Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Siswa Berkebutuhan Khusus
1.
2. Pengertian Pendidikan Khusus dan
Anak Berkebutuhan Khusus
Pendidikan Khusus adalah profesi yang
dimaksudkan untuk mengelola variabel-
variabel pendidikan guna mencegah,
mengurangi, atau menghilangkan kondisi-
kondisi yang mengakibatkan gangguan-
gangguan signifikan terhadap fungsi anak
dalam bidang Akademik, komunikasi,
lokomotor, atau penyesuaian, dan anak
yang berkelainan.
3. World Health Organization (WHO)
Disability: Keterbatasan atau kurangnya kemampuan untuk
menampilkan aktifitas sesuai dengan aturannya atau masih dalam batas
normal, biasanya digunakan dalam level individu.
Impairment: Kehilangan atau ketidaknormalan dalam hal
psikologis atau struktur anatomi dan fungsinya biasanya digunakan pada
level organ.
Handicap: Ketidakberuntungan individu yang dihasilkan dari
yang membatasi atau menghambat pemenuhan peran yang normal
pada individu.
4. Sebab-Sebab Timbulnya Kebutuhan
Khusus
Faktor Internal Kondisi yang dimiki oleh anak yang bersangkutan sebagai
contoh sebagai anak memiliki kebutuhan khusus dalam belajar karena ia tunanetra,
tunarungu, tunadaksa, tunagrahita, lamban belajar, anak yan mengalami kesulitan
belajar spesifik, tunalaras, ADHD/GPPH, dan autis.
Faktor Eksternal Sesuatu yang berada di luar diri anak mengakibatkan
anak memiliki hambatan perkembangan dan hambatan dalam belajar, sehingga
mereka memiliki kebutuhan layanan khusus dalam pendidikan.
Kombinasi dari faktor internal dan eksternal
Menyebabkan terjadinya kebutuhan khusus pada seorang anak, anak yang mengalami
gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas dan dimiliki secara internal
berada pada lingkungan keluarga akibat dari kondisi dirinya dan akibat perlakuan
orang tua yang tidak tepat.
6. Jenis Pembagian Gangguan
Segi Fisik
Gangguan
Segi
Motorik
Perilaku Akademik Pribadi dan
Sosial
Tunanetra tunanetra
(buta) total
dan kurang
penglihatan
(low vision)
aktivitas
mobilitas
dan respon
motorik
yang
merupakan
umpan
balik dari
stimuli
visual.
kurang
mampu
melakukan
orientasi
lingkungan
seperti
berjalan.
sering
menekan
matanya,
membuat
suara
dengan
jarinya,
menggoyan
g-
goyangkan
kepala dan
badan, atau
berputar-
putar.
perkemban
gan
keterampila
n akademis,
khususnya
dalam
bidang
membaca
dan
menulis.
tunanetra
lebih
terlihat
memiliki
sikap curiga
yang
berlebihan
pada orang
lain,
mempunyai
kesulitan
dalam
melakukan
perilaku
sosial yang
benar
7. Jenis Pembagian Gangguan
Segi Fisik
Gangguan
Segi Bahasa
Intelektual Akademik Pribadi dan
Sosial
Tunarungu tuli (deaf)
dan kurang
dengar (low
of hearing)
Cara
berjalannya
kaku dan
agak
membungk
uk,
Pernapasan
nya
pendek,
dan tidak
teratur,
Cara
melihatnya
agak
beringas
memiliki
kosakata
yang
terbatas
dan sulit
mengartika
n kata-kata
yang
mengandun
g
ungkapan,
atau
idiomatic
perkemban
gan
intelektual
lamban
Perkemban
gan
akademikny
a lamban
akibat
keterbatasa
n bahasa
Tunarungu
sering
merasa
curiga,
kadang
sering
bersikap
agresif.
8. Jenis Intelektual Gangguan
Segi Sosial
Gangguan
Segi Mental
Segi Emosi Segi Bahasa Akademis
Tunagrahita kecerdasan
bagi
tunagrahita
selalu
dibawah
rata-rata
dengan
anak yang
seusia
sama)
pergaulan
mereka
tidak dapat
mengurus,
memelihara
, dan
memimpin
diri.
kesukaran
dalam
memusatka
n
perhatian,
jangkauan
perhatianny
a sangat
sempit,
pelupa.
