SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Mempelajari berlakunya Hukum Archimedes dan Hukum Utama Hidostatis dan
penggunaannya untuk mengukur kerapatan zat padat dan zat cair.
1.2 Dasar Teori
1.2.1 Hukum Archimedes
Ketika suatu benda dimasukkan kedalam air, ternyata beratnya seolah-olah
berkurang. Hal ini terlihat dari penunjukkan neraca pegas yang lebih kecil.
Peristiwa ini tentu bukan hanya berarti ad massa benda yang hilang, namun
disebabkan oleh suatu gaya yang arahnya berlawanan dengan arah berat benda.
Apabila suatu benda dimasukkan kedalam zat cair, maka benda tersebut akan
mengalami gaya apung.
Hal ini diungkapkan oleh Archimedes dalam hukumnya yang berbunyi “gaya
apung yang bekerja pada sebuah benda yang dibenamkan sama dengan berat
fluida yang dipindahkan”. Gaya apung yang terjadi pada benda adalah selisih gaya
yang bekerja pada benda apabila dicelupkan atau berada dalam fluida. Dari hukum
Archimedes didapatkan persamaan:
FA = ρf. V . g
Keterangan:
Fa = Gaya keatas yang dialami benda (N)
ρ= Massa Jenis zat cair (kg/m3)
V= Volume air yang terdesak (m3)
g = Percepatan Gravitasi (m/det2
Pada peristiwa melayang, volum fluida yang dipindahkan (volum benda yang
tercelup) sama dengan volum total benda yang melayang.
∑F = 0
Fa = mbg = ρf . g .Vt = ρb . g . Vb
Karena Vt (volume benda yang tercelup) sama dengan Vb (volum benda total),
maka syarat benda melayang adalah:
2
Gaya apung Fa sama dengan berat benda w atau Fa = w
Massa jenis benda harus sama dengan massa jenis fluida ρb = ρf
Ketika benda ditimbang sambil dicelupkan kedalam zat cair, ternyata berat
benda itu berkurang dibanding ketika ditimbang di udara. Sesungguhnya benda
yang dicelupkan kedalam zat cair tidak berkurang beratnya. Gaya berat benda itu
sebenarnya tetap, tetapi pada saat dicelupkan kedalam zat cair, ada gaya keatas
yang dikerjakan zat cair terhadap benda, sehingga berat benda seolah-olah
berkurang
Archimedes (287-212 SM) seorang ilmuwan Yunani Kuno menemukan cara
dan rumus untuk menghitung volume benda yang tidak mempunyai bentuk baku.
Penemuannya terjadi saat mandi dalam bak yang airnya tumpah akibat karena
adanya gaya apung (buoyancy) dari zat cair dan setelah diukur ternyata sebanding
dengan besar tubuhnya. Gaya apung yang terjadi karena tekanan pada tiap-tiap
bagian permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida. Tekanan tersebut lebih
besar pada bagian benda yang tercelup lebih dalam (Halliday dan Resnick, 1978).
Jika suatu benda berada dalam fluida maka ada volume zat cair yang dipindahkan
sebesar volume bagian benda yang berada dalam zat cair. Jika volume fluida yang
dipindahkan besarnya V dan kerapatan fluida (massa per satuan volume) adalah ρ1
maka besarnya massa fluida yang dipindahkan adalah:
m = ρ.V
Dan besarnya berat fluida yang dipindahkan adalah
wf = m.g = ρ.V.g
Menurut prinsip Archimedes, besarnya gaya tekan keatas adalah :
Fa = wf = ρ.V.g
Dengan Fa adalah gaya tekan keatas atau gaya apung (buoyancy force). Jika benda
mempunyai kerapatan massa ρb dan fluida mempunyai kerapatan ρf.
Dari persamaan tersebut dapat dideskripsikan keadaan benda didalam fluida,
yaitu:
Jika ρb > ρf, maka w > Fa → benda tenggelam
Jika ρb = ρf, maka w = Fa → benda melayang didalam fluida
Jika ρb < ρf, maka w < Fa → benda mengapung.
3
1.2.2 Hukum Utama Hidrostatis
Statika fluida, kadang disebut juga hidrostatika, adalah cabang ilmu yang
mempelajari fluida dalam keadaan diam, dan merupakan sub-bidang kajian
mekanika fluida. Istilah ini biasanya merujuk pada penerapan matematika pada
subyek tersebut. Statika fluida mencakup kajian kondisi fluida dalam keadaan
kesetimbangan yang stabil. Penggunaan fluida untuk melakukan kerja disebut
hidrolika, dan ilmu mengenai fluida dalam keadaan bergerak disebut sebagai
dinamika fluida.
Tekanan statik di dalam fluida karena sifatnya yang tidak dapat dengan mudah
dimampatkan, fluida dapat menghasilkan tekanan normal pada semua permukaan
yang berkontak dengannya. Pada keadaan diam (statik), tekanan tersebut bersifat
isotropik, yaitu bekerja dengan besar yang sama ke segala arah. Karakteristik ini
membuat fluida dapat mentransmisikan gaya sepanjang sebuah pipa atau tabung,
yaitu, jika sebuah gaya diberlakukan pada fluida dalam sebuah pipa, maka gaya
tersebut akan ditransmisikan hingga ujung pipa. Jika terdapat gaya lawan di ujung
pipa yang besarnya tidak sama dengan gaya yang ditransmisikan, maka fluida
akan bergerak dalam arah yang sesuai dengan arah gaya resultan.
Adanya tekanan di dalam zat cair disebabkan oleh gaya gravitasi yang bekerja
pada setiap bagian zat cair tersebut. Besar tekanan zat cair bergantung pada
kedalaman zat cair, semakin dalam letak suatu bagian zat cair, akan semakin besar
pula tekanan pada bagian itu. Tekanan di dalam zat cair yang tidak bergerak
sebagai akibat gaya gravitasi yang bekerja pada setiap bagian zat tersebut disebut
tekanan hidrostatika.
Tekanan Hidrostatis. Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada
suatu permukaan bidang dan dibagi luas permukaan bidang tersebut. Secara
matematis, persamaan tekanan dituliskan sebagai berikut.
P = F/ A
dengan:
F = gaya (N),
A = luas permukaan (m2), dan
P = tekanan (N/m2 = Pascal).
4
Persamaan diatas menyatakan bahwa tekanan P berbanding terbalik dengan
luas permukaan bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang sama,
luas bidang yang kecil akan mendapatkan tekanan yang lebih besar dari pada luas
bidang yang besar.
Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Fluida yang
berada dalam suatu wadah memiliki gaya berat, akibat pengaruh gravitasi bumi.
Gaya berat fluida menimbulkan tekanan. Tekanan di dalam fluida tak mengalir,
yang diakibatkan oleh adanya gaya gravitasi ini disebut tekanan hidrostatis.
Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis
yang dialami oleh suatu titik di dalam fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida
yang berada di atas titik tersebut. Jika besarnya tekanan hidrostatis pada dasar
tabung adalah P, menurut konsep tekanan, besarnya P dapat dihitung dari
perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan luas permukaan bejana (A).
P = F/A
Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan percepatan
