Makalah ini membahas empat strategi proses produksi utama yaitu fokus pada proses, fokus berulang, fokus pada produk, dan fokus mass customization. Analisis dan desain proses diperlukan untuk memilih strategi yang tepat melalui alat seperti diagram alir, pemetaan fungsi waktu, diagram proses, dan cetak biru jasa. Rekayasa ulang proses diperlukan untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan bisnis agar proses tetap berkelan
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Manajemen Operasi Strategi Proses
1. MAKALAH
STRATEGI PROSES
Disusun guna dipresentasikan dalam,
Mata Kuliah : Manajemen Operasi
Dosen Pengampu : Tina Martina, S.E, M.M
Disusun oleh :
1. Ali Sofiyan (1420310153)
2. Muhammad Farid (1420310161)
3. Winda Nawangsari (1420310180)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN EKONOMI ISLAM PRODI MBS
2. Tahun 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Setiap bidang manajemen memiliki peranan tersendiri yang
berkembang sesuai bidangnya. Tak terkecuali pada manajemen operasi atau
produksi. Manajemen produksi adalah kegiatan untuk mengatur dan
mengkoordinasikan penggunaan sumber daya organisasi secara efektif dan
efisien dalam rangka menciptakan serta menambah kegunaan suatu barang
atau jasa. Tujuannya, ialah untuk mengatur produksi barang atau jasa dalam
jumlah, kualitas, harga, waktu, dan tempat tertentu sesuai dengan kebutuhan
konsumen1
.
Era globalisasi menjadikan dunia semakin sempit. Implikasinya,
persaingan pun semakin ketat. Tak terkecuali dalam dunia bisnis dan
perdagangan. Mayoritas konsumen akan semakin mencari produk yang
bernilai guna tinggi serta terjangkau. Dalam hukum permintaan ( law of
demand ) juga telah dijeaskan bahwa semakin tinggi harga barang maka
permintaan akan semakin rendah, begitu sebaliknya. Bagi seorang manajer
atau pengusaha, demikian menjadi barang wajib untuk menemukan cara
terbaik dalam memproduksi produknya2
. Sebab, hal itu akan mempengaruhi
eksistensi perusahaan di hati konsumen dewasa ini.
Setidaknya ada beberapa langkah yang ditempuh untuk mencapai
tujuan tersebut. Salah satu langkah pentingnya ialah terletak pada manajemen
proses. Ada empat variasi strategi proses untuk menunjang produksi dan
eksistensi produk suatu perusahaan. Pertama, fokus pada proses, setiap
proses didesain untuk melaksanakan beragam aktivitas dan menghadapi
seringnya perubahan. Kedua, fokus berulang, dalam hal ini penggunaan
modul menjadi syaratnya. Ketiga, fokus pada produk, proses ini memiliki
1
Badrudin, Dasar-Dasar Manajemen, Alfabeta, Bandung, 2014., Hal., 22-23
2
Jay Heizer dan Barry Render, Manajemen Operasi, Cet.VII, Salemba Empat, Jakarta, 2005., Hal., 332
2
3. volume tinggi dan variasi yang rendah. Dan terakhir, fokus Mass
Customization, yaitu proses yang mengutamakan variasi dan inovasi produk3
.
Meski begitu, keempat variasi produk tersebut masih harus ditunjang
dengan beberapa analisis dan desain proses. Hal lain yang berkaitan dengan
masalah diatas yaitu peralatan dan teknologi pendukung proses berkelanjutan.
Oleh karena itu, dalam makalah ini menjelaskan beberapa strategi yang bisa
dipertimbangkan bagi seorang pengusaha atau manajer4
.
Berbekal pengalaman dan referensi ilmiah, pemakalah mencoba
mengajak pembaca untuk menyelami dunia strategi proses. Harapannya,
pembaca akan lebih tahu dan paham tentang hal apa saja yang berkaitan
dengan proses produksi. Pemakalah juga berharap hal ini nantinya bisa
menjadi pemicu semangat pembaca dalam berwirausaha serta menentukan
keputusan yang tepat dalam menjalankan bisnisnya.
