi perusahaan secara jelas dan terukur.
2. Memampukan manajemen sumber daya manusia dalam
mengendalikan biaya yang dikeluarkan dan nilai yang dikonstribusikan.
3. Memberikan gambaran hubungan sebab dan akibat.
4. Memampukan profesional sumber daya manusia mengelola tanggung
jawabnya yang strategis.
5. Fleksibel.3
2.4 Kaitan Human Resources Scorecard dengan Strategi
3
Masruroh, Nisa. 2005. https://media.neliti.com/media/publications/133186-ID-pengukuran-kinerja-
menggunakan-human-res.pdf diakses tanggal 11 November 2017 pukul 21.49 WIB
10
Strategi pada dasarnya adalah suatu teori tentang bagaimana mencapai
sasaran perusahaan. Secara konvensional, perusahaan menjalankan kinerjanya
berdasarkan laporan finansial di masa yang lalu. Namun para peneliti kini telah
menemukan pengukuran yang tepat untuk pengukuran jangka panjang dan benar
adalah melalui strategi. Dengan menggunakan Balanced Scorecard, perusahaan
menjalankan kinerjanya berangkat dari strategi, ukuran finansial dan non
finansialnya diturunkan dari strategi, visi dan misi perusahaan. Human Resources
Scorecard seperti halnya Balanced Scorecard, scorecard-nya diturunkan dari
strategi perusahaan yang berkenaan dengan sistem sumber daya manusia.
Perusahaan menggunakan scorecard untuk manajemen kinerjanya dan
menjadikan strategi sebagai kunci pusat manajemen proses dan sistem (Kaplan
dan Norton,2000). Strategi map membantu organisasi melihat strateginya secara
kohesif, terintegrasi dan dalam cara yang sistematik, karena menghubungkan
cause – effect relationship yang menunjukkan aset intangible ditransformasikan
ke tangible outcome (financial) [Kaplan dan Norton,2000]. AHP adalah suatu
bentuk model pengambilan keputusan yang pada dasarnya berusaha menutupi
semua kekurangan dari model-model sebelumnya. Peralatan utama dari model ini
adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia.
Kelebihan model AHP dibandingkan dengan model keputusan lainnya
adalah terletak pada kemampuan memecahkan masalah yang multiobjektive dan
multicriteria. Kebanyakan model yang sudah ada memakai single objective dan
multicriteria. Kelebihan model AHP ini lebih disebabkan oleh fleksibilitasnya
yang lebih tinggi terutama dalam pembuatan hierarkinya. Sifat fleksibelnya
tersebut membuat model AHP dapat menangkap beberapa tujuan dan beberapa
kriteria sekaligus ke dalam sebuah model ataupun hierarki. Bahkan model tersebut
juga bisa memecahkan masalah yang mempunyai tujuan-tujuan yang saling
berlawanan dalam sebuah model. (Permadi, 1992).
2.5 Pengukuran Kinerja Menggunakan Hr Scorecard
11
Mengukur efisiensi sumberdaya manusia mencerminkan fungsi sumber
daya manusia yang secara umum membantu organisasi memperoleh penghasilan
dan laba. (Naves,2002). Fokus mereka adalah pada ‖do-ables‖ memastikan bahwa
penyerahan jasa dilakukan dengan cara cost efective. Sumberdaya manusia harus
mempunyai akses dalam cakupan luas ke benchmarks dan standar biaya agar
efisiensinya dapat terukur. Keseluruhan gagasan HR Scorecard adalah untuk
memastikan bahwa ada suatu kesejajaran antara biaya sumberdaya manusia dan
penciptaan nilai sumberdaya manusianya.
Kesejajaran antara pengendalian biaya dan pengukuran penciptaan nilai
membantu manajer sumberdaya manusia untuk menhindari kecederungan usaha
strategic sumberdaya manusia yang mengabaikan biaya dibanding manfaat yang
didapat. Kesejajaran ini merupakan dasar interface antara balance scorecard
dengan HR scorecard. Selanjutnya, terdapat beberapa tahapan dalam merancang
system pengukuran sumberdaya manusia melalui pendekatan HR Scorecard yaitu
sebagai berikut :
1. Mengidentifikasikan HR Competency Kompetensi yang dimaksud
adalah berupa pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan karakteristik
kepribadian yang mempengaruhi secara langsung terhadap kinerhjanya.
Pengelolaan kompetensi sumberdaya manusia perlu mengacu pada visi, misi,
strategi dan sasaran perusahaan. Dalam penelitiannya, McClleland (1973)
menyimpulkan bahwa kompetensi memiliki daya prediksi pada kinerja. Menurut
beberapa pakar, kompetensi tidak sama dengan trait, tetapi fakta menunjukan
bahwa beberapa trait tidak bias dipisahkan dengan kompetensi, misalnya
influence, flexibility, innovation, team orientation,dan commitment (Cooper,
2000). Pada dasarnya, model kompetensi ini diperlukan untuk memperjelas
ekspektasi suatu jabatan, mengoptimalkan produktivitas, serta mendukung
penyesuaian terhadap perubahan.
2. Pengukuran high performance work system (HPWS) menempatkan
dasar untuk membangun sumberdaya manusia menjadi aset stratejik. HPWS
12
memaksimalkan kinerja karyawan. Setiap pengukuran sistem sumberdaya
manusia harus memasukan kumpulan indikasi yang merefleksikan pada ‗fokus
pada kinerja‘ dari setiap elemen system sumberdaya manusia. Pengukuran HPWS
lebih pada bagaimana organisasi bekerja melalui setiap fungsi sumberdaya
manusia mulai dari tingkat makro dan menekankan pada orientasi kinerja pada
setiap aktivitas. Manajer sumber daya manusia memerlukan suatu set pengukuran
dari dimensi kinerja mengenai aktivitas sumberdaya manusia pada perhatian
utamanya. Ukuran ini dapat direpresentasikan dalam scorecard sebagai simple
toggles, dengan indicator ―tidak puas‖ atau ―puas‖.(Navez, 2002). 6.
3. Mengukur HR system alignment berarti menilai sejauhmana system
sumberdaya manusia memenuhi kebutuhan implemntasi strategi perusahaan atau
disebut kesejajaran eksternal (external aligment) sedangkan yang dimaksud
dengan kesejajaran internal (internal aligment) adalah bagaimana setiap elemen
dapat bekerja bersama dan tidak mengalami konflik. Dalam hal ini tidak perlu
dilakukan pengukuran kesejajaran internal, karena bila system sumberdaya
manusia sudah focus pada implementasi strategi (kesejajaran external) atau dapat
dapat mengelola kesejajaran eksternal, maka ketidaksejajaran internal cenderung
tidak terjadi. Fokus pada kesejajaran internal lebih sesuai bila pengukuran untuk
suatu perusahaan tidak mengadopsi perspektif strategi sumberdaya manusia.
(Surya dan Yuanita, 2001).
4. HR deliverable Untuk mengintegrasikan sumberdaya manusia kedalam
system pengukuran kinerja bisnis, manajer harus mengidentifikasi hal yang
menghubungkan antara sumberdaya manusia dan rencana-rencana implementasi
strategi organisasi. Hal tersebut dinamakan ―strategi HR deliverable‖ yang
merupakan outcome dari arsitektur sumberdaya manusia yang akan melaksanakan
strategi perusahaan.
Human dan Human Capital Scorecard
Human capital merupakan salah satu sumber daya intangible. Sumberdaya
manusia yang ada pada suatu organisasi hendaknya menjadi nilai tambah bagi
13
organisasi itu sendiri. Agar value adding, pembangunan human capital harus
menjadikan produk dan jasa yang dihasilkann oleh perusahaan unggul dalam
persaingan, disamping itu pembangunan human capital harus menjadikan
organisasi perusahaan mampu dengan cepat,fleksibel, terpadu dan inovatif
melayani kebutuhan customer. (Mulyadi, 2001). Human Capital terdiri dari dua
komponen : kapabilitas personel dan komitmen personel. Untuk berdaya saing
dilingkungan bisnis yang kompetitif, personel perusahaan harus memiliki
kapabilitas unggulan. Kapabilitas unggulan adalah keterampilan yang diperlukan
oleh perusahaan untuk memanfaatkan secara optimum aktivanya.
The human capital scorecard menyediakan suatu cara untuk para agent
dalam mencapai status siap bersaing dengan meningkatkan fungsi pengelolaan
dan penyebaran sumberdaya manusia. The human capital scorecard memiliki 4
tahapan yaitu dimension of human capital, performance goals,measures,and
operational application of measures.( from : http://www.opm.gov/hrmc/2001/msg-
112b.htm.) Kemudian, Ada dua sasaran stratejik dalam perspektif human capital
yaitu kapabilitas karyawan dan komitmen karyawan. Manajemen sumberdaya
yang stratejik menyangkut hubungan antara sumberdaya manusia dengan tujuan
dan sasaran stratejik dalam rangka meningkatkan kinerja bisnis dan
mengembangkan kultur organisasi yang mendorong inovasi dan fleksibilitas.
14
Contoh HR Scorecard
15
MATERI 3
MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA
3.1 Definisi Motivasi Dan Kepuasan Kerja
Motivasi
Kita tahu bahwa motivasi merupakan hasil interaksi antara individu
dengan situasi. Tentu saja, setiap individu memiliki dorongan motivasional dasar
yang berbeda-beda. Sekarang dapat kita definisikan motivasi sebagai suatu proses
yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk
mencapai tujuannya. Sementara motivasi umum berkaitan dengan usaha mencapai
tujuan apa pun, kita akan mempersempit focus tersebut menjadi tujuan-tujuan
organisasional untuk menecerminkan minat kita terhadap perilaku yang
berhubungan dengan pekerjaan.
Berikut ini adalah tiga elemen utama dari definisi motivasi.
- Intensitas, berhubungan dengan seberapa giat seseorang berusaha. Ini adalah
elemen yang paling banyak mendapat perhatian ketika kita membicarakan
tentang motivasi.
- Arah, intensitas yang tinggi sepertinya tidak akan menghasilkan prestasi kerja
yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang
menguntungkan organisasi. Dengan demikian kita harus mempertimbangkan
kualitas serta intensitas upaya secara bersamaan.
- Ketekunan, dimensi ini merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang
bisa mempertahankan usahanya. Individu-individu yang bertahan melakukan
tugas dalam waktu yang cukup lama demi mencapai tujuan mereka.
Kepuasan Kerja
Istilah kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai suatu perasaan positif
tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi
karakteristiknya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki
16
perasaan-perasaan positif tentang pekerjaan tersebut, sementara seseorang yang
tidak puas memiliki perasaan-perasaan yang negative tentang pekerjaan tersebut.
Pengertian Kepuasan Kerja menurut para ahli :
 Lock ( 1995 ). Kepuasan kerja merupakan suatu ungkapan emosional yang
bersifat positif atau menyenangkan sebagai hasil dari penilaian terhadap suatu
pekerjaan atau pengalaman kerja.
 Robbins ( 1996 ). Kepuasan kerja merupakan sikap umum seorang karyawan
terhadap pekerjaannya.
 Porter ( 1995 ). Kepuasan kerja adalah perbedaan antara seberapa banyak
sesuatu yang seharusnya diterima dengan seberapa banyak sesuatu yang
sebenarnya dia terima.
 Mathis dan Jackson ( 2000 ). Kepuasan kerja merupakan pernyataan
emosional yang positif yang merupakan hasil evaluasi dari pengalaman kerja.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa :
Kepuasan kerja merupakan suatu tanggapan emosional seseorang terhadap
situasi dan kondisi kerja. Tanggapan emosional bisa berupa perasaan puas (positif)
atau tidak puas (negatif). Bila secara emosional puas berarti kepuasan kerja
tercapai dan sebaliknya bila tidak aka berarti karyawan tidak puas. Kepuasan kerja
dirasakan karyawan setelah karyawan tersebut membandingkan antara apa yang
dia harapkan akan dia peroleh dari hasil kerjanya dengan apa yang sebenarnya dia
peroleh dari hasil kerjanya. Kepuasan kerja mencerminkan beberapa sikap yang
berhubungan.
3.2 TEORI-TEORI MOTIVASI
3.2.1 Teori-teori motivasi pada Zaman Dahulu
Tiga teori khusus dirumuskan selama periode ini, yang meskipun diserang
habis-habisan dan diragukan validitasnya, mungkin masih merupakan penjelasan-
penjelasan mengenai motivasi karyawan yang paling terkenal. Berikut ini adalah
tiga teori motivasi pada zaman dahulu.
17
 Hierarki Teori Kebutuhan
Teori motivasi yang paling terkenal adalah hieraki kebutuhan milik
Abraham Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia
terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu:
1. Fisiologis, meliputi rasa lapar, haus, berlindung, seksual, dan kebutuhan
fisik lainnya.
2. Rasa aman. Meliputi rasa ingin dilindingu dari bahaya fisik dan emosional
3. Social, meliputi rsa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan
persahabatan.
4. Penghargaan, meliputi faktor-faktor penghargaan internal seperti hormat
diri, otonomi, dan pencapaian, dan faktor-faktor penghargaan eksternal
seperti status, pengakuan, dan perhatian.
5. Aktualisasi diri, dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapannya,
meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri
sendiri.
Dari sudut motivasi, teori tersebut mengatakan bahwa meskipun tidak ada
kebutuhan yang benar-benar dipenuhi, sebuah kebutuhan yang pada dasarnya
telah dipenuhi tidak lagi memotivasi. Jadi, bila ingin memotivasi seseorang,
menurut Maslow, Anda harus memahami tingkat hierarki di mana orang tersebut
berada saat ini dan focus untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di atau di atas
tingkat tersebut.
 Teori X dan Teori Y
Douglas McGregor mengemukakan dua pandangan nyata mengenai
manusia: pandangan pertama pada dasarnya negative, disebut teori X, dan yang
kedua pada dasarnya positif, disebut teori Y. Setelah mengkaji cara para manajer
berhubungan dengan karyawan, McGregor menyimpulkan bahwa pandangan
manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi
tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap
karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
18
Menurut Teori X, empat asumsi yang dimiliki oleh manajer adalah:
- Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa
mungkin berusaha untuk menghindarinya
- Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipaksa,
dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai
tujuan
- Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari perintah
formal bila mungkin
- Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor
lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi
Sedangkan, Teori Y juga memiliki empat asumsi positif, yaitu:
- Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan,
seperti halnya istirahat atau bermain
- Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk
mencapai berbagai tujuan
- Karyawan bersedia belajar untuk menerima, bahkan mencari,
tanggung jawab
- Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang
diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang
menduduki posisi manajemen
 Teori Dua Faktor
Teori ini dikemukakan oleh seorang psikolog bernama Frederick Herzberg.
Dengan keyakinan bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah
mendasar dan bahwa sikap seseorang terhadap pekerjaan bisa dengan sangat baik
menentukan keberhasilan atau kegagalan, Herzberg menyelidiki pertanyaan
tersebut, “Apa yang diinginkan individu dari pekerjaan-pekerjaan mereka?” Ia
meminta individu untuk mendeskripsikan, secara mendetail, situasi-situasi dimana
mereka merasa luar biasa baik atau buruk dengan pekerjaan-pekerjaan mereka.
Respons-respons ini kemudian ditabulasi dan dikategorikan.
19
3.2.2 Teori-teori Motivasi Kontemporer
Teori-teori sebelumnya memang terkenal, namun tidak menunjukkan hasil
yang baik setelah pemeriksaan menyeluruh. Berikut ini adalah teori-teori
kontemporer, di mana teori-teori berikut menggambarkan kondisi pemikiran saat
ini dalam menjelaskan motivasi karyawan.
 Teori Kebutuhan McClelland
Teori yang menyatakan bahwa pencapaian, kekuatan, dan hubungan
adalah tiga kebutuhan penting yang membantu menjelaskan motivasi. Teori ini
dikembangkan oleh David McClelland, yang didefiniskan berikut ini:
1. Kebutuhan pencapaian: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-
standar, berusaha keras untuk berhasil.
2. Kebutuhan kekuatan: kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku
sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
3. Kebutuhan hubungan: keinginan untuk menjalin suatu hubungan
antarpersonal yang ramah dan akrab
 Teori Evaluasi Kognitif
Teori ini menjelaskan bahwa pengenalan penghargaan ekstrinsik, seperti
imbalan kerja, untuk usaha kerja yang sebelumnya memuaskan seacar intrinsic
karena kesenangan yang berhubungan dengan isi dari pekerjaan itu sendiri
cenderung menurunkan seluruh motivasi.
Perkembangan teori evaluasi koginitif baru-baru ini adalah indeks diri,
yang mempertimbangkan tingkat sampai mana alasan-alasan seseorang untuk
mengejar suatu tujuan konsisten dengan minat dan nilai-nilai inti mereka. Sebagai
contoh, apabila para individu mengejar tujuan-tujuan karena minat intrinsic,
cenderung mencapai tujuan-tujuan mereka dan merasa senang meskipun mereka
tidak mencapai tujuan-tujuan tersebut.
 Teori Penentuan Tujuan
Teori bahwa tujuan-tujuan yang spesifik dan sulit dengan umpan balik,
menghasilkan kinerja yang lebih tinggi. Teori ini mengisyaratkan bahwa seorang
20
individu berkomitmen pada tujuan tersebut, yang berarti, seorang individu
memutuskan untuk tidak merendahkan atau megabaikan tujuan tersebut.
 Teori Efektivitas Diri
Teori ini merujuk pada keyakinan seorang individu bahwa ia mampu
mengerjakan suatu tugas. Semakin tinggi efektifitas diri Anda, semakin tinggi rasa
percaya diri yang Anda miliki dalam kemampuan Anda untuk berhasil dalam
suatu tugas. Selain itu, individu yang mempunyai efektivitas diri yang tinggi
tampaknya merespons umpan balik negative dengan usaha dan motivasi yang
lebih tinggi.
 Teori Penguatan
Teori di mana perilaku merupakan sebuah fungsi dari konsekuensi-
konsekuensinya. Dalam teori ini, kita mempunyai sebuah pendekatan perilaku,
yang menunjukkan bahwa penguatan memengaruhi perilaku. Teori ini
mengabaikan keadaan batin individu dan hanya terpusat pada apa yan terjadi pada
seseorang ketika ia melakukan tindakan.
 Teori Keadilan
Teori bahwa individu membandingkan masukan-masukan dan hasil
pekerjaan mereka dengan masukan-masukan dan hasil pekerjaan orang lain, dan
kemudian merespons untuk menghilangkan ketidakadilan. Selain itu, adalah
penting untuk memerhatikan bahwa ketika sebagian besar penelitian tentang teori
keadilan berfokus pada imbalan kerja, karyawan tampaknya mencari keadilan
dalam distrivusi penghargaan organisasional yang lain.
 Teori Harapan
Teori harapan dari Victor Vroom menunjukkan bahwa kekuatan dari
suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada
kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil
yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu tersebut. Teori ini
berfokus pada tiga hubungan, yaitu:
o Hubungan usaha—kinerja
21
o Hubungan kinerja—penghargaan
o Hubungan penghargaan—tujuan-tujuan pribadi
Teori harapan membantu menjelaskan mengapa banyak pekerja tidak
termotivasi dalam pekerjaan-pekerjaan mereka dan hanya melakukan usaha
minimum untuk mencapai sesuatu.
3.3 ASPEK-ASPEK KEPUASAN KERJA
 Kerja yang secara mental menantang
Kebanyakan karyawan menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi
mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka
dan menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka
mengerjakan. Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang.
Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu
banyak menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi
tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan dan
kepuasan.
 Ganjaran yang pantas
Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang
mereka persepsikan sebagai adil, dan segaris dengan pengharapan mereka.
Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat
keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar
akan dihasilkan kepuasan. tidak semua orang mengejar uang. Banyak orang
bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi yang
lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai
keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja.
Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak
yang dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan. Serupa pula
karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih
banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. Oleh karena itu individu-individu
22
yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang adil (fair
and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka.
 Kondisi kerja yang mendukung
Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi
maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas. Studi-studi memperagakan
bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau
merepotkan. Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain
seharusnya tidak esktrem (terlalu banyak atau sedikit).
 Rekan kerja yang mendukung
Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang
berwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi
kebutuhan akan sosial. Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang ramah
dan menyenagkan dapat menciptakan kepuasan kerja yang meningkat. Tetapi
Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan.
 Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan
Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan
sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa
mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan
dari pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk
berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian
yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka.
3.4 PENGUKURAN KEPUASAN KERJA
Setiap pekerjaan menuntut interaksi dengan rekan kerja dan atasan-atasan,
mengikuti peraturan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan organisasional, memenuhi
standar-standar kinerja, menerima kondisi-kondisi yang acap kali kurang ideal, dll.
Ini berarti bahwa penilaian seorang karyawan tentang seberapa ia merasa puas
atau tidak puas dengan pekerjaan merupakan penyajian yang rumit dari sejumlah
elemen pekerjaan yang berlainan.
 Seberapa puas individu dengan pekerjaan mereka?
23
Apakah sebagian besar individu merasa puas dengan pekerjaan mereka?
Tampaknya, jawabannya adalah ‗ya‘ yang memenuhi syarat di AS dan di sebagian
besar Negara maju. Berbagai studi independen, yang diadakan di antara para
pekerja AS selama 30 tahun terakhir, pada umumnya menunjukkan bahwa
mayoritas pekerja merasa puas dengan pekerjaan mereka. Meskipun jarak
persentasenya lebar, lebih banyak individu melaporkan bahwa mereka merasa
puas dibandingkan tidak puas. Selain itu, hasil-hasil ini biasanya berlaku untuk
Negara maju lainnya.
 Apakah yang menyebabkan kepuasan kerja?
Pada kenyataannya, dari segi kepuasan kerja, menikmati kerja itu sendiri
hamper selalu merupakan segi yang paling berkaitan erat dengan tingkat kepuasan
kerja yang tinggi secara keseluruhan.
Kepuasan kerja tidak hanya berkaitan dengan kondisi pekerjaan.
Kepribadian juga memainkan sebuah peran. Misalnya, beberapa individu
dipengaruhi untuk menyukai hamper segala hal, dan individu lain merasa tidak
senang bahkan dalam pekerjaan yang tampaknya sangat hebat. Penelitian
menunjukkan bahwa individu yang mempunyai kepribadian negative biasanya
kurang puas dengan pekerjaan mereka.
 Pengaruh dari karyawan yang tidak puas dan puas di tempat kerja
Ada konsekuensi ketika karyawan menyukai pekerjan mereka, da nada
konsekuensi ketika karyawan tidak menyukai pekerjaan mereka. Berikut ini
adalah empat respons kerangka teoritis:
- Keluar : perilaku yang ditujukan untuk meninggalkan organisasi,
termasuk mencari posisi baru dan mengundurkan diri.
- Aspirasi : secara aktif dan konstruktif berusaha memperbaiki kondisi,
termasuk menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalah dengan
atasan, dan beberapa bentuk aktivitas serikat kerja.
- Kesetiaan : secara pasif tetapi optimistif menunggu membaiknya kondisi,
termasuk membela organisasi ketika berhadapan denagn kecaman
24
eksternal dan memercayai organisasi dan manajemennya untuk
―melakukan hal yang benar‖.
- Pengabaian : secara pasif membiarkan kondisi menjadi lebih buruk,
termasuk ketidakhadiran atau keterlambatan yang terus-menerus,
kurangnya usaha, dan meningkatnya angka kesalahan.4
4
Fadhilah, Muh https://www.academia.edu/6300182/KLP_4_MOTIVASI_DAN_KEPUASAN_KERJA
diakses tanggal 11 November 2017 pukul 23.53 WIB
25
MATERI 4
MENGELOLA POTENSI KECERDASAN EMOSIONAL SDM
4.1 Pentingnya Kecerdasa Emosional SDM
Emosional Quotient, atau kecerdasan emosional menjadi salah satu cara
bagi banyak orang untuk mendaki menuju puncak. Bangsa Mesir Kuno percaya
bahwa hari adalah pusat dari kecerdasan dan emosi. Otak menjadi sesuatu yang
mereka anggap tidak penting sehingga dalam proses pengawetan mayat, mereka
mengeluarkan otak secara keseluruhan dari tubuh mumi dan meletakkan berlian
atau permata di dada mumi untuk menjaga keutuhan hatinya. Satu dari sekian
banyak hal penting yang dilihat dan dimiliki oleh banyak pemimpin dan manajer
hebat adalah kecerdasan emosional, Anda boleh percaya atau tidak. Ketika kita
berbicara mengenai manajemen kinerja, banyak orang mengelompokkan kinerja
ke dalam 3 aspek besar. Mereka adalah:
1. Karyawan berkinerja rendah
2. Karyawan dengan kinerja biasa-biasa saja
3. Karyawan dengan kinerja sangat baik atau luar biasa
Peningkatan kinerja tentu saja akan sangat terkait dengan pelatihan dan
pembimbingan mengenai seperangkat keterampilan yang ditransferkan kepada
karyawan tersebut. Namun demikian seringkali ditemukan bahwa ternyata bukan
kurangnya keterampilan yang membuat kinerja menurun, sehingga pendekatan
yang diperlukan bukan lagi training, namun coaching atau counseling. Ketika
coaching dan counseling dilakukan, keterampilan memahami emosi, perasaan dan
bersikap terhadap respon orang lain menjadi sangat penting dan ini semua
didapatkan dalam kecerdasan emosional. Banyak orang yang menyetujui bahwa
soft skills memberikan perbedaan yang signifikan dalam kaitannya dengan
perasaan karyawan dan bagaimana mereka merespon pada atasan mereka dan
manajemen senior. Ketika mereka merasa dihargai dan didengar, maka mereka
akan menjadi lebih mudah digerakkan, termotivasi dan lebih mudah mencapai
26
tujuan yang dibuat oleh pemimpin. Cara mengukur seberapa baik kita
menggunakan keterampilan soft skills kita adalah dengan mengukur kecerdasan
emosional kita. Kecerdasan emosional adalah sesuatu yang kita miliki di dalam
yang membantu kita untuk mengetahu perasaan kita dan berempati pada orang
lain. Kecerdasan emosional juga membantu kita untuk bisa tampil dan mau
mendengar dan melihat dari sudut pandang yang berbeda. Selain itu, EQ juga
membantu kita untuk mengambil keputusan terbaik serta berkomunikasi secara
efektif dan mengesampingkan emosi negatif dan yang paling penting, mengelola
stress. Ada empat elemen utama dalam EQ:
 Kesadaran diri
 Kepekaan sosial
 Pengelolaan diri
 Pengelolaan hubungan
Beberapa dari kita terlahir dengan kecerdasan emosi yang baik, beberapa
tidak. Kabar baiknya adalah, EQ adalah sesuatu yang bisa kita pelajari. Ketika
kita mampu mengembangakan kecerdasan emosional dengan efektif, kita akan
lebih mampu mengembanggakan hubungan yang lebih kuat dan secara internal
