Berikut merupakan kumpulan lirik lagu Rhoma Irama yang dirangkum dari berbagai sumber. Jumlah lirik keseluruhan adalah 260+ lagu, dari A sampai Z.
Selamat menikmati!!
1. Ada Udang di Balik Batu
Ada udang di balik batu
Itu mengharap sesuatu
Memberi uang ada maunya
Menolong orang ada maunya
Menanam budi ada maunya
Bermurah hati ada maunya
Ada udang di balik batu
Itu mengharap sesuatu
Kalau memang kau mau menolong
Tuluskan hatimu
Percuma saja engkau menolong
Kalau ada maumu
Kalau memang kau mau menolong
Tuluskan hatimu
Percuma saja engkau menolong
Kalau ada maumu
2. Aduhai
Pria:
Indahnya, indahnya aduhai
Wanita:
Manisnya, manisnya aduhai
Duet:
Saat-saat memadu cinta
Saat-saat yang paling indah
Kata-kata bak mutiara
Kata-kata dalam bercinta
Wanita:
Mesranya, mesranya aduhai
Pria:
Rasanya, rasanya aduhai
Wanita:
La-la
Pria:
Hm-hm
Wanita:
La-la-la
Pria:
Hm-hm
Wanita:
La-la-la-la-la-la-la-la-la
Pria:
La-la-la-la-la-la
Wanita:
Menyanyi, bersama menyanyi
Mencurahkan rasa cinta dalam hati
3. Pria:
Bersemi, semoga bersemi
Tumbuhlah dan mekarlah cinta sejati
Wanita:
Indahnya, indahnya aduhai
Pria:
Manisnya, manisnya aduhai
Duet:
Saat-saat memadu cinta
Saat-saat yang paling indah
Kata-kata bak mutiara
Kata-kata dalam bercinta
Pria:
Mesranya, mesranya aduhai
Wanita:
Rasanya, rasanya aduhai
Pria:
La-la
Wanita:
Hm-hm
Pria:
La-la-la
Wanita:
Hm-hm
Pria:
La-la-la-la-la-la-la-la
Wanita:
La-la-la-la-la-la
Pria:
Sang bunga tersenyum merekah
Gembira menyambut tiba musim cinta
Wanita:
Semuanya nampak ceria
Seakan turut merasa bahagia
4. Air Mata dan Mata Air
Panas sungguh menyengat
Bagai membakar bumi ini
Resah berjuta insan
Di dalam menanti turunnya hujan
Jerit lapar menggema
Ratap dan tangis serta doa
Tiada putus terucap
Dari segelintir orang beriman
Air mata pun mengalir
Mata air yang mengering
Tandus-gersang bumi ini
Tiada air setetes
Air mata pun mengalir
Mata air yang mengering
Tandus-gersang bumi ini
Tiada air setetes
Tuhan, dosa apa kiranya
Hingga Kau murkai semua
Adzab pedih-Mu yang menggoncangkan hati
Tuhan, hanya pada-Mu kami
Memohon pertolongan
Limpahkanlah semua rasa kasih sayang-Mu
Tuhan, kabulkanlah doa kami
Biarkan kemarau berlalu pergi
5. Ajojing
Duet:
Ajojing yo hayo, ajojing kita bersama ajojing
Ajojing yo hayo, ajojing kita bersama ajojing
Wanita:
Jangan turutkan hati yang sedih
Pria:
Mari gembira, jangan bersedih
Duet:
Ajojing yo hayo, ajojing kita bersama ajojing
Ajojing yo hayo, ajojing kita bersama ajojing
Pria:
Kalau kita selalu gembira
Hati kita pun jadi lega
Jikalau hati kita lega
Maka semangat ‘tuk bekerja
Duet:
Mari ajojing sampai berkeringat
Kalau berkeringat badan jadi sehat
Yo mari ajojing dengan bersemangat
Kalau bersemangat suasana hangat
6. Anak yang Malang
Sungguh tega... orang tua...
Sampai hati... membunuh anaknya
Anaknya
(Sungguh malang nasibmu kawan
Sungguh malang nasibmu kawan)
Kisah seorang anak yang malang
Disiksa orang tuanya
Tersiksa-siksa, disiksa dia
Sampai menemui ajalnya
Entah apa sebabnya
Hingga dia disiksa
Mungkin karena ulahnya
Yang selalu ingin dimanja
Sungguh tiada perikemanusiaan
Sampai hati berbuat kejam
Kisah terjadi di zaman ini
Ayah kejam karena ibu tiri
Sungguh kasihan anak yang malang
Tiada pernah dapat kasih sayang
Selama hidupnya sampai mati
Hanya siksa yang didapati
Tuhan, adakah maaf
Bagi ayah ibu berdosa
7. Anaknya Lima
Pria:
Mau kemana adik yang manis
Jalan sendiri tiada berkawan
Di tengah rintiknya hujan gerimis
Badan basah kuyup aduh kasihan
Wanita:
Aku hendak pergi ke rumah Paman
Yang tiada jauh dari kampungku
Tiada kusangka hari ‘kan hujan
Hingga basah kuyup seluruh tubuh
Pria:
Apakah adik mau abang tolong?
Mari bersama kita berpayung
Wanita:
Aku sangatlah terima kasih
Asalkan abang senang di hati
Pria:
Omong punya omong abang bertanya
Adik sudahkah ada yang punya
Wanita:
Sayang-sayang abang janganlah marah
Adik sudahlah punya anak lima
8. Asam Garam
Wanita:
Garam di laut asam di gunung
Dalam periuk juga bertemu
Tak usah ragu tak usah bingung
Cinta suciku hanya untukmu
Pria:
Walaupun jauh kekasih jauh
Jikalau jodoh pasti bertemu
Aku tak ragu juga tak bingung
Karena ‘ku tahu isi hatimu
Pria:
Bahagia tercapai cita-cita
Wanita:
Itulah yang kita harapkan
Pria:
Bagaimana kalau kita berpisah
Wanita:
Apa yang ‘kan kita lakukan
Wanita:
Semoga hal itu
Pria:
Tak akan terjadi
Wanita:
Andaikan kita harus berpisah
Aku tak lagi mau bercinta
‘Kan kujalani hidup di dunia
Walau sebagai perawan tua
9. Pria:
Sungguh cintamu suci mulia
Aku percaya engkau setia
‘Pabila memang harus berpisah
‘Ku rela jadi jejaka tua
Duet:
Garam di laut asam di gunung
Dalam periuk juga bertemu
Tak usah ragu tak usah bingung
Cinta suciku hanya untukmu
10. Bangkitlah
Muliakan jangan kau hinakan
Kaummu yang lemah ini
Walaupun luka di hatimu
Dan dendam membara di jiwa
Tinggalkanlah lembah hitam
Yang penuh noda dan dosa
Bangkitlah jangan kau hinakan
Kaummu yang lemah ini
Jangan kau turuti nafsumu
Syetan pun memburu dirimu
Kau cari di dunia ini
Emas berlian dan harta
Melupakan segalanya
Mengundang nafsu celaka
Kau dendam karena cinta
Membalas membabi buta
Kepada semua pria
Yang juga sama gilanya
11. Banyak Jalan Menuju Roma
Banyak jalan menuju roma
Banyak jalan menuju roma
Bila engkau gagal mencapai cita-cita
Coba lagi dan coba lagi
Janganlah dirimu mengenal putus asa
Coba lagi dan coba lagi
Banyak jalan menuju roma
Banyak jalan menuju roma
Bila engkau gagal di dalam satu cara
Cari lagi cara lainnya
Apabila dirimu tidak mengenal lelah
Satu masa tercapai jua
Tuhan tidak akan merubah nasibmu
Kalau engkau tidak mau merubahnya
Bukankah pepatah telah mengatakan
Ada kemauan pasti ada jalan
Siapa mau jaya harus rajin bekerja
Siapa mau jaya janganlah putus asa
Banyak jalan menuju roma
12. Bebas
Bebas aku bebas dari belenggu
Bebas sekarang bebas
Tuntas sudah tuntas beban jiwaku
Tuntas sekarang tuntas
Kuhirup kembali udara merdeka
Tanpa dinding pemisah
Bagai burung-burung terbang leluasa
Tanpa sangkar celaka
Bebas aku bebas dari belenggu
Bebas sekarang bebas
Tuntas sudah tuntas beban jiwaku
Tuntas sekarang tuntas
Wahai lembah ngarai yang permai
‘Ku rindu berjumpa
Desir angin gemercik air
‘Ku rindu suara
Wahai alam yang luas lepas
Kembali ‘ku datang
Menyatu dalam kebebasan
Menghamba pada Tuhan
Berakhirlah semua beban penderitaan
Wahai kasih belahan jiwa
‘Ku rindu berjumpa
Setelah bertahun lamanya
Takdir memisah kita
Tiada hari seindah kini
Penuh madu cinta
Yang lama terpendam di jiwa
Betapa tercurah
Berakhirlah semua beban penderitaan
Bebas
13. Bencana
Masih perlukah air mata
Untuk menangisi dunia
Yang selalu dilanda bencana
Macam-macam malapetaka
Gempa bumi banjir badai topan
Yang selalu membawa korban
Dan juga ganasnya peperangan
Yang menghantui kehidupan
Seakan-akan di dunia
Tiada lagi keamanan
Seakan-akan di dunia
Tiada lagi ketenteraman
Apakah ini akibat kesombongan manusia
Karena sudah merasa menundukkan semesta
Agama cuma di lisan tak lagi diamalkan
Keimanan pada Tuhan cuma berupa slogan
14. Bimbang
Ani, cinta yang pertama
Tiada mudah kulupakan
Ricca, berhati mulia
Cintanya aku dambakan
Mereka teman yang setia
Sama mengharapkan diriku
Tak mungkin kalau keduanya
Karena hati cuma satu
Tiada dapat kubedakan
Satu di antara dua
Kalau harus ‘ku memilih
Sungguh aku tak kuasa
Haruskah aku menghancurkan
Luhurnya nilai sebuah persahabatan
Haruskah aku memisahkan
Dua insan yang ikhlas di dalam berteman
Daripada mereka harus terpecah
Lebih baik aku mengalah
Bimbang, hati jadi bimbang
Tiada dapat memutuskan
Goncang, jiwa jadi goncang
Lenyaplah kebahagiaan
‘Pabila satu yang kupilih
Pasti yang lain menderita
‘Pabila tiada yang kupilih
Pasti mereka tak ‘kan rela
Tuhan, pada-Mu oh Tuhan
Semua ini kuserahkan
Apa yang harus kutempuh
Engkau Maha Membetulkan
15. Bismillah
Kalau mau belajar (baca bismillah)
Sesudah belajar (alhamdulillah)
Kalau mau bekerja (baca bismillah)
Sesudah bekerja (alhamdulillah)
Mulailah setiap pekerjaan dengan membaca
(Bismillah)
Sudahilah setiap pekerjaan dengan membaca
(Alhamdulillah)
Kalau mau makan (baca bismillah)
Sesudah makan (alhamdulillah)
Kalau mau tidur (baca bismillah)
Dan bangun tidur (alhamdulillah)
Pinter...
Tanpa membaca nama Allah
Makan minum tiada berkah
(Ya-ya-ya-ya-ya-ya-ya-ya-ya-ya)
Tanpa membaca nama Allah
Pekerjaan tiada berkah
(Ya-ya-ya-ya-ya-ya-ya-ya-ya-ya)
Bagi orang pandai bersyukur
Nikmat Allah ‘kan ditambahkan
Tapi bagi orang yang kufur
Adzab Allah sangat pedih
(Hi... serem)
Makanya
16. Bisnis
Dengarlah kawan-kawan aku punya cerita
Kisah hidup manusia yang mencapai dewasa
Dari hari ke minggu hingga datangnya bulan
Hampir semua manusia mempunyai acara
Ada yang rutin kerja ada yang rileks saja
Ada yang perginya setiap hari
Kalau ditanya dia bilang bisnis
Ada yang perginya sekali-kali
Kutanya lalu dia bilang bisnis
Tapi ternyata kepergian itu
Tiada tentu arah dan tujuan
Dia hanya pergunakan bisnisnya
Tiada serasi dengan ucapan
Darilah itu wahai manusia
Mengucap kata Anda harus hati-hati
Walaupun itu hanyalah “bisnis”
Tapi kata itu mengandung banyak arti
Itulah kawan-kawan aku punya cerita
Kisah hidup manusia yang mencapai dewasa
Dari hari ke minggu hingga datangnya bulan
Hampir semua manusia mempunyai acara
Ada yang rutin kerja ada yang rileks saja
17. Boleh Saja
He, boleh saja, boleh saja kau cintai dunia
Tapi ingat satu saat kau ‘kan meninggalkannya
Sekarang atau lusa, tua ataupun muda
Yang pasti kau akan mati juga
He, berbuatlah, berbuatlah apa yang engkau suka
Tapi ingat semua itu ‘kan ada balasannya
Baik ataupun jahat, lurus ataupun sesat
Semua kembali padamu juga
Kemewahan dunia ini
Memang sangat menyenangkan hati
Tapi kesenangan dunia
Penuh dengan tipuan belaka
Dari itu waspadalah
Jangan sampai terpedaya olehnya
18. Buah Duri Neraka
Telah kutanam benih anggur yang merah
Juga benih delima
Tetapi yang tumbuh buah duri neraka
Harus kutelan pahit terasa
Menusuk pedih sampai ke hati
Oh, pedih
Betapa kejam permainan dunia
Yang penuh tipu daya
Ternyata sang cinta tak selamanya indah
Derita kulalui hari demi hari
Sementara kau berpesta penuh cinta
Besarnya pengorbanan tiada kau hargai
Bak menepis lalat yang hinggap di pipi
Tak selamanya indah, tak selamanya indah
19. Bunga Surga
Wanita:
Cintaku kepadamu tak akan pernah layu
Bagaikan bunga surga yang segar selamanya
Pria:
Cintaku kepadamu ‘kan selalu bergelora
Bagai ombak samudera yang tidak pernah reda
Wanita:
Semoga yang kita ucapkan
Abadi dalam kenyataan
Pria:
Nanti pun kita membuktikan
Semua yang kita ucapkan
Duet:
Cintaku kepadamu tak akan pernah layu
Bagaikan bunga surga yang segar selamanya
Wanita:
Walau seribu datang mengganggu
Cintaku tetap padamu
Walau sejuta datang menggoda
Cintaku tak ‘kan tergoyah
Pria:
Tak akan mampu satu rintangan
Menghalangi kita
Tak akan mampu satu fitnahan
Memecahkan kita
20. Camelia
Camelia… Camelia...
Camelia… Camelia...
Riangmu riangku
Susahmu juga kesusahanku
Camelia… Camelia...
Camelia… Camelia...
Hidupmu hidupku
Matimu juga kematianku
Sungguh tak ‘kan kubiarkan
Yang berani menjamakmu
‘Kan kupertaruhkan jiwa ragaku
‘Ku tak rela orang lain
Bila menyentuh tubuhmu
Karena engkaulah suka dukaku
21. Cinta Kembar
Dedy/Herry:
Aduh, aduh, aduh, jadi pusing
Tambah pusing
Rhoma:
Kenapa
Dedy/Herry:
Ah, ah, ah, jadi bingung
Tambah bingung
Rhoma:
Kenapa
Dedy:
Kekasihku hai serupa sama manisnya
Herry:
Kekasihku hai manjanya sama cantiknya
Rhoma:
Gara-gara cinta
Dedy/Herry:
Cinta, cinta kembar
Rhoma:
Gara-gara cinta
Dedy/Herry:
Cinta, cinta kembar
Rhoma:
Hm, gara-gara cinta
Rhoma:
Jangan sampai kalian salah mata
Terkicuh karena kembarnya
Hati-hatilah di kala bercinta
Salah alamat ‘kan celaka
Dedy/Herry:
Kiranya dua bersaudara
23. Cinta Segitiga
Tersebutlah kisah dua anak manusia
Mereka begitu saling menyintai dan begitu bahagia
Tetapi, sungguh mereka tidak tahu
Apa warna cinta di ujung kisah
Kabut hitam membayangi mereka
Yang mencekam begitu menyeramkan
Biduk cinta tak mencapai tujuan
Kandas karam di tengah perjalanan
O..., kasihan
O..., kasihan
Orang yang ketiga memecah mereka
Membakar rencana sekejam neraka
Cinta segitiga membawa derita
Akhir pertemuan membawa kematian
A... a...
