SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 46
FG 1
ANNISA SANUBARI I ARETA DEWI I MIRANDA DARA
I RESTI AMALIA ROZY NR I SOHIFAH I TIARA
YASMINA
CBL 3 Kasus 3
OUTLINE
Overview pendarahan gastrointestinal atas
Patofisiologi sirosis hati
Farmakologi dan Non Farmakologi
Pemeriksaan diagnostik perdarahan gastrointestinal atas
Triase penilaian primer dan sekunder berdasarkan kasus
Asuhan keperawatan
Perdarahan
Gastrointestinal
Katagori perdarahan GI berdasarkan
fungsional
Perdarahan GI atas
Perdarahan GI bawah
Jenis perdarahan GI atas
Varises
Non Varises
Tanda dan Gejala GI atas
- kelemahan umum dan kelelahan
- demam ringan intermiten
- edema pergelangan kaki
- nyeri perut kuadran kanan atas
- anoreksia
- mual dan muntah
- dispepsia
- perubahan pola buang air besar.
- ikterus
- perubahan status mental
- pengecilan otot
- penurunan berat badan
- asites
- epistaksis
- memar spontan
Penyebab perdarahan GI atas
Peptic Ulcer
Mallory-Weiss Syndrome
Drug-induced erosions
Severe or Prolonged Vomiting
Sirosis Hati
Patofisiologi Sirosis Hati
Patofisiologi
Jaringan ikat fibrotik
tersebar luas
Mengubah susunan
normal hati dan
regulasi seluler
Degenerasi ekstensif
dan penghancuran
hepatosit (sel hati)
Jaringan menjadi
nodular, membentuk
pita konstriktif yang
mengganggu aliran
darah dan empedu di
dalam lobulus hati
Hipertensi portal atau
peningkatan tekanan
dalam sistem vena
portal
(Ignatavicious, Workman, Rebar, & Heimgartner, 2018) dan (Lemone et al., 2017).
Macam sirosis hati:
Sirosis pasca-nekrotik
• Penyakit hati progresif
lanjut akibat hepatitis B
atau C kronis.
• Hati mengecil dan
bernodul dengan
kehilangan sel hati yang
luas dan fibrosis
Sirosis alkoholik
• Konsumsi alkohol
• perubahan metabolisme
di hati yang
menyebabkan infiltrasi
lemak hepatosit (hati
berlemak).
• Sel-sel inflamasi
menyusup ke hati
(hepatitis alkoholik) yang
menyebabkan nekrosis,
fibrosis, dan
penghancuran jaringan
hati fungsional
Sirosis bilier
• Aliran empedu
terhambat di dalam hati
atau dalam sistem bilier
• Merusak dan
menghancurkan sel-sel
hati yang dekat dengan
saluran empedu
interlobular
• peradangan, fibrosis, dan
pembentukan nodul
regeneratif
Farmakologi dan Non
Farmakologi
Farmakologi
Proton pump
inhibitors (PPI)
Anti-emetik
Agen
prokinetik
Obat vasoaktif
Pemberian
antibiotik
Non Farmakologi
Endoskopi Pembedahan
Pemeriksaan Diagnostik
Perdarahan GI Atas
Pemeriksaan Laboratorium Dasar
Pemeriksaan darah lengkap
Elektrolit
BUN (blood urea nitrogen)
Kreatinin
Koagulasi darah
Fungsi liver:
• Al kaline phosphatase (ALP)
• AST (aspartate transaminase/SGOT)
• ALT (alanine transaminase/SGPT)
• γ-glutamyl transpeptidase (GGT)
• Bilirubin
• Albumin dan globulin
(Emergency Nurses Association, 2010; Cydulka, Cline, & Ma, 2018); Lewis, et. al., 2014)
Endoskopi Saluran GI Atas
(esophagogastroduodenoscopy)
Tujuan  mengidentifikasi
abnormalitas saluran GI atas
Variasi dari injeksi dan
endoskopi juga menjadi
metode yang digunakan untuk
mengontrol perdarahan
saluran GI atas (Emergency
Nurses Association, 2010)
(Tscheschlog & Jauch, 2015)
Endoskopi Saluran GI Atas
(esophagogastroduodenoscopy)
CT scan
Memberikan gambaran terkait dengan
saluran empedu, liver, dan pankreas.
Tujuan dari CT scan yaitu membedakan
jaundice obstruksi atau non-obstruksi,
mengidentifikasi abses, kista,
hematoma, tumor, dan pseudokista
(Tscheschlog & Jauch, 2015).
(Tscheschlog & Jauch, 2015)
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Memeriksa liver dan organ dalam abdomen
Mengevaluasi masalah liver seperti karakter tumor, massa,
atau kista yang ditemukan pada pemeriksaan sebelumnya.
(Tscheschlog & Jauch, 2015)
Pemeriksaan Fekal
Hasil:
Feses berdarah dan disertai mucus  menandakan infeksi bakteri
Feses berdarah dengan pus  menandakan colitis
Feses yang berwarna hitam  tanda perdarahan GI
◦ Dapat mendeteksi antigen yang diproduksi dari bakteri
H. pylori dengan sensitivitas >90%
(Tscheschlog & Jauch, 2015; Cydulka, Cline, & Ma, 2018)
Peritoneal Fluid Analysis
Analisis cairan peritonium meliputi tampilan, hitung
eritrosit dan leukosit, pemeriksaan cytologic,
pemeriksaan mikrobiologi (bakteri dan jamur), dan
level protein, glukosa, amilase, amonia, serta
alkaline fosfat.
(Tscheschlog & Jauch, 2015)
Triase, Penilaian Primer,
dan Penilaian Sekunder
Berdasarkan Kasus
Kasus (Pencernaan)
Seorang laki-laki berusia 43 tahun diantar keluarga dengan ambulans ke IGD mengeluh muntah darah,
nyeri ulu hati dan kepala terasa melayang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 80/60 mmHg,
frekuensi nadi 120 kali/menit, frekuensi napas 24 kali/menit. Klien mengalami BAB dengan tinja
seperti ter dan hitam. Klien memiliki riwayat minum alkohol setiap hari. Klien merasakan nyeri tekan
ringan pada palpasi di epigastrium tetapi tidak menunjukkan nyeri tekan lepas atau defans. Klien tidak
menunjukkan spider angioma yang jelas, ginekomastia, eritema palmaris, atau asites. Pada
pemeriksaan colok dubur menunjukkan tinja yang secara makroskopik melena. Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan hematologi Hemoglobin (Hb) 8,4 gr/dl, Ht 38,3%, Leukosit 10.700/uL,
Trombosit 182.000/uL.
Triase Perdarahan Gastrointestinal
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 47 tahun 2018 tentang pelayanan
kegawatdaruratan kebutuhan pasien dinilai dalam triase dengan menilai tanda vital dan kondisi
umum pasien, menilai kebutuhan medis, 6 kemungkinan bertahan hidup, bantuan yang
memungkinkan, dan penanganan definitive.
Prioritas berdasarkan ABCDE atau airway, breathing, circulation, disability, dan environment.
Pada kasus terlihat pasien mengalami tanda-tanda perdarahan gastrointestinal dengan
menyebutkan riwayat muntah darah, nyeri ulu hati, serta tinja seperti ter dan hitam.
Triase Perdarahan Gastrointestinal
Hasil pemeriksaan colok dubur terlihat tinja secara makroskopik melena menunjukan pasien sudah mengalami
perdarahan selama beberapa saat. Kondisi ini dapat menjadi parah jika tidak ditangani segera dan naik menjadi
kondisi shock hipovolemik.
Pasien sudah menunjukan tanda tanda shock hipovolemik yaitu tekanan darah sistolik dibawah 90mm Hg,
takikardia, pernapasan meningkat, dan kepala terasa melayang yang dapat menjadi awal hilangnya kesadaran
pasien. Kondisi ini jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan kekurangan suplai oksigen ke organ-organ vital
