3. Letak Kerajaan Majapahit
Setelah kerajaan Singhasari jatuh, berdirilah kerajaan Majapahit
pada abad ke-14-15 M yang terletak di Trowulan, Majapahit, Jawa
Timur. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang
menguasai Nusantara. Menurut Negarakertagama, kekuasaannya
terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan,
hingga Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih
diperdebatkan.
4. Sumber Sejarah Kerajaan Majapahit
1. Prasasti
Kerajaan Majapahit sendiri memiliki beberapa prasasti, antara lain prasasti
Butok. Prasasti ini dikeluarkan oleh Raden Wijaya pada saat ia sukses naik tahta
kerajaan. Prasasti ini berisi kisah yang menceritakan bagaimana perjuangan Raden
Wijaya mendirikan kerajaan.
Prasasti lainnya yaitu Prasasti Kudadu (1294 M) berisi pengalaman Raden
Wijaya sebelum menjadi Raja Majapahit yang telah ditolong oleh Rama Kudadu dari
kejaran balatentara Yayakatwang setelah Raden Wijaya menjadi raja, penduduk desa
Kudadu dan Kepala desanya (Rama) diberi hadiah tanah sima.
Prasasti Sukamerta (1296 M) dan Prasasti Balawi (1305 M) berisi Raden
Wijaya yang telah memperisteri keempat putri Kertanegara, serta menyebutkan
anaknya dari permaisuri bernama Sri Jayanegara yang dijadikan raja muda di Daha.
Prasasti Waringin Pitu (1447 M) yang mengungkapkan bentuk pemerintahan
dan sistem birokrasi Kerajaan Majapahit yang terdiri dari 14 kerajaan bawahan yang
dipimpin oleh seseorang yang bergelar Bhre. Prasasti Canggu (1358 M) mengenai
pengaturan tempat-tempat penyeberangan di Bengawan Solo.
5. 2. Kidung
Kidung merupakan lagu atau syair yang dinyanyikan. Antara lain,
Kidung Harsawijaya dan Kidung Panji Wijayakrama nan menjadi sumber
sejarah akan keberadaan Majapahit. Adapun kedua kidung ini menceritakan
kisah Raden Wijaya dalam menghadapi musuh dari Kediri. Kidung-kidung ini
juga memuat kisah mengenai sejarah awal perkembangan kerajaan
Majapahit.
3. Kitab
Ada beberapa kitab yang berisi sejarah mengenai kerajaan Majapahit.
Yang paling terkenal tentu saja kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Empu
Prapanca pada tahun 1365 M. Sebuah kitab yang menceritakan mengenai
perjalanan Hayam Wuruk menuju Jawa Timur. Sedangkan kitab Pararaton
berisi kisah mengenai pemerintahan yang dijalankan oleh raja-raja, baik dari
kerajaan Majapahit maupun kerajaan Singasari. Selain itu ada beberapa kitab
lagi, yaitu Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular, Kitab Arjunawiwaha
karangan Mpu Tantular, Kitab Kunjarakarna, Kitab Parhayajna.
6. BUKTI SEJARAH KERAJAAN
MAJAPAHIT
Candi Sawentar terletak di Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro,
Blitar, Jawa Timur. Di dalam Kitab Negarakertagama, Candi Sawentar disebut
juga Lwa Wentar. Bangunan candi ini dahulunya merupakan sebuah
kompleks percandian, karena disekitarnya masih ditemukan sejumlah
pondasi yang terbuat dari bata, dan candi ini diduga didirikan pada awal
berdirinya Kerajaan Majapahit. Candi Sawentar merupakan bangunan suci
yang berlatar belakang agama Hindu.
7. Candi Tegowangi merupakan candi yang terletak di Desa
Tegowangi Kecamatan Plemahan Kabupaten Kediri, Jawa Timur,
Indonesia. Menurut Kitab Pararaton, candi ini merupakan tempat
Pendharmaan Bhre Matahun. Sedangkan dalam kitab
Negarakertagama dijelaskan bahwa Bhre Matahun meninggal
tahun 1388 M. Maka diperkirakan candi ini dibuat pada tahun 1400
M dimasa Majapahit karena pendharmaan seorang raja dilakukan
12 tahun setelah raja meninggal dengan upacara srada.
