SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 19
TUGAS UAS II
SAMBUNGAN NON-LAS
FUSION JOINING
(SOLDERING DAN BRAZING)

NAMA

: I NYOMAN WIDYA SANTIKA

NIM

: 1311909

JURUSAN

: TEKNOLOGI INDUSTRI S-1

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
JURUSAN TEKNIK MESIN INDUSTRI
2013
A.Pengertian Soldering dan Brazing.
Soldering adalah metode penyambungan dengan menggunakan logam pengisi, untuk
menggabungkan dua logam tanpa memanaskannya untuk mencapai suatu titik leleh dari
benda kerja. Solder biasanya digunakan di pabrik baja karena solder merupakan alat yang
sederhana dan mudah digunakan seperti menyambungkan logam lembaran, membuat
sambungan elektronika. Dan menutup kebocoran yang terjadi pada baja ataupun aluminium.
Dan biasanya digunakan untuk menggabungkan besi, nikel, timah, tembaga, seng,
aluminium, dan banyak paduan lainnya. Solder ini tidak diklasifikasikan sebagai pengelasan
atau brazing karena suhu leleh solder di bawah 800 ° F, Pengelasan dan mematri biasanya
berlangsung diatas 800 ° F. Sumber panas yang digunakan untuk menyolder bervariasi
sesuai dengan metode dan peralatan yang tersedia,

perangkat yang digunakan untuk

memanaskan solder.

Gambar 1 : solder
Sumber : httpplawner.net3solder_picturessolder.jpg

Brazing adalah suatu prose penyambungan yang logam pengisinya ditempatkan di
antara 2 permukaan atas material yang akan disambungkan dan temperature yang
dibangkitkan cukup untuk logam pengisi meleleh tetapi benda yang akan dsambungkan
tidak meleleh. Oleh karena itu, brazing termasuk proses liquid – solid state bonding
process (proses ikatan dalam keadaan cair dengan padat).

Gambar di bawah ini merupakan hasil benda kerja menggunakan proses brazing :

Gambar 2: Hasil proses Brazing
Sumber : http://febriantotito.blogspot.com/2013/06/brazing.html

Saat logam pengisi mulai mendingin dan menjadi padat (solidification) sambungan
akan semakin kuat. Logam pengisi pada brazing biasanya meleleh pada temperature
4500C. logam pengisi yang digunakan tergantung dengan benda kerja yang akan
disambungkan. Berikut merupakan variasi logam pengisi dan benda kerja yang akan
disambungkan. Proses brazing ini mampu dilakukan untuk material berbentuk kawat, ring,
dan batang. Pada proses ini dapat terjadi difusi antara logam pengisi dengan benda kerja
yang akan disambungkan. Contohnya titanium yang di-brazing dengan logam pengisi
timah maka ada kemungkinan timah berdifusi ke dalam titanium sehingga akan mengubah
sifat asalnya.
Pada proses brazing memerlukan flux yang bertujuan untuk mencegah oksidasi dan
menghilangkan lapisan oksida pada benda kerja. Flux pada brazing biasanya terbuat dari
borax, boric acid, borates, fluorides, dan chlorides. Sebelum di-brazing benda kerja
dibersihkan atau lebih dikenal dengan istilah wetting agent terlebih dahulu permukaan
yang akan disambungkannya agar terhindar dari karat, minyak, dan kontaminasi lainnya.
Selain itu wetting agent bertujuan untuk logam pengisi tersebar merata pada permukaan
yang akan disambungkan dan meningkatkan kekuatan ikatan. Flux bersifat korosif
sehingga setelah dilakukan proses brazing benda kerja tersbut dicuci dengan air panas
untuk menghilangkan flux.

B. Teknik/Metode Soldering.
Untuk menentukan teknik penyolderan yang dipakai, perlu memperhatikan
hal-hal berikut:
- fungsi benda kerja
- bahan dari benda kerja dan jumlah.
Dua metode solder yang paling sering digunakan adalah solder dengan tembaga.
pertimbangan yang berlaku untuk metode-metode solder yaitu :
1.Bersihkan semua permukaan oksida, kotoran, minyak, dan benda asing lainnya.
2.Gunakan fluks yang tepat untuk pekerjaan tertentu. Beberapa pekerjaa memerlukan
penggunaan fluks korosif, sementara lainnya pekerjaan memerlukan penggunaan
fluks noncorrosive. Ingat, titik leleh fluks harus di bawah titik leleh solder yang
akan untuk digunakan.
3. Panaskan permukaan hanya cukup untuk mencairkan fluks. Solder tidak menempel
pada permukaan pemanas, namun Anda harus sangat berhati-hati untuk tidak
terlalu memanaskan besi solder, atau permukaan yang akan bergabung. pemanasan
solder di atas suhu kerja meningkatkan tingkat oksidasi dan perubahan proporsi
timah dan timbal.
4.Setelah bahan tersambung ,Anda harus membersihkan sebanyak mungkin fluks
yang dapat menyebabkan korosif.

Gambar 3 : Proses Penyolderan
Sumber : httpinsyaansori.blogspot.com201303teknik-menyolder.html

- Metode penyolderan Sweat solder
Sweat solder digunakan ketika kita ingin menggabungkan bahan tapi tidak
sepenuhnya sambungan tersebut terlihat. Biasanya teknik ini digunakan untuk sambungan
elektronik dan sambungan pipa, agar sambungan menjadi kuat bahan yang akan
disambungkan harus bersih, dan permukaannya harus halus. Pengang bahan secara bersamasama dengan kuat setelah itu panaskan bahan dengan menggunakan solder hingga bahan
melebur menjadi satu.

