SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 16
Downloaden Sie, um offline zu lesen
I. PENDAHULUAN
Tujuan utama dibentuknya pemerintahan adalah untuk menjaga suatu sistem ketertiban yang
memungkinkan masyarakat dapat menjalani kehidupannya secara wajar. Oleh karena itu, pemerintah
diperlukan

pada

hakikatnya

adalah

untuk

memberikan

pelayanan

kapada

masyarakat.

Pemerintah tidak dibentuk untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat,
menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat dapat mengembangkan
kemampuan dan kreativitasnya, demi mencapai tujuan bersama. Suatu gejala yang nampak dewasa ini
adalah kecenderungan dan pertumbuhan ke arah mensukseskan pembangunan di segala bidang.
Untuk mensukseskan pembangunan, Etika Pemerintahan menjadi topik pembicaraan, terutama
dalam mewujudkan aparatur yang bersih dan berwibawa. Aparatur pemerintahan harus menjadi saluran
atau jembatan pengabdi dan melaksanakan kepentingan umum dengan penuh dedikasi dan loyalitas,
bukan sebaliknya, tidak menyalagunakan kekuasaan, mencari kesempatan dalam kesempitan, aji
mumpung.
Bila masyarakat mengetahui tentang tidak lancarnya pelayanan, terdapat penyelewengan dan
atau penyimpangan maka akan dapat berakibat menimbulkan reaksi. Oleh sebab itu sekiranya timbul
reaksi tidak kentara di mata masyarakat, karena reaksi tersebut dapat menimbulkan public opini yang
didasarkan oleh perasaan umum tidak puas dan akhirnya dapat menjelma menjadi pendapat umum
yang dapat merongrong kewibawaan pemerintah.

Yuca Siahaan
II. DASAR TEORI
Landasan Dasar
 Falsafah Pancasila dan Konstitusi/UUD 1945 Negara RI;
 TAP MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan

Bebas

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ;
 UU No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme;
 UU No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU No. 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian ( LN No. 169 dan Tambahan LN No. 3090 );
 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang dirubah dengan UU No. 3 Tahun
2005 dan UU No. 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah ;
 PP No. 60 tentang Disiplin Pegawai Negeri .

Yuca Siahaan
III. PEMBAHASAN

A. KONDISI IDEAL
1. Pengertian Etika
Etika berasal dari perkataan yunani “ethes” berarti kesediaan jiwa akan kesusilaan, atau secara
bebas dapat diartikan kumpulan dariperaturan-peraturan kesusilaan. Dalam bahasa Latin dikenal
dengan perkataan Mores yang berarti pula kesusilaan, tingkat salah satu perbuatan lahir 9 perilaku,
tingkah laku ). Perkataan mores kemudian berubah menjadi mempunyai arti sama dengan etika atau
sebaliknya.
Etika disebut pula “moral phiciolophy” karena mempelajari moralitas dari perbuatan manusia.
Sedangkan moralitu adalah apa yang baik atau apa yang buruk, benar atau salah dengan
menggunakan ukuran norma atau nilai. Moral terjadi bila dikaitkan dengan masyarakat, tidak ada
moral bila tidak ada masyarakat, dan ini berkaitan dengan kesadaran kolektif.

2. Pengertian Pemerintah
Government dari bahasa Inggris dan Gouvernment dari bahasa Perancis yang keduanya berasal
dari bahasa Latin, yaitu Gubernaculum, yang berarti kemudi, tetapi diterjemahkan kedalam bahasa
Indonesia menjadi Pemerintah atau Pemerintahan dan terkadang juga menjadi Penguasa.

Pemerintah dalam arti sempit dimaksudkan khusus kekuasan eksekutif sedangkan dalam arti
luas kekuasaan eksekutif, legeslatif, dan yudikatif. Pemerintah dalam arti sempit berdasarkan UUD
yang pernah berlaku di Indonesia, yaitu UUD 1945, UUDS 1950, dan UUD Konstitusi RIS 1949.

Yuca Siahaan
Pemerintahan dalam arti luas adalah segala kegiatan badan-badan publik yang meliputi kegiatan
legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan negara. Pemerintahan dalam ari
sempit

adalah

segala

kegiatan

badan-badan

publik

yang

hanya

meliputi

kekuasaan

eksekutif.(C.F.Strong).

3. Etika Pemerintah
Aparatur negara dan pemerintah mempunyai tugas mendidik rakyat. Mendidik orang lain berarti
mendidik diri sendiri, karena itu, seorang pemimpin/pelaksana negara yang sadar akan kewajibannya
sebagai pendidik, hendaknya berusaha agar :
1) Dalam hidup sehari-hari menjadi contoh teladan, panutan bagi umum dan kesusilaan.
2) Dalam usahanya sehari-hari selalu memperhatikan kemajuan lahir batin masyarakatnya.
Ajaran untuk berperilaku yang baik dan benar sesuai dengan nilai-nilai keutamaan yang
berhubungan dengan hakikat manusia disebut etika pemerintahan.
Selain itu etika pemerintahan juga merupakan bagian dari praktek yurisprudensi atau filosofi
hukum yang mengatur operasi dari pemerintah dan hubungannya dengan orang-orang dalam
pemerintahan. Prinsip-prinsip etika harus disesuaikan dengan keadaan, waktu, dan tempat. Prinsipprinsip etika yang bersifat authority, yang bersifat perintah menjadi suatu peraturan sehingga
kadang-kadang merupakan atribut yang tidak bisa dipisahkan.
Dalam etika pemerintahan, apa yang dianjurkan merupakan paksaan (imperatif) yang dalam
kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan kesulitan.
Di atas telah diuraikan bahwa apa yang dilihat adalah authority misalnya, berpakaian dinas
(PSH, PSR, PSL) sebenarnya masalah etika, tetapi kalau sudah dituangkan bukan lagi bersifat etis,
tetapi bersifat pelaksanaan (operasional). Kendatipun tidak ada sanksi yang tegas. Pada etika karena
mengikuti adanya perubahan-perubahan di dalam masyarakat, tergantung dengan kemauan (needs),
kehendak masyarkat yang pada suatu waktu dan tempat bisa berubah-ubah.
Yuca Siahaan
Etika digantungkan dengan authority menghendaki orang harus tunduk pada perintah.
Sedangkan pemerintah mempunyai sifat authority, sifat memaksakan. Pemerintah tidaklah sama
dengan masyarkat. Disinilah letak sulitnya mempelajari etika pemerintahan. Pemerintah tidak dapat
melaksanakan perintah sekehendaknya yang bertentangan dengan nilai etika masyarakat.

Etika Dalam Fungsi Pemerintahan
 Etika Dalam Proses Kebijakan Publik ( Public Policy Etic )
 Etika dalam Pelayanan Punblik ( Public Service Etic )
 Etika dalam Pengaturan dan Penataan Kelembagaan Pemerintahan ( Rule and administer
institutional etic ) ;
 Etika dalam Pembinaan dan pemberdayaan Masyarakat ( Guide and social empowering etic );
 Etika dalam Kemitraan antara pemerintahan, pemerintah dengan swasta, dan dengan
masyarakat ( Partnership governmental, private and sosiety etic )
Etika Pemerintah mencakup isu-isu kejujuran dan transparansi dalam pemerintahan, berurusan
dengan hal-hal seperti:


Penyuapan
Suatu bentuk korupsi adalah tindakan memberikan hadiah yang dapat berupa uang , barang ,
properti , keutamaan , keistimewaan , honorarium , objek nilai, keuntungan, atau hanya janji
untuk membujuk atau mempengaruhi tindakan, suara, atau pengaruh seseorang dalam resmi
atau kapasitas publik.



Korupsi Politik
Korupsi politik adalah penggunaan kekuasaan diatur oleh pejabat pemerintah untuk keuntungan
pribadi tidak sah. Penyalahgunaan pemerintah kekuasaan untuk tujuan lain, seperti represi
lawan politik dan umum kebrutalan polisi , tidak dianggap korupsi politik. Baik adalah tindakan
ilegal oleh orang pribadi atau perusahaan tidak terlibat langsung dengan pemerintah. Tindakan

Yuca Siahaan
ilegal oleh sebuah officeholder merupakan korupsi politik hanya jika tindakan secara langsung
berkaitan dengan tugas resmi mereka.
Bentuk korupsi beragam, tapi termasuk penyuapan , pemerasan , kroniisme , nepotisme ,
patronase , korupsi, dan penggelapan . Sementara korupsi dapat memfasilitasi perusahaan
kriminal seperti perdagangan narkoba , pencucian uang , dan perdagangan manusia , tidak
terbatas pada kegiatan ini.


Polisi Korupsi
Korupsi Polisi adalah bentuk spesifik dari perilaku salah polisi yang dirancang untuk
memperoleh keuntungan keuangan, keuntungan pribadi lainnya, dan / atau pengembangan karir
bagi petugas polisi atau petugas dalam pertukaran untuk tidak mengejar, atau selektif mengejar,
penyelidikan atau penangkapan.
Salah satu bentuk umum dari korupsi polisi adalah meminta dan / atau menerima suap sebagai
imbalan untuk tidak melaporkan obat terorganisir atau cincin prostitusi atau kegiatan ilegal
lainnya. Contoh lain adalah polisi polisi melanggar kode etik dalam rangka untuk
mengamankan keyakinan tersangka - misalnya, melalui penggunaan bukti yang dipalsukan .
Lebih jarang, petugas polisi bisa sengaja dan sistematis berpartisipasi dalam kejahatan
terorganisir sendiri.



