Bukti audit mendukung laporan keuangan dan terdiri dari data akuntansi dan informasi penguat. Bukti audit berupa catatan akuntansi, jurnal, buku besar, dan informasi analisis yang dikumpulkan auditor melalui inspeksi, pengamatan, dan konfirmasi. Auditor menentukan prosedur audit untuk mengumpulkan bukti.
1. Nama : Yusdi Pratama
Nim : 07 2114 095
Kelas : A
Tugas : Pengauditan Internal
BUKTI AUDIT
Bukti audit (audit evidence) mendukung laporan keuangan yang terdiri dari data
akuntansi dan semua informasi penguat yang tersedia bagi auditor.Jurnal, buku besar dan buku
pembantu, dan buku pedoman akuntansi yang berkaitan, serta catatan seperti lembaran kerja
(work sheet) dan spread sheet yang mendukung alokasi biaya, perhitungan, dan rekonsiliasi
keseluruhannya merupakan bukti yang mendukung laporan keuangan.Ukuran keabsahan
(validity) bukti tersebut untuk tujuan audit tergantung pada pertimbangan auditor independen;
dalam hal ini bukti audit berbeda dengan bukti hukum (legal evidence) yang diatur secara tegas
oleh peraturan perundang-undangan.
Sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, auditor harus
mengumpulkan bukti audit. Meskipun biasanya cacatan akuntansi menyediakan bukti audit yang
cukup untuk mendukung pendapat auditor, namun catatan tersebut bukan merupakan satu-
satunya bukti audit tyang dikumpulkan oleh auditor. Auditor juga mengumpulkan bukti audit
lainnya dengan melakukan pengamatan langsung terhadap perhitungan fisik dsb.
Menurut Mulyadi, Pembahasan bukti audit ini didasarkan pada Standar pekerjaan
lapangan ketiga yang berbunyi:
"Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan
keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan auditan. "
Karena ada empat kata penting dalam standar tersebut yang perlu dijelaskan yaitu (1) Bukti (2)
Cukup (3) Kompeten (4) Sebagai dasar yang layak.
Definisi Bukti Audit
Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain
yang disajikan dalam laporan keuangan yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang
layak untuk menyatakan pendapatnya.
2. Cukup Atau Tidaknya Bukti Audit
Hal ini berkaitan dengan kuantitas bukti yang harus dikumpulkan oleh auditor. Factor yang
mempengaruhi pertimbangan auditor dalam menentukan cukup atau tidaknya bukti audit adalah:
1. Materialitas Dan Resiko
2. Faktor Ekonomi
3. Ukuran Dan Karakteristik Populasi
Kompetensi Bukti Audit
Kompetensi bukti audit berhubungan dengan kualitas atau keandalan data akuntansi dan
informasi penguat.
Kompetensi Data Akuntansi.
Keandalan catatan akuntansi dipengaruhi secara langsung oleh efektivitas pengendalian intern.
Pengendalian intern yang kuat menyebabkan keandalan catatan akuntansi dan bukti bukti lainnya
yang dibuat dalam organisasi klien.
Kompetensi Informasi Penguat Dipengaruhi oleh berbagai faktor, berikut ini :
1. Relevansi.
2. Sumber.
3. Ketepatan waktu.
4. Objektivitas, dan.
5. Cara perolehan bukti
Tipe Bukti Audit dan Prosedur Audit
kegiatan audit adalah membuktikan dapat dipercaya atau tidaknya informasi yang
disajikan dalam laporan yang diaudit. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan audit, auditor
melakukan kegiatan pengumpulan bukti audit, yaitu hal yang dapat digunakan sebagai bukti
untuk mendukung kesimpulan-kesimpulan yang akan diambil oleh auditor. Bukti tersebut
meliputi: (1) Tipe Data Akuntansi (2) Tipe Informasi Penguat.
3. 1. Tipe Data Akuntansi
a. Pengendalian Intern Sebagai Bukti yaitu yang digunakan untuk mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi.
b. Catatan akuntansi Sebagai Bukti merupakan bukti audit bagi auditor mengenai
pengolahan transaksi yang dilakukan oleh klien.
2. Tipe Informasi Penguat.
a. Bukti fisik yaitu benda yang secara fisik dapat dilihat, diraba, atau dirasakan,
seperti tanah, bangunan, mesin dan peralatan, persediaan, dan sebagainya.
b. Bukti dokumentasi yaitu dokumen atau catatan yang mewakili keberadaan dan
keabsahan transaksi/kejadian yang terkait dengan laporan yang diuji. Bukti
dokumentasi dapat berasal dari luar atau diciptakan sendiri melalui sistem di
dalam organisasi Contoh bukti dokumentasi yang berasal dari luar seperti; faktur
pembelian, kwitansi pengeluaran kas, hasil konfirmasi, dan sebagainya.
Sedangkan contoh bukti yang diciptakan sendiri melalui sistem dalam organisasi
seperti; bukti penerimaan kas, bukti pemakaian alat tulis kantor, pemakaian bahan
bakar, dan sebagainya.
c. Bukti akuntansi, meliputi catatan/buku-buku, seperti buku kas umum, buku kas
pembantu, termasuk buku besar (ledger), sub-ledger (kartu-kartu), yang
digunakan untuk merekam bukti dokumentasi dalam rangka menunjang proses
penyusunan laporan.
d. Pernyataan dari manajemen atau stafnya yang dibuat secara tertulis, baik yang
diperoleh melalui wawancara maupun dari jawaban tertulis terhadap daftar
pertanyaan (questionnaire) yang disampaikan auditor.
e. Bukti analisis, yaitu hasil analisis yang dibuat oleh auditor terkait dengan data
yang dikumpulkannya melalui proses audit yang dilakukan. Sesuai dengan
perkembangan teknologi, bukti dapat pula dalam bentuk pita magnetis, hard-disk,
flopy-disk, dan rekaman elektronik lainnya.
Untuk memperoleh bukti audit, auditor melaksanakan prosedur audit yang merupakan
instruksi terperinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat
4. tertentu dalam audit. Prosedur audit yang dipakai oleh auditor untuk memperoleh bukti audit
adalah inspeksi, pengamatan, wawancara, konfirmasi, penelusuran, pemeriksaan bukti
pendukung, penghitungan, dan scanning.
Dalam situasi tertentu, risiko terjadinya kesalahan dan penyajian yang salah dalam akun
dan dalam laporan keuangan jauh lebih besar dibandingkan dengan situasi yang biasa. Oleh
karena itu, auditor harus waspada jika menghadapi situasi audit yang mengandung risiko besar,
seperti contoh berikut ini: pengendalian intern yang lemah, kondisi keuangan yang tidak sehat,
manajemen yang tidak dapat dipercaya, penggantian auditor publik yang dilakukan oleh klien
tanpa alasan yang jelas, perubahan tarif atau peraturan pajak atas laba, usaha yang bersifat
spekulatif, dan transaksi perusahaan yang kompleks. Kewaspadaan ini perlu dimiliki oleh auditor
untuk menghindarkan dirinya dari pernyataan pendapat wajar atas laporan keuangan klien yang
berisi ketidakjujuran.
Dalam proses pengumpulan bukti audit, auditor melakukan empat pengambilan
keputusan yang sating berkaitan, yaitu penentuan prosedur audit yang akan digunakan,
penentuan besarnya sampel untuk prosedur audit tertentu, penentuan unsur tertentu yang harus
dipilih dari populasi, dan penentuan waktu yang cocok untuk melaksanakan prosedur audit
tersebut.