Gambar 4: Penyolderan Lapisan
Sumber : http://share.pdfonline.com/0083445b3bef4c37a42/PENYAMBUNGAN%20Logam.htm
- Metode Penyolderan Lapisan
Lapisan solder proses ini menjalankan lapisan solder sepanjang tepi sambungan
sambungan lapisan solder harus masuk ke dalam sebisa mungkin. Fluks yang cocok untuk
digunakan dalam proses ini adalah tembaga, karena mereka memberikan kontrol yang lebih
baik dari panas dan menyebabkan distorsi lebih sedikit. Bersihkan bahan dan letakkan fluks
diwilayah yang akan disolder.Jika lapisan belum ditempelkan,berlekuk,terpaku,atau dipegang
bersama-sama, tempelkan potongan-potongan sehingga proses penyolderan tetap dalam
posisi stabil. Tempatkan potongan sehingga lapisan tidak terkena langsung pada benda kerja.
Hal ini diperlukan untuk mencegah hilangnya panas . Setelah bahan terikat dengan kuat,
solder lapisan.
Panaskan area dengan menekan tembaga terhadap benda kerja. Logam harus
menyerap panas yang cukup dari solder untuk mencairkan tembaga, jika tidak tembaga tidak
akan melekat. Tahan tembaga sehingga satu sisi meruncing kepalanya dan datar terhadap
lapisan, seperti yang ditunjukkan pada gambar 3. Ketika solder mulai mengalir bebas ke
lapisan,

tarik

tembaga

sepanjang lapisan

dengan

lambat,

dan

stabil.Tambahkan

lebih banyak tembaga yang diperlukan untuk meningkatkan rekatan dari benda kerja. Ketika
solder menjadi dingin, Anda harus menggunakan solder lain dan panaskan yang pertama.
Ubah tembaga sesering mungkin. Ingat, lapisan disolder terbaik terbuat tanpa mengangkat
tembaga dari benda kerja dan Biarkan menyatu untuk tidak melapisi kembali yang sudah
diselesaikan. Tahan rekatan di satu posisi sampai tembaga mulai mengalir bebas ke lapisan.
tarik rekatan perlahan-lahan di sepanjang lapisan, putar benda kerja sebisa mungkin.
Tambahkan lebih campuran yang bila diperlukan dan panaskan rekatan sebagai hingga
selesai.
Gambar 5 : Proses penyolderan lapisan pada rivet
Sumber :http://share.pdfonline.com/0083445/PENYAMBUNGAN%20Logam.htm

Gambar 6 : proses Penyolderan lapisan pada plat
Sumber : http://share.pdfonline.com/0083445/PENYAMBUNGAN%20Logam.htm
- Tabel bahan pengalir (fluks) pada proses penyolderan :

C. Teknik/ Metode Brazing.
Prosedur untuk mematri sangat mirip dengan pengelasan menggunakan asitelin.
Logam ini perlu dibersihkan dengan baik secara mekanik, kimia, atau kombinasi dari kedua
metode untuk memastikan ikatan yang baik antara logam. Potongan logam atau benda kerja
harus benar-benar bersih karena partikel abrasif atau minyak akan tertanam dalam logam,
Pasang benda kerja pada bata tahan api atau sarana lainnya yang sesuai dengan kondisi kerja,
dan jika perlu, dijepit. Hal ini penting karena jika terjadi pergerakan pada saat proses brazing/
mematri, ikatan yang dihasilkan akan lemah dan akan cepat putus. Metode aplikasi
bervariasi, tergantung pada bentuk fluks (bahan pengalir) yang digunakan dan jenis logam
yang akan dibrazing (patri). Hal ini sangat penting karena fluks dan benda kerja memiliki
ttitk leleh yang beda.
Langkah berikutnya adalah memanaskan bagian yang akan dibrazing (patri).
Sesuaikan nyala api agar netral karena nyala api ini memberikan hasil terbaik dalam kondisi
normal. Mengurangi nyala api akan membuat ikatan atau gabungan terlihat bagus tetapi
kekuatan dari hasil brazing tersebut sangat jelek. Api oksidasi yang netral akan menghasilkan
sambungan yang kuat tetapi memiliki permukaan yang tampak kasar.

Gambar 7 : Proses Brazing
Sumber : http://share.pdfonline.com/0083445/PENYAMBUNGAN%20Logam.htm
Cara terbaik untuk menentukan suhu saat melaukan brazing, adalah dengan
mengetahui jenis fluks. Fluks akan mengering pada suhu air 212 ° F. Kemudian fluks mulai
berubah warna menjadi warna susu dan megelumbung pada suhu sekitar 600 ° F. Pada
akhirnya fluks akan mencair pada suhu sekitar 1100 ° F. Itu penjelasan singkat tentang suhu
yang dibutuhkan untuk mencairkan fluks. Penampilan fluks mencair mengindikasikan bahwa
sudah waktunya untuk mulai menambahkan filler logam. Panas pada sambungan yang
melelehkan logam pengisi. Ketika suhu dan posisi pematrian sudah tepat, logam pengisi akan
menyebar di atas permukaan logam dan ke dalam karena adanya daya tarik kapiler logam
maupun filler.
Untuk mendapatkan sambungan yang baik , filler logam harus menembus ketebalan
dari logam (benda kerja). Gambar 6 menunjukkan posisi yang baik antara api pemanasan dan
logam pengisi ketika brazing (mematri). Hentikan pemanasan ketika filler sudah sepenuhnya
menutupi permukaan sambungan, dan biarkan sambungan dingin secara perlahan-lahan.
Jangan lepaskan klem pengikat sampai filler dan logam yang disambung benar-benar dingin
dan filler sepenuhnya menjadi keras. Setelah semua selesai bersihkan sambungan jika sudah
dingin, untuk pembersihan dapat menggunakan air panas. Pastikan sisa-sisa fluks dibersihkan
dengan baik karena akan menyebabkan karat pada logam, logam lebih yang terdapat pada
permukaan sambunngan dapat dihaluskan dengan amplas. Teknik yang dijelaskan ini
merupakan teknik umum, tetapi teknik ini berlaku untuk tiga bahan pematrian seperti, perak,
tembaga paduan, dan aluminium, yang membedakan hanya hanya logam dasar yang akan
disambung dan komposisi filler yang digunakan.
- Jenis –jenis sambungan pada proses brazing :

Gambar 8 : Jenis-jenis sambungan pada proses Brazing
Sumber : http://share.pdfonline.com/0083445/PENYAMBUNGAN%20Logam.htm

Gambar 9: Jenis-jenis Sambungan pada proses Brazing
Sumber : http://share.pdfonline.com/0083445/PENYAMBUNGAN%20Logam.htm
Gambar 10 : Jenis –Jenis Sambungan Pada Proses Brazing
Sumber : http://share.pdfonline.com/0083445/PENYAMBUNGAN%20Logam.htm

- Tabel jenis logam filler untuk proses brazing pada jenis logam dan logam campuran.
- Jenis-Jenis Brazing (menurut sumber panas yang digunakan)
1. Torch Brazing (TB)
Sumber panasnya menggunakan oxyfuel gas dengan tipe api carburizing (komposisi
bahan bakar gas lebih banyak dibandingkan oksigen). Pada proses ini dilakukan pemanasan
terlebih dahulu pada permukaan yang akan disambungkan. Proses ini cocok untuk benda
kerja dengan ketebalan 0.25 – 6 mm. torch brazing sulit untuk dikontrol dan diperlukan skill
untuk pekerjanya

.
Gambar 11 : proses Torch Brazing.
Sumber :http:// US_Navy_060528-N-1332Y-022_Hull_Maintenance_Technician_jpg.

