Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya amal yang dilakukan dengan ikhlas dan sesuai syariat. Amal hanya diterima jika dilakukan karena Allah saja (ikhlas) dan sesuai sunnah Nabi saw (showab). Ikhlas dan showab diperlukan agar amal mendapat pahala di akhirat. Dokumen juga menjelaskan pentingnya menuntut ilmu agama yang dijanjikan pahala besar bagi yang berilmu.
5. Dalam sebuah hadits dikisahkan, pada hari
kiamat ada sekelompok orang yang membawa
hasanat (kebaikan) yang sangat banyak. Bahkan,
Rasul menyebutkan kebaikan itu bagaikan
sebuah gunung. Tapi ternyata, Allah SWT tak
memandang apa-apa terhadap prestasi kebaikan
itu. Allah menjadikan kebaikan itu tak berbobot,
seperti debu yang beterbangan.
7. Rasulullah saw. Bersabda: “Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang
diberi panjang umur dan baik amalannya, dan sejelek-jeleknya manusia
adalah orang yang diberi panjang umur dan jelek amalannya.”
(HR. Ahmad)
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu
yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun
(TQS. Al-Mulk (67): 2)
8. Dari Al Fudlail bin ‘Iyadl (QS. Al-Mulk :2)
Mengatakan: “YANG TERBAIK AMALNYA ADALAH YANG
TERIKHLAS DAN TERBENAR AMALNYA”. Ketika ditanya:”Wahai
Abu Ali apa yang terikhlas dan terbenar?” Dia
menjawab:”Sesungguhnya amal yang BENAR TETAPI TIDAK
DILAKUKAN DENGAN IKHLAS, TIDAK AKAN DITERIMA. Dan jika
dilakukan dengan IKHLAS TAPI TIDAK DENGAN CARA YANG
BENAR JUGA TIDAK DITERIMA. Amal itu hanya BISA DITERIMA
KALAU IKHLAS DAN BENAR. Ikhlas hanya terwujud jika amal itu
dilakukan hanya karena Allah. Dan Amal yang benar hanya bisa
dicapai dengan mengikuti sunnah Nabi SAW”
10. IKHLASH
“Sesungguhnya segala perbuatan itu dinilai berdasarkan
niatnya dan setiap orang akan memperoleh apa
yang diniatkannya. Barang siapa yang berhijrah
menuju Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya benar-
benar menuju Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa
yang berhijrah karena kehidupan dunia yang ingin
diperolehnya atau perempuan yang ingin dinikahinya,
maka hijrahnya akan sampai kepada segala yang menjadi
tujuannya.”
(HR. Imam Muslim)
11. Imam Abi Al Qasimy Al Qusyairiy mengatakan :
“Ikhlas adalah menjadikan tujuan taat satu-satunya hanyalah
kepada Allah SWT Yang Maha Benar. Artinya, yang ia inginkan
dalam ketaatannya hanyalah untuk mendekatkan diri kepada
Allah, bukan yang lain, seperti mengambil hati kepada makhluq,
mencari pujian orang-orang, senang dipuji oleh makhluq dan
lain-lain”.
12. Kriteria Ikhlas :
(1) Just Allah
(2) Not “Pujian”
(3) Tunduk kepada kebenaran.
(4) Not Angry
(5) Be Maximum (KAFFAH)
13. ''Barangsiapa yang menghendaki mati syahid dengan niat
yang suci, Allah akan tempatkan dia bersama para
syuhada walaupun ia mati di atas tempat tidurnya.'' (HR
Muslim).
14. Rasulullah menyatakan kondisi seperti itu karena
mereka adalah kelompok manusia yang
melakukan kebaikan ketika berada bersama
manusia yang lain, tetapi tatkala dalam keadaan
sendiri dan tak ada manusia yang lain yang
melihatnya ia melanggar larangan-larangan
Allah SWT (HR Ibnu Majah).
PENGHALANG IKHLAS
15.
16. “Barang siapa yang melakukan sesuatu amal yang bukan perintah
kami(Allah dan RasulNya), maka amalan itu tertolak.” (HR.Muslim)
ُكَي ْمَل ِهِب َقَّدَصَت َّمُث ٍام َرَح ْنِم ًالاَم َعَمَج نَم
َع ُهُرْصِإ َانَك َو ٌرْجَأ ِهْيِف ُهَل ْن
ِهْيََل
Barangsiapa yang mengumpulkan harta dari jalan yang
haram, kemudian dia menyedekahkan harta itu, maka
sama sekali dia tidak menmperoleh pahala, bahkan dosa
akan menimpanya
(HR Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan al Hakim)
Dari Sa’id bin Zubair ia berkata : “Tidak diterima suatu perkataan
melainkan diiringi amal, dan tidak akan diterima perkataan dan amal
kecuali disertai dengan niat, dan tidak akan diterima perkataan,
amal dan niat kecuali disesuaikan dengan sunnah Nabi SAW”
18. Katakanlah, “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara
saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan
yang kamu usahaka, perniagaan yang kamu
usahakan,perniagaan yang kamu khawatiri
kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang
kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah
dan Rasul-Nya dan (dari) berjihat di jalan-Nya, maka
tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-
Nya.”Dan Allah tidak memberi petunjuk kapada
orang-orang fasiq”
(TQS. At-Taubah(9):24)
PENGHALANG SHOWAB
21. ...niscaya Allah akan
meninggikan orang-
orang yang beriman di
antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu
pengetahuan
beberapa derajat.
(QS al-Mujaadilah [58]:
11)
BALASAN BAGI ORANG YANG BERILMU
22. “Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di
antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka
beriman kepada apa yang telah diturunkan
kepadamu (Al Quran), dan apa yang telah
diturunkan sebelummu dan orang-orang yang
mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-
orang itulah yang akan Kami berikan kepada
mereka pahala yang besar.”
(Q.S An Nisaa‘: 162)
23. Demikianlah Kami mengulang-ulangi ayat-ayat Kami supaya
(orang-orang yang beriman mendapat petunjuk) dan supaya
orang-orang musyrik mengatakan: "Kamu telah mempelajari ayat-
ayat itu (dari Ahli Kitab)", dan supaya Kami menjelaskan Al Quran
itu kepada orang-orang yang mengetahui (QS. AL-An’am : 105)
Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata:
"Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan
mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?"
Mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (pelepas
tanggung jawab) kepada Tuhanmu[580], dan supaya mereka
bertakwa(QS.Al-A'raaf:164)
Katakanlah : "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah
beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang
diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan
kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil
bersujud, (QS.Al-Israa‘:107)
24. Suatu ketika, Khalifah Umar bin al Khaththab
melayat jenazah. Ketika jenazah itu dikubur,
seseorang datang dan meletakkan tangannya di atas
kuburan seraya bergumam, “Ya Allah, jika Engkau
mengadzabnya, itu adalah hak-Mu, karena dia telah
bermaksiyat kepada-Mu. Jika Engkau
merahmatinya, sesungguhnya dia sangat
membutuhkan rahmat-Mu. Beruntunglah engkau,
wahai mayit, jika engkau bukan seorang penguasa,
intelektual, pejabat negara, tokoh masyarakat atau
pengumpul pajak.”
(Al-Ghazali, 1998:29)
25. IHSANUL ‘AMAL = NIAT (IKHLASH ) + CARA (SHOWAB)
‘AMAL
NIAT
(IKHLASH)
CARANYA
(SHOWAB)
TIDAK SHOWAB
TIDAK IKHLASH
WAJIB MENUNTUT ILMU
#YUKNGAJI