Hukum mempelajari kaidah fiqh adalah fardlu kifayah. Kaidah fiqh memiliki keistimewaan karena ringkas namun luas maknanya, serta mencakup berbagai masalah fiqh. Lima kaedah fiqh utama adalah segala amalan berdasarkan niat, keyakinan tidak boleh dihilangkan dengan keraguan, kemudaratan hendaklah dihilangkan, kesulitan membawa keringanan, dan adat diterima sebagai hukum.
1. A . M U S L I M I N , L C . , M . H.I
AL-QAWAID
al-FIQHiyah
2. Definisi
Segi Bahasa
Kaidah : Asas, dasar, fondasi sesuatu
Segi Istilah, Imam Al-Suyuthi
Kaidah :
“Kaidah ialah hukum kully (kebanyakan,
menyeluruh, general) yang meliputi bagian-
bagiannya”.
3. OBJEK & Keutamaan
Objek :
- Mukallaf
- Materi Fiqh (tidak ditemukan nash khusus dalam
al-Qur‟an dan al-Hadits ataupun Ijma‟)
Keutamaan :
“Barang Siapa menguasai ushul fiqh, tentu dia akan sampai
kepada maksudnya, dan barang siapa yang menguasai
kaidah-kaidah fiqh pasti dialah yang pantas mencapai
maksudnya”
4. Hukum mempelajari
Fardlu Kifayah
Sebagian ulama mewajibkan dalam menguasai
kaidah-kaidah fiqh bagi para mujtahid, pemegang
keputusan dan terutama bagi para hakim
Umar bin Khattab memberi surat kepada Abu
Musa al-Asya‟ri, Umar berkata :
“Pelajarilah segala soal yang serupa dan memiliki
kesamaan dan qiyaskanlah segala urusan kepada
hal-hal yang sebandingnya”.
5. Kedudukan
Mempunyai kedudukan yang penting dan amat
besar faedahnya
Dapat menampilkan hakikat fiqh dan tempat
pengambilannya, sumber dan rahasia-
rahasianya
Dalil untuk memutuskan dan memahami
permasalahan fiqh
6. Keistimewaan
Mempunyai kaedah-kaedah yang banyak
Perkataan yang ringkas, tetapi
mengandung makna yang umum
Setiap kaedah menentukan ciri khusus
yang ada pada beberapa himpunan
permasalahan sekalipun ia datang dari
berbagai tema dan bab yang berlainan
7. Faedah Mempelajari
Memudahkan mujtahid dalam menentukan hukum
Mudah dihafal dan dihimpun satu kaedah
Membentuk kemampuan fiqh yang kuat
Dapat membedakan dan membandingkan mazhab
Mengetahui rahasia dan hikmah hukum
Mencakup fiqh Islam terhadap segala hukum
masalah yang berlaku sesuai zaman, tempat dan
keadaan
Memiliki keluasan ilmu dan hasil ijtihadnya lebih
mendekati kebenaran, kebaikan dan keindahan
Terampil memahami dan menghadirkan fiqh
Menampakkan pola pikir, filosofi yang rasional
8. Pembentukan kaidah fiqh
Abad ke 3 – 4 H, Abu Dhahir al-Dhibasi al-
Hanafi telah menumpulkan 17 kaidah
Abu Sa‟id al-Harawi al-Syafi‟i menghafal
dari Abu Dhahir diantaranya 5 kaidah
pokok
100 tahun kemudian muncul Abu Hasan al-
Karkhi menambah kaidah Abu Dhahir
menjadi 37 kaidah
9. Kitab-kitab kaidah fiqh
Madzhab Hanafi
- Ushul al-Karkhi (260-340 H), 37 Kaidah
- Ta‟shis al-Nadzar, al-Dabusi (w 430 H), 86 Kaidah
- Al-Ashbah wa al-Nadhair, Ibn Nuzaim (w 970 H), 25
Kaidah
Madzhab Maliki
- Al-Furuq, al-Qarafi (w 684 H), 548 kaidah
- Al-Qawaid, al-Maqari (w 758 H), 100 kaidah
- Idhah al-Masalik ila Qawaid al-Imam Malik, al-
Winsyarisi (w 914 H), 118 kaidah
10. lanjutan…
Madzhab Syafi‟i
- Qawaid al-Ahkam fi Mashalih al-Anam, Izzudin Abd Salam
(577-660 H)
