1. Tauhid adalah keyakinan akan keesaan dan kekuasaan Allah sebagai pencipta dan penguasa alam semesta.
2. Terdiri dari tauhid rububiyah (keesaan zat Allah), tauhid uluhiyah (hanya Allah yang berhak disembah), dan tauhid asma wa sifat (Allah memiliki sifat-sifat sempurna yang tidak dimiliki makhluk lain).
3. Syarat tauhid adalah ilmu, keyakinan yang tulus ikhlas, serta m
4. Tauhid adalah bahasa arab yang diambil
dari kata : Wahhada–Yuwahhidu–Tauhidan
(اديحوت-دحوي-)دحو yang secara sederhana
dapat diartikan mengesakan.
Tauhid satu suku kata dengan kata wahid
()دحاو dan kata ahad. Wahid berarti satu dan
kata ahad yang berarti esa.
5. MAKNA TAUHID
Tauhid dalam ajaran
Islam berarti sebuah
keyakinan akan
keesaan Allah. Inilah
inti dan dasar dari
seluruh tata nilai dan
norma Islam. Karena
itu Islam dikenal
sebagai agama tauhid
yaitu agama yang
mengesakan Tuhan.
6. Pengertian tauhid menurut DR. Abdul
Aziz, tauhid adalah mempercayai
bahwa Allah SWT adalah satu-satunya
pencipta, pemelihara, penguasa, dan
pengatur Alam Semesta
7. Prof. Dr. M. Yusuf
Musa, tauhid
adalah keyakinan
tentang adanya
Allah Yang Maha
Esa, yang tidak ada
satu pun yang
menyamai-Nya
dalam Zat, Sifat
atau perbuatan-
perbuatan-Nya
8.
9. KALIMAT TAUHID IALAH KALIMAT “LA ILLAHA ILLALLAH” YANG
BERARTI TIDAK ADA TUHAN MELAINKAN ALLAH. SEBAGAIMANA YANG
DIFIRMANKAN ALLAH SWTSENDIRI DIDALAM SURAT AL-BAQARAH:163
YANG ARTINYA :
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang
Maha Esa;tidak ada Tuhan melainkan
Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.”
10.
11. Tauhid bukan sekadar mengenal dan
mengerti bahwa pencipta alam semesta ini
Allah, bukan sekedar mengetahui bukti-
bukti rasional tentang kebenaran wujud
(keberadaan) Nya, dan wahdaniyah
(keesaan) Nya, dan bukan pula sekadar
mengenal Asma’ dan sifat-Nya.
Tauhid adalah pemurnian ibadah kepada
Allah. Manusia dituntut untuk menghambakan
diri hanya kepada Allah secara murni dan
konsekuen dengan mentaati segala perintah-
Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, dengan
penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan takut
kepada-Nya.
Untuk inilah sebenarnya manusia
diciptakan Allah, dan sesungguhnya misi para
Rasul adalah untuk menegakkan tauhid dalam
pengertian di atas, mulai dari Rasul pertama
sampai Rasul terakhir Nabi Muhammad SAW.
13. 1
YANG DIMAKSUD DENGAN TAUHID
RUBUBIYAH (KEESAAN ZAT ALLAH)
ADALAH BENTUK KEYAKINAN MANUSIA
BAHWA ALLAH ITU ESA DALAM PENCIPTAAN,
PEMBERIAN REZEKI DAN PENGUASAAN ATAS
MAKHLUK-MAKHLUK-NYA.
Allah tidak bergantung pada apa dan siapa pun dalam
bentuk apapun. Dalam bahasa Al-Qur’an, Allah adalah
Ghani (absolute). Segala sesuatu bergantung pada-Nya dan
membutuhkan pertolongan-Nya. Allah tidak membutuhkan
segala sesuatu. Allah berfirman:
Hai manusia, kamulah yang mebutuhkan
Allah. Dan Allah, Dialah Yang Maha Kaya
(tidak membutuhkan apa pun) lagi Maha
Terpuji. (QS. Fathir: 15)
14.
15.
16. Tauhid uluhiyah atau tauhid ibadah adalah
mengiktikadkan bahwa hanya Allah saja yang berhak
dipuja dan dipuji. Memuja dan memuji selain Allah
serta sikap ingin dipuji maupun dipuja, baik yang
terang-terangan maupun yang sembunyi-sembunyi
(dalam hati) adalah perbuatan syirik. Sebagaimana
firmanAllah:
“Hanya kepada Engkau-lah kami
beribadah dan hanya kepada Engkau
kami mohon pertolongan”. (Al-Fatihah,
1:5)
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
telah membimbing Ibnu Abbas radhiallahu
‘anhu dengan sabda beliau: “Dan apabila
kamu minta maka mintalah kepada Allah
dan apabila kamu minta tolong maka minta
17.
18. QS. AL-BAYYINAH : 5
Artinya : "Padahal mereka
tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan
memurnikan keta'atan
kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama dengan
lurus, dan supaya mereka
mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang
lurus".
19. Tauhid Asma wa sifat
adalah mengiktikadkan
atau meyakini bahwa
tidak ada sesuatu pun
yang menyamai Allah,
dan hanya Allah saja
yang memiliki sifat
kesempurnaan,
keperkasaan, dan
keindahan. Allah SWT,
telah menunjukkan hal
ini dalam firman-Nya
20. “Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang
Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, hanya bagi
Dialah Asmaaul Husna bertasbih kepadanya apa
yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana“.(Qs.Al- Hasyr 24)”.
21.
22.
23. Ilmu
Haqqul Yakin
Tulus dan Ikhlas
Jujur dan pasti
Tunduk pada konsekuensinya
Mencintai kalimat Tauhid
Menerima sepenuh hati
SYARAT TAUHID
24. Memaknai tauhid tidak sekadar memahami
makna secara bahasa maupun istilah saja. Tauhid
haruslah diyakini, diresapi, disimpan dalam hati
serta menjadi pengingat diri.
Sebagaimana kita meyakini bahwa air laut itu
asin meski belum pernah berenang di sana, atau
percaya bahwa kurma berasal dari Arab meski
belum pernah melihat langsung ke sana.
PENUTUP