Akhirnya, makalah ini nantinya tidak sekedar menjadi tumpukan
kertas yang tidak berguna. Namun juga bermanfaat untuk menambah
pemahaman dan khazanah keilmuan pembaca. Dari makalah ini pembaca
juga akan menemukan beberapa studi kasus yang bisa dijadikan cerminan diri
dalam mengarungi dunia manajemen dan bisnis. Begitu seterusnya, sampai
pada penjelasan selengkapnya akan dijelaskan dalam subbab pembahasan.
B. Rumusan masalah
Berdasar pada latar belakang masalah, maka ada tiga hal yang
dijadikan pemakalah sebagai rumusan masalah. Ketiga hal tersebut
diantaranya,
1. Bagaimana strategi proses yang baik?
2. Apa yang menjadi penunjang keberhasilan suatu proses?
3. Bagaimana mewujudkan proses secara berkelanjutan?
3
Ibid., Hal., 332 - 338
4
Chris Hughes, Manajemen Produksi dan Operasi, Penerbit Dahara Prize, Semarang, 1997., Hal., 25
3
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. Empat Dasar Strategi Proses
Suatu perusahaan dikatakan sukses jika memiliki manajemen dan
strategi yang baik. Pengelolaan menjadi syarat mutlak untuk menghasilkan
suatu produk yang bermutu dan bernilai profit tinggi. Fungsi produksi/operasi
sangat vital dalam organisasi apapun. Keefektifan serta keefisienan
manajemennya sangat penting bagi perekonomian. Metode-metode produksi,
sistem dan proses-prosesnya sangat bervariasi5
.
Sebuah strategi proses ( proses strategy ) atau transformasi adalah
sebuah pendekatan organisasi untuk mengubah sumber daya menjadi barang
dan jasa. Proses yang dipilih akan mempunyai dampak panjang pada efisiensi
produksi, fleksibilitas, biaya, dan kualitas barang yang diproduksi. Oleh
karena itu banyak strategi perusahaan ditentukan pada saat keputusan proses
ini6
. Ada empat strategi yang mayoritas digunakan oleh perusahaan tertentu,
yaitu,
1. Fokus Pada Proses
Tujuh puluh lima persen dari semua produksi global berdedikasi
untuk membuat produk yang bervolume rendah, tetapi bervariasi tinggi
pada tempat yang disebut “job shop”. Dalam suatu pabrik, proses yang ada
mungkin berupa departemen yang menangani pengelasan, penghalusan,
pengecatan, utang, pembayaran, penjualan, fasilitas, dan semisalnya.
Semua hal itu difokuskan pada proses, dalam arti pengawasan, tata letak,
dan pengawasan7
.
5
Kata Pengantar, Ibid., Hal., iii
6
Jay Heizer dan Barry Render, Op.Cit., Hal., 332
7
Ibid., Hal.333
4
5. Fasilitas ini memiliki biaya variabel yang tinggi, dengan utilitas
yang rendah, hingga serendah 5%. Padahal, biasanya terdapat hubungan
erat antara harga dan permintaan. Dengan demikian, harga harus pada
tingkat tepat untuk menciptakan permintaan produk untuk bersaing atau
memukul saingannya8
.
Namun demikian, beberapa fasilitas dapat bekerja lebih baik
dengan menggunakan peralatan canggih yang menggunakan kendali
elektronis. Dengan perkembangan peralatan komputer, maka sangat
mungkin diatur sehingga pergerakan bahan antar mesin otomatis. Dengan
itu, biaya, harga, permintaan yang mempunyai pengaruh pada keputusan
proses bisa dikendalikan9
.
2. Fokus Berulang
Variasi ini berada di antara strategi yang terfokus pada produk dan
proses. Proses berulang menggunakan modul. Modul ialah bagian atau
komponen yang telah dipersiapkan sebelumnya, yang sering berada pada
proses yang kontinu. Lini proses berulang (repetitive proses) sama dengan
lini perakitan klasik. Lini yang secara luas digunakan di dalam hampir
seluruh perakitan mobil dan peralatan rumah tangga. Oleh karenanya, lini
ini lebih terstruktur10
.
Dengan cara ini, perusahaan memperoleh keunggulan ekonomis
dari model yang kontinu dan keunggulan umum model, yaitu volume
rendah, dengan banyak variasi. Meski begitu, analisis tepat tetap
dibutuhkan untuk memperhitungkan aspek keluaran sistem ini11
.