- Al-Ashbah wa al-Nadhair, Taj al-Din Ibn al-Subkhi (w 771 H)
- Al-Ashbah wa al-Nadhair, Imam al-Sayuthi (w 911 H)
Madzhab Hambali
- Al-Qawaid al-Nuraniyah al-Fiqhiyah, Ibn Taimiyah (661-728
H)
- Al-Qawaid al-Fiqhiyah, Ibn Qadhi al-Jabal (w 771 H)
- Taqrir al-Qawaid wa Tahrir al-Fawaid, Ibn Rajab, 160 kaidah
11. Perbedaan Antara
Qawa’id Fiqhiyyah & Qawa’id usuliyyah
Usul Fiqh adalah neraca ilmu fiqh untuk
menyimpulkan hukum yang sahih
Kaedah usul dibuat untuk mengeluarkan hukum,
kaedah fiqh juga untuk mengikat berbagai
masalah dengan satu kaedah
Hanya hukum yang ijmali yang masuk dalam
kaedah usul. Kaedah fiqh adalah „illah kepada
hukum masalah
Kaedah usul hanya terbatas dalam bab usul fiqh
saja, sedangkan kaedah fiqh tidak terbatas
12. Lanjutan…
Kaedah usul yang disepakati tidak mempunyai
pengecualian, tetapi kaedah fiqh akan sentiasa
mempunyai pengecualian
Kaedah fiqh ada setelah kaedah usul dari segi
munculnya
Jika terjadi perselisihan, maka didahulukan
hukum yang dihasilkan melalui kaedah usul
13. Perbedaan antara al-Qa’idah ( )
dan dhabit ( )
Kaedah menghimpun berbagai furu‟ dari
berbagai bab. Dhabit hanya khusus untuk
satu bab fiqh saja
Kebiasaannya, kandungan kaedah adalah
disepakati di kalangan seluruh atau
kebanyakan ulama suatu mazhab, tetapi
dhabit hanya tertentu kepada satu
mazhab saja, bahkan kepada seseorang
faqih saja
14. Perbedaan antara al-Qawa’id al-Fiqhiyyah
dan al-Nazariyyah al-Fiqhiyyah
Satu atau beberapa tema dalam bidang fiqh yang
mengandung permasalahan-permasalahan atau isu-
isu fiqh yang terdiri dari rukun, syarat dan hukum
yang dihubungkan oleh satu bentuk hubungan fiqh,
dan dihimpun oleh satu kesatuan tema yang
meletakkan hukum terhadap elemen-elemen
tersebut.
15. Perbedaan antara kaedah fiqh dan
al-Qa’idah al-tashri’iyyah
al-Qawa‟id al-tashri‟iyyah adalah
kaedah yang diturunkan oleh Allah
dengan jalan yang diyakini dari sudut
wurud dan dalalah.
Kaedah fiqh hanya bersifat rajih
sedangkan al-qawa‟id al-tashri‟iyyah
bersifat yakin.
16. Lima Kaedah Fiqh Utama
Segala amalan berdasarkan niat
( )
Keyakinan tidak boleh dihilangkan dengan keraguan
( )
Kemudaratan hendaklah dihilangkan
( )
Kesulitan membawa keringanan
( )
Adat diterima sebagai hukum
( )
18. Niat
Tempat Niat di Hati
Perbuatan Ibadah
- Niat adalah rukun
Perbuatan Mu‟amalah
- Niat adalah Penentu : Ibadah / Bukan
Pembeda Tingkatan Ibadah
- Fardlu dan Sunnah
- Ibadah dan Adat
19. cabang Kaedah niat
Suatu amal dalam pelaksanaannya tidak
disyaratkan niat, baik secara garis besar atau
terperinci, kemudian dipastikan dan salah, maka
kesalahan ini tidak membahayakan (syahnya
amal).
Sholat : Menentukan masjid/rumah, rabu/kamis, imamnya
umar/amir, dan ternyata salah, maka sholatny tetap sah.
(Karena semua tidak masuk rukun)
20. cabang Kaedah niat
Suatu amal dalam pelaksanaannya disyaratkan
niat, maka kesalahan akan membatalkan amal
Sholat : Niat sholat dhuhur, tidak sah melaksanakn
sholat Ashar.
Puasa : Niat Ramadhan, tidak sah untuk puasa
nadzar.
Kifarat : Pembunuhan, tidak sah untuk Dzihar.