Begitulah sebuah kisah cinta
Satu hati untuk dua saudara
Tak seorang pun di antara mereka
Bahagia dalam khayalan cinta
O..., kasihan
O..., kasihan
24. Citra Cinta
Dihiasi alam manusiawi
Dengan cinta sebagai rahmat-Nya
Agar dapat hidup berkasih-sayang
Laki-laki dan perempuan
Agar dapat mengembangkan keturunan
Demi penerus perjuangan
Begitulah Tuhan meletakkan
Nilai cinta dalam kesucian
Jadi janganlah kau menyalahgunakan
Sebagai pemuas nafsu syetan
Dan juga janganlah cinta kau jadikan
Alat pembuat kerusakan
Bila datang rasa cinta
Hati-hati dan waspada
Jaga, pelihara, serta kuasailah
Sehingga sampai waktunya
Halal bagimu berdua
Bila biduk cinta tiba di titik nikah
Banyak sudah tunas-tunas muda
Berguguran sebelum berkembang
Korban dari nafsu birahi durjana
Yang mengatasnamakan cinta
Janganlah kau menodai citra cinta
Yang memang suci dan mulia
Syukurilah anugerah cinta
Pelihara nilai citra cinta
25. Dasi dan Gincu
Wanita:
Bukan bahu berbintang bukan leher berdasi
Yang kudambakan pria yang punya hati
Pria:
Bukan alis berukir bukan bibir bergincu
Yang kudambakan gadis yang punya malu
Duet:
Cinta karena dasi si-si akan segera basi
Cinta karena gincu cu-cu akan segera layu
Wanita:
Jabatan perlu, tampan pun perlu
Bahkan emas permata
Tetapi cinta di atas segalanya
Pria:
Berhias perlu, cantik pun perlu
Untuk gairah cinta
Akhlak mulia hiasan yang utama
Duet:
Tak guna harta benda da-da
Kalau jadi neraka
Tak guna wajah indah da-da
Kalau jadi bencana
26. Dawai Asmara
Wanita:
Dawai asmara bergetar syahdu
Pria:
Mengalunkan senandung rindu
Wanita:
Belaian mesra membuai jiwa
Pria:
Tak terlukiskan bahagia
Wanita:
Hanyut dalam gelora cinta
Pria:
Hanyut di dalam suka cita
Wanita:
Tenggelam dalam madu cinta
Pria:
Tenggelam di dalam bahagia
Duet:
Dawai asmara bergetar syahdu
Mengalunkan senandung rindu
Belaian mesra membuai jiwa
Tak terlukiskan bahagia
Pria:
Syair para pujangga mengabadikan cinta
Hati para dewasa pasti tersentuh cinta
27. Wanita:
Terkadang lembut dan manja
Cinta membuat terlena
Ada kala bergelora
Bak debur ombak samudera
Wanita:
Pesona cinta menggapai sukma
Pria:
Menjanjikan sejuta indah
Wanita:
Terbit selera tergugah jiwa
Pria:
‘Tuk menyemaikan benih cinta
Wanita:
Semoga putik ‘kan berbunga
Pria:
Semoga panggil ‘kan berjawab
Wanita:
‘Ku ingin hidup dengan cinta
Pria:
‘Ku ingin selalu bersamanya
Duet:
Pesona cinta menggapai sukma
Menjanjikan sejuta indah
Terbit selera tergugah jiwa
‘Tuk menyemaikan benih cinta
28. Derita
Cukup lama cinta kita bina, cukup lama
Cukup sudah perjuangan kita, cukup sudah
Untuk membina mahligai indah
Rumah tangga yang bahagia
Tapi kini apa yang terjadi
Kau bersanding dengan orang lain
Tak kusangka engkau tak setia, tak kusangka
Tak kuduga begini akhirnya, tak kuduga
Kau ciptakan pesta meriah di sela tangisku
Kau dirikan bangunan cinta di atas lukaku
Kau campakkan diriku ini ke lembah derita
Kau lenyapkan harapan hidupku, kau lenyapkan
Kau hancurkan seluruh hidupku, kau hancurkan
Kuharapkan doamu untukku
Agar hatiku tabah selalu
Menjalani deritaku ini
Sampai akhir hayatku nanti
Kuterima kepahitan ini, kuterima
‘Kan kubawa luka hati ini, ‘kan kubawa
29. Derita di Balik Tawa
Betapa harus ‘ku tersenyum
Sementara hati menangis
Betapa harus ‘ku tertawa
Sementara hatiku luka
Betapa harus aku tersenyum
Sementara hati menangis
Betapa harus aku tertawa
Sementara hatiku luka
Harus kuhadapi kenyataan hidup ini
Harus kuatasi kepahitan ini
Dan kusadari tiada seorang jua
Yang dapat meringankan beban derita diriku ini
Betapa harus aku menyanyi
Sementara hatiku sedih
Betapa harus aku menghibur
Sementara hatiku hancur
Aku mengerti ini sanksi seorang penyanyi
Apa pun yang terjadi, apa pun yang terjadi
Apa pun yang terjadi, aku harus menyanyi
Aku mengerti ini sanksi seorang penyanyi
Apa pun yang terjadi, apa pun yang terjadi
Apa pun yang terjadi, aku harus menyanyi
Walau hatiku ini penuh terhunjam duri
Tiada yang peduli
Walau hatiku ini koyak tercabik-cabik
Tiada yang peduli
Walau hatiku ini sakit meradang perih
Tiada yang peduli
Walau hatiku ini memekik dan menjerit
Tiada yang peduli
30. Deritamu Deritaku
Wanita:
Ke manakah ‘kan kucari
Panjangnya jalan kutelusuri
Panjangnya malam aku lalui
Ke mana perginya permata hati
Kucari-cari dan tiada kutemui
Di mana dia berada kini
Ke mana dia harus kucari, oh
Wahai angin yang lalu
Sampaikanlah laguku
Ceritakan kepadanya
‘Ku sangat menantikannya
Wahai para kelana
Katakanlah padanya
Jangan biarkan diriku
Tersiksa menanggung rindu
Pria:
Hatimu dan hatiku telah lama terpadu
Hatimu dan hatiku telah lama terpadu
‘Ku mendengar ratapanmu
Pria:
Derita dirimu deritaku
Kerinduanmu kerinduanku
Yang lama membeban menghimpit kalbu
Kini mencairlah rindu yang membeku
Duet:
Berlalu sudah badai derita
Mekarlah sudah bunga asmara, oh
31. Do Mi Sol
Duet:
Do mi sol, mari menyanyi
Do mi sol, mari menyanyi
Mari nyanyi bersama menyanyi tentang cinta
Mari nyanyi bersama menyanyi tentang cinta
Pria:
‘Ku cinta padamu
Wanita:
‘Ku cinta padamu
Pria:
‘Ku sayang padamu
Wanita:
‘Ku sayang padamu
Duet:
Mencurahkan isi hati melalui lagu
Bercinta sambil menyanyi duhai lebih syahdu
Mencurahkan isi hati melalui lagu
Bercinta sambil menyanyi duhai lebih syahdu
La-la-la la-la-la-la-la la-la-la-la la-la-la
La-la-la la-la-la-la-la la-la-la-la la-la-la
Duet:
La-la-la la-la-la-la-la la-la-la-la la-la-la
32. Dunia
Dunia, oh, penuh misteri
Dunia, oh misteri
Penuh tantangan, penuh cobaan, penuh misteri
Dunia, oh misteri
Penuh tantangan, penuh cobaan, penuh misteri
Dunia, oh misteri
Ada suka ada duka silih-berganti
Ada tangis ada tawa silih-berganti
Ada miskin ada kaya ada pembeda
Begitulah hidup di dunia
Penuh tantangan, penuh cobaan, penuh misteri
Dunia, oh misteri
Segalanya serba semu fatamorgana
Segalanya serba fana pasti binasa
Segalanya tiada lama ada akhirnya
Begitulah hidup di dunia
Fatamorgana, pasti binasa, oh sangat fana
Dunia, oh misteri
Ada suka ada duka silih-berganti
Ada tangis ada tawa silih-berganti
Ada miskin ada kaya ada pembeda
Begitulah hidup di dunia
Penuh tantangan, penuh cobaan, penuh misteri
Dunia, penuh misteri
33. Engkau
Sebagai ibu dari seorang anak
Kau wanita yang penuh kasih saying
Sebagai istri dari seorang suami
Kau wanita yang penuh bijaksana
Bagaimana aku tak berbahagia
Beristrikan wanita mulia
Bagaimana aku tak merasa bangga
Beristrikan wanita jelita
Sungguh sukar dicari bandingnya
Seandainya kelak engkau tiada
Kurasa tak mungkin ada gantinya
Kalau memang kita harus berpisah
Selamanya aku akan mendua
34. Euphoria
Euphoria, euphoria, euphoria kebebasan
Tentu gembira (gembira) ya gembira
Kalau menggapai cita-cita
Tentu berkesan (berkesan) ya berkesan
Kalau mereguk kebebasan
(Ya-o-ya-o-la-la, ya-o ya-o-la-la)
Tapi jangan sampai lupa daratan
(Ya-o-ya-o-la-la, ya-o ya-o-la-la)
Dan juga jangan sampai kebablasan
Kini kita tiba pada era kebebasan
Awas jangan salah mengartikan kebebasan
Bukan bebas lepas melakukan pelanggaran
Kebebasan bagi manusia bukanlah tanpa batasan
Sebagai makhluk berbudaya kita terikat aturan
Indahkanlah norma-norma agama (Ha, ha, ha...)
Patuhilah rambu-rambu berbangsa (Ha, ha, ha...)
Hindarkanlah segala kemungkaran (Ha, ha, ha...)
Hentikanlah tindakan kekerasan (Ha, ha, ha...)
Euphoria, euphoria, euphoria, euphoria
35. Gali Lobang Tutup Lobang
Gali-gali-gali-gali-gali lobang
Gali-gali-gali-gali-gali lobang
Lobang digali menggali lobang
Untuk menutup lobang
Tertutup sudah lobang yang lama
Lobang baru terbuka
Gali lobang tutup lobang
Pinjam uang bayar hutang
Gali lobang tutup lobang
Pinjam uang bayar hutang
Gali-gali-gali-gali-gali lobang
Gali-gali-gali-gali-gali lobang
Gali-gali-gali-gali-gali
Walau makan sederhana
(Makan nasi sambal lalap)
Walau baju sederhana
(Asal menutup aurat)
Walau makan sederhana
Walau baju sederhana
Walau serba sederhana
Asal sehat jiwa raga
Dan juga hutang tak punya...
Itulah orang yang kaya (hi-hu...)
Walau gajinya pas-pasan
(Enggak lebih enggak kurang)
Walau hidupnya pas-pasan
(Asal cukup kebutuhan)
Walaupun gajinya pas-pasan
Walau hidupnya pas-pasan
Walaupun serba pas-pasan
Hidup ‘kan merasa terang
Asal tak dikejar hutang...
Enak tidur enak makan (hi-hu...)
36. Gali lobang tutup lobang
Menggali buat menutup
Gali lobang tutup lobang
Sana rata sini lobang
Gali lobang tutup lobang
Tetap saja ada lobang
Gali lobang tutup lobang
Lobangnya tak pernah hilang
Gali lobang tutup lobang
Pinjam uang bayar hutang
Gali lobang tutup lobang
Sana lunas sini hutang
Gali lobang tutup lobang
Tetap saja ada hutang
Gali lobang tutup lobang
Hutangnya tak pernah hilang
Gali lobang tutup lobang...
Pinjam uang bayar hutang...
37. Gembala
Gembala duhai gembala, tempatmu jauh di desa
Gembala duhai gembala, temanmu hewan belaka
Namun engkau tak pernah merasa susah
Walau jauh dari keramaian kota
Suling bambu sebagai pengisi waktu
Apabila gembala melepas lelah
Suling bambu aduhai merdu merayu
‘Kan menggugah hati yang mendengarkannya
38. Gitar Tua
Hanya gitar tua ini yang aku berikan
Sebagai kenang-kenangan untukmu sayang
Kau anggaplah benda ini pengganti diriku
Sebagai ganti diriku
‘Pabila kau rindu padaku
Petiklah dan menyanyilah
Semoga akan terobati
Rasa rindumu padaku
Walaupun sudah berpisah hati kita bersatu
Memang gitar tua ini menjadi kenangan
Juga gitar tua ini yang menjadi saksi
Saksi cintamu padaku, cintaku padamu
Yang tak akan pernah layu
39. Habis Gelap Terbitlah Terang
Selama hidup di dalam dunia
Tak ‘kan sunyi dari ujian
Lenyap yang satu datang yang lainnya
Begitulah tiada putusnya
Bermacam bentuknya ujian Tuhan
Yang dibebankan pada insan
Semata-mata ‘tuk menguji iman
Pembeda yang taqwa dan durhaka
Apabila kau menemui musibah
Jangan lalu putus asa
Bunuh diri itu bukan satu cara
Mengatasi masalah
Bahkan suatu dosa
Apabila kau menemui musibah
Sabar serta tawakkallah
Supaya kau memperoleh kemenangan
Dalam ampunan Tuhan
Penuh kebahagiaan
Tak selamanya langit itu kelam
Satu saat ‘kan cerah juga
Hiduplah dengan sejuta harapan
Habis gelap akan terbit terang
40. Hampir Saja
Wanita:
Semakin malam semakin dingin
Semakin mesra kita berdua
Pria:
Angin yang berhembus di malam ini
Menambah cepatnya debaran hatiku
Wanita:
Sekarang cuma kita berdua
Duet:
Tak seorang pun melihat kita, ho... ho...
Wanita:
Jangan lakukan itu, kuasai dirimu
Takutlah akan dosa, jangan turuti nafsumu
Pria:
Kau sadarkan diriku dari godaan syetan
Hampir saja, hampir saja
Wanita:
Peliharalah cinta nan suci
Janganlah sampai kita nodai
Pria:
Maafkanlah sayang kekhilafanku
‘Ku bersumpah tak ‘kan mengulangi lagi
Wanita:
Semakin malam semakin dingin
Duet:
Semakin mesra kita berdua, ho... ho...
41. Hatimu Hatiku
Wanita:
Kacamatamu memandangiku
Kacamataku memandangimu
Pria:
Hangat pancaran sinar tatapanmu
Membangkitkan rasa gelora cintaku
Duet:
Semakin dalam kau memandangku
Semakin cepat debar hatiku, ho...
Wanita:
Tanpa sepatah kata
Tanpa sapa dan tanya
Dirimu juga diriku
Tenggelam di alam syahdu
Matamu dan mataku
Hatimu dan hatiku
Seakan berkata-kata
Mengungkapkan rasa cinta
Pria:
Lidah terasa kelu tak mampu ‘tuk merayu
Lidah terasa kelu tak mampu ‘tuk merayu
Terbelenggu pesonamu
Wanita:
Pertama kali ‘ku memandangmu
Pertama kali ‘ku mengenalmu
Pria:
Ternyata cinta juga bisa tumbuh
Walau baru pertama kali bertemu
Duet:
Semakin dalam kau memandangku
Semakin cepat debar hatiku, ho...
