PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
Psikologi Sosial - Resolusi Konflik dalam Perbedaan Budaya
1. PSIKOLOGI SOSIAL II
RESOLUSI KONFLIK DALAM
PERBEDAAN BUDAYA
Wulandari Rima Kumari
17.11.1001.3510.009
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
SAMARINDA
2. Pendahuluan
Konflik di beberapa wilayah Indonesia
sudah sampai pada tahap yang sangat
mengkhawatirkan, yang ditandai dengan
adanya:
1. Kelompok masyarakat yang
menggunakan konflik sebagai mode
untuk menumpahkan segala
kekesalan dan kekecewaan yang
mereka rasakan,
2. Kelompok masyarakat lainnya yang
menggunakan konflik sebagai senjata
untuk menyelesaikan masalah
Kehidupan multikultural manusia
merupakan potensi konflik dalam
berbagai hal, baik antar individu maupun
antar kelompok, sebagai akibat dari
adanya perbedaan perspektif,
kepentingan, dan tujuan hidup di
antara mereka.
Konflik bisa disebabkan dari masalah
yang sangat sederhana atau kecil
sampai dengan masalah yang kompleks
atau besar.
2
3. Konflik dalam skala sempit adalah ketidaksesuaian aktif antara
orang-orang dengan pendapat atau prinsip yang saling
bertentangan;
Konflik dalam skala luas adalah persaingan, perseteruan, atau
peperangan antara dua atau lebih kelompok orang atau negara.
3
4. Dalam negara kita ini begitu banyak perbedaan. Perbedaan
suku, ras, budaya, kepercayaan dan perbedaan
berpendapat didalam masyarakat.
Keanekaragaman suku dan budaya tentunya membawa
dampak negatif. Konflik dalam masyarakat dapat
menimbulkan terjadinya kekerasan.
Konflik itu sendiri terjadinya karena perbedaan budaya.
Perbedaan suku dan ras ditambah dengan perbedaan
agama menjadi penyebab lebih kuat untuk menimbulkan
perpecahan antar kelompok dalam masyarakat.
5. “Melihat konflik sebagai bagian dari proses interaksi sosial
manusia yang saling berlawanan. Artinya, konflik adalah
bagian dari proses sosial yang terjadi karena adanya
perbedaan-perbedaan; baik fisik, emosi, kebudayaan, dan
perilaku, atau dengan kata lain konflik adalah salah satu
proses interaksi sosial yang bersifat disosiatif.”
(Gillin dan Gilli)
5
6. Budaya adalah suatu alat yang berguna untuk memahami perilaku manusia di seluruh
bumi, juga di negeri kita sendiri.
Ilmu sosial mempelajari dan menjelaskan kepada kita bagaimana orang-orang
berperilaku, mengapa mereka berperilaku demikian dan apa hubungan antar perilaku
manusia dan lingkungan.
Pada dasarnya manusia menciptakan budaya atau lingkungan sosial mereka sebagai
suatu adaptasi terhadap lingkungan fisik dan biologis mereka.
Kebiasaan, praktik dan tradisi untuk terus hidup dan berkembang diwariskan oleh
suatu generasi ke generasi lainnya dalam suatu masyarakat tertentu.
Budaya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh setiap aktivitas manusia.
Individu sangat cenderung menerima dan mempercayai apa yang dikatakan oleh
budaya mereka.
Kita dipengaruhi oleh adat dan pengetahuan masyarakat dimana kita tinggal, terlepas
dari bagaimana validitas objektif masukan dan penanaman budaya ini pada diri kita.
6
7. Sebagai contoh, di beberapa tempat yang terjadi kerusuhan seperti: Situbondo,
Tasikmalaya, dan Rengasdengklok. Massa yang mengamuk adalah penduduk setempat
dari Suku Madura di Jawa Timur, dan Suku Sunda di Jawa Barat.
Sedangkan yang menjadi korban keganasan massa adalah kelompok pendatang yang
umumnya dari Suku non Jawa dan dari Suku Tionghoa. Jadi, nampaknya perbedaan
suku dan ras disertai perbedaan agama ikut memicu terjadinya konflik.
