SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 21
BQ. ZILALIN
AZZIMA
FEBRI
ARIANTI
IDIL
JOHARI
FITRIA
WINDIARNI
M.FAROUK
SAGITA H.P
Gambar ini menyediakan sebuah contoh
jaringan transpor (transpor network).
Verteks-verteks 𝑏, 𝑐, 𝑑, dan 𝑒 mewakili
stasiun pompa lanjutan. Rusuk-rusuk terarah
mewakili bagian-bagian pipa dari sistem dan
menunjukkan arah minyak dapat mengalir.
Label-label pada rusuk menunjukkan
kapasitas bagian pipa.
MODEL JARINGAN
Sebuah jaringan transpor
adalah graf terarah berbobot
sederhana yang memenuhi :
 Verteks bertanda, yang merupakan
sumber, tidak mempunyai rusuk yang
masuk.
 Verteks bertanda, yang merupakan
tujuan, tidak mempunnyai rusuk yang
keluar.
 Bobot cij dari rusuk terarah
(𝑖, 𝑗) disebut kapasitas dari
(𝑖, 𝑗) merupakan sebuah bilangan tak
DEFINISI I
Graf pada gambar diatas, sumbernya
adalah verteks 𝑎 dan tujuannya adalah
verteks 𝑧. Kapasitas rusuk (𝑎, 𝑏) , 𝐶 𝑎𝑏
adalah 3 dan kapasitas dari rusuk
(𝑏, 𝑐), 𝐶 𝑏𝑐 adalah 2.
Jika 𝐺 merupakan sebuah jaringan, kita
akan menyatakan sumbernya dengan 𝑎
dan tujuannya dengan 𝑧.
DEFINISI II
𝐺 sebuah jaringan transpor. 𝐶𝑖𝑗 menyatakan
kapasitas rusuk terarah (𝑖, 𝑗). sebuah aliran
𝐹 di 𝐺 menempatkan bilangan tak negatif 𝐹𝑖𝑗
pada setiap rusuk terarah 𝑖, 𝑗 . Sehingga:
a) 𝐹𝑖𝑗 < 𝐶𝑖𝑗
b)Untuk setiap verteks 𝑗 , yang bukan
merupakan sumber atau pun tujuan.
𝑖 𝐹𝑖𝑗 = 𝑖 𝐹𝑗𝑖 (8.1.1)
Kita sebut 𝐹𝑖𝑗 aliran dalam rusuk 𝑖, 𝑗 ,
untuk sembarang verteks 𝑗, kita sebut
𝑖 𝐹𝑖𝑗 aliran ke dalam j dan kita sebut
𝑖 𝐹𝑗𝑖 aliran keluar dari 𝑗
Contoh
Penandaan : 𝐹𝑎𝑏 = 2, 𝐹𝑏𝑐 = 2, 𝐹𝑐𝑧 = 3, 𝐹𝑎𝑑 =
3,
𝐹𝑑𝑐 = 2, 𝐹𝑑𝑒 = 2, 𝐹𝑒𝑧 = 2,
mendefinisikan sebuah aliran untuk jaringan
pada gambar 8.1.1. Sebagai contoh, aliran ke
dalam verteks 𝑑. 𝐹𝑎𝑑 = 3, sama dengan aliran
keluar dari verteks 𝑑.
𝐹𝑑𝑐 + 𝐹𝑑𝑒 = 1 + 2 = 3. □
Perhatikan dalam Contoh tadi, aliran keluar
dari sumber 𝑎.
𝐹𝑎𝑏 + 𝐹𝑎𝑑
sama dengan aliran ke dalam tujuan 𝑧.
𝐹𝑐𝑧 + 𝐹𝑐𝑧
keduannya bernilai 5.
Definisi III