42. Hayo
Hayo, hayo, hayo semua
Hayo, hayo, hayo gembira
Hayo, hayo, hayo semua
Hayo, hayo, hayo gembira
La-la-la-la-la-la, la-la-la-la-la-la
La-la-la-la-la-la, hayo gembira
Hayo, hayo, hayo semua
Hayo, hayo, hayo gembira
Carilah dunia sekuat tenaga
Tetapi jangan sampai terlalu juga
Bila Anda mencari dunia
Seumur hidupmu tak ada puasnya
Luangkanlah waktumu untuk gembira
Janganlah terlalu sibuk dengan kerja
Coba lihat orang serakah
Dia sadar tahu-tahu sudah tua, o-ho
43. Indonesia
Hijau merimbuni daratannya
Biru lautan di sekelilingnya
Itulah negeri Indonesia
Negeri yang subur serta kaya raya
Seluruh harta kekayaan negara
Hanyalah untuk kemakmuran rakyatnya
Namun hatiku selalu bertanya-tanya
Mengapa kehidupan tidak merata
Yang kaya makin kaya
Yang miskin makin miskin
Yang kaya makin kaya
Yang miskin makin miskin
Negara bukan milik golongan
Dan juga bukan milik perorangan
Dari itu jangan seenaknya
Memperkaya diri membabi buta
Selama korupsi semakin menjadi-jadi
Jangan diharapkan adanya pemerataan
Hapuskan korupsi di segala birokrasi
Demi terciptanya kemakmuran yang merata
Bukankah cita-cita bangsa
Mencapai negeri makmur sentosa
Masih banyak orang hidup dalam kemiskinan
Sementara ada yang hidupnya berlebihan
Jangan dibiarkan adanya jurang pemisah
Yang makin menengah antara miskin dan kaya
Bukankah cita-cita bangsa
Mencapai negeri makmur sentosa
44. Jaga Diri
Jaga-jaga diri, jaga-jaga diri, jaga dirimu, jaga
Jaga-jaga diri, jaga-jaga diri, jaga dirimu, jaga
Jaga-jaga diri, jaga-jaga diri, jaga dirimu, jaga
Jaga-jaga diri, jaga-jaga diri, jaga dirimu, jaga
Jangan sampai salah jalan
Dalam liku kehidupan
Jangan sampai jadi korban
Dalam kancah pergaulan
Jaga-jaga diri, jaga-jaga diri, jaga dirimu, jaga
Jaga-jaga diri, jaga-jaga diri, jaga dirimu, jaga
Jaga-jaga diri, jaga-jaga diri, jaga dirimu, jaga
Jaga-jaga diri, jaga-jaga diri, jaga dirimu, jaga
Banyak hal yang menyilaukan
Dalam rimba kemungkaran
Banyak hal yang menggiurkan
Dalam jurang kehinaan
Kalau tak hati-hati
‘Kan tertarik setengah mati
Kalau tidak waspada
‘Kan tergoda setengah gila
Pikirlah sebelum melangkah
Menyesal itu lagu lama
45. Kaya Hati
Pria:
Bagaimana, Sayang, hidup bersamaku
Dalam rumah tangga apa pun tak punya
Wanita:
Aku bahagia walau hidup susah
Asalkan dirimu selalu setia
Duet:
Biarlah miskin harta asalkan kaya hati
Pria:
‘Ku berjanji, Sayang, bila aku kaya
Kau ‘kan kubelikan emas dan permata
Wanita:
Walau hidup kaya kurasa tak guna
Kalau suamiku tak pernah di rumah
Duet:
Apa gunanya harta ‘pabila makan hati
Pria:
Memang tiada mudah jadi ‘rang kaya
Bila salah melangkah bisa celaka
Wanita:
Kebanyakan yang kaya lupa daratan
Anak serta isterinya oh dilupakan
Duet:
Miskin jangan terlalu kaya jangan
Baiknya hidup sederhana saja
46. Ke Monas
Wanita:
Ke mana, ke mana, kita pergi ke mana
Mencari hiburan di malam Minggu ini
Pria:
Mencari, mencari hiburan malam ini
Jangan jauh-jauh, kita ke Monas saja
Wanita:
Ada apakah kiranya di Monas
Hingga kau mengajakku pergi ke sana
Pria:
Apakah engkau benar belum tahu
Ada air mancur yang pandai berjoget
Wanita:
Ha? Bisa joget?
Pria:
Apa kau tak percaya?
Wanita:
Jogetnya seperti manusia?
Pria:
Ya seperti manusia
Wanita:
Musiknya ada nggak?
Pria:
Musiknya tentu ada
47. Wanita:
Aih, lucu dong ya?
Pria:
Memang lucu sekali
Duet:
Mencari, mencari hiburan malam ini
Jangan jauh-jauh kita ke monas saja
Marilah, marilah pergi sekarang saja
Kita menyaksikan air mancur di sana
48. Kekasih
Paling disayang tentu sang kekasih
Paling dimanja tentu sang kekasih
Walau dicubit, tapi cubitnya sayang
Walau digigit, tapi gigitnya sayang
Disayang-sayang itu sang kekasih
Dimanja-manja itu sang kekasih
Punya uang untuk sang kekasih
Punya barang untuk sang kekasih
Lupa kawan ingat sang kekasih
Lupa makan ingat sang kekasih
Lapar jadi kenyang kalau sudah jumpa kekasih
Susah jadi senang kalau sudah jumpa kekasih
49. Kemarau
Setahun sudah tak turun hujan
Bumi kering menangis retak
Tiada daun walau sepucuk
Tiada air walau setetes
Bagaikan musafir yang haus
Di tengah Gurun Sahara
Panas terik sang matahari
Bagai akan membakar bumi
Begitulah bumi yang kering
Menanti hujan menyirami
Insan dan hewan turut bersedih
Pohon layu kering dan mati
Kering dilanda musim kemarau
Yang seakan tak mau berhenti
Oh Tuhan berikan rahmat-Mu
Agar kemarau berlalu
50. Kerinduan
Wanita:
Betapa hati rindu pada dirimu, duhai kekasihku
Segeralah kembali pada diriku, duhai kekasihku
Pria:
Aku juga rindu lincah manja sikapmu
Aku sudah rindu kasih sayang darimu
Duet:
Semoga kita dapat bertemu lagi seperti dahulu
Supaya kita dapat bercinta lagi seperti dahulu
Wanita:
Gelisah, hati gelisah, sejak kepergianmu
Tak sabar, hati tak sabar, menanti kedatanganmu
Pria:
Tenangkanlah hatimu, jangan gelisah
Aku tahu kau menanti
Sabarkanlah hatimu, sabarlah sayang
Aku segera kembali
51. Keruntuhan Cinta
Kasih ‘ku teringat selalu
Betapa manisnya senyummu
Takdir mesra kasih memanja
Padaku kau pasrahkan cinta
Engkau rela hidup bersama
Walaupun di dalam derita
Alangkah beruntung diriku
Mendapat balasan cintamu
Namun apa yang hendak dikata
Malang tiada dapat dihindari
Kasih tercinta telah kembali
Memenuhi panggilan Ilahi
Tinggallah puing-puing kenangan
Runtuhan dari cinta yang indah
Berserak menimbun hati ini
Menambah nyeri rasa yang pedih
Engkaulah bintang yang tak lelah terang
Cahayamu tiada lagi
Sirnalah segala harapanku
Bak biduk dihempas badai lalu
Karamnya cinta dalam hati
Bukan karena patah berkasih
Namun takdir tak menghendaki
Hidup bertiarakan kasih
Tinggallah puing-puing kenangan
Runtuhan dari cinta yang indah
52. Kuraca
Kuraca kuraca
Oh oh kuraca
Kuraca kuraca
Oh oh kuraca
Mari gembira bersama
Dengan irama kuraca
La-la la-la la-la hura-hura
Mari menari bersama
Dengan irama kuraca
La-la la-la la-la hura-hura
Kuraca kuraca
Oh oh kuraca
Kuraca kuraca
Oh oh kuraca
Kuraca bukannya ca-ca-ca
Kuraca juga bukan sampah
Kuraca itu joget gembira
Kuraca bukannya ca-ca-ca
Kuraca juga bukan sampah
Kuraca itu joget gembira
Kuraca kuraca
Kuraca kuraca
Kuraca kuraca
Kuraca kuraca
Ya-ya-ya
53. Kutunggu
Kutunggu, kutunggu, kau kutunggu
Kunanti, kunanti, kau kunanti
Oh manisku, sayangku
Oh manisku, sayangku
Telah lama, telah lama, ‘ku menunggu
Telah lama, telah lama, ‘ku menanti
Belum juga kau datang
Belum juga kau datang
Kejam, kejam, betapa kejam
Membuat aku lama menanti
Janji, janji, mengapa janji
Kalau tiada engkau tepati
Kurasa engkau pun tahu betapa jemu menanti
54. Lagi-lagi Cinta
Bila manusia dilanda cinta
Mata yang belalak seakan buta
Walau banyak celanya kasih nampak sempurna
Walau jelek orangnya kasih nampak menyala
Bila manusia dilanda cinta
Hati pun mengembang bagai pahlawan
Siapa pun saingan berani berhadapan
Jangankan cuma harta jiwa pun dikorbankan
Jangan salahkan cinta ‘pabila menderita
Bukan cinta yang buta tapi jiwa terlena
Kalau jiwa terlena akal pun tak berfatwa
Cinta tanpa akal berakibat fatal
Main api memang berbahaya
Hamil tanpa nikah anak tanpa ayah
Lagi-lagi alasan cinta
Berhati-hatilah dalam bercinta
Tanamkanlah niat suci mulia
Aturan permainan cobalah dijalankan
Bisik dan rayu syetan janganlah didengarkan
Berhati-hatilah dalam bercinta
Tanamkanlah niat suci mulia
55. Lagu buat Kawan
Jangan suka mencela
Apalagi menghina, wahai kawan
Kesalahan berbicara bisa membawa celaka
Jangan menyebar fitnah
Di antara sesama, wahai kawan
Jujurlah dalam bicara, janganlah suka berdusta
Berdosa... (o ya, ya)
Berdosa...
Bersihkanlah hati jangan saling membenci
Atau berprasangka yang tak pasti
Saling menghormati itu lebih terpuji
Tanamkanlah rasa cinta-kasih
Perangilah rasa iri dan serakah
Yang menimbulkan kehancuran semata
Milikilahbudi-pekerti mulia
Capailah damai sejahtera...
56. Lain Kepala Lain Hati
Lain lubuk lain airnya, lain pula ikannya
Lain orang lain kepala, lain pula hatinya
Ada yang berbudi ada pendengki
Ada yang peramah ada pemarah
Lain lubuk lain airnya, lain pula ikannya
Lain orang lain kepala, lain pula hatinya
Tanya dirimu, termasuk orang yang manakah
Wow-wow-wow-wow
Supaya tahu siapakah Anda sebenarnya
Bila ternyata Anda termasuk yang celaka
Wow-wow-wow-wow
Perbaikilah kelakuan Anda secepatnya
Kalau sudah ada kemudi mudah mengarahkannya
Kalau sudah mengenal diri mudah ‘tuk merubahnya
Bila kau pendusta coba jujurlah
Bila kau pendosa coba sadarlah
Lain lubuk lain airnya, lain pula ikannya
Lain orang lain kepala, lain pula hatinya
57. Langit Pun Berduka
Sudah kau tanamkan mawar di hatiku
Tetapi mengapa kau tancapkan durinya juga
Sudah kau nyatakan setia padaku
Mengapa kau ingkari juga
Membuat hatiku kecewa
Ke mana kubawa sepi jiwa ini
Ke mana kubawa hati pedih karena cinta
Musnahlah harapan ‘tuk menggapai cita
Hujan turun tercurah sudah
Kiranya langit pun berduka
Memang cintamu bagai embun pagi
Sirna apabila disinar mentari
Basah pipiku berlinang selalu
Sungguh kau tega putuskan cinta
Hujan pun turun tercurah sudah
Kiranya langit pun turut berduka
Kiranya langit pun berduka
Kiranya langit pun berduka
58. Lelaki
Sudah biasa bagi setiap lelaki
Lihat wanita aduhai senang sekali
Boleh saja memandang asal tak terlalu lama
Kalau terlalu lama itu bisa berbahaya
Boleh saja memandang asal tak memperhatikan
Kalau memperhatikan bisa kemasukan syetan
Yang lebih parah kalau seorang lelaki
Lihat wanita itu sudah jadi hobi
Boleh saja memandang janganlah seperti hewan
Kalau lihat wanita seakan mau menerkam
Jangan lihat wanita seperti melihat mangsa
Pandangilah wanita, oh dengan rasa kasihan
‘Pabila Anda berjalan tundukkan kepala
Jagalah mata, jagalah, jangan jelalatan
Bila melihat wanita segera palingkan
Karena wanita adalah suatu godaan
59. Lidah
Lidah itu sangat tajam
Tajamnya lebih dari pedang
Bicaralah macam-macam
Asal jangan ngomongin orang
Karena dari omongan
Bisa menimbulkan salah paham
Karena dari omongan
Bisa menimbulkan keributan
Lidah senjata utama
Bagi keselamatan Anda
Pandai-pandailah menjaga
Lidahmu kala berbicara
Kalau bicara baik seperlunya
Jangan bicara kalau sia-sia
Kalau bicara baik seadanya
Jangan bicara kalau berdusta
60. Mama
Mama!
Mama kau puspita belahan jiwa
Mama kau jelita hiasan sukma
Mama...
Putihnya hatimu seputih salju
Lestari cintamu
Pahitnya derita pedihnya jiwa
Kau telan semua demi diriku
Kesetiaanmu tiada dua
Dan pengabdianmu memelas rasa
Mama...
Sebagai isteriku kau juga sebagai temanku
Bahkan kau pengganti ibuku
Seluruh hidupmu kau baktikan demi cintamu
Dan kau relakan deritamu
Mama... Mama... sungguh hatiku terharu
Mama... Mama... bertambah jua cintaku
61. Masa Depan
Sedari kecil sehingga dewasa
Keras berpikir memeras tenaga
Pagi hari sekolah karena harus belajar
Malam hari di rumah masih harus belajar
Juga biaya banyak dikorbankan
Demi membangun hidup masa depan
Kalau yang dimaksudkan membangun masa depan
Cuma rumah dan sedan oh sangat menyedihkan
Karena semua pasti ditinggalkan
Masa depan sejati akhirat yang hakiki
Tak percuma tenaga tak percuma biaya
Bila hasilnya bahagia abadi
Capailah dengan yang Tuhan berikan
Negeri akhirat rumah masa depan
Namun jangan kau lupa nasibmu di dunia
Walaupun sementara tapi nikmati juga
Dunia hanya tempat persinggahan
Ladang akhirat dan bukan tujuan
62. Masya Allah
Masya Allah...