3. Fokus Produk
Yaitu proses yang memiliki volume tinggi dan variasi yang rendah.
Proses ini disebut juga proses kontinu, sebab mempunyai lintasan produksi
yang panjang, dan kontinu. Contoh produk seperti kaca, kertas, dan baut
8
Chris Huges, Op.Cit., Hal., 19
9
Jay Heizer dan Barry Render, Op.Cit., Hal., 333
10
Ibid., Hal.335
11
____, Manajemen Operasi dan Produksi Modern, Binarupa Aksara Publisher, Tangerang, 2009., Hal. 12
5
6. dibuat melalui suatu proses yang kontinu. Proses lain yang terfokus pada
produk adalah jasa, seperti yang terjadi pada proses penyembuhan
penyakit hernia pada Rumah Sakit Shouldice12
.
4. Fokus Mass Customization
Merupakan pembuatan produk dan jasa yang dapat memenuhi
keinginan pelanggan yang semakin unik, secara cepat dan murah. Mass
Customization memberikan variasi produk yang biasanya disediakan oleh
manufaktur yang bervolume rendah (terfokus pada proses) dengan biaya
seperti manufaktur yang bervolume tinggi dan terstandardisasi (terfokus
pada produk.
Sistem ini lebih cenderung kepada pemuasan perilaku konsumen.
Dalam sumber lain sebagai hasil dari sistem ini yaitu sistem JIT ( jus in
time ) yang telah dilaksanakan oleh industri manufaktur Jepang. Cara ini
terbukti sukses dengan bukti kenaikan produksi yang mengesankan
berkisar dari kenaikan 45% - 250% yang dicapai oleh Tokai Rikai dan
Canon13
.
Masing-masing dari keempat proses memiliki karakteristik, kelebihan
dan kekurangannya. Hal itu terdapat di seluruh rangkaian proses, dan
perusahaan dapat menemukan keunggulan strategis pada setiap proses. Setiap
proses, jika disesuaikan pada volume dan variasi secara benar, dapat
menghasilkan keunggulan biaya rendah14
.
Oleh karena itu, diperlukan tindakan lanjut agar strategi proses ini
maksimal. Salah satu yang menjadi alat penunjang ialah analisis dan desain
proses. Hal ini dilakukan untuk mencapai keunggulan bersaing dan
memenangkan pesanan ( pasar ).
12
Jay Heizer dan Barry Render, Op.Cit.,Hal.337
13
___, Op.Cit., Hal., 528
14
Jay Heizer dan Barry Render, Loc.Cit.,Hal.341
6
7. B. Analisis dan Desain Proses
Sejumlah alat dapat membantu memahami kompleksitas desain dan
mendesain ulang proses. Alat tersebut merupakan jalan sederhana unuk
memahami apa yang terjadi dan apa yang harus terjadi dalam proses. Dalam
hal ini juga terdapat empat contoh pilihan alat dalam rangka analisis dan
desain ulang proses, yaitu,
1. Diagram Alir
Alat ini marupakan skema atau gambaran mengenai perpindahan bahan
produk, atau orang15
. Seorang produsen atau pemasok barang jasa sering
mempunyai pilihan untuk membuat atau memasok produk sendiri, atau
melimpahkannya kepada orang lain16
. Diagram ini membantu memahami,
menganalisis, dan mengomunikasikan sebuah proses.
2. Pemetaan Fungsi Waktu
Dengan pemetaan fungsi waktu (time-function mapping) menjadikan
pengguna dapat mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan seperti
langkah tambahan, pengulangan, dan keterlambatan yang tidak perlu17
.
Tujuannya, ialah untuk mengatur produksi barang atau jasa dalam jumlah,
kualitas, harga, waktu, dan tempat tertentu sesuai dengan kebutuhan
konsumen18
.
3. Diagram Proses
Alat yang ketiga ialah diagram proses. Diagram ini membuat
perhatian dipusatkan pada aktivitas penambahan nilai. Diagram ini
menggunakan simbol, waktu dan jarak untuk mendapatkan cara objektif
15
Ibid., Hal., 346
16
Chris Huges, Op.Cit., Hal.13
17
Jay Heizer dan Barry Render, Op.Cit.,Hal., 337
18
Badrudin, Op.Cit., Hal.22
7
8. dan terstruktur untuk menganalisis dan mencatat aktivitas yang
membentuk sebuah proses19
.