2. Furnace Brazing (FB)
Material yang akan di-brazing dipanaskan terlebih dahulu kemudian diberikan gaya
pada permukaan yang akan disambungkan kemudian disambungkan dengan menempatkan
benda kerja di dalam tungku hingga panas yang diterima benda kerja seragam. Dengan proses
ini skill pekerja tidak diperlukan dan dapat dilakukan untuk benda kerja dalam bentuk yang
kompleks.
Gambar 12 : Proses Furnace Brazing.
Sumber : httpwww.kepston.co.ukimagesfurnace_brazing.jpg

3. Induction Brazing (IB)
Sumber panas yang digunakan dengan induksi yaitu memanfaatkan frekuensi yang
tinggi pada arus AC. Benda kerja diberikan gaya awal oleh logam pengisi kemudian
ditempatkan dengan kawat induksi sehingga secara cepat akan terjadi pemanasan. Biasanya
menggunakan flux dan proses ini cocok untuk proses brazing yang kontinyu.

Gambar 13: Proses Induction Brazing
Sumber : httpwww.inductioheating.comuploadfile20120221141826409.jpg
4. Resistance Brazing (RB)
Sumber panas yang dihasilkan dari hambatan listrik. Elektode yang digunakan pada
metode ini menggunakan hambatan pengelasan. Ketebalan benda kerja yang mampu di
brazing yaitu 0.1 – 12 mm. Benda kerja diberikan gaya awal terlebi dahulu sebelum dibrazing. Sama seperti induction brazing, proses ini berlangsung secara cepat dan dapat
berlangsung secara otomatis sehingga kualitas yang dihasilkan seragam

Gambar 14 : Proses Resistance Brazing.
Sumber : httpwww.contactechnologies.comElectrical-Contact-Assemblies.htm

5. Dip Brazing (DB)
Menyambungkan benda kerja dengan cara mencelupkan benda kerja ke larutan logam
cair atau larutan garam di atas temperature cair logam pengisis. Sehingga semua komponen
terlapisi dengan logam cair. DB cocok untuk material berbentuk lembaran dan kawat. Benda
kerja yang di-brazing biasanya ketebalannya kurang dari 5 mm. proses ini juga menggunakan
flux jika bentuk benda kerja yang akan disambungkan berbentuk kompleks. Proses ini juga
dapat menyambungkan 1000 sambungan dalam satu kali brazing tergantung dengan bentuk
benda kerja dan ukuran tempat larutan.
Gambar 15 : Proses Dip Brazing
Sumber : httpwww.colemanmw.comfacilities.asp

6. Infrared Brazing (IRB)
Sumber panas infrared brazing mempunyai intensitas quartz lampu yang tinggi.
Proses ini cocok untuk komponen yang sangat tipis, biasanya sampai 1 mm ketebalannya.
Energy radiasi difokuskan dalam 1 titik dan ditempatkan dalam ruangan vakum.

Gambar 16 : Proses Infrared Brazing
Sumber : httpwww.infraredheating.cominfrared_news.htm
7. Diffusion Brazing (DFB)
Ditempatkan dalam sebuah tungku dengan temperature dan waktu dapat diatur. Filler
metal dimasukkan secara difusi melalui permukaan atas benda kerja yang disambungkan.
Waktu yang diperlukan kira-kira 30 menit sampai 24 jam. Proses ini digunakan untuk
sambungan yang kuat, sambungan pada ujung, atau sambungan yang sulit saat
pengoperasiannya. Laju difusi tidak berdasarkan ketebalan sehingga jangkauan ketebalannya
dari ketebalan kertas sampai 50 mm.

Gambar 17 : Proses Diffusion Brazing
Sumber : httpwww.pvatepla.comfileadminimgproductsMOV-HP-innen1.jpg
D. Penerapan soldering dan Brazing pada kontruksi
a. Penerapan Soldering pada sambungan eletronik

Gambar 18 : Penyolderan Sambungan elektronika
Sumber :http://electronic solderting .jpg

b. Penerapan Brazing pada Proses Penyambungan Komponen Radiator

Gambar 19 : Radiator
Sumber :http://perakitan radiator mobil .jpg
c. penerapan Brazing pada proses penyambungan pipa kapiler AC

Gambar 20 : Penyambungan Pipa AC
Sumber : http://pipa kapiler AC.co.id
d. Penerapan Brazing pada proses penyambungan rangka sepeda

Gambar 21 : Penyambungan rangka sepeda
Sumber : httpwww.shandcycles.comwp-contentuploads201208fillet-brazing.jpg

E. Kelebihan Dan Kekurangan Sambungan Soldering dan Brazing.
a. Kelebihannya :
1. Dapat menyambung dua buah logam yang berbeda.
2. Pada penyolderan lunak tidak merusak permukaan.
3. Tidak menghambat aliran listrik
4. Dibandingkan pengelingan, tidak ada pelubangan yang melemahkan konstruksi.
5. Umumnya kedap fluida
6. Mampu menyambung pelat-pelat tipis.
b. Kekurangannya :
1. Untuk penyolderan masal biaya lebih besar.(karena bahan tambah harus
dicampur timah putih atau tembaga).
2. Bahan pengalir yang tersisa dapat menimbulkan korosi listrik
Daftar Pustaka

http://febriantotito.blogspot.com/2013/06/brazing.html

diakses pada tanggal 1 november-

2013.
http://rian-oktari.blogspot.com/2012/08-brazing.html

diakses pada tanggal 2 november-

2013.
http://febriantotito.blogspot.com/2013/06/metode-metode-brazing.html diakses pada tanggal
2 november-2013.
httpwww.esabna.comEUWebOXY_handbook589oxy19_4.html diakses pada tanggal 3
november-2013.
http://share.pdfonline.com/0083445b3bef4c37a420d06f1807d397/PENYAMBUNGAN%20Logam.htm
diakses pada tanggal 3 november – 2013.