Sempurna Tuhan menciptakan
Dirimu yang tiada celah
Kurasa engkaulah orangnya
Yang tercantik di jagad raya
Mustahil lelaki tak tergila-gila
Mustahil lelaki tak memuja-muja
Sempurna Tuhan menciptakan
Dirimu yang tiada celah
Memandang bibirmu yang selalu basah
Sama seperti memandang mangga muda
Memandang matamu yang sayu merayu
Sama seperti memandang safir biru
Yaboi Masya Allah
Yaboi yaboi Masya Allah
Selama jantungku berdenyut
Apa maumu ‘kan kuturut
Sebelum darahku membeku
‘Ku rela jadi sahayamu
Mustahil dirimu dapat kulupakan
Mustahil cintaku dapat terpadamkan
Selama jantungku berdenyut
Apa maumu kan kuturut
63. Melodi Cinta
Melodi, melodi, melodi cinta, melodinya cinta
Melodi, melodi, melodi cinta, selamanya indah
Bila si dia berpolah, ‘ku tak pernah marah
Bila si dia yang marah, itu hanya manja, sayang
Supaya disayang-sayang, inginnya disayang
Melodi, melodi, melodi cinta, melodinya cinta
Melodi, melodi, melodi cinta, selamanya indah
‘Pabila dalam liku bercinta
Terdapat tempat duka
Itu bunga bahagia
Derita dalam lembaran cinta
Walau sakit terasa
Itu garamnya cinta
Yang menambah-nambah kasih-sayang
Yang menambah-nambah keindahan
Yang menambah-nambah kerinduan
Yang menambah-nambah kemesraan
Melodi, melodi, melodi cinta
Melodi, melodi, melodi cinta
Melodi, melodi, melodi cinta
Melodi, melodi, melodi cinta
Melodi, melodi, melodi cinta
Melodi, melodi, melodi cinta
64. Menggapai Matahari
Wanita:
Tiada hujan tanpa berawan
Tiada bulan tanpa berbintang
Pria:
Tiada juang tanpa rintangan
Tiada menang tanpa tantangan
Wanita:
Tiada kumbang tanpa penyengat
Tiada bunga tanpa kelopak
Pria:
Tiada senang tanpa keringat
Tiada jaya tanpa bekerja
Wanita:
Dalam musibah pasti ‘kan ada hikmah
Pria:
Habis gelap pasti ‘kan terbit terang
Wanita:
Sabar, tawakkal, serta berjuang
Pria:
Tanpa menyerah dan putus asa
Wanita:
Di dalam menggapai matahari
Pria:
Menggapai segala cita-cita
65. Wanita:
Doaku, Sayang, selalu menyertaimu
Pria:
Semoga Tuhan berkenan mengabulkan
Wanita:
Agar diberikan kemudahan
Pria:
Kemudahan serta kelapangan
Wanita:
Di dalam menggapai matahari
Pria:
Menggapai segala cita-cita
66. Misteri Cinta
Semua indah dan hidup jadi gairah
Gelora jiwa yang jatuh cinta
Rasa bahagia manis madu puspa cinta
Terpadu dalam sejuta rasa
Untuk kebahagiaan cinta ‘kan minta pengorbanan
Itu penderitaan nilai sebuah pengabdian
Siksa derita dan seribu bahagia
Terpendam dalam misteri cinta
Banyak manusia yang terbuai dan dilanda
Tanpa tahu hakikinya cinta
(Misteri Cinta)
Cinta tak terbeli dengan harta
Juga dengan permata
Bahkan tak tunduk pada penguasa
Cinta tak terbendung oleh luka
Juga oleh bencana
Bahkan tak tertahan oleh senjata
(Kalau dijaga-jaga) cinta makin membara
(Kalau diancam-ancam) cinta makin dalam
(Kalau dipaksa-paksa) cinta akan meronta
(Kalau dicegah-cegah) cinta akan menerjang segala
67. Nostalgia
Cerita lama tentang asmara
Dua manusia menjalin cinta
Awal bahagia berujung duka
Terhempas, terdampar bahteranya
Hancurlah, sirnalah cita-cita
Setelah lama masa berpisah
Tiada terduga kini berjumpa
Bertemu muka bertatap mata
Berdebar, bergetar tali jiwa
Terkenang, terbayang nostalgia
Sejuta rasa merasuk jiwa
Berkecamuk dalam dada
Kelu dan kaku serasa lidah
Tak mampu untuk berkata
Namun sinar mata tiada mungkin berdusta
Seakan-akan membuka semua rahasia
Berdebar, bergetar tali jiwa
Terkenang, terbayang nostalgia
Berdebar, bergetar tali jiwa
Terkenang, terbayang nos-tal-gi-a...
68. Pantun Pinuntun
Walau indah fatamorgana
Tapi ternyata hanya bayangan
Tapi ternyata hanya bayangan
Walaupun indah hidup di dunia
Walaupun indah hidup di dunia
Tapi ternyata, tapi ternyata
Tapi ternyata hanya cobaan
Tapi ternyata, tapi ternyata
Tapi ternyata hanya cobaan
Boleh cinta dan boleh sayang
Asalkan jangan terlalu dalam
Asalkan jangan terlalu dalam
Harta dan jiwa boleh melayang
Harta dan jiwa boleh melayang
Asalkan jangan, asalkan jangan
Asalkan jangan iman dan Islam
Asalkan jangan, asalkan jangan
Asalkan jangan iman dan Islam
Orang pasti ‘kan dipercaya
Asalkan saja selalu jujur
Asalkan saja selalu jujur
Hidup yang miskin terasa kaya
Hidup yang miskin terasa kaya
Asalkan saja, asalkan saja
Asalkan saja pandai bersyukur
Asalkan saja, asalkan saja
Asalkan saja pandai bersyukur
69. Patah Hati
Terlalu besar cintaku padanya
Terlalu sayang hatiku padanya
Ini membuatku patah hati
Kala dia meninggalkan pergi
Seluruh cinta tercurah padanya
Seluruh sayang tertumpah padanya
Sungguh aku tak bisa mengerti
Teganya dia mengkhianati
Baru kini aku mengalami
Betapa sakitnya patah hati
Derita tiada terperih
Tiada mungkin akan terobati
Luka karena patah hati ini
Kecuali dia mau kembali
Untuk hidup bersamaku lagi
Tak ‘kan bersemi benih cinta lagi
Walaupun datang seribu pengganti
70. Pemarah
Jadi orang jangan pemarah
Salah sedikit naik darah
Kalau kita jadi pemarah
Teman jauh rejeki susah
Lebih baik jadi peramah
Salah sedikit maafkanlah
Kalau kita jadi peramah
Teman banyak rejeki mudah
Banyak ruginya jadi pemarah
Musuh berada dimana-mana
O-ya-ya... O-ya-ya...
Banyak untungnya jadi peramah
Teman berada dimana-mana
O-ya-ya... O-ya-ya...
71. Pengabdian
Hidup laksana satu jalan
Berlembah ngarai dan likuan
Penuh onak duri merintang
Hidup memang penuh tantangan
Tetapi inilah suratan
Berlaku bagi tiap insan
Hidup adalah pengabdian
Pengabdian kepada Tuhan, kepada Tuhan
Dalam rumah tangga ada pengabdian
Sesama keluarga
Di dalam negara ada pengabdian
Sesama warganya
Dalam pergaulan ada pengabdian
Di antara teman
Dalam beragama ada pengabdian
Hamba pada Tuhan
Sesama manusia ada kewajiban
Memberi dan menerima
Begitu dengan alam kita berkaitan
Pasti saling membutuhkan
Di dalam pengabdian ada pengorbanan
Itu sanksi kehidupan
Agar tak sia-sia semua pengorbanan
Lakukanlah pengabdianmu semata-mata lilla...h
72. Piano
Pria:
Piano, mari main piano
Wanita:
Piano, mari main piano
Duet:
Menyanyi diiringi dengan piano
Menari diiringi dengan piano
Piano, mari main piano
Piano, mari main piano
Wanita:
Pak Guru
Not ini apa namanya
Pria:
Yang mana?
Pria:
Re-la-la-fa-la-la-re
Wanita:
Pak Guru, yang ini apa namanya
Pria:
Yang mana lagi?
Pria:
Mi-do-do-sol-do-do-mi
73. Wanita:
Pak Guru, kini aku sudah tahu
Sekarang beri pelajaran baru
Pria:
Memang kau muridku yang nomor satu
Yang kusayangi selama hidupku
Wanita:
Pak Guru
Not ini apa namanya
Pria:
Yang mana?
Pria:
Re-la-la-fa-la-la-re
Wanita:
Pak Guru, kalau yang ini apa namanya
Pria:
Yang mana lagi?
Pria:
Mi-do-do-sol-do-do-mi
Wanita:
Pak Guru, kini aku sudah tahu
Sekarang beri pelajaran baru
Pria:
Memang kau muridku yang nomor satu
Yang kusayangi selama hidupku
74. Primadona Desa
Hai bunga primadona desa, kau indah merekah
Izinkan ‘ku memetikmu untuk kutanamkan
Dalam jambangan hati di taman sanubari
Sebagai tumpang sari semerbak mewangi
Hai bunga primadona desa, kau indah merekah
Alam sekitar menjadi saksi
Jadi saksi akan keindahanmu
Kicau burung-burung
Memuji penciptaanmu
Aneka bunga merasa iri
Iri hati akan keindahanmu
Karena kumbang-kumbang
Bersaing mempersuntingmu
Donna-donna-don primadona desa
Donna-donna-don primadona desa
Donna-donna-don primadona desa
Donna-donna-don primadona desa
75. Puing-puing
Pria:
Puing-puing kenangan masa lalu
Mimpi-mimpi indah hanyalah semu
Lupakan itu semua yang lalu biar berlalu
Biarkan itu semua terkubur bersama waktu
Dan anggaplah semua tak pernah terjadi
Dan marilah membina hidup baru lagi
Puing-puing kenangan masa lalu
Mimpi-mimpi indah hanyalah semu
Lupakan itu semua yang lalu biar berlalu
Biarkan itu semua terkubur bersama waktu
Pria:
Kemilau sarwah harta bukan itu harapan
Gemilang ketenaran bukan itu tujuan
Namun yang kudamba kedamaian
Hanya yang kudamba ketenteraman
Wanita:
Siapa pun dirimu senantiasa cintaku
Siapa pun dirimu senantiasa sayangku
Pria:
Relung-relung hati yang dulu sunyi
Hari-hari kita yang dulu sepi
Cinta yang nyaris memudar kini bersemi kembali
Bak bunga merekah mekar gairah merasuk hati
‘Kan kutempuh sisa hari dari hidupku
Bersamamu dan selalu mendampingimu
Relung-relung hati yang dulu sunyi
Hari-hari kita yang dulu sepi
Duet:
Cinta yang nyaris memudar kini bersemi kembali
Bak bunga merekah mekar gairah merasuk hati
Cinta yang nyaris memudar kini bersemi kembali
Bak bunga merekah mekar gairah merasuk hati
Cinta yang nyaris memudar kini bersemi kembali
Bak bunga merekah mekar gairah merasuk hati
76. Raib
Bunga desa yang kupuja raib entah ke mana
Tercabut dari jambangan kala badai menyerang
Kalau masih bersemi di manakah rimbanya
Kalaupun sudah mati di mana pusaranya
Taman tiada indah lagi tanpa kau bunga desa
Hati tak ceria lagi tanpa kau bunga desa
Bunga-bunga di taman
Terkulai turut bersedih
Karena sang primadona telah pergi
Kumbang-kumbang kelana
Siapa yang menemukannya
Akan kutukar dengan bunga seribu
77. Rambate Rata Hayo
Pria:
Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul
Begitu harusnya kita bekerja
Wanita:
Dengan bekerja sama, yang susah jadi mudah
Begitu harusnya kita bekerja
Duet:
Rambate rata hayo, rambate rata hayo
Mari kita bersatu kalau memang mau maju
Rambate rata hayo, rambate rata hayo
Singsingkan lengan baju demi tujuan yang satu
Duet:
Hidup di dunia tidaklah sendirian
Kita pasti membutuhkan teman
Untuk saling mengisi, untuk saling memberi
Janganlah merasa diri paling utama
Di antara sesama manusia
Karena tanpa mereka kau bukan apa-apa
78. Rantai-rantai Derita
Rona, rona semerah jingga
Membekas di langit senja membara
Mata, mata yang selalu basah
Tak mampu menahan gejolak jiwa
Bangkit meronta
Laksana gelombang garang
Ingin melepaskan semua belenggu
Rantai-rantai derita
Rona, rona semerah jingga
Membekas di langit senja membara
Nasib si miskin berkawan dengan derita
Begitu erat seakan tak mungkin berpisah
Maut baginya terkatung hijau dan megah
Sedangkan hidup mendera tak mengenal iba
Ilahi jua tempat pertolongan
Manusia hanya berkata kasihan
Rona, rona semerah jingga
Mengungkap derita insan yang papa
Mata, mata yang selalu basah
Tercermin hausnya akan bahagia
Hidup sengsara penuh dengan kemiskinan
Duka yang menimpa tiada hentinya
Sepanjang jalan dunia
Sepanjang jalan dunia
Sepanjang jalan dunia
Sepanjang jalan dunia
79. Romantika
Yang menangis dan yang tertawa
Yang bersedih dan yang gembira
Selalu mewarnai hidup manusia
Baik ia miskin ataupun kaya
Yang jelata dan yang ternama
Yang tak punya dan yang berada
Pasti merasakan suka dan duka
Itu romantika hidup di dunia
Jangan lupa daratan
Apabila dalam kegembiraan
Dan jangan putus asa
Apabila di dalam kesedihan
Sedih dan gembira tak ‘kan selamanya
Semua ‘kan sirna, ganti, dan berubah
Tidak peduli siapa pun dia
Tak berarti yang kaya
Selalu hidup dalam kegembiraan
Tak berarti yang papa
Selalu hidup di dalam kesedihan
Di sana letaknya keadilan Tuhan
Sedih dan gembira sama diberikan
Keduanya itu sebagai ujian
Romantika hidup di dunia
80. Rujuk
Pria:
Maksud hatiku datang kemari
Untuk mengajakmu rujuk kembali
Wanita:
Pikirkan dulu maksud hatimu
‘Ku tak mau nanti bercerai lagi
Pria:
Ternyata tak kuasa ‘ku berpisah darimu
Baru kini terasa aku membutuhkanmu
Wanita:
Juga itu sayang yang aku rasakan
Pria:
Maafkan sayang kesalahanku
Yang dahulu telah menceraikanmu
Wanita:
Semua itu telah berlalu
Kini mulailah hidup yang baru
81. Sampai Pagi
Wanita:
Mari menyanyi
Pria:
Nyanyi yang merdu
Wanita:
Mari menari
Pria:
Nari yang seru
Wanita:
Bergaya
Pria:
Rapi-rapi
Wanita:
Menyanyi
Pria:
Jali-jali
Duet:
Menari sampai besok pagi
Duet:
Sekali-sekali sih boleh dong
Daripada-daripada bengong
Mikirin utang numpuk segudang
Lebih baik kita senang-senang
82. Satu Antara Dua
Wanita:
Aku sudah bosan melihat tingkahmu
Selalu pulang malam hai bau minuman
Pria:
Jangan turut campur ini urusanku
‘Ku sekedar minum tak mabuk-mabukan
Wanita:
Mabuk atau tidak itu sama saja
Pria:
Ih, lain dong
Wanita:
Ah, jangan ngomong
Wanita:
Baik kau pilih saja satu antara dua
Aku isterimu atau minuman
Pria:
Bila itu maumu tentu akan kupilih
Yang paling kusayang pasti minuman
Wanita:
Ha?
Pria:
Eh, isteri, salah ngomong
Wanita:
Jikalau begitu berjanjilah kini
Mulai saat ini tak ‘kan minum lagi
Pria:
Baik nyonya besar aku ‘kan berjanji
Mulai saat ini tak ‘kan minum lagi
Duet:
Memanglah minuman tiada gunanya
83. Sawan Kam Hina
Wanita:
Sawan kam hina, pawan kare sor
Jiarare jum ese, jesebanma nache mor
Pria:
Sawan kam hina, pawan kare sor
Jiarare jum ese, jeseban ma nache mor
Wanita:
Rama gajab dhae, ye purwayya
Pria:
Neyya sambhalo kise koe hoke wayya
Wanita:
Rama gajab dhae, ye purwayya
Pria:
Neyya sambhalo kise koe hoke wayya
Wanita:
Hai, purwayya ke age chalena koi jor
Jiarare jum ese, jesebanma nache mor
Pria:
Ho...
Duet:
Sawan kam hina, pawan kare sor
Jiarare jum ese, jeseban ma nache mor
84. Pria:
Mojewa kare kya jane ham koi sara
Wanita:
Jana kahahe puche nadiyaki dhara
Pria:
Mojewa kare kya jane ham koi sara
Wanita:
Jana kahahe puche nadiyaki dhara
Pria:
Merzihe tum hari le jao kise or
Jiarare jum ese, jesebanma nache mor
Wanita:
Ho...