dengan sesama rekan kerja, tidak hanya dengan pelanggan atau klien kita. Di
banyak kasus, organisasi dengan produktivitas tinggi seringkali dipimpin oleh
seorang wanita. Mengapa? Karena keterampilan wanita membangun hubungan
dan kepercayaan membuat hubungan kerja menjadi relative lebih kondusif dan
cair. Wanita, secara rata-rata, memiliki kecerdasan emosional lebih tinggi empat
poin dibandingkan laki-laki, mereka lebih tinggi secara nilai dalam hal
pengelolaan diri, kepekaan sosial dan pengelolaan hubungan. Dalam hal kepekaan
dirilah laki-laki memiliki kecenderungan sedikit lebih tinggi atau sama. Namun
demikian, apabila kita memperhatikan statistik, lebih banyak laki-laki memegang
tampuk tertinggi kepemimpinan dalam organisasi. Hasilnya, penelitian yang
dilakukan oleh TalentSmart menunjukkan bahwa 85% pekerja merasa kurang
dihargai oleh atasan mereka. Saya tidak mengatakan bahwa seharusnya wanita
27
yang lebih banyak memimpin organiasasi, namun yang sebaiknya kita lakukan
adalah lebih meningkatkan kinerja perusahaan kita dengan memperhatikan aspek-
aspek berikut:
 Promosikan karyawan karena keefektifan mereka bekerja, bukan karena
senioritas dan berapa lama mereka sudah bekerja di perusahaan
 Pahami bahwa kecerdasan emosional sama pentingnya dengan
keterampilan lainnya untuk meningkatkan kinerja
 Berupaya untuk senantiasa meningkatkan kecerdasan emosional.
Kecerdasan emosional adalah indikator kunci peningkatan kinerja dan
pendorong terkuat untuk kepemimpinan dan kesempurnaan pribadi. The
emotional Intelligence Quick Book menunjukkan bahwa semakin sering kita
melatih kecerdasan emosional kita, semakin mudah kemampuan kita menghadapi
kesulitan hidup, mendorong kerjasama tim dan pada akhirnya, kesempurnaan
pelayanan kepada pelanggan.5
5
Tack, MDI. 2015. https://www.kompasiana.com/mditack/seberapa-pentingkah-kecerdasan-
emosi-dalam-peningkatan-kinerja_54f67500a3331184108b4c2b diakses tanggal 14 November
2017 pukul 21.23
28
MATERI 5
MEMBANGUN KAPABILITAS DAN KOMPETENSI SDM
5.1 Pengertian Kapabilitas dan Kompetensi
Kompetensi, artinya adalah kemampuan, sebagai seorang individu atau
calon pemimpin diharapkan memiliki kemampuan, ketrampilan atau skill.
Kapabilitas, artinya juga sama dengan Kompetensi, yaitu Kemampuan.
Namun pemaknaan kapabilitas tidak sebatas memiliki keterampilan (skill) saja
namun lebih dari itu, yaitu lebih paham secara mendetail sehingga benar benar
menguasai kemampuannya dari titik kelemahan hingga cara mengatasinya.
5.2 Program Pelatihan Dan Pengembangan Pegawai
Pelatihan dan pengembangan dapat didefinisikan sebagai usaha yang
terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan pegawai. Pelatihan dan pengembangan merupakan dua konsep yang
sama, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan.
Tetapi apabila dilihat dari sasarannya, pelatihan lebih ditekankan pada
peningkatan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini,
dan pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk
melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang, yang dilakukan melalui
pendekatan yang terintegrasi dengan kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja.
Terdapat beberapa keuntungan dengan dilakukannya pelatihan dan
pengembangan bagi pegawai yang pada akhirnya akan membawa keuntungan
bagi organisasi diantaranya :
1. Mendorong pencapaian pengembangan diri pegawai
2. Memberikan kesempatan bagi pegawai untuk berkembang dan memiliki
pandangan tentang masa depan kariernya.
3. Membantu pegawai dalam menangani konflik dan ketegangan.
4. Meningkatkan kepuasan kerja dan prestasi kerja
29
5. Menjadi jalan untuk perbaikan keterampilan dalam bersosialisasi dan
berkomunikasi.
6. Membantu menghilangkan ketakutan dalam mencoba hal-hal baru dalam
pekerjaan
7. Menggerakkan pegawai untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi
Berdasarkan hal-hal di atas maka pelatihan dan pengembangan sumber
daya manusia memberikan dampak yang baik terhadap kinerja pegawai tersebut
sebagai individu. Hal ini jelas akan membawa peningkatan terhadap kinerja
organisasi apabila pelatihan dan pengembangan pegawai dilakukan secara
terencana dan berkesinambungan. Pengembangan SDM dirasakan sangat penting
karena tuntutan pekerjaan yang sangat kompleks akibat kemajuan teknologi dan
kompetisi diantara berbagai organisasi, sangat membutuhkan pengembangan
pegawai yang baik.
Beberapa tujuan dari pengembangan pegawai diantaranya :
1. Meningkatkan produktivitas kerja
2. Meningkatkan efisiensi tenaga, waktu, bahan baku, dan mengurangi ausnya
mesin-mesin
3. Mengurangi tingkat kecelakaan pegawai
4. Meningkatkan pelayanan yang lebih baik dari karyawan untuk konsumen
perusahaan dan atau organisasi
5. Menjaga moral pegawai yang baik
6. Meningkatkan karier pegawai
7. Meningkatkan kecakapan manajerial pegawai
30
MATERI 6
KONSEP AUDIT KERJA
6.1 Audit Kerja
Audit kerja atau audit personalia mengevaluasi kegiatan-kegiatan
personalia yang dilakukan dalam suatu organisasi. Audit tersebut mungkin
mencakup satu departemen atau perusahaan keseluruhan. Hasilnya memberikan
umpan balik tentang fungsi personalia bagi para manajer operasional dan
departemen personalia. Ini juga mengemukakan seberapa baik para manajer
mengelola tugas-tugas sumber daya manusia. Secara singkat, audit personalia
adalah pemeriksaan kualitas secara menyeluruh kegiatan-kegiatan personalia
dalam suatu departemen, divisi atau perusahaan. Berbagai kegunaan audit ini
dapat dirinci sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi sumbangan-sumbangan departemen personalia kepada
organisasi
2. Meningkatkan kesan profesional terhadap departemen personalia
3. Mendorong tanggung-jawab dan profesionalisme lebih besar di antara para
karyawan departemen personalia
4. Menstimulasi keseragaman kebijaksanaan-kebijaksanaan dan praktek-
praktek personalia
5. Memperjelas tugas-tugas dan tanggung jawab departemen personalia
6. Menemukan masalah-masalah personalia kritis
7. Mengurangi biaya-biaya sdm melalui prosedur-prosedur personalia yang
lebih efektif
8. Menyelesaikan keluhan-keluhan lama dengan aturan-aturan legal yang
diperlukan dalam departemen personalia
9. Memberikan tinjauan terhadap sistem informasi departemen
Tujuan audit personalia adalah mengevaluasi kegiatan-kegiatan personalia
dengan maksud untuk : 1. Menilai efektivitas, 2. Mengenali aspek-aspek yang
31
masih dapat diperbaiki, 3. Mempelajari aspek-aspek tersebut secara mendalam,
dan 4. Menunjukan kemungkinan perbaikan, dan membuat rekomendasi untuk
pelaksanaan perbaikan-perbaikan tersebut. Pelaksanaan ini hendaknya mencakup
evaluasi terhadap fungsi-fungsi personalia, penggunaan prosedur-prosedur
personalia oleh para manajer dan dampak kegiatan-kegiatan tersebut pada sasaran
– sasaran dan kepuasan karyawan.6
6
Dr. T. Hani Handoko, M.B.A, Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia (Yogyakarta:
BPFE-YOGYAKARTA, 2012), halaman 225-226
32
MATERI 7
PELAKSANAAN AUDIT KERJA
7.1 Ruang Lingkup Audit Kerja
1. Audit Fungsi Personalia
Audit secara logis dimulai dengan meriview kerja departemen personalia.
Untuk memeriksa hanya beberapa aspek sistem manajemen personalia, auditor
bisa mengabaikan topik-topik lain. Tim audit hendaknya :
 Mengidentifikasikan siapa yang bertanggung-jawab atas setiap
kegiatan.
 Menentukan sasaran-sasaran yang akan dicapai oleh setiap
kegiatan.
 Mereview berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk
mencapai sasaran-sasaran tersebut.
 Menentukan besarnya sampel catatan-catatan dalam sistem
informasi personalia untuk memepelajari apakah kebijaksanaan
dan prosedur diikuti secara benar
 Menyiapkan laporan audit
 Mengembangkan rencana tindaan koreksi terhadap kesalahan-
kesalahan dalam sasaran, kebijakan dan prosedur.
 Malaksanakan tindak lanjut untuk memastikan apakah masalah-
masalah temuan audit telah dipecahkan
2. Audit Pelaksanaan Manajerial
Audit juga mereview pelaksanaan berbagai kebijakan dan prosedur
personalia oleh para manajer. Bila para manajer mengabaikan kebijaksanaan-
kebijaksanaan personalia atau pelanggar hukum hubungan perburuhan, audit
hendaknya mengemukakan kesalahan tersebut agar tindakan koreksi dapat
dimulai.
33
3. Audit Kepuasan Karyawan
Departemen personalia yang efektid memenuhi baik kebutuhan-kebutuhan
organisasi maupun karyawan. Bila kebutuhan-kebutuhan karyawan tidak
terpuaskan, perputaran, absensi dan kegiatan serikat karyawan cenderung
meningkat. Untuk mempelajari pemenuhan ini, tim audit memperoleh data dari
para karyawan. Tim mengumpulkan informasi tentang gaji, benefit, praktek-
praktek pengendalian, bantuan perencanaan karir dan umpan balik yang diterima
karyawan tentang prestasi kerja mereka.
7.2 Pendekatan Riset untuk Audit
a. Pendekatan Komparatif
Tim audit personalia membandingkan perusahaan atau divisi dengan
perusahaan lain atau divisi lain untuk menemukan bidang-bidang pelaksanaan
kerja yang jelek. Pendekatan ini pada umumnya digunakan untuk membandingkan
hasil-hasil kegiatan personalia tertentu atau programnya. Ini sangat membantu
untuk medeteksi bidang yang memerlukan perbaikan.
b. Pendekatan wewenang dari luar
Tim audit menggantungkan pada penemuan oleh ahli atau konsultan dari
luar perusahaan sebagai standar dengan mana kegiatan atau program personalia
dievaluasi
c. Pendekatan statistik
Dari catatan yang ada, tim audit menyusun standar secara statistik dengan
mana berbagai kegiatan atau program dievaluasi.
d. Pendekatan kepatuhan
Melalui pengambilan sampel elemen-elemen sistem informasi personalia,
tim audit memeriksa pelanggaran-pelanggaran terhadap berbagai hukum atau
peraturan dan kebijaksanaan atau prosedur perusahaan.
e. Pendekatan MBO
34
Pendekatan ini dapat diterapkan dalam bidang personalia, dimana tim
audit dapat membandingkan hasil-hasil kegiatan personalia dengan tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan. Bidang-bidang pelaksanaan kerja yang jelek dapat dideteksi
dan dilaporkan.
7.3 Peralatan Riset Personalia
a. Wawancara (Interview)
b. Kuisioner dan Survei
c. Analisa Catatan
d. Informasi Eksternal
e. Percobaan Personalia
7.4 Laporan Audit
Berbagai pendekatan dan peralatan digunakan untuk mengembangkan
suatu gambaran kegiatan-kegiatan personalia organisasi. Agar informasi ini
berguna, perlu dikompilasikan menjadi menjadi laporan audit. Laporan audit
personalia adalah sesuatu deskripsi komprehensif yang berisi hasil pengolahan
temuan dari kegiatan audit personalia, yang mencakup baik penghargaan terhadap
praktek-praktek efektif. Laporan hendaknya jangan mengemukakan pernyataan
kesimpulan dan saran saja, tetapi harus menggambarkan seluruh informasi yang
akurat.
Laporan audit pada umumnya terdiri dari beberapa bagian. Bagian pertama
adalah untuk para manajer operasi, bagian kedua untuk para manajer dalam
departemen personalia, dan ketiga untuk manajer personalia.
a. Laporan untuk Manajer Operasi
b. Laporan untuk manajer dalam departemen personalia
c. Laporan untuk manajer personalia
35
7.5 Isi Dan Cara Penyusunan Laporan Audit
Laporan audit pada umumnya terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :
1. Judul
2. Daftar Isi
3. Ringkasan dan kesimpulan, yang terutama beguna untuk pimpinan
eksekutif puncak
4. Masalah-masalah pokok (tujuan audit, analisis, evaluasi dan
sebagainya)
5. Kesimpulan dan saran
6. Tubuh (berisi data, fakta, pandangan erta alasan yang merupakan
dasar kesimpulan dan saran)
7. Sumber data
8. Lampiran yang dianggap penting
Laporan tersebut harus menerangkan secara jelas ruang lingkup dan tujuan
audit : disusun seringkas mungkin, tetapi jelas dan lengkap, menyajikan semua
fakta secara lengkap dan tidak memihak, serta temuan dan kesimpulan secara
objektif. Agar dapat digunakan untuk meninjau kembali fakta dan menilai laporan,
laporan audit perlu menyertakan semua informasi yang mendukung kesimpulan.
Laporan hanya berguna bila dapat dipakai sebagai pedoman untuk pengambilan
tidakan koreksi. Oleh karena itu, laporan audit juga harus memuat saran yang
diajukan atas dasar pemahaman terhapar realitas atau kondisi nyata.7
7
Dr. T. Hani Handoko, M.B.A, Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia (Yogyakarta:
BPFE-YOGYAKARTA, 2012), halaman 226-236
DAFTAR PUSTAKA
 Ghoniyah, Nunung
2012.http://download.portalgaruda.org/article.php?article=110028&val=548&
title=PENINGKATAN%20KINERJA%20SDM%20MELALUI%20KONDISI
%20KERJA,%20KONTEN%20PEKERJAAN%20DAN%20PENGEMBANG
AN%20KARIR%20DENGAN%20MEDIASI%20MOTIVASI%20KERJA
diakses tgl 18 Oktober 2017 pukul 20.34 WIB
 Widarsono, Agus. Bandung. 2009.
https://agusw77.files.wordpress.com/2009/06/makalah-human-resources-
scorecard.pdf diakses tanggal 11 November 2017 pukul 21.47 WIB
 Masruroh, Nisa. 2005. https://media.neliti.com/media/publications/133186-
ID-pengukuran-kinerja-menggunakan-human-res.pdf diakses tanggal 11
November 2017 pukul 21.49 WIB
 Fadhilah, Muh
https://www.academia.edu/6300182/KLP_4_MOTIVASI_DAN_KEPUASAN
_KERJA diakses tanggal 11 November 2017 pukul 23.53 WIB
 Tack, MDI. 2015. https://www.kompasiana.com/mditack/seberapa-
pentingkah-kecerdasan-emosi-dalam-peningkatan-
kinerja_54f67500a3331184108b4c2b diakses tanggal 14 November 2017
pukul 21.23
 Dr. T. Hani Handoko, M.B.A, Manajemen Personalia & Sumber Daya
Manusia (Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA, 2012), halaman 225-236