tubuh dan menyebabkan gagal organ dan kematian jika tidak segera mendapat pertolongan.
Berdasarkan data yang diperoleh pasien memerlukan pertolongan segera atau emergent (level 2) dengan waktu
tunggu maksimal 10 menit karena kondisi pasien yang sudah mengalami shock dapat berubah menjadi kondisi
mengancam jiwa jika tidak diberikan penanganan segera.
(White, et al, 2013)
Penilaian Primer dan Sekunder Perdarahan
Gastrointestinal
Tabel Data Pengkajian Primer Abnormal pada Perdarahan GI
Pengkajian Primer Data Abnormal
Airway Terdapat mutah atau darah yang mengobstruksi
saluran napas atas, suara napas gurgling,
pengembangan dada buruk
Breathing Takipnea dan napas pendek
Circulation Muntah darah (hematemesis), 8 coffe-ground emesis,
melena, hipotensi, takikardia, nadi lemah, kulit pucat,
diaforesis, ekstremitas dingin, CRT > 3 detik, dan
pusing.
Disability Penurunan tingkat kesadaran atau penurunan GCS
Exposure Pakaian berlumur darah, muntah, dan melena dan
hipotermia
Tabel Kemungkinan Data Anamnesis pada Perdarahan GI
Anamnesis Hasil Anamnesis
Signs and symptoms Mual, muntah, penurunan berat badan, haus, melena,
penurunan output urin, berkeringat, kelemahan,
pusing, pingsan, nyeri epigastrik atau ulu hati, dan
nyeri abdomen.
Allergies Adanya alergi terhadap medikasi yang digunakan
untuk mengatasi perdarahan.
Medications Adanya konsumsi obat yang dapat meningkatkan risiko
perdarahan seperti aspirin, NSAID, kortikostreroid, dan
antikoagulan.
Past medical history Riwayat perdarahan GI, penanganan perdarahan GI,
penyakit peptic ulcer, varises esofagus, esofagitits,
gastritis akut atau kronis, dan penyakit mukosa yang
berhubungan dengan stress.
Tabel Kemungkinan Data Anamnesis pada Perdarahan GI
Anamnesis Hasil Anamnesis
Last oral intake Intake oral terakhir yang dapat memicu muntah atau
terjadinya perdarahan GI dan prosedur intubasi atau
operasi di gastrointestinal.
Events surrounding injury or illness Kejadian yang dapat memicu atau terjadi sebelum
perdarahan GI seperti stress akut atau kronik,
merokok, dan konsumsi alkohol lebih dari batas
toleransi tubuh.
Pengkajian dan
Diagnosis Keperawatan
Pengkajian
Penilaian dilakukan mulai dari tingkat kesadaran pasien, tanda vital, warna kulit, dan pengisian
kapiler
Pemeriksaan perut pasien untuk melihat distensi, guuarding, dan peristaltik
Pemeriksaan tanda vital dilakukan segera untuk menentukan apakah pasien mengalami syok
karena kehilangan darah, serta memantau tekanan darah dan denyut nadi untuk
mengidentifikasi kemajuan/perkembangan pengobatan. Tanda dan gejala terjadinya syok yaitu
meliputi tekanan darah rendah, nadi cepat dan lemah, peningkatan rasa haus, kulit dingin dan
lembap, serta pasien merasa gelisah
Pemantauan tanda-tanda vital pasien dilakukan setiap 15 hingga 30 menit dan jika terdapat
perubahan yang signifikan perawat perlu memberi tahu penyedia layanan kesehatan lainnya
(Lewis et al., 2014)
Pengkajian
Setelah intervensi diberikan, pasien maupun keluarga perlu memberikan jawaban terkait
pertanyaan berikut:
1) Apakah ada riwayat episode perdarahan sebelumnya?
2) Apakah pasien pernah menerima transfusi darah di masa lalu? Apakah ada reaksi transfusi?
3) Apakah ada penyakit lain (misalnya penyakit hati, sirosis) atau obat-obatan yang dapat
menyebabkan perdarahan maupun mengganggu pengobatan?
4) Apakah pasien memiliki preferensi agama yang melarang penggunaan produk darah?
(Lewis et al., 2014)
Data subjektif yang perlu perawat kaji
Informasi
kesehatan yang
penting
Riwayat kesehatan masa lalu: Peristiwa pencetus sebelum episode perdarahan,
episode dan pengobatan perdarahan sebelumnya, penyakit ulkus peptikum,
varises esofagus, esofagitis, gastritis akut dan kronis, penyakit mukosa terkait stres
Obat-obatan:
Aspirin, obat antiinflamasi nonsteroid, kortikosteroid, antikoagulan
Pola kesehatan
fungsional
Persepsi kesehatan-manajemen kesehatan: Riwayat keluarga terkait perdarahan,
merokok, penggunaan alkohol
Nutrisi-metabolik: Mual, muntah, penurunan berat badan, rasa hauS
Eliminasi: Diare, tinja berwarna hitam dan lembek, penurunan keluaran urin,
berkeringat
Aktivitas-olahraga: Kelemahan, pusing, pingsan
Kognitif-perseptual:Nyeri epigastrum, kram perut
Koping-toleransi stres: Stres akut atau kronis
(Lewis et al., 2014)
Data objektif yang perlu perawat kaji
Umum Demam
Integumen Kulit lembab, dingin, pucat; Membran mukosa, dasar kuku, konjungtiva pucat; Spider
angioma, jaundice, edema perifer
Pernapasan Pernapasan cepat dan dangkal
Kardiovaskular Takikardia, nadi lemah, hipotensi ortostatik, pengisian kapiler lambat
Gastrointestinal Muntah berwarna merah atau seperti kopi; Perut tegang, kaku, asites; Bising usus
hipoaktif atau hiperaktif; Feses hitam dan lembek
Perkemihan Penurunan output urin, urin pekat
Neurologis Agitasi, kegelisahan; Penurunan tingkat kesadaran
Kemungkinan temuan
diagnostik
Penurunan hemotokrit dan hemoglobin; Hematuria; Tinja guaiac positif, emesis, atau
aspirasi lambung; Penurunan tingkat faktor pembekuan; Peningkatan enzim hati; Hasil
endoskopi abnormal
(Lewis et al., 2014)
Analisis Data
Data Umum Data Subjektif Data Objektif Diagnosis Keperawatan
- Laki-laki
- Usia 43 tahun
Mengeluh muntah darah - Hemoglobin 8,4 gr/dl
- Ht 38,3%
- Tekanan darah 80/60
mmHg
- Nadi 120 x/menit
Defisit volume cairan b.d.
muntah darah dan
melena
Mengeluh nyeri ulu hati Pasien merasakan nyeri
tekan ringan pada palpasi
di epigastrum namun
tidak menunjukkan nyeri
tekan lepas atau defans
Nyeri akut b.d. agen
cedera fisiologis
(inflamasi)
Asuhan Keperawatan
Defisiensi Volume Cairan
b.d Muntah dan Melena
Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Defisien Volume Cairan b.d Muntah dan Melena
Definisi:
Penurunan cairan intravascular, interstisial,
dan/atau intraselular. Ini mengacu pada dehidrasi,
kehilangan cairan saja tanpa perubahan kadar
natrium (Herdman & Kamitsuru, 2018).
Koagulasi Darah 0409
Definisi:
Tingkatan dimana pembekuan darah terjadi dalam
periode waktu yang normal
Kriteria Hasil:
 040913 Hemoglobin (Hb) ditingkatkan ke
deviasi ringan sedang dari kisaran normal
 040908 Hitung platelet/platelet count
ditingkatkan ke deviasi ringan sedang dari
kisaran normal
 040902 Perdarahan ditingkatkan ke deviasi
ringan sedang dari kisaran normal
Resusitasi Cairan (4140)
Definisi:
Pemberian cairan intravena dengan cara IV yang
tepat
 Berikan resusitasi volume dengan kristaloid
atau produk darah melalui satu atau lebih