Pria:
Jinke balam beri gaehe bidesewa
Ae he leke unke pyarkasandesewa
Jinke balam beri gaehe bidesewa
Ae he leke unke pyarkasandesewa
Wanita:
Sari mat wori gathae gan gor
Jiarare jum ese, jesebanma nache mor
Duet:
Sawan kam hina, pawan kare sor
Jiarare jum ese, jeseban ma nache mor
Jiarare jum ese, jeseban ma nache mor
Jiarare jum ese, jeseban ma nache mor
85. Sayang
Yang, ini aku, kekasihmu yang dahulu
Yang, ini aku, janganlah engkau ragu
Yang, tentu kamu masih ingat suaraku
Yang, tentu kamu tak lupa kepadaku
Yang, sayang
Bukankah telah kita rencanakan
Hari pesta perkawinan
Tentunya telah engkau persiapkan
‘Tuk menyambut aku datang
Hatiku tak sabar lagi ingin segera berjumpa
Betapa bahagia nanti saat bersanding berdua
Yang, ini aku, kekasihmu yang dahulu
Yang, ini aku, janganlah engkau ragu
Yang, tunggu aku ‘tuk segera menjelangmu
Yang, tunggu aku betapa hati rindu
Yang, sayang
86. Stop
Sa-da-pak sa-da-pak sa-da-pak sa-da
Sa-da-pak sa-da-pak sa-da-pak sa-da
Sa-da-pak sa-da-pak sa-da-pak sa-da
Sa-da-pak sa-da-pak sa-da-pak sa-da
Stop perdebatan, stop pertengkaran
Stop permusuhan, stop pertikaian
Mari kita (mari kita) saling asih (saling asih)
Mari kita (mari kita) saling asuh (saling asuh)
Mari kita saling asih, mari kita saling asuh
Hargai pendapat orang bila terdapat beda pandangan
Sejauh tidak ada yang dirugikan
Stop perdebatan, stop pertengkaran
Stop permusuhan, stop pertikaian
Trang-tang-tang-tang dung-dung-dung dang-dang-dang-dang
Dang-dang dung-dung dang-dang dang-dang
Dang-dung-dang dang-dang-dung-dung-dang
Dung-drang-tang-tang
Aduhai sayang waktu yang berharga
Habis terbuang dibakar angkara
Tujukan pandang arah masa depan
Masih banyak yang harus dikerjakan
Agama, bangsa, dan negara menagih bagimu, kawan
Mari kita berlomba-lomba ‘tuk berbuat kebajikan
Keimanan dan kesadaran jadikanlah sebagai landasan
Stop perdebatan, stop pertengkaran
Stop permusuhan, stop pertikaian
Jangan kita (jangan kita) saling benci
Jangan kita (jangan kita) saling dengki
Jangan kita saling benci, jangan kita saling dengki
Gauli setiap insan sebagai kau ingin diperlakukan
Tebarkan dan budayakan kasih sayang
Stop perdebatan, stop pertengkaran
Stop
87. Tabir Kepalsuan
Ternyata hatimu buta
Buta karena tabir kepalsuan
Kucoba untuk tidak putus asa
Membuka mata hatimu
Kucoba menguakkan tabir
Penghalang cintamu dan cintaku
‘Ku tahu kau terjerat dan terbenam
Dalam kepalsuan
‘Ku tak dapat lagi membedakan
Siapa dan yang mana
Wahai angin pengembara
Terbangkan tirai penghalang di hatinya
Agar merasakan getarannya jiwa
Wahai burung duta suara
Dendangkan lagu untuknya tentang cinta
Agar hirau akan hatiku yang lara
Apakah belum juga kau mengerti
Atau memang tiada cinta lagi
Telah kupaparkan segalanya padamu
Siapa diriku
Kini kuserahkan kepadamu untuk
Menentukan sikapmu
‘Kan kuterima itu walaupun hati
Pedih dan merana
Karena ‘ku tahu tak seorang pun bisa
Memaksakan cinta
Oh, oh, oh, oh
88. Tak Terduga
Pria:
Tak pernah kukhayalkan berjumpa denganmu
Sekarang kurasakan hangatnya cintamu
Wanita:
Tak pernah kuimpikan hidup bahagia
Sekarang kurasakan indahnya dunia
Pria:
Rupanya diriku beruntung sekali
Seorang bidadari datang menghampiri
Wanita:
Sama-sama tak menduga
Bahwa kita ‘kan berjumpa
Duet:
Lama-lama jatuh cinta
Karena selalu berdua
Pria:
Semua yang terjadi takdir-Nya Ilahi
Jikalau memang jodoh tak perlu dicari
Wanita:
Semenjak bersamamu tenteram hatiku
Bagiku hanya kamu tumpuan hidupku
89. Tiada Berdaya
Sudah kehendak takdir kita berdua
Berjumpa dan bercinta, berpisah pula
Ayah-ibumu, sayang, telah memilih
Pada jodoh yang lain, ‘ku tak berdaya
‘Ku tak berdaya
Maafkan aku, kasih, bukan aku tak sudi
Menerima cintamu setulus hati
Asal engkau bahagia, rela ‘ku melepasmu
Turutilah kehendak orang tuamu
Selamat berpisah, sayang, kuiring doa
Semoga kau bahagia sepanjang masa
Sudah kehendak takdir kita berdua
Berjumpa dan bercinta, berpisah pula
‘Ku tak berdaya
90. Tiada Lagi
Tiada lagi duka di hatiku
Sejak kau kembali padaku
Hatiku kini bahagia selalu
Hidup bersamamu kasihku
Tetaplah kini kau di sisiku
Jangan lagi kau tinggal diriku
Tiada lagi duka di hatiku
Sejak kau kembali padaku
Kala engkau pergi ku merasa sunyi
Tiada kasih sayang yang aku rasakan
Itu berlalu sudah
Engkau kembali sudah
Janganlah lagi kau tinggal diriku
Setelah kurasa bahagia
Semoga kita tak berpisah lagi
Kuharap untuk selamanya
Tetaplah kini kau di sisiku
Jangan lagi kau tinggal diriku
La-la-la-la-la…
La-la-la-la-la-la…
Hmmm-hmmm…
91. Wahai Pesona
Pria:
Wahai pesona
Wanita:
Wahai kekasih
Pria:
‘Ku memanggilmu melalui lagu
Nada cinta merayu
Wanita:
Oh wahai pesona, wahai kekasih
Aku mendengar panggilan cintamu
Dalam lagu merayu
Duet:
Oh wahai pesona
Pria:
Namamu selalu dalam ingatanku, dalam ingatan
Wajahmu selalu di cermin mataku
Tiada hari berlalu tanpa cintamu, tanpa cintamu
Wanita:
O... begitu pula bayang wajahmu
Selalu saja menggoda
Wanita:
‘Ku memanggilmu melalui lagu
Nada cinta merayu
Duet:
Oh wahai pesona
92. Wanita:
Ho... ho... ho...
Namamu selalu dalam ingatanku, dalam ingatan
Wajahmu selalu di cermin mataku
Pria:
Tiada hari berlalu tanpa cintamu, tanpa cintamu
Wanita:
Oh begitu pula bayang wajahmu
Selalu saja menggoda
Wanita:
‘Ku memanggilmu melalui lagu
Nada cinta merayu
Duet:
Oh wahai pesona, wahai kekasih
‘Ku memanggilmu melalui lagu
Nada cinta merayu
Oh wahai pesona
93. Zulfikar
(Zulfikar) a-ya-ya-ya-ya
(Zulfikar) ya…
(Zulfikar) oi-oi-oi-oi-oi
(Zulfikar) o…i
Zulfikar orang memanggilku
Zulfikar itulah namaku
Sebagai penyanyi kutempuh hidup ini
Menghibur hati yang sedang sedih
Menghibur hati yang sedih
Zulfikar orang memanggilku
Zulfikar itulah namaku
(Zulfikar, Zulfikar, Zulfikar, Zulfikar)
Zulfikar orang memanggilku
Zulfikar itulah namaku
Kerjaku sebagai penyanyi
‘Tuk menghibur hati yang sedih (he)
Tugasku membuat orang cemberut jadi tertawa
(Ha-ha-ha-ha-ha-ha…)
Dan juga membuat orang merana jadi bahagia
(Hi-hu…y)
Tugasku membuat orang pemurung jadi periang
(Ha-ha-ha-ha-ha-ha…)
Dan juga membuat orang yang tua merasa muda
(Hi-hu…y)
Marilah bergembira lupakan kesedihan
Menyanyi bersamaku berdendang dalam lagu
(Zul-Zul-Zulfikar, Zul-Zul-Zulfikar
Zul-Zul-Zulfikar, Zul-Zul-Zulfikar)
Zulfikar orang memanggilku (Zul-Zul-Zulfikar, Zul-Zul-Zulfikar)
Zulfikar itulah namaku (Zul-Zul-Zulfikar, Zul-Zul-Zulfikar)
Zulfikar orang memanggilku (Zul-Zul-Zulfikar, Zul-Zul-Zulfikar)
Zulfikar itulah namaku (Zul-Zul-Zulfikar, Zul-Zul-Zulfikar)
94. Cinta Pertama
Kisah cinta yang pertama kali
Oh membawa kenangan bagiku
Serta kepahitan di dalam jiwaku
Yang tiada dapat kulupakan
La-la-la-la-la-la-la, la-la-la-la-la-la-la
Karena dia senantiasa yang kupuja
Semenjak dahulu sampai pada saat ini
Cukup kiranya berkesan cerita hidupku
Walaupun ia tiada lagi bersamaku
95. Dendam
Apabila ada orang menghina
Jangan engkau balas pula menghina
Karena itu tiada berguna
Cuma akan membawa bencana
Juga pada orang yang menyakiti
Jangan engkau balas pun menyakiti
Serahkan saja kepada Dia
Yang Maha Besar lagi Perkasa
Murka Tuhan lebih besar daripada murkamu
Juga pembalasan Tuhan pasti akan lebih pedih
Dari itu lenyapkan dendam
Jangan engkau turuti syetan
96. Gala Gala
Kiniku telah kembali
Kembali padamu kasih
Setelah lama kutinggal pergi..
Lama sudah ku menanti
Menanti memadu kasih
Penuh rasanya rindu dihati..
Oh tiada terkira rindu segala gala galanya..
Oh tiada terkira rindu segala gala gala gala galanya..
Oh tiada terkira rindu segala gala galanya..
Oh tiada terkira rindu segala gala gala gala gala gala galanya..
Kurindu gayamu ketika bercanda
Tawa lepas renyah ceria
Kurindu gayamu ketika bermanja
Meluluhkan segenap jiwa
Kurindu bagaimana engkau memuji
Ketika ku meraju
Kurindu bagaimana kau mengasihi
Ketika ku bersedih
97. Generasi Muda
Wahai kawan generasi muda
Mengapa engkau asyik terlena?
Menghisap ganja dan sejenisnya
Itu semua merusak jiwa
Sehingga banyak pula istilah
Yang dipakai generasi muda
STUNNING katanya
FLYING katanya
Apabila sudah mabuk ganja
Bukankah engkau harapan bangsa
Dan penerus generasi tua
Bukankah engkau wahai pemuda
Tulang punggungnya negara kita
Mari lupakan
Mari lenyapkan
Seluruh jenis narkotika
98. Gulali
Aa... Oo...
Taman alam jiwa penuh bunga
Rasa suka cita menggelora
Saat tersentuh cinta dilanda asmara
Manis penuh pesona gulali dunia
Taman alam jiwa penuh bunga
Rasa suka cita menggelora
Saat tersentuh cinta dilanda asmara
Manis penuh pesona gulali dunia
Gul-gulali dunia, manisnya merasuk ke dalam jiwa
Meronai rasa berselera sukma bergairah
Gembira, bahagia
Semua nampak indah, aduhai manisnya
Duh manis gula gulali dunia
Manis tiada tara
Gul-gulali dunia, manisnya merasuk ke dalam jiwa
Meronai rasa berselera sukma bergairah
Gembira, bahagia
Semua nampak indah, aduhai manisnya
Semua nampak indah, aduhai manisnya
Duh manis gula gulali dunia
Manis tiada tara
Hm-hm-hm-hm-hm-hm-hm...
Hm-hm-hm-hm-hm-hm-hm...
99. Jana Jana
Hey..hey..hey..hey….
Ha..ha..ha..ha..ha….
Tere bina sooney thhe din
Sooney sooney sare palchin
Sooni badi thi ye meri duniya
Tu jo lauteke aya hai
Khushi ka sama laya hai
Likhenge milenne ki kahaniyan
Yaar kabi dobara yun door
Jana jana ja na na…
Pyar bhulake sara yun door
Jana jana jana jana jana na
Yaar kabi dobara yun door
Jana jana ja na na…
Pyar bhulake sara yun door
Jana jana jana jana jana jana na
Tera wo badli se chaand ke jaise
Chhatte pe sajke nikalna
Teri deedarrre sey ho ke rosyan
Wo meri shaamme ka dhalna
Raaton mein wo tere nam ki sham ma
Tan hayee mein jalna
Teri khayalon mein lamha lamha
Wo mera pighal na
Tere bina sooney thhe din
Sooney sooney sare palchin
Sooni badi thi ye meri duniya
100. Tu jo lauteke aya hai
Khushi ka sama laya hai
Likhenge milenne ki kahaniyan
Yaar kabi dobara yun door
Jana jana ja na na…
Pyar bhulake sara yun door
Jana jana jana jana jana na
Yaar kabi dobara yun door
Jana jana ja na na…
Pyar bhulake sara yun door
Jana jana jana jana jana jana na
Ye faasley ab tere mere
Darmeyan na rahenge
Tere hi dar pe zingagi hai
Teri hi hoke rehege
Pearli hui maayoo siyanthi
Jage naye ar maa a..a…
Bangke raho youhi umrer saari
Is dil ke mey hay ..ma
Tere bina sooney thhe din
Sooney sooney sare palchin
Sooni badi thi ye meri duniya
Tu jo lauteke aya hai
Khushi ka sama laya hai
Likhenge milenne ki kahaniyan
Yaar kabi dobara yun door
Jana jana ja na na…
Pyar bhulake sara yun door
Jana jana jana jana jana na
Yaar kabi dobara yun door
Jana jana ja na na…
Pyar bhulake sara yun door
Jana jana jana jana jana jana na
101. Nafsu Serakah
Di mana-mana di belahan muka bumi ini
Terdengar suara genderang perang silih berganti
Di mana-mana di belahan muka bumi ini
Teramat banyaknya bergelimpangan manusia mati
Itu karena nafsu serakah
Manusia yang ingin berkuasa
Dengan segala kelicikannya
Berlakulah halal segala cara
Apakah sekarang
Berlaku lagi hukum rimba
Golongan yang kuat
Menindas golongan yang lemah
Segelintir orang
Yang haus akan kekuasaan
Membuat dunia
Penuh dengan penderitaan
Hentikanlah penindasan
Hentikanlah kedzoliman
Kapan kiranya akan tegak keadilan
A..h
Di mana-mana
Hampir di seluruh punggung dunia
Terdengar suara keluhan manusia yang gelisah
Di mana-mana
Hampir di seluruh punggung dunia
Banyak manusia jadi mangsa dari sesamanya
Itu karena sang manusia
Sudah lupa kepada penciptanya
Agama hanya pelengkap belaka
Manusia telah bertuhan dunia
102. Nilai Sehat
Kekasih tak menggiurkan
Permata tak menakjubkan
Jabatan tak membanggakan
Lingkungan tak menggairahkan
‘Pabila penyakit bersarang di badan
Dunia tak lagi menjadi ukuran
Yang manis pahit di lidah
Yang indah buruk di mata
Yang kaya miskin di dada
Yang gagah lemah di rasa
‘Pabila penyakit bersarang di badan
Dunia tak lagi menjadi ukuran
Sebagai ujian
Sakit pasti datang pada tiap insan
Dzikirkanlah nama-Nya
Sabar tawakkallah mohon kesembuhan
Semoga musibah membawa hikmah
Menghapuskan dosa
Bahagia, paling bahagia
Yang sehat walau tak punya
Berharga, paling berharga
Yang sehat dia terkaya
Peribahasa hidup dengan nasi dan garam
Gairah selera penuh kelezatan
Jagalah sehatmu kawan
Syukuri nikmat-Nya Tuhan
Gunakan sehatmu kawan
Juanglah di jalan Tuhan
Betapa tingginya nilai kesehatan
Itulah hartamu yang tak terbandingkan
103. Sama Saja
Perempuan di jaman sekarang
Ada uang wahai abang sayang
Tapi bila waktu tanggung bulan
Kantung kempes hai abang ditendang
Yang cantik yang manis semua sama saja
Wahai kawanku kaum lelaki
Coba dengar nasehatku ini
Apabila mau mencari istri
Hendaklah anda berhati-hati
Jangan memilih karena cantik wajahnya
104. Syahdu
Ha... ha...