Misalkan F adalah sebuah aliran dalam
sebuah jaringan 𝐺. Nilai
𝑖
𝐹𝑎𝑖 −
𝑖
𝐹𝑖𝑧
disebut nilai aliran 𝐹 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝑡ℎ𝑒 𝑓𝑙𝑜𝑤 𝐹 .
Gambar diatas adalah sebuah jaringan
pemompaan. Air untuk kota dan dikirim
dari sumur w1, w2, dan w3. Kapasitas –
kapasitasnya ditunjukkan pada rusuk –
Sebuah Jaringan Pemompaan
Gambar diatas adalah jaringan
pada gambar sebelumnya dengan
sebuah sumber dan tujuan yang
ditandai.
Sebuah Jaringan Pemompaan
Ada kemungkinan untuk pergidari kota A ke kota B secara
langsung atau dengan melalui kota B. Selama periode 6:00
hingga 7:00 malam, waktu perjalanan rata – rata adalah
A ke B (15 menit)
B ke C (30 menit)
A ke C (30 menit)
Kapasitas maksimum dari rute – rute tersebut adalah
A ke B (3000 kendaraan)
B ke C (2000 kendaraan)
A ke C (4000 kendaraan)
Sebuah Jaringan Lalu Lintas
ALGORITMA ALIRAN MAKSIMAL
Rusuk – rusuk terorientasi dengan tepat dan
tak tepat. Rusuk ( 𝑣𝑖−1, 𝑣1 ) terorientasi
dengan tepat karena rusuk tersebut
terorientasi dalam arah 𝑎 ke 𝑧. Rusuk (𝑣1 ,
𝑣𝑖−1 ) terorientasi tidak tepat karena tidak
Misalkan 𝑃 sebuah lintasan dari 𝑎 ke 𝑧 dan misalkan 𝑥
sebuah verteks di 𝑃 yang bukan 𝑎 ataupun 𝑧 (lihat Gambar
dibawah ini).
Terdapat empat kemungkinan untuk orientasi rusuk-rusuk
𝑒1 dan 𝑒2 yang insiden pada 𝑥. Pada kasus (a), kedua
rusuk terorientasi dengan tepat. Pada kasus ini, jika kita
menaikkan aliran dalam setiap rusuk dengan ∆, aliran ke
dalam 𝑥 akan tetap sama dengan aliran keluar dari 𝑥. Pada
kasus (b), jika kita menaikkan aliran di 𝑒2 dengan ∆, kita
harus menurunkan aliran di 𝑒1 dengan ∆ sehingga aliran ke
dalam 𝑥 akan tetap sama dengan aliran keluar dari 𝑥.
Misalkan 𝑃 sebuah lintasan dari 𝑎 ke 𝑧 dan misalkan 𝑥
sebuah verteks di 𝑃 yang bukan 𝑎 ataupun 𝑧 (lihat Gambar
dibawah ini).
Kasus (c) serupa dengan kasus (b), kecuali kita menaikkan
aliran di 𝑒1 dengan ∆ dan menurunkan aliran di 𝑒2 dengan
∆. Pada kasus (d), kita menurunkan aliran di kedua rusuk
