2. Definisi Bilingualisme
Bilingualisme menurut Nababan (1964:27)
kebiasaan menggunakan dua bahasa dalam
interaksi dengan orang lain.
Secara sosialinguistik secara
umum, bilinguslisme diartikan sebagai
penggunaan dua bahasa oleh seorang
penutur dalam pergaulannya dengan orang
lain secara bergantian (Mackey
1962:12, Fishman 1975:73).
3. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dan
dalam Kamus Linguistik bilingualisme diartikan
sebagai pemakai dua bahasa atau lebih oleh
penutur bahasa atau oleh suatu masyarakat
bahasa.
Monolingual adalah masyarakat yang
menggunakan satu bahasa.
Multilingual adalah suatu masyarakat yang
menggunakan lebih dari 2 bahasa.
Orang yang bisa menggunakan kedua bahasa itu
disebut bilingual/kdwinahasawan.
Sedangkan kemampuan untuk menggunakan dua
bahasa disebut bilingualitas—
4. Jenis-jenis Bilingualisme
bilingualisme setara yaitu bilingualisme yang
terjadi pada penutur yang memiliki penguasaan
bahasa secara relatif sama. Di dalam
bilingualisme setara ini terdapat proses berfikir.
bilingualisme majemuk, terjadi pada penutur yang
tingkat kemampuan menggunakan bahasanya
tidak sama. Sering terjadi kerancuan dalam
bilingualisme ini sehingga dapat menyebabkan
interferensi. Interferensi disini ialah masuknya
suatu bahasa kedalam bahasa yang lain. Faktor
penentu yang menyebabkan bilingualisme ialah
bahasa yang digunakan, bidang penggunaan
bahasa, dan mitra berbahasa
5. Latar belakang
Masyarakat tutur yang tertutup, yang tidak tersentuh oleh
masyarakat tutur lain, entah karena letaknya jauh terpencil atau
karena sengaja tidak mau berhubungan dengan masyarakat tutur
lain, maka masyarakat tutur itu akan tetap menjadi masyarakat tutur
yang statis dan tetap menjadi masyarakat yang monolingual.
Sebaliknya, masyarakat tutur yang inklusif, dalam arti ia memiliki
hubungan dengan masyarakat lain, tentu akan mengalami apa yang
disebut kontak bahasa dengan segala peristiwa-peristiwa
kebahasaan sebagai akibatnya. Peristiw-peristiwa tersebut yang
mungkin terjadi sebagai akibat adanya kontak bahasa itu adalah
apa yang didalam sosiolinguistik disebiut
bilingualisme, diglosia, alih kode, campur
kode, interferensi, integrasi, konfergensi dan pergeseran bahasa.
6. Faktor-faktor penyebab
Nababan Mengungkapkan Faktor-Faktor
terjadi Bilingualisme Dalam masyarakat
Indonesia.
Dalam Sumpah Pemuda , Bahasa Dikaitkan
Bahasa daerah sebagai tempat pengembangan
pembinaan dan pengembangan bahasa dan
kebudayaan Indonesia
Perkawinan campur antar suku
Perpindahan penduduk
7. Negara-negara Bilingual
Belgia, Ciprus, Cekoslowakia, Israel dan
Finlandia.
Belgia menetapkan 2 bahasa resmi
yaitubahasa Flemish dan bahasa Perancis.
Canada mempunyai 2 bahasa resmi yaitu
Perancis dan Perancis.
Finlandia (92%) menggunakan Bahasa
Finlandia akan tetapi bahasa swedia
merupakan bahasa resmi.
8. Negara multilingual
Terdapat juga negara-negara yang memiliki 3
bahasa resmi sekaligus yang disebut
multilingual
Contoh: negara Singapura, Swiss dan India
Singapura:Melayu, China ,Tamil dan Inggris
Swiss: Jerman, Perancis, Itali dan Romawi.
India:Hindia, Inggris dan Negara bagian
9. Diglosia
Diglosia adalah suatu situasi bahasa di mana
terdapat pembagian fungsional atas variasi-
variasi bahasa atau bahasa-bahasa yang ada
di masyarakat.
Yang dimaksud ialah bahwa terdapat
perbedaan antara ragam formal atau resmi
dan tidak resmi atau non-formal. Contohnya
misalkan di Indonesia terdapat perbedaan
antara bahasa tulis dan bahasa lisan.
10. Pencetus istilah Diglosia
istilah diglosia tersebut menjadi terkenal dalam
studi linguistik setelah digunakan oleh C.A.
Ferguson, seorang sarjana dari Stanford
University pada tahun 1958 dalam sebuah
symposium tentang “Urbanisasi dan Bahasa-
bahasa Standar” yang diselenggarakan oleh
American Antropological Association di
Washington DC.
11. Ferguson mengunakan istilah diglosia untuk
menyatakan keadaan suatu masyarakat
dimana terdapat dua variasi dari satu
bahasa yang hidup berdampingan dan
masing-masing punya peranan tertentu.
Ferguson membahas diglosia ini dengan
mengemukakan sembilan topic, yaitu
fungsi, prestise, warisan
sastra, pemerolehan, standarisasi, stabilitas, g
ramatika, leksikon, dan fonologi.
12. Fungsi Diglosia
Fungsi merupakan kriteria diglosia yang
sangat penting. Menurutnya, dalam
masyarakat diglosis terdapat dua variasi dari
satu bahasa.
Variasi pertama disebut dialek tinggi (disingkat
dialek T), dan yang kedua disebut dialek
rendah (disingkat dialek R).
Contoh:dalam bahasa Arab dialek T-nya adalah
bahasa arab klasik, bahasa al-Qur’an yang
disebut al-Fusha. Dialek R-nya adalah berbagai
bentuk bahasa Arab yang digunakan oleh bangsa
Arab yang lazim disebut ad-Darij.
13. Hubungan Bilingualisme dengan
Diglosia
Ketika diglosia diartikan sebagai adanya
pembedaan fungsi atas penggunaan bahasa
dan bilingualisme sebagai adanya
penggunaan dua bahasa secara bergantian
dalam masyarakat, maka Fishman
menggambarkan hubungan diglosia sebagai
berikut:
a.Bilingualisme dan diglosia
b.Bilingaulisme tanpa diglosia
c.Diglosia tanpa bilingualisme
d.Tidak bilingualisme dan tidak diglosia