1. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA OLEH IBU DRA ANITA GUNAWAN, MH
Dipresentasikan Oleh :
PSAK 19
ASET TAK BERWUJUD
NILA ELSUARI
MAYA INDRY APRILIA
RAFIKA AYU SORAYA
IAS 38
2. Untuk mengatur perlakuan akuntansi aset tak berwujud yang tidak diatur
secara khusus dalam PSAK lain. Pernyataan ini mensyaratkan entitas untukm
engakui aset tak berwujud jika, dan hanya jika, kriteria tertentu terpenuhi. Pe
rnyataan ini juga mengatur cara mengukur jumlah tercatat dari aset tak ber
wujud dan menentukan pengungkapan yang disyaratkan
tentang aset tak berwujud.
TUJUAN
3. RUANG LINGKUP
Dikecualikan dari penerapan PSAK 19 :
o Aset tak berwujud yang diatur standar lain (goodwill-PSAK 22)
o Aset keuangan (PSAK 50)
o Aset eksplorasi dan evaluasi (PSAK 64)
o Hak penambangan dan sumber daya lain yang tidak dapat diperbarui (
PSAK 29)
5. ASET TAK BERWUJUD
(Paragraf 09-17)
Keteridentifikasian
Pengendalian
Adanya Manfaat
Ekonomik Masa Depan
• Aset non-moneter yang dapat diidentifikasi
tanpa wujud fisik
• Aset :
• Adanya kontrol, dan
• Keuntungan ekonomis di masa depan
7. Pengendalian atas Sumber Daya
Terdapat kontrol, jika :
• Mampu memperoleh manfaat ekonomis masa depan,
dan
• Dapat membatasi akses pihak lain dalam memperoleh
manfaat ekonomis tersebut
8. Adanya Manfaat Ekonomik Masa Depan
Manfaat ekonomis yang muncul mencakup :
• Pendapatan dari penjualan barang atau jasa
• Penghematan biaya, atau
• Manfaat lain dari penggunaan aset tersebut
10. Dalam mengakui suatu item sebagai aset tak berwujud, e
ntitas perlu menunjukkan bahwa item tersebut :
– Memenuhi definisi aset tak berwujud
– Memenuhi kriteria pengakuan
Pengakuan dan Pengukuran
11. Aset tak berwujud harus diakui jika, dan hanya jika :
– Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomis masa
depan dari aset tersebut, dan
– Biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal
Dalam menilai kemungkinan :
– Menggunakan asumsi masuk akal dan dapat dipertanggung jawabkan
– Estimasi terbaik manajemen
Kriteria Pengakuan
13. Aset Tak Berwujud - Internal
• Sulit menentukan apakah suatu aset tidak berwujud yang dihasilkan secara
internal memenuhi kriteria untuk diakui :
Menentukan saat timbulnya aset yang dapat diidentifikasi dan akan menghasilkan
manfaat ekonomis masa depan
Menentukan biaya perolahan aset tersebut secara andal
• Perlu kriteria tambahan
14. Aset Tak Berwujud - Internal
Dalam menentukan apakah aset tak berwujud yang dihasilkan internal memenuhi syarat un
tuk diakui, entitas menggolongkan proses dihasilkannya aset menjadi dua tahap :
1. Tahap Penelitian (Riset), dan
2. Tahap Pengembangan
15. Aset Tak Berwujud - Internal
Aset tak berwujud yang timbul dari Riset tidak boleh diakui
Pengeluaran riset diakui sebagai beban pada saat terjadinya
16. ATB Dihasilkan Internal - Pengembangan
Aset tidak berwujud yang timbul dari kegiatan Pengembangan, diakui jika, dan hanya ji
ka,terpenuhi semua hal ini :
Kelayakan teknis penyelesaian
Niat menyelesaikan dan menggunakan atau menjualnya
Kemampuan menggunakan atau menjual
Kemungkinan besar menghasilkan manfaat ekonomis masa depan
Tersedianya sumber daya teknis, keuangan, dan sumber daya lainnya untuk m
enyelesaikan dan, menggunakan atau menjualnya
Kemampuan mengukur secara andal pengeluaran terkait aset tersebut
17. Aset Tak Berwujud - Internal
Kapan pengeluaran dikapitalisasi?
Tanggal 1 – Tahap Pengembangan dimulai
Tanggal 2 – Kriteria Pengakuan terpenuhi
Tanggal 3 – Tanggal aset baru hasil pengembangan siap digunakan
PengembanganRiset
Tanggal 1 Tanggal 2 Tanggal 3
Dibebankan dan tidak
dapat disajikan kembali
Dikapitalisasi sebagai aset tidak
berwujud = biaya perolehan
18. Aset Tak Berwujud - Internal
Merek, kepala surat kabar, judul publisitas, daftar pelanggan yang dih
asilkan secara internal, tidak boleh diakui sebagai aset tak berwujud
– Karena tidak dapat dibedakan dengan biaya untuk mengemba
ngkan usaha secara keseluruhan
19. Umur Manfaat
(Paragraf 88-96)
Presented By
Maya Aprilia
Aset Tak Berwujud Dgn
Umur Manfaat Terbatas
(Paragraf 97-106)
Aset Tak Berwujud Dgn
Umur Manfaat Tidak Terbatas
(Paragraf 107-110)
Pengakuan Beban
(Paragraf 68-71)
Pengukuran Setelah Pengakuan
(Paragraf 72-87)
20. Pengeluaran yang tidak memenuhi kriteria
pengakuan diakui sebagai beban
Aset tidak berwujud pada awalnya harus diakui sebesa
r biaya perolehan
Pengakuan Beban
21. o Model Biaya
Biaya perolehan – akumulasi amortisasi – akumulasi kerugian penurunan
nilai
o Model Revaluasi
Nilai wajar – akumulasi amortisasi – akumulasi kerugian penurunan nilai
Pengukuran Setelah Pengakuan
22. Pengukuran setelah pengakuan awal aset tak berwujud didasarkan pada usia manfaatnya
Entitas harus menilai apakah masa manfaat dari aset tak berwujud:
Jangka waktu atau jumlah
produksi atau jumlah unit
serupa yang dihasilkan, selama
masa manfaat
Terbatas Tak Terbatasatau
– Berdasarkan analisis seluruh faktor relevan
– Tidak ada batas yang terlihat pada saat ini atas periode y
ang mana aset diharapkan menghasilkan manfaat
– “Tak Terbatas” berbeda dengan “Tak Terhingga”
Diamortisasi Tidak Diamortisasi
Masa Manfaat
23. o Dimulai ketika aset tersedia untuk digunakan
o Dihentikan pada waktu yang lebih dulu antara ketika aset digolong ka
n sebagai tersedia untuk dijual (PSAK 58) atau tanggal ketika aset dih
entikan pengakuannya
o Metode harus menggambarkan pola konsumsi atas manfaat aset.