Kehidupan
emosinya
lemah,
dorongan
biologisnya
dapat
berkemban
g tetapi
penghayata
nnya
terbatas
pada
perasaan
senang,
takut,
marah, dan
benci
Kemampua
n bahasa
sangat
terbatas
perbendara
an kata
terutama
kata yang
abstrak.
sulit
mencapai
bidang
akademis
membaca
dan
kemampua
n
menghitun
g yang
problematis
9. Jenis Ciri-Ciri faktor penyebabnya
Tunadaksa Anggota gerak tubuh tidak
bisa digerakan atau lumpuh
maka setiap bergerak
mengalami kesulitan, tidak
memiliki anggota gerak
lengkap, dll.
sebelum lahir, pada saat hamil
ibu mengalami trauma atau
terkena infeksi, faktor
keturunan, usia ibu dan ibu
mengalami perdarahan pada
waktu hamil
10. Jenis Karaterisitk anak
berbakat dari segi
Intelektual
Karakteristik anak
berbakat dalam
bidang sosial-
emosional
Karateristik anak
berbakat dari segi
fisik-kesehatan
Berbakat / memiliki
kemampuan dan
kecerdasan luar biasa
Proses belajarnya
sangat cepat, tekun
dan rasa ingin tahu
besar, rajin membaca,
memiliki perhatian
yang lama dalam
suatu bidang khusus
serta pemahaman
yang sangat maju
terhadap suatu
konsep dan memiliki
sifat kompetitif yang
tinggi dalam suatu
bidang akademik.
Mudah diterima oleh
teman sebaya dan
orang dewasa, terlibat
dalam berbagai
kegiatan sosial dan
sering memberikan
pemikiran yang
konstruktif, memiliki
kepercayaan tentang
persamaan derajat
semua orang dan
jujur, perilakunya
tidak defensif serta
memiliki tenggang
rasa, bebas dari
tekanan emosi dan
memiliki kapasitas
yang luar biasa dalam
menanggulangi
masalah sosial.
Berpenampilan rapi
dan menarik,
kesehatannya berada
lebih baik diatas rata-
rata
11. Lamban belajar (slow learner)
Lamban belajar (slow learner) adalah
anak yang memiliki potensi intelektual seedikit di bawah normal tetapi
belum termasuk tunagrahita
Gangguan dalam beberapa hal mengalami hambatan atau
keterlambatan berpikir, merespon rangsangan dan adaptasi sosial, tetapi
masih baik dibandingkan dengan tunagrahita tetapi lebih lamban
daripada yang normal, mereka membutuhkan waktu yang lama dan
berulang-ulang untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas akademik
maupun non akademik.
12. Anak berkesulitan belajar
Adalah dimana mereka kesulitan untuk mencapai standar
kompetensi(prestasi) yang telah ditentukan dengan mengikuti
pembelajaran konensional.
Learning disability merupakan suatu istilah yang mewadahi
berbagai jenis kesulitan yang dialami anak terutama yang berkaitan
dengan masalah akademis.
Gangguan pada satu atau lebih dari proses psikologi dasar
termasuk pemahan dalam bahasa lisan atau tertulis dalam ketidak
sempurnaan mendengar, berfikir, wicara, membaca, mengeja atau
mengerjakan hitungan matematika.
Ciri-ciri khusus yang muncul pada anak-anak berkesulitan
belajar, yang umumnya baru terdeteksi setelah anak usia 8 – 9 tahun
atau kelas 3 – 4 SD masuk pada kelompok kesulitan belajar akademik,
hal ini dikarenakan sulitnya mengenal karakteristik anak sejak dini.
13. Tunalaras
Adalah anak yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dan bertingkah laku tidak
sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan kelompok usia maupun
masyarakat.
Karakteristik anak tunalaras secara umum
Mengalami gangguan perilaku; suka berkelahi, memukul, menyerang, merusak milik sendiri atau
orang lain, melawan, sulit konsentrasi, tidak mau bekerjasama, sok aksi, ingin menguasai
oranglain, mengancam, berbohong, tidak bisa diam, tidak dapat dipercaya, suka mencuri,
mengejek, dan sebagainya.