dengan ∆ . Dalam setiap kasus, perlakuan rusuk yang
dihasilkan memberikan sebuah aliran. Tentu saja, untuk
menjalankan pengubahan ini, kita harus mempunyai aliran
kurang dari kapasitas dalam sebuah rusuk yang terorientasi
dengan tepat dan sebuah aliran tak nol dalam sebuah
rusuk yang terorientasi tak tepat.
Contoh
Perhatikan lintasan dari 𝑎 ke 𝑧 pada Gambar dibawah ini.
Rusuk-rusuk 𝑎, 𝑏 , 𝑐, 𝑑 , dan (𝑑, 𝑧) terorientasi dengan
tepat dan rusuk 𝑐, 𝑏 terorientasi tak tepat. Kita
menurunkan aliran sebesar 1 dalam rusuk terorientasi tak
tepat (𝑐, 𝑏) dan meningkatkan aliran sebesar 1 dalam
rusuk-rusuk terorientasi dengan tepat 𝑎, 𝑏 , 𝑐, 𝑑 ,
dan (𝑑, 𝑧), nilai aliran baru adalah 1 lebih dari aliran yang
asli.
Definisi 8.3.1
Sebuah pemotongan (𝑃, 𝑃) di G terdiri dari
sebuah himpunan P dari verteks-verteks dan
komplemen 𝑃 dari P , dengan 𝑎 ∈ 𝑃 dan 𝑧 ∈ 𝑃.
Gambar 8.3.1 Sebuah
pemotongan dalam
sebuah jaringan. Garis
putus-putus membagi
verteks-verteks menjadi
himpunan P = {a, b, d}
dan 𝑃 = {𝑐, 𝑒, 𝑓, 𝑧} yang
menghasilkan
pemotongan (𝑃, 𝑃).
TEOREMA POTONG MIN, ALIRAN
MAKS
Definisi 8.3.2
Kapasitas pemotongan (𝑃, 𝑃) adalah
bilangan
𝐶 𝑃, 𝑃 = 𝑖∈𝑃 𝑗∈ 𝑃 𝐶𝑖𝑗
Contoh 8.3.3
Kapasitas pemotongan pada gambar
8.3.1 adalah
𝐶 𝒃𝒄 + 𝐶 𝒅𝒆 = 8
Contoh 8.3.4
Kapasitas pemotongan pada gambar
8.3.2 adalah
𝐶 𝒃𝒄 + 𝐶 𝒅𝒄 + 𝐶 𝒅𝒆 = 6
Teorema 8.3.1
Misalkan F sebuah aliran dalam G dan
misalkan (𝑃, 𝑃) merupakan sebuah
pemotongan di G maka kapasitas
(𝑃, 𝑃) lebih dari atau sama dengan
nilai F; yakni,
𝑖∈𝑃 𝑗∈ 𝑃 𝐶𝑖𝑗 ≥ 𝑖 𝐹𝑎𝑖 ,
(8.3.1)
Contoh 8.3.5
Pada Gambar 8.3.1, nilai aliran 5
kurang dari kapasitas pemotongan 8.
Teorema 8.3.2 Teorema Potong
Min, Aliran Maks
Misalkan F sebuah aliran di G dan
misalkan (𝑃, 𝑃) sebuah pemotongan
di G. Jika kesamaan berlaku dalam
(8.3.1), maka aliran maksimal dan
pemotongan minimal. Lagipula,
kesamaan berlaku dalam (8.3.1) jika
dan hanya jika
 𝐹𝑖𝑗 = 𝐶𝑖𝑗 untuk 𝑖 ∈ 𝑃, 𝑗 ∈ 𝑃
 𝐹𝑖𝑗 = 0 untuk 𝑗 ∈ 𝑃, 𝑖 ∈ 𝑃
MATEMATIKA DISKRIT