Bila kamu di dekatku hati rasa syahdu
Satu hari tak bertemu hati rasa rindu
Ku yakin ini semua perasaan cinta
Tetapi hatiku malu untuk menyatakannya
Bila kamu di dekatku hati rasa syahdu
Satu hari tak bertemu hati rasa rindu
Bila cintaku terbalas oh bahagia sekali
Tapi bila tak terbalas ku tak sakit hati
Karena aku menyadari siapa aku ini
Tak sepadan tak setinggi
Tak patut kaucintai
Cukup bahagia hatiku
Bila bertemu denganmu
Cukup bahagia hatiku
Dapat memandang wajahmu
105. Tak Kan Lagi
Tak ‘kan lagi aku menyintai
Tak ‘kan lagi aku menyintai
Dirimu kasih, dirimu kasih
Setelah engkau mengkhianati
Tak ‘kan lagi aku menyintai
Dirimu kasih, dirimu kasih
Setelah engkau mengkhianati
Tak ‘kan lagi aku menyintai
Tak ‘kan lagi
Dan sekarang semua telah berubah
Sejak engkau terlena dalam pelukannya
Tak kusangka, sungguh tak kusangka
Kau mudah melupakan semua ucapan
Bahagialah bersamanya
Aku rela hidup menderita
Demi tak menodai kebahagiaanmu
‘Kan kutempuh sisa hidup ini
Tanpa cinta lagi sampai ‘ku mati
Walau penuh air mata
‘Kan kutempuh sisa hidup ini
‘Kan kutempuh sisa hidup ini
Tanpa cinta lagi sampai ku mati
Walau penuh air mata
Tak ‘kan lagi aku menyintai
Dirimu kasih, dirimu kasih
Setelah engkau mengkhianati
Tak ‘kan lagi aku menyintai
Tak ‘kan lagi aku menyintai
106. Tersesat
Manusia, banyak manusia tersesat
Banyak yang tersesat
Tak tahu apakah tujuan hidupnya
Di dalam dunia
Sesungguhnya mereka itu buta
Tak melihat kebesaran Tuhannya
Sehingga maksiat dikira surga
Senanglah mereka melakukannya
Cukup banyak sudah Nabi-Nya
Yang diturunkan ke dunia
Untuk menyampaikan risalah
Pada seluruh manusia
Belum sampaikah ke telinga
Kabar tentang negeri yang baka
Negeri tempat tujuan kita
Ke surga atau neraka
Manusia, banyak manusia tersesat
Banyak yang tersesat
Tak tahu apakah tujuan hidupnya
Di dalam dunia
Mereka hanyalah berlomba-lomba
Dalam segala urusan dunia
Begitulah mereka selamanya
Sampai menuju ke liang kuburnya
107. Bersatulah
Wahai, ketahuilah
Sesungguhnya Muslim bersaudara
Wahai, berpeganglah
Pada tali Allahu ta’ala
Hayo (hayo) bersatu-padu
Hayo (hayo) dan seirama
Hayo (hayo) seiman sejalan
Berpedoman pada Qur’an
Mari galang persatuan
(Berpedoman pada Qur’an
Mari galang persatuan)
Hayo (hayo) bersatu-padu
Hayo (hayo) dan seirama
Hayo (hayo) rapatkan barisan
Agar semua musuh Islam
Tak ‘kan punya kesempatan
(Agar semua musuh Islam
Tak ‘kan punya kesempatan)
Janganlah kalian suka berpecah-belah
Laksana buih di atas lautan
Selalu diombang-ambingkan
Jiwa dan raga juga harta
Jiwa dan raga juga harta
Kita relakan demi agama
Dan demi tegaknya kebenaran
Kita semua tak ‘kan rela
Kita semua tak ‘kan rela
‘Pabila ada yang coba-coba
Mengganggu dan merusak aqidah
108. Allah (Allah), hanya pada-Nya
Allah (Allah), kita menyembah
Allah (Allah), tunduk dan bertaqwa
Bila datang kebenaran
Pasti hancur kebatilan
(Bila datang kebenaran
Pasti hancur kebatilan)
Hayo (hayo) bersatu-padu
Hayo (hayo) dan seirama
Hayo (hayo) seiman sejalan
Berpedoman pada Qur’an
Mari galang persatuan
(Berpedoman pada Qur’an
Mari galang persatuan)
109. Generasi Muda II
Hayo generasi muda putra-putri bangsa
Singkirkanlah selimutmu, bangun dan bangkitlah
Bersihkanlah pakaianmu, pandanglah ke muka
Tegaknya agama ada di pundakmu
Masa depan bangsa ada di tanganmu
Tonggak-tonggak tua bergugurlah selalu
(Coba renungkan itu) coba renungkan
(Coba renungkan itu) coba renungkan
(Coba renungkan itu) coba renungkan
(Coba renungkan itu) coba renungkan
(Dan tinggalkanlah) segala bentuk kemaksiatan
(Dan tinggalkanlah) segala bentuk kemungkaran
(Dan tinggalkanlah) segala bentuk kejahatan
(Dan tinggalkanlah) segala bentuk kenakalan
(Dan tinggalkanlah) segala bentuk kemalasan
(Dan tinggalkanlah) segala bentuk kebodohan
(Dan tinggalkanlah) segala bentuk yang hanya merugikan
Hayo generasi muda putra-putri bangsa
Singkirkanlah selimutmu, bangun dan bangkitlah
Bersihkanlah pakaianmu, pandanglah ke muka
Engkaulah harapan
Wahai generasi muda insan beragama
Tunjukkanlah bahwa Anda berakhlak mulia
Sinarilah wajah bangsa dengan keimanan
Siapa pun Anda mari amalkanlah
Jangan cuma kata mari nyatakanlah
Agar citra bangsa harum dan mulia
110. (Mari kita amalkan) mari amalkan
(Mari kita amalkan) mari amalkan
(Mari kita amalkan) mari amalkan
(Mari kita amalkan) mari amalkan
(Jadi pejabat) jadilah pejabat yang taqwa
(Jadi karyawan) jadilah karyawan yang taqwa
(Jadi pelajar) jadilah pelajar yang taqwa
(Jadi seniman) jadilah seniman yang taqwa
(Jadi pedagang) jadilah pedagang yang taqwa
(Jadi petani) jadilah petani yang taqwa
(Jadi apa pun) jadilah apa pun yang selalu bertaqwa
Wahai generasi muda insan beragama
Tunjukkanlah bahwa Anda berakhlak mulia
Sinarilah wajah bangsa dengan keimanan
Engkaulah harapan
111. Kabar dan Dosa
Kabar-kabar tentang adzab yang mengerikan
Orang-orang yang menutup mata hati dan inderanya
Berpaling dari seruan kebenaran ajaran Tuhan
Kehancuran, malapetaka baginya
Kabar-kabar tentang nikmat kemuliaan
Orang-orang yang menaklukkan nafsunya dengan taqwa
Melaksanakan seruan kebenaran ajaran Tuhan
Kedamaian, kebahagiaan baginya
Mengejar keuntungan, menjual kehormatan
Mengejar ketenaran, menjerumuskan teman
Berdusta itu dosa, menghina juga dosa
Menipu itu dosa, mengganggu juga dosa
Berjudi itu dosa, mencuri juga dosa
Memfitnah itu dosa
Berzina juga dosa, dosa, dosa
Kabar duka dan gembira
Sering sudah disampaikan
Cobalah menganalisa
Memetik suri tauladan
Sudahkah Anda yakin percaya
Surga dan neraka itu ada
Syetan durjana musuh yang nyata
Iman yang lemah jadi mangsanya
Kekuasaan sewenang-wenang
Pasti datang kebinasaan
Kemunafikan, kedurhakaan
Pasti datang kutukan Tuhan
112. Kabar-kabar tentang kejayaan yang tumbang
Sedu-sedan penyesalan mohon ampun sia-sia
Adzab yang pedih berlaku karena ingkar pada Tuhan
Utamakan kesadaran agama
Segala keonaran segera diamankan
Betapa kerusakan korban bergelimpangan
Berdusta itu dosa, menghina juga dosa
Menipu itu dosa, mengganggu juga dosa
Berjudi itu dosa, mencuri juga dosa
Memfitnah itu dosa
Berzina juga dosa, dosa, dosa
Dosa...
113. Kiamat
Gunung-gunung yang kukuh terpancang
Hari itu akan diterbangkan
Gedung-gedung yang tinggi menjulang
Hari itu akan ditumbangkan
Hari itu hari kiamat
Hari yang menghancurkan jagat
Hari itu hari kiamat
Hari yang menghancurkan umat
Lautan yang selalu bergelombang
Hari itu akan ditumpahkan
Langit yang penuh dengan bintang
Hari itu akan dihempaskan
Hari itu hari kiamat
Hari yang menghancurkan jagat
Hari itu hari kiamat
Hari yang menghancurkan umat
Hari itu tiada lagi perlindungan
Hari itu tiada lagi pertolongan
Semua orang ketakutan
Jeritan tangis memilukan
Rasa kengerian mencekam
Maut menyelubungi alam
Hari itu tak berguna lagi harta
Hari itu tak berharga lagi nyawa
Semua makhluk dimusnahkan
Seluruh alam dihancurkan
Darah ‘kan menjadi lautan
Kepingan bangkai berserakan
Terangnya cahaya matahari
Hari itu akan dipadamkan
Semuanya isi perut bumi
Hari itu akan dimuntahkan
Hari itu hari kiamat
Hari yang menghancurkan jagat
Hari itu hari kiamat
Hari yang menghancurkan umat
114. Menunggu
Wanita:
Sekian lama aku menunggu
Untuk kedatanganmu
Bukankah engkau telah berjanji
Kita jumpa di sini
Datanglah, kedatanganmu kutunggu
Telah lama, telah lama ‘ku menunggu
Derita hidup yang kualami
Duhai pahit sekali
Pada siapa aku berbagi
Kalau bukan padamu
Datanglah, kedatanganmu kutunggu
Telah lama, telah lama ‘ku menunggu
Wanita:
Selain dirimu kasih
Tiada yang lain lagi
Tempat menyandarkan diri
Mencurahkan isi hati
Lama sekali aku menanti
Kedatanganmu kekasih
Betapa hati tidak ‘kan sedih
‘Pabila aku sendiri
Sekian lama aku menunggu
Untuk kedatanganmu
Bukankah engkau telah berjanji
Kita jumpa di sini
Datanglah
Pria:
Kini ‘ku datang padamu
Senyumlah, sambutlah kedatanganku
‘Ku tahu engkau lama menunggu
Untuk kedatanganku
Memang sengaja ‘ku menggodamu
Ingin tahu hatimu
Senyumlah, sambutlah kedatanganku
Curahkan segala isi hatimu
115. Modern
Modernisasi yang kini melanda dunia
Menjadi masalah
Ternyata masih banyak yang salah menafsirkannya
Di dalam berkiprah
Modern dicerna sebagai kebebasan
Bebas lepas tanpa adanya batasan
Kumpul kebo bukan modern
Tapi suatu kemesuman
Mabuk-mabuk bukan modern
Tapi suatu kemungkaran
Karena takut dikatakan ketinggalan zaman
E, ikut-ikutan
Saringlah dulu apa yang datangnya dari Barat
Jangan asal telan
Ambil isi dan campakkanlah kulitnya
Ambil yang baik dan campakkan buruknya
Berkemajuan dan juga berpendidikan
Di dalam segala bidang ini modern
Kemanusiaan tinggi nilai peradaban
Di segala pergaulan ini modern
Mari membangun-ngun negara-ra
Dengan landasan-san agama
Modernisasi yang kini melanda dunia
Menjadi masalah
Ternyata masih banyak yang salah menafsirkannya
Di dalam berkiprah
Modern dicerna sebagai kesombongan
Tidak percaya lagi kepada Tuhan
116. Tak sembahyang bukan modern
Tapi suatu keingkaran
Urakan bukanlah modern
Bahkan nyaris seperti hewan
Memakai jilbab rapi sopan dan beradab
Dan ini perintah Tuhan dipersoalkan
Pakaian mini yang membangkitkan birahi
Dan mengundang kejahatan tak keberatan
Bila aurat-rat terbuka-ka
Pemerkosaan-an melanda
117. Terserah Kita
Kalau mau melacur, (he), e harus pakai uang
Kalau mau berjudi, e harus pakai uang
(Hu-ha-huhahu)
Mau mabuk-mabukan, (he), e harus pakai uang
Mau haram-haraman, e harus pakai uang
Ternyata jalan ke neraka mahal harganya
Walaupun mahal anehnya banyak yang suka
Melaksanakan zakat (he), hanya bagi yang mampu
Melaksanakan haji hanya bagi yang mampu
(Hu-ha-huhahu)
Mengerjakan sembahyang (he), tidak usah membayar
Mengerjakan puasa tidak usah membayar
Ternyata jalan yang ke surga murah harganya
Walaupun murah anehnya banyak yang ogah
Kalau nanti ada yang masuk ke surga
Itu karena dia memang berusaha
Kalau nanti ada yang masuk neraka
Bukan karena Tuhan tak sayang hamba-Nya
Semua terserah kita
Kalau suka melacur, (he), penyakit akibatnya
Kalau suka tak jujur, tak akan dipercaya
(Hu-ha-huhahu)
Kalau suka mencuri, (he), penjara akibatnya
Kalau suka berjudi, tak akan bisa kaya
Ternyata jalan ke neraka teramat susah
Walaupun susah anehnya banyak yang maksa
Kalau suka sembahyang, (he), hidup ‘kan jadi tenang
Kalau suka puasa, sehat jiwa dan raga
(Hu-ha-huhahu)
Kalau suka sedekah (he), harta akan berlimpah
Kalau suka peramah teman akan bertambah
Ternyata jalan yang ke surga teramat indah
Walaupun indah anehnya banyak yang ogah
118. Lain Kepala Lain Hati
Lain lubuk lain airnya, lain pula ikannya
Lain orang lain kepala, lain pula hatinya
Ada yang berbudi ada pendengki
Ada yang pemarah ada peramah
Lain lubuk lain airnya, lain pula ikannya
Lain orang lain kepala, lain pula hatinya
Tanya dirimu, termasuk orang yang manakah
Ya-ya-ya-ya
Supaya tahu siapakah Anda sebenarnya
Bila ternyata Anda termasuk yang celaka
Ya-ya-ya-ya
Perbaikilah kelakuan Anda secepatnya
Kalau sudah ada kemudi mudah mengarahkannya
Kalau sudah mengenal diri mudah ‘tuk merubahnya
Bila kau pendusta coba jujurlah
Bila kau pendosa coba sadarlah
Lain lubuk lain airnya, lain pula ikannya
Lain orang lain kepala, lain pula hatinya
119. Puja
Wahai pesona, bagimu puja
‘Ku memujamu melalui lagu nada indah
Untukmu oh wahai pesona
Senandung fitrah
‘Ku memujamu melalui lagu nada indah
Untukmu oh wahai pesona
Namamu selalu dalam ingatanku
Dalam ingatan
Walau wajahmu tak mungkin kukhayalkan
Tiada hari berlalu tanpa kasihmu
Tanpa sayangmu (o...)
Begitu pula cinta sucimu selalu saja menyerta
‘Ku memujamu melalui lagu nada indah
Untukmu oh wahai pesona
(Ho... ho... ho...)
Hidup mati kupersembahkan untukmu
Hanya untukmu
Tiada yang kucinta selain darimu
Apa pun kurelakan demi kasihmu
Demi sayangmu (o...)