Karakteristik anak tunalaras secara sosial atau
emosional
Sering melanggar norma masyarakat Sering mengganggu dan bersifat agresif Secara emosional
sering merasa rendah diri dan mengalami kecemasan
Karakterisik anak tunalaras dalam bidang akademik.
Hasil belajarnya seringkali jauh di bawah rata-rata, Seringkali tidak naik kelas Sering membolos
sekolah serta Seringkali melanggar peraturan sekolah dan lalulintas.
14. ADHD atau GPPH (Gangguan
Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas)
Adalahsebuah gangguan yang muncul pada anak dan dapat berlanjut hingga dewasa
dengan gejala meliputi gangguan pemusatan perhatian dan kesulitan untuk fokus, kesulitan
mengontrol perilaku, dan hiperaktif (overaktif).
Karakterisitk anak ADHD atau GPPH
Ceroboh, sulit berkonsentrasi, seperti tidak mendengarkan bila diajak bicara, gagal
menyelesaikan tugas, sulit mengatur aktivitas, menghindari tugas yang memerlukan pemikiran,
kehilangan barang-barang, perhatian mudah teralih, dan pelupa.
Ciri-ciri dari hiperaktivitas adalah terus-menerus bergerak, memainkan jari
atau kaki saat duduk, sulit duduk diam dalam waktu yang lama, berlarian atau memanjat secara
berlebihan yang tidak sesuai dengan situasi, atau berbicara berlebihan.
Faktor penyebab ADHD atau GPPH
GPPH dapat muncul sebagai efek dari adanya infeksi bakteri, cacingan, keracunan logam dan zat
berbahaya (Pb, CO, Hg), gangguan metabolisme, gangguan endoktrin, diabetes, dan gangguan
pada otak.
15. Autis
Departemen pendidikan AS mendifinisikan Autisme (autism)
sebagai ketidakmampuan perkembangan yang sangat mempengaruhi interaksi sosial
dan komunikasi verbal dan nonverbal.
Ciri-ciri anak Autis: menarik diri dan mengalami kesulitan begitu parah
dengan bahasa sehingga mereka mungkin saja sama sekali bisu, mereka sering terlibat
kedalam kegiatan yang merangsang diri sendiri seperti berayun, memutar benda atau
mengepakkan tangan.
Penyebab anak autis: Hal- hal yang dicurigai dapat berpotensi
autisme antara lain,Vaksin yang mengandung Thimerosal, televisi, genetik, makanan,
radiasi langsung pada bayi, asam folat , dan sekolah lebih awal.
17. Kebutuan Pendidikan dan Layanan
Anak Tunarungu
(Boone and Higgins dalam Psikologi Pendidikan Robert E. Slain, 2011) terdapat
beberapa cara untuk membantu anak dengan kesulitan mendengar atau tunarungu:
1. Dudukkan siswa yang mempunyai masalah pendengaran didepan ruangan,
sedikit jauh dari tengah ke arah jendela. Ini akan memungkinkan mereka melihat
wajah anda dengan cahaya yang paling terang.
2. Jika masalah pendengaran sebagian besarterdapat pada satu telinga siswa
hendaknya duduk dikursi sudut depan sehingga telinga mereka yang lebih baik
mengarah ke anda.
3. Bicaralahpada tingkat yang sejajar dengan mata siswa jika dimungkinkan.
4. Beri informasi dan pengarahan penting sambil menghadap siswa di kelas. Hindari
bicara sambil menghadap papan tulis.
5. Jangangunakan gerakan bibir yang berlebihan ketika bicara.
18. Kebutuhan dan Layanan Pendidikan
untuk Tunanetra
Layanan pendidikan pada anak tunanetra dapat dilaksanakan melalui
sistem segregasi yaitu sistem terpisah yang masih memiliki penglihatan bagus dan
integrasi atau terpadu dengan normal di sekolah umum lainnya.
Model pendidikan yang dapat diberikan kepada anak penyandang tunanetra dapat
berupa pendidikan inklusif merupakan sebuah pendekatan yang berusaha
mentransformasi sistem pendidikan dengan meniadakan hambatan-hambatan yang
dapat menghalangi setiap siswa untuk berpartisipasi penuh dalam pendidikan.