large-bore IV lines.
 Pantau respons hemodinamik Pasien
Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Defisien Volume Cairan b.d Muntah dan Melena
Definisi:
Penurunan cairan intravascular, interstisial,
dan/atau intraselular. Ini mengacu pada
dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa
perubahan kadar natrium (Herdman &
Kamitsuru, 2018).
Keseimbangan Cairan 0601
Definisi:
Keseimbangan cairan di dalam ruang
intraseluler dan ekstraseluler tubuh
Kriteria Hasil:
 060101 Tekanan darah ditingkatkan ke
tidak terganggu
 060122 Denyut nadi radial ditingkatkan ke
tidak terganggu
 060119 Hematokrit ditingkatkan ke tidak
terganggu (SDKI, 2017).
Monitoring Cairan (4130)
Definisi:
Pengumpulan dan analisis data pasien dalam
pengaturan keseimbangan cairan
 Monitor tekanan darah, denyut jantung, dan
status pernafasan
 Monitor urine output
 Monitor parameter hemodinamik invasif
Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Defisien Volume Cairan b.d Muntah dan Melena
Definisi:
Penurunan cairan intravascular, interstisial,
dan/atau intraselular. Ini mengacu pada
dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa
perubahan kadar natrium (Herdman &
Kamitsuru, 2018).
Keseimbangan Cairan 0601
Definisi:
Keseimbangan cairan di dalam ruang
intraseluler dan ekstraseluler tubuh
Kriteria Hasil:
 060101 Tekanan darah ditingkatkan ke
tidak terganggu
 060122 Denyut nadi radial ditingkatkan ke
tidak terganggu
 060119 Hematokrit ditingkatkan ke tidak
terganggu (SDKI, 2017).
Pengurangan Perdarahan: Gastrointestinal
(4022)
Definisi:
Pembatasan jumlah kehilangan darah dari
saluran gastrointestinal bagian atas dan
komplikasi yang terkait
 Masukan selang nasogratik untuk
menghisap dan memonitor sekresi
 Membantu mempersiapkan pasien untuk
prosedur bedah seperti prosedur endoskopi,
jika dibutuhkan
 Berikan vasopressin sesuai yang diresepkan
(SDKI, 2017).
Asuhan keperawatan: Nyeri Akut b.d Agen
Pencedera Fisiologis (Inflamasi)
Data Subjektif Data Objektif
 Klien merasakan nyeri tekan ringan pada palpasi di
epigastrium tetapi tidak menunjukkan nyeri tekan
lepas atau defans
 Klien mengeluh muntah darah, nyeri ulu hati dan
kepala terasa melayang
 TD 80/60 mmHg
 Frekuensi nadi 120 kali/menit
 Frekuensi napas 24 kali/menit
 Klien mengalami BAB dengan tinja seperti ter dan
hitam.
 Klien memiliki riwayat minum alkohol setiap hari.
 Klien tidak menunjukkan spider angioma yang jelas,
ginekomastia, eritema palmaris, atau asites. Pada
pemeriksaan colok dubur menunjukkan tinja yang
secara makroskopik melena. Dari pemeriksaan
laboratorium didapatkan hematologi Hemoglobin
(Hb) 8,4 gr/dl, Ht 38,3%, Leukosit 10.700/uL,
Trombosit 182.000/uL.
OUTCOME INTERVENSI
TINGKAT NYERI MENURUN
(L.08066)
Kriterias Hasil :
• Klien mampu mengontrol
nyeri, tahu penyebab nyeri,
mampu menggunakan teknik
nok farmakologi (teknik
autogenik) untuk mengurangi
nyeri.
• Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan
menggunakan manajemen
nyeri.
• Mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
• Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
1. Observasi
 Lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respon nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
2. Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma
terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
OUTCOME INTERVENSI
MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
3. Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
PEMBERIAN ANALGETIK (I.08243)
1. Observasi
 Identifikasi karakteristik nyeri (mis. Pencetus, pereda, kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi, durasi)
 Identifikasi riwayat alergi obat
 Identifikasi kesesuaian jenis analgesik (mis. Narkotika, non-narkotika,
atau NSAID) dengan tingkat keparahan nyeri
 Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgesic
 Monitor efektifitas analgesik
OUTCOME INTERVENSI
PEMBERIAN ANALGETIK (I.08243)
2. Terapeutik
 Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk mencapai analgesia
optimal, jika perlu
 Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau bolus opioid untuk
mempertahankan kadar dalam serum
 Tetapkan target efektifitas analgesic untuk mengoptimalkan respon
pasien
 Dokumentasikan respon terhadap efek analgesic dan efek yang tidak
diinginkan
3. Edukasi
 Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik, sesuai indikasi
TERIMA KASIH
REFERENSI
Curtis, K., Ramsden, C. (2016). Emergency and Trauma Care for Nurses and Paramedics. Chatswood: Elsevier.
Cydulka, R. K., Cline, D. M., & Ma, O. J. (2018). Tintinalli's Emergency Medicine Manual (8th ed.). USA: McGraw-Hill
Education.
Emergency Nurses Association. (2010). Sheehy’s Emergency Nursing, Principles and PracticeSt. Louis: (6th ed.). St.
Louis: Mosby Elsevier.
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA international Nursing Diagnoses: Definitions & classification,
2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell.
Ignatavicious, D. D., Workman, M. L., Rebar, C., & Heimgartner, N. M. (2018). Medical-Surgical Nursing: Concepts
for Interprofessional Collaborative Care (9th ed.). London: Elsevier.
Lemone, Burke, Levett-Jones, Dwyer, Moxham, Reid-Searl, … Raymond. (2017). Medical-Surgical Nursing: Critical
Thinking for Person-Centred Care (3rd ed.). Melbourne: Pearson Australia Group.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L., & Harding, M. M. (2014). Medical-Surgical Nursing:
Assessment and Management of Clinical Problems (9th ed.). Missouri: Elsevier Mosby.
REFERENSI
Rawla, P. & Devasahayam, J. (2020). Mallory Weiss Syndrome. National Center for Biotechnology Information, U.S.
National Library of Medicine. Retrieved from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK53819 0/
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat
Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat
Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat
Indonesia
Tscheschlog, B. A., & Jauch, A. (2015). Emergency Nursing Made Incredible Easy (2nd ed.). Philadelphia: Wolters
Kluwer.
White, L., Duncan, G., & Baumle, W. (2013). Medical-Surgical Nursing : An Integrated Approach (3rd ed.). Delmar:
Engange Learning.
Zemaitis, M. R., Planas, J. H., & Waseem, M. (2020). Trauma Secondary Survey. StatPearls. StatPearls Publishing.
Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28722931