8. Candi Surawana (Surowono) adalah candi Hindu yang terletak
di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, sekitar 25 km
arah timur laut dari Kota Kediri. Candi yang nama sesungguhnya
adalah Wishnubhawanapura ini diperkirakan dibangun pada abad 14
untuk memuliakan Bhre Wengker, seorang raja dari Kerajaan Wengker
yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Dalam
Negarakertagama diceritakan bahwa pada tahun 1361 Raja Hayam
Wuruk dari Majapahit pernah berkunjung bahkan menginap di Candi
Surawana. Candi Surawana saat ini keadaannya sudah tidak utuh,
beberapa bagian telah direkonruksi.
9. Candi Tikus adalah kolam pemandian ritual (petirtaan) yang
berbentuk bangunan kolam bujur sangkar dengan arsitektur teras-teras
persegi yang dimahkotai menara-menara yang ditata dalam susunan
konsentris yang menjadi titik tertinggi bangunan ini. Pada sisi utara
terdapat sebuah tangga menuju dasar bangunan kolam. Struktur utama
yang menonjol dari dinding selatan diperkirakan mengambil bentuk
gunung legendaris Mahameru. Konon dulunya kolam ini dipergunakan
sebagai tempat pemandian putri raja-raja Majapahit. Nama Candi Tikus
sendiri diambil lantaran dulunya lokasi ini menjadi sarang tikus yang
sering menjadi gangguan hama bagi sawah milik penduduk.
10. Kolam Segaran adalah bangunan monumental berupa kolam besar
dari batu bata, berbentuk persegi panjang. Kedalaman Kolam Segaran sekitar
3 meter dengan tebal dinding 1,6 meter. Nama Segaran berasal dari bahasa
Jawa 'segara' yang berarti 'laut', mungkin masyarakat setempat
mengibaratkan kolam besar ini sebagai miniatur laut. Diduga fungsi kolam ini
adalah sebagai reservoir air bagi pemukiman penduduk kerajaan Majapahit
yang padat, atau sebagai tempat latihan renang bagi prajurit kerajaan.
Dugaan lain adalah sebagai tempat hiburan menjamu tamu-tamu kerajaan,
dimana mereka dijamu di tepi kolam dengan perlengkapan makan dari emas
dan perak, lalu sesuai acara perjamuan peralatan nan mahal ini dilemparkan
ke tengah-tengah kolam untuk menunjukkan betapa makmurnya kerajaan
Majapahit.
11. Candi Penataran atau Candi Panataran atau nama aslinya adalah
Candi Palah adalah sebuah gugusan candi bersifat keagamaan Hindu Siwaitis
yang terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa
Timur. Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak di lereng barat
daya Gunung Kelud, di sebelah utara Blitar, pada ketinggian 450 meter di atas
permukaan laut. Dari prasasti yang tersimpan di bagian candi diperkirakan
candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kadiri sekitar tahun
1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan
Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415.
12. 1. Raja Pendiri (Raja Pertama)
Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya , seorang
keturunan Ken Arok yang merupakan raja di kerajaan singosari.
Sebenarnya Raden Wijaya diberi tugas untuk melanjutkan kerajaan
singosari yang hampir runtuh. Raden Wijaya membuka hutan dan
desa itu dinamakan majapahit, yang diambil dari bua maja dan
rasanya yang pahit. Pada saat pasukan mongol datang, Raden Wijaya
bersekutu dengan pasukan mongol untuk melawan Jayakatwang.
Setelah berhasil, Raden Wijaya berbalik menyerang pasukan mongol
sehingga memaksa mereka untuk pulang. Setelah Raden Wijaya
wafat digantikan oleh anaknya yaitu Jayanegara.
Raja yang Memerintah Majapahit
13. 2. Raja Terkenal dan Raja Terakhir
Pada masa kekuasaan Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada
majapahit mengalami masa kejayaan. Wilayah kekuasaan majapahit
sangat luas, seluruh kepulauan di Indonesia dibawah pkekuasaan
Majapahit. Semua itu berkat kegigihan dan kerja keras Hayam Wuruk
dan Patih Gajah Mada.