IDENTITAS PENULIS .
Nama Lengkap

: I Nyoman Widya Santika

Nim

: 1311909 Angk. Tahun : 2013

Fakultas

: Teknologi Industri

Jurusan

: Teknik Mesin S-1

E-mail

: Widhyhay99@gmail.com

Institusi

: Institut Teknologi Nasional Malang

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)Abrianto Akuan
 
Pengukuran sudut bab3
Pengukuran sudut bab3Pengukuran sudut bab3
Pengukuran sudut bab3LAZY MAGICIAN
 
Assignment Pengurusan Keselamatan Bengkel rbt3122
Assignment Pengurusan Keselamatan Bengkel rbt3122Assignment Pengurusan Keselamatan Bengkel rbt3122
Assignment Pengurusan Keselamatan Bengkel rbt3122Sherly Jewinly
 
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...Poetri Einsteiner
 
Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Abrianto Akuan
 
1.LA1 Welding Symbols.pptx
1.LA1 Welding Symbols.pptx1.LA1 Welding Symbols.pptx
1.LA1 Welding Symbols.pptxamirulrofiq
 
Teori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasiTeori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasiAmal Mulia
 
Metalurgi kimpalan kimpalan rekabentuk dan proses pemilihan.
Metalurgi kimpalan kimpalan rekabentuk dan proses pemilihan.Metalurgi kimpalan kimpalan rekabentuk dan proses pemilihan.
Metalurgi kimpalan kimpalan rekabentuk dan proses pemilihan.Universiti Teknologi Malaysia
 
Modul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal .pptx
Modul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal  .pptxModul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal  .pptx
Modul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal .pptxrathna rangka
 

Was ist angesagt? (20)

Modul las
Modul lasModul las
Modul las
 
Dasar dasar proses pengelasan
Dasar dasar proses pengelasanDasar dasar proses pengelasan
Dasar dasar proses pengelasan
 
KIKIR
KIKIRKIKIR
KIKIR
 
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
Modul Praktikum Teknik Pengelasan Logam (AA)
 
Unit3
Unit3Unit3
Unit3
 
Pengurusan bengkel
Pengurusan bengkelPengurusan bengkel
Pengurusan bengkel
 
Brazing
BrazingBrazing
Brazing
 
Pengukuran sudut bab3
Pengukuran sudut bab3Pengukuran sudut bab3
Pengukuran sudut bab3
 
Teknologi Bahan
Teknologi BahanTeknologi Bahan
Teknologi Bahan
 
Assignment Pengurusan Keselamatan Bengkel rbt3122
Assignment Pengurusan Keselamatan Bengkel rbt3122Assignment Pengurusan Keselamatan Bengkel rbt3122
Assignment Pengurusan Keselamatan Bengkel rbt3122
 
pengertian las oaw (oxy acetylen welding)
pengertian las oaw (oxy acetylen welding)pengertian las oaw (oxy acetylen welding)
pengertian las oaw (oxy acetylen welding)
 
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-k...
 
Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)
 
1.LA1 Welding Symbols.pptx
1.LA1 Welding Symbols.pptx1.LA1 Welding Symbols.pptx
1.LA1 Welding Symbols.pptx
 
KERTAS PENERANGAN
KERTAS PENERANGAN KERTAS PENERANGAN
KERTAS PENERANGAN
 
CNC LARIK 1.pptx
CNC LARIK 1.pptxCNC LARIK 1.pptx
CNC LARIK 1.pptx
 
Teori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasiTeori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasi
 
19094045-PROSES-PENYEMPERITAN.ppt
19094045-PROSES-PENYEMPERITAN.ppt19094045-PROSES-PENYEMPERITAN.ppt
19094045-PROSES-PENYEMPERITAN.ppt
 
Metalurgi kimpalan kimpalan rekabentuk dan proses pemilihan.
Metalurgi kimpalan kimpalan rekabentuk dan proses pemilihan.Metalurgi kimpalan kimpalan rekabentuk dan proses pemilihan.
Metalurgi kimpalan kimpalan rekabentuk dan proses pemilihan.
 
Modul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal .pptx
Modul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal  .pptxModul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal  .pptx
Modul 3 ; Konsep Asas Struktur Kristal .pptx
 

Andere mochten auch

I nyoman widya santika (1311909) ultrasonic machining
I nyoman widya santika (1311909) ultrasonic machiningI nyoman widya santika (1311909) ultrasonic machining
I nyoman widya santika (1311909) ultrasonic machiningWidhy Black Guns
 
ppt. Ultrasonic
ppt. Ultrasonicppt. Ultrasonic
ppt. UltrasonicMelda RD
 
1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM) 2. ULTRASONICMACHINING (USM) ...
1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM)              2. ULTRASONICMACHINING (USM)  ...1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM)              2. ULTRASONICMACHINING (USM)  ...
1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM) 2. ULTRASONICMACHINING (USM) ...ejacock
 
Perubahan panjang batang yang tidak seragam
Perubahan panjang batang yang tidak seragamPerubahan panjang batang yang tidak seragam
Perubahan panjang batang yang tidak seragamWidhy Black Guns
 
Electro Chemical Machining (ECM) Electro Chemical Grinding (ECG) Electro Disc...
Electro Chemical Machining (ECM)Electro Chemical Grinding (ECG)Electro Disc...Electro Chemical Machining (ECM)Electro Chemical Grinding (ECG)Electro Disc...
Electro Chemical Machining (ECM) Electro Chemical Grinding (ECG) Electro Disc...ejacock
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINDwi Ratna
 
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving Cars
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving CarsStudy: The Future of VR, AR and Self-Driving Cars
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving CarsLinkedIn
 
Hype vs. Reality: The AI Explainer
Hype vs. Reality: The AI ExplainerHype vs. Reality: The AI Explainer
Hype vs. Reality: The AI ExplainerLuminary Labs
 

Andere mochten auch (9)

I nyoman widya santika (1311909) ultrasonic machining
I nyoman widya santika (1311909) ultrasonic machiningI nyoman widya santika (1311909) ultrasonic machining
I nyoman widya santika (1311909) ultrasonic machining
 
ppt. Ultrasonic
ppt. Ultrasonicppt. Ultrasonic
ppt. Ultrasonic
 
1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM) 2. ULTRASONICMACHINING (USM) ...
1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM)              2. ULTRASONICMACHINING (USM)  ...1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM)              2. ULTRASONICMACHINING (USM)  ...
1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM) 2. ULTRASONICMACHINING (USM) ...
 
