2. A. PENDIDIKAN
1. PengertianPendidikan
Pendidikan merupakan usaha dari manusia
dewasa yang telah sadar akan kemanusiaannya,
dalam membimbing, melatih, mengajar dan
menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar
pandangan hidup kepada generasi muda, agar
nantinya menjadi manusia yang sadar dan
bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya
sebagai manusia sesuai dengan sifat hakekat dan
ciri-ciri kemanusiaannya.
3. 1.Langevel. Pendidikan adalah bimbingan yang
diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang
belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya.
2.Prof. Hoogeveld, mendidik adalah membantu
anak supaya anak itu cakap menyelesaikan
tugas hidupnya atas tanggung jawabnya sendiri
3.Prof. S. Brojonegoro, mendidik berarti
memberikan tuntutan kepada manusia yang
belum dewasa dalam pertumbuhan dan
perkembangan, sampai tercapainya
kedewasaan dalam arti rohani dan jasmani
4. 4. Handerson, pendidikan merupakan suatu proses
pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil
interaksi individu dengan lingkungan sosial dan
lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak
manusia lahir.
5. GBHN Tahun 1973, pendidikan hakekatnya merupakan
suatu usaha disadari unuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan manusia, yang
dilaksanakan di dalam maupun di luar sekolah, dan
berlangsung seumur hidup
6. UU Sisdiknas No 2 Tahun 1989, Pendidikan adalah
usaha sadar untuk menyiapkan peseta didik melalui
bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang.
5. Dari pengertian-pengertian pendidikan di
atas ada beberapa prinsip dasar tentang
pendidikan yang akan dilaksanakan
1.Pendidikan berlangsung seumur hidup
2.Pendidikan merupakan tanggung jawab
bersama-sama
6. 3. Pendidikan merupakan keharusan
4. Pendidikan mencakup usaha dan
perbuatan dari generasi tua untuk
mengalihkan pengalamannya,
pengetahuannya, kecakapannya serta
keterampilan kepada generasi muda
untuk memungkinkan melakukan fungsi
hidupnya dalam pergaulan bersama
dengan sebaik-baiknya.
7. 2. Pendidikan Sebagai Proses Tranformasi Nilai
Pendidikan pada hakekatnya akan mecakup
kegiatan mendidik, mengajar, dan melatih.
Kegiatan tersebut kita laksanakan sebagai
usaha untuk mentranformasikan nilai-nilai
Maka dalam pelaksanaannya, ketiga
kegiatan tersebut harus berjalan terpadu
dan berkelanjutan serta serasi dengan
perkembangan peserta didik dan lingkungan
hidupya.
8. Nilai-nilai yang akan di tranformasikan
tersebut mencakup nilai-nilai religi, Nilai-nilai
kebudayaan, nilai-nilai sains dan teknologi,
nilai-nilai seni, dan nilai ketrampilan.
Nilai-nilai yang ditranformasikan tersebut
dalam rangka mempertahankan,
mengembangkan, bahkan kalau perlu
mengubah kebudayaan yang dimiliki
masyarakat.
9. Agar tranformasi tersebut berjalan lancar, ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi dalam melaksanakan proses
pendidikan antara lain:
a. Adanya hubungan edukatif yang baik antara pendidik
dan terdidik.
b. Adanya metode pendidikan yang sesuai.
c. Adanya sarana dan perlengkapan pendidikan yang
sesuai dengan kebutuhan.
d. Adanya suasana yang memadai, sehingga proses
tranformasi nilai-nilai tersebut berjalan dengan wajar,
serta dalam suasana menyenangkan
11. Menurut Hummel (1977:33) tujuan pendidikan
mengandung tiga nilai yaitu: Pertama, Autonomy, yaitu
menberikan kesadaran, pengetahuan dan kemampuan
secara maksimum kepada individu atau kelompok, untuk
dapat hidup mendiri, dan hidup bersama dalam kehidupan
yang lebih baik.Kedua equity (keadilan), berarti tujuan
pendidikan tersebut harus memberikan kesempatan
kepada seluruh masyarakat. Ketiga Survival, yang berarti
bahwa dengan pendidikan akan menjamin pewarisan
kebudayaan dari satu generasi kegenerasi yang lain.
12. "Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal
3, tujuan pendidikan nasional adalah
mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab."
13. 4. Alat Pendidikan
Alat pendidikan merupakan suatu situasi
yang diciptakan secara khusus dengan
maksud mempengaruhi anak didik secara
pedgogis (edukatif).
14. Langeveld (1965) mengelompokkan lima
jenis alat pendidikan, yaitu;
a. Perlindungan
b. Kesepahaman.
c. Kesamaan arah dalam pikiran perbuatan.
d. Perasaan bersatu.
e. Pendidikan karena kepentingan diri
sendiri.