7
8. Kita tahu bahwa keberagaman budaya dapat menimbulkan
konflik dan kerusuhan sosial. Sebenarnya, telah banyak upaya
yang dilakukan oleh pemerintah kita dalam mengatasi masalah
sosial akibat keberagaman budaya.
Ahli-ahli ilmu sosial juga telah memberikan teori-teori pemecahan
masalah akibat konflik sosial budaya. Namun pengaruh
pemecahan masalah tersebut, tidak langsung dirasakan hasilnya
oleh masyarakat.
8
9. Metode-metode pemecahan masalah akibat konflik sosial budaya yang
biasa digunakan adalah sebagai berikut :
Metode kompetisi (competition)
Metode kompetisi adalah pemecahan masalah dengan menggunakan teknik
persaingan. Metode ini menyajikan suatu arena persaingan menang-kalah kepada
pihak-pihak yang bertentangan.
Apabila terjadi konflik dalam masyarakat, biasanya pihak yang berkuasa akan
memanfaatkan kekuasaan yang dimilikinya. Misalnya, dengan memberikan alternatif
siapa yang tidak setuju silahkan mengundurkan diri.
Metode menghindari (avoidance)
Metode ini adalah pemecahan masalah dengan cara salah satu pihak yang berselisih
menarik diri atau menghindari konflik. Dalam metode ini, biasanya pihak-pihak yang
bertentangan mengambil keputusan untuk berpisah atau menghindar secara fisik.
Misalnya, golongan elit politik yang pernah berkuasa pada era Orde Baru menarik diri
dan tidak ikut lagi dalam kegiatan politik praktis pada pemerintahan era reformasi
sekarang ini.
9
10. Metode akomodasi (accommodation)
Metode ini cara pemecahan masalahnya dengan menciptakan kondisi damai untuk
sementara. Metode ini diterapkan apabila salah satu pihak bersedia memenuhi tuntutan
pihak lawan. Metode ini digunakan untuk memelihara hubungan baik dengan harapan
salah satu pihak mau mengalah sebagai contoh, dalam menyelesaikan konflik antara
suku bangsa Dayak dengan suku bangsa Madura di Sambas, maka pemerintah kita
memisahkan dua pihak yang bertikai dengan menyediakan penampungan sementara
bagi pengungsi dari suku Madura sampai dicapai suatu kesepakatan damai.
Metode kompromi (compromise)
Metode kompromi adalah pemecahan masalah dengan cara melakukan perundingan
damai. Metode ini tidak diarahkan untuk menentukan siapa yang menang atau yang
kalah, tetapi untuk mencari akar permasalahan, sehingga dicapai suatu kesepakatan
damai. Metode ini dapat memperkecil permusuhan yang terpendam.
10
11. 11
Metode kolaborasi (collaboration)
Metode kolaborasi adalah pemecahan masalah dengan cara memberikan
keuntungan yang sama kepada pihak-pihak yang berselisih.
Metode ini merubah konflik menjadi kerja sama. Dalam hal ini, pihak-pihak yang
bertentangan diajak bekerja sama untuk berkompromi.
Metode pengurangan konflik
Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk mengurangi konflik, yaitu:
1. Mengganti tujuan yang menimbulkan konflik dengan tujuan yang dapat diterima
oleh kedua pihak yang berselisih;
2. Mempersatukan dua belah pihak yang bertentangan dengan menimbulkan
ancaman atau musuh dari luar.
12. Kita harus bisa menyatukan perbedaan kebudayaan, saling menjaga perasaan,
berusaha untuk mengerti dan saling menghargai dalam perbedaan budaya agar
dapat menghindari perselisihan dan tidak mudah terjadi konflik antar kelompok.
Selalu bertoleransi, saling menghormati satu sama lain dan jangan jadikan
perbedaan suatu masalah. Karena Indonesia adalah “Bhinnekka Tunggal Ika”
walau berbeda kita tetap satu bangsa.
12
Penutup