Perubahan panjang batang yang tidak seragam
Perubahan panjang batang yang tidak seragamPerubahan panjang batang yang tidak seragam
Perubahan panjang batang yang tidak seragam
 
Electro Chemical Machining (ECM) Electro Chemical Grinding (ECG) Electro Disc...
Electro Chemical Machining (ECM)Electro Chemical Grinding (ECG)Electro Disc...Electro Chemical Machining (ECM)Electro Chemical Grinding (ECG)Electro Disc...
Electro Chemical Machining (ECM) Electro Chemical Grinding (ECG) Electro Disc...
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
 
Ultrasonic Machining
Ultrasonic MachiningUltrasonic Machining
Ultrasonic Machining
 
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving Cars
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving CarsStudy: The Future of VR, AR and Self-Driving Cars
Study: The Future of VR, AR and Self-Driving Cars
 
Hype vs. Reality: The AI Explainer
Hype vs. Reality: The AI ExplainerHype vs. Reality: The AI Explainer
Hype vs. Reality: The AI Explainer
 

Ähnlich wie TEKNIK BRAZING DAN SOLDERING

Materi i teknik mesin m6 kb3
Materi i teknik mesin m6 kb3Materi i teknik mesin m6 kb3
Materi i teknik mesin m6 kb3PPGhybrid3
 
Ppt modul 6 kb 3
Ppt modul 6 kb 3Ppt modul 6 kb 3
Ppt modul 6 kb 3PPGhybrid3
 
X. PPIMRE. 1 - Teknik Soldering dan Desoldering.pptx
X. PPIMRE. 1 - Teknik Soldering dan Desoldering.pptxX. PPIMRE. 1 - Teknik Soldering dan Desoldering.pptx
X. PPIMRE. 1 - Teknik Soldering dan Desoldering.pptxginamoina
 
Cacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
Cacat Las Pada Pelat Lambung KapalCacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
Cacat Las Pada Pelat Lambung Kapaltanalialayubi
 
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdf
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdfPENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdf
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdfRahma750999
 
Heat affected zone & heat treatmen tx
Heat affected zone & heat treatmen txHeat affected zone & heat treatmen tx
Heat affected zone & heat treatmen txbinsar pakpahan
 
Acuan tuangan:rekabentuk
Acuan tuangan:rekabentukAcuan tuangan:rekabentuk
Acuan tuangan:rekabentukNurul Rosli
 
12majalah hartono oke_
12majalah hartono oke_12majalah hartono oke_
12majalah hartono oke_Alen Pepa
 
12majalah hartono oke_ (2)
12majalah hartono oke_ (2)12majalah hartono oke_ (2)
12majalah hartono oke_ (2)Alen Pepa
 
Pengelasan, Weld defect, Cara penggunaan Las SMAW
Pengelasan, Weld defect, Cara penggunaan Las SMAWPengelasan, Weld defect, Cara penggunaan Las SMAW
Pengelasan, Weld defect, Cara penggunaan Las SMAWNur Ilham
 
Isi laporan pengelasan oksi-asetilen
Isi laporan pengelasan oksi-asetilenIsi laporan pengelasan oksi-asetilen
Isi laporan pengelasan oksi-asetilenIrwin Maulana
 

Ähnlich wie TEKNIK BRAZING DAN SOLDERING (20)

Materi i teknik mesin m6 kb3
Materi i teknik mesin m6 kb3Materi i teknik mesin m6 kb3
Materi i teknik mesin m6 kb3
 
Menyolder
MenyolderMenyolder
Menyolder
 
Menyolder
MenyolderMenyolder
Menyolder
 
Ppt modul 6 kb 3
Ppt modul 6 kb 3Ppt modul 6 kb 3
Ppt modul 6 kb 3
 
X. PPIMRE. 1 - Teknik Soldering dan Desoldering.pptx
X. PPIMRE. 1 - Teknik Soldering dan Desoldering.pptxX. PPIMRE. 1 - Teknik Soldering dan Desoldering.pptx
X. PPIMRE. 1 - Teknik Soldering dan Desoldering.pptx
 
Welding
WeldingWelding
Welding
 
Cacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
Cacat Las Pada Pelat Lambung KapalCacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
Cacat Las Pada Pelat Lambung Kapal
 
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdf
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdfPENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdf
PENGELASAN Buku Ajar Proses Produksi-Bab 9 Proses penyambungan-OK.pdf
 
Heat affected zone & heat treatmen tx
Heat affected zone & heat treatmen txHeat affected zone & heat treatmen tx
Heat affected zone & heat treatmen tx
 
Soldering (Pematerian Lembut)
Soldering (Pematerian Lembut)Soldering (Pematerian Lembut)
Soldering (Pematerian Lembut)
 
Acuan tuangan:rekabentuk
Acuan tuangan:rekabentukAcuan tuangan:rekabentuk
Acuan tuangan:rekabentuk
 
Teknik Pengelasan
Teknik Pengelasan Teknik Pengelasan
Teknik Pengelasan
 
12majalah hartono oke_
12majalah hartono oke_12majalah hartono oke_
12majalah hartono oke_
 
12majalah hartono oke_ (2)
12majalah hartono oke_ (2)12majalah hartono oke_ (2)
12majalah hartono oke_ (2)
 
MATERI_TEKNIK_PENGELASAN.pptx
MATERI_TEKNIK_PENGELASAN.pptxMATERI_TEKNIK_PENGELASAN.pptx
MATERI_TEKNIK_PENGELASAN.pptx
 
Sambungan Las( X TMP 3) SMK N 2 KEBUMEN 2014-2015
Sambungan Las( X TMP 3) SMK N 2 KEBUMEN 2014-2015Sambungan Las( X TMP 3) SMK N 2 KEBUMEN 2014-2015
Sambungan Las( X TMP 3) SMK N 2 KEBUMEN 2014-2015
 
Pengelasan, Weld defect, Cara penggunaan Las SMAW
Pengelasan, Weld defect, Cara penggunaan Las SMAWPengelasan, Weld defect, Cara penggunaan Las SMAW
Pengelasan, Weld defect, Cara penggunaan Las SMAW
 
penyambungan
penyambunganpenyambungan
penyambungan
 
Steel melting
Steel meltingSteel melting
Steel melting
 
Isi laporan pengelasan oksi-asetilen
Isi laporan pengelasan oksi-asetilenIsi laporan pengelasan oksi-asetilen
Isi laporan pengelasan oksi-asetilen
 