gravitasi Bumi, ditulis
P = massa x gravitasi bumi / A
Oleh karena m = ρ V, persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai
P = ρVg / A
Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas
permukaan bejana (A) dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu,
persamaan tekanan di dasar bejana akibat fluida setinggi h dapat dituliskan
menjadi
P = ρ(∆h) g / A = ρ h g
Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan Ph, persamaannya dituliskan
sebagai berikut.
Ph = ρ gh
dengan:
Ph = tekanan hidrostatis (N/m2),
ρ = massa jenis fluida (kg/m3),
g = percepatan gravitasi (m/s2), dan
h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).
5
Ketika botol yang memiliki empat lubang diberi air hingga penuh, pancaran air
yang mendarat di atas tanah dari pinggiran botol memiliki jarak pancaran yang sama
pada keempat lubang tersebut. Dapat kita simpulkan bahwa semua titik yang terletak
pada bidang datar yang sama di dalam zat cair yang sejenis memiliki tekanan (mutlak)
yang sama. Pernyataan inilah yang kita sebut sebagai hukum pokok hidrostatika. Hukum
pokok hidrostatik yaitu semua titik yang terletak pada suatu bidang datar di dalam zat
cair yang sejenis memiliki tekanan yang sama. Tekanan di suatu titik di dalam suatu
fluida yang sebenarnya disebut tekanan absolut. Apabila tekanan atmosfer di permukaan
zat cair ( P0) tidak di abaikan maka tekanan hidrostatis pada titik yang berada pada
kedalaman (h) zat cair tersebut, dihitung dengan persamaan :
P = PO + Ph = PO + ρ g h
Po = tekanan atmosfer atau tekanan udara luar
Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara akan semakin berkurang.
Sebaliknya, semakin dalam Anda menyelam dari permukaan laut atau danau, tekanan
hidrostatis akan semakin bertambah. Mengapa demikian? Hal tersebut disebabkan oleh
gaya berat yang dihasilkan oleh udara dan zat cair. Anda telah mengetahui bahwa lapisan
udara akan semakin tipis seiring bertambahnya ketinggian dari permukaan Bumi
sehingga tekanan udara akan berkurang jika ketinggian bertambah. Adapun untuk zat
cair, massanya akan semakin besar seiring dengan bertambahnya kedalaman. Oleh
karena itu, tekanan hidrostatis akan bertambah jika kedalaman bertambah.
Rumus Hukum Utama Hidrostatis
Hukum Utama Hidrostatika “Tekanan hidrostatik pada sembarang titik yang
terletak pada satu bidang datar di dalam satu jenis zat cair yang diam, besarnya sama.”
6
Pada gambar di atas, titik A dan B terletak pada satu garis horizontal yang melalui batas
kedua zat cair. Karena terletak satu garis horisontal tekanan hidrostatiknya sama: P1 = P2
Jika dalam bejana berbentuk pipa U yang diameternya seragam, mula-mula kita isi air
kemudian salah satu pipa kita masukan minyak.
Maka menurut hukum utama hidrostatis
ρℎ𝑖𝑑 di A (h1)= ρℎ𝑖𝑑 di B (h2)
ρℎ𝑖𝑑 A = ρℎ𝑖𝑑 B
ρ 𝑎𝑖𝑟ℎ1=ρ 𝑚𝑦.g.ℎ2
ρ 𝑎𝑖𝑟 ℎ1=ρ 𝑚𝑦 ℎ2, karena ρ 𝑎𝑖𝑟 = 1
ρ 𝑚𝑦=
ℎ1
ℎ2
7
BAB II
ALAT DAN BAHAN
2.1 Alat Praktikum
1. Benang
2. Bejana dari logam
3. Bejana berhubungan (pipa U)
4. Gelas Piala 500ml
5. Neraca
6. Pipet tetes
2.2 Bahan Praktikum
1. Air
2. Minyak goreng
3. Minyak tanah
8
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Hukum Archimedes
1. Disiapkan neraca, gelas piala yang sudah diisi air dan benda dari logam yang akan
diukur kerapatannya
2. Ditimbanglah benda diudara, nyatakan sebagai W
3. Digantungkan benda pada tali pada neraca dengan seutas benang lalu dimasukkan ke
dalam air. Diusahakan benda tenggelam seluruhnya, tetapi tidak menyentuh gelas.
Lalu timbang berat benda di dalam air ini, nyatakan sebagai berat semu.
4. Dihitunglah berapa kerapatan benda (ρb) menurut persamaan (5) dan hitung
volumenya menurut persamaan
𝑉𝑏 =
𝑊
𝜌𝑏. 𝑔
5. Diulangi percobaan 1 – 4 oleh mahasiswa yang hingga 5 kali
6. Dilakukan percobaan yang sama dengan logam yang lain
3.2 Hukum Utama Hidrosatis
1. Disiapkan pipa U, air, minyak goreng dan minyak tanah
2. Diisi pipa U dengan air secukupnya (kira – kira 10 cm)
3. Ditambahkan 10 tetes minyak goreng pada salah satu pipa dengan pipet, sehingga
seperti terlihat pada gambar 3
4. Dihitung berapa kerapatan minyak goring dengan menggunakan persamaan
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
5. Ditambahkan lagi minyak goreng dan ukur kembali tinggi masing – masing zat cair
tersebut serta hitung kerapatannya. Lakukanlah penambahan dan perhitungan ini
hingga lima kali
6. Dilakukan percobaan 1 – 5 dengan menggunakan minyak tanah
9
BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN
4.1 Data Pengamatan
Keadaan ruangan P (cm)Hg T (C) C(%)
Sebelum percobaan 75,5 cmHg 27C 72%
Sesudah percobaan 75,5 cmHg 27C 74%
Minyak Tanah 𝛒literatur = 0,805 g/cm3
No  Tetesan h air (cm) h minyak (cm) 𝛒 minyak (gr/cm3)
1 20 2,4 cm 3,1 cm 0,774 gr/cm3
2 30 1,3 cm 1,6 cm 0,8125 gr/cm3
3 40 1,2 cm 1,6 cm 0,75 gr/cm3
4 50 1,9 cm 2,4 cm 0,791 gr/cm3
5 60 2,6 cm 3,3 cm 0,787 gr/cm3
6 70 3,1 cm 4,1 cm 0,756 gr/cm3
𝐱̅ 0,778 gr/cm3
Minyak Goreng 𝛒literatur = 0,904 g/cm3
No  Tetesan h air (cm) h minyak (cm) 𝛒 minyak (gr/cm3)
1 20 2,1 cm 2,3 cm 0,913 gr/cm3
2 30 1,8 cm 2.2 cm 0,818 gr/cm3
3 40 2,9 cm 3,2 cm 0,906 gr/cm3
4 50 3,8 cm 4,4 cm 0,863 gr/cm3
5 60 4,4 cm 5,1 cm 0,862 gr/cm3
6 70 5,2 cm 5,8 cm 0,896 gr/cm3
𝐱̅ 0,876 gr/cm3
4.2 Perhitungan
1. Minyak Tanah
Percobaan pertama
Jumlah tetesan = 20
h air = batas bawah minyak – batas atas air
= 9,6 cm – 7,2 cm
= 2,4 cm
h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak
=9,6 cm – 6,5 cm
= 3,1 cm
10
Massa jenis = 𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
2,4
3,1
= 0,774 gr/cm3
Percobaan kedua
Jumlah tetesan = 30
h air = batas bawah minyak – batas atas air
= 9,7 cm – 8,4 cm
= 1,3 cm
h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak
=9,7 cm – 8,1 cm
= 1,6 cm
Massa jenis = 𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
1,3
1,6
= 0,8125 gr/cm3
Percobaan ketiga
Jumlah tetesan = 40
h air = batas bawah minyak – batas atas air
= 10,8 cm – 9,6 cm
= 1,2 cm
h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak
=10,8 cm – 9,2 cm
= 1,6 cm
Massa jenis = 𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
1,2
1,6
= 0,75 gr/cm3
Percobaan keempat
Jumlah tetesan = 50
h air = batas bawah minyak – batas atas air
= 11,4 cm – 9,5 cm