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Perencanaan Kinerja - Review Kinerja
Perencanaan Kinerja - Review KinerjaPerencanaan Kinerja - Review Kinerja
Perencanaan Kinerja - Review KinerjaFirly Zulkifli
 
Manajemen strategik ppt
Manajemen strategik pptManajemen strategik ppt
Manajemen strategik pptNur Holiiffah
 
Manajemen SDM- perencanaan dan pengembangan karir
Manajemen SDM- perencanaan dan pengembangan karirManajemen SDM- perencanaan dan pengembangan karir
Manajemen SDM- perencanaan dan pengembangan kariryuniastuti18400700
 
1.5 - Membangun Komitmen Tinggi
1.5 - Membangun Komitmen Tinggi1.5 - Membangun Komitmen Tinggi
1.5 - Membangun Komitmen TinggiIchsan Mujahid
 
Balanced scorecard amin subiyakto
Balanced scorecard   amin subiyaktoBalanced scorecard   amin subiyakto
Balanced scorecard amin subiyaktoMulyadi Yusuf
 
Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam Organisasi
Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam OrganisasiKepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam Organisasi
Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam OrganisasiLisa Ramadhanty
 
Integritas dalam Pekerjaan
Integritas dalam PekerjaanIntegritas dalam Pekerjaan
Integritas dalam PekerjaanJohan Setiawan
 
managemen sumberdaya manusia POWER POINT, OLEH ABD WAHAB SUMBER BOTO
managemen sumberdaya manusia POWER POINT, OLEH ABD WAHAB SUMBER BOTOmanagemen sumberdaya manusia POWER POINT, OLEH ABD WAHAB SUMBER BOTO
managemen sumberdaya manusia POWER POINT, OLEH ABD WAHAB SUMBER BOTOSUPRIYO S.Pd.I, M.Pd
 
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...IRAWANPERWANDA
 
Customer Relationship Management
Customer Relationship ManagementCustomer Relationship Management
Customer Relationship ManagementYesica Adicondro
 
Key performance indicators-Presentasi Perencanaan Strategis
Key performance indicators-Presentasi Perencanaan StrategisKey performance indicators-Presentasi Perencanaan Strategis
Key performance indicators-Presentasi Perencanaan StrategisRahmat Taufiq Sigit
 
Motivasi dan Kepemimpinan
Motivasi dan KepemimpinanMotivasi dan Kepemimpinan
Motivasi dan KepemimpinanSatya Pranata
 
Visi, misi, goal, objective, [recovered]
Visi, misi, goal, objective, [recovered]Visi, misi, goal, objective, [recovered]
Visi, misi, goal, objective, [recovered]Ega Jalaludin
 
Mengenal Fixed Mindset dan Growth Mindset
Mengenal Fixed Mindset dan Growth MindsetMengenal Fixed Mindset dan Growth Mindset
Mengenal Fixed Mindset dan Growth MindsetDina Haya Sufya
 

Was ist angesagt? (20)

Penilaian kinerja-msdm
Penilaian kinerja-msdmPenilaian kinerja-msdm
Penilaian kinerja-msdm
 
Perencanaan Kinerja - Review Kinerja
Perencanaan Kinerja - Review KinerjaPerencanaan Kinerja - Review Kinerja
Perencanaan Kinerja - Review Kinerja
 
Manajemen strategik ppt
Manajemen strategik pptManajemen strategik ppt
Manajemen strategik ppt
 
Manajemen SDM- perencanaan dan pengembangan karir
Manajemen SDM- perencanaan dan pengembangan karirManajemen SDM- perencanaan dan pengembangan karir
Manajemen SDM- perencanaan dan pengembangan karir
 
1.5 - Membangun Komitmen Tinggi
1.5 - Membangun Komitmen Tinggi1.5 - Membangun Komitmen Tinggi
1.5 - Membangun Komitmen Tinggi
 
Visi dan misi
Visi dan misiVisi dan misi
Visi dan misi
 
Balanced scorecard amin subiyakto
Balanced scorecard   amin subiyaktoBalanced scorecard   amin subiyakto
Balanced scorecard amin subiyakto
 
Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam Organisasi
Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam OrganisasiKepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam Organisasi
Kepemimpinan Pemberdayaan dan Kekuasaan Dalam Organisasi
 
Integritas dalam Pekerjaan
Integritas dalam PekerjaanIntegritas dalam Pekerjaan
Integritas dalam Pekerjaan
 
Ppt perilaku organisasi
Ppt perilaku organisasiPpt perilaku organisasi
Ppt perilaku organisasi
 
managemen sumberdaya manusia POWER POINT, OLEH ABD WAHAB SUMBER BOTO
managemen sumberdaya manusia POWER POINT, OLEH ABD WAHAB SUMBER BOTOmanagemen sumberdaya manusia POWER POINT, OLEH ABD WAHAB SUMBER BOTO
managemen sumberdaya manusia POWER POINT, OLEH ABD WAHAB SUMBER BOTO
 
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
Pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja kary...
 
INTEGRITAS ADALAH
INTEGRITAS ADALAHINTEGRITAS ADALAH
INTEGRITAS ADALAH
 
Performance management
Performance managementPerformance management
Performance management
 
Customer Relationship Management
Customer Relationship ManagementCustomer Relationship Management
Customer Relationship Management
 
Makalah konsep dasar manajemen
Makalah konsep dasar manajemenMakalah konsep dasar manajemen
Makalah konsep dasar manajemen
 
Key performance indicators-Presentasi Perencanaan Strategis
Key performance indicators-Presentasi Perencanaan StrategisKey performance indicators-Presentasi Perencanaan Strategis
Key performance indicators-Presentasi Perencanaan Strategis
 
Motivasi dan Kepemimpinan
Motivasi dan KepemimpinanMotivasi dan Kepemimpinan
Motivasi dan Kepemimpinan
 
Visi, misi, goal, objective, [recovered]
Visi, misi, goal, objective, [recovered]Visi, misi, goal, objective, [recovered]
Visi, misi, goal, objective, [recovered]
 
Mengenal Fixed Mindset dan Growth Mindset
Mengenal Fixed Mindset dan Growth MindsetMengenal Fixed Mindset dan Growth Mindset
Mengenal Fixed Mindset dan Growth Mindset
 

Ähnlich wie Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi Semester 7 (Yusinadia Sekar Sari)

Makalah (1) evaluasi kinerja
Makalah (1) evaluasi kinerjaMakalah (1) evaluasi kinerja
Makalah (1) evaluasi kinerjayulicute
 
Resume evaluasiu kinerja dan kompensasi tugas 1
Resume evaluasiu kinerja dan kompensasi tugas 1Resume evaluasiu kinerja dan kompensasi tugas 1
Resume evaluasiu kinerja dan kompensasi tugas 1evirizkiyah
 
Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjaMakalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjausep setiawan
 
Tugas makalah 1 yayaf firdaus 11140835
Tugas makalah 1 yayaf firdaus 11140835Tugas makalah 1 yayaf firdaus 11140835
Tugas makalah 1 yayaf firdaus 11140835Yayaf Firdaus
 
Rangkuman makalah tugas 1 Putri Rizki Darmawanti 11141056 7 z msdm
Rangkuman makalah tugas 1 Putri Rizki Darmawanti 11141056 7 z msdmRangkuman makalah tugas 1 Putri Rizki Darmawanti 11141056 7 z msdm
Rangkuman makalah tugas 1 Putri Rizki Darmawanti 11141056 7 z msdmputridarmawa
 
Makalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasijefrimarudutbutar
 
Tugas 1 evaluasi kinerja & kompensasi
Tugas 1  evaluasi kinerja & kompensasiTugas 1  evaluasi kinerja & kompensasi
Tugas 1 evaluasi kinerja & kompensasisiti maesaroh
 
MAKALAH, EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
MAKALAH, EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASIMAKALAH, EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
MAKALAH, EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASIdinijuliani27
 
Makalah 1 kompensasi
Makalah 1 kompensasiMakalah 1 kompensasi
Makalah 1 kompensasiazharialim
 
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasiTugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasiinsanfajaralif
 
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & KompensasiTugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & KompensasiNicky Hikmat
 
Tugas makalah uts evaluasi kinerja puput handayani 11140217 klas 7 p msdm(3)
Tugas makalah uts evaluasi kinerja puput handayani 11140217 klas 7 p msdm(3)Tugas makalah uts evaluasi kinerja puput handayani 11140217 klas 7 p msdm(3)
Tugas makalah uts evaluasi kinerja puput handayani 11140217 klas 7 p msdm(3)puputjens
 
Makalah uts evi oktaviani
Makalah uts evi oktavianiMakalah uts evi oktaviani
Makalah uts evi oktavianievi oktaviani
 
Makalah 1 uts evi oktaviani
Makalah 1 uts evi oktavianiMakalah 1 uts evi oktaviani
Makalah 1 uts evi oktavianievi oktaviani
 
Makalah 1 uts evi oktaviani
Makalah 1 uts evi oktavianiMakalah 1 uts evi oktaviani
Makalah 1 uts evi oktavianievi oktaviani
 
Sunaiah 11150675 makalah 1 (7 n-msdm)
Sunaiah 11150675 makalah 1 (7 n-msdm)Sunaiah 11150675 makalah 1 (7 n-msdm)
Sunaiah 11150675 makalah 1 (7 n-msdm)Sunaiah
 
Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjaMakalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjadesikardiyanti
 

Ähnlich wie Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi Semester 7 (Yusinadia Sekar Sari) (20)

Makalah (1) evaluasi kinerja
Makalah (1) evaluasi kinerjaMakalah (1) evaluasi kinerja
Makalah (1) evaluasi kinerja
 
Resume evaluasiu kinerja dan kompensasi tugas 1
Resume evaluasiu kinerja dan kompensasi tugas 1Resume evaluasiu kinerja dan kompensasi tugas 1
Resume evaluasiu kinerja dan kompensasi tugas 1
 
Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjaMakalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerja
 
Tugas makalah 1 yayaf firdaus 11140835
Tugas makalah 1 yayaf firdaus 11140835Tugas makalah 1 yayaf firdaus 11140835
Tugas makalah 1 yayaf firdaus 11140835
 
Rangkuman makalah tugas 1 Putri Rizki Darmawanti 11141056 7 z msdm
Rangkuman makalah tugas 1 Putri Rizki Darmawanti 11141056 7 z msdmRangkuman makalah tugas 1 Putri Rizki Darmawanti 11141056 7 z msdm
Rangkuman makalah tugas 1 Putri Rizki Darmawanti 11141056 7 z msdm
 
Makalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah jefri marudut butarbutar 11140719_evaluasi kinerja dan kompensasi
 
Tugas 1 evaluasi kinerja & kompensasi
Tugas 1  evaluasi kinerja & kompensasiTugas 1  evaluasi kinerja & kompensasi
Tugas 1 evaluasi kinerja & kompensasi
 
MAKALAH, EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
MAKALAH, EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASIMAKALAH, EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
MAKALAH, EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
 
Makalah 1 kompensasi
Makalah 1 kompensasiMakalah 1 kompensasi
Makalah 1 kompensasi
 
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasiTugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi
 
Makalah uts
Makalah utsMakalah uts
Makalah uts
 
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & KompensasiTugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
Tugas 1 Makalah Evaluasi Kinerja & Kompensasi
 
Tugas makalah uts evaluasi kinerja puput handayani 11140217 klas 7 p msdm(3)
Tugas makalah uts evaluasi kinerja puput handayani 11140217 klas 7 p msdm(3)Tugas makalah uts evaluasi kinerja puput handayani 11140217 klas 7 p msdm(3)
Tugas makalah uts evaluasi kinerja puput handayani 11140217 klas 7 p msdm(3)
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
 
Makalah uts evi oktaviani
Makalah uts evi oktavianiMakalah uts evi oktaviani
Makalah uts evi oktaviani
 
Makalah 1 uts evi oktaviani
Makalah 1 uts evi oktavianiMakalah 1 uts evi oktaviani
Makalah 1 uts evi oktaviani
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
 
Makalah 1 uts evi oktaviani
Makalah 1 uts evi oktavianiMakalah 1 uts evi oktaviani
Makalah 1 uts evi oktaviani
 
Sunaiah 11150675 makalah 1 (7 n-msdm)
Sunaiah 11150675 makalah 1 (7 n-msdm)Sunaiah 11150675 makalah 1 (7 n-msdm)
Sunaiah 11150675 makalah 1 (7 n-msdm)
 
Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerjaMakalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerja
 

Mehr von Yusinadia Sekar Sari

Makalah Kompensasi Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi Semester 7 (Yu...
Makalah Kompensasi Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi Semester 7 (Yu...Makalah Kompensasi Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi Semester 7 (Yu...
Makalah Kompensasi Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi Semester 7 (Yu...Yusinadia Sekar Sari
 
Week 14 neraca pembayaran yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 14 neraca pembayaran yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 14 neraca pembayaran yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 14 neraca pembayaran yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaYusinadia Sekar Sari
 
Week 13 prospek ukm dalam era perdagangan bebas yusinadia sekar sari 11140023
Week 13 prospek ukm dalam era perdagangan bebas yusinadia sekar sari 11140023Week 13 prospek ukm dalam era perdagangan bebas yusinadia sekar sari 11140023
Week 13 prospek ukm dalam era perdagangan bebas yusinadia sekar sari 11140023Yusinadia Sekar Sari
 
Week 12 ukm yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 12 ukm   yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 12 ukm   yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 12 ukm yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaYusinadia Sekar Sari
 
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...Yusinadia Sekar Sari
 
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaYusinadia Sekar Sari
 
Week 9 pembangunan ekonomi daerah yusinadia sekar sari 11140023 5 v
Week 9 pembangunan ekonomi daerah yusinadia sekar sari 11140023 5 v  Week 9 pembangunan ekonomi daerah yusinadia sekar sari 11140023 5 v
Week 9 pembangunan ekonomi daerah yusinadia sekar sari 11140023 5 v Yusinadia Sekar Sari
 
Week 7 - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023
Week 7    - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023Week 7    - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023
Week 7 - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023Yusinadia Sekar Sari
 
Week 6 perubahan struktur perekonomian yusinadia sekar sari 11140023 5 v-ma
Week 6 perubahan struktur perekonomian  yusinadia sekar sari 11140023   5 v-maWeek 6 perubahan struktur perekonomian  yusinadia sekar sari 11140023   5 v-ma
Week 6 perubahan struktur perekonomian yusinadia sekar sari 11140023 5 v-maYusinadia Sekar Sari
 
Week 4 sistem perekonomian indonesia yusinadia sekar sari 11140023
Week 4  sistem perekonomian indonesia yusinadia sekar sari 11140023Week 4  sistem perekonomian indonesia yusinadia sekar sari 11140023
Week 4 sistem perekonomian indonesia yusinadia sekar sari 11140023Yusinadia Sekar Sari
 
Week 5 pertumbuhan ekonomi yusinadia sekar sari 11140023 5 v
Week 5 pertumbuhan ekonomi yusinadia sekar sari 11140023   5 vWeek 5 pertumbuhan ekonomi yusinadia sekar sari 11140023   5 v
Week 5 pertumbuhan ekonomi yusinadia sekar sari 11140023 5 vYusinadia Sekar Sari
 
WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023
WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023
WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023Yusinadia Sekar Sari
 
Week 2 Gambaran Umum Perekonomian Indonesia
Week 2  Gambaran Umum Perekonomian IndonesiaWeek 2  Gambaran Umum Perekonomian Indonesia
Week 2 Gambaran Umum Perekonomian IndonesiaYusinadia Sekar Sari
 

Mehr von Yusinadia Sekar Sari (13)

Makalah Kompensasi Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi Semester 7 (Yu...
Makalah Kompensasi Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi Semester 7 (Yu...Makalah Kompensasi Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi Semester 7 (Yu...
Makalah Kompensasi Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi Semester 7 (Yu...
 