TEKNIK BRAZING DAN SOLDERING

  • 1. TUGAS UAS II SAMBUNGAN NON-LAS FUSION JOINING (SOLDERING DAN BRAZING) NAMA : I NYOMAN WIDYA SANTIKA NIM : 1311909 JURUSAN : TEKNOLOGI INDUSTRI S-1 INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG JURUSAN TEKNIK MESIN INDUSTRI 2013
  • 2. A.Pengertian Soldering dan Brazing. Soldering adalah metode penyambungan dengan menggunakan logam pengisi, untuk menggabungkan dua logam tanpa memanaskannya untuk mencapai suatu titik leleh dari benda kerja. Solder biasanya digunakan di pabrik baja karena solder merupakan alat yang sederhana dan mudah digunakan seperti menyambungkan logam lembaran, membuat sambungan elektronika. Dan menutup kebocoran yang terjadi pada baja ataupun aluminium. Dan biasanya digunakan untuk menggabungkan besi, nikel, timah, tembaga, seng, aluminium, dan banyak paduan lainnya. Solder ini tidak diklasifikasikan sebagai pengelasan atau brazing karena suhu leleh solder di bawah 800 ° F, Pengelasan dan mematri biasanya berlangsung diatas 800 ° F. Sumber panas yang digunakan untuk menyolder bervariasi sesuai dengan metode dan peralatan yang tersedia, perangkat yang digunakan untuk memanaskan solder. Gambar 1 : solder Sumber : httpplawner.net3solder_picturessolder.jpg Brazing adalah suatu prose penyambungan yang logam pengisinya ditempatkan di antara 2 permukaan atas material yang akan disambungkan dan temperature yang dibangkitkan cukup untuk logam pengisi meleleh tetapi benda yang akan dsambungkan
  • 3. tidak meleleh. Oleh karena itu, brazing termasuk proses liquid – solid state bonding process (proses ikatan dalam keadaan cair dengan padat). Gambar di bawah ini merupakan hasil benda kerja menggunakan proses brazing : Gambar 2: Hasil proses Brazing Sumber : http://febriantotito.blogspot.com/2013/06/brazing.html Saat logam pengisi mulai mendingin dan menjadi padat (solidification) sambungan akan semakin kuat. Logam pengisi pada brazing biasanya meleleh pada temperature 4500C. logam pengisi yang digunakan tergantung dengan benda kerja yang akan disambungkan. Berikut merupakan variasi logam pengisi dan benda kerja yang akan disambungkan. Proses brazing ini mampu dilakukan untuk material berbentuk kawat, ring, dan batang. Pada proses ini dapat terjadi difusi antara logam pengisi dengan benda kerja yang akan disambungkan. Contohnya titanium yang di-brazing dengan logam pengisi timah maka ada kemungkinan timah berdifusi ke dalam titanium sehingga akan mengubah sifat asalnya. Pada proses brazing memerlukan flux yang bertujuan untuk mencegah oksidasi dan menghilangkan lapisan oksida pada benda kerja. Flux pada brazing biasanya terbuat dari borax, boric acid, borates, fluorides, dan chlorides. Sebelum di-brazing benda kerja
  • 4. dibersihkan atau lebih dikenal dengan istilah wetting agent terlebih dahulu permukaan yang akan disambungkannya agar terhindar dari karat, minyak, dan kontaminasi lainnya. Selain itu wetting agent bertujuan untuk logam pengisi tersebar merata pada permukaan yang akan disambungkan dan meningkatkan kekuatan ikatan. Flux bersifat korosif sehingga setelah dilakukan proses brazing benda kerja tersbut dicuci dengan air panas untuk menghilangkan flux. B. Teknik/Metode Soldering. Untuk menentukan teknik penyolderan yang dipakai, perlu memperhatikan hal-hal berikut: - fungsi benda kerja - bahan dari benda kerja dan jumlah. Dua metode solder yang paling sering digunakan adalah solder dengan tembaga. pertimbangan yang berlaku untuk metode-metode solder yaitu : 1.Bersihkan semua permukaan oksida, kotoran, minyak, dan benda asing lainnya. 2.Gunakan fluks yang tepat untuk pekerjaan tertentu. Beberapa pekerjaa memerlukan penggunaan fluks korosif, sementara lainnya pekerjaan memerlukan penggunaan fluks noncorrosive. Ingat, titik leleh fluks harus di bawah titik leleh solder yang akan untuk digunakan. 3. Panaskan permukaan hanya cukup untuk mencairkan fluks. Solder tidak menempel pada permukaan pemanas, namun Anda harus sangat berhati-hati untuk tidak terlalu memanaskan besi solder, atau permukaan yang akan bergabung. pemanasan solder di atas suhu kerja meningkatkan tingkat oksidasi dan perubahan proporsi timah dan timbal.
  • 5. 4.Setelah bahan tersambung ,Anda harus membersihkan sebanyak mungkin fluks yang dapat menyebabkan korosif. Gambar 3 : Proses Penyolderan Sumber : httpinsyaansori.blogspot.com201303teknik-menyolder.html - Metode penyolderan Sweat solder Sweat solder digunakan ketika kita ingin menggabungkan bahan tapi tidak sepenuhnya sambungan tersebut terlihat. Biasanya teknik ini digunakan untuk sambungan elektronik dan sambungan pipa, agar sambungan menjadi kuat bahan yang akan disambungkan harus bersih, dan permukaannya harus halus. Pengang bahan secara bersamasama dengan kuat setelah itu panaskan bahan dengan menggunakan solder hingga bahan melebur menjadi satu. Gambar 4: Penyolderan Lapisan Sumber : http://share.pdfonline.com/0083445b3bef4c37a42/PENYAMBUNGAN%20Logam.htm