= 1,9 cm
h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak
=11,4 cm – 9 cm
= 2,4 cm
Massa jenis = 𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
1,9
2,4
= 0,791 gr/cm3
Percobaan kelima
Jumlah tetesan = 60
h air = batas bawah minyak – batas atas air
= 12 cm – 9,4 cm
= 2,6
h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak
=12 cm – 8,7 cm
= 3,3 cm
Massa jenis = 𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
2,6
3,3
= 0,787 gr/cm3
11
Percobaan keenam
Jumlah tetesan = 70
h air = batas bawah minyak – batas atas air
= 12,7 cm – 9,6 cm
= 3,1 cm
h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak
=12,7cm – 8,6 cm
= 4,1 cm
Massa jenis = 𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
3,1
4,1
= 0,756 gr/cm3
Rata-rata massa jenis minyak tanah
x̄ =
0,774+0,8125+0,75+0,791+0,787+0,756
6
x̄ = 0,778
Tingkat ketelitian minyak tanah, dapat dihitung dengan menggunakan cara :
= (1 − [
ρ literatur− ρ percobaan
ρ literatur
]) 𝑥 100%
= (1 − [
0,805−0,778
0,805
]) 𝑥 100%
= 96,7%
2. Minyak goreng
Percobaan pertama
Jumlah tetesan = 20
h air = batas bawah minyak – batas atas air
= 9,2cm – 7,1 cm
= 2,1 cm
h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak
= 9,2cm-6,9cm
= 2,3
Massa jenis = 𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
2,1
2,3
= 0,913 gr/cm3
Percobaan kedua
Jumlah tetesan = 30
h air = batas bawah minyak – batas atas air
= 9,9 cm – 8,1 cm
= 1,8 cm
h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak
=9,9 cm – 7,7 cm
= 2,2 cm
Massa jenis = 𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
1,8
2,2
= 0,818 gr/cm3
12
Percobaan ketiga
Jumlah tetesan = 40
h air = batas bawah minyak – batas atas air
= 10,4cm – 7,5cm
= 2,9cm
h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak
=10,4cm-7,2cm
= 3,2 cm
Massa jenis = 𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
2,9
3,2
= 0,906 gr/cm3
Percobaan keempat
Jumlah tetesan = 50
h air = batas bawah minyak – batas atas air
= 11cm-7,2cm
= 3,8cm
h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak
= 11cm-6,6cm
= 4,4cm
Massa jenis = 𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
3,8
4,4
= 0863 gr/cm3
Percobaan kelima
Jumlah tetesan = 60
h air = batas bawah minyak – batas atas air
= 11,5cm-7,1cm
= 4,4cm
h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak
= 11,5cm-6,4cm
= 5,1cm
Massa jenis = 𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
4,4
5,1
= 0,862 gr/cm3
Percobaan keenam
Jumlah tetesan = 70
h air = batas bawah minyak – batas atas air
= 12,1cm-6,9cm
= 5,2cm
h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak
= 12,1cm-6,3cm
= 5,8
Massa jenis = 𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
5,2
5,8
= 0,896 gr/cm3
Rata – rata massa jenis minyak tanah
x̄ =
0,913+0,818+0,906+0,863+0,862+0,896
6
x̄ = 0,876
13
tingkat ketelitian minyak goreng, dapat dihitung dengan menggunakan cara :
= (1 − [
ρ literatur− ρ percobaan
ρ literatur
]) 𝑥 100%
= (1 − [
0,904−0,876
0,904
]) 𝑥 100%
= 97%
14
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dibutuhkan ketelitian yang tinggi, karena berkurang atau
bertambahnya 1ml saja mempengaruhi hasil ketelitian. seperti yang kita ketahui massa jenis
air lebih besar dibanding massa jenis minyak tanah dan minya goreng. hal ini dibuktikan pada
saat praktikum air selalu berada dibawah dan minyak berada diatas. Hukum Archimedes dan
hukum utama hidrostatis terjadi pada air, dimana pada saat benda dimasukkan dalam air
terjadi gaya angkat keatas dan adanya tekanan pada air.
Dengan adanya praktikum kali ini menggunakan hukum archimdes dan hukum utama
hidrostatis untuk mencari massa jenis. Untuk mendapatkan massa jenis tersebut, kita harus
meenghitung ketinggian air dan ketinggian minyak. Menghitung ketinggian air dengan cara
‘batas bawah minyak –batas atas air’ sedangkan menghitung ketinggian minyak dengan cara
‘batas bawah minyak – batas atas minyak’ setelah kita mendapatkan hasilnya maka gunakan
rumus :
𝜌 =
ℎ 𝑎𝑖𝑟
ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎 𝑘
Massa jenis suatu fluida dapat bergantung pada banyak factor seperti temperatur
fluida dan tekanan yang mempengaruhi fluida. Sehingga pada saat kita mengganti minyak
goreng dengan minyak tanah, pencucian pipa U Harus dicuci dengan bersih, agar pada saat
percobaan air dengan minyak tanah dapat dilakukan dengan baik dan benar. sehingga tingkat
ketilitan yang didapatkanpun sesuai dengan 𝜌𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 minyak tanah dan minyak goreng.
Hasil tingkat ketelitian tidak boleh kurang dari 90%, jika iya maka ada kesalahan saat
praktikum. tidak hanya itu saja pada saat mencari massa jenis, hasil yang didapatkan tidak
akan jauh dari 𝜌𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 minyak tanah dan minyak goren yang mana. massa jenis minyak
tanah 𝛒literatur = 0,805 g/cm3 dan massa jenis minyak goring 𝛒literatur = 0,904 g/cm3
15
BAB VI
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan:
1. Setiap fluida memiliki massa jenis yang berbeda-beda dan tidak akan sama dengan zat
yang lainnya.
2. Air yang berada didalam pipa U akan berubah ketinggiannya pada saat meneteskan
minyak goreng atau minyak tanah. ketinggia air dapat dihitung dengan mengurangi
batas bawah minyak dengan batas atas air dan ketinggian minyak sendiri dapat dihitung
dengan mengurangi batas bawah minya dan batas atas minyak
3. Massa jenis didapatkan dari hasil ketinggian air dibagi ketinggian minyak tanah/minyak
goreng.
4. Apabila kita kurang teliti pada saat melakukan percobaan, pada saat meneteskan
minyak goreng atau minyak tanah tiap tetesnya mempengaruhi hasil dan jika dari awal
sudah salah, maka hasil berikutnya pun akan didapatkan data yang salah juga.
5. Tiap ml nya mempengaruhi hasil massa jenis, dan semakin besar massa jenis yang
didapatkan atau melebihi massa jenis literature minyak tanah dan minyak goreng maka
tingkat ketelitian akan semakin jauh.
16
DAFTAR PUSTAKA
Alonso, Marcello dan Edward J. Finn. 1980. Dasar-Dasar Fisika Universitas. Jakarta:
Erlangga
Yas, Ali. 2013. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Edisi kedua. Quadra
Bird, Tony. 1987. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT. Gramedia