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Diagnosis Keperawatan Perdarahan Gastrointestinal Atas

Pemeriksaan penunjang area medik s2 unusa
Pemeriksaan penunjang area medik s2 unusaPemeriksaan penunjang area medik s2 unusa
Pemeriksaan penunjang area medik s2 unusatata mahyuvi
 
Penyakit ginjal diabetik case ipd
Penyakit ginjal diabetik case ipdPenyakit ginjal diabetik case ipd
Penyakit ginjal diabetik case ipdAditya Prabawa
 
askep-crf.ppt
askep-crf.pptaskep-crf.ppt
askep-crf.ppticurscb
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHKharima SD
 
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptxPPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptxLintangFifgiAndila
 
slide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxslide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxSarahShadiqa
 
409651743 nefrolithiasis
409651743 nefrolithiasis409651743 nefrolithiasis
409651743 nefrolithiasisElvira Cesarena
 
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.Aprita Ma'ruf
 
PPT Ujian Isna Zahra.pptx
PPT Ujian Isna Zahra.pptxPPT Ujian Isna Zahra.pptx
PPT Ujian Isna Zahra.pptxIsnaZahra4
 
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)Edhy Riawan
 
LAPKAS CHF.pptx
LAPKAS CHF.pptxLAPKAS CHF.pptx
LAPKAS CHF.pptxIvanOnggo1
 
ASUHAN KEPERAWTAN PADA PASIEN A DENGAN KASUS SLE.ppt
ASUHAN KEPERAWTAN PADA PASIEN A DENGAN KASUS SLE.pptASUHAN KEPERAWTAN PADA PASIEN A DENGAN KASUS SLE.ppt
ASUHAN KEPERAWTAN PADA PASIEN A DENGAN KASUS SLE.ppticursudbogor
 