4. Cetak biru jasa ( service blueprinting )
Alat ini disebut juga sebagai perencanaan pelayanan. Yaitu teknik
analisis proses yang memusatkan perhatian pada pelanggan dan interaksi
penyedia layanan dengan pelanggannya. Sebab pelayanan yang baik juga
akan mempengaruhi daya beli konsumen. Dalam alat ini terdapat beberapa
tingkatan. Aktivitas pada tingkat pertama berada dalam kendali pelanggan.
Pada tingkat kedua terdapat aktivitas interaksi antara penyedia jasa
layanan dengan pelanggan. Pada aktivitas ketiga meliputi aktivitas yang
dilaksanakan jauh dari pelanggan20
.
Demikian alat yang digunakan dalam menganalisis dan mendesain
ulang proses. Hal ini tentunya perlu adanya teknologi penunjang sebagai alat
tambahan sebagai penunjang proses. Memilih peralatan yang terbaik berarti
memahami industri secara spesifik serta proses dan teknologi yang tersedia21
.
Namun, hal itu juga perlu adanya proses yang direkayasa agar supaya
eksistensi produk perusahaan tetap terjaga dan memiliki strategi proses yang
berkelanjutan.
C. Rekayasa Ulang untuk Proses yang Berkelanjutan
Sebuah perusahaan sering kali menemukan bahwa asumsi awal prosesnya
dalam melayani pelanggan tidak lagi berlaku22
. Dalam buku manajemen operasi
karya Heizer & Barry Rander disebutkan bahwa dunia adalah suatu tempat yang
dinamis, dimana pelanggan, teknologi produk dan bauran produk dalam suatu
perusahaan selalu berubah. Perubahan tersebut biasa disebut dengan rekayasa ulang
{process reengineering}, rekayasa ulang bisa juga diartikan sebagai proses
pemikiran ulang dan mendesain kembali proses bisnis secara radikal untuk
mewujudkan peningkatan kinerja secara dahsyat. Langkah untuk merekayasa ulang
dapat berjalan secara efektif tergantung pada kepekaan perusahaan dalam
19
Jay Heizer dan Barry Render, Op.Cit.,Hal., 347
20
Ibid., Hal., 348-349
21
Ibid., Hal., 352-353
22
Ibid., Hal., 360
8
9. mengevaluasi tujuan proses dan menanyakan kembali tujuan dan asumsi yang
digunakan.
Rekasa ulang juga kerap kali memusatkat perhatian pada aktivitas yang
memiliki fungsi bersilang. Manajer sering bertanggung jawab pada “fungsi” khusus
atau area tanggung jawab yang khuhsus, aktivitas (proses) tersebut yang melintas
dari satu fungsi ke fungsi lain yang harusnya dapat diabaikan. Rekayasa ulang
mengesampingkan semua dugaan bagaimana proses sekarang dilakukan, namun
lebih memusatkan perhatian pada perbaikan secara dahsyat perihal biaya, waktu, dan
nilai pelanggan23
. Setiap proses merupakan calon pendesainan ulang yang mendasar.
Proses tersebut bias berupa tata letak pabrik, prosedur pembelian, atau yang lain.
Untuk lebih memperjelas rekayasa ulang, mari kita simak contoh berikut:
Proses aplikasi kredit (sebutsaja) IMB secara tradisional menghabiskan
terlalu banyak langkah. Yang langkah pertama dimulai dari 14 orang yang menjawab
telepon dan membukukan panggilan dari tempat karyawan penjualan yang meminta
kredit untuk pelanggan. Setelah menerima panggilan, karyawan telepon membuat
catatan pada kertas yang mereka kirimkan ke karyawan kredi tuntuk pengecekan
kredit. Kemudian kertas diberikan pada kelompok praktik bisnis dimana data
dimasukan dalam sebuah computer untuk menetapkan persyaratan dan tingkat suku
bunga. Dari sana paket data diberikan pada kelompok jurutulis. Setelah seminggu
atau dua minggu dari permohonan, hasil permohonan didapatkan.