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Rezki Amaliah
 
Laporan fisika gaya archimedes
Laporan fisika gaya archimedesLaporan fisika gaya archimedes
Laporan fisika gaya archimedesNandz Iu
 
praktikum fisika dasar 1 viskositas zat alir
praktikum fisika dasar 1 viskositas zat alirpraktikum fisika dasar 1 viskositas zat alir
praktikum fisika dasar 1 viskositas zat alirwulansafitri8
 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Erliana Amalia Diandra
 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasKLOTILDAJENIRITA
 
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada PegasNur Azizah
 
Laporan Fisika - kaca plan paralel
Laporan Fisika - kaca plan paralelLaporan Fisika - kaca plan paralel
Laporan Fisika - kaca plan paralelDayana Florencia
 
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hooke
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hookeLaporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hooke
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hookeAdinda Khairunnisa
 
Laporan hasil praktikum hukum archimedes
Laporan hasil praktikum hukum archimedesLaporan hasil praktikum hukum archimedes
Laporan hasil praktikum hukum archimedesFarah Pranidasari
 
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaLaporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaSahrul Sindriana
 
TEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURANTEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURANRafben Andika
 
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)NovaPriyanaLestari
 
Percobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanPercobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanKLOTILDAJENIRITA
 
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)Rezki Amaliah
 
Jurnal fisika konstanta pegas
Jurnal fisika konstanta pegasJurnal fisika konstanta pegas
Jurnal fisika konstanta pegasDedew Wijayanti
 
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouli
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouliViskositas, hukum stokes, hukum bernouli
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouliBella Andreana
 

Was ist angesagt? (20)

Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
Laporan fisika dasar (pesawat atwood)
 
Laporan fisika gaya archimedes
Laporan fisika gaya archimedesLaporan fisika gaya archimedes
Laporan fisika gaya archimedes
 
praktikum fisika dasar 1 viskositas zat alir
praktikum fisika dasar 1 viskositas zat alirpraktikum fisika dasar 1 viskositas zat alir
praktikum fisika dasar 1 viskositas zat alir
 
Resonansi Bunyi
Resonansi BunyiResonansi Bunyi
Resonansi Bunyi
 
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
Laporan fisika dasar resonansi bunyi dari gelombang suara (edit)
 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebas
 
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
2A_11_Nur Azizah_Laporan Akhir Praktikum_Gerak Harmonis Sederhana pada Pegas
 
Laporan Fisika - kaca plan paralel
Laporan Fisika - kaca plan paralelLaporan Fisika - kaca plan paralel
Laporan Fisika - kaca plan paralel
 
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hooke
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hookeLaporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hooke
Laporan praktikum fisika elastisitas dan hukum hooke
 
Laporan Fisika - pegas
Laporan Fisika - pegasLaporan Fisika - pegas
Laporan Fisika - pegas
 
Laporan hasil praktikum hukum archimedes
Laporan hasil praktikum hukum archimedesLaporan hasil praktikum hukum archimedes
Laporan hasil praktikum hukum archimedes
 
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhanaLaporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
Laporan menentukan gaya gravitasi dengan bandul sederhana
 
TEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURANTEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURAN
 
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
MATERI FLUIDA STATIS (TEKANAN HIDROSTATIS, HUKUM PASCAL, DAN HUKUM ARCHIMEDES)
 
Percobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanPercobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturan
 
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
Laporan fisika dasar (tekanan hidrostatik)
 
Jurnal fisika konstanta pegas
Jurnal fisika konstanta pegasJurnal fisika konstanta pegas
Jurnal fisika konstanta pegas
 
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouli
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouliViskositas, hukum stokes, hukum bernouli
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouli
 
Gerak translasi dan rotasi
Gerak translasi dan rotasiGerak translasi dan rotasi
Gerak translasi dan rotasi
 
Percobaan hukum hooke
Percobaan hukum hookePercobaan hukum hooke
Percobaan hukum hooke
 

Ähnlich wie LAPORAN PRAKTIK FISDAS

Ähnlich wie LAPORAN PRAKTIK FISDAS (20)

Fisika Dasar : Fluida
Fisika Dasar : FluidaFisika Dasar : Fluida
Fisika Dasar : Fluida
 
