Dokumen ini merangkum perjalanan dan kegiatan Yayasan Rumah Peneleh dalam melestarikan warisan HOS Tjokroaminoto, termasuk kunjungan ke berbagai kota di Indonesia, diskusi, bedah buku, dan silaturahmi. Dokumen juga menyoroti ideologi dan gerakan yang diusung Tjokroaminoto untuk menyatukan rakyat, seperti Islam sosialisme, Sarekat Islam, dan Zelfbestuur melalui budaya. Berkat kesungguhan dan
15. BEDAH BUKU JANG OETAMA
ICMI Orda Malang Raya
Kampus STTM Malang
4 Juli 2015
16. MALANG
10 JULI 2015
PUSAT STUDI PEMIKIRAN
ISLAM (di) NUSANTARA
@puspinusantara
PSIKOLOGI
ANAK
NUSANTARA
17. Selama ratusan tahun moyang kita
berperang, sekarang kita bebas sukaria ber-
bisnis-politik-sosial-budaya???
~ Kang Aji
PANGERAN
DIPONEGORO
Pengobar
Perang Jawa
18. Silaturahmi & Halal Bihalal Pengurus Besar Pemuda Muslimin Indonesia
JAKARTA
30 JULI
2015
36. Kang Aji & Gus Mus
Salah jika merunut ke
belakang para pemimpinnya
berlatar militer dan politik,
mengedepankan ekonomi
yang mengaburkan identitas
negeri ini. Saatnya negeri
dipimpin gerakan politik
berkebudayaan, bukan politik
transaksional semata.
Keduanya juga bersepakat
gerakan kebudayaan,
sangatlah penting, jika negeri
ini akan menuju kehancuran,
satu-satunya jalan yang bisa
menyelamatkan hanyalah
kebudayaan.
14 September 2015
Raudlatut Tholibin, Rembang
38. YAYASAN RUMAH PENELEH
Selanjutnya 3 - #HijrahUntukBangkit
“Kita mencintai bangsa kita dan dengan ajaran agama kita (Islam),
kita berusaha sepenuhnya untuk mempersatukan seluruh atau
sebagian terbesar bangsa kita.”
Ideologi Islam, Sosialisme Islam, Sarekat Islam, dan Zelfbestuur (merdeka
di tanah air sendiri) diusung Tjokro dalam merangkul rakyat. Demi
menyatukan rakyat kecil, Tjokro menanggalkan baju priyayinya, turun ke
bawah dan membangun gerakan, membentuk Tentara Kanjeng Nabi
Muhammad dan kelompok kesenian Jawa Dwipa. Melalui budaya itulah,
publik merasa dekat dan diayomi Tjokro. Berkat kesungguhan dan
keberaniannya, mereka menyebut Tjokro sebagai “Jang Oetama”...