Legislatif Etika / Kode Etik
Sebuah kode etik yang diadopsi oleh organisasi dalam upaya untuk membantu mereka dalam
organisasi dipanggil untuk membuat keputusan (biasanya sebagian besar, jika tidak semua)
memahami perbedaan antara 'benar' dan 'salah' dan menerapkan pemahaman ini untuk
keputusan mereka . Kode etik karena itu umumnya berarti dokumen yang ada di tiga tingkat: (1)
etika bisnis perusahaan, (2) etika karyawan, (3) etika professional.



Peraturan Etika
Peraturan etika / etika Regulatory adalah badan hukum dan praktis filsafat politik yang
mengatur pelaksanaan pegawai negeri dan anggota lembaga regulator . Ini membahas isu-isu

Yuca Siahaan
seperti penyuapan dan hubungan pegawai negeri dengan bisnis dalam industri mereka mengatur,
serta kekhawatiran tentang transparansi , kebebasan informasi dan undang-undang sinar
matahari , dan konflik kepentingan aturan.


Konflik Kepentingan
Suatu konflik kepentingan (COI) terjadi ketika sebuah individu atau organisasi yang terlibat
dalam berbagai kepentingan, salah satunya mungkin korup motivasi untuk bertindak dalam
lainnya.
Suatu konflik kepentingan hanya bisa ada jika seseorang atau kesaksian yang dipercayakan
dengan tidak memihak beberapa, sebuah jumlah sedikit kepercayaan diperlukan untuk
menciptakannya. Kehadiran konflik kepentingan adalah independen dari eksekusi dari
ketidakpantasan. Oleh karena itu, konflik kepentingan dapat ditemukan dan sukarela dijinakkan
sebelum korupsi terjadi.
COI kadang-kadang disebut persaingan kepentingan daripada "konflik", menekankan konotasi
alam persaingan antara kepentingan sah daripada konflik kekerasan dengan konotasi yang
menjadi korban dan agresi tidak adil. Namun demikian, denotatively , ada terlalu banyak
tumpang tindih antara istilah untuk membuat diferensiasi objektif.



Menghindari Munculnya Ketidakpantasan
Munculnya ketidakpantasan adalah frase merujuk pada situasi yang etika dianggap
dipertanyakan. Untuk seorang awam , tanpa pengetahuan tentang fakta-fakta tertentu, komentar
atau tindakan tersebut muncul tidak pantas atau pelanggaran terhadap aturan atau regulasi .



Pemerintah Terbuka/ Transparan
Pemerintahan yang transparan adalah mengatur doktrin yang memegang bahwa usaha dan
negara administrasi pemerintah harus dibuka di semua tingkatan untuk efektif publik
keterbukaan dan pengawasan. Dalam terluas konstruksi itu menentang alasan negara dan rasis
pertimbangan, yang cenderung melegitimasi negara yang luas kerahasiaan . Asal-usul argumen

Yuca Siahaan
pemerintahan yang terbuka dapat tanggal dengan saat Eropa Pencerahan : untuk perdebatan
tentang pembangunan yang tepat kemudian baru lahir masyarakat yang demokratis .
Di antara perkembangan terbaru adalah teori tata open source yang pendukung penerapan
filosofi dari gerakan perangkat lunak bebas untuk demokratis prinsip untuk memungkinkan
warga tertarik untuk mendapatkan lebih banyak terlibat langsung dalam proses legislatif.


Etika hukum
Etika hukum mencakup sebuah kode etik yang mengatur perilaku orang-orang yang terlibat
dalam praktek hukum dan orang-orang lebih umum di sektor hukum.

B. KONDISI DI INDONESIA
Di Indonesia, hal tentang etika pemerintah pertama kali dipelopori oleh Walikota Solok Drs. H.
Syamsu Rahim. Beliau membuat perda tentang Etika Pemerintah di Solok, yaitu PERDA No. 1
Tahun 2008 tentang Etika Pemerintahan Daerah Kota Solok. Sedangkan untuk daerah lain bahkan
Indonesia belum membuat peraturan khusus tentang etika pemerintah.
Menurut Ryaas Rasyid, pilar pemerintahan itu ada 3 (tiga) yaitu hukum, konstitusi dan etika.
Rupanya setelah lebih ½ abad Indonesia merdeka, pilar terpenting dari pemerintahan yaitu etika
belum ada dan ini hal yang sangat serius, karena di negara sebesar Amerika, Perancis Inggris dan
negara-negara besar lainnya, justru kita melihat tidak ada Undang-undang anti korupsi, lembaga
semacam KPK, TIPIKOR dan lain-lain. Yang ada hanyalah undang-undang tentang etika
penyelenggara negara dan nyatanya korupsi tidak membudaya ditengah-tengah mereka. Undangundang ini sangat efektif menangkal terjadinya tindak pidana korupsi, manipulatif dan tindakan
asusila lainnya dari penyelenggara pemerintahan/negara.
Fakta yang ada, meski produk-produk hukum telah demikian banyak dibuat, seminar-seminar
tentang pemerintahan yang bersih dan berwibawa telah ratusan kali digelar, institusi penegak hukum
dan lembaga pengawas telah berbagai corak dan ragam dibentuk, tetapi penyelenggara pemerintahan
Yuca Siahaan
masih sering keluar masuk media pemberitaan karena korupsi, manipulasi dan perbuatan tak
beretika lainnya. Jika kita menonton televisi dan atau membaca berita kalau tidak ada “cerita”
tentang korupsi, manipulasi dan bahkan yang trend sekarang adalah perbuatan tindak asusila oknum
pejabat yang mengabadikan perbuatan mesumnya dengan perempuan-perempuan nakal.
Contohnya saja seperti beberapa kasus yang terjadi di badan pemerintahan :

1.

Korupsi
a. Korupsi pajak Gayus Tambunan
b. Korupsi penggunaan anggaran dana pengganti defisit melalui program kompensasi
pengurangan subsidi bahan bakar minyak untuk RSJ Surakarta oleh tiga pegawai negeri
Inspektorat Jendral Departemen Kesehatan.
c. SOEHARTO
Kasus Soeharto Bekas presiden Soeharto diduga melakukan tindak korupsi di tujuh yayasan
(Dakab, Amal Bakti Muslim Pancasila, Supersemar, Dana Sejahtera Mandiri, Gotong Royong,
dan Trikora) Rp 1,4 triliun. Ketika diadili di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, ia tidak hadir
dengan alasan sakit. Kemudian majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
mengembalikan berkas tersebut ke kejaksaan. Kejaksaan menyatakan Soeharto dapat kembali
dibawa ke pengadilan jika ia sudah sembuh?walaupun pernyataan kejaksaan ini diragukan
banyak kalangan.
d. PERTAMINA
Dugaan korupsi dalam Tecnical Assintance Contract (TAC) antara Pertamina dengan PT
Ustaindo Petro Gas (UPG) tahun 1993 yang meliputi 4 kontrak pengeboran sumur minyak di
Pendoko, Prabumulih, Jatibarang, dan Bunyu. Jumlah kerugian negara, adalah US $ 24.8 juta.
Para tersangkanya 2 Mantan Menteri Pertambangan dan Energi Orde Baru, Ginandjar
Kartasasmita dan Ida Bagus Sudjana, Mantan Direktur Pertamina Faisal Abda'oe, serta Direktur
PT UPG Partono H Upoyo.
Kasus Proyek Kilang Minyak Export Oriented (Exxor) I di Balongan, Jawa Barat dengan
tersangka seorang pengusaha Erry Putra Oudang. Pembangunan kilang minyak ini
menghabiskan biaya sebesar US $ 1.4 M. Kerugian negara disebabkan proyek ini tahun 1995-