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie MATEMATIKA DISKRIT (14)

Rangkaian arus bolak balik FISIKA SMA
Rangkaian arus bolak balik FISIKA SMARangkaian arus bolak balik FISIKA SMA
Rangkaian arus bolak balik FISIKA SMA
 
BAB 1 LISTRIK DINASMIS.pptx
BAB 1 LISTRIK DINASMIS.pptxBAB 1 LISTRIK DINASMIS.pptx
BAB 1 LISTRIK DINASMIS.pptx
 
Fuzzy fungsi keanggotaan
Fuzzy fungsi keanggotaanFuzzy fungsi keanggotaan
Fuzzy fungsi keanggotaan
 
MATERI KELAS XII Rangkaian arus bolak balik
MATERI KELAS XII Rangkaian arus bolak balikMATERI KELAS XII Rangkaian arus bolak balik
MATERI KELAS XII Rangkaian arus bolak balik
 
Persamaan pencerminan
Persamaan pencerminan Persamaan pencerminan
Persamaan pencerminan
 
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fix
 
Modul 8
Modul 8Modul 8
Modul 8
 
[145] Oriza Candra dkk - UNP_Power word.pdf
[145] Oriza Candra dkk - UNP_Power word.pdf[145] Oriza Candra dkk - UNP_Power word.pdf
[145] Oriza Candra dkk - UNP_Power word.pdf
 
G hukum-ohm
G hukum-ohmG hukum-ohm
G hukum-ohm
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
ELEKTRONIKA DASAR
ELEKTRONIKA DASARELEKTRONIKA DASAR
ELEKTRONIKA DASAR
 
Try out ke 2 fisika Muallimat NW Pancor 2013/2014
Try out ke 2 fisika Muallimat NW Pancor 2013/2014Try out ke 2 fisika Muallimat NW Pancor 2013/2014
Try out ke 2 fisika Muallimat NW Pancor 2013/2014
 
Soal penyisihan-sma
Soal penyisihan-smaSoal penyisihan-sma
Soal penyisihan-sma
 

Mehr von Febri Arianti (13)

PPT UJIAN
PPT UJIANPPT UJIAN
PPT UJIAN
 
Seminar kkn
Seminar kknSeminar kkn
Seminar kkn
 
LEMBAR KERJA SISWA MATERI FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS KD 5.1
LEMBAR KERJA SISWA MATERI FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS KD 5.1LEMBAR KERJA SISWA MATERI FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS KD 5.1
LEMBAR KERJA SISWA MATERI FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS KD 5.1
 
PEMROGRAMAN KOMPUTER LANJUT - PROGRAM DIFFERENSIAL
PEMROGRAMAN KOMPUTER LANJUT - PROGRAM DIFFERENSIALPEMROGRAMAN KOMPUTER LANJUT - PROGRAM DIFFERENSIAL
PEMROGRAMAN KOMPUTER LANJUT - PROGRAM DIFFERENSIAL
 
PERULANGAN DALAM MATLAB
PERULANGAN DALAM MATLABPERULANGAN DALAM MATLAB
PERULANGAN DALAM MATLAB
 
Operator Relasional & Logika
Operator Relasional & LogikaOperator Relasional & Logika
Operator Relasional & Logika
 
PENGENALAN MATLAB, ARRAY DAN MATRIKS
PENGENALAN MATLAB, ARRAY DAN MATRIKSPENGENALAN MATLAB, ARRAY DAN MATRIKS
PENGENALAN MATLAB, ARRAY DAN MATRIKS
 
Transformasi Laplace
Transformasi LaplaceTransformasi Laplace
Transformasi Laplace
 
Geometri Analitik Ruang
Geometri Analitik RuangGeometri Analitik Ruang
Geometri Analitik Ruang
 
Logarithm
LogarithmLogarithm
Logarithm
 
STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKASTRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
 
GEOMETRI ANALITIK BIDANG
GEOMETRI ANALITIK BIDANGGEOMETRI ANALITIK BIDANG
GEOMETRI ANALITIK BIDANG
 
Kewirausahaan
KewirausahaanKewirausahaan
Kewirausahaan
 

Kürzlich hochgeladen

GAYA HIDUP SIHAT ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
GAYA HIDUP SIHAT ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssGAYA HIDUP SIHAT ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
GAYA HIDUP SIHAT ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
UZAIRBINIBRAHIMMoe
 

Kürzlich hochgeladen (8)

Power Point seminar proposal skripsi Dita
Power Point seminar proposal skripsi DitaPower Point seminar proposal skripsi Dita
Power Point seminar proposal skripsi Dita
 
Pemahaman Dasar Ekonometrika pendahuluan.ppt
Pemahaman Dasar Ekonometrika pendahuluan.pptPemahaman Dasar Ekonometrika pendahuluan.ppt
Pemahaman Dasar Ekonometrika pendahuluan.ppt
 
GAYA HIDUP SIHAT ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
GAYA HIDUP SIHAT ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssGAYA HIDUP SIHAT ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
GAYA HIDUP SIHAT ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
 
tahapan pengembangan guru profesional, alur dan kebijakan pengembangan profes...
tahapan pengembangan guru profesional, alur dan kebijakan pengembangan profes...tahapan pengembangan guru profesional, alur dan kebijakan pengembangan profes...
tahapan pengembangan guru profesional, alur dan kebijakan pengembangan profes...
 
