Riwayat lain menyebutkan: Wabishah bin Ma’bad Radhiyallahu anhu . berkata: Aku mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bertanya: “Kamu datang untuk bertanya tentang kebajikan?” aku menjawab: “Ya.” Beliau bersabda: “Tanyakan kepada hati kecilmu sendiri. Kebajikan adalah apa yang membuat jiwa dan hatimu tenteram, sedangkan dosa adalah apa yang membuat jiwa dan hatimu gelisah meskipun orang lain berulang kali membenarkanmu.”(HR Imam Ahmad bin Hambal dan Imam ad-Darimi. Hadits ini hasan.)
3. Nawwas bin Sam’an Radhiyallahu anhu berkata, Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: “Kebajikan adalah
akhlak terpuji, sedangkan dosa adalah apa yang diresahkan jiwa
dan kamu tidak suka bila dilihat orang lain.” (HR Muslim)
Riwayat lain menyebutkan: Wabishah bin Ma’bad Radhiyallahu
anhu . berkata: Aku mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam, lalu beliau bertanya: “Kamu datang untuk bertanya
tentang kebajikan?” aku menjawab: “Ya.” Beliau bersabda:
“Tanyakan kepada hati kecilmu sendiri. Kebajikan adalah apa
yang membuat jiwa dan hatimu tenteram, sedangkan dosa
adalah apa yang membuat jiwa dan hatimu gelisah meskipun
orang lain berulang kali membenarkanmu.”
(HR Imam Ahmad bin Hambal dan Imam ad-Darimi. Hadits ini hasan.)
4. Ibnu Hajar al-Haitamy berkata: “Hadits ini termasuk
jawami’ul kalim. Bahkan termasuk yang paling singkat.
Karena kata al-Birr [kebajikan] adalah kata yang
mencakup semua perbuatan dan etika baik. Sedangkan
kata al-Itsmu [dosa] adalah kata yang mencakup
semua perbuatan jahat dan semua perbuatan keji, yang
besar dan yang kecil. Karena itulah, Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam. menyebutkan keduanya secara
langsung dan menjadikannya saling berlawanan.
5. KANDUNGAN HADITS:
Definisi al-Birr
(kebaikan)
Kebenaran bisa
diketahu dari
fitrah manusia.
Tanda-tanda
dosa
Mukjizat
Rasulullah
Shallallahu
‘alaihi wa
sallam
Memposisikan
orang lain pada
posisi yang
semestinya
Akhlak mulia
Hati adalah
radar untuk
pertahanan
seseorang
Perbedaan
hukum Agama
dan Hukum
Manusia
6. Definisi al-Birr (kebaikan)
Dalam hadits Nawwas bin Sam’an Radhiyallahu anhu . Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam. mendefinisikan kebaikan dengan akhlak yang terpuji.
Sedangkan dalam hadits Wabishah bin Ma’bad Radhiyallahu anhu ,
dijelaskan bahwa kebajikan adalah apa apa yang mendatangkan
ketenangan dalam hati dan jiwa.
البر
أفعا جميعل
الطاعة
معاملة
الغير
7. a. Yang dimaksud dengan kebajikan adalah bermuamalah dengang
orang lain dengan berbuat baik kepada mereka.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang kebajikan
sewaktu haji, beliau menjawab, “Memberi makan dan menyebarkan
salam.” (HR Ahmad)
Abdullah bin Umar berkata: “Al birr adalah sesuatu yang mudah. Yaitu
bermuka manis dan berbicara dengan sopan.”
8. b. Yang dimaksud dengan al-Birr (Kebajikan) adalah semua perbuatan yang merupakan wujud
dari ketaatan kepada Allah, baik lahir maupun batin.
Allah berfirman:
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan
zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar
dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar
(imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.”
(Al-Baqarah: 177)
9. Jika al-birru [kebajikan] disebutkan secara
bersamaan dengan kata takwa, maka makna
birr adalah bermuamalah secara baik
dengan sesama manusia. Sedangkan makna
takwa adalah melakukan semua perintah
dan menjauhi semua larangan. Kadang-
kadang, kebajikan berarti melakukan semua
kewajiban. Sedangkan takwa bermakna
meninggalkan semua larangan.
10. Kebenaran bisa diketahui dari fitrah manusia.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: “Bahwa kebajikan adalah
sesuatu yang mendatangkan ketenangan dalam hati dan jiwa.”
Merupakan bukti bahwa Allah telah memberikan fitrah kepada hamba-Nya
untuk bisa mengetahui dan menerima kebenaran.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: “Setiap bayi dilahirkan
dalam kemurnian fitrahnya [dalam keadaan suci].”