19. Kebutuhan dan Layanan Pendidikan
untuk Tunagrahita
Mampu didik
Dimana merupakan istilah pendidikan yang digunakan untuk mengelompokkan tunagrahita
ringan yang memiliki kapasitas inteligensi antara 50-70 pada skala Binet maupun Weschler.
Mereka masih mempunyai kemampuan untuk dididik dalam bidang akademik yang sederhana
yaitu membaca, menulis, dan berhitung.
Mampu latih
Tunagrahita mampulatih secara fisik memiliki atau disertai dengan kelainan fisik baik sensori
maupun motoris, jadi hampir semua anak yang memiliki kelainan dengan tipe ini masuk pada
kelompok yang memiliki kapasitas IQ berkisar antara 30-50. Anak dengan kelainan ini hanya
dapat dilatih dalam keterampilan mengurus diri sendiri dan aktipitas kehidupan sehari-hari saja,
dan tidak mampu untuk mengikuti pelajaran yang bersifat akademik.
Perlurawat
Anak perlu rawat ini adalah klasifikasi anak tunagrahita yang paling berat, dimana jika pada
istilah kedokteran disebut dengan idiot. Dan mereka memiliki kapasitas intelegensi dibawah 25
dan susah untuk dilatih keterampilannya. Dan anak ini hanya mampu dilatih pembiasaannya
(conditioning) dalam kehidupan sehari-hari. Dan seumur hidupnya tidak lepas dari orang lain
untuk menjaganya.
20. Kebutuhan dan Layanan Pendidikan
untuk Tunadaksa
Untuk penanganan bagi anak tunadaksa tidak begitu berbeda dengan orang lain
karena saat ini sudah banyak sekali anak dengan kelainan tunadaksa sudah tidak malu
dan mereka percaya diri dengan lingkungannya, sehingga mereka juga mampu untuk
menunjukan kepada orang lain jika mereka mampu.
21. Kebutuhan dan Layanan Pendidikan
untuk anak Berbakat memiliki
kemampuan dan kecerdasan luar
biasa.
Untuk anak dengan karakteristik siswa seperti diatas biasanya cara mendidiknya
terdapat beberapa program yang melibatkan sekolah menengah khusus bagi siswa
yang berbakat dalam ilmu pengetahuan alam atau dalam seni. Atau menyertakan
khusus program yang berpencapaian tinggi di sekolah reguler. Dan bisa juga anak
tersebut menempuh jalur cepat dalam pendidikan mereka.
22. Kebutuhan dan Layanan
Pendidikan untuk Lamban belajar.
Sebagaiseorang guru harus dapat memaksimalkan upaya untuk mengakomodasi
keinginan siswa, dapat mengefaluasi hambatan anak tersebut. Yang nantinya akan
membuat siswa tersebut dapat berkembang.
23. Kebutuhan dan Layanan Pendidikan
untuk Anak berkesulitan belajar
Sepertidalam kegiatan bimbingan belajar dirumah yang intens, mengikuti terapi-
terapi karena anak tersebut mengalami gangguan disfungsi neorologis.
24. Kebutuhan dan Layanan
Pendidikan untuk Tunalaras
Anak tunalaras dapat di ikut sertakan dalam bimbingan dan konseling
dimana nantinya akan mendapatkan layanan orientasi agar anak tersebut dapat
memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
25. Kebutuhan dan Layanan Pendidikan
untuk ADHD atau GPPH
Hal yang dapat membantu anak tersebut adalah dengan memberikan pelatihan
edukasi yang tepat karena dapat melatih daya konsentrasinya. Penangan yang
selanjutnya adalah dengan bimbingan dan konseling sama dengan anak berkebutuhan
khusus diatas.
26. Kebutuhan dan Layanan
Pendidikan untuk Autis
Anak tersebut harus mendapatkan pendidikan formal dan non formal, dimana
anak tersebut dapat bersekolah di SLB (Sekolah Luar Biasa).
Untuk bimbingan pribadi juga dapat dilakukan di rumah dengan memanggil guru
pribadi agar anak tersebut dapat berkembang. Anak dengan keadaan autis memang
sangat sulit diajari bila mereka dalam keadaan marah atau sedih. Untuk itu diharapkan
anak tersebut dalam keadaan senang agar dapat menerima perintah dari kita.