Dokumen tersebut membahas tentang pernikahan dalam Islam. Pernikahan didefinisikan sebagai akad yang menghalalkan hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram, dengan hak dan kewajiban yang timbul. Dokumen tersebut juga membahas tentang rukun-rukun nikah, tujuan pernikahan seperti menyalurkan nafsu secara halal, mencegah perzinaan, dan melanjutkan keturunan.
2. Kata nikah berasal dari bahasa arab yang didalam bahasa Indonesia
sering diterjemahkan dengan Kawin / perkawinan, Nikah menurut bahasa
mempunyai arti mengumpulkan, menggabungkan, menjodohkan atau
bersenggama (wath’i).
Akad yang menghalalkan pergaulan antara laki – laki dan perempuan yang
tidak ada hubungan Mahram sehingga dengan akad tersebut terjadi hak dan
kewajiban antara kedua insan.
3. • ”kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah)
seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki.Yang demikian itu adalah
lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. [An-Nisa: 3].
• “Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang
yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba
sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan mengkayakan
mereka dengan karunia-Nya.
• Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur (24)
: 32).
• “Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu
mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49
4. - Sunnah, bagi orang yang berkehendak dan baginya yang mempunyai biaya sehingga dapat
memberikan nafkah kepada istrinya dan keperluan – keperluan lain yang mesti dipenuhi.
-Wajib, bagi orang yang mampu melaksanakan pernikahan dan kalau tidak menikah ia akan
terjerumus dalam perzinaan.
- Makruh, bagi orang yang tidak mampu untuk melaksanakan pernikahan Karena tidak
mampu memberikan belanja kepada istrinya atau kemungkinan lain lemah
- Haram, bagi orang yang ingin menikahi dengan niat untuk menyakiti istrinya atau menyia –
nyiakannya. Hukum haram ini juga terkena bagi orang yang tidak mampu memberi belanja
kepada istrinya, sedang nafsunya tidak mendesak.
- Mubah, bagi orang – orang yang tidak terdesak oleh hal – hal yang mengharuskan segera
nikah atau yang mengharamkannya
5. Rukun nikah ada 5 macam, di sertai dengan syarat-syaratnya yaitu :
1. Calon suami Calon suami harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
- Beragama Islam - Benar – benar pria
- Tidak dipaksa -Tidak sedang beristri empat
- Bukan mahram calon istri
- Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
2. Calon istri Calon istri harus memiliki syarat – syarat sebagai berikut :
- Beragama Islam - Benar – benar perempuan
- Tidak dipaksa - Halal bagi calon suami / Tidak Sedang Bersuami
- Tidak sedang dalam masa iddah - Bukan mahram calon suami
6. 3.Wali Nikah harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
- Beragama Islam - Baligh (dewasa)
- Berakal Sehat - Adil (tidak fasik)
- Mempunyai hak untuk menjadi wali - Laki – laki
“janganlah perempuan mengawinkan perempuan yang lain dan janganlah pula
perempuan mengawinkan dirinya sendiri, karena perempuan yang berzina ialah yang
mengawinkan dirinya sendiri. ( Riwayat ibn majah dan Daruqquthni ).
4. Dua orang saksi, Dua orang saksi nikah harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
- Islam - Baligh (dewasa)
- Berakal Sehat - Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
- Adil (tidak fasik) - Mengerti maksud akad nikah
- Laki – laki
Pernikahan yang dilakukan tanpa saksi tidak sah. Sabda Nabi SAW. : “Tidak sah nikah
melainkan dengan wali dan dua orang saksi yang adil.” (Riwayat Ahmad.)
7. 5. Ijab dan Qabul (Sighat)
- Ijab yaitu suatu suatu pernyataan berupa penyerahan diri seorang wali
perempuan atau wakilnya kepada seorang laki-laki dengan kata-kata
tertentu maupun syarat dan rukun yang telah ditentukan oleh syara’.
- Qabul yaitu suatu pernyataan penerimaan oleh pihak laki-laki terhadap
pernyataan wali perempuan atau wakilnya.
8. Tujuan dan Hikmah (Manfaat) Pernikahan Perkawinan
• Dapat Menentramkan Jiwa Dengan perkawinan orang dapat memnuhi tuntutan nasu seksualnya
dengan rasa aman dan tenang, dalam suasana cinta kasih, dan ketenangan lahir dan batin.Firman
Allah SWT : “Dan diantara tanda – tanda kekuasaa-Nya ialah dia menciptkan istri – istri dari jenismu
sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya.” (Ar Rum/30:21)
• Perkawinan dapat Menghindarkan Perbuatan maksiat. Salah satu kodrat manusia adalah penyaluran
kodrat biologis. Dorongan biologis dalam rangka kelangsugan hidup manusia berwujud nafsu seksual
yang harus mendapat penyaluran sebagaimana mestinya. Penyaluran nafsu seksual yang tidak
semestinya akan menimbulkan berbagai perbuatan maksiat, seperti perzinaan yang dapat
megakibatkan dosa dan beberapa penyakit yang mencelakakan. Dengan melakukan perkawinan
akan terbuaka jalan untuk menyalurkan kebutuhan biologis secara benar dan terhindar dari
perbuatan – pebuatan maksiad.
• Perkawinan untuk Melanjutkan Keturunan Dalam surah An Nisa ayat 1 ditegaskan bahwa manusia
diciptakan dari yang satu, kemudian dijadikan baginya istri, dan dari keduanya itu berkembang biak
menjadi manusia yang banyak, terdiri dari laki – laki dan perempuan.Memang manusia bisa
berkembang biak tanpa melalui pernikahan, tetapi akibatnya akan tidak jelas asal usulnya / jalur
silsilah keturunannya. Dengan demikian, jelas bahwa perkawinan dapat melestarikan keturunan dan
menunjang nilai – nilai kemanusiaan.