Abu Hurairah Radhiyallahu anhu . yang meriwayatkan hadits ini berkata: “Jika
kalian mau bacalah: ‘Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.’” (ar-Ruum: 30)
12. Tanda yang sifatnya di dalam adalah kegundahan di dalam hati atau
tidak tenang.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda; “Dosa adalah apa-
apa yang menimbulkan kegundahan di dalam hati.”
Dengan demikian betul apa yang dikatakan oleh Ibnu Mas’ud bahwa
dosa adalah kepedihan hati.
13. Adapun tanda-tanda luar adalah tidak suka [rasa tidak suka yang diukur
oleh ukuran agama] jika dilihat orang lain.
orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan
atau ditimpa azab yang pedih.
( An Nuur : 63 )
14. dan Barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang
bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah
dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat
kembali.
( An Nisaa` : 115)
15. dan Barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya Allah Amat
keras siksaan-Nya. ( Al Anfaal : 13)
16. Mukjizat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Wabishah Radhiyallahu anhu menceritakan, saya datang kepada Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam . saya ingin menanyakan semua tentang kebaikan dan
dosa. Saya berkata kepada shahabat yang ada di sekitarku: “Biarkan aku mendekat
kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Aku sungguhn sangat merindukan
untuk dekat dengan beliau.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . bersabda:
“Mendekatlah wahai Wabishah.” Aku mendekat hingga dua lututku menyentuh dua
lutut beliau. Beliau berkata: “Maukah kamu, aku beritahu permasalahan yang ingin
kamu tanyakan?” “Silakan ya Rasulallah.” Beliau bersabda: “Kamu datang untuk
bertanya tentang kebaikan dan dosa.” “Ya.” Lalu beliau merapatkan jari-jarinya dan
menepuk dadaku seraya bersabda, “Hai Wabishah, tanyalah kepada hati nuranimu.
Kebaikan adalah apa yang mendatangkan ketenangan diri. Sedangkan dosa adalah
yang menjadikan hatimu gundah dan ragu-ragu. Meskipun orang lain memberikan
pendapat yang berbeda.”
17. Memposisikan orang lain pada posisi yang
semestinya
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh Wabishah
Radhiyallahu anhu agar bertanya pada hati nuraninya. Rasulullah
mengetahui bahwa Wabishah Radhiyallahu anhu mampu untuk
melakukannya, karena beliau tahu bahwa Wabishah adalah orang yang
memiliki cara berfikir yang baik dan hati yang bersih. Seandainya
berhadapandengan orang yang hatinya keras dan cara berfikirnya tidak
baik, tentu beliu tidak memberikan jawaban seperti itu. Jawaban yang
diberikan tentu secara rinci tentang perintah dan larangan.
18. Sungguh suatu gambaran metode pendidikan yang tepat dan memikat.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendidik para shahabat sesuai
dengan kemampuan nalar mereka. Bahkan beliau memerintahkan
memposisikan orang lain pada posisi semestinya
19. Akhlak mulia
Akhlak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang paling
mulia, karena merupakan implementasi dari syariat dan berbagai adab
dalam al-Qur’an.
Karenanya Allah memuji beliau dalam ayat-Nya:
“Dan sesungguh nya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
(al-Qalam: 4)
20. ‘Aisyah Radhiyallahu anha berkata: “Akhlak Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam . adalah Al-Qur’an.” Ini tidak lain
karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan
semua perintah dan menjauhi semua larangan yang ada
dalam al-Qur’an, sehingga implementasi dari semua nilai-nilai
yang ada dalam al-Qur’an tersebut telah menyatu dan
menjadi kebiasaan serta tabiat.
21. Hati adalah radar untuk pertahanan seseorang
Islam sangat menghargai hati bahkan menjadikannya sebagai tempat merenung sebelum
bertindak.
hadits Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu :
“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam hati ada segumpal daging yang kalau dia baik maka
akan baik pula seluruh anggota tubuh, dan kalau dia rusak maka akan rusak pula seluruh
anggota tubuh, ketahuilah di adalah hati.”
(Muttafaqun alaih)
22. Ibnu Rajab Al-Hanbali berkata, “Dalam hadits ini ada isyarat yang
menunjukkan bahwa baiknya gerakan anggota tubuh seorang hamba,
dia meninggalkan semua yang diharamkan dan menjauhi semua
syubhat, sesuai dengan baiknya gerakan hatinya.”
(Jami’ Al-Ulum Wa Al-Hikam: 1/210)
23. Perbedaan hukum Agama dan Hukum Manusia
Agama mencegah seseorang dari melakukan suatu dosa,
karena agama menjadikan jiwa sebagai pengawas bagi setiap
manusia. Berbeda dengan hukum wadh’i, yang hanya
menekankan sisi luar. Sehingga mudah bagi manusia untuk
melakukan tipu muslihat.
24. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih
baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?
( Al Maidah : 50 )