Ppt kel.8 administrasi pengelolaan administrasi persuratan dan pengarsipan
Ppt kel.8 administrasi pengelolaan administrasi persuratan dan pengarsipanPpt kel.8 administrasi pengelolaan administrasi persuratan dan pengarsipan
Ppt kel.8 administrasi pengelolaan administrasi persuratan dan pengarsipan
 
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan""PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
 
BAB I Probabilitas konsep peluang kejadian.ppt
BAB I Probabilitas konsep peluang kejadian.pptBAB I Probabilitas konsep peluang kejadian.ppt
BAB I Probabilitas konsep peluang kejadian.ppt
 
Makalah kelompok 8 administrasi.pdf. pengelolaan administrasi persuratan dan ...
Makalah kelompok 8 administrasi.pdf. pengelolaan administrasi persuratan dan ...Makalah kelompok 8 administrasi.pdf. pengelolaan administrasi persuratan dan ...
Makalah kelompok 8 administrasi.pdf. pengelolaan administrasi persuratan dan ...
 

MATEMATIKA DISKRIT

  • 2.
  • 3. Gambar ini menyediakan sebuah contoh jaringan transpor (transpor network). Verteks-verteks 𝑏, 𝑐, 𝑑, dan 𝑒 mewakili stasiun pompa lanjutan. Rusuk-rusuk terarah mewakili bagian-bagian pipa dari sistem dan menunjukkan arah minyak dapat mengalir. Label-label pada rusuk menunjukkan kapasitas bagian pipa. MODEL JARINGAN
  • 4. Sebuah jaringan transpor adalah graf terarah berbobot sederhana yang memenuhi :  Verteks bertanda, yang merupakan sumber, tidak mempunyai rusuk yang masuk.  Verteks bertanda, yang merupakan tujuan, tidak mempunnyai rusuk yang keluar.  Bobot cij dari rusuk terarah (𝑖, 𝑗) disebut kapasitas dari (𝑖, 𝑗) merupakan sebuah bilangan tak DEFINISI I
  • 5. Graf pada gambar diatas, sumbernya adalah verteks 𝑎 dan tujuannya adalah verteks 𝑧. Kapasitas rusuk (𝑎, 𝑏) , 𝐶 𝑎𝑏 adalah 3 dan kapasitas dari rusuk (𝑏, 𝑐), 𝐶 𝑏𝑐 adalah 2. Jika 𝐺 merupakan sebuah jaringan, kita akan menyatakan sumbernya dengan 𝑎 dan tujuannya dengan 𝑧.
  • 6. DEFINISI II 𝐺 sebuah jaringan transpor. 𝐶𝑖𝑗 menyatakan kapasitas rusuk terarah (𝑖, 𝑗). sebuah aliran 𝐹 di 𝐺 menempatkan bilangan tak negatif 𝐹𝑖𝑗 pada setiap rusuk terarah 𝑖, 𝑗 . Sehingga: a) 𝐹𝑖𝑗 < 𝐶𝑖𝑗 b)Untuk setiap verteks 𝑗 , yang bukan merupakan sumber atau pun tujuan. 𝑖 𝐹𝑖𝑗 = 𝑖 𝐹𝑗𝑖 (8.1.1) Kita sebut 𝐹𝑖𝑗 aliran dalam rusuk 𝑖, 𝑗 , untuk sembarang verteks 𝑗, kita sebut 𝑖 𝐹𝑖𝑗 aliran ke dalam j dan kita sebut 𝑖 𝐹𝑗𝑖 aliran keluar dari 𝑗