Fluida Statis SMA
Fluida Statis SMAFluida Statis SMA
Fluida Statis SMA
 
Bab 2 hidrostatika
Bab 2 hidrostatikaBab 2 hidrostatika
Bab 2 hidrostatika
 
A2 Fluida Reza
A2 Fluida RezaA2 Fluida Reza
A2 Fluida Reza
 
Fluida statis PPT SMA
Fluida statis PPT SMAFluida statis PPT SMA
Fluida statis PPT SMA
 
Fluida statik
Fluida statikFluida statik
Fluida statik
 
dokumen.tips_fluida-statis-ppt-sma.pptx
dokumen.tips_fluida-statis-ppt-sma.pptxdokumen.tips_fluida-statis-ppt-sma.pptx
dokumen.tips_fluida-statis-ppt-sma.pptx
 
STATISTIKA FLUIDA
STATISTIKA FLUIDA STATISTIKA FLUIDA
STATISTIKA FLUIDA
 
Bahan Ajar Fluida Statis
Bahan Ajar Fluida StatisBahan Ajar Fluida Statis
Bahan Ajar Fluida Statis
 
Bab 4 Fluida.pptx
Bab 4 Fluida.pptxBab 4 Fluida.pptx
Bab 4 Fluida.pptx
 
Fluida tak-bergerak
Fluida tak-bergerakFluida tak-bergerak
Fluida tak-bergerak
 
Fluida tak Bergerak
Fluida tak BergerakFluida tak Bergerak
Fluida tak Bergerak
 
Fluida statis k 2
Fluida statis k 2Fluida statis k 2
Fluida statis k 2
 
Fluida
FluidaFluida
Fluida
 
Tekanan hidrostatis
Tekanan hidrostatisTekanan hidrostatis
Tekanan hidrostatis
 
Fluida
FluidaFluida
Fluida
 
Fluida Statis
Fluida StatisFluida Statis
Fluida Statis
 
Fluida tidak bergerak
Fluida tidak bergerakFluida tidak bergerak
Fluida tidak bergerak
 
Fluida statis
Fluida statisFluida statis
Fluida statis
 
Fluida statis
Fluida statisFluida statis
Fluida statis
 

Mehr von Widya arsy

Daftar isi kel 6
Daftar isi kel 6Daftar isi kel 6
Daftar isi kel 6Widya arsy
 
Sumber Daya Alam Hayati Rumput Laut
Sumber Daya Alam Hayati Rumput LautSumber Daya Alam Hayati Rumput Laut
Sumber Daya Alam Hayati Rumput LautWidya arsy
 
Praktek Kalorimeter Fisika Dasar
Praktek Kalorimeter Fisika DasarPraktek Kalorimeter Fisika Dasar
Praktek Kalorimeter Fisika DasarWidya arsy
 
Laporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiLaporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiWidya arsy
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodWidya arsy
 
kekentalan zat cair
kekentalan zat cair kekentalan zat cair
kekentalan zat cair Widya arsy
 
Pengertian rumput laut sdah
Pengertian rumput laut sdahPengertian rumput laut sdah
Pengertian rumput laut sdahWidya arsy
 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianWidya arsy
 

Mehr von Widya arsy (10)

Kertas
KertasKertas
Kertas
 
Daftar isi kel 6
Daftar isi kel 6Daftar isi kel 6
Daftar isi kel 6
 
Sumber Daya Alam Hayati Rumput Laut
Sumber Daya Alam Hayati Rumput LautSumber Daya Alam Hayati Rumput Laut
Sumber Daya Alam Hayati Rumput Laut
 
Sifat lensa
Sifat lensaSifat lensa
Sifat lensa
 
Praktek Kalorimeter Fisika Dasar
Praktek Kalorimeter Fisika DasarPraktek Kalorimeter Fisika Dasar
Praktek Kalorimeter Fisika Dasar
 
Laporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiLaporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas Resonansi
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwood
 
kekentalan zat cair
kekentalan zat cair kekentalan zat cair
kekentalan zat cair
 
Pengertian rumput laut sdah
Pengertian rumput laut sdahPengertian rumput laut sdah
Pengertian rumput laut sdah
 
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastianLaporan 1 fisdas teori ketidakpastian
Laporan 1 fisdas teori ketidakpastian
 

Kürzlich hochgeladen

Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxRIMA685626
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 