Yuca Siahaan
1996 sebesar 82.6 M, 1996-1997 sebesar 476 M, 1997-1998 sebesar 1.3 Triliun. Kasus kilang
Balongan merupakan benchmark-nya praktek KKN di Pertamina. Negara dirugikan hingga
US$ 700 dalam kasus mark-up atau penggelembungan nilai dalam pembangunan kilang minyak
bernama Exor I tersebut.
Kasus Proyek Pipaisasi Pengangkutan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Jawa (Pipianisasi Jawa),
melibatkan Mantan Direktur Pertamina Faisal Abda'oe, Bos Bimantara Rosano Barack, dan Siti
Hardiyanti Rukmana. Kerugian negara hingga US$ 31,4 juta.
e. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)
Kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Kasus BLBI pertama kali mencuat ketika
Badan Pemeriksa Keuangan mengungkapkan hasil auditnya pada Agustus 2000. Laporan itu
menyebut adanya penyimpangan penyaluran dana BLBI Rp 138,4 triliun dari total dana senilai
Rp 144,5 triliun. Di samping itu, disebutkan adanya penyelewengan penggunaan dana BLBI
yang diterima 48 bank sebesar Rp 80,4 triliun.
Bekas Gubernur Bank Indonesia Soedradjad Djiwandono dianggap bertanggung jawab dalam
pengucuran BLBI. Sebelumnya, mantan pejabat BI lainnya yang terlibat pengucuran
BLBI?Hendrobudiyanto, Paul Sutopo, dan Heru Soepraptomo?telah dijatuhi hukuman masingmasing tiga, dua setengah, dan tiga tahun penjara, yang dianggap terlalu ringan oleh para
pengamat. Ketiganya kini sedang naik banding.
Bersama tiga petinggi BI itu, pemilik-komisaris dari 48 bank yang terlibat BLBI, hanya
beberapa yang telah diproses secara hukum. Antara lain: Hendrawan Haryono (Bank Aspac),
David Nusa Widjaja (Bank Servitia), Hendra Rahardja (Bank Harapan Santosa), Sjamsul
Nursalim (BDNI), dan Samadikun Hartono (Bank Modern).
Yang jelas, hingga akhir 2002, dari 52 kasus BLBI, baru 20 dalam proses penyelidikan dan
penyidikan. Sedangkan yang sudah dilimpahkan ke pengadilan hanya enam kasus
Kasus – kasus Korupsi bahkan memiliki situs sendiri tentang kasus-kasus yang terjadi. Situs itu
adalah : http://infokorupsi.com

2. Nepotisme
Yuca Siahaan
Kasus Busang Yang Menyeret Nama Menteri Sudjana
Busang adalah tambang emas terbesar di dunia. Proyek Busang I diperkirakan mempunyai
kandungan sekitar 47 juta ounces. Kalau 1ounces itu besarnya sekitar 28.35 gram, artinya deposit
Busang I itu saja nilainya mendekati Rp 100 trilyun -- lebih besar dari APBN RI tahun lalu.
Sudah ramai diberitakan bahwa perusahaan berusia muda Kanada, Bre-X Minerals,
dikabarkan menggandeng putra Presiden RI, Sigit Harjojudanto, untuk menggarap proyek raksasa
itu. Tapi, akibat sengketa kepemilikan saham antara Bre-X dengan perusahaan lokal milik aktivis
PDI Jusuf Merukh, maka kontrak karya (contracts of works) untuk Bre-X tak kunjung muncul
dari Departemen Pertambangan dan Energi.
Di lain pihak, ada konsorsium lain yang ingin juga menambang Busang. Konsorsium itu
terdiri dari Siti Hardijanti Rukmana (putri Presiden Soeharto), Airlangga Hartarto (anak Menko
Hartarto), dan I. B. Dharma Yoga (anak Menteri IB Sudjana). Bahkan, belakangan beredar kabar
bahwa Departemen Pertambangan menyetujui konsorsium baru ini menggandeng perusahaan
Kanada yang lebih senior, Barrick Gold Corp, dan memegang 75 persen saham Busang. Bre-X
diberitakan hanya kebagian 25 persen. Itu pun, kedua pihak masih harus menyetorkan 10 persen
untuk pemerintah Indonesia.
Soal Busang ini sangat membuat curiga banyak kalangan setelah Menteri I. B. Sudjana
mencopot kewenangan Dirjen Pertambangan Kuntoro Mangkusubroto untuk memberikan izin
kontrak kerja (contracts of work) pada pertengahan November 1996 lalu.
Di DPR, I. B. Sudjana menjelaskan bahwa usaha pemerintah untuk meminta 10 persen
saham di Busang sudah merupakan langkah maju, meskipun sebuah sumber TEMPO Interaktif
tak setuju dengan intervensi yang terlalu jauh model Sudjana ini (Lihat:Busang, Antara Jakarta
dan Toronto) Kemudian, Sudjana juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan meminta BUMN
PT Aneka Tambang dan PT Timah untuk ikut memiliki saham di Busang. Dengan demikian,
cerita pembagian saham di Busang agaknya belum final.
Walaupun demikian, I. B. Sudjana tak menjelaskan mengapa anaknya ikut-ikutan
bermain di Busang.
Yuca Siahaan
3.

Kolusi
a. Tindak kolusi antara PDIP dan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Swaray
Goeltom
b. Kasus kolusi antara Grup Bakrie dan pegawai Ditjen Pajak Gayus Tambunan

4.

Melanggar aturan
Tindakan melanggar aturan ini misalnya adalah tidak memenuhi kewajiban yang seharusnya.
Misalnya :
a.

Sekretaris Lurah Serua/ Ciputat Syaiful Bahri bolos kerja hanya untuk mendukung kandidat
walikota Ciputat yakni Airin. Bahkan ia dan beberapa PNS yang bolos lainnya menyogok
wartawan dengan seekor kambing agar tidak memberitakan mereka di media massa.

5.

Asusila
a.

Kasus asusila Penyanyi Dangdut Maria Eva dan anggota Fraksi Partai Golkar DPR Yahya
Zain
Seperti diberitakan, skandal seks Maria Eva dan Yahya Zaini terbongkar setelah beredar
adegan asusila di masyarakat yang diduga dilakukan tahun 2004 lalu. Akibat skandal itu,
Yahya terpaksa mengundurkan diri sebagai Ketua DPP Partai Golkar dan Wakil Ketua
Fraksi Partai Golkar DPR.
Maria Eva sempat mengaku melakukan aborsi janin hasil hubungan gelap dengan Yahya
Zaini dengan persetujuan Yahya Zaini dan isterinya. Di tengah sorotan pemberitaan yang
gencar, muncul kabar Yahya Zaini sempat diperas Rp 5 miliar. Kasus ini sungguh
menggelitik, yang seharusnya seorang wakil rakyat emberi contoh tetapi malah menjadi
pembicaraan kurang baik di tengah masyarakat.

Jadi etika pemerintahan di Indonesia belum benar-benar diterapkan dengan baik. Ini disesabkan
karena adanya patologi etika birokrasi pemerintahan. Patologi berupa hambatan atau penyakit
dalam birokrasi pemerintahan sifatnya politis, ekonomis, sosio-kultural, dan teknologikal.
Yuca Siahaan
Patologi birokrasi dalam etika pemerintahan berupa :
1) Patologi akibat persepsi, perilaku dan gaya manajerial berupa : penyalahgunaan
wewenang, statusquo, menerima sogok, takut perubahan dan inovasi, sombong menghindari
keritik, nopoteisme, arogan, tidak adil, paranoia, otoriter, patronase, xenopobia dsb;
2) Patologi akibat pengetahuan dan keterampilan berupa : puas diri, tidak teliti, bertindak
tanpa berpikir, counter produktif, tidak mau berkembang/ belajar, pasif, kurang
prakarsa/inisiatif, tidak produktif, stagnasi dsb.
3) Patologi karena tindakan melanggar hukum berupa : markup, menerima suap, tidak jujur,
korupsi, penipuan, kriminal, sabotase, dsb.
4) Patologi akibat keprilakukan berupa : kesewenangan, pemaksaan, konspirasi, diskriminasi,
tidak sopan, kerja legalistik, dramatisiasi, indisipliner, inersia, tidak berkeprimanusiaan,
negatifisme, kepentingan sendiri, non profesional, vested interest, pemborosan dsb.
5) Patologi akibat sitasi internal berupa : tujuan dan sasaran tidak efektif dan efisien,
kewajiban sebagai beban, eksploitasi, eksstrosi/pemerasan, pengangguran

terselubung,

kondisi kerja yang tidak nyaman, tidak adan kinerja, miskomunikasi dan informasi, spoil
sisten, oper personil dsb.
Agar Etika Pemerintahan dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan pembaharuan perilaku
etika penyelenggara pemerintahan dan kelembagaan birokrasi seperti :
 Redifinisi, reorientasi dan revitalisasi perilaku birokrasi politik dan administrasi
pemerintahan yang berorientasi pada kepentingan negara, bangsa dan
masyarakat.
 Pembaharuan sistem kelembagaan pemerintahan yang berorientasi pada kinerja
organisasi;
 Pembaharuan manajemen pemerintahan yang memiliki kepemimpinan visoner
dan akuntabilitas pemerintahan

Yuca Siahaan
 Perilaku individu Aparatur birokrasi Pemerintahan pada standar berkualifikasi,
kompetensi dan profesional dan berbudaya
 struktur kelembagaan birokrasi pemerintahan berbasis kompetensi
 fungsi birokrasi pemerintahan ( kebijakan, pelayanan, kemitraan, kerjasama,
pemberdayaan dsb )
 proses birokrasi pemerintahan dengan pendekatan manajemen strategis
 perilaku birokrasi pemerintahan berorientasi nilai, norma, aturan, etika, moral,
adat istiadat dan budaya birokrasi

III
PENUTUP
Kesimpulan
Etika pemerintahan tidaklah berdiri sendiri, penegakannya terjalin erat dengan pelaksanaan
prinsip penerapan hukum. Itulah sebabnya, maka sebuah pemerintahan yang bersih, yang segala
tingkah laku dan produk kebijakannya berangkat dari komitmen moral yang kuat, hanya dapat
dinikmati oleh refresentasi pemenuhan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat dengan lebih baik.
Yuca Siahaan
Setiap warga masyarakat berhak memperoleh pelayanan dan perlakuan yang adil dari aparatur
pemerintah berdasarkan nilai-nilai etika dan hukum yang berlaku.
Etika dalam pemerintahan sudah memiliki landasan tersendiri, namun di Indonesia kerap terjadi
pelanggaran etika, baik di pemerintahan tingkat daerah sampai nasional. Sebagai penanggung
jawab dalam penyelenggaraan pemerintahan, fasilitator dan pengarah pembangunan, pelayan
masyarakat dan sebagai motivator dalam pemberdayaan masyarakat, penulis melihat, merasakan
dan mengalami betapa rumit dan susahnya kita membangun pemahaman, persepsi dan tindakan
operasional yang sama dalam mengelola pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, padahal
seperti tadi telah penulis sampaikan, sudah begitu banyak peraturan perundang-undangan yang
dikeluarkan untuk dijadikan pedoman dan petunjuk untuk itu. Baik atau tidak baik jalannya roda
pemerintahan, kegiatan pembangunan, pelayanan dan kegiatan pemberdayaan masyarakat
ternyata tidak hanya tergantung pada pemerintah saja, tidak hanya tergantung pada DPRD saja
dan juga tidak hanya tergantung pada masyarakat saja, tetapi sangat ditentukan oleh ketiga
komponen tadi secara bersama-sama, apakah mempunyai komitment dan kemauan untuk
menyelenggarakan kepemerintahan yang baik atau tidak.

