3. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(1995:260) istilah landasan diartikan sebagai
alas, dasar, atau istilah landasan sebagai
dasar dikenal pula sebagai tumpuan.
4. Apa Filsafat?
Secara etimologi:
• Philein = sophia
• Cinta = kebijakasanaan
Cinta kepada kebijaksanaan
Definisi:
• Proses : berfilsafat
• Hasil : sistem pemikiran, sistem
teori
5. Bagaimana Karakteristiknya?
• Objek hakikat segala sesuatu
• Proses studi perenungan yang
bersifat mendasar, spekulatif,
kontemplatif,
• Tujuan berfilsafat memperoleh
kebenaran
• Hasil studi individual, subjektif,
unik, normatif
6. Cabang-cabang Filsafat
1. Cabang filsafat umum terdiri atas:
• Metafisika: Teologi, Kosmologi,
antrofologi
• Epistemologi
• Logika
• Aksiologi: etika dan estetika
Contoh : idealisme, realisme,
pragmatisme, dll.
2. Filsafat Khusus : filsafat hukum, filsafat
ilmu, filsafat seni, filsafat pendidikan
7. Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat.
8. Landasan Filosofis Pendidikan
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa landasan
filosofis pendidikan adalah asumsi-
asumsi yang bersumber dari filsafat
yang menjadi titik tolak dalam
pendidikan.
9. Hubungan filsafat dengan aspek
pendidikan
• Hakikat Realitas
• Hakikat Manusia
• Hakikat Pengetahuan
• Hakikat Nilai
• Tujuan Pendidikan
• Kurikulum Pendidikan
• Metode Pendidikan
• Peranan Pendidik dan
Peserta Didik
Konsep Filsafat
Umum
Konsep Pendidikan
11. Konsep filsafat umum
Metafisika, Bersifat psikis, kejiwaan
Manusia, mahluk yang mampu
berpikir
Epistemologi, pengetahuan diperoleh
melalui intuisi, dan mengingat kembali
Aksiologi, manusia diperintah oleh
nilai moral imperatif yang bersumber
dari realitas yang absolut
12. Implikasi terhadap pendidikan
Tujuan pendidikan, Pengembangan karakter,
pengembangan bakat insani, kebajikan sosial
Kurikulum/isi pendidikan, Pendidikan liberal dan
praktis
Metode, dialogis dan dialektik
Peranan pendidik dan peserta didik,
• Menciptakan lingkungan pendidikan,
memberi teladan
• Bebas mengembangkankepribadian dan
bakatnya
13. Konsep filsafat umum realisme
Metafisika, bersifat fisik, materi
Manusia, terletak pada apa yang
dapat dikerjakannya
Epistemologi, diperoleh melalui
penginderaan
Aksiologi, bersifat relatif
14. Implikasi terhadap pendidikan
Tujuan pendidikan, Penyesuaian diri dalam hidup dan
tanggungjawab sosial
Kurikulum/isi pendidikan, pendidikan komprehensif
berupa sains
Metode, conditioning/pembiasaan/stimulus-respon
Peranan pendidik dan peserta didik,
• Menguasai materi, terampil dalam teknik mengajar
• Menguasai materi, taat pada aturan dan tata
tertib/disiplin
15. Pragmatisme
Konsep filsafat umum pragmatisme
Metafisika, realitas selalu berubah
Manusia, hasil evolusi
biologis,sosial, dan psikis
Epistemologi, diperoleh melalui
pengalaman dan metode ilmiah
Aksiologi, Harus teruji secara
eksperimental
16. Implikasi terhadap pendidikan
Tujuan pendidikan, pertumbuhan
Kurikulum/isi pendidikan, pengalamanyang
telah teruji
Metode, problem solving, learning by doing,
inquiry
Peranan pendidik dan peserta didik,
• Memfasilitasi peserta didik
• Belajar aktif
18. Konsep Filsafat Umum
1. Metafisika
o Hakikat realitas, alam semesta tidak
ada dengan sendirinya
o Hakikat manusia, manusia adalah
makhluk Tuhan YME.
2. Epistemologi
o Hakikat pengetahuan, pengetahuan
hakikatnya bersumber dari sumber
pertama yaitu Tuhan YME.
3. Aksiologi
o Hakikat nilai, segala nilai hakikatnya
bersumber dari Tuhan YME.
19. Implikasi Terhadap Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan
negara.
20. Manusia (peserta didik) hakikatnya
adalah pribadi yang memiliki potensi
dan memiliki keinginan untuk menjadi
dirinya sendiri, maka upaya pendidikan
harus dipandang sebagai upaya
bantuan dan memfasilitasi peserta
didik dalam rangka mengembangkan
potensi dirinya.
Pendidikan hendaknya
diselenggrarakan sejak dini, pada
setiap tahapan pekembangan hingga
akhir hayat.
21. Tujuan Pendidikan
Pandangan pancasila tentang hakikat
realitas, manusia, pengetahuan dan
hakikat nilai mengimplikasikan bahwa
pendidikan seogyanya bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia beriman dan
bertakwa kepana Tuhan Yang Maha Esa,
berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga yang
demokratis serta bertanggung jawab.
22. Kurikulum Pendidikan
Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan memperhatikan:
a. Peningkatan iman dan takwa
b. Peningkatan akhlak mulia
c. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta
didik
d. Keragaman potensi daerah dan llingkungan
e. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
f. Tuntutan dunia kerja
g. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
h. Agama
i. Dinamika perkembangan global dan
j. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
24. Peran Pendidik dan Peserta Didik
Peran
Pendidik
Pendidik
Sebagai
Pengelola
Pendidik
Sebagai
Demonstra
tor
Pendidik
Sebagai
Evaluator
Pendidik
Sebagai
Fasilitator
25. • Peran Peserta Didik
Dalam dunia pendidikan peserta didik berperan
sebagai organisme yang rumit yang mempunyai
kemampuan luar biasa untuk tumbuh. Peranan
peserta didik adalah belajar bukan pengatur
pelajaran. Peserta didik dituntut aktif belajar
dalam rangka mengkontuksi pengetahuannya.
(Wahyudin, 2002).
26. Orientasi Pendidikan
Pendidikan memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi
konservasi dan fungsi kreasi.
Fungsi konservasi dilandasi asumsi bahwa terdapat
nilai-nilai, pengetahuan, norma, kebiasaan-kebiasaan
yang dijunjung tinggi dan dipandang berharga untuk
tetap dipertahankan.
Fungsi kreasi dilandasi asumsi bahwa realitas tidaklah
bersifat terberi (given) dan telah selesai sebagaimana
diajarkan oleh sains modern. Tetapi realitas “mewujud”
sebagaimana kita manusia dan semua anggota alam
semesta berpartisipasi “mewujudkannya”.