Keruntuhan Majapahit saat dibawah kekuasaan Hayam Wuruk
dan Patih Gajah Mada dimulai sejak terjadinya perang saudara yang
terjadi antara wirabhumi melawan wikramawardhana. Saat itu juga
banyak kerajaan islam yang tumbuh dan berkembang pesat.
14. Kondisi Politik, Sosial Ekonomi,
Budaya
1. Kondisi Politik
Kerajaan Majapahit mengembangkan sistem pemerintahan yang
teratur. Struktur di daerah pusat, raja memegang kekuasaan tertinggi
dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh badan berikut ,yaitu Rakryan
Mahamantri Katrini dan Dewan Pelaksana. Untuk menciptakan
pemerintahan yang bersih dan berwibawa, dibentuklah badan peradilan
disebut dengan Saptopapati . Oleh Gajah Mada disusun pula kitab hukum
yang disebut Kitab Kutaramanawa. Untuk mengatur kehidupan beragama
dibentuk Dharmadyaksa. Dharmadyaksa dibagi menjadi 2 yaitu
Dharmadyaksa ring Kasaiwan(hindu) dan Dharmadyaksa ring
Kasogatan(budha). Berkat Hayam Wuruk dan Gajah Mada, kehidupan
politik dan stabilitas nasional terjamin , majapahit juga melakukan
hubungan dengan kerajaan lain dan hubungan dengan negara lain yang
mengenal motto Mitreka Satata(negara sahabat).
15. 2. Kondisi Sosial Ekonomi
Di bawah kekuasaan Raja Hayam Wuruk keamanan dan
kemakmuran rakyat diutamakan. Untuk itu dibangun jalan-jalan dan
jembatan-jembatan, dengan itu lalu lintas menjadi lancar yang
mendukung kegiatan keamanan dan kegiatan perekonomian terutama
perdagangan. Adanya pelabuhan-pelabuhan mendorong munculnya
kelompok bangsawan kaya yangmenguasai pemasaran bahan-bahan
dagangan pokok dari dan ke daerah-daerah Indonesia Timur dan
Malaka. Kegiatan pertanian juga dikembangkan dengan cara sawah
dan ladang dikerjakan secukupnya dan bergiliran maksudnya agar
tanah tetap subur serta tanggul-tanggul diperbaiki untuk mencegah
banjir.
16. 3. Kondisi Budaya
Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, bidang sastra
mengalami kemajuan. Karya sastra yang paling terkenal adalah Kitab
Negarakertagama oleh Empu Prapanca. Kitab lain adalah Sutasoma
oleh Empu Tantular yang sekarang menjadi semboyan Indonesia , Kitab
Arjunawiwaha oleh Empu Tantular. Bidang seni bangunan juga
berkembang dengan banyaknya bangunan candi yang telah dibuat
contohnya Candi Penataran, Candi Sawentar, Candi Tigawangi, Candi
Surawana, dan Candi Tikus.
17. Kerajaan Majapahit Runtuh pada tahun 1500 Masehi.
Faktor-faktor yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan
Majapahit adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada pembentukan pimpinan baru (tidak ada kaderisasi).
2. Gajah Mada sebagai Patih Amangkubumi memegang segala
jabatan yang penting. Ia tidak memberi kesempatan generasi
penerus untuk tampil, sehingga setelah meninggalnya Gajah Mada
tidak ada penggantinya yang cakap dan berpengalaman.
3. Perang saudara melemahkan kekuatan. Perang Paregreg
menimbulkan malapetaka bagi rakyat dan kaum bangsawan,
sehingga melemahkan kekuatan dan tidak ada persatuan. Daerah-
daerah melepaskan diri, karena pemerintaahan pusat Kerajaan
Majapahit Iemah dan kacau, para adipati di Jawa dan kerajaan-
kerajaan di luar Jawa melepaskan diri
18. 4. Kelemahan pemerintahan pusat akibat perang saudara
mengakibatkan kemunduran ekonomi Majapahit.
Perdagangan di Kepulauan Nusantara diambil alih oleh
pedagang-pedangan Melayu dan Islam.
5. Masuk dan tersiarnya agama Islam. Adipati dan daerah pesisir
pantai daerah pedalaman yang beragama Islam merasa tidak
terikat oleh kekuasaari Kerajaan Majapahit, sehingga mereka
tidak taat dan setia kepada penguasa yang beragama Hindu.