Week 14 neraca pembayaran yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 14 neraca pembayaran yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 14 neraca pembayaran yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 14 neraca pembayaran yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
 
Week 13 prospek ukm dalam era perdagangan bebas yusinadia sekar sari 11140023
Week 13 prospek ukm dalam era perdagangan bebas yusinadia sekar sari 11140023Week 13 prospek ukm dalam era perdagangan bebas yusinadia sekar sari 11140023
Week 13 prospek ukm dalam era perdagangan bebas yusinadia sekar sari 11140023
 
Week 12 ukm yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 12 ukm   yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 12 ukm   yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 12 ukm yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
 
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
Week 11 industrialiasasi dan perkembangan sektor industri yusinadia 11140023 ...
 
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
 
Week 9 pembangunan ekonomi daerah yusinadia sekar sari 11140023 5 v
Week 9 pembangunan ekonomi daerah yusinadia sekar sari 11140023 5 v  Week 9 pembangunan ekonomi daerah yusinadia sekar sari 11140023 5 v
Week 9 pembangunan ekonomi daerah yusinadia sekar sari 11140023 5 v
 
Week 7 - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023
Week 7    - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023Week 7    - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023
Week 7 - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023
 
Week 6 perubahan struktur perekonomian yusinadia sekar sari 11140023 5 v-ma
Week 6 perubahan struktur perekonomian  yusinadia sekar sari 11140023   5 v-maWeek 6 perubahan struktur perekonomian  yusinadia sekar sari 11140023   5 v-ma
Week 6 perubahan struktur perekonomian yusinadia sekar sari 11140023 5 v-ma
 
Week 4 sistem perekonomian indonesia yusinadia sekar sari 11140023
Week 4  sistem perekonomian indonesia yusinadia sekar sari 11140023Week 4  sistem perekonomian indonesia yusinadia sekar sari 11140023
Week 4 sistem perekonomian indonesia yusinadia sekar sari 11140023
 
Week 5 pertumbuhan ekonomi yusinadia sekar sari 11140023 5 v
Week 5 pertumbuhan ekonomi yusinadia sekar sari 11140023   5 vWeek 5 pertumbuhan ekonomi yusinadia sekar sari 11140023   5 v
Week 5 pertumbuhan ekonomi yusinadia sekar sari 11140023 5 v
 
WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023
WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023
WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023
 
Week 2 Gambaran Umum Perekonomian Indonesia
Week 2  Gambaran Umum Perekonomian IndonesiaWeek 2  Gambaran Umum Perekonomian Indonesia
Week 2 Gambaran Umum Perekonomian Indonesia
 

Kürzlich hochgeladen

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 

Kürzlich hochgeladen (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 

Resume Evaluasi Kinerja Materi 1 - 7 Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi Semester 7 (Yusinadia Sekar Sari)