Ähnlich wie Diagnosis Keperawatan Perdarahan Gastrointestinal Atas (20)

Pemeriksaan penunjang area medik s2 unusa
Pemeriksaan penunjang area medik s2 unusaPemeriksaan penunjang area medik s2 unusa
Pemeriksaan penunjang area medik s2 unusa
 
Penyakit ginjal diabetik case ipd
Penyakit ginjal diabetik case ipdPenyakit ginjal diabetik case ipd
Penyakit ginjal diabetik case ipd
 
Ckd2
Ckd2Ckd2
Ckd2
 
1810413 (1).pptx
1810413 (1).pptx1810413 (1).pptx
1810413 (1).pptx
 
askep-crf.ppt
askep-crf.pptaskep-crf.ppt
askep-crf.ppt
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Ppt_syok.pptx
Ppt_syok.pptxPpt_syok.pptx
Ppt_syok.pptx
 
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptxPPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
 
Kolelitiasis lapsus Rezza.docx
Kolelitiasis lapsus Rezza.docxKolelitiasis lapsus Rezza.docx
Kolelitiasis lapsus Rezza.docx
 
slide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptxslide perdarahan scba.pptx
slide perdarahan scba.pptx
 
409651743 nefrolithiasis
409651743 nefrolithiasis409651743 nefrolithiasis
409651743 nefrolithiasis
 
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
 
PPT Ujian Isna Zahra.pptx
PPT Ujian Isna Zahra.pptxPPT Ujian Isna Zahra.pptx
PPT Ujian Isna Zahra.pptx
 
dc hasna abu.docx
dc hasna abu.docxdc hasna abu.docx
dc hasna abu.docx
 
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptxLASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
 
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
Presentasi ckd (gagal ginjal kronik)
 
LAPKAS CHF.pptx
LAPKAS CHF.pptxLAPKAS CHF.pptx
LAPKAS CHF.pptx
 
BPH KELOMPOK 1.pptx
BPH KELOMPOK 1.pptxBPH KELOMPOK 1.pptx
BPH KELOMPOK 1.pptx
 
Definisi
DefinisiDefinisi
Definisi
 
ASUHAN KEPERAWTAN PADA PASIEN A DENGAN KASUS SLE.ppt
ASUHAN KEPERAWTAN PADA PASIEN A DENGAN KASUS SLE.pptASUHAN KEPERAWTAN PADA PASIEN A DENGAN KASUS SLE.ppt
ASUHAN KEPERAWTAN PADA PASIEN A DENGAN KASUS SLE.ppt
 