15. 5. PendidikanBerlangsung SepanjangHayat
Pendidikan sepanjang hayat memandang
jauh kedepan, berusaha untuk
menghasilkan manusia dan masyarakat
baru, merupakan proyek masyarakat yang
sangat besar.
Menurut konsep pendidikan sepanjang
hayat, kegiatan-kegiatan pendidikan
dianggap sebagai keseluruhan.
16. Proses pendidikan sepanjang hayat akan
berlangsung:
a. Pendidikan Keluarga
b. Pendidikan di sekolah
c. Pendidikan di Masyarakat.
17. B. PENGERTIAN FILSAFAT
PENDIDIKAN
Filsafat pendidikan berusaha memahami
pendidikan dalam keseluruhan, menafsirnya
dan konsep-konsep umum, yang akan
membimbing kita dalam memilih tujuan dan
kebijakan pendidikan.
Filsafat pendidikan adalah antara lain untuk
menyelamatkan formula-formula dan fikiran-
fikaran yang mengandung unsur-unsur
pendidikan itu, yang terungkap dan tercetus
sebagai slogan dan semboyan.
18. Dr. Yahya Qahar. Menjelaskan pengertian
pendidikan adalah filsafat yang bergerak di
lapangan pendidikan untuk menjelaskan proses
kehidupan dan alternatif proses pendidikan dalam
pembentukan watak. Tentang a. Nilai-nilai yang
harus menjadi tujuan pendidikan dan pandangan
hidup. b. Pandangan tentang manusia yang di
didik. c. tujuan pendidikan. d. Sistem dan praktek
pendidikan (teori pendidikan). d. Bahan
pendidikan.
19. Prof. Hasan Langgulung. Filsafat Pendidikan
adalah sejumlah prinsip, kepercayaan, konsep,
asumsi, dan premis yang ada hubungan erat
dengan praktek pendidikan, yang ditentukan
dalam bentuk yang saling melengkapi, bertalian
dan selaras yang berfungsi sebagai teladan dan
pembimbing bagi usaha pendidikan dan proses
pendidikan dengan seluruh asfek-asfeknya bagi
politik dalam suatu negara.
20. Al-Syaibany (1979:30). Filsafat pendidikan adalah
pelaksanaan pandangan falsafah dan kaidah
falsafah dalam bidang pendidikan. Filsafat itu
mencerminkan satu segi dari segi pelaksanaan
falsafah umum dan menitikberatkan kepada
pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan-
kepercayaan yang menjadi dasar dari falsafah
umum dalam menyelesaikan masalah-masalah
pendidikan secara praktis.
21. C. RUANG LINGKUP BAHASAN FILSAFAT
DAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Obyek Filsafat
1. Obyek Meterial terdiri dari 3 persoalan
a. Masalah Tuhan
b. Masalah Alam
c. Masalah Manusia
2. Obyek Meterial Filsafat: mencari keterangan sedalam-
dalamnya sampai keakar persoalannya, sampai kepada
sebab-sebab dan mengapanya yang terakhir tentang
obyek meteri filsafat, sepanjang kemungkinan yang ada
pada akal budi manusia
22. 1.Apakah pendidikan itu bermanfaat atau mungkin
guna membina kepribadian manusia atau tidak.
2.Apakah tujuan pendidikan itu sesungguhnya
3.Apakah hakekat masyarakat itu, dan bagaimana
kedudukan individu di dalam masyarakat,
apakah pribadi itu independen atau dependen di
dalam masyarakat.
4.Untuk mencapai tujuan pendidikan ideal.
23. 5. Bagaimana asas penyelenggaraan pendidikan
yang baik.
6. Apakah pendidikan itu
7. Mengapa manusia harus melaksanakan
pendidikan
8. Apakah seharusnya dicapai oleh pendidikan
9. Dengan cara bagaimana cita-cita pendidikan
yang tersurat maupun tersirat dapat di capai.
24. D. HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN
FILSAFAT PENDIDIKAN
Filsafat sebagai alat mengkaji pendidikan
secara filosofis.
1. Apakah pendidikan itu bermanfaat.
2. Apa tujuan pendidikan sesungguhnya.
3. Apa hakekat masyarakat.
4. Untuk mencapai pendidikan yang edial.
5. Bagaimana asas penyelenggaraan
pendidikan yang baik.
25. E. PERANAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Filsafat pendidikan berarti pendidikan
adalah pelaksanaan daripada ide-ide
filsafat.
Dengan perkataan lain ide filsafat yang
memberi asas kepastian bagi bagi nilai
peranan pendidikan bagi pembinaan
manusia, telah melahirkan ilmu pendidikan,
lembaga pendidikan dan aktivitas
penyelenggaraan pendidikan.
26. Jadi peranan filsafat pendidikan merupakan
sumber pendorong adanya pendidikan.
Dalam bentuknya yang lebih terperinci
kemudian, filsafat pendidikan menjadi jiwa
dan pedoman asasi pendidikan