Saran
Aparatur pemerintah seyogianya menjadikan dirinya sebagai teladan di dalam pelaksanaan etika,
hukum dan konstitusi dengan kata lain, sudah bukan waktunya lagi, pemerintah dapat begitu saja
mengambil hak milik orang lain tanpa kewenangan yang jelas dan disertai pemberian imbalan
atau ganti rugi yang wajar.

Referensi :
http://jhosin.blog.friendster.com/2009/06/etika-pemerintahan/
http://thinkquantum.wordpress.com/2009/11/02/keterbukaan-dan-keadilan-dalam-pemerintahan/
http://www.majenekab.go.id/home1.php?isi=detailartikel&&id=3
Widjaja, A.W. Etika Pemerintahan. 1991. Jakarta : Bumi Aksara
Yuca Siahaan
www.facebook.com/topic.htm
www.google/uud-45-dan-sistem-pemerintahan-ri.html
www.wikipedia.com

Yuca Siahaan

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Ian Setiawan
 
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiaSejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
taufin
 

Was ist angesagt? (20)

Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahKonsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
 
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
 
MATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB IMATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB I
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
 
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
 
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...
 
Organisasi Pemerintahan
Organisasi PemerintahanOrganisasi Pemerintahan
Organisasi Pemerintahan
 
Sistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RISistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RI
 
Hubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lainHubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lain
 
Sistim Sosial Politik
Sistim Sosial PolitikSistim Sosial Politik
Sistim Sosial Politik
 
Model model dalam public policy
Model model dalam public policyModel model dalam public policy
Model model dalam public policy
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Konsep Reinventing Government Kelompok 1
Konsep Reinventing Government Kelompok 1Konsep Reinventing Government Kelompok 1
Konsep Reinventing Government Kelompok 1
 
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiaSejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
 
Etika Pemerintahan
Etika PemerintahanEtika Pemerintahan
Etika Pemerintahan
 
Ii komunikasi pemerintahan
Ii komunikasi pemerintahanIi komunikasi pemerintahan
Ii komunikasi pemerintahan
 
1.05 pendelegasian wewenang
1.05 pendelegasian wewenang1.05 pendelegasian wewenang
1.05 pendelegasian wewenang
 
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
TEORI-TEORI KEPEMIMPINANTEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
 

Andere mochten auch

Bahan ajar etika pemerintahan
Bahan ajar etika pemerintahanBahan ajar etika pemerintahan
Bahan ajar etika pemerintahan
Sadam Jatnika
 
Bahan ajar etika pemerintahan
Bahan ajar etika pemerintahanBahan ajar etika pemerintahan
Bahan ajar etika pemerintahan
Sadam Jatnika
 
Patologi birokrasi presentasi
Patologi birokrasi presentasiPatologi birokrasi presentasi
Patologi birokrasi presentasi
Yudi 4
 
Nasionalisme gol iii-part i
Nasionalisme gol iii-part iNasionalisme gol iii-part i
Nasionalisme gol iii-part i
hadiarnowo
 
Presentasi birokrasi (edisi lengkap 2011)
Presentasi birokrasi (edisi lengkap 2011)Presentasi birokrasi (edisi lengkap 2011)
Presentasi birokrasi (edisi lengkap 2011)
Local Government
 

Andere mochten auch (20)

Etika pmrintahan
Etika pmrintahanEtika pmrintahan
Etika pmrintahan
 
Etika pemerintahan dalam membangun good governance (bahan lemhanas edit)
Etika pemerintahan dalam membangun good governance (bahan lemhanas edit)Etika pemerintahan dalam membangun good governance (bahan lemhanas edit)
Etika pemerintahan dalam membangun good governance (bahan lemhanas edit)
 
Bahan ajar etika pemerintahan
Bahan ajar etika pemerintahanBahan ajar etika pemerintahan
Bahan ajar etika pemerintahan
 
Etika Organisasi Pemerintah
Etika Organisasi PemerintahEtika Organisasi Pemerintah
Etika Organisasi Pemerintah
 
Bahan ajar etika pemerintahan
Bahan ajar etika pemerintahanBahan ajar etika pemerintahan
Bahan ajar etika pemerintahan
 
Etika pemerintahan dalam praktek
Etika pemerintahan dalam praktekEtika pemerintahan dalam praktek
Etika pemerintahan dalam praktek
 
118276795 etika-pemerintahan-1
118276795 etika-pemerintahan-1118276795 etika-pemerintahan-1
118276795 etika-pemerintahan-1
 
EPA Scientific Advisory Board Draft Letter Reviewing Fracking Study
EPA Scientific Advisory Board Draft Letter Reviewing Fracking StudyEPA Scientific Advisory Board Draft Letter Reviewing Fracking Study
EPA Scientific Advisory Board Draft Letter Reviewing Fracking Study
 
Konsepsi Etika Penyelenggara Negara
Konsepsi Etika Penyelenggara NegaraKonsepsi Etika Penyelenggara Negara
Konsepsi Etika Penyelenggara Negara
 
Patologi birokrasi presentasi
Patologi birokrasi presentasiPatologi birokrasi presentasi
Patologi birokrasi presentasi
 
02 birokrasi
02 birokrasi02 birokrasi
02 birokrasi
 
Nasionalisme gol iii-part i
Nasionalisme gol iii-part iNasionalisme gol iii-part i
Nasionalisme gol iii-part i
 
Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
Pembangunan dan pertumbuhan ekonomiPembangunan dan pertumbuhan ekonomi
Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
 
Birokrasi Kontekstual
Birokrasi KontekstualBirokrasi Kontekstual
Birokrasi Kontekstual
 
Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan dan Pembangunan EkonomiPertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
 
Ppt etika bisnis 1
Ppt etika bisnis 1Ppt etika bisnis 1
Ppt etika bisnis 1
 
Dasar Pembangunan Negara
Dasar Pembangunan NegaraDasar Pembangunan Negara
Dasar Pembangunan Negara
 
Presentasi birokrasi (edisi lengkap 2011)
Presentasi birokrasi (edisi lengkap 2011)Presentasi birokrasi (edisi lengkap 2011)
Presentasi birokrasi (edisi lengkap 2011)
 
Korupsi
KorupsiKorupsi
Korupsi
 
ETIKA PUBLIK
ETIKA PUBLIKETIKA PUBLIK
ETIKA PUBLIK
 

Ähnlich wie Government Ethics / Etika pemerintahan

Membangun etika politik
Membangun etika politikMembangun etika politik
Membangun etika politik
Muhammad Yunus
 
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
ahmad sururi
 
dilema etik dalam dunia pemerintahan klp2.pptx
dilema etik dalam dunia pemerintahan klp2.pptxdilema etik dalam dunia pemerintahan klp2.pptx
dilema etik dalam dunia pemerintahan klp2.pptx
DewiNurfadilah2
 
Pancasila sebagai Sistem Etika dan Etika Politik (Mata Kuliah Pendidikan Panc...
Pancasila sebagai Sistem Etika dan Etika Politik (Mata Kuliah Pendidikan Panc...Pancasila sebagai Sistem Etika dan Etika Politik (Mata Kuliah Pendidikan Panc...
Pancasila sebagai Sistem Etika dan Etika Politik (Mata Kuliah Pendidikan Panc...
Rajabul Gufron
 

Ähnlich wie Government Ethics / Etika pemerintahan (20)

Etika administrasi publik 1
Etika administrasi publik 1Etika administrasi publik 1
Etika administrasi publik 1
 
Makalah etika provesi pns
Makalah etika provesi pnsMakalah etika provesi pns
Makalah etika provesi pns
 
Softskill 11
Softskill 11Softskill 11
Softskill 11
 
Be&gg, dede anggraini, hapzi ali, philosophic ethics business, universita...
Be&gg, dede anggraini, hapzi ali, philosophic ethics business, universita...Be&gg, dede anggraini, hapzi ali, philosophic ethics business, universita...
Be&gg, dede anggraini, hapzi ali, philosophic ethics business, universita...
 