Kürzlich hochgeladen

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

Diagnosis Keperawatan Perdarahan Gastrointestinal Atas

  • 1. FG 1 ANNISA SANUBARI I ARETA DEWI I MIRANDA DARA I RESTI AMALIA ROZY NR I SOHIFAH I TIARA YASMINA CBL 3 Kasus 3
  • 2. OUTLINE Overview pendarahan gastrointestinal atas Patofisiologi sirosis hati Farmakologi dan Non Farmakologi Pemeriksaan diagnostik perdarahan gastrointestinal atas Triase penilaian primer dan sekunder berdasarkan kasus Asuhan keperawatan
  • 4. Katagori perdarahan GI berdasarkan fungsional Perdarahan GI atas Perdarahan GI bawah
  • 5. Jenis perdarahan GI atas Varises Non Varises
  • 6. Tanda dan Gejala GI atas - kelemahan umum dan kelelahan - demam ringan intermiten - edema pergelangan kaki - nyeri perut kuadran kanan atas - anoreksia - mual dan muntah - dispepsia - perubahan pola buang air besar. - ikterus - perubahan status mental - pengecilan otot - penurunan berat badan - asites - epistaksis - memar spontan
  • 7. Penyebab perdarahan GI atas Peptic Ulcer Mallory-Weiss Syndrome Drug-induced erosions Severe or Prolonged Vomiting Sirosis Hati
  • 9. Patofisiologi Jaringan ikat fibrotik tersebar luas Mengubah susunan normal hati dan regulasi seluler Degenerasi ekstensif dan penghancuran hepatosit (sel hati) Jaringan menjadi nodular, membentuk pita konstriktif yang mengganggu aliran darah dan empedu di dalam lobulus hati Hipertensi portal atau peningkatan tekanan dalam sistem vena portal (Ignatavicious, Workman, Rebar, & Heimgartner, 2018) dan (Lemone et al., 2017).
  • 10. Macam sirosis hati: Sirosis pasca-nekrotik • Penyakit hati progresif lanjut akibat hepatitis B atau C kronis. • Hati mengecil dan bernodul dengan kehilangan sel hati yang luas dan fibrosis Sirosis alkoholik • Konsumsi alkohol • perubahan metabolisme di hati yang menyebabkan infiltrasi lemak hepatosit (hati berlemak). • Sel-sel inflamasi menyusup ke hati (hepatitis alkoholik) yang menyebabkan nekrosis, fibrosis, dan penghancuran jaringan hati fungsional Sirosis bilier • Aliran empedu terhambat di dalam hati atau dalam sistem bilier • Merusak dan menghancurkan sel-sel hati yang dekat dengan saluran empedu interlobular • peradangan, fibrosis, dan pembentukan nodul regeneratif
  • 15. Pemeriksaan Laboratorium Dasar Pemeriksaan darah lengkap Elektrolit BUN (blood urea nitrogen) Kreatinin Koagulasi darah Fungsi liver: • Al kaline phosphatase (ALP) • AST (aspartate transaminase/SGOT) • ALT (alanine transaminase/SGPT) • γ-glutamyl transpeptidase (GGT) • Bilirubin • Albumin dan globulin (Emergency Nurses Association, 2010; Cydulka, Cline, & Ma, 2018); Lewis, et. al., 2014)
  • 16. Endoskopi Saluran GI Atas (esophagogastroduodenoscopy) Tujuan  mengidentifikasi abnormalitas saluran GI atas Variasi dari injeksi dan endoskopi juga menjadi metode yang digunakan untuk mengontrol perdarahan saluran GI atas (Emergency Nurses Association, 2010) (Tscheschlog & Jauch, 2015)
  • 17. Endoskopi Saluran GI Atas (esophagogastroduodenoscopy)
  • 18. CT scan Memberikan gambaran terkait dengan saluran empedu, liver, dan pankreas. Tujuan dari CT scan yaitu membedakan jaundice obstruksi atau non-obstruksi, mengidentifikasi abses, kista, hematoma, tumor, dan pseudokista (Tscheschlog & Jauch, 2015). (Tscheschlog & Jauch, 2015)
  • 19. Magnetic Resonance Imaging (MRI) Memeriksa liver dan organ dalam abdomen Mengevaluasi masalah liver seperti karakter tumor, massa, atau kista yang ditemukan pada pemeriksaan sebelumnya. (Tscheschlog & Jauch, 2015)
  • 20. Pemeriksaan Fekal Hasil: Feses berdarah dan disertai mucus  menandakan infeksi bakteri Feses berdarah dengan pus  menandakan colitis Feses yang berwarna hitam  tanda perdarahan GI ◦ Dapat mendeteksi antigen yang diproduksi dari bakteri H. pylori dengan sensitivitas >90% (Tscheschlog & Jauch, 2015; Cydulka, Cline, & Ma, 2018)
  • 21. Peritoneal Fluid Analysis Analisis cairan peritonium meliputi tampilan, hitung eritrosit dan leukosit, pemeriksaan cytologic, pemeriksaan mikrobiologi (bakteri dan jamur), dan level protein, glukosa, amilase, amonia, serta alkaline fosfat. (Tscheschlog & Jauch, 2015)
  • 22. Triase, Penilaian Primer, dan Penilaian Sekunder Berdasarkan Kasus
  • 23. Kasus (Pencernaan) Seorang laki-laki berusia 43 tahun diantar keluarga dengan ambulans ke IGD mengeluh muntah darah, nyeri ulu hati dan kepala terasa melayang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 80/60 mmHg, frekuensi nadi 120 kali/menit, frekuensi napas 24 kali/menit. Klien mengalami BAB dengan tinja seperti ter dan hitam. Klien memiliki riwayat minum alkohol setiap hari. Klien merasakan nyeri tekan ringan pada palpasi di epigastrium tetapi tidak menunjukkan nyeri tekan lepas atau defans. Klien tidak menunjukkan spider angioma yang jelas, ginekomastia, eritema palmaris, atau asites. Pada pemeriksaan colok dubur menunjukkan tinja yang secara makroskopik melena. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan hematologi Hemoglobin (Hb) 8,4 gr/dl, Ht 38,3%, Leukosit 10.700/uL, Trombosit 182.000/uL.
  • 24. Triase Perdarahan Gastrointestinal Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 47 tahun 2018 tentang pelayanan kegawatdaruratan kebutuhan pasien dinilai dalam triase dengan menilai tanda vital dan kondisi umum pasien, menilai kebutuhan medis, 6 kemungkinan bertahan hidup, bantuan yang memungkinkan, dan penanganan definitive. Prioritas berdasarkan ABCDE atau airway, breathing, circulation, disability, dan environment. Pada kasus terlihat pasien mengalami tanda-tanda perdarahan gastrointestinal dengan menyebutkan riwayat muntah darah, nyeri ulu hati, serta tinja seperti ter dan hitam.
  • 25. Triase Perdarahan Gastrointestinal Hasil pemeriksaan colok dubur terlihat tinja secara makroskopik melena menunjukan pasien sudah mengalami perdarahan selama beberapa saat. Kondisi ini dapat menjadi parah jika tidak ditangani segera dan naik menjadi kondisi shock hipovolemik. Pasien sudah menunjukan tanda tanda shock hipovolemik yaitu tekanan darah sistolik dibawah 90mm Hg, takikardia, pernapasan meningkat, dan kepala terasa melayang yang dapat menjadi awal hilangnya kesadaran pasien. Kondisi ini jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan kekurangan suplai oksigen ke organ-organ vital tubuh dan menyebabkan gagal organ dan kematian jika tidak segera mendapat pertolongan. Berdasarkan data yang diperoleh pasien memerlukan pertolongan segera atau emergent (level 2) dengan waktu tunggu maksimal 10 menit karena kondisi pasien yang sudah mengalami shock dapat berubah menjadi kondisi mengancam jiwa jika tidak diberikan penanganan segera. (White, et al, 2013)