  • 7. Contoh Penandaan : 𝐹𝑎𝑏 = 2, 𝐹𝑏𝑐 = 2, 𝐹𝑐𝑧 = 3, 𝐹𝑎𝑑 = 3, 𝐹𝑑𝑐 = 2, 𝐹𝑑𝑒 = 2, 𝐹𝑒𝑧 = 2, mendefinisikan sebuah aliran untuk jaringan pada gambar 8.1.1. Sebagai contoh, aliran ke dalam verteks 𝑑. 𝐹𝑎𝑑 = 3, sama dengan aliran keluar dari verteks 𝑑. 𝐹𝑑𝑐 + 𝐹𝑑𝑒 = 1 + 2 = 3. □
  • 8. Perhatikan dalam Contoh tadi, aliran keluar dari sumber 𝑎. 𝐹𝑎𝑏 + 𝐹𝑎𝑑 sama dengan aliran ke dalam tujuan 𝑧. 𝐹𝑐𝑧 + 𝐹𝑐𝑧 keduannya bernilai 5. Definisi III Misalkan F adalah sebuah aliran dalam sebuah jaringan 𝐺. Nilai 𝑖 𝐹𝑎𝑖 − 𝑖 𝐹𝑖𝑧 disebut nilai aliran 𝐹 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝑡ℎ𝑒 𝑓𝑙𝑜𝑤 𝐹 .
  • 9. Gambar diatas adalah sebuah jaringan pemompaan. Air untuk kota dan dikirim dari sumur w1, w2, dan w3. Kapasitas – kapasitasnya ditunjukkan pada rusuk – Sebuah Jaringan Pemompaan
  • 10. Gambar diatas adalah jaringan pada gambar sebelumnya dengan sebuah sumber dan tujuan yang ditandai. Sebuah Jaringan Pemompaan
  • 11. Ada kemungkinan untuk pergidari kota A ke kota B secara langsung atau dengan melalui kota B. Selama periode 6:00 hingga 7:00 malam, waktu perjalanan rata – rata adalah A ke B (15 menit) B ke C (30 menit) A ke C (30 menit) Kapasitas maksimum dari rute – rute tersebut adalah A ke B (3000 kendaraan) B ke C (2000 kendaraan) A ke C (4000 kendaraan) Sebuah Jaringan Lalu Lintas
  • 12. ALGORITMA ALIRAN MAKSIMAL Rusuk – rusuk terorientasi dengan tepat dan tak tepat. Rusuk ( 𝑣𝑖−1, 𝑣1 ) terorientasi dengan tepat karena rusuk tersebut terorientasi dalam arah 𝑎 ke 𝑧. Rusuk (𝑣1 , 𝑣𝑖−1 ) terorientasi tidak tepat karena tidak
  • 13. Misalkan 𝑃 sebuah lintasan dari 𝑎 ke 𝑧 dan misalkan 𝑥 sebuah verteks di 𝑃 yang bukan 𝑎 ataupun 𝑧 (lihat Gambar dibawah ini). Terdapat empat kemungkinan untuk orientasi rusuk-rusuk 𝑒1 dan 𝑒2 yang insiden pada 𝑥. Pada kasus (a), kedua rusuk terorientasi dengan tepat. Pada kasus ini, jika kita menaikkan aliran dalam setiap rusuk dengan ∆, aliran ke dalam 𝑥 akan tetap sama dengan aliran keluar dari 𝑥. Pada kasus (b), jika kita menaikkan aliran di 𝑒2 dengan ∆, kita harus menurunkan aliran di 𝑒1 dengan ∆ sehingga aliran ke dalam 𝑥 akan tetap sama dengan aliran keluar dari 𝑥.