Dr. Beban Amortisasi xxx
Cr. Aset (atau akumulasi amortisasi) xxx
Masa Manfaat
Terbatas
Amortisasi
Amortisasi
o Nilai residu direview setiap akhir periode
o Perubahan nilai residu diperhitungkan sebagai perubahan estimasi
akuntansi (PSAK 25)
Nilai Residu
24. Masa Manfaat Tak Terbatas
o Tidak diamortisasi impairment test setiap tahun dan kapan pun bila a
da indikasi penurunan nilai.
o Masa manfaat ditelaah setiap akhir periode
o Masa manfaat tak terbatas suatu ketika bisa berubah jadi terbatas
– Perubahan estimasi
– Indikasi penurunan nilai
25. Presented By
Nila Elsuari
Penghentian dan Pelepasan
(Paragraf 112-117)
Pengungkapan
(Paragraf 118-128)
Keterpulihan Jumlah Tercatat
Rugi Penurunan
(Paragraf 100)
26. o Rugi Penurunan Nilai = Nilai tercatat – Nilai terpulihkan
o Nilai terpulihkan = Mana yang lebih besar antara Nilai wajar setelah di
kurangi ongkos menjual dengan Nilai kini arus kas masa depan aset
Dr. Rugi penurunan nilai xxx
Cr. Aset (atau akumulasi penurunan nilai) xxx
Rugi Penurunan Nilai
27. Penghentian dan Pelepasan
Dihentikan pengakuannya ketika :
– Dalam (proses) pelepasan; atau
– Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomis masa depan yang dih
arapkan
Keuntungan / kerugian diakui di Laporan Laba Rugi
28. Pengungkapan
Pengungkapan umum :
o Aset yang dihasilkan internal dengan yang lainnya
o Masa manfaat terbatas atau tak terbatas
o Metode amortisasi
o Jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi dengan akumulasi pe
nurunan nilai pada awal dan akhir periode
o Unsur – unsur dalam laporan pendapatan komprehensif
o Penambahan, Penurunan, kerugian penurunan nilai, amortisasi yang
diakui, perubahan lainnya pada jumlah tercatat selama periode.
29. Pengungkapan
Untuk aset tak berwujud tak terbatas
– Jumlah tercatat
– Alasan yang mendukung masa manfaat tak terbatas
Untuk yang menggunakan model revaluasi
– Tanggal efektif revaluasi
– Jumlah tercatat yang direvaluasi
– Jumlah tercatat yang diakui apabila diukur dengan metode biaya
– Jumlah surplus revaluasi awal dan akhir periode
– Metode dan asumsi dalam mengestimasi nilai wajar aset
Nilai keseluruhan biaya riset dan pengembangan yang diakui sebagai biaya selama periode
31. PT ABC memperoleh sebuah merek seharga Rp 300juta.
Diestimasikan merek ini akan menghasilkan arus kas selama 15 t
ahun ke depan. Merek ini diamortisasi selama 15 tahun metode
garis lurus. Pada akhir tahun kelima PT XYZ membeli merek ini s
eharga Rp 250 juta.
Buatlah jurnal untuk mengakui transaksi ini!
32. Amortisasi per tahun = Rp300juta / 15 tahun = Rp20juta
Nilai tercatat aset :
Rp300juta – (Rp20juta X 5 th) = Rp200juta
Selisih harga jual dan nilai tercatat diakui sebagai keuntungan di laba rugi
Dr. Kas Rp 250juta
Dr. Akm amortisasi Rp 100juta
Cr. Aset Rp 300juta
Cr. Keuntungan Rp 50juta
33. PT ABC memperoleh teknologi baru yang akan mengubah proses
manufaktur saat ini. Biaya yang terjadi adalah sebagai berikut :
Biaya teknologi baru Rp1.000 juta
Diskon yang diberikan Rp100 juta
Pelatihan staf untuk proses baru Rp50 juta
Testing teknologi baru Rp10 juta
Kerugian operasi awal Rp20juta
Berapa biaya yang dapat dikapitalisir sebagai aset tak berwujud?
34. Aset
Cost Rp1.000 juta
Dikurangi diskon Rp 100juta
Ditambah proses testing Rp 10juta
Rp 910juta
Kerugian operasi awal dan Pelatihan staf mengoperasikan aset p.66
diakui sebagai beban