  • 1. RESUME MATERI PEMBELAJARAN SEMESTER 7 EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi Dosen pengampu Ade Fauji, SE, MM. Oleh NAMA : YUSINADIA SEKAR SARI NIM : 11140023 KELAS : 7Z RUANGAN/HARI : C.2.3/SABTU JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN 2017
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas resume ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Baginda Rasulullah Mudammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya. Resume ini memuat tentang Materi Pembelajaran Semester 7 Mata Kuliah Evaluasi Kinerja dan Kompensasi. Dalam pembuatan ini, penulis menerima dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Semoga semua kebaikan yang telah penulis terima dibalas oleh Allah SWT. Penulis berharap dengan ditulisnya resume yang mungkin memiliki banyak kekurangan ini, dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya. Untuk itu kiranya para pembaca berkenan untuk memberikan berbagai masukan kepada penulis. Cilegon, 10 November 2017 Penulis
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB 2 PEMBAHASAN 1. KINERJA SDM 1-4 2. HR SCORECARD 5-14 3. MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA 15-24 4. MENGELOLA POTENSI KECERDASAN 25-27 EMOSIONAL SDM 5. MEMBANGUN KAPABILITAS & KOMPETENSI 28-29 SDM 6. KONSEP AUDIT KERJA 30-31 7. PELAKSANAAN AUDIT KERJA 32-35 DAFTAR PUSTAKA
  • 4. 1 MATERI 1 KINERJA SDM 1.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika (Prawirosentono, 1999)1 . John Witmore dalam Coaching for Perfomance ―kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan‖. Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negative dari suatu kebijakan operasional. Mink mengemukakan pendapatnya bahwa individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki beberapa karakteristik, yaitu diantaranya: (a) berorientasi pada prestasi, (b) memiliki percaya diri, (c) berperngendalian diri, (d) kompetensi. Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. 1 Ghoniyah, Nunung 2012.http://download.portalgaruda.org/article.php?article=110028&val=548&title=PENINGKATAN%20KI NERJA%20SDM%20MELALUI%20KONDISI%20KERJA,%20KONTEN%20PEKERJAAN%20DAN%20 PENGEMBANGAN%20KARIR%20DENGAN%20MEDIASI%20MOTIVASI%20KERJA diakses tgl 18 Oktober 2017 pukul 20.34 WIB
  • 5. 2 Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Performance atau kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses (Nurlaila, 2010:71). Menurut pendekatan perilaku dalam manajemen, kinerja adalah kuantitas atau kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang yang melakukan pekerjaan (Luthans, 2005:165). Kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan antara hasil kerja dengan standar yang ditetapkan (Dessler, 2000:41). Kinerja adalah hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan (Mangkunagara, 2002:22). Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama (Rivai dan Basri, 2005:50). Sedangkan Mathis dan Jackson (2006:65) menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan pegawai. Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut. Kinerja merupakan hasil kerja dari tingkah laku (Amstrong, 1999:15). Pengertian kinerja ini mengaitkan antara hasil kerja dengan tingkah laku. Sebgai tingkah laku, kinerja merupakan aktivitas manusia yang diarahkan pada pelaksanaan tugas organisasi yang dibebankan kepadanya. 3 Sehingga dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja berarti mengevaluasi kinerja karyawan saat ini dan/atau di masa lalu relative terhadap standart prestasinya.
  • 6. 3 1.2 Faktor – faktor yang Memengaruhi Kinerja Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu: 1. Kemampuan mereka, 2. Motivasi, 3. Dukungan yang diterima, 4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan 5. Hubungan mereka dengan organisasi. Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi. Menurut Mangkunegara menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain : 1. Faktor kemampuan Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlihannya. 2. Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situasion) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal. David C. Mc Cleland seperti dikutip Mangkunegara, berpendapat bahwa ―Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kerja‖. Motif berprestasi dengan pencapaian kerja. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat
  • 7. 4 terpuji. Selanjutnya Mc. Clelland, mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang yang memiliki motif yang tinggi yaitu : a. Memiliki tanggung jawab yang tinggi b. Berani mengambil resiko c. Memiliki tujuan yang realistis d. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan. e. Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukan. f. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogamkan Menurut Gibson ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja : a. Faktor individu : kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang. b. Faktor psikologis : persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja c. Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system).
  • 8. 5 MATERI 2 HR SCORECARD 2.1 Konsep Human Resources Scorecard Patience Mmetje Naves (2002), dalam disertasinya, menjelaskan bahwa HR scorecard telah didesain secara khusus yang melekat pada sistem sumber daya manusia yang ada pada sebuah strategi organisasi secara keseluruhan dan memanage arsitektur sumberdaya manusia sebagai sebuah strategic asset. Hal tersebut didasarkan pada model balance scorecard yang menunjukan bagaimana hubungan sumberdaya manusia yang diukur seperti profitability-nya dan shareholder value dari line manager. Becker et al memperkenalkan pertama kali konsep HR scorecard (2001), menunjukan sumberdaya manusia sebagai strategic asset dan menunjukan kontribusi sumberdaya manusia terhadap keberhasilan keuangan organisasi. HR Scorecard memiliki empat focus utama yaitu : 1. The key HR deliverables that will leverage HR’s role in the firm’s overall strategy. 2. The high performance work system. 3. The extent to which that system is aligned to strategy. 4. The efficiency with which the deliverables are generated. HR scorecard ketika digunakan secara efektif akan menghubungkan antara strategi perusahaan dengan aktivitas sumberdayanya, sehingga HR scorecard selalu diikuti oleh HR arsitektur untuk pengelolaan pengukuran kinerja yang sistematik. Human resources scorecard mengukur keefektifan dan efisiensi fungsi sumber daya manusia dalam mengerahkan perilaku karyawan untuk mencapai tujuan strategis perusahaan sehingga dapat membantu menunjukan bagaimana sumber daya manusia memberikan kontribusi dalam kesuksesan keuangan dan
  • 9. 6 strategi perusahaan. Human Resources Scorecard merupakan bagian dari perusahaan. Human resources scorecard ibarat sebuah bangunan, yang menjadi bagian dari apa yang kita turunkan dari strategi perusahaan.2 2.2 Manfaat Human Resources Score Card Human resources scorecard memberikan manfaat yaitu menggambarkan peran dan kontribusi sumber daya manusia kepada pencapaian visi perusahaan secara jelas dan terukur, agar profesional sumber daya manusia mampu dalam mengendalikan biaya yang dikeluarkan dan nilai yang dikontribusikan dan memberikan gambaran hubungan sebab akibat. Adapun menurut Bryan E.Becker (2009,p80-82) sebagai berikut : 1. Memperkuat perbedaan antara HR do able dan HR deliverable Sistem pengukuran SDM harus membedakan secara jelas antara deliverable, yang mempengaruhi implementasi strategi, dan do able yang tidak. Sebagai contoh, implementasi kebijakan bukan suatu deliverable hingga ia menciptakan perilaku karyawan yang mendorong implementasi strategi. Suatu sistem pengukuran SDM tepat secara kontinu mendorong professional SDM untuk berfikir secara strategis serta secara operasional. 2. Mengendalikan biaya dan menciptakan nilai SDM selalu di harapkan mengendalikan biaya bagi perusahaan. Pada saat yang sama, memainkan peran strategis berarti SDM harus pula menciptakan nilai. HR Scorecard membantu para manajemen sumber daya manusia untuk menyeimbangkan secara efektif kedua tujuan tersebut. Hal itu bukan saja mendorong para praktisi untuk menghapus biaya yang tidak tepat, tetapi juga membantu mereka mempertahankan ―investasi‖ dengan menguraikan manfaat potensial dalam pengertian kongkrit. 3. HR Scorecard mengukur leading indicators 2 Widarsono, Agus. Bandung. 2009. https://agusw77.files.wordpress.com/2009/06/makalah-human-resources- scorecard.pdf diakses tanggal 11 November 2017 pukul 21.47 WIB
  • 10. 7 Model kontribusi strategis SDM kami menghubungkan keputusan- keputusan dan sistem SDM dengan HR deliverable, yang selanjutnya mempengaruhi dan pendorong kinerja kunci dalam implementasi perusahaan. Sebagaimana terdapat leading dan lagging indicator dalam sistem pengukuran kinerja seimbang keseluruhan perusahaan, di dalam rantai nilai SDM terdapat pendorong (deliver) dan hasil (outcome). Hal ini bersifat essensial untuk memantau keselarasan antara keputusan-keputusan SDM dan unsur-unsur sistem yang mendorong HR deliverable. Menilai keselarasan ini memberikan umpan balik mengenai kemajuan SDM menuju deliverable tersebut dan meletakan fondasi bagi pengaruh strategi SDM. HR Scorecard menilai kontribusi SDM dalam implementasi strategi dan pada akhirnya kepada ―bottom line‖. Sistem pengukuran kinerja strategi apapun harus memberikan jawaban bagi chief HR officer atas pertanyaannya, ―apa kontribusi SDM terhadap kinerja perusahaan?‖ efek kumulatif ukuran - ukuran HR deliverable pada scorecard harus memberikan jawaban itu. Para manajer SDM harus memiliki alasan strategi yang ringkas, kredibel dan jelas, untuk semua ukuran deliverable. Jika alasan itu tidak ada, begitu pula pada ukuran itu tidak ada. Para manajer lini harus menemukan ukuran deliverable ini sekredibel seperti yang dilakukan manajer SDM, sebab matrik-matriks itu merepresentasikan solusi - solusi bagi persoalan bisnis, bukan persoalan SDM. 4. HR Scorecard memungkinkan professional SDM mengelola secara efektiftanggung jawab strategi mereka. HR Scorecard mendorong sumber daya manusia untuk fokus secara tepat pada bagaimana keputusan mereka mempengaruhi keberhasilan implementasi strategi perusahaan. Sebagaimana kami menyoroti pentingnya ―fokus strategis karyawan‖ bagi keseluruhan perusahaan, HR Scorecard harus memperkuat fokus strategis para manajer SDM dan karena para professional SDM dapat mencapai pengaruh strategis itu sebagian besar dengan cara mengadopsi perspektif sistemik
  • 11. 8 dari pada dengan cara memainkan kebijakan individual, scorecard mendorong mereka lebih jauh untuk berfikir secara sistematis mengenai strategi SDM. 5. HR Scorecard mendorong Fleksibilitas dan perubahan. Kritik yang umum terhadap sistem pengukuran kinerja ialah sistem ini menjadi terlembagakan dan secara actual merintangi perubahan. Strategi - strategi tumbuh, organisasi perlu bergerak dalam arah yang berbeda, namun sasaran - sasaran kinerja yang sudah tertinggal menyebabkan manajer dan karyawan ingin memelihara status quo. Memang, salah satu kritik terhadap manajemen berdasarkan pengukuran ini ialah bahwa orang-orang menjadi trampil dalam mencapai angka-angka yang diisyaratkan dalam sistem nama dan mengubah pendekatan manajemen mereka ketika kondisi yang bergeser menuntutnya. HR Scorecard memunculkan fleksibilitas dan perubahan, sebab ia fokus pada implementasi strategi perusahaan, yang akan secara konstan menuntut perubahan. Dengan pendekatan ini, ukuran-ukuran mendapat makna yang baru. 2.3 Perbedaan Human Resources Scorecard dan Balanced Scorecard Human Resources Scorecard merupakan Balanced Scorecard dengan pendekatan Human Resources Departement dimana sistem pengukuran kinerja terintegrasi menggambarkan sistem sumber daya manusia dan Key Performance Indicators yang dihasilkan berdasarkan pada manajemen sumber daya manusia. Menurut Kaplan dan Norton (2000), Balanced Scorecard adalah salah satu model sistem pengukuran kinerja yang diturunkan dari visi, misi dan tujuan – tujuan strategis ke dalam perspektif – perspektif yang berupa scorecard – scorecard, yaitu perspektif financial, perspektif customer, perspektif internal business process dan perspektif learning and growth. Cedar kemudian menjelaskan bahwa karena Human Resources Scorecard diturunkan dari Balanced Scorecard, maka Human Resources Scorecard juga memiliki scorecard yang sama pula dengan Balanced Scorecard, yaitu memungkinkan organisasi sumber daya manusia untuk mengukur konstribusi
  • 12. 9 strategisnya berdasarkan empat perspektif. Dalam Human Resources Scorecard, masing – masing perspektif dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Perspektif Financial Adalah tolok ukur financial untuk memberi ringkasan dari konsekuensi ekonomis akibat dari kebijakan – kebijakan yang telah diambil, dalam hal ini adalah berkenaan dengan perspektif customer, internal dan learning and growth. Berkaitan dengan profitabilitas, dan lain – lain. 2. Perspektif Customer Adalah tolok ukur karyawan sebagai aset, sebagai pengguna atau output dari implementasi strategi sumber daya manusia atau lebih tepatnya merupakan dampak terhadap customer dari perspektif internal dan perspektif learning and growth. Ukuran dari perspektif ini misalnya Employee Satisfaction, yaitu ukuran – ukuran yang menunjukkan tingkat kepuasan karyawan dalam hal pemenuhan kriteria yang ditetapkan. 3. Perspektif Internal Business Process Memfokuskan pada proses internal yang akan memberikan dampak pada kepuasan customer dan mencapai tujuan finansial dari organisasi. Perspektif ini meliputi inovasi, proses dan pelayanan. 4. Perspektif Learning and Growth Memfokuskan pada sistem dan strategi untuk pengembangan sumber daya manusia, misalnya melalui pelatihan. Keuntungan implementasi Human Resources Scorecard : 1. Menggambarkan peran dan konstribusi sumber daya manusia kepada pencapaian visi perusahaan secara jelas dan terukur. 2. Memampukan manajemen sumber daya manusia dalam mengendalikan biaya yang dikeluarkan dan nilai yang dikonstribusikan. 3. Memberikan gambaran hubungan sebab dan akibat. 4. Memampukan profesional sumber daya manusia mengelola tanggung jawabnya yang strategis. 5. Fleksibel.3 2.4 Kaitan Human Resources Scorecard dengan Strategi 3 Masruroh, Nisa. 2005. https://media.neliti.com/media/publications/133186-ID-pengukuran-kinerja- menggunakan-human-res.pdf diakses tanggal 11 November 2017 pukul 21.49 WIB
  • 13. 10 Strategi pada dasarnya adalah suatu teori tentang bagaimana mencapai sasaran perusahaan. Secara konvensional, perusahaan menjalankan kinerjanya berdasarkan laporan finansial di masa yang lalu. Namun para peneliti kini telah menemukan pengukuran yang tepat untuk pengukuran jangka panjang dan benar adalah melalui strategi. Dengan menggunakan Balanced Scorecard, perusahaan menjalankan kinerjanya berangkat dari strategi, ukuran finansial dan non finansialnya diturunkan dari strategi, visi dan misi perusahaan. Human Resources Scorecard seperti halnya Balanced Scorecard, scorecard-nya diturunkan dari strategi perusahaan yang berkenaan dengan sistem sumber daya manusia. Perusahaan menggunakan scorecard untuk manajemen kinerjanya dan menjadikan strategi sebagai kunci pusat manajemen proses dan sistem (Kaplan dan Norton,2000). Strategi map membantu organisasi melihat strateginya secara kohesif, terintegrasi dan dalam cara yang sistematik, karena menghubungkan cause – effect relationship yang menunjukkan aset intangible ditransformasikan ke tangible outcome (financial) [Kaplan dan Norton,2000]. AHP adalah suatu bentuk model pengambilan keputusan yang pada dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari model-model sebelumnya. Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Kelebihan model AHP dibandingkan dengan model keputusan lainnya adalah terletak pada kemampuan memecahkan masalah yang multiobjektive dan multicriteria. Kebanyakan model yang sudah ada memakai single objective dan multicriteria. Kelebihan model AHP ini lebih disebabkan oleh fleksibilitasnya yang lebih tinggi terutama dalam pembuatan hierarkinya. Sifat fleksibelnya tersebut membuat model AHP dapat menangkap beberapa tujuan dan beberapa kriteria sekaligus ke dalam sebuah model ataupun hierarki. Bahkan model tersebut juga bisa memecahkan masalah yang mempunyai tujuan-tujuan yang saling berlawanan dalam sebuah model. (Permadi, 1992). 2.5 Pengukuran Kinerja Menggunakan Hr Scorecard