LAPORAN PRAKTIK FISDAS

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari berlakunya Hukum Archimedes dan Hukum Utama Hidostatis dan penggunaannya untuk mengukur kerapatan zat padat dan zat cair. 1.2 Dasar Teori 1.2.1 Hukum Archimedes Ketika suatu benda dimasukkan kedalam air, ternyata beratnya seolah-olah berkurang. Hal ini terlihat dari penunjukkan neraca pegas yang lebih kecil. Peristiwa ini tentu bukan hanya berarti ad massa benda yang hilang, namun disebabkan oleh suatu gaya yang arahnya berlawanan dengan arah berat benda. Apabila suatu benda dimasukkan kedalam zat cair, maka benda tersebut akan mengalami gaya apung. Hal ini diungkapkan oleh Archimedes dalam hukumnya yang berbunyi “gaya apung yang bekerja pada sebuah benda yang dibenamkan sama dengan berat fluida yang dipindahkan”. Gaya apung yang terjadi pada benda adalah selisih gaya yang bekerja pada benda apabila dicelupkan atau berada dalam fluida. Dari hukum Archimedes didapatkan persamaan: FA = ρf. V . g Keterangan: Fa = Gaya keatas yang dialami benda (N) ρ= Massa Jenis zat cair (kg/m3) V= Volume air yang terdesak (m3) g = Percepatan Gravitasi (m/det2 Pada peristiwa melayang, volum fluida yang dipindahkan (volum benda yang tercelup) sama dengan volum total benda yang melayang. ∑F = 0 Fa = mbg = ρf . g .Vt = ρb . g . Vb Karena Vt (volume benda yang tercelup) sama dengan Vb (volum benda total), maka syarat benda melayang adalah:
  • 2. 2 Gaya apung Fa sama dengan berat benda w atau Fa = w Massa jenis benda harus sama dengan massa jenis fluida ρb = ρf Ketika benda ditimbang sambil dicelupkan kedalam zat cair, ternyata berat benda itu berkurang dibanding ketika ditimbang di udara. Sesungguhnya benda yang dicelupkan kedalam zat cair tidak berkurang beratnya. Gaya berat benda itu sebenarnya tetap, tetapi pada saat dicelupkan kedalam zat cair, ada gaya keatas yang dikerjakan zat cair terhadap benda, sehingga berat benda seolah-olah berkurang Archimedes (287-212 SM) seorang ilmuwan Yunani Kuno menemukan cara dan rumus untuk menghitung volume benda yang tidak mempunyai bentuk baku. Penemuannya terjadi saat mandi dalam bak yang airnya tumpah akibat karena adanya gaya apung (buoyancy) dari zat cair dan setelah diukur ternyata sebanding dengan besar tubuhnya. Gaya apung yang terjadi karena tekanan pada tiap-tiap bagian permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida. Tekanan tersebut lebih besar pada bagian benda yang tercelup lebih dalam (Halliday dan Resnick, 1978). Jika suatu benda berada dalam fluida maka ada volume zat cair yang dipindahkan sebesar volume bagian benda yang berada dalam zat cair. Jika volume fluida yang dipindahkan besarnya V dan kerapatan fluida (massa per satuan volume) adalah ρ1 maka besarnya massa fluida yang dipindahkan adalah: m = ρ.V Dan besarnya berat fluida yang dipindahkan adalah wf = m.g = ρ.V.g Menurut prinsip Archimedes, besarnya gaya tekan keatas adalah : Fa = wf = ρ.V.g Dengan Fa adalah gaya tekan keatas atau gaya apung (buoyancy force). Jika benda mempunyai kerapatan massa ρb dan fluida mempunyai kerapatan ρf. Dari persamaan tersebut dapat dideskripsikan keadaan benda didalam fluida, yaitu: Jika ρb > ρf, maka w > Fa → benda tenggelam Jika ρb = ρf, maka w = Fa → benda melayang didalam fluida Jika ρb < ρf, maka w < Fa → benda mengapung.
  • 3. 3 1.2.2 Hukum Utama Hidrostatis Statika fluida, kadang disebut juga hidrostatika, adalah cabang ilmu yang mempelajari fluida dalam keadaan diam, dan merupakan sub-bidang kajian mekanika fluida. Istilah ini biasanya merujuk pada penerapan matematika pada subyek tersebut. Statika fluida mencakup kajian kondisi fluida dalam keadaan kesetimbangan yang stabil. Penggunaan fluida untuk melakukan kerja disebut hidrolika, dan ilmu mengenai fluida dalam keadaan bergerak disebut sebagai dinamika fluida. Tekanan statik di dalam fluida karena sifatnya yang tidak dapat dengan mudah dimampatkan, fluida dapat menghasilkan tekanan normal pada semua permukaan yang berkontak dengannya. Pada keadaan diam (statik), tekanan tersebut bersifat isotropik, yaitu bekerja dengan besar yang sama ke segala arah. Karakteristik ini membuat fluida dapat mentransmisikan gaya sepanjang sebuah pipa atau tabung, yaitu, jika sebuah gaya diberlakukan pada fluida dalam sebuah pipa, maka gaya tersebut akan ditransmisikan hingga ujung pipa. Jika terdapat gaya lawan di ujung pipa yang besarnya tidak sama dengan gaya yang ditransmisikan, maka fluida akan bergerak dalam arah yang sesuai dengan arah gaya resultan. Adanya tekanan di dalam zat cair disebabkan oleh gaya gravitasi yang bekerja pada setiap bagian zat cair tersebut. Besar tekanan zat cair bergantung pada kedalaman zat cair, semakin dalam letak suatu bagian zat cair, akan semakin besar pula tekanan pada bagian itu. Tekanan di dalam zat cair yang tidak bergerak sebagai akibat gaya gravitasi yang bekerja pada setiap bagian zat tersebut disebut tekanan hidrostatika. Tekanan Hidrostatis. Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu permukaan bidang dan dibagi luas permukaan bidang tersebut. Secara matematis, persamaan tekanan dituliskan sebagai berikut. P = F/ A dengan: F = gaya (N), A = luas permukaan (m2), dan P = tekanan (N/m2 = Pascal).
  • 4. 4 Persamaan diatas menyatakan bahwa tekanan P berbanding terbalik dengan luas permukaan bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang sama, luas bidang yang kecil akan mendapatkan tekanan yang lebih besar dari pada luas bidang yang besar. Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Fluida yang berada dalam suatu wadah memiliki gaya berat, akibat pengaruh gravitasi bumi. Gaya berat fluida menimbulkan tekanan. Tekanan di dalam fluida tak mengalir, yang diakibatkan oleh adanya gaya gravitasi ini disebut tekanan hidrostatis. Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di dalam fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik tersebut. Jika besarnya tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah P, menurut konsep tekanan, besarnya P dapat dihitung dari perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan luas permukaan bejana (A). P = F/A Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan percepatan gravitasi Bumi, ditulis P = massa x gravitasi bumi / A Oleh karena m = ρ V, persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai P = ρVg / A Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan bejana (A) dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di dasar bejana akibat fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi P = ρ(∆h) g / A = ρ h g Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan Ph, persamaannya dituliskan sebagai berikut. Ph = ρ gh dengan: Ph = tekanan hidrostatis (N/m2), ρ = massa jenis fluida (kg/m3), g = percepatan gravitasi (m/s2), dan h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).