IBM mencoba memperbaiki proses dengan membuat sebuah catatan untuk
setiap langkah dari setiap permohonan. Walaupun pencatatan menjadikan karyawan
kredit mengetahui di mana aplikasi proses berada, hal ini menambah waktu sehari
untuk kembali. Pada akhirnya dua manajer mencoba pendekatan yang radikal.
Mereka menjalankan permohonan peminjaman melalui setiap langkah dari kantor ke
kantor, dan menemukan bahwa proses tersebut hanya menyita waktu kerja 90 menit.
Minggu tambahan kemudian dihabiskan untuk menyelesaikan proses administrasi
antar departemen.
Hal ini berarti bahwa pekerjaannya sendiri tidak bermasalah. Masalah
berada pada prosesnya. Proses rekayasa ulang itu menjadikan IBM mengganti
semua karyawan khususnya menjadi karyawan dengan tugas umum, yang disebut
sebagai pekerja kasus, yang memproses aplikasi dari awal hingga akhir. Perusahaan
23
Ibid., Hal., 363
9
10. juga mengembangkan software yang menggunakan keahlian pekerja khusus
sebelumnya untuk mendukung pekerjaan pekerja kasus. Proses rekayasa ulang
mengurangi jumlah karyawan dan mencapai hasil yang lebih baik. Waktu
permohonan kredit yang sebelumnya memakan waktu satu minggu lebih sekarang
turun menjadi hanya 4 jam. Sekarang perusahaan menangani jumlah permohonan
pinjaman 100 kali lipat lebih banyak daripada sebelumnya.24
Hal paling akhir yang wajib dipertimbangkan setiap perusahaan
adalah, mendesain proses yang ramah lingkungan. Hal ini bertujuan untuk:
1. Mengembangkan produk yang lebih aman dan ramah lingkungan.
2. Meminimalkan limbah bahan baku dan energi.
3. Mengurangi kewajiban akan masalah lingkungan hidup.
4. Meningkatkan efektifitas biaya akan peraturan lingkungan hidup.
5. Agar dikenal sebagai sebuah perusahaan yang baik.25
24
Ibid., Hal., 161-162
25
Ibid., Hal., 223
10
11. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu langkah pentingnya ialah terletak pada manajemen proses.
Ada empat variasi strategi proses untuk menunjang produksi dan eksistensi
produk suatu perusahaan. Diantaranya, fokus pada proses, fokus berulang,
fokus pada produk, dan fokus Mass Customization.
Untuk membantu kinerja proses sejumlah alat dapat membantu
memahami kompleksitas desain dan mendesain ulang proses. Dalam hal ini
juga terdapat empat contoh pilihan alat dalam rangka analisis dan desain
ulang proses, yaitu, diagram alir, pemetaan fungsi waktu, diagram proses, dan
service blueprinting.
Masing-masing variasi proses dan alat analisis desain diatas memiliki
peran yang penting dalam menghasilkan proses yang diharapkan. Selain itu,
sebagai penunjang manajemen operasi dalam proses juga diperlukan rekayasa
ulang proses. Hal ini dilakukan dengan tujuan mewujudkan strategi produksi
yang berkelanjutan. Salah satunya yaitu dengan mendesain proses produksi
yang ramah lingkungan dan sesuai dengan perkembangan zaman.
B. Saran
11
12. Demi kelancaran proses dan tercapainya tujuan perusahaan, maka
sudah semestinya hal ini menjadi pertimbangan. Langkah-langkah dan variasi
proses produksi yang menjadi pembahasan diatas nampaknya layak untuk
dijadikan pijakan dalam menentukan proses yang nantinya kita terapkan
dalam perusahaan atau organisasi. Meski begitu pemakalah sadar akan
kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami
harapkan demi kemajuan bersama.
DAFTAR PUSTAKA
• Jay Heizer dan Barry Render, Manajemen Operasi, Cet.VII, Salemba
Empat, Jakarta, 2005.
• Chris Hughes, Manajemen Produksi dan Operasi, Penerbit Dahara Prize,
Semarang, 1997.
• Badrudin, Dasar-Dasar Manajemen, Alfabeta, Bandung, 2014.
• Ricky W.G., Management, Cet.VII, Penerbit Erlangga, Bandung, 2003.
• ______, Manajemen Operasi dan Produksi Modern, Binarupa Aksara
Publisher, Tangerang, 2009.
12