Biologi forensik melibatkan penggunaan ilmu biologi, kimia, dan fisika untuk membuktikan kasus kriminal secara ilmiah. Ahli forensik menentukan identitas korban, penyebab kematian, dan waktu kejadian berdasarkan bukti fisik seperti luka, racun, dan perubahan pascamati pada mayat. Metode ini meliputi identifikasi, penentuan jenis kelamin dan usia, serta pengambilan sampel organ untuk analisis lanjut
2. PENGANTAR
Kata forensik biasanya selalu digunakan
dalam hal-hal yang berkaitan dengan
hukum atau pengadilan. Forensik adalah
cabang ilmu kedokteran yang berkaitan
dengan pembuktian secara fisik suatu
perkara yang sedang diadili, terutama
perkara kriminal baik pembunuhan
maupun penganiayaan.
3. Pembuktian dengan pengamatan biologi,
kimia dan fisika
Biologi: kerusakan jaringan; penyebab
kematian korban
Kimia: bahan-bahan apa saja yang terdapat
pada badan korban
Fisika:berhubungan dengan gerak peluru
4. BIDANG KERJA FORENSIK
Bidang kerja ahli forensik adalah memberi
penjelasan ilmiah tentang suatu perkara
kriminal berdasar bukti fisik. Bila yang
dihadapi adalah peristiwa pembunuhan
maka yang dijelaskan adalah identitas
korban, sebab-sebab kematian, cara
matinya, dan waktu terjadinya kematian.
5. 1. Identifikasi
Tujuannya untuk mengenal jati diri
seseorang.
a. melihat dokumen g. gigi
b. metode visual
h. serologi
c. pakaian
i. eksklusi
d. perhiasan
e. sidik jari
f. medis
6. 1.2. Penentuan jenis kelamin
Melihat tanda kelamin sekunder
Memeriksa tanda kelamin primer
Memeriksa anatomi tulang
Pemeriksaan sitologi
8. 2. Prinsip Biologi Dalam
Forensik
2.1. Ciri-ciri kehidupan
- suhu tubuh di atas suhu lingkungan
(370C)
- sistem peredaran darah masih berfungsi
- sistem pernapasan masih berfungsi
- sistem saraf masih berfungsi
9. 2.2. Tanda-tanda kematian
Kebalikan dari tanda-tanda kehidupan
yaitu: …..
2.3. Asfeksia da hipoksia
Suatu keadaan yang menyebabkan sel
kekurangan oksigen.
10. Asfeksia adalah terjadinya gangguan
pada pertukaran udara pernafasan karena
terjadi sumbatan pada saluran
pernafasan, atau dapat juga disebabkan
oleh karena terhentinya peredaran darah.
Kedua keadaan tersebut akan
menyebabkan berkurangnya kadar
oksigen dalam darah, disertai
meningkatnya kadar karbon dioksida.
11. Hipoksia adalah keadaan ketika sel gagal
melakukan metabolisme secara efisien.
Keadaan ini terjadi karena sel tidak
memiliki oksigen yang cukup.
Asfeksia menjelaskan terjadinya
gangguan pertukaran udara pernafasan,
sedang hipoksia menjelaskan
menurunnya metabolis sel sehingga
menjadi tidak efisien.
12. Hipoksia terjadi karena gabungan dari
4 peristiwa:
1. Hipoksik-hipoksia yaitu gagalnya oksigen
masuk ke sistem peredaran darah.
2. Anemik-hipoksia yaitu peristiwa kurangnya
oksigen dalam darah sehingga tidak cukup untuk
melakukan metabolisme
3. Stagnan-hipoksia yaitu peristiwa terganggunya
peredaran darah
4. Histotoksik-hipoksia yaitu bila oksigfen dalam
darah tidak dapat digunkan oleh sel atau
jaringan, misalnya karena oksigen dalam darah
terikat poleh suatu zat kimia sehingga tidak
dapat berdifusi ke dalam sel atau jaringan.
13. 2.4. Jenis-jenis kematian
Ada 3 jenis kematian:
a). Mati somatik/mati badan
Keadaan tidak berfungsinya sistem
peredaran darah, sistem pernafasan, dan
sistem saraf secara tetap.
b). Mati suri
Keadaan terganggunya sistem
peredaran darah, sistem
pernafasan, dan sistem saraf, tetapi
gangguannya tidak tetap.
c). Mati seluler
14. 2.5. Luka
a. luka memar
b. luka lecet
c. luka robek akibat benda tumpul
d. luka robek akibat benda tajam
e. luka bakar
f. luka akibat tembakan
15. 3. Penyebab dan Cara Kematian
3.1. Penjeratan
a. Pencekikan
b. Penjeratan dengan alat
3.2. Penggantungan
3.3. Pembekapan
3.4. Penyumbatan
3.5. Tenggelam
3.6. Keracunan
16. 4. Memperkirakan Saat Kematian
Suhu
Kaku mayat
Lebam
mayat
Isi Lambung
Perubahan pada Mata
Pembusukan
Adiposere
Mumifikasi
18. 5. Pengambilan Sampel pada Korban
yang Tewas
Lambung dan isinya
Seluruh usus dan isinya
Darah
Hati
Ginjal, otak, otot dan jaringan lain
Air seni
Empedu
Jaringan lain