  • 14. 11 Mengukur efisiensi sumberdaya manusia mencerminkan fungsi sumber daya manusia yang secara umum membantu organisasi memperoleh penghasilan dan laba. (Naves,2002). Fokus mereka adalah pada ‖do-ables‖ memastikan bahwa penyerahan jasa dilakukan dengan cara cost efective. Sumberdaya manusia harus mempunyai akses dalam cakupan luas ke benchmarks dan standar biaya agar efisiensinya dapat terukur. Keseluruhan gagasan HR Scorecard adalah untuk memastikan bahwa ada suatu kesejajaran antara biaya sumberdaya manusia dan penciptaan nilai sumberdaya manusianya. Kesejajaran antara pengendalian biaya dan pengukuran penciptaan nilai membantu manajer sumberdaya manusia untuk menhindari kecederungan usaha strategic sumberdaya manusia yang mengabaikan biaya dibanding manfaat yang didapat. Kesejajaran ini merupakan dasar interface antara balance scorecard dengan HR scorecard. Selanjutnya, terdapat beberapa tahapan dalam merancang system pengukuran sumberdaya manusia melalui pendekatan HR Scorecard yaitu sebagai berikut : 1. Mengidentifikasikan HR Competency Kompetensi yang dimaksud adalah berupa pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan karakteristik kepribadian yang mempengaruhi secara langsung terhadap kinerhjanya. Pengelolaan kompetensi sumberdaya manusia perlu mengacu pada visi, misi, strategi dan sasaran perusahaan. Dalam penelitiannya, McClleland (1973) menyimpulkan bahwa kompetensi memiliki daya prediksi pada kinerja. Menurut beberapa pakar, kompetensi tidak sama dengan trait, tetapi fakta menunjukan bahwa beberapa trait tidak bias dipisahkan dengan kompetensi, misalnya influence, flexibility, innovation, team orientation,dan commitment (Cooper, 2000). Pada dasarnya, model kompetensi ini diperlukan untuk memperjelas ekspektasi suatu jabatan, mengoptimalkan produktivitas, serta mendukung penyesuaian terhadap perubahan. 2. Pengukuran high performance work system (HPWS) menempatkan dasar untuk membangun sumberdaya manusia menjadi aset stratejik. HPWS
  • 15. 12 memaksimalkan kinerja karyawan. Setiap pengukuran sistem sumberdaya manusia harus memasukan kumpulan indikasi yang merefleksikan pada ‗fokus pada kinerja‘ dari setiap elemen system sumberdaya manusia. Pengukuran HPWS lebih pada bagaimana organisasi bekerja melalui setiap fungsi sumberdaya manusia mulai dari tingkat makro dan menekankan pada orientasi kinerja pada setiap aktivitas. Manajer sumber daya manusia memerlukan suatu set pengukuran dari dimensi kinerja mengenai aktivitas sumberdaya manusia pada perhatian utamanya. Ukuran ini dapat direpresentasikan dalam scorecard sebagai simple toggles, dengan indicator ―tidak puas‖ atau ―puas‖.(Navez, 2002). 6. 3. Mengukur HR system alignment berarti menilai sejauhmana system sumberdaya manusia memenuhi kebutuhan implemntasi strategi perusahaan atau disebut kesejajaran eksternal (external aligment) sedangkan yang dimaksud dengan kesejajaran internal (internal aligment) adalah bagaimana setiap elemen dapat bekerja bersama dan tidak mengalami konflik. Dalam hal ini tidak perlu dilakukan pengukuran kesejajaran internal, karena bila system sumberdaya manusia sudah focus pada implementasi strategi (kesejajaran external) atau dapat dapat mengelola kesejajaran eksternal, maka ketidaksejajaran internal cenderung tidak terjadi. Fokus pada kesejajaran internal lebih sesuai bila pengukuran untuk suatu perusahaan tidak mengadopsi perspektif strategi sumberdaya manusia. (Surya dan Yuanita, 2001). 4. HR deliverable Untuk mengintegrasikan sumberdaya manusia kedalam system pengukuran kinerja bisnis, manajer harus mengidentifikasi hal yang menghubungkan antara sumberdaya manusia dan rencana-rencana implementasi strategi organisasi. Hal tersebut dinamakan ―strategi HR deliverable‖ yang merupakan outcome dari arsitektur sumberdaya manusia yang akan melaksanakan strategi perusahaan. Human dan Human Capital Scorecard Human capital merupakan salah satu sumber daya intangible. Sumberdaya manusia yang ada pada suatu organisasi hendaknya menjadi nilai tambah bagi
  • 16. 13 organisasi itu sendiri. Agar value adding, pembangunan human capital harus menjadikan produk dan jasa yang dihasilkann oleh perusahaan unggul dalam persaingan, disamping itu pembangunan human capital harus menjadikan organisasi perusahaan mampu dengan cepat,fleksibel, terpadu dan inovatif melayani kebutuhan customer. (Mulyadi, 2001). Human Capital terdiri dari dua komponen : kapabilitas personel dan komitmen personel. Untuk berdaya saing dilingkungan bisnis yang kompetitif, personel perusahaan harus memiliki kapabilitas unggulan. Kapabilitas unggulan adalah keterampilan yang diperlukan oleh perusahaan untuk memanfaatkan secara optimum aktivanya. The human capital scorecard menyediakan suatu cara untuk para agent dalam mencapai status siap bersaing dengan meningkatkan fungsi pengelolaan dan penyebaran sumberdaya manusia. The human capital scorecard memiliki 4 tahapan yaitu dimension of human capital, performance goals,measures,and operational application of measures.( from : http://www.opm.gov/hrmc/2001/msg- 112b.htm.) Kemudian, Ada dua sasaran stratejik dalam perspektif human capital yaitu kapabilitas karyawan dan komitmen karyawan. Manajemen sumberdaya yang stratejik menyangkut hubungan antara sumberdaya manusia dengan tujuan dan sasaran stratejik dalam rangka meningkatkan kinerja bisnis dan mengembangkan kultur organisasi yang mendorong inovasi dan fleksibilitas.
  • 18. 15 MATERI 3 MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA 3.1 Definisi Motivasi Dan Kepuasan Kerja Motivasi Kita tahu bahwa motivasi merupakan hasil interaksi antara individu dengan situasi. Tentu saja, setiap individu memiliki dorongan motivasional dasar yang berbeda-beda. Sekarang dapat kita definisikan motivasi sebagai suatu proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Sementara motivasi umum berkaitan dengan usaha mencapai tujuan apa pun, kita akan mempersempit focus tersebut menjadi tujuan-tujuan organisasional untuk menecerminkan minat kita terhadap perilaku yang berhubungan dengan pekerjaan. Berikut ini adalah tiga elemen utama dari definisi motivasi. - Intensitas, berhubungan dengan seberapa giat seseorang berusaha. Ini adalah elemen yang paling banyak mendapat perhatian ketika kita membicarakan tentang motivasi. - Arah, intensitas yang tinggi sepertinya tidak akan menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi. Dengan demikian kita harus mempertimbangkan kualitas serta intensitas upaya secara bersamaan. - Ketekunan, dimensi ini merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang bisa mempertahankan usahanya. Individu-individu yang bertahan melakukan tugas dalam waktu yang cukup lama demi mencapai tujuan mereka. Kepuasan Kerja Istilah kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki
  • 19. 16 perasaan-perasaan positif tentang pekerjaan tersebut, sementara seseorang yang tidak puas memiliki perasaan-perasaan yang negative tentang pekerjaan tersebut. Pengertian Kepuasan Kerja menurut para ahli :  Lock ( 1995 ). Kepuasan kerja merupakan suatu ungkapan emosional yang bersifat positif atau menyenangkan sebagai hasil dari penilaian terhadap suatu pekerjaan atau pengalaman kerja.  Robbins ( 1996 ). Kepuasan kerja merupakan sikap umum seorang karyawan terhadap pekerjaannya.  Porter ( 1995 ). Kepuasan kerja adalah perbedaan antara seberapa banyak sesuatu yang seharusnya diterima dengan seberapa banyak sesuatu yang sebenarnya dia terima.  Mathis dan Jackson ( 2000 ). Kepuasan kerja merupakan pernyataan emosional yang positif yang merupakan hasil evaluasi dari pengalaman kerja. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa : Kepuasan kerja merupakan suatu tanggapan emosional seseorang terhadap situasi dan kondisi kerja. Tanggapan emosional bisa berupa perasaan puas (positif) atau tidak puas (negatif). Bila secara emosional puas berarti kepuasan kerja tercapai dan sebaliknya bila tidak aka berarti karyawan tidak puas. Kepuasan kerja dirasakan karyawan setelah karyawan tersebut membandingkan antara apa yang dia harapkan akan dia peroleh dari hasil kerjanya dengan apa yang sebenarnya dia peroleh dari hasil kerjanya. Kepuasan kerja mencerminkan beberapa sikap yang berhubungan. 3.2 TEORI-TEORI MOTIVASI 3.2.1 Teori-teori motivasi pada Zaman Dahulu Tiga teori khusus dirumuskan selama periode ini, yang meskipun diserang habis-habisan dan diragukan validitasnya, mungkin masih merupakan penjelasan- penjelasan mengenai motivasi karyawan yang paling terkenal. Berikut ini adalah tiga teori motivasi pada zaman dahulu.
  • 20. 17  Hierarki Teori Kebutuhan Teori motivasi yang paling terkenal adalah hieraki kebutuhan milik Abraham Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu: 1. Fisiologis, meliputi rasa lapar, haus, berlindung, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya. 2. Rasa aman. Meliputi rasa ingin dilindingu dari bahaya fisik dan emosional 3. Social, meliputi rsa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan. 4. Penghargaan, meliputi faktor-faktor penghargaan internal seperti hormat diri, otonomi, dan pencapaian, dan faktor-faktor penghargaan eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian. 5. Aktualisasi diri, dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapannya, meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri. Dari sudut motivasi, teori tersebut mengatakan bahwa meskipun tidak ada kebutuhan yang benar-benar dipenuhi, sebuah kebutuhan yang pada dasarnya telah dipenuhi tidak lagi memotivasi. Jadi, bila ingin memotivasi seseorang, menurut Maslow, Anda harus memahami tingkat hierarki di mana orang tersebut berada saat ini dan focus untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di atau di atas tingkat tersebut.  Teori X dan Teori Y Douglas McGregor mengemukakan dua pandangan nyata mengenai manusia: pandangan pertama pada dasarnya negative, disebut teori X, dan yang kedua pada dasarnya positif, disebut teori Y. Setelah mengkaji cara para manajer berhubungan dengan karyawan, McGregor menyimpulkan bahwa pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
  • 21. 18 Menurut Teori X, empat asumsi yang dimiliki oleh manajer adalah: - Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya - Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipaksa, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan - Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari perintah formal bila mungkin - Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi Sedangkan, Teori Y juga memiliki empat asumsi positif, yaitu: - Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain - Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan - Karyawan bersedia belajar untuk menerima, bahkan mencari, tanggung jawab - Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen  Teori Dua Faktor Teori ini dikemukakan oleh seorang psikolog bernama Frederick Herzberg. Dengan keyakinan bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah mendasar dan bahwa sikap seseorang terhadap pekerjaan bisa dengan sangat baik menentukan keberhasilan atau kegagalan, Herzberg menyelidiki pertanyaan tersebut, “Apa yang diinginkan individu dari pekerjaan-pekerjaan mereka?” Ia meminta individu untuk mendeskripsikan, secara mendetail, situasi-situasi dimana mereka merasa luar biasa baik atau buruk dengan pekerjaan-pekerjaan mereka. Respons-respons ini kemudian ditabulasi dan dikategorikan.
  • 22. 19 3.2.2 Teori-teori Motivasi Kontemporer Teori-teori sebelumnya memang terkenal, namun tidak menunjukkan hasil yang baik setelah pemeriksaan menyeluruh. Berikut ini adalah teori-teori kontemporer, di mana teori-teori berikut menggambarkan kondisi pemikiran saat ini dalam menjelaskan motivasi karyawan.  Teori Kebutuhan McClelland Teori yang menyatakan bahwa pencapaian, kekuatan, dan hubungan adalah tiga kebutuhan penting yang membantu menjelaskan motivasi. Teori ini dikembangkan oleh David McClelland, yang didefiniskan berikut ini: 1. Kebutuhan pencapaian: dorongan untuk melebihi, mencapai standar- standar, berusaha keras untuk berhasil. 2. Kebutuhan kekuatan: kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya. 3. Kebutuhan hubungan: keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab  Teori Evaluasi Kognitif Teori ini menjelaskan bahwa pengenalan penghargaan ekstrinsik, seperti imbalan kerja, untuk usaha kerja yang sebelumnya memuaskan seacar intrinsic karena kesenangan yang berhubungan dengan isi dari pekerjaan itu sendiri cenderung menurunkan seluruh motivasi. Perkembangan teori evaluasi koginitif baru-baru ini adalah indeks diri, yang mempertimbangkan tingkat sampai mana alasan-alasan seseorang untuk mengejar suatu tujuan konsisten dengan minat dan nilai-nilai inti mereka. Sebagai contoh, apabila para individu mengejar tujuan-tujuan karena minat intrinsic, cenderung mencapai tujuan-tujuan mereka dan merasa senang meskipun mereka tidak mencapai tujuan-tujuan tersebut.  Teori Penentuan Tujuan Teori bahwa tujuan-tujuan yang spesifik dan sulit dengan umpan balik, menghasilkan kinerja yang lebih tinggi. Teori ini mengisyaratkan bahwa seorang
  • 23. 20 individu berkomitmen pada tujuan tersebut, yang berarti, seorang individu memutuskan untuk tidak merendahkan atau megabaikan tujuan tersebut.  Teori Efektivitas Diri Teori ini merujuk pada keyakinan seorang individu bahwa ia mampu mengerjakan suatu tugas. Semakin tinggi efektifitas diri Anda, semakin tinggi rasa percaya diri yang Anda miliki dalam kemampuan Anda untuk berhasil dalam suatu tugas. Selain itu, individu yang mempunyai efektivitas diri yang tinggi tampaknya merespons umpan balik negative dengan usaha dan motivasi yang lebih tinggi.  Teori Penguatan Teori di mana perilaku merupakan sebuah fungsi dari konsekuensi- konsekuensinya. Dalam teori ini, kita mempunyai sebuah pendekatan perilaku, yang menunjukkan bahwa penguatan memengaruhi perilaku. Teori ini mengabaikan keadaan batin individu dan hanya terpusat pada apa yan terjadi pada seseorang ketika ia melakukan tindakan.  Teori Keadilan Teori bahwa individu membandingkan masukan-masukan dan hasil pekerjaan mereka dengan masukan-masukan dan hasil pekerjaan orang lain, dan kemudian merespons untuk menghilangkan ketidakadilan. Selain itu, adalah penting untuk memerhatikan bahwa ketika sebagian besar penelitian tentang teori keadilan berfokus pada imbalan kerja, karyawan tampaknya mencari keadilan dalam distrivusi penghargaan organisasional yang lain.  Teori Harapan Teori harapan dari Victor Vroom menunjukkan bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu tersebut. Teori ini berfokus pada tiga hubungan, yaitu: o Hubungan usaha—kinerja
  • 24. 21 o Hubungan kinerja—penghargaan o Hubungan penghargaan—tujuan-tujuan pribadi Teori harapan membantu menjelaskan mengapa banyak pekerja tidak termotivasi dalam pekerjaan-pekerjaan mereka dan hanya melakukan usaha minimum untuk mencapai sesuatu. 3.3 ASPEK-ASPEK KEPUASAN KERJA  Kerja yang secara mental menantang Kebanyakan karyawan menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan dan kepuasan.  Ganjaran yang pantas Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil, dan segaris dengan pengharapan mereka. Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. tidak semua orang mengejar uang. Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja. Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan. Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. Oleh karena itu individu-individu
  • 25. 22 yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka.  Kondisi kerja yang mendukung Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan. Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak esktrem (terlalu banyak atau sedikit).  Rekan kerja yang mendukung Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial. Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenagkan dapat menciptakan kepuasan kerja yang meningkat. Tetapi Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan.  Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka. 3.4 PENGUKURAN KEPUASAN KERJA Setiap pekerjaan menuntut interaksi dengan rekan kerja dan atasan-atasan, mengikuti peraturan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan organisasional, memenuhi standar-standar kinerja, menerima kondisi-kondisi yang acap kali kurang ideal, dll. Ini berarti bahwa penilaian seorang karyawan tentang seberapa ia merasa puas atau tidak puas dengan pekerjaan merupakan penyajian yang rumit dari sejumlah elemen pekerjaan yang berlainan.  Seberapa puas individu dengan pekerjaan mereka?
  • 26. 23 Apakah sebagian besar individu merasa puas dengan pekerjaan mereka? Tampaknya, jawabannya adalah ‗ya‘ yang memenuhi syarat di AS dan di sebagian besar Negara maju. Berbagai studi independen, yang diadakan di antara para pekerja AS selama 30 tahun terakhir, pada umumnya menunjukkan bahwa mayoritas pekerja merasa puas dengan pekerjaan mereka. Meskipun jarak persentasenya lebar, lebih banyak individu melaporkan bahwa mereka merasa puas dibandingkan tidak puas. Selain itu, hasil-hasil ini biasanya berlaku untuk Negara maju lainnya.  Apakah yang menyebabkan kepuasan kerja? Pada kenyataannya, dari segi kepuasan kerja, menikmati kerja itu sendiri hamper selalu merupakan segi yang paling berkaitan erat dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi secara keseluruhan. Kepuasan kerja tidak hanya berkaitan dengan kondisi pekerjaan. Kepribadian juga memainkan sebuah peran. Misalnya, beberapa individu dipengaruhi untuk menyukai hamper segala hal, dan individu lain merasa tidak senang bahkan dalam pekerjaan yang tampaknya sangat hebat. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang mempunyai kepribadian negative biasanya kurang puas dengan pekerjaan mereka.  Pengaruh dari karyawan yang tidak puas dan puas di tempat kerja Ada konsekuensi ketika karyawan menyukai pekerjan mereka, da nada konsekuensi ketika karyawan tidak menyukai pekerjaan mereka. Berikut ini adalah empat respons kerangka teoritis: - Keluar : perilaku yang ditujukan untuk meninggalkan organisasi, termasuk mencari posisi baru dan mengundurkan diri. - Aspirasi : secara aktif dan konstruktif berusaha memperbaiki kondisi, termasuk menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasan, dan beberapa bentuk aktivitas serikat kerja. - Kesetiaan : secara pasif tetapi optimistif menunggu membaiknya kondisi, termasuk membela organisasi ketika berhadapan denagn kecaman