  • 6. - Metode Penyolderan Lapisan Lapisan solder proses ini menjalankan lapisan solder sepanjang tepi sambungan sambungan lapisan solder harus masuk ke dalam sebisa mungkin. Fluks yang cocok untuk digunakan dalam proses ini adalah tembaga, karena mereka memberikan kontrol yang lebih baik dari panas dan menyebabkan distorsi lebih sedikit. Bersihkan bahan dan letakkan fluks diwilayah yang akan disolder.Jika lapisan belum ditempelkan,berlekuk,terpaku,atau dipegang bersama-sama, tempelkan potongan-potongan sehingga proses penyolderan tetap dalam posisi stabil. Tempatkan potongan sehingga lapisan tidak terkena langsung pada benda kerja. Hal ini diperlukan untuk mencegah hilangnya panas . Setelah bahan terikat dengan kuat, solder lapisan. Panaskan area dengan menekan tembaga terhadap benda kerja. Logam harus menyerap panas yang cukup dari solder untuk mencairkan tembaga, jika tidak tembaga tidak akan melekat. Tahan tembaga sehingga satu sisi meruncing kepalanya dan datar terhadap lapisan, seperti yang ditunjukkan pada gambar 3. Ketika solder mulai mengalir bebas ke lapisan, tarik tembaga sepanjang lapisan dengan lambat, dan stabil.Tambahkan lebih banyak tembaga yang diperlukan untuk meningkatkan rekatan dari benda kerja. Ketika solder menjadi dingin, Anda harus menggunakan solder lain dan panaskan yang pertama. Ubah tembaga sesering mungkin. Ingat, lapisan disolder terbaik terbuat tanpa mengangkat tembaga dari benda kerja dan Biarkan menyatu untuk tidak melapisi kembali yang sudah diselesaikan. Tahan rekatan di satu posisi sampai tembaga mulai mengalir bebas ke lapisan. tarik rekatan perlahan-lahan di sepanjang lapisan, putar benda kerja sebisa mungkin. Tambahkan lebih campuran yang bila diperlukan dan panaskan rekatan sebagai hingga selesai.
  • 7. Gambar 5 : Proses penyolderan lapisan pada rivet Sumber :http://share.pdfonline.com/0083445/PENYAMBUNGAN%20Logam.htm Gambar 6 : proses Penyolderan lapisan pada plat Sumber : http://share.pdfonline.com/0083445/PENYAMBUNGAN%20Logam.htm
  • 8. - Tabel bahan pengalir (fluks) pada proses penyolderan : C. Teknik/ Metode Brazing. Prosedur untuk mematri sangat mirip dengan pengelasan menggunakan asitelin. Logam ini perlu dibersihkan dengan baik secara mekanik, kimia, atau kombinasi dari kedua metode untuk memastikan ikatan yang baik antara logam. Potongan logam atau benda kerja harus benar-benar bersih karena partikel abrasif atau minyak akan tertanam dalam logam, Pasang benda kerja pada bata tahan api atau sarana lainnya yang sesuai dengan kondisi kerja, dan jika perlu, dijepit. Hal ini penting karena jika terjadi pergerakan pada saat proses brazing/ mematri, ikatan yang dihasilkan akan lemah dan akan cepat putus. Metode aplikasi bervariasi, tergantung pada bentuk fluks (bahan pengalir) yang digunakan dan jenis logam yang akan dibrazing (patri). Hal ini sangat penting karena fluks dan benda kerja memiliki ttitk leleh yang beda. Langkah berikutnya adalah memanaskan bagian yang akan dibrazing (patri). Sesuaikan nyala api agar netral karena nyala api ini memberikan hasil terbaik dalam kondisi normal. Mengurangi nyala api akan membuat ikatan atau gabungan terlihat bagus tetapi
  • 9. kekuatan dari hasil brazing tersebut sangat jelek. Api oksidasi yang netral akan menghasilkan sambungan yang kuat tetapi memiliki permukaan yang tampak kasar. Gambar 7 : Proses Brazing Sumber : http://share.pdfonline.com/0083445/PENYAMBUNGAN%20Logam.htm Cara terbaik untuk menentukan suhu saat melaukan brazing, adalah dengan mengetahui jenis fluks. Fluks akan mengering pada suhu air 212 ° F. Kemudian fluks mulai berubah warna menjadi warna susu dan megelumbung pada suhu sekitar 600 ° F. Pada akhirnya fluks akan mencair pada suhu sekitar 1100 ° F. Itu penjelasan singkat tentang suhu yang dibutuhkan untuk mencairkan fluks. Penampilan fluks mencair mengindikasikan bahwa sudah waktunya untuk mulai menambahkan filler logam. Panas pada sambungan yang melelehkan logam pengisi. Ketika suhu dan posisi pematrian sudah tepat, logam pengisi akan menyebar di atas permukaan logam dan ke dalam karena adanya daya tarik kapiler logam maupun filler. Untuk mendapatkan sambungan yang baik , filler logam harus menembus ketebalan dari logam (benda kerja). Gambar 6 menunjukkan posisi yang baik antara api pemanasan dan logam pengisi ketika brazing (mematri). Hentikan pemanasan ketika filler sudah sepenuhnya menutupi permukaan sambungan, dan biarkan sambungan dingin secara perlahan-lahan.
  • 10. Jangan lepaskan klem pengikat sampai filler dan logam yang disambung benar-benar dingin dan filler sepenuhnya menjadi keras. Setelah semua selesai bersihkan sambungan jika sudah dingin, untuk pembersihan dapat menggunakan air panas. Pastikan sisa-sisa fluks dibersihkan dengan baik karena akan menyebabkan karat pada logam, logam lebih yang terdapat pada permukaan sambunngan dapat dihaluskan dengan amplas. Teknik yang dijelaskan ini merupakan teknik umum, tetapi teknik ini berlaku untuk tiga bahan pematrian seperti, perak, tembaga paduan, dan aluminium, yang membedakan hanya hanya logam dasar yang akan disambung dan komposisi filler yang digunakan. - Jenis –jenis sambungan pada proses brazing : Gambar 8 : Jenis-jenis sambungan pada proses Brazing Sumber : http://share.pdfonline.com/0083445/PENYAMBUNGAN%20Logam.htm Gambar 9: Jenis-jenis Sambungan pada proses Brazing Sumber : http://share.pdfonline.com/0083445/PENYAMBUNGAN%20Logam.htm
  • 11. Gambar 10 : Jenis –Jenis Sambungan Pada Proses Brazing Sumber : http://share.pdfonline.com/0083445/PENYAMBUNGAN%20Logam.htm - Tabel jenis logam filler untuk proses brazing pada jenis logam dan logam campuran.