Tak siapa pun dapat mencegah cintaku kepadamu
120. Mardatilla
Sering ‘ku terjaga tiap malam
Sering ‘ku terjaga tiap malam
Selalu terbayang, selalu terkenang
Setiap malam
Sering ‘ku terjaga tiap malam
Sering ‘ku terjaga tiap malam
Pikiranku terbang di antara bintang
Pikiranku terbang di antara bintang
Jauh menerawang ke alam khayalan
Mungkinkah ‘ku jumpa dia yang kucinta
Oh Mardatilla
Tak sesuatu pun yang aku dambakan
Tak sesuatu pun yang aku dambakan
Dan tak seorang pun yang aku rindukan
Melebihi dia, melebihi dia
Oh Mardatilla
121. Lebaran
Tibalah sudah pesta lebaran
Hari raya Idul Fitri
Jiwa yang baru, pakaian baru
Cermin kebahagiaan
Sanak-saudara, handai dan taulan
Saling bersilaturrahmi
Peluk dan cium, tangis dan tawa
Saling bermaaf-maafan
(Minal ‘aidin wal faizin, maafkan lahir dan batin
Minal ‘aidin wal faizin, halal bihalal ya’llah amin)
Dosa-dosa (yang disengaja)
Hari ini (mohon ikhlaskan)
Dosa-dosa (yang tak sengaja)
Di hari ini (mohon hapuskan)
Di hari raya, miskin dan kaya
Semua sama gembira
Zakat fitrah dan zakat harta
Yang mempersatukan kita
Pandai-pandailah mengambil hikmah
Hari raya yang mulia
Tingkatkan iman, amal, dan taqwa
Serta perkuat ukhuwah
(Minal ‘aidin wal faizin, maafkan lahir dan batin
Minal ‘aidin wal faizin, halal bihalal ya’llah amin)
Dosa-dosa (yang disengaja)
Hari ini (mohon ikhlaskan)
Dosa-dosa (yang tak sengaja)
Di hari ini (mohon hapuskan)
122. Makan-minumlah sepuas hati
Namun jangan berlebihan
Bergembiralah, berbahagialah
Namun tetap dalam iman
Bikin meriah, bikin gembira
Di hari raya lebaran
Kepada Allah panjatkan syukur
Jangan buka pintu syetan
(Minal ‘aidin wal faizin, maafkan lahir dan batin
Minal ‘aidin wal faizin, halal bihalal ya’llah amin)
Dosa-dosa (yang disengaja)
Hari ini (mohon ikhlaskan)
Dosa-dosa (yang tak sengaja)
Di hari ini (mohon hapuskan)
123. Dua dan Tiga
Pria:
Aku tahu kau sudah janda
Wanita:
Aku pun tahu kau sudah duda
Pria:
Aku tahu anakmu tiga
Wanita:
Aku pun tahu anakmu dua
Wanita:
Eh, anaknya nakal-nakal nggak?
Pria:
Oh, nggak, cuma itu suka naik-naik, begitu
Wanita:
Ha, bahaya dong
Pria:
Bagaimana kalau kita bersatu
Demi anakmu demi anakku
Bagaimana kalau kita bersatu
Demi dirimu demi diriku
Wanita:
Anakmu dua dan anakku tiga
Kini semua hai menjadi lima
Pria:
Aku mau engkau pun mau
Wanita:
Apa lagi yang kita tunggu
124. Duet:
Mulai kini semua anakmu
‘Kan kuanggap bagai anakku
Wanita:
Eh, anaknya sudah besar-besar belum?
Pria:
Oh, belum, ya lebih kecil dari saya sedikit
Wanita:
Ha, gawat dong
125. Dewa Amor
Amor, Dewa Amor
Kau sungguh ternama dalam dunia cinta
Karena engkaulah dewanya asmara
Amor, Dewa Amor
Namamu abadi dalam setiap hati
Hati yang pernah merasa jatuh cinta
Amor, Dewa Amor
Dewa Amor bersenjatakan panah
Dibidikkan pada hati remaja
Barang siapa terkena panahnya
Berarti ia sedang jatuh cinta
Dewa Amor dewa asmara
Ia bertahta di singgasana cinta
126. Awet Muda
Apabila Anda mau awet muda
Sesungguhnya mudah sekali obatnya
Usahakan selalu gembira
Walau sesen pun uang tak punya
Kalau perlu banyak-banyaklah tertawa
Tetapi jangan seperti orang gila
Bagi yang sudah tumbuh uban di kepala
Walau sudah tua coba berjiwa muda
Juga bagi orang yang tak bergigi lagi
Pasang gigi palsu kembali muda lagi
Kalau mau mendengar nasihat saya
Pasti Anda akan melihat hasilnya
Sepuluh tahun ‘kan lebih muda
Dari usia Anda semula
Apabila Anda mau awet muda
Coba lakukan saya punya bicara
127. Cane
Cane... Cane...
Perawan Betawi, cantiknye alami
Kaye ratu mimpi
Cane... Cane...
Emang di kampungnye diele kembangnye
He banyak perjake tergile-gile
Cane... Cane...
Kalau dandan nggak perne lepas kudungan
Kalau jalan matenye nggak jelalatan
Cantik parasnye, Cane kagak ketulungan
Budi basenye, Cane penuh kesopanan
128. Persaingan
Perkembangan jumlah manusia
Semakin memadati dunia
Maka tanah dan papan dan bidang pekerjaan
Kini merupakan tantangan
Macam-macam profesi muncul di sana-sini
Akhirnya timbul persaingan
Persaingan di segala bidang
Semakin maju semakin tajam
Di dalam perdagangan juga antar seniman
Bahkan sampai soal jabatan
Istilahnya jor-joran ataupun perang iklan
Kalau perlu sikut-sikutan
Ya-ya-ya...
Di alam pembangunan bekerjalah
Ilmu pengetahuan tingkatkanlah
Siapa berpangku tangan bermalasan
Pasti akan tergilas roda zaman
Apa pun pekerjaan syukuri dan juga ditekuni
Karena banyak orang siap mengganti
Di zaman macam ini jangan punya rasa tinggi hati
Segudang orang pandai banyak antri
Persaingan di segala bidang
Sebaiknya memang harus ada
Karena persaingan akan jadi perangsang
Untuk mencapai kemajuan
Karena persaingan mutu pun ditingkatkan
Kalau tidak akan tenggelam
Marilah bersaing dan berlomba
Meningkatkan ilmu dan prestasi
Persaingan yang sehat ‘kan membawa manfaat
Cara keji jangan lakukan
Saling tegur dan bina bukan saling menindih
Dan bukan saling menjatuhkan
Ya-ya-ya...
129. Persetan
Dulu aku memuja cinta
Sebelum ku tahu cinta yang palsu
Sebelum merana karena cinta
Kini aku membencinya
Setelah ku tahu cinta yang palsu
Setelah merana karena cinta
Cinta membuat susah pikiran
Juga mengurangi nafsu makan
Akhirnya bisa menguruskan badan
Apalagi kalau patah hati
Sedang menyinta ditinggal pergi
Akhirnya bisa mati bunuh diri
Lebih baik hidup sendiri
Walau tanpa cinta aku bahagia
Mulai saat ini persetan dengan cinta
Aku benci
130. Remaja
Aaa... ooo... haa...
O... o...
Indah masa remaja sungguh indah
Indah masa remaja sungguh indah
Hidup penuh gairah dan ceria
Remaja
Memang masa remaja paling indah
Memang masa remaja paling indah
Masa yang penuh canda dan gembira
Indah masa remaja
Gelora jiwa muda penuh pesona
Khayalan dan cita-cita selalu berbunga
Gelora jiwa muda penuh pesona
Khayalan dan cita-cita selalu berbunga
Indah masa remaja
Remaja
Indah masa remaja sungguh indah
Hidup penuh gairah dan ceria
Memang masa remaja paling indah
Masa yang penuh canda dan gembira
Indah masa remaja
Ho... ho... ho...
Tetapi masa remaja penuh bahaya
‘Pabila salah melangkah fatal akibatnya
Tetapi masa remaja penuh bahaya
‘Pabila salah melangkah fatal akibatnya
Remaja tunas muda harus dijaga
Jangan sampai dia patah sebelum berbunga
Remaja tunas muda harus dijaga
Jangan sampai dia patah sebelum berbunga
Indah masa remaja sungguh indah
Indah masa remaja sungguh indah
Hidup penuh gairah dan ceria
Memang masa remaja paling indah
Memang masa remaja paling indah
Masa yang penuh canda dan gembira
131. Renungkan
Pernahkah sekali saja kau pikir kejadianmu
Atau pernahkah kau tahu ke manakah kembalimu
Dari setitik yang hina kini kau berjaya
Pernahkah sekali lagi kau berpikir tentang diri
Yang selalu terbawa nafsu serta tinggi hati
Tak diciptakan jin dan manusia
Selain mengabdi pada-Nya
Tapi mengapa urusan dunia
Yang kau sanjung kau puja-puja
Perintah Tuhan tak kau hiraukan
Ajakan syetan kau turutkan
Sadar dan ingatlah akan kematian
Bawa dan bawalah amal kebajikan
Renungkanlah hai manusia tugasmu sebagai hamba
Jalankan segala titah, jauhkan segala dosa
Agar jiwamu selalu tenang dan sentausa
132. Sebujur Bangkai
Badan pun tak berharga sesaat ditinggal nyawa
Anak isteri tercinta tak sudi lagi bersama
Secepatnya jasad dipendam
Secepatnya jasad dipendam
Karena tak lagi dibutuhkan
Diri yang semula dipuja
Kini bangkai tak berguna
Dari kamar yang indah kasur empuk tilam putih
Kini harus berpindah terkubur dalam perut bumi
Kalau selama ini diri berhiaskan
Emas intan permata bermandi cahaya
Tetapi kali ini di dalam kuburan
Gelap pekat mencekam tanpa seorang teman
Terputuslah pergaulan
Terbujurlah sendirian
Diri terbungkus kain kafan
Wajah dan tubuh indah yang dulu dipuja-puja
Kini tiada lagi orang sudi menyentuhnya
Jadi santapan cacing tanah
Jadi santapan cacing tanah
Sampai yang tersisa kerangka
Begitulah suratan badan
Ke bumi dikembalikan
Kebanyakan manusia terlena sehingga lupa
Bahwa maut ‘kan datang menjelang
133. Sifana
Coba mencoba lagi, kau mencoba
Goda menggoda lagi, oh, kau menggoda
Tak pernah putus asa, oh Sifana
Coba mencoba lagi, kau mencoba
Goda menggoda lagi, oh, kau menggoda
Perhiasan, kemewahan, semua kau sajikan
Kesenangan, keindahan, semua kau janjikan
Betapa memukau betapa menawan
Betapa memukau betapa menawan
Segala rayuan kau upayakan
Bahkan kau janjikan keabadian
Coba mencoba lagi, kau mencoba
Goda menggoda lagi, oh, kau menggoda
Sejak lama tak terhingga pemujamu yang datang
Banyak sudah tua muda korbanmu berjatuhan
Dari zaman ke zaman sepanjang zaman
Dari zaman ke zaman sepanjang zaman
Semakin tua semakin gaya
Semakin banyak yang tergila-gila
Coba mencoba lagi, kau mencoba
Goda menggoda lagi, oh, kau menggoda
Tak pernah putus asa, oh Sifana
Coba mencoba lagi, kau mencoba
Goda menggoda lagi, oh, kau menggoda
Tak pernah putus asa, oh Sifana
134. Sumbangan
Menyumbang sebenarnya menyumbang
Memberi dengan keikhlasan
Menyumbang sebenarnya menyumbang
Memberi demi ridla Tuhan
Kalau memang benar kau mau menyumbang
Kenapa perhitungkan angka
Kalau memang benar kau mau menyumbang
Kenapa mengharapkan menang
Dermawan sebenarnya dermawan
Orang yang punya ketulusan
Dermawan sebenarnya dermawan
Tidak mengharap keuntungan
Memberi seribu mengharap sejuta
Itu kan ingin cepat kaya
Memberi ribuan mengharap miliaran
Sudah jelas bukan dermawan
Janganlah kau menipu dirimu sendiri
Dalam menggunakan uang
Tanyakanlah hatimu di saat memasang
Mau judi atau nyumbang
Semua orang tahu tentang perbedaan
Sumbangan dan perjudian
Tetapi dengan sengaja membutakan mata
Serta menutup telinga
Kalau kemungkaran sudah diacuhkan
Ini pertanda kehancuran
Maka pembangunan ‘kan jadi bumerang
Kalau runtuh keimanan
135. Dermawan hayo para dermawan
Menyumbang demi pembangunan
Menyumbang hayo kita menyumbang
Agar merata kemakmuran
Namun hukum Tuhan jangan disamarkan
Yang haram jangan dihalalkan
Karena pembangunan tanpa ridla Tuhan
Tak ‘kan membawa keberkahan
Bukankah sudah jelas?
Mana yang haram
Dan mana yang halal
136. ‘Ku Sayang Padamu
Senyumnya duhai manis sekali
Membuat pria setengah mati
Matanya duhai tajam sekali
Menusuk jauh ke lubuk hati
Aku cinta padamu, padamu
Aku sayang padamu, padamu
‘Ku tahu banyak pria merayu
Mengharap cinta kasih darimu
Tetapi, tak berubah cintamu
Padaku, pria yang tidak mampu
Aku cinta padamu, padamu
Aku sayang padamu, padamu
Murninya rasa cintamu membuat aku terharu
Tulusnya rasa cintamu membuat ‘ku selalu rindu
Cintaku pada dirimu aduhai tak akan layu
Cintaku pada dirimu aduhai tak akan beku
Walau sampai tua nanti
Cintaku tak ‘kan terbagi
137. Hari Berbangkit
Hari berbangkit, hari yang pasti ‘kan datang, kawan
Di hari itu semua amal diperlihatkan
Hari berbangkit, hari yang teramat mendebarkan
Di hari itu pahala dan dosa diperhitungkan
Celaka, celaka, bagi siapa yang suka mengingkarinya
Celaka, celaka, bagi siapa yang suka berbuat dosa
Di hari itu hiruk-pikuk memecah telinga
Semua manusia gundah-resah dengan urusannya
Di hari itu sang ibu lari dari anaknya
Tak seorang pun yang dapat menolong sesamanya
Celaka, celaka, bagi siapa yang suka mengingkarinya
Celaka, celaka, bagi siapa yang suka berbuat dosa
Cukup sudah Tuhan memperingatkan
Tentang hari peradilan
Tak ‘kan luput sedebu perbuatan
Semua diperhitungkan
Mengapakah tidak kau persiapkan
Bekal hari yang mencekam
Tiap nafas hanya kau pergunakan
Cuma untuk keduniaan
Selagi masih ada kesempatan
Taubatlah dan beriman
Bila nyawa sudah di kerongkongan
Tertolak penyesalan
Di hari itu tak berharga harta dan jabatan
Dan tak berlaku segala macam bentuk tebusan
Di hari itu banyak wajah yang tertunduk hina
Kecut dan getar karena diri berlumuran dosa
Celaka, celaka, bagi siapa yang suka mengingkarinya
Celaka, celaka, bagi siapa yang suka berbuat dosa
138. Seni
Wahai kawan, kita adalah bangsa yang berketuhanan
Tentu tak pantas kalau kita bersikap seperti syetan
Dan kita adalah bangsa yang berkemanusiaan
Tentunya tak pantas kalau kita bersikap seperti hewan
Kau dendangkan kesesatan (kau dendangkan kesesatan)
Kau dewakan nafsu syetan (kau dewakan nafsu syetan)
Tiada lagi halal-haram (tiada lagi halal haram)
Tiada lagi kesopanan (tiada lagi kesopanan)
Kau lupakan agama, kau hancurkan budaya
Kau tebarkan bencana, kau hapuskan susila
Ayo kita kembali ke jalan Tuhan (yo, ayo)
Ayo kita tunjukkan kepribadian (yo, ayo)
Ayo kita tegakkan sendi agama (yo, ayo)
Ayo kita tegakkan budaya bangsa (yo, ayo)
Mari menyanyi dan bergembiralah
Tapi tetap dalam kesopanan dan iman
Setuju kalau kita menyanyi bersama-sama?
(Setuju)
Oke, dan tetap dalam iman dan kesopanan, setuju?
(Setuju)
Baik, yuk kita nyanyi bersama-sama
Haa... (haa...) hoo... (hoo...)
Haa haa haaa... (haa haa haaa...)
Aa (aa) oo (oo) ao (ao) ao (ao)
Ye (ye) ye (ye) aaa...
139. Seni adalah bahasa (seni adalah bahasa)
Pemersatu antar bangsa (pemersatu antar bangsa)
Seni indah dan mulia (seni indah dan mulia)
Suci murni tiada dosa (suci murni tiada dosa)
Tetapi manusia telah menodainya
Seni pun diperkosa demi hawa nafsunya
Ayo gunakan seni demi agama (yo, ayo)
Ayo gunakan seni demi negara (yo, ayo)
Ayo gunakan seni ‘tuk kebaikan (yo, ayo)
Ayo gunakan seni ‘tuk keindahan (yo, ayo)
Mari menyanyi dan bergembiralah
Tapi tetap dalam kesopanan dan iman
Bagaimana, masih mau menyanyi lagi?
(Mau)
Oke, masih bisa tertib dan sopan?
(Bisa)
Oke, ayo kembali kita menyanyi
Sudah siap semuanya?