  • 5. 5 Ketika botol yang memiliki empat lubang diberi air hingga penuh, pancaran air yang mendarat di atas tanah dari pinggiran botol memiliki jarak pancaran yang sama pada keempat lubang tersebut. Dapat kita simpulkan bahwa semua titik yang terletak pada bidang datar yang sama di dalam zat cair yang sejenis memiliki tekanan (mutlak) yang sama. Pernyataan inilah yang kita sebut sebagai hukum pokok hidrostatika. Hukum pokok hidrostatik yaitu semua titik yang terletak pada suatu bidang datar di dalam zat cair yang sejenis memiliki tekanan yang sama. Tekanan di suatu titik di dalam suatu fluida yang sebenarnya disebut tekanan absolut. Apabila tekanan atmosfer di permukaan zat cair ( P0) tidak di abaikan maka tekanan hidrostatis pada titik yang berada pada kedalaman (h) zat cair tersebut, dihitung dengan persamaan : P = PO + Ph = PO + ρ g h Po = tekanan atmosfer atau tekanan udara luar Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara akan semakin berkurang. Sebaliknya, semakin dalam Anda menyelam dari permukaan laut atau danau, tekanan hidrostatis akan semakin bertambah. Mengapa demikian? Hal tersebut disebabkan oleh gaya berat yang dihasilkan oleh udara dan zat cair. Anda telah mengetahui bahwa lapisan udara akan semakin tipis seiring bertambahnya ketinggian dari permukaan Bumi sehingga tekanan udara akan berkurang jika ketinggian bertambah. Adapun untuk zat cair, massanya akan semakin besar seiring dengan bertambahnya kedalaman. Oleh karena itu, tekanan hidrostatis akan bertambah jika kedalaman bertambah. Rumus Hukum Utama Hidrostatis Hukum Utama Hidrostatika “Tekanan hidrostatik pada sembarang titik yang terletak pada satu bidang datar di dalam satu jenis zat cair yang diam, besarnya sama.”
  • 6. 6 Pada gambar di atas, titik A dan B terletak pada satu garis horizontal yang melalui batas kedua zat cair. Karena terletak satu garis horisontal tekanan hidrostatiknya sama: P1 = P2 Jika dalam bejana berbentuk pipa U yang diameternya seragam, mula-mula kita isi air kemudian salah satu pipa kita masukan minyak. Maka menurut hukum utama hidrostatis ρℎ𝑖𝑑 di A (h1)= ρℎ𝑖𝑑 di B (h2) ρℎ𝑖𝑑 A = ρℎ𝑖𝑑 B ρ 𝑎𝑖𝑟ℎ1=ρ 𝑚𝑦.g.ℎ2 ρ 𝑎𝑖𝑟 ℎ1=ρ 𝑚𝑦 ℎ2, karena ρ 𝑎𝑖𝑟 = 1 ρ 𝑚𝑦= ℎ1 ℎ2
  • 7. 7 BAB II ALAT DAN BAHAN 2.1 Alat Praktikum 1. Benang 2. Bejana dari logam 3. Bejana berhubungan (pipa U) 4. Gelas Piala 500ml 5. Neraca 6. Pipet tetes 2.2 Bahan Praktikum 1. Air 2. Minyak goreng 3. Minyak tanah
  • 8. 8 BAB III METODE PERCOBAAN 3.1 Hukum Archimedes 1. Disiapkan neraca, gelas piala yang sudah diisi air dan benda dari logam yang akan diukur kerapatannya 2. Ditimbanglah benda diudara, nyatakan sebagai W 3. Digantungkan benda pada tali pada neraca dengan seutas benang lalu dimasukkan ke dalam air. Diusahakan benda tenggelam seluruhnya, tetapi tidak menyentuh gelas. Lalu timbang berat benda di dalam air ini, nyatakan sebagai berat semu. 4. Dihitunglah berapa kerapatan benda (ρb) menurut persamaan (5) dan hitung volumenya menurut persamaan 𝑉𝑏 = 𝑊 𝜌𝑏. 𝑔 5. Diulangi percobaan 1 – 4 oleh mahasiswa yang hingga 5 kali 6. Dilakukan percobaan yang sama dengan logam yang lain 3.2 Hukum Utama Hidrosatis 1. Disiapkan pipa U, air, minyak goreng dan minyak tanah 2. Diisi pipa U dengan air secukupnya (kira – kira 10 cm) 3. Ditambahkan 10 tetes minyak goreng pada salah satu pipa dengan pipet, sehingga seperti terlihat pada gambar 3 4. Dihitung berapa kerapatan minyak goring dengan menggunakan persamaan ℎ 𝑎𝑖𝑟 ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 5. Ditambahkan lagi minyak goreng dan ukur kembali tinggi masing – masing zat cair tersebut serta hitung kerapatannya. Lakukanlah penambahan dan perhitungan ini hingga lima kali 6. Dilakukan percobaan 1 – 5 dengan menggunakan minyak tanah
  • 9. 9 BAB IV HASIL DAN PENGAMATAN 4.1 Data Pengamatan Keadaan ruangan P (cm)Hg T (C) C(%) Sebelum percobaan 75,5 cmHg 27C 72% Sesudah percobaan 75,5 cmHg 27C 74% Minyak Tanah 𝛒literatur = 0,805 g/cm3 No  Tetesan h air (cm) h minyak (cm) 𝛒 minyak (gr/cm3) 1 20 2,4 cm 3,1 cm 0,774 gr/cm3 2 30 1,3 cm 1,6 cm 0,8125 gr/cm3 3 40 1,2 cm 1,6 cm 0,75 gr/cm3 4 50 1,9 cm 2,4 cm 0,791 gr/cm3 5 60 2,6 cm 3,3 cm 0,787 gr/cm3 6 70 3,1 cm 4,1 cm 0,756 gr/cm3 𝐱̅ 0,778 gr/cm3 Minyak Goreng 𝛒literatur = 0,904 g/cm3 No  Tetesan h air (cm) h minyak (cm) 𝛒 minyak (gr/cm3) 1 20 2,1 cm 2,3 cm 0,913 gr/cm3 2 30 1,8 cm 2.2 cm 0,818 gr/cm3 3 40 2,9 cm 3,2 cm 0,906 gr/cm3 4 50 3,8 cm 4,4 cm 0,863 gr/cm3 5 60 4,4 cm 5,1 cm 0,862 gr/cm3 6 70 5,2 cm 5,8 cm 0,896 gr/cm3 𝐱̅ 0,876 gr/cm3 4.2 Perhitungan 1. Minyak Tanah Percobaan pertama Jumlah tetesan = 20 h air = batas bawah minyak – batas atas air = 9,6 cm – 7,2 cm = 2,4 cm h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak =9,6 cm – 6,5 cm = 3,1 cm
  • 10. 10 Massa jenis = 𝜌 = ℎ 𝑎𝑖𝑟 ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 2,4 3,1 = 0,774 gr/cm3 Percobaan kedua Jumlah tetesan = 30 h air = batas bawah minyak – batas atas air = 9,7 cm – 8,4 cm = 1,3 cm h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak =9,7 cm – 8,1 cm = 1,6 cm Massa jenis = 𝜌 = ℎ 𝑎𝑖𝑟 ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 1,3 1,6 = 0,8125 gr/cm3 Percobaan ketiga Jumlah tetesan = 40 h air = batas bawah minyak – batas atas air = 10,8 cm – 9,6 cm = 1,2 cm h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak =10,8 cm – 9,2 cm = 1,6 cm Massa jenis = 𝜌 = ℎ 𝑎𝑖𝑟 ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 1,2 1,6 = 0,75 gr/cm3 Percobaan keempat Jumlah tetesan = 50 h air = batas bawah minyak – batas atas air = 11,4 cm – 9,5 cm = 1,9 cm h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak =11,4 cm – 9 cm = 2,4 cm Massa jenis = 𝜌 = ℎ 𝑎𝑖𝑟 ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 1,9 2,4 = 0,791 gr/cm3 Percobaan kelima Jumlah tetesan = 60 h air = batas bawah minyak – batas atas air = 12 cm – 9,4 cm = 2,6 h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak =12 cm – 8,7 cm = 3,3 cm Massa jenis = 𝜌 = ℎ 𝑎𝑖𝑟 ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 2,6 3,3 = 0,787 gr/cm3