11. SESI 12.pptx
11. SESI 12.pptx11. SESI 12.pptx
11. SESI 12.pptx
 
Membangun etika politik
Membangun etika politikMembangun etika politik
Membangun etika politik
 
BE & GG, Ivan Setiawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Ethics & Conflict Interest....
BE & GG, Ivan Setiawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Ethics & Conflict Interest....BE & GG, Ivan Setiawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Ethics & Conflict Interest....
BE & GG, Ivan Setiawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Ethics & Conflict Interest....
 
Makalah pemerintahan yang baik
Makalah pemerintahan yang baikMakalah pemerintahan yang baik
Makalah pemerintahan yang baik
 
BAB II.docx
BAB II.docxBAB II.docx
BAB II.docx
 
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
Pancasila sebagai etika politik (pertemuan 7)
 
Pertemuan Ke-5 (Makna Etika Pemerintahan).ppt
Pertemuan Ke-5 (Makna Etika Pemerintahan).pptPertemuan Ke-5 (Makna Etika Pemerintahan).ppt
Pertemuan Ke-5 (Makna Etika Pemerintahan).ppt
 
Presentation 11
Presentation 11Presentation 11
Presentation 11
 
dilema etik dalam dunia pemerintahan klp2.pptx
dilema etik dalam dunia pemerintahan klp2.pptxdilema etik dalam dunia pemerintahan klp2.pptx
dilema etik dalam dunia pemerintahan klp2.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Anti korupsi
Anti korupsiAnti korupsi
Anti korupsi
 
1, be & gg, charviano hardika, hapzi ali, concepts and theories of busine...
1, be & gg, charviano hardika, hapzi ali, concepts and theories of busine...1, be & gg, charviano hardika, hapzi ali, concepts and theories of busine...
1, be & gg, charviano hardika, hapzi ali, concepts and theories of busine...
 
Etika Pemerintahan
Etika PemerintahanEtika Pemerintahan
Etika Pemerintahan
 
Konsep good governance
Konsep good governanceKonsep good governance
Konsep good governance
 
2, BE & GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Concepts and T...
2, BE & GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Concepts and T...2, BE & GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Concepts and T...
2, BE & GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Concepts and T...
 
Pancasila sebagai Sistem Etika dan Etika Politik (Mata Kuliah Pendidikan Panc...
Pancasila sebagai Sistem Etika dan Etika Politik (Mata Kuliah Pendidikan Panc...Pancasila sebagai Sistem Etika dan Etika Politik (Mata Kuliah Pendidikan Panc...
Pancasila sebagai Sistem Etika dan Etika Politik (Mata Kuliah Pendidikan Panc...
 

Mehr von Yuca Siahaan

Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...
Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...
Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...
Yuca Siahaan
 
Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral RI: Sebuah Pengantar"
Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral  RI: Sebuah Pengantar"Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral  RI: Sebuah Pengantar"
Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral RI: Sebuah Pengantar"
Yuca Siahaan
 
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifBeberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Yuca Siahaan
 
Analytic hierarchy process
Analytic hierarchy processAnalytic hierarchy process
Analytic hierarchy process
Yuca Siahaan
 
Indikator makroekonomi indonesia
Indikator makroekonomi indonesiaIndikator makroekonomi indonesia
Indikator makroekonomi indonesia
Yuca Siahaan
 
Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)
Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)
Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)
Yuca Siahaan
 
Aliran aliran makro ekonomi
Aliran aliran makro ekonomiAliran aliran makro ekonomi
Aliran aliran makro ekonomi
Yuca Siahaan
 
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNS
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNSWawancara Koperasi Mahasiswa UNS
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNS
Yuca Siahaan
 
Analisis swot koperasi
Analisis swot koperasiAnalisis swot koperasi
Analisis swot koperasi
Yuca Siahaan
 
Exchange rate dan neraca pembayaran
Exchange rate dan neraca pembayaranExchange rate dan neraca pembayaran
Exchange rate dan neraca pembayaran
Yuca Siahaan
 
Indeks Demokrasi Indonesia
Indeks Demokrasi IndonesiaIndeks Demokrasi Indonesia
Indeks Demokrasi Indonesia
Yuca Siahaan
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Yuca Siahaan
 
Resensi buku utang pemerintah mencekik rakyat
Resensi buku utang pemerintah mencekik rakyatResensi buku utang pemerintah mencekik rakyat
Resensi buku utang pemerintah mencekik rakyat
Yuca Siahaan
 
Commen currency area analysis kel.11 (2)
Commen currency area analysis kel.11 (2) Commen currency area analysis kel.11 (2)
Commen currency area analysis kel.11 (2)
Yuca Siahaan
 
Analisis pasar by kel 11
Analisis pasar by kel 11Analisis pasar by kel 11
Analisis pasar by kel 11
Yuca Siahaan
 
kriteria investasi
kriteria investasikriteria investasi
kriteria investasi
Yuca Siahaan
 
Investasi sdm melalui program magang
Investasi sdm melalui program magangInvestasi sdm melalui program magang
Investasi sdm melalui program magang
Yuca Siahaan
 
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdm
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdmRuang lingkup dan pentingnya eko sdm
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdm
Yuca Siahaan
 

Mehr von Yuca Siahaan (20)

Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...
Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...
Dampak penghapusan tarif bea masuk oleh negara anggota wto terhadap makroekon...
 
Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral RI: Sebuah Pengantar"
Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral  RI: Sebuah Pengantar"Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral  RI: Sebuah Pengantar"
Resensi Buku "Bank Indonesia Bank Sentral RI: Sebuah Pengantar"
 
Contoh Proposal Penelitian
Contoh Proposal PenelitianContoh Proposal Penelitian
Contoh Proposal Penelitian
 
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifBeberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
 
Analytic hierarchy process
Analytic hierarchy processAnalytic hierarchy process
Analytic hierarchy process
 
Indikator makroekonomi indonesia
Indikator makroekonomi indonesiaIndikator makroekonomi indonesia
Indikator makroekonomi indonesia
 
Fenomena pilkada
Fenomena pilkadaFenomena pilkada
Fenomena pilkada
 
Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)
Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)
Kasus bima(otonomi daerah vs pembangunan)
 
Aliran aliran makro ekonomi
Aliran aliran makro ekonomiAliran aliran makro ekonomi
Aliran aliran makro ekonomi
 
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNS
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNSWawancara Koperasi Mahasiswa UNS
Wawancara Koperasi Mahasiswa UNS
 
Analisis swot koperasi
Analisis swot koperasiAnalisis swot koperasi
Analisis swot koperasi
 
Exchange rate dan neraca pembayaran
Exchange rate dan neraca pembayaranExchange rate dan neraca pembayaran
Exchange rate dan neraca pembayaran
 
Indeks Demokrasi Indonesia
Indeks Demokrasi IndonesiaIndeks Demokrasi Indonesia
Indeks Demokrasi Indonesia
 
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunanBeberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
Beberapa pertanyaan dalam perencanaan pembangunan
 
Resensi buku utang pemerintah mencekik rakyat
Resensi buku utang pemerintah mencekik rakyatResensi buku utang pemerintah mencekik rakyat
Resensi buku utang pemerintah mencekik rakyat
 
Commen currency area analysis kel.11 (2)
Commen currency area analysis kel.11 (2) Commen currency area analysis kel.11 (2)
Commen currency area analysis kel.11 (2)
 
Analisis pasar by kel 11
Analisis pasar by kel 11Analisis pasar by kel 11
Analisis pasar by kel 11
 
kriteria investasi
kriteria investasikriteria investasi
kriteria investasi
 
Investasi sdm melalui program magang
Investasi sdm melalui program magangInvestasi sdm melalui program magang
Investasi sdm melalui program magang
 
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdm
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdmRuang lingkup dan pentingnya eko sdm
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdm
 

Kürzlich hochgeladen

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 

Kürzlich hochgeladen (20)

MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Government Ethics / Etika pemerintahan