(Sudah)
Da da da (da da da) da do do (da do do)
Da do (da do) na na na (na na na)
Na na na (na na na) na da (na da)
Haa... (haa...) Aa (aa) oo (oo) ao (ao) ao (ao)
Ye (ye) ye (ye) aaa...
140. Hubungan
Pertemuan dengan dirimu di malam itu
Oh sangat berkesan
Pandanganmu sangat tajam
Menembus hatiku, oh menembus hatiku
Pertemuan dengan dirimu di malam itu
Oh sangat berkesan
Aku tersenyum engkau tersipu
Hubungan pun mulailah
Kuulur tangan kau sambut tangan
Bersalaman terjadilah
Aku menyapa engkau berkata
Percakapan terjalinlah
Kata basa-basi sebagai pembuka
Dan selanjutnya tawa melimpah tanda
Pertemuan dengan dirimu di malam itu
Oh sangat berkesan
Pandanganmu sangat tajam
Menembus hatiku, oh menembus hatiku
Menembus hatiku
141. Siapa yang Punya
Pria:
Yang manis siapa yang punya
Wanita:
Yang punya yang bertanya
Yang tampan siapa yang punya
Pria:
Yang punya yang bertanya
Duet:
Kamu milikku aku milikmu
Kamu kasihku aku kasihmu
Pria:
Semoga tak pernah berpisah
Wanita:
Berdua selamanya
Duet:
Semoga tak pernah berpisah
Berdua selamanya
Pria:
Betapa bahagianya hati
Bila selalu sehati
Wanita:
Sudah pasti kita selalu sehati
Sampai di akhir nanti
142. Pria:
Betapa aku ‘kan menderita
Bila kau tak setia
Wanita:
‘Ku tak yakin dan juga tidak mungkin
Aku dengan yang lain
Wanita:
Yang tampan siapa yang punya
Pria:
Yang punya yang bertanya
Yang manis siapa yang punya
Wanita:
Yang punya yang bertanya
Duet:
Kamu milikku aku milikmu
Kamu kasihku aku kasihmu
Wanita:
Semoga tak pernah berpisah
Pria:
Berdua selamanya
Duet:
Semoga tak pernah berpisah
Berdua selamanya
143. Joget
Joget, mari joget
Joget, mari joget
Joget, mari joget
Joget, mari joget
La-la-la-la-la la-la-la-la-la-la-la-la
Mari kita bersama-sama berjoget
Eh
Joget tidak dilarang, tak dilarang
Asalkan jarang-jarang
Tak perlu sering-sering, tidak perlu
Karena joget tak penting
Berjoget boleh saja, boleh saja
Asal sopan caranya
Gembira boleh saja, boleh saja
Asal tahu batasnya
Mari kita joget, mari kita joget
Mari kita joget, mari kita joget
Mari kita joget, mari kita joget
Mari kita joget, mari kita joget
144. Kampungan
Pria:
Ha!
Wanita:
Aku manusia bukan burung piara
Pria:
Hai, hai
Wanita:
Aku punya nama menyapa seenaknya
Pria:
Aku belum tahu siapa namamu
Jadi bagaimana aku menyapamu
Wanita:
Tak perlu kau tahu siapakah namaku
Pria:
Cakep sih cakep
Cuma, sadis lho
Pria:
Aduhai nona manis
Sungguh mati ya, Manis
Bila kau marah, Manis
Malah bertambah manis
Wanita:
Wahai pemuda tampan
Merayu di jalanan
Sungguh tak tahu sopan
Dasar laki kampungan
145. Pria:
Suit!
Wanita:
Rupanya sengaja engkau ‘kan menggangguku
Pria:
Hai, hai
Wanita:
Nanti kuadukan pada orang tuaku
Pria:
Tolong beri tahu siapa namamu
Agar aku dapat memanggil namamu
Wanita:
Tak perlu kau tahu siapakah namaku
Pria:
Aduhai nona manis
Sungguh mati ya, Manis
Bila kau marah, Manis
Malah bertambah manis
Wanita:
Wahai pemuda tampan
Merayu di jalanan
Sungguh tak tahu sopan
Dasar laki kampungan
146. Menangis
Aha-ha-ha, ‘ku menangis hatiku menangis
Aha-ha-ha, ‘ku sedih duhai hatiku sedih
Memikirkan nasibku kini
Yang tak punya kekasih lagi
Aha-ha-ha, ‘ku menangis hatiku menangis
Aha-ha-ha, ‘ku sedih duhai hatiku sedih
Sejak ‘ku hidup menyendiri
Tiada gairah hidup lagi
Kubiarkan badan kurus kering
Dilanda rindu setiap hari
Aduhai, aduhai
147. Nasibku
Mengapa nasibku selalu begini
Selama hidupku selalu bersedih
Sungguh aku tak mengerti
Sungguh aku jadi sedih
Di mana-mana menderita
Mengapa nasibku selalu begini
Selama hidupku selalu bersedih
Kalau hidupku hanya untuk membawa derita
Mengapa dulu aku dilahirkan ke dunia
Kalau diriku hanya menjadi buah hinaan
Mengapa dulu ayah dan ibuku membesarkan
Ke mana lagi ‘ku berjalan
Membawa derita di badan
Apakah untuk selamanya
Hidupku jadi pengelana
148. Pantun Cinta
Pria:
Banyak bunga di taman cuma satu kupetik
Banyak anak perawan cuma adik yang cantik
Wanita:
Banyak buah semangka dibawa dalam sampan
Banyak anak jejaka cuma abang yang tampan
Pria:
Berjuta bintang di langit
Satu yang bercahaya
Berjuta gadis yang cantik
Adiklah yang kucinta
Wanita:
Pandai abang merayu, hatiku rasa malu
Pria:
Rumah atapnya tinggi terbuat dari bambu
Cuma adik kupilih dan yang selalu kurindu
Wanita:
Gunung puncaknya tinggi tertutup oleh salju
Memang abang kupilih dan yang selalu kurindu
149. Suara Gendang
Duet:
Dang-dung-da-da-gen-tang
Wanita:
Suara gendang menggebu-gebu
Duet:
Tang-ting-ta-ta-ken-tang
Pria:
Suara musik merayu-rayu
Duet:
Dang-dung da-da-gen-tang
Wanita:
Suara gendang menggebu-gebu
Duet:
Na-ni-na-na-ni-na
Pria:
Mengalunkan lagu merdu
Duet:
Aduh, aduh, aduh kaki rasanya ingin melangkah
Menari-nari menurut irama
Aduh, aduh, aduh hati malu untuk bergembira
Tapi tak sadar kepala bergoyang
150. Baju Satu Kering di Badan
Apakah yang engkau harapkan
Dariku orang yang tak punya
Bagiku patutlah kiasan
Baju satu kering di badan
Baju satu kering di badan
Masihkah engkau mengharapkan
Cintaku orang yang tak punya
Hanya sekerat hati yang penuh kasih sayang
Cuma itu milikku yang dapat kuberikan
Cinta yang terbalut dengan kemiskinan
Kalau sekedar cinta dan rasa kasih sayang
Itu yang kau terima sebagai yang kau dambakan
Apakah mungkin dapat membahagiakan
Bercinta juga perlu uang
Bercinta juga perlu makan
Bagiku patutlah kiasan
Baju satu kering di badan
Baju satu kering di badan
Lupakanlah aku, lupakan
Carilah orang yang berpunya
151. Kasih dan Sayang
Wanita:
Kau kecup bibirku dengan rasa mesra
Kau peluk diriku dengan kasih sayang
Pria:
Aku tak ingin dirimu disentuh orang
Aku tak ingin dirimu diambil orang
Wanita:
Kau kecup bibirku dengan rasa mesra
Kau peluk diriku dengan kasih sayang
Wanita:
Haa…
Pria:
Hmm..
Pria:
Bila kita berpisah tak ‘kan ku bercinta
Wanita:
Bila dikau tiada sunyi kurasa
Pria:
Bila kita berpisah tak ‘kan ku bercinta
Wanita:
Bila dikau tiada sunyi kurasa
Duet:
Kau kecup bibirku dengan rasa mesra
Kau peluk diriku dengan kasih sayang
152. Terajana
Pernah aku melihat musik di Taman Ria
Iramanya Melayu duhai sedap sekali
Iramanya Melayu duhai sedap sekali
Sulingnya suling bambu
Gendangnya kulit lembu
Dangdut suara gendang rasa ingin berdendang
Dangdut suara gendang rasa ingin berdendang
Terajana… Terajana
Itu lagunya… lagu India
Hai merdunya… hai merdunya
Merdu suara… oh penyanyinya
Serasi dengan… indah gayanya
Karena asyiknya aku
Hingga tak kusadari
Pinggul bergoyang-goyang rasa ingin berdendang
Pinggul bergoyang-goyang rasa ingin berdendang
153. Di tepi pantai
Di tepi pantai cinta bersemi
Ombak putih menari menjadi saksi
O, di tepi pantai
Pasir yang putih warna cintaku
Gemuruh ombak detak jantungku
Hembusan angin bisik jiwaku
O, hati terpadu sudah di dalam cinta
O, di tepi pantai cinta bersemi
Ombak putih menari menjadi saksi
O, di tepi pantai
154. Anak Kera
Seekor anak kera
Yang nakal tetapi sangat jenaka
Pergi ke tepi pantai
Tujuannya untuk bermain-main
Ia pergi sendirian tanpa setahu induknya
Setelah puas bermain ia pun ingin pulang
Tapi malang nasibnya ia tak tahu ke mana
Menangislah akhirnya menyesali dirinya
Untuk ketika itu
Lalu di sana seorang nelayan
Anak kera jenaka
Kemudian dibawanya bersama
Dibawa ke dalam hutan tempat asalnya semula
155. Anak Pertama
Kini aku gembira yang kutunggu ‘lah tiba
Anakku lahir sudah hai anakku yang pertama
Sungguh cantik rupanya mirip wajah ibunya
Betapa bahagia hai dengan kehadirannya
Kau kujadikan raja di dalam rumah tangga
Kucurahkan semua hanya untukmu sayang
Oh buah hati, wahai permata
Besarlah kau segera, anakku yang pertama
Riang tiada terkira, hapus segala duka
Bila ‘ku memandangnya, hai anakku yang pertama
Hm-hm-hm-hm-hm-hm-hm
Oh, anakku yang pertama
Hm, hm-hm-hm-hm-hm-hm-hm
156. Anjing dan Sampah
Kau palingkan muka bila ‘ku memandang
Kau percikkan ludah bila ‘ku menyapa
Begitu tega kau patahkan hatiku
Begitu tega kau hinakan diriku
‘Ku tahu diriku tiada berharga
Tetapi janganlah kau percikkan ludah
Anjing lebih mulia dalam pandanganmu
Hingga kau anggap aku sampah yang berbau
Kalau engkau tak sudi jangan begitu caramu
Sungguh penghinaanmu menyakiti hatiku
Cantiknya wajahmu memang tak terkata
Indahnya tubuhmu memang tiada tara
Tapi betapa rendah benar budimu
Tapi betapa buruk benar akhlakmu
Jikalau begitu budi pekertimu
Tiada berarti hai kecantikanmu
157. Jakarta
Jakarta, ibukota Indonesia
Jakarta, kota kebanggaan kita
Jakarta, hai kota metropolitan
Jakarta, penuh dengan keramaian
Gedungnya tinggi-tinggi, mencakar langit
Kotanya sangat indah, duhai selangit
Jakarta, ibukota Indonesia
Jakarta, kota kebanggaan kita
Apa yang Anda mau ada di sana
Dari garam sampai mobil paling mewah
Segala macam hiburan tersedia
Dari yang kelas kambing sampai utama
Jakarta... Jakarta... Jakarta...
Selalu melayani selera Anda
158. Harta
Sesungguhnya semua harta di dunia
Serta semua kekayaan yang berlimpah
Bukanlah pedoman kebahagiaan
Dan bukan pula sebagai pembeda
Terkadang harta membuat orang lupa
Merasa tinggi hati dan berkuasa
Tak disadari harta yang digenggamnya
Itu semua amanat yang kuasa
Maka berhati-hatilah dengan harta
Betapa rugi orang yang mendewakan
Harta dijadikan pelita hidupnya
Tak pernah dipikirkan akan kuasa Tuhan
Dalam sekejap semua dihapuskan
Lebih rugi lagi orang yang merasa
Harta sebagai pembeda harkat manusia
Si miskin di pandang rendah di matanya
Rasa hormat hanya sesama kaya
Dari itu hati-hati dengan harta
159. Firman Tuhan
Sesungguhnya...
Perilaku kehidupan manusia penuh dengan kerugian
Kecuali...
Orang-orang yang beriman dan selalu mengerjakan kebajikan
Menunjukkan jalan kebenaran
Bernasihat penuh kesabaran
Kukuh teguh dengan keyakinan
Agama terpatri dalam iman
Tipu daya dunia ini gemerlapan dengan fantasi
Walau bukan hukum rimba yang lemah tak berdaya
Sementara rumah mewah gedung megah menghias kota
Fakir miskin anak yatim tunawisma jadi sampahnya
Sementara cerdik pandai cendekiawan pencipta rudal
Gelandangan pengangguran luntang-lantung merusak mental
Sesungguhnya...
Perilaku kehidupan manusia penuh dengan kerugian
Kecuali...
Orang-orang yang beriman dan selalu mengerjakan kebajikan
Mana pikiran yang masih sehat
Hidup yang rugi tak selama dunia akhirat
Mana budaya kita yang asli
Kepribadian yang hakiki jangan dicemari
Mana agama dan keyakinan
Firman Tuhan janganlah sampai disalahgunakan
Orang yang rugi
Yang tak pernah melakukan kebajikan
Orang yang rugi
Yang tak pernah menegakkan kebenaran
Orang yang rugi
Yang tak pernah menunjukkan kesabaran
Orang yang rugi
Yang tak pernah meluruskan keadilan
160. Punya agama punya aturan
Para sarjana para ilmuwan
Lebih sempurna dengan firman Tuhan
Firman Tuhan harus dimuliakan
Firman Tuhan jangan dipermainkan
Firman Tuhan jadikanlah pedoman
Firman Tuhan sumber keselamatan
Renungkan, resapkan, amalkan
Pasti peroleh kedamaian
Sesungguhnya...
Perilaku kehidupan manusia penuh dengan kerugian
Kecuali...
Orang-orang yang beriman dan selalu mengerjakan kebajikan
161. Ke Binaria
Pria:
Ke manakah sayang tujuan kita pergi
Bergembira malam ini
Bergembira malam ini
Wanita:
Terserah padamu ke mana engkau mau
Bilang dulu sama Ibu
Bilang dulu sama Ibu
Pria:
Bagaimana kalau kita ke Binaria
Banyak pengunjungnya melantai di sana
Wanita:
Dengan hati rela ‘ku pergi bersama
Tapi jangan lupa kembali segera
Duet:
Marilah bersama kita ke Binaria
Bergembira malam ini
Bergembira malam ini
162. Mirasantika
Dulu aku suka padamu dulu aku memang suka
(Ya-ya-ya)
Dulu aku gila padamu dulu aku memang gila
(Ya-ya-ya)
Sebelum aku tahu kau dapat merusakkan jiwaku (o-o, o-o)
Sebelum aku tahu kau dapat menghancurkan hidupku
Sekarang tak-tak-tak-tak
‘Ku tak mau tak mau tak-tak-tak-tak-tak
‘Ku tak mau tak mau tak (‘ku tak mau tak)
Sekarang tak-tak-tak-tak
‘Ku tak sudi tak sudi tak-tak-tak-tak-tak
‘Ku tak sudi tak sudi tak (‘ku tak sudi tak)
Dulu aku suka padamu dulu aku memang suka
(Ya-ya-ya)
Dulu aku gila padamu dulu aku memang gila
Minuman keras (miras), apa pun namamu
Tak akan kureguk lagi
Dan tak akan kuminum lagi
Walau setetes (setetes)
Dan narkotika (tika), apa pun jenismu
Tak akan kukenal lagi
Dan tak akan kusentuh lagi
Walau secuil (secuil)
Gara-gara kamu orang bisa menjadi gila
Gara-gara kamu orang bisa putus sekolah
Gara-gara kamu orang bisa menjadi edan
Gara-gara kamu orang kehilangan masa depan
Mirasantika? (no way...)