  • 26. Penilaian Primer dan Sekunder Perdarahan Gastrointestinal Tabel Data Pengkajian Primer Abnormal pada Perdarahan GI Pengkajian Primer Data Abnormal Airway Terdapat mutah atau darah yang mengobstruksi saluran napas atas, suara napas gurgling, pengembangan dada buruk Breathing Takipnea dan napas pendek Circulation Muntah darah (hematemesis), 8 coffe-ground emesis, melena, hipotensi, takikardia, nadi lemah, kulit pucat, diaforesis, ekstremitas dingin, CRT > 3 detik, dan pusing. Disability Penurunan tingkat kesadaran atau penurunan GCS Exposure Pakaian berlumur darah, muntah, dan melena dan hipotermia
  • 27. Tabel Kemungkinan Data Anamnesis pada Perdarahan GI Anamnesis Hasil Anamnesis Signs and symptoms Mual, muntah, penurunan berat badan, haus, melena, penurunan output urin, berkeringat, kelemahan, pusing, pingsan, nyeri epigastrik atau ulu hati, dan nyeri abdomen. Allergies Adanya alergi terhadap medikasi yang digunakan untuk mengatasi perdarahan. Medications Adanya konsumsi obat yang dapat meningkatkan risiko perdarahan seperti aspirin, NSAID, kortikostreroid, dan antikoagulan. Past medical history Riwayat perdarahan GI, penanganan perdarahan GI, penyakit peptic ulcer, varises esofagus, esofagitits, gastritis akut atau kronis, dan penyakit mukosa yang berhubungan dengan stress.
  • 28. Tabel Kemungkinan Data Anamnesis pada Perdarahan GI Anamnesis Hasil Anamnesis Last oral intake Intake oral terakhir yang dapat memicu muntah atau terjadinya perdarahan GI dan prosedur intubasi atau operasi di gastrointestinal. Events surrounding injury or illness Kejadian yang dapat memicu atau terjadi sebelum perdarahan GI seperti stress akut atau kronik, merokok, dan konsumsi alkohol lebih dari batas toleransi tubuh.
  • 30. Pengkajian Penilaian dilakukan mulai dari tingkat kesadaran pasien, tanda vital, warna kulit, dan pengisian kapiler Pemeriksaan perut pasien untuk melihat distensi, guuarding, dan peristaltik Pemeriksaan tanda vital dilakukan segera untuk menentukan apakah pasien mengalami syok karena kehilangan darah, serta memantau tekanan darah dan denyut nadi untuk mengidentifikasi kemajuan/perkembangan pengobatan. Tanda dan gejala terjadinya syok yaitu meliputi tekanan darah rendah, nadi cepat dan lemah, peningkatan rasa haus, kulit dingin dan lembap, serta pasien merasa gelisah Pemantauan tanda-tanda vital pasien dilakukan setiap 15 hingga 30 menit dan jika terdapat perubahan yang signifikan perawat perlu memberi tahu penyedia layanan kesehatan lainnya (Lewis et al., 2014)
  • 31. Pengkajian Setelah intervensi diberikan, pasien maupun keluarga perlu memberikan jawaban terkait pertanyaan berikut: 1) Apakah ada riwayat episode perdarahan sebelumnya? 2) Apakah pasien pernah menerima transfusi darah di masa lalu? Apakah ada reaksi transfusi? 3) Apakah ada penyakit lain (misalnya penyakit hati, sirosis) atau obat-obatan yang dapat menyebabkan perdarahan maupun mengganggu pengobatan? 4) Apakah pasien memiliki preferensi agama yang melarang penggunaan produk darah? (Lewis et al., 2014)
  • 32. Data subjektif yang perlu perawat kaji Informasi kesehatan yang penting Riwayat kesehatan masa lalu: Peristiwa pencetus sebelum episode perdarahan, episode dan pengobatan perdarahan sebelumnya, penyakit ulkus peptikum, varises esofagus, esofagitis, gastritis akut dan kronis, penyakit mukosa terkait stres Obat-obatan: Aspirin, obat antiinflamasi nonsteroid, kortikosteroid, antikoagulan Pola kesehatan fungsional Persepsi kesehatan-manajemen kesehatan: Riwayat keluarga terkait perdarahan, merokok, penggunaan alkohol Nutrisi-metabolik: Mual, muntah, penurunan berat badan, rasa hauS Eliminasi: Diare, tinja berwarna hitam dan lembek, penurunan keluaran urin, berkeringat Aktivitas-olahraga: Kelemahan, pusing, pingsan Kognitif-perseptual:Nyeri epigastrum, kram perut Koping-toleransi stres: Stres akut atau kronis (Lewis et al., 2014)
  • 33. Data objektif yang perlu perawat kaji Umum Demam Integumen Kulit lembab, dingin, pucat; Membran mukosa, dasar kuku, konjungtiva pucat; Spider angioma, jaundice, edema perifer Pernapasan Pernapasan cepat dan dangkal Kardiovaskular Takikardia, nadi lemah, hipotensi ortostatik, pengisian kapiler lambat Gastrointestinal Muntah berwarna merah atau seperti kopi; Perut tegang, kaku, asites; Bising usus hipoaktif atau hiperaktif; Feses hitam dan lembek Perkemihan Penurunan output urin, urin pekat Neurologis Agitasi, kegelisahan; Penurunan tingkat kesadaran Kemungkinan temuan diagnostik Penurunan hemotokrit dan hemoglobin; Hematuria; Tinja guaiac positif, emesis, atau aspirasi lambung; Penurunan tingkat faktor pembekuan; Peningkatan enzim hati; Hasil endoskopi abnormal (Lewis et al., 2014)
  • 34. Analisis Data Data Umum Data Subjektif Data Objektif Diagnosis Keperawatan - Laki-laki - Usia 43 tahun Mengeluh muntah darah - Hemoglobin 8,4 gr/dl - Ht 38,3% - Tekanan darah 80/60 mmHg - Nadi 120 x/menit Defisit volume cairan b.d. muntah darah dan melena Mengeluh nyeri ulu hati Pasien merasakan nyeri tekan ringan pada palpasi di epigastrum namun tidak menunjukkan nyeri tekan lepas atau defans Nyeri akut b.d. agen cedera fisiologis (inflamasi)
  • 35. Asuhan Keperawatan Defisiensi Volume Cairan b.d Muntah dan Melena
  • 36. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Defisien Volume Cairan b.d Muntah dan Melena Definisi: Penurunan cairan intravascular, interstisial, dan/atau intraselular. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan kadar natrium (Herdman & Kamitsuru, 2018). Koagulasi Darah 0409 Definisi: Tingkatan dimana pembekuan darah terjadi dalam periode waktu yang normal Kriteria Hasil:  040913 Hemoglobin (Hb) ditingkatkan ke deviasi ringan sedang dari kisaran normal  040908 Hitung platelet/platelet count ditingkatkan ke deviasi ringan sedang dari kisaran normal  040902 Perdarahan ditingkatkan ke deviasi ringan sedang dari kisaran normal Resusitasi Cairan (4140) Definisi: Pemberian cairan intravena dengan cara IV yang tepat  Berikan resusitasi volume dengan kristaloid atau produk darah melalui satu atau lebih large-bore IV lines.  Pantau respons hemodinamik Pasien