  • 11. 11 Percobaan keenam Jumlah tetesan = 70 h air = batas bawah minyak – batas atas air = 12,7 cm – 9,6 cm = 3,1 cm h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak =12,7cm – 8,6 cm = 4,1 cm Massa jenis = 𝜌 = ℎ 𝑎𝑖𝑟 ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 3,1 4,1 = 0,756 gr/cm3 Rata-rata massa jenis minyak tanah x̄ = 0,774+0,8125+0,75+0,791+0,787+0,756 6 x̄ = 0,778 Tingkat ketelitian minyak tanah, dapat dihitung dengan menggunakan cara : = (1 − [ ρ literatur− ρ percobaan ρ literatur ]) 𝑥 100% = (1 − [ 0,805−0,778 0,805 ]) 𝑥 100% = 96,7% 2. Minyak goreng Percobaan pertama Jumlah tetesan = 20 h air = batas bawah minyak – batas atas air = 9,2cm – 7,1 cm = 2,1 cm h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak = 9,2cm-6,9cm = 2,3 Massa jenis = 𝜌 = ℎ 𝑎𝑖𝑟 ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 2,1 2,3 = 0,913 gr/cm3 Percobaan kedua Jumlah tetesan = 30 h air = batas bawah minyak – batas atas air = 9,9 cm – 8,1 cm = 1,8 cm h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak =9,9 cm – 7,7 cm = 2,2 cm Massa jenis = 𝜌 = ℎ 𝑎𝑖𝑟 ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 1,8 2,2 = 0,818 gr/cm3
  • 12. 12 Percobaan ketiga Jumlah tetesan = 40 h air = batas bawah minyak – batas atas air = 10,4cm – 7,5cm = 2,9cm h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak =10,4cm-7,2cm = 3,2 cm Massa jenis = 𝜌 = ℎ 𝑎𝑖𝑟 ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 2,9 3,2 = 0,906 gr/cm3 Percobaan keempat Jumlah tetesan = 50 h air = batas bawah minyak – batas atas air = 11cm-7,2cm = 3,8cm h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak = 11cm-6,6cm = 4,4cm Massa jenis = 𝜌 = ℎ 𝑎𝑖𝑟 ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 3,8 4,4 = 0863 gr/cm3 Percobaan kelima Jumlah tetesan = 60 h air = batas bawah minyak – batas atas air = 11,5cm-7,1cm = 4,4cm h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak = 11,5cm-6,4cm = 5,1cm Massa jenis = 𝜌 = ℎ 𝑎𝑖𝑟 ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 4,4 5,1 = 0,862 gr/cm3 Percobaan keenam Jumlah tetesan = 70 h air = batas bawah minyak – batas atas air = 12,1cm-6,9cm = 5,2cm h minyak = batas bawah minyak – batas atas minyak = 12,1cm-6,3cm = 5,8 Massa jenis = 𝜌 = ℎ 𝑎𝑖𝑟 ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 5,2 5,8 = 0,896 gr/cm3 Rata – rata massa jenis minyak tanah x̄ = 0,913+0,818+0,906+0,863+0,862+0,896 6 x̄ = 0,876
  • 13. 13 tingkat ketelitian minyak goreng, dapat dihitung dengan menggunakan cara : = (1 − [ ρ literatur− ρ percobaan ρ literatur ]) 𝑥 100% = (1 − [ 0,904−0,876 0,904 ]) 𝑥 100% = 97%
  • 14. 14 BAB V PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini dibutuhkan ketelitian yang tinggi, karena berkurang atau bertambahnya 1ml saja mempengaruhi hasil ketelitian. seperti yang kita ketahui massa jenis air lebih besar dibanding massa jenis minyak tanah dan minya goreng. hal ini dibuktikan pada saat praktikum air selalu berada dibawah dan minyak berada diatas. Hukum Archimedes dan hukum utama hidrostatis terjadi pada air, dimana pada saat benda dimasukkan dalam air terjadi gaya angkat keatas dan adanya tekanan pada air. Dengan adanya praktikum kali ini menggunakan hukum archimdes dan hukum utama hidrostatis untuk mencari massa jenis. Untuk mendapatkan massa jenis tersebut, kita harus meenghitung ketinggian air dan ketinggian minyak. Menghitung ketinggian air dengan cara ‘batas bawah minyak –batas atas air’ sedangkan menghitung ketinggian minyak dengan cara ‘batas bawah minyak – batas atas minyak’ setelah kita mendapatkan hasilnya maka gunakan rumus : 𝜌 = ℎ 𝑎𝑖𝑟 ℎ 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎 𝑘 Massa jenis suatu fluida dapat bergantung pada banyak factor seperti temperatur fluida dan tekanan yang mempengaruhi fluida. Sehingga pada saat kita mengganti minyak goreng dengan minyak tanah, pencucian pipa U Harus dicuci dengan bersih, agar pada saat percobaan air dengan minyak tanah dapat dilakukan dengan baik dan benar. sehingga tingkat ketilitan yang didapatkanpun sesuai dengan 𝜌𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 minyak tanah dan minyak goreng. Hasil tingkat ketelitian tidak boleh kurang dari 90%, jika iya maka ada kesalahan saat praktikum. tidak hanya itu saja pada saat mencari massa jenis, hasil yang didapatkan tidak akan jauh dari 𝜌𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 minyak tanah dan minyak goren yang mana. massa jenis minyak tanah 𝛒literatur = 0,805 g/cm3 dan massa jenis minyak goring 𝛒literatur = 0,904 g/cm3
  • 15. 15 BAB VI KESIMPULAN Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan: 1. Setiap fluida memiliki massa jenis yang berbeda-beda dan tidak akan sama dengan zat yang lainnya. 2. Air yang berada didalam pipa U akan berubah ketinggiannya pada saat meneteskan minyak goreng atau minyak tanah. ketinggia air dapat dihitung dengan mengurangi batas bawah minyak dengan batas atas air dan ketinggian minyak sendiri dapat dihitung dengan mengurangi batas bawah minya dan batas atas minyak 3. Massa jenis didapatkan dari hasil ketinggian air dibagi ketinggian minyak tanah/minyak goreng. 4. Apabila kita kurang teliti pada saat melakukan percobaan, pada saat meneteskan minyak goreng atau minyak tanah tiap tetesnya mempengaruhi hasil dan jika dari awal sudah salah, maka hasil berikutnya pun akan didapatkan data yang salah juga. 5. Tiap ml nya mempengaruhi hasil massa jenis, dan semakin besar massa jenis yang didapatkan atau melebihi massa jenis literature minyak tanah dan minyak goreng maka tingkat ketelitian akan semakin jauh.
  • 16. 16 DAFTAR PUSTAKA Alonso, Marcello dan Edward J. Finn. 1980. Dasar-Dasar Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga Yas, Ali. 2013. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Edisi kedua. Quadra Bird, Tony. 1987. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT. Gramedia