  • 14. Misalkan 𝑃 sebuah lintasan dari 𝑎 ke 𝑧 dan misalkan 𝑥 sebuah verteks di 𝑃 yang bukan 𝑎 ataupun 𝑧 (lihat Gambar dibawah ini). Kasus (c) serupa dengan kasus (b), kecuali kita menaikkan aliran di 𝑒1 dengan ∆ dan menurunkan aliran di 𝑒2 dengan ∆. Pada kasus (d), kita menurunkan aliran di kedua rusuk dengan ∆ . Dalam setiap kasus, perlakuan rusuk yang dihasilkan memberikan sebuah aliran. Tentu saja, untuk menjalankan pengubahan ini, kita harus mempunyai aliran kurang dari kapasitas dalam sebuah rusuk yang terorientasi dengan tepat dan sebuah aliran tak nol dalam sebuah rusuk yang terorientasi tak tepat.
  • 15. Contoh Perhatikan lintasan dari 𝑎 ke 𝑧 pada Gambar dibawah ini. Rusuk-rusuk 𝑎, 𝑏 , 𝑐, 𝑑 , dan (𝑑, 𝑧) terorientasi dengan tepat dan rusuk 𝑐, 𝑏 terorientasi tak tepat. Kita menurunkan aliran sebesar 1 dalam rusuk terorientasi tak tepat (𝑐, 𝑏) dan meningkatkan aliran sebesar 1 dalam rusuk-rusuk terorientasi dengan tepat 𝑎, 𝑏 , 𝑐, 𝑑 , dan (𝑑, 𝑧), nilai aliran baru adalah 1 lebih dari aliran yang asli.
  • 16. Definisi 8.3.1 Sebuah pemotongan (𝑃, 𝑃) di G terdiri dari sebuah himpunan P dari verteks-verteks dan komplemen 𝑃 dari P , dengan 𝑎 ∈ 𝑃 dan 𝑧 ∈ 𝑃. Gambar 8.3.1 Sebuah pemotongan dalam sebuah jaringan. Garis putus-putus membagi verteks-verteks menjadi himpunan P = {a, b, d} dan 𝑃 = {𝑐, 𝑒, 𝑓, 𝑧} yang menghasilkan pemotongan (𝑃, 𝑃). TEOREMA POTONG MIN, ALIRAN MAKS
  • 17. Definisi 8.3.2 Kapasitas pemotongan (𝑃, 𝑃) adalah bilangan 𝐶 𝑃, 𝑃 = 𝑖∈𝑃 𝑗∈ 𝑃 𝐶𝑖𝑗 Contoh 8.3.3 Kapasitas pemotongan pada gambar 8.3.1 adalah 𝐶 𝒃𝒄 + 𝐶 𝒅𝒆 = 8
  • 18. Contoh 8.3.4 Kapasitas pemotongan pada gambar 8.3.2 adalah 𝐶 𝒃𝒄 + 𝐶 𝒅𝒄 + 𝐶 𝒅𝒆 = 6
  • 19. Teorema 8.3.1 Misalkan F sebuah aliran dalam G dan misalkan (𝑃, 𝑃) merupakan sebuah pemotongan di G maka kapasitas (𝑃, 𝑃) lebih dari atau sama dengan nilai F; yakni, 𝑖∈𝑃 𝑗∈ 𝑃 𝐶𝑖𝑗 ≥ 𝑖 𝐹𝑎𝑖 , (8.3.1) Contoh 8.3.5 Pada Gambar 8.3.1, nilai aliran 5 kurang dari kapasitas pemotongan 8.
  • 20. Teorema 8.3.2 Teorema Potong Min, Aliran Maks Misalkan F sebuah aliran di G dan misalkan (𝑃, 𝑃) sebuah pemotongan di G. Jika kesamaan berlaku dalam (8.3.1), maka aliran maksimal dan pemotongan minimal. Lagipula, kesamaan berlaku dalam (8.3.1) jika dan hanya jika  𝐹𝑖𝑗 = 𝐶𝑖𝑗 untuk 𝑖 ∈ 𝑃, 𝑗 ∈ 𝑃  𝐹𝑖𝑗 = 0 untuk 𝑗 ∈ 𝑃, 𝑖 ∈ 𝑃