  • 1. I. PENDAHULUAN Tujuan utama dibentuknya pemerintahan adalah untuk menjaga suatu sistem ketertiban yang memungkinkan masyarakat dapat menjalani kehidupannya secara wajar. Oleh karena itu, pemerintah diperlukan pada hakikatnya adalah untuk memberikan pelayanan kapada masyarakat. Pemerintah tidak dibentuk untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat, menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat dapat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya, demi mencapai tujuan bersama. Suatu gejala yang nampak dewasa ini adalah kecenderungan dan pertumbuhan ke arah mensukseskan pembangunan di segala bidang. Untuk mensukseskan pembangunan, Etika Pemerintahan menjadi topik pembicaraan, terutama dalam mewujudkan aparatur yang bersih dan berwibawa. Aparatur pemerintahan harus menjadi saluran atau jembatan pengabdi dan melaksanakan kepentingan umum dengan penuh dedikasi dan loyalitas, bukan sebaliknya, tidak menyalagunakan kekuasaan, mencari kesempatan dalam kesempitan, aji mumpung. Bila masyarakat mengetahui tentang tidak lancarnya pelayanan, terdapat penyelewengan dan atau penyimpangan maka akan dapat berakibat menimbulkan reaksi. Oleh sebab itu sekiranya timbul reaksi tidak kentara di mata masyarakat, karena reaksi tersebut dapat menimbulkan public opini yang didasarkan oleh perasaan umum tidak puas dan akhirnya dapat menjelma menjadi pendapat umum yang dapat merongrong kewibawaan pemerintah. Yuca Siahaan
  • 2. II. DASAR TEORI Landasan Dasar  Falsafah Pancasila dan Konstitusi/UUD 1945 Negara RI;  TAP MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ;  UU No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;  UU No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU No. 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian ( LN No. 169 dan Tambahan LN No. 3090 );  UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang dirubah dengan UU No. 3 Tahun 2005 dan UU No. 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah ;  PP No. 60 tentang Disiplin Pegawai Negeri . Yuca Siahaan
  • 3. III. PEMBAHASAN A. KONDISI IDEAL 1. Pengertian Etika Etika berasal dari perkataan yunani “ethes” berarti kesediaan jiwa akan kesusilaan, atau secara bebas dapat diartikan kumpulan dariperaturan-peraturan kesusilaan. Dalam bahasa Latin dikenal dengan perkataan Mores yang berarti pula kesusilaan, tingkat salah satu perbuatan lahir 9 perilaku, tingkah laku ). Perkataan mores kemudian berubah menjadi mempunyai arti sama dengan etika atau sebaliknya. Etika disebut pula “moral phiciolophy” karena mempelajari moralitas dari perbuatan manusia. Sedangkan moralitu adalah apa yang baik atau apa yang buruk, benar atau salah dengan menggunakan ukuran norma atau nilai. Moral terjadi bila dikaitkan dengan masyarakat, tidak ada moral bila tidak ada masyarakat, dan ini berkaitan dengan kesadaran kolektif. 2. Pengertian Pemerintah Government dari bahasa Inggris dan Gouvernment dari bahasa Perancis yang keduanya berasal dari bahasa Latin, yaitu Gubernaculum, yang berarti kemudi, tetapi diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Pemerintah atau Pemerintahan dan terkadang juga menjadi Penguasa. Pemerintah dalam arti sempit dimaksudkan khusus kekuasan eksekutif sedangkan dalam arti luas kekuasaan eksekutif, legeslatif, dan yudikatif. Pemerintah dalam arti sempit berdasarkan UUD yang pernah berlaku di Indonesia, yaitu UUD 1945, UUDS 1950, dan UUD Konstitusi RIS 1949. Yuca Siahaan
  • 4. Pemerintahan dalam arti luas adalah segala kegiatan badan-badan publik yang meliputi kegiatan legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan negara. Pemerintahan dalam ari sempit adalah segala kegiatan badan-badan publik yang hanya meliputi kekuasaan eksekutif.(C.F.Strong). 3. Etika Pemerintah Aparatur negara dan pemerintah mempunyai tugas mendidik rakyat. Mendidik orang lain berarti mendidik diri sendiri, karena itu, seorang pemimpin/pelaksana negara yang sadar akan kewajibannya sebagai pendidik, hendaknya berusaha agar : 1) Dalam hidup sehari-hari menjadi contoh teladan, panutan bagi umum dan kesusilaan. 2) Dalam usahanya sehari-hari selalu memperhatikan kemajuan lahir batin masyarakatnya. Ajaran untuk berperilaku yang baik dan benar sesuai dengan nilai-nilai keutamaan yang berhubungan dengan hakikat manusia disebut etika pemerintahan. Selain itu etika pemerintahan juga merupakan bagian dari praktek yurisprudensi atau filosofi hukum yang mengatur operasi dari pemerintah dan hubungannya dengan orang-orang dalam pemerintahan. Prinsip-prinsip etika harus disesuaikan dengan keadaan, waktu, dan tempat. Prinsipprinsip etika yang bersifat authority, yang bersifat perintah menjadi suatu peraturan sehingga kadang-kadang merupakan atribut yang tidak bisa dipisahkan. Dalam etika pemerintahan, apa yang dianjurkan merupakan paksaan (imperatif) yang dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan kesulitan. Di atas telah diuraikan bahwa apa yang dilihat adalah authority misalnya, berpakaian dinas (PSH, PSR, PSL) sebenarnya masalah etika, tetapi kalau sudah dituangkan bukan lagi bersifat etis, tetapi bersifat pelaksanaan (operasional). Kendatipun tidak ada sanksi yang tegas. Pada etika karena mengikuti adanya perubahan-perubahan di dalam masyarakat, tergantung dengan kemauan (needs), kehendak masyarkat yang pada suatu waktu dan tempat bisa berubah-ubah. Yuca Siahaan
  • 5. Etika digantungkan dengan authority menghendaki orang harus tunduk pada perintah. Sedangkan pemerintah mempunyai sifat authority, sifat memaksakan. Pemerintah tidaklah sama dengan masyarkat. Disinilah letak sulitnya mempelajari etika pemerintahan. Pemerintah tidak dapat melaksanakan perintah sekehendaknya yang bertentangan dengan nilai etika masyarakat. Etika Dalam Fungsi Pemerintahan  Etika Dalam Proses Kebijakan Publik ( Public Policy Etic )  Etika dalam Pelayanan Punblik ( Public Service Etic )  Etika dalam Pengaturan dan Penataan Kelembagaan Pemerintahan ( Rule and administer institutional etic ) ;  Etika dalam Pembinaan dan pemberdayaan Masyarakat ( Guide and social empowering etic );  Etika dalam Kemitraan antara pemerintahan, pemerintah dengan swasta, dan dengan masyarakat ( Partnership governmental, private and sosiety etic ) Etika Pemerintah mencakup isu-isu kejujuran dan transparansi dalam pemerintahan, berurusan dengan hal-hal seperti:  Penyuapan Suatu bentuk korupsi adalah tindakan memberikan hadiah yang dapat berupa uang , barang , properti , keutamaan , keistimewaan , honorarium , objek nilai, keuntungan, atau hanya janji untuk membujuk atau mempengaruhi tindakan, suara, atau pengaruh seseorang dalam resmi atau kapasitas publik.  Korupsi Politik Korupsi politik adalah penggunaan kekuasaan diatur oleh pejabat pemerintah untuk keuntungan pribadi tidak sah. Penyalahgunaan pemerintah kekuasaan untuk tujuan lain, seperti represi lawan politik dan umum kebrutalan polisi , tidak dianggap korupsi politik. Baik adalah tindakan ilegal oleh orang pribadi atau perusahaan tidak terlibat langsung dengan pemerintah. Tindakan Yuca Siahaan
  • 6. ilegal oleh sebuah officeholder merupakan korupsi politik hanya jika tindakan secara langsung berkaitan dengan tugas resmi mereka. Bentuk korupsi beragam, tapi termasuk penyuapan , pemerasan , kroniisme , nepotisme , patronase , korupsi, dan penggelapan . Sementara korupsi dapat memfasilitasi perusahaan kriminal seperti perdagangan narkoba , pencucian uang , dan perdagangan manusia , tidak terbatas pada kegiatan ini.  Polisi Korupsi Korupsi Polisi adalah bentuk spesifik dari perilaku salah polisi yang dirancang untuk memperoleh keuntungan keuangan, keuntungan pribadi lainnya, dan / atau pengembangan karir bagi petugas polisi atau petugas dalam pertukaran untuk tidak mengejar, atau selektif mengejar, penyelidikan atau penangkapan. Salah satu bentuk umum dari korupsi polisi adalah meminta dan / atau menerima suap sebagai imbalan untuk tidak melaporkan obat terorganisir atau cincin prostitusi atau kegiatan ilegal lainnya. Contoh lain adalah polisi polisi melanggar kode etik dalam rangka untuk mengamankan keyakinan tersangka - misalnya, melalui penggunaan bukti yang dipalsukan . Lebih jarang, petugas polisi bisa sengaja dan sistematis berpartisipasi dalam kejahatan terorganisir sendiri.  Legislatif Etika / Kode Etik Sebuah kode etik yang diadopsi oleh organisasi dalam upaya untuk membantu mereka dalam organisasi dipanggil untuk membuat keputusan (biasanya sebagian besar, jika tidak semua) memahami perbedaan antara 'benar' dan 'salah' dan menerapkan pemahaman ini untuk keputusan mereka . Kode etik karena itu umumnya berarti dokumen yang ada di tiga tingkat: (1) etika bisnis perusahaan, (2) etika karyawan, (3) etika professional.  Peraturan Etika Peraturan etika / etika Regulatory adalah badan hukum dan praktis filsafat politik yang mengatur pelaksanaan pegawai negeri dan anggota lembaga regulator . Ini membahas isu-isu Yuca Siahaan