  • 27. 24 eksternal dan memercayai organisasi dan manajemennya untuk ―melakukan hal yang benar‖. - Pengabaian : secara pasif membiarkan kondisi menjadi lebih buruk, termasuk ketidakhadiran atau keterlambatan yang terus-menerus, kurangnya usaha, dan meningkatnya angka kesalahan.4 4 Fadhilah, Muh https://www.academia.edu/6300182/KLP_4_MOTIVASI_DAN_KEPUASAN_KERJA diakses tanggal 11 November 2017 pukul 23.53 WIB
  • 28. 25 MATERI 4 MENGELOLA POTENSI KECERDASAN EMOSIONAL SDM 4.1 Pentingnya Kecerdasa Emosional SDM Emosional Quotient, atau kecerdasan emosional menjadi salah satu cara bagi banyak orang untuk mendaki menuju puncak. Bangsa Mesir Kuno percaya bahwa hari adalah pusat dari kecerdasan dan emosi. Otak menjadi sesuatu yang mereka anggap tidak penting sehingga dalam proses pengawetan mayat, mereka mengeluarkan otak secara keseluruhan dari tubuh mumi dan meletakkan berlian atau permata di dada mumi untuk menjaga keutuhan hatinya. Satu dari sekian banyak hal penting yang dilihat dan dimiliki oleh banyak pemimpin dan manajer hebat adalah kecerdasan emosional, Anda boleh percaya atau tidak. Ketika kita berbicara mengenai manajemen kinerja, banyak orang mengelompokkan kinerja ke dalam 3 aspek besar. Mereka adalah: 1. Karyawan berkinerja rendah 2. Karyawan dengan kinerja biasa-biasa saja 3. Karyawan dengan kinerja sangat baik atau luar biasa Peningkatan kinerja tentu saja akan sangat terkait dengan pelatihan dan pembimbingan mengenai seperangkat keterampilan yang ditransferkan kepada karyawan tersebut. Namun demikian seringkali ditemukan bahwa ternyata bukan kurangnya keterampilan yang membuat kinerja menurun, sehingga pendekatan yang diperlukan bukan lagi training, namun coaching atau counseling. Ketika coaching dan counseling dilakukan, keterampilan memahami emosi, perasaan dan bersikap terhadap respon orang lain menjadi sangat penting dan ini semua didapatkan dalam kecerdasan emosional. Banyak orang yang menyetujui bahwa soft skills memberikan perbedaan yang signifikan dalam kaitannya dengan perasaan karyawan dan bagaimana mereka merespon pada atasan mereka dan manajemen senior. Ketika mereka merasa dihargai dan didengar, maka mereka akan menjadi lebih mudah digerakkan, termotivasi dan lebih mudah mencapai
  • 29. 26 tujuan yang dibuat oleh pemimpin. Cara mengukur seberapa baik kita menggunakan keterampilan soft skills kita adalah dengan mengukur kecerdasan emosional kita. Kecerdasan emosional adalah sesuatu yang kita miliki di dalam yang membantu kita untuk mengetahu perasaan kita dan berempati pada orang lain. Kecerdasan emosional juga membantu kita untuk bisa tampil dan mau mendengar dan melihat dari sudut pandang yang berbeda. Selain itu, EQ juga membantu kita untuk mengambil keputusan terbaik serta berkomunikasi secara efektif dan mengesampingkan emosi negatif dan yang paling penting, mengelola stress. Ada empat elemen utama dalam EQ:  Kesadaran diri  Kepekaan sosial  Pengelolaan diri  Pengelolaan hubungan Beberapa dari kita terlahir dengan kecerdasan emosi yang baik, beberapa tidak. Kabar baiknya adalah, EQ adalah sesuatu yang bisa kita pelajari. Ketika kita mampu mengembangakan kecerdasan emosional dengan efektif, kita akan lebih mampu mengembanggakan hubungan yang lebih kuat dan secara internal dengan sesama rekan kerja, tidak hanya dengan pelanggan atau klien kita. Di banyak kasus, organisasi dengan produktivitas tinggi seringkali dipimpin oleh seorang wanita. Mengapa? Karena keterampilan wanita membangun hubungan dan kepercayaan membuat hubungan kerja menjadi relative lebih kondusif dan cair. Wanita, secara rata-rata, memiliki kecerdasan emosional lebih tinggi empat poin dibandingkan laki-laki, mereka lebih tinggi secara nilai dalam hal pengelolaan diri, kepekaan sosial dan pengelolaan hubungan. Dalam hal kepekaan dirilah laki-laki memiliki kecenderungan sedikit lebih tinggi atau sama. Namun demikian, apabila kita memperhatikan statistik, lebih banyak laki-laki memegang tampuk tertinggi kepemimpinan dalam organisasi. Hasilnya, penelitian yang dilakukan oleh TalentSmart menunjukkan bahwa 85% pekerja merasa kurang dihargai oleh atasan mereka. Saya tidak mengatakan bahwa seharusnya wanita
  • 30. 27 yang lebih banyak memimpin organiasasi, namun yang sebaiknya kita lakukan adalah lebih meningkatkan kinerja perusahaan kita dengan memperhatikan aspek- aspek berikut:  Promosikan karyawan karena keefektifan mereka bekerja, bukan karena senioritas dan berapa lama mereka sudah bekerja di perusahaan  Pahami bahwa kecerdasan emosional sama pentingnya dengan keterampilan lainnya untuk meningkatkan kinerja  Berupaya untuk senantiasa meningkatkan kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional adalah indikator kunci peningkatan kinerja dan pendorong terkuat untuk kepemimpinan dan kesempurnaan pribadi. The emotional Intelligence Quick Book menunjukkan bahwa semakin sering kita melatih kecerdasan emosional kita, semakin mudah kemampuan kita menghadapi kesulitan hidup, mendorong kerjasama tim dan pada akhirnya, kesempurnaan pelayanan kepada pelanggan.5 5 Tack, MDI. 2015. https://www.kompasiana.com/mditack/seberapa-pentingkah-kecerdasan- emosi-dalam-peningkatan-kinerja_54f67500a3331184108b4c2b diakses tanggal 14 November 2017 pukul 21.23
  • 31. 28 MATERI 5 MEMBANGUN KAPABILITAS DAN KOMPETENSI SDM 5.1 Pengertian Kapabilitas dan Kompetensi Kompetensi, artinya adalah kemampuan, sebagai seorang individu atau calon pemimpin diharapkan memiliki kemampuan, ketrampilan atau skill. Kapabilitas, artinya juga sama dengan Kompetensi, yaitu Kemampuan. Namun pemaknaan kapabilitas tidak sebatas memiliki keterampilan (skill) saja namun lebih dari itu, yaitu lebih paham secara mendetail sehingga benar benar menguasai kemampuannya dari titik kelemahan hingga cara mengatasinya. 5.2 Program Pelatihan Dan Pengembangan Pegawai Pelatihan dan pengembangan dapat didefinisikan sebagai usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pegawai. Pelatihan dan pengembangan merupakan dua konsep yang sama, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan. Tetapi apabila dilihat dari sasarannya, pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini, dan pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang, yang dilakukan melalui pendekatan yang terintegrasi dengan kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja. Terdapat beberapa keuntungan dengan dilakukannya pelatihan dan pengembangan bagi pegawai yang pada akhirnya akan membawa keuntungan bagi organisasi diantaranya : 1. Mendorong pencapaian pengembangan diri pegawai 2. Memberikan kesempatan bagi pegawai untuk berkembang dan memiliki pandangan tentang masa depan kariernya. 3. Membantu pegawai dalam menangani konflik dan ketegangan. 4. Meningkatkan kepuasan kerja dan prestasi kerja
  • 32. 29 5. Menjadi jalan untuk perbaikan keterampilan dalam bersosialisasi dan berkomunikasi. 6. Membantu menghilangkan ketakutan dalam mencoba hal-hal baru dalam pekerjaan 7. Menggerakkan pegawai untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi Berdasarkan hal-hal di atas maka pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia memberikan dampak yang baik terhadap kinerja pegawai tersebut sebagai individu. Hal ini jelas akan membawa peningkatan terhadap kinerja organisasi apabila pelatihan dan pengembangan pegawai dilakukan secara terencana dan berkesinambungan. Pengembangan SDM dirasakan sangat penting karena tuntutan pekerjaan yang sangat kompleks akibat kemajuan teknologi dan kompetisi diantara berbagai organisasi, sangat membutuhkan pengembangan pegawai yang baik. Beberapa tujuan dari pengembangan pegawai diantaranya : 1. Meningkatkan produktivitas kerja 2. Meningkatkan efisiensi tenaga, waktu, bahan baku, dan mengurangi ausnya mesin-mesin 3. Mengurangi tingkat kecelakaan pegawai 4. Meningkatkan pelayanan yang lebih baik dari karyawan untuk konsumen perusahaan dan atau organisasi 5. Menjaga moral pegawai yang baik 6. Meningkatkan karier pegawai 7. Meningkatkan kecakapan manajerial pegawai
  • 33. 30 MATERI 6 KONSEP AUDIT KERJA 6.1 Audit Kerja Audit kerja atau audit personalia mengevaluasi kegiatan-kegiatan personalia yang dilakukan dalam suatu organisasi. Audit tersebut mungkin mencakup satu departemen atau perusahaan keseluruhan. Hasilnya memberikan umpan balik tentang fungsi personalia bagi para manajer operasional dan departemen personalia. Ini juga mengemukakan seberapa baik para manajer mengelola tugas-tugas sumber daya manusia. Secara singkat, audit personalia adalah pemeriksaan kualitas secara menyeluruh kegiatan-kegiatan personalia dalam suatu departemen, divisi atau perusahaan. Berbagai kegunaan audit ini dapat dirinci sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi sumbangan-sumbangan departemen personalia kepada organisasi 2. Meningkatkan kesan profesional terhadap departemen personalia 3. Mendorong tanggung-jawab dan profesionalisme lebih besar di antara para karyawan departemen personalia 4. Menstimulasi keseragaman kebijaksanaan-kebijaksanaan dan praktek- praktek personalia 5. Memperjelas tugas-tugas dan tanggung jawab departemen personalia 6. Menemukan masalah-masalah personalia kritis 7. Mengurangi biaya-biaya sdm melalui prosedur-prosedur personalia yang lebih efektif 8. Menyelesaikan keluhan-keluhan lama dengan aturan-aturan legal yang diperlukan dalam departemen personalia 9. Memberikan tinjauan terhadap sistem informasi departemen Tujuan audit personalia adalah mengevaluasi kegiatan-kegiatan personalia dengan maksud untuk : 1. Menilai efektivitas, 2. Mengenali aspek-aspek yang
  • 34. 31 masih dapat diperbaiki, 3. Mempelajari aspek-aspek tersebut secara mendalam, dan 4. Menunjukan kemungkinan perbaikan, dan membuat rekomendasi untuk pelaksanaan perbaikan-perbaikan tersebut. Pelaksanaan ini hendaknya mencakup evaluasi terhadap fungsi-fungsi personalia, penggunaan prosedur-prosedur personalia oleh para manajer dan dampak kegiatan-kegiatan tersebut pada sasaran – sasaran dan kepuasan karyawan.6 6 Dr. T. Hani Handoko, M.B.A, Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA, 2012), halaman 225-226
  • 35. 32 MATERI 7 PELAKSANAAN AUDIT KERJA 7.1 Ruang Lingkup Audit Kerja 1. Audit Fungsi Personalia Audit secara logis dimulai dengan meriview kerja departemen personalia. Untuk memeriksa hanya beberapa aspek sistem manajemen personalia, auditor bisa mengabaikan topik-topik lain. Tim audit hendaknya :  Mengidentifikasikan siapa yang bertanggung-jawab atas setiap kegiatan.  Menentukan sasaran-sasaran yang akan dicapai oleh setiap kegiatan.  Mereview berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut.  Menentukan besarnya sampel catatan-catatan dalam sistem informasi personalia untuk memepelajari apakah kebijaksanaan dan prosedur diikuti secara benar  Menyiapkan laporan audit  Mengembangkan rencana tindaan koreksi terhadap kesalahan- kesalahan dalam sasaran, kebijakan dan prosedur.  Malaksanakan tindak lanjut untuk memastikan apakah masalah- masalah temuan audit telah dipecahkan 2. Audit Pelaksanaan Manajerial Audit juga mereview pelaksanaan berbagai kebijakan dan prosedur personalia oleh para manajer. Bila para manajer mengabaikan kebijaksanaan- kebijaksanaan personalia atau pelanggar hukum hubungan perburuhan, audit hendaknya mengemukakan kesalahan tersebut agar tindakan koreksi dapat dimulai.
  • 36. 33 3. Audit Kepuasan Karyawan Departemen personalia yang efektid memenuhi baik kebutuhan-kebutuhan organisasi maupun karyawan. Bila kebutuhan-kebutuhan karyawan tidak terpuaskan, perputaran, absensi dan kegiatan serikat karyawan cenderung meningkat. Untuk mempelajari pemenuhan ini, tim audit memperoleh data dari para karyawan. Tim mengumpulkan informasi tentang gaji, benefit, praktek- praktek pengendalian, bantuan perencanaan karir dan umpan balik yang diterima karyawan tentang prestasi kerja mereka. 7.2 Pendekatan Riset untuk Audit a. Pendekatan Komparatif Tim audit personalia membandingkan perusahaan atau divisi dengan perusahaan lain atau divisi lain untuk menemukan bidang-bidang pelaksanaan kerja yang jelek. Pendekatan ini pada umumnya digunakan untuk membandingkan hasil-hasil kegiatan personalia tertentu atau programnya. Ini sangat membantu untuk medeteksi bidang yang memerlukan perbaikan. b. Pendekatan wewenang dari luar Tim audit menggantungkan pada penemuan oleh ahli atau konsultan dari luar perusahaan sebagai standar dengan mana kegiatan atau program personalia dievaluasi c. Pendekatan statistik Dari catatan yang ada, tim audit menyusun standar secara statistik dengan mana berbagai kegiatan atau program dievaluasi. d. Pendekatan kepatuhan Melalui pengambilan sampel elemen-elemen sistem informasi personalia, tim audit memeriksa pelanggaran-pelanggaran terhadap berbagai hukum atau peraturan dan kebijaksanaan atau prosedur perusahaan. e. Pendekatan MBO
  • 37. 34 Pendekatan ini dapat diterapkan dalam bidang personalia, dimana tim audit dapat membandingkan hasil-hasil kegiatan personalia dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Bidang-bidang pelaksanaan kerja yang jelek dapat dideteksi dan dilaporkan. 7.3 Peralatan Riset Personalia a. Wawancara (Interview) b. Kuisioner dan Survei c. Analisa Catatan d. Informasi Eksternal e. Percobaan Personalia 7.4 Laporan Audit Berbagai pendekatan dan peralatan digunakan untuk mengembangkan suatu gambaran kegiatan-kegiatan personalia organisasi. Agar informasi ini berguna, perlu dikompilasikan menjadi menjadi laporan audit. Laporan audit personalia adalah sesuatu deskripsi komprehensif yang berisi hasil pengolahan temuan dari kegiatan audit personalia, yang mencakup baik penghargaan terhadap praktek-praktek efektif. Laporan hendaknya jangan mengemukakan pernyataan kesimpulan dan saran saja, tetapi harus menggambarkan seluruh informasi yang akurat. Laporan audit pada umumnya terdiri dari beberapa bagian. Bagian pertama adalah untuk para manajer operasi, bagian kedua untuk para manajer dalam departemen personalia, dan ketiga untuk manajer personalia. a. Laporan untuk Manajer Operasi b. Laporan untuk manajer dalam departemen personalia c. Laporan untuk manajer personalia
  • 38. 35 7.5 Isi Dan Cara Penyusunan Laporan Audit Laporan audit pada umumnya terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut : 1. Judul 2. Daftar Isi 3. Ringkasan dan kesimpulan, yang terutama beguna untuk pimpinan eksekutif puncak 4. Masalah-masalah pokok (tujuan audit, analisis, evaluasi dan sebagainya) 5. Kesimpulan dan saran 6. Tubuh (berisi data, fakta, pandangan erta alasan yang merupakan dasar kesimpulan dan saran) 7. Sumber data 8. Lampiran yang dianggap penting Laporan tersebut harus menerangkan secara jelas ruang lingkup dan tujuan audit : disusun seringkas mungkin, tetapi jelas dan lengkap, menyajikan semua fakta secara lengkap dan tidak memihak, serta temuan dan kesimpulan secara objektif. Agar dapat digunakan untuk meninjau kembali fakta dan menilai laporan, laporan audit perlu menyertakan semua informasi yang mendukung kesimpulan. Laporan hanya berguna bila dapat dipakai sebagai pedoman untuk pengambilan tidakan koreksi. Oleh karena itu, laporan audit juga harus memuat saran yang diajukan atas dasar pemahaman terhapar realitas atau kondisi nyata.7 7 Dr. T. Hani Handoko, M.B.A, Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA, 2012), halaman 226-236
  • 39. DAFTAR PUSTAKA  Ghoniyah, Nunung 2012.http://download.portalgaruda.org/article.php?article=110028&val=548& title=PENINGKATAN%20KINERJA%20SDM%20MELALUI%20KONDISI %20KERJA,%20KONTEN%20PEKERJAAN%20DAN%20PENGEMBANG AN%20KARIR%20DENGAN%20MEDIASI%20MOTIVASI%20KERJA diakses tgl 18 Oktober 2017 pukul 20.34 WIB  Widarsono, Agus. Bandung. 2009. https://agusw77.files.wordpress.com/2009/06/makalah-human-resources- scorecard.pdf diakses tanggal 11 November 2017 pukul 21.47 WIB  Masruroh, Nisa. 2005. https://media.neliti.com/media/publications/133186- ID-pengukuran-kinerja-menggunakan-human-res.pdf diakses tanggal 11 November 2017 pukul 21.49 WIB  Fadhilah, Muh https://www.academia.edu/6300182/KLP_4_MOTIVASI_DAN_KEPUASAN _KERJA diakses tanggal 11 November 2017 pukul 23.53 WIB  Tack, MDI. 2015. https://www.kompasiana.com/mditack/seberapa- pentingkah-kecerdasan-emosi-dalam-peningkatan- kinerja_54f67500a3331184108b4c2b diakses tanggal 14 November 2017 pukul 21.23  Dr. T. Hani Handoko, M.B.A, Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA, 2012), halaman 225-236