  • 37. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Defisien Volume Cairan b.d Muntah dan Melena Definisi: Penurunan cairan intravascular, interstisial, dan/atau intraselular. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan kadar natrium (Herdman & Kamitsuru, 2018). Keseimbangan Cairan 0601 Definisi: Keseimbangan cairan di dalam ruang intraseluler dan ekstraseluler tubuh Kriteria Hasil:  060101 Tekanan darah ditingkatkan ke tidak terganggu  060122 Denyut nadi radial ditingkatkan ke tidak terganggu  060119 Hematokrit ditingkatkan ke tidak terganggu (SDKI, 2017). Monitoring Cairan (4130) Definisi: Pengumpulan dan analisis data pasien dalam pengaturan keseimbangan cairan  Monitor tekanan darah, denyut jantung, dan status pernafasan  Monitor urine output  Monitor parameter hemodinamik invasif
  • 38. Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Defisien Volume Cairan b.d Muntah dan Melena Definisi: Penurunan cairan intravascular, interstisial, dan/atau intraselular. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan kadar natrium (Herdman & Kamitsuru, 2018). Keseimbangan Cairan 0601 Definisi: Keseimbangan cairan di dalam ruang intraseluler dan ekstraseluler tubuh Kriteria Hasil:  060101 Tekanan darah ditingkatkan ke tidak terganggu  060122 Denyut nadi radial ditingkatkan ke tidak terganggu  060119 Hematokrit ditingkatkan ke tidak terganggu (SDKI, 2017). Pengurangan Perdarahan: Gastrointestinal (4022) Definisi: Pembatasan jumlah kehilangan darah dari saluran gastrointestinal bagian atas dan komplikasi yang terkait  Masukan selang nasogratik untuk menghisap dan memonitor sekresi  Membantu mempersiapkan pasien untuk prosedur bedah seperti prosedur endoskopi, jika dibutuhkan  Berikan vasopressin sesuai yang diresepkan (SDKI, 2017).
  • 39. Asuhan keperawatan: Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis (Inflamasi)
  • 40. Data Subjektif Data Objektif  Klien merasakan nyeri tekan ringan pada palpasi di epigastrium tetapi tidak menunjukkan nyeri tekan lepas atau defans  Klien mengeluh muntah darah, nyeri ulu hati dan kepala terasa melayang  TD 80/60 mmHg  Frekuensi nadi 120 kali/menit  Frekuensi napas 24 kali/menit  Klien mengalami BAB dengan tinja seperti ter dan hitam.  Klien memiliki riwayat minum alkohol setiap hari.  Klien tidak menunjukkan spider angioma yang jelas, ginekomastia, eritema palmaris, atau asites. Pada pemeriksaan colok dubur menunjukkan tinja yang secara makroskopik melena. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan hematologi Hemoglobin (Hb) 8,4 gr/dl, Ht 38,3%, Leukosit 10.700/uL, Trombosit 182.000/uL.
  • 41. OUTCOME INTERVENSI TINGKAT NYERI MENURUN (L.08066) Kriterias Hasil : • Klien mampu mengontrol nyeri, tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nok farmakologi (teknik autogenik) untuk mengurangi nyeri. • Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri. • Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) • Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang MANAJEMEN NYERI (I. 08238) 1. Observasi  Lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri  Identifikasi skala nyeri  Identifikasi respon nyeri non verbal  Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri  Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri  Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri  Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup 2. Terapeutik  Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)  Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)  Fasilitasi istirahat dan tidur  Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
  • 42. OUTCOME INTERVENSI MANAJEMEN NYERI (I. 08238) 3. Edukasi  Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri  Jelaskan strategi meredakan nyeri  Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri  Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat  Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri 4. Kolaborasi  Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu PEMBERIAN ANALGETIK (I.08243) 1. Observasi  Identifikasi karakteristik nyeri (mis. Pencetus, pereda, kualitas, lokasi, intensitas, frekuensi, durasi)  Identifikasi riwayat alergi obat  Identifikasi kesesuaian jenis analgesik (mis. Narkotika, non-narkotika, atau NSAID) dengan tingkat keparahan nyeri  Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgesic  Monitor efektifitas analgesik
  • 43. OUTCOME INTERVENSI PEMBERIAN ANALGETIK (I.08243) 2. Terapeutik  Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk mencapai analgesia optimal, jika perlu  Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau bolus opioid untuk mempertahankan kadar dalam serum  Tetapkan target efektifitas analgesic untuk mengoptimalkan respon pasien  Dokumentasikan respon terhadap efek analgesic dan efek yang tidak diinginkan 3. Edukasi  Jelaskan efek terapi dan efek samping obat 4. Kolaborasi  Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik, sesuai indikasi
  • 45. REFERENSI Curtis, K., Ramsden, C. (2016). Emergency and Trauma Care for Nurses and Paramedics. Chatswood: Elsevier. Cydulka, R. K., Cline, D. M., & Ma, O. J. (2018). Tintinalli's Emergency Medicine Manual (8th ed.). USA: McGraw-Hill Education. Emergency Nurses Association. (2010). Sheehy’s Emergency Nursing, Principles and PracticeSt. Louis: (6th ed.). St. Louis: Mosby Elsevier. Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA international Nursing Diagnoses: Definitions & classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell. Ignatavicious, D. D., Workman, M. L., Rebar, C., & Heimgartner, N. M. (2018). Medical-Surgical Nursing: Concepts for Interprofessional Collaborative Care (9th ed.). London: Elsevier. Lemone, Burke, Levett-Jones, Dwyer, Moxham, Reid-Searl, … Raymond. (2017). Medical-Surgical Nursing: Critical Thinking for Person-Centred Care (3rd ed.). Melbourne: Pearson Australia Group. Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L., & Harding, M. M. (2014). Medical-Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical Problems (9th ed.). Missouri: Elsevier Mosby.
  • 46. REFERENSI Rawla, P. & Devasahayam, J. (2020). Mallory Weiss Syndrome. National Center for Biotechnology Information, U.S. National Library of Medicine. Retrieved from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK53819 0/ Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia Tscheschlog, B. A., & Jauch, A. (2015). Emergency Nursing Made Incredible Easy (2nd ed.). Philadelphia: Wolters Kluwer. White, L., Duncan, G., & Baumle, W. (2013). Medical-Surgical Nursing : An Integrated Approach (3rd ed.). Delmar: Engange Learning. Zemaitis, M. R., Planas, J. H., & Waseem, M. (2020). Trauma Secondary Survey. StatPearls. StatPearls Publishing. Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28722931