  • 7. seperti penyuapan dan hubungan pegawai negeri dengan bisnis dalam industri mereka mengatur, serta kekhawatiran tentang transparansi , kebebasan informasi dan undang-undang sinar matahari , dan konflik kepentingan aturan.  Konflik Kepentingan Suatu konflik kepentingan (COI) terjadi ketika sebuah individu atau organisasi yang terlibat dalam berbagai kepentingan, salah satunya mungkin korup motivasi untuk bertindak dalam lainnya. Suatu konflik kepentingan hanya bisa ada jika seseorang atau kesaksian yang dipercayakan dengan tidak memihak beberapa, sebuah jumlah sedikit kepercayaan diperlukan untuk menciptakannya. Kehadiran konflik kepentingan adalah independen dari eksekusi dari ketidakpantasan. Oleh karena itu, konflik kepentingan dapat ditemukan dan sukarela dijinakkan sebelum korupsi terjadi. COI kadang-kadang disebut persaingan kepentingan daripada "konflik", menekankan konotasi alam persaingan antara kepentingan sah daripada konflik kekerasan dengan konotasi yang menjadi korban dan agresi tidak adil. Namun demikian, denotatively , ada terlalu banyak tumpang tindih antara istilah untuk membuat diferensiasi objektif.  Menghindari Munculnya Ketidakpantasan Munculnya ketidakpantasan adalah frase merujuk pada situasi yang etika dianggap dipertanyakan. Untuk seorang awam , tanpa pengetahuan tentang fakta-fakta tertentu, komentar atau tindakan tersebut muncul tidak pantas atau pelanggaran terhadap aturan atau regulasi .  Pemerintah Terbuka/ Transparan Pemerintahan yang transparan adalah mengatur doktrin yang memegang bahwa usaha dan negara administrasi pemerintah harus dibuka di semua tingkatan untuk efektif publik keterbukaan dan pengawasan. Dalam terluas konstruksi itu menentang alasan negara dan rasis pertimbangan, yang cenderung melegitimasi negara yang luas kerahasiaan . Asal-usul argumen Yuca Siahaan
  • 8. pemerintahan yang terbuka dapat tanggal dengan saat Eropa Pencerahan : untuk perdebatan tentang pembangunan yang tepat kemudian baru lahir masyarakat yang demokratis . Di antara perkembangan terbaru adalah teori tata open source yang pendukung penerapan filosofi dari gerakan perangkat lunak bebas untuk demokratis prinsip untuk memungkinkan warga tertarik untuk mendapatkan lebih banyak terlibat langsung dalam proses legislatif.  Etika hukum Etika hukum mencakup sebuah kode etik yang mengatur perilaku orang-orang yang terlibat dalam praktek hukum dan orang-orang lebih umum di sektor hukum. B. KONDISI DI INDONESIA Di Indonesia, hal tentang etika pemerintah pertama kali dipelopori oleh Walikota Solok Drs. H. Syamsu Rahim. Beliau membuat perda tentang Etika Pemerintah di Solok, yaitu PERDA No. 1 Tahun 2008 tentang Etika Pemerintahan Daerah Kota Solok. Sedangkan untuk daerah lain bahkan Indonesia belum membuat peraturan khusus tentang etika pemerintah. Menurut Ryaas Rasyid, pilar pemerintahan itu ada 3 (tiga) yaitu hukum, konstitusi dan etika. Rupanya setelah lebih ½ abad Indonesia merdeka, pilar terpenting dari pemerintahan yaitu etika belum ada dan ini hal yang sangat serius, karena di negara sebesar Amerika, Perancis Inggris dan negara-negara besar lainnya, justru kita melihat tidak ada Undang-undang anti korupsi, lembaga semacam KPK, TIPIKOR dan lain-lain. Yang ada hanyalah undang-undang tentang etika penyelenggara negara dan nyatanya korupsi tidak membudaya ditengah-tengah mereka. Undangundang ini sangat efektif menangkal terjadinya tindak pidana korupsi, manipulatif dan tindakan asusila lainnya dari penyelenggara pemerintahan/negara. Fakta yang ada, meski produk-produk hukum telah demikian banyak dibuat, seminar-seminar tentang pemerintahan yang bersih dan berwibawa telah ratusan kali digelar, institusi penegak hukum dan lembaga pengawas telah berbagai corak dan ragam dibentuk, tetapi penyelenggara pemerintahan Yuca Siahaan
  • 9. masih sering keluar masuk media pemberitaan karena korupsi, manipulasi dan perbuatan tak beretika lainnya. Jika kita menonton televisi dan atau membaca berita kalau tidak ada “cerita” tentang korupsi, manipulasi dan bahkan yang trend sekarang adalah perbuatan tindak asusila oknum pejabat yang mengabadikan perbuatan mesumnya dengan perempuan-perempuan nakal. Contohnya saja seperti beberapa kasus yang terjadi di badan pemerintahan : 1. Korupsi a. Korupsi pajak Gayus Tambunan b. Korupsi penggunaan anggaran dana pengganti defisit melalui program kompensasi pengurangan subsidi bahan bakar minyak untuk RSJ Surakarta oleh tiga pegawai negeri Inspektorat Jendral Departemen Kesehatan. c. SOEHARTO Kasus Soeharto Bekas presiden Soeharto diduga melakukan tindak korupsi di tujuh yayasan (Dakab, Amal Bakti Muslim Pancasila, Supersemar, Dana Sejahtera Mandiri, Gotong Royong, dan Trikora) Rp 1,4 triliun. Ketika diadili di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, ia tidak hadir dengan alasan sakit. Kemudian majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengembalikan berkas tersebut ke kejaksaan. Kejaksaan menyatakan Soeharto dapat kembali dibawa ke pengadilan jika ia sudah sembuh?walaupun pernyataan kejaksaan ini diragukan banyak kalangan. d. PERTAMINA Dugaan korupsi dalam Tecnical Assintance Contract (TAC) antara Pertamina dengan PT Ustaindo Petro Gas (UPG) tahun 1993 yang meliputi 4 kontrak pengeboran sumur minyak di Pendoko, Prabumulih, Jatibarang, dan Bunyu. Jumlah kerugian negara, adalah US $ 24.8 juta. Para tersangkanya 2 Mantan Menteri Pertambangan dan Energi Orde Baru, Ginandjar Kartasasmita dan Ida Bagus Sudjana, Mantan Direktur Pertamina Faisal Abda'oe, serta Direktur PT UPG Partono H Upoyo. Kasus Proyek Kilang Minyak Export Oriented (Exxor) I di Balongan, Jawa Barat dengan tersangka seorang pengusaha Erry Putra Oudang. Pembangunan kilang minyak ini menghabiskan biaya sebesar US $ 1.4 M. Kerugian negara disebabkan proyek ini tahun 1995- Yuca Siahaan
  • 10. 1996 sebesar 82.6 M, 1996-1997 sebesar 476 M, 1997-1998 sebesar 1.3 Triliun. Kasus kilang Balongan merupakan benchmark-nya praktek KKN di Pertamina. Negara dirugikan hingga US$ 700 dalam kasus mark-up atau penggelembungan nilai dalam pembangunan kilang minyak bernama Exor I tersebut. Kasus Proyek Pipaisasi Pengangkutan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Jawa (Pipianisasi Jawa), melibatkan Mantan Direktur Pertamina Faisal Abda'oe, Bos Bimantara Rosano Barack, dan Siti Hardiyanti Rukmana. Kerugian negara hingga US$ 31,4 juta. e. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Kasus BLBI pertama kali mencuat ketika Badan Pemeriksa Keuangan mengungkapkan hasil auditnya pada Agustus 2000. Laporan itu menyebut adanya penyimpangan penyaluran dana BLBI Rp 138,4 triliun dari total dana senilai Rp 144,5 triliun. Di samping itu, disebutkan adanya penyelewengan penggunaan dana BLBI yang diterima 48 bank sebesar Rp 80,4 triliun. Bekas Gubernur Bank Indonesia Soedradjad Djiwandono dianggap bertanggung jawab dalam pengucuran BLBI. Sebelumnya, mantan pejabat BI lainnya yang terlibat pengucuran BLBI?Hendrobudiyanto, Paul Sutopo, dan Heru Soepraptomo?telah dijatuhi hukuman masingmasing tiga, dua setengah, dan tiga tahun penjara, yang dianggap terlalu ringan oleh para pengamat. Ketiganya kini sedang naik banding. Bersama tiga petinggi BI itu, pemilik-komisaris dari 48 bank yang terlibat BLBI, hanya beberapa yang telah diproses secara hukum. Antara lain: Hendrawan Haryono (Bank Aspac), David Nusa Widjaja (Bank Servitia), Hendra Rahardja (Bank Harapan Santosa), Sjamsul Nursalim (BDNI), dan Samadikun Hartono (Bank Modern). Yang jelas, hingga akhir 2002, dari 52 kasus BLBI, baru 20 dalam proses penyelidikan dan penyidikan. Sedangkan yang sudah dilimpahkan ke pengadilan hanya enam kasus Kasus – kasus Korupsi bahkan memiliki situs sendiri tentang kasus-kasus yang terjadi. Situs itu adalah : http://infokorupsi.com 2. Nepotisme Yuca Siahaan