  • 12. - Jenis-Jenis Brazing (menurut sumber panas yang digunakan) 1. Torch Brazing (TB) Sumber panasnya menggunakan oxyfuel gas dengan tipe api carburizing (komposisi bahan bakar gas lebih banyak dibandingkan oksigen). Pada proses ini dilakukan pemanasan terlebih dahulu pada permukaan yang akan disambungkan. Proses ini cocok untuk benda kerja dengan ketebalan 0.25 – 6 mm. torch brazing sulit untuk dikontrol dan diperlukan skill untuk pekerjanya . Gambar 11 : proses Torch Brazing. Sumber :http:// US_Navy_060528-N-1332Y-022_Hull_Maintenance_Technician_jpg. 2. Furnace Brazing (FB) Material yang akan di-brazing dipanaskan terlebih dahulu kemudian diberikan gaya pada permukaan yang akan disambungkan kemudian disambungkan dengan menempatkan benda kerja di dalam tungku hingga panas yang diterima benda kerja seragam. Dengan proses ini skill pekerja tidak diperlukan dan dapat dilakukan untuk benda kerja dalam bentuk yang kompleks.
  • 13. Gambar 12 : Proses Furnace Brazing. Sumber : httpwww.kepston.co.ukimagesfurnace_brazing.jpg 3. Induction Brazing (IB) Sumber panas yang digunakan dengan induksi yaitu memanfaatkan frekuensi yang tinggi pada arus AC. Benda kerja diberikan gaya awal oleh logam pengisi kemudian ditempatkan dengan kawat induksi sehingga secara cepat akan terjadi pemanasan. Biasanya menggunakan flux dan proses ini cocok untuk proses brazing yang kontinyu. Gambar 13: Proses Induction Brazing Sumber : httpwww.inductioheating.comuploadfile20120221141826409.jpg
  • 14. 4. Resistance Brazing (RB) Sumber panas yang dihasilkan dari hambatan listrik. Elektode yang digunakan pada metode ini menggunakan hambatan pengelasan. Ketebalan benda kerja yang mampu di brazing yaitu 0.1 – 12 mm. Benda kerja diberikan gaya awal terlebi dahulu sebelum dibrazing. Sama seperti induction brazing, proses ini berlangsung secara cepat dan dapat berlangsung secara otomatis sehingga kualitas yang dihasilkan seragam Gambar 14 : Proses Resistance Brazing. Sumber : httpwww.contactechnologies.comElectrical-Contact-Assemblies.htm 5. Dip Brazing (DB) Menyambungkan benda kerja dengan cara mencelupkan benda kerja ke larutan logam cair atau larutan garam di atas temperature cair logam pengisis. Sehingga semua komponen terlapisi dengan logam cair. DB cocok untuk material berbentuk lembaran dan kawat. Benda kerja yang di-brazing biasanya ketebalannya kurang dari 5 mm. proses ini juga menggunakan flux jika bentuk benda kerja yang akan disambungkan berbentuk kompleks. Proses ini juga dapat menyambungkan 1000 sambungan dalam satu kali brazing tergantung dengan bentuk benda kerja dan ukuran tempat larutan.
  • 15. Gambar 15 : Proses Dip Brazing Sumber : httpwww.colemanmw.comfacilities.asp 6. Infrared Brazing (IRB) Sumber panas infrared brazing mempunyai intensitas quartz lampu yang tinggi. Proses ini cocok untuk komponen yang sangat tipis, biasanya sampai 1 mm ketebalannya. Energy radiasi difokuskan dalam 1 titik dan ditempatkan dalam ruangan vakum. Gambar 16 : Proses Infrared Brazing Sumber : httpwww.infraredheating.cominfrared_news.htm
  • 16. 7. Diffusion Brazing (DFB) Ditempatkan dalam sebuah tungku dengan temperature dan waktu dapat diatur. Filler metal dimasukkan secara difusi melalui permukaan atas benda kerja yang disambungkan. Waktu yang diperlukan kira-kira 30 menit sampai 24 jam. Proses ini digunakan untuk sambungan yang kuat, sambungan pada ujung, atau sambungan yang sulit saat pengoperasiannya. Laju difusi tidak berdasarkan ketebalan sehingga jangkauan ketebalannya dari ketebalan kertas sampai 50 mm. Gambar 17 : Proses Diffusion Brazing Sumber : httpwww.pvatepla.comfileadminimgproductsMOV-HP-innen1.jpg
  • 17. D. Penerapan soldering dan Brazing pada kontruksi a. Penerapan Soldering pada sambungan eletronik Gambar 18 : Penyolderan Sambungan elektronika Sumber :http://electronic solderting .jpg b. Penerapan Brazing pada Proses Penyambungan Komponen Radiator Gambar 19 : Radiator Sumber :http://perakitan radiator mobil .jpg c. penerapan Brazing pada proses penyambungan pipa kapiler AC Gambar 20 : Penyambungan Pipa AC Sumber : http://pipa kapiler AC.co.id
  • 18. d. Penerapan Brazing pada proses penyambungan rangka sepeda Gambar 21 : Penyambungan rangka sepeda Sumber : httpwww.shandcycles.comwp-contentuploads201208fillet-brazing.jpg E. Kelebihan Dan Kekurangan Sambungan Soldering dan Brazing. a. Kelebihannya : 1. Dapat menyambung dua buah logam yang berbeda. 2. Pada penyolderan lunak tidak merusak permukaan. 3. Tidak menghambat aliran listrik 4. Dibandingkan pengelingan, tidak ada pelubangan yang melemahkan konstruksi. 5. Umumnya kedap fluida 6. Mampu menyambung pelat-pelat tipis. b. Kekurangannya : 1. Untuk penyolderan masal biaya lebih besar.(karena bahan tambah harus dicampur timah putih atau tembaga). 2. Bahan pengalir yang tersisa dapat menimbulkan korosi listrik
  • 19. Daftar Pustaka http://febriantotito.blogspot.com/2013/06/brazing.html diakses pada tanggal 1 november- 2013. http://rian-oktari.blogspot.com/2012/08-brazing.html diakses pada tanggal 2 november- 2013. http://febriantotito.blogspot.com/2013/06/metode-metode-brazing.html diakses pada tanggal 2 november-2013. httpwww.esabna.comEUWebOXY_handbook589oxy19_4.html diakses pada tanggal 3 november-2013. http://share.pdfonline.com/0083445b3bef4c37a420d06f1807d397/PENYAMBUNGAN%20Logam.htm diakses pada tanggal 3 november – 2013. IDENTITAS PENULIS . Nama Lengkap : I Nyoman Widya Santika Nim : 1311909 Angk. Tahun : 2013 Fakultas : Teknologi Industri Jurusan : Teknik Mesin S-1 E-mail : Widhyhay99@gmail.com Institusi : Institut Teknologi Nasional Malang