  • 11. Kasus Busang Yang Menyeret Nama Menteri Sudjana Busang adalah tambang emas terbesar di dunia. Proyek Busang I diperkirakan mempunyai kandungan sekitar 47 juta ounces. Kalau 1ounces itu besarnya sekitar 28.35 gram, artinya deposit Busang I itu saja nilainya mendekati Rp 100 trilyun -- lebih besar dari APBN RI tahun lalu. Sudah ramai diberitakan bahwa perusahaan berusia muda Kanada, Bre-X Minerals, dikabarkan menggandeng putra Presiden RI, Sigit Harjojudanto, untuk menggarap proyek raksasa itu. Tapi, akibat sengketa kepemilikan saham antara Bre-X dengan perusahaan lokal milik aktivis PDI Jusuf Merukh, maka kontrak karya (contracts of works) untuk Bre-X tak kunjung muncul dari Departemen Pertambangan dan Energi. Di lain pihak, ada konsorsium lain yang ingin juga menambang Busang. Konsorsium itu terdiri dari Siti Hardijanti Rukmana (putri Presiden Soeharto), Airlangga Hartarto (anak Menko Hartarto), dan I. B. Dharma Yoga (anak Menteri IB Sudjana). Bahkan, belakangan beredar kabar bahwa Departemen Pertambangan menyetujui konsorsium baru ini menggandeng perusahaan Kanada yang lebih senior, Barrick Gold Corp, dan memegang 75 persen saham Busang. Bre-X diberitakan hanya kebagian 25 persen. Itu pun, kedua pihak masih harus menyetorkan 10 persen untuk pemerintah Indonesia. Soal Busang ini sangat membuat curiga banyak kalangan setelah Menteri I. B. Sudjana mencopot kewenangan Dirjen Pertambangan Kuntoro Mangkusubroto untuk memberikan izin kontrak kerja (contracts of work) pada pertengahan November 1996 lalu. Di DPR, I. B. Sudjana menjelaskan bahwa usaha pemerintah untuk meminta 10 persen saham di Busang sudah merupakan langkah maju, meskipun sebuah sumber TEMPO Interaktif tak setuju dengan intervensi yang terlalu jauh model Sudjana ini (Lihat:Busang, Antara Jakarta dan Toronto) Kemudian, Sudjana juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan meminta BUMN PT Aneka Tambang dan PT Timah untuk ikut memiliki saham di Busang. Dengan demikian, cerita pembagian saham di Busang agaknya belum final. Walaupun demikian, I. B. Sudjana tak menjelaskan mengapa anaknya ikut-ikutan bermain di Busang. Yuca Siahaan
  • 12. 3. Kolusi a. Tindak kolusi antara PDIP dan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Swaray Goeltom b. Kasus kolusi antara Grup Bakrie dan pegawai Ditjen Pajak Gayus Tambunan 4. Melanggar aturan Tindakan melanggar aturan ini misalnya adalah tidak memenuhi kewajiban yang seharusnya. Misalnya : a. Sekretaris Lurah Serua/ Ciputat Syaiful Bahri bolos kerja hanya untuk mendukung kandidat walikota Ciputat yakni Airin. Bahkan ia dan beberapa PNS yang bolos lainnya menyogok wartawan dengan seekor kambing agar tidak memberitakan mereka di media massa. 5. Asusila a. Kasus asusila Penyanyi Dangdut Maria Eva dan anggota Fraksi Partai Golkar DPR Yahya Zain Seperti diberitakan, skandal seks Maria Eva dan Yahya Zaini terbongkar setelah beredar adegan asusila di masyarakat yang diduga dilakukan tahun 2004 lalu. Akibat skandal itu, Yahya terpaksa mengundurkan diri sebagai Ketua DPP Partai Golkar dan Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar DPR. Maria Eva sempat mengaku melakukan aborsi janin hasil hubungan gelap dengan Yahya Zaini dengan persetujuan Yahya Zaini dan isterinya. Di tengah sorotan pemberitaan yang gencar, muncul kabar Yahya Zaini sempat diperas Rp 5 miliar. Kasus ini sungguh menggelitik, yang seharusnya seorang wakil rakyat emberi contoh tetapi malah menjadi pembicaraan kurang baik di tengah masyarakat. Jadi etika pemerintahan di Indonesia belum benar-benar diterapkan dengan baik. Ini disesabkan karena adanya patologi etika birokrasi pemerintahan. Patologi berupa hambatan atau penyakit dalam birokrasi pemerintahan sifatnya politis, ekonomis, sosio-kultural, dan teknologikal. Yuca Siahaan
  • 13. Patologi birokrasi dalam etika pemerintahan berupa : 1) Patologi akibat persepsi, perilaku dan gaya manajerial berupa : penyalahgunaan wewenang, statusquo, menerima sogok, takut perubahan dan inovasi, sombong menghindari keritik, nopoteisme, arogan, tidak adil, paranoia, otoriter, patronase, xenopobia dsb; 2) Patologi akibat pengetahuan dan keterampilan berupa : puas diri, tidak teliti, bertindak tanpa berpikir, counter produktif, tidak mau berkembang/ belajar, pasif, kurang prakarsa/inisiatif, tidak produktif, stagnasi dsb. 3) Patologi karena tindakan melanggar hukum berupa : markup, menerima suap, tidak jujur, korupsi, penipuan, kriminal, sabotase, dsb. 4) Patologi akibat keprilakukan berupa : kesewenangan, pemaksaan, konspirasi, diskriminasi, tidak sopan, kerja legalistik, dramatisiasi, indisipliner, inersia, tidak berkeprimanusiaan, negatifisme, kepentingan sendiri, non profesional, vested interest, pemborosan dsb. 5) Patologi akibat sitasi internal berupa : tujuan dan sasaran tidak efektif dan efisien, kewajiban sebagai beban, eksploitasi, eksstrosi/pemerasan, pengangguran terselubung, kondisi kerja yang tidak nyaman, tidak adan kinerja, miskomunikasi dan informasi, spoil sisten, oper personil dsb. Agar Etika Pemerintahan dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan pembaharuan perilaku etika penyelenggara pemerintahan dan kelembagaan birokrasi seperti :  Redifinisi, reorientasi dan revitalisasi perilaku birokrasi politik dan administrasi pemerintahan yang berorientasi pada kepentingan negara, bangsa dan masyarakat.  Pembaharuan sistem kelembagaan pemerintahan yang berorientasi pada kinerja organisasi;  Pembaharuan manajemen pemerintahan yang memiliki kepemimpinan visoner dan akuntabilitas pemerintahan Yuca Siahaan
  • 14.  Perilaku individu Aparatur birokrasi Pemerintahan pada standar berkualifikasi, kompetensi dan profesional dan berbudaya  struktur kelembagaan birokrasi pemerintahan berbasis kompetensi  fungsi birokrasi pemerintahan ( kebijakan, pelayanan, kemitraan, kerjasama, pemberdayaan dsb )  proses birokrasi pemerintahan dengan pendekatan manajemen strategis  perilaku birokrasi pemerintahan berorientasi nilai, norma, aturan, etika, moral, adat istiadat dan budaya birokrasi III PENUTUP Kesimpulan Etika pemerintahan tidaklah berdiri sendiri, penegakannya terjalin erat dengan pelaksanaan prinsip penerapan hukum. Itulah sebabnya, maka sebuah pemerintahan yang bersih, yang segala tingkah laku dan produk kebijakannya berangkat dari komitmen moral yang kuat, hanya dapat dinikmati oleh refresentasi pemenuhan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat dengan lebih baik. Yuca Siahaan
  • 15. Setiap warga masyarakat berhak memperoleh pelayanan dan perlakuan yang adil dari aparatur pemerintah berdasarkan nilai-nilai etika dan hukum yang berlaku. Etika dalam pemerintahan sudah memiliki landasan tersendiri, namun di Indonesia kerap terjadi pelanggaran etika, baik di pemerintahan tingkat daerah sampai nasional. Sebagai penanggung jawab dalam penyelenggaraan pemerintahan, fasilitator dan pengarah pembangunan, pelayan masyarakat dan sebagai motivator dalam pemberdayaan masyarakat, penulis melihat, merasakan dan mengalami betapa rumit dan susahnya kita membangun pemahaman, persepsi dan tindakan operasional yang sama dalam mengelola pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, padahal seperti tadi telah penulis sampaikan, sudah begitu banyak peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan untuk dijadikan pedoman dan petunjuk untuk itu. Baik atau tidak baik jalannya roda pemerintahan, kegiatan pembangunan, pelayanan dan kegiatan pemberdayaan masyarakat ternyata tidak hanya tergantung pada pemerintah saja, tidak hanya tergantung pada DPRD saja dan juga tidak hanya tergantung pada masyarakat saja, tetapi sangat ditentukan oleh ketiga komponen tadi secara bersama-sama, apakah mempunyai komitment dan kemauan untuk menyelenggarakan kepemerintahan yang baik atau tidak. Saran Aparatur pemerintah seyogianya menjadikan dirinya sebagai teladan di dalam pelaksanaan etika, hukum dan konstitusi dengan kata lain, sudah bukan waktunya lagi, pemerintah dapat begitu saja mengambil hak milik orang lain tanpa kewenangan yang jelas dan disertai pemberian imbalan atau ganti rugi yang wajar. Referensi : http://jhosin.blog.friendster.com/2009/06/etika-pemerintahan/ http://thinkquantum.wordpress.com/2009/11/02/keterbukaan-dan-keadilan-dalam-pemerintahan/ http://www.majenekab.go.id/home1.php?isi=detailartikel&&id=3 Widjaja, A.W. Etika Pemerintahan. 1991. Jakarta : Bumi Aksara Yuca Siahaan