21. cabang Kaedah niat
Suatu amal dipastikan niat secara garis besar
kemudian dipastikan terperinci dan ternyata
salah, maka membahayakan sahnya amal.
Sholat : Niat makmum dengan Umar, ternyata
imamnya adalah Zaid, maka tidak sah makmumnya.
Jenazah : Niat untuk laki-laki, ternyata jenazah
perempuan, maka tidak sah.
22. cabang Kaedah niat
Niat dalam sumpah mengkhususkan lafadz „am,
tidak menjadikan „am, lafadz yang khusus.
Sumpah : tidak bicara dengan orang, tetapi orang
tertentu, maka sumpahnya hanya berlaku untuk orang
yang dimaksud.
23. cabang Kaedah niat
Maksud lafal adalah menurut niat orang yang
mengucapkan, kecuali dalam suatu tempat,
yaitu sumpah dihadapan qadhi, maka maksud
lafal adalah menurut niat qadhi.
Talak : berturut-turut tiga kali, jika niat sebagai
awal kalimat jatuh talak tiga, akan tetapi kalau
sebagai penguat, jatuh talak satu.
24. cabang Kaedah niat
Yang dianggap dalam akad adalah maksud-
maksud dan makna-makna, bukan lafal-lafal
dan bentuk-bentuk perkataan.
Jual beli : Dua orang akad dengan lafal memberi
barang dengan pembayaran, maka akad ini sebagai
akad jual beli.
25. Yakin :
Sesuatu yang pasti, dengan dasar pemeriksaan
atau dengan dasar dalil (bukti)
Syak
Suatu hal yang keadaannya tidak pasti, berada tepat ditengah-tengah
antara kemungkinan adanya dan kemungkinan tidak adanya, tanpa
ada yang dapat lebih dimenangkan atau dipastikan dari salah satu
kedua kemungkinan tersebut
27. Cabang-cabang kaidah
“Yang pokok atau kuat adalah tetap berlakunya
apa/hukum yang ada menurut keadaannya semula”
Contoh :
Berbuka menjelang Maghrib tanpa adanya penelitian,
kemudian timbul keraguan bahwa kemungkinan
matahari belum terbenam, maka puasanya dihukumi
batal, sebab menurut yang asal adalah berlakunya
hukum sebelum maghrib.
28. Next…
“Barangsiapa yakin dan ragu-ragu apakah dia telah
melakukan sesuatu atau belum, maka yang lebih kuat
adalah dia belum melakukan sesuatu”
“Hukum yang lebih kuat dari sesuatu itu
asalnya tidak ada”
Contoh :
Seseorang makan makanan orang lain, ia mengatakan pemiliknya
sudah mengizinkan, padahal belum, dalam hal ini dibenarkan
pemilik makanan, sebab makan makanan orang lain tidak boleh.
29. Next…
“Yang lebih kuat dari tiap-tiap kejadian perkiraan
waktunya adalah waktu yang terdekat”
Contoh :
Seorang wudlu dari air sumur, kemudian dia shalat,
setelah selesai dia melihat bangkai (tikus) didalam
sumur itu. Dia tidak wajib mengqadla (mengulang)
shalatnya, kecuali dia yakin bahwa dia wudlu dengan
air najis.
31.
menggiring, mendatangkan
kemudahan, tidak memaksakan
Jika ditemukan kesulitan dalam sesuatu, maka
ia menjadi sebab syar‟i yang dibenarkan untuk
mempermudah, meringankan dan menghapus
kesukaran.
33. Macam keringanan
Menggugurkan : Ada udzur, Haid dan Nifas
Mengurangi : Qashar Shalat
Menggantikan : Wudlu, Mandi dengan
Tayamum
Mendahulukan : Jama’ Taqdim
Mengakhirkan : Jama’ Takhir
Memperbolehkan : Memakan Bangkai
Merubah : Tatacara Shalat karena Takut
34. Cabang-cabang kaidah
Apabila sesuatu sempit, maka hukumnya
menjadi luas dan apabila sesuatu itu luas
maka menjadi sempit hukumnya.
Contoh :
- Wanita tdk berwali ketika bepergian diantara laki2 bkn muhrim
- Bejana air terbuat dari tanah bercampur kotoran
- Lalat hinggap dikotoran, kemudian hinggap dipakaian
- Orang longgar shalatnya harus dalam waktu, syarat dan rukun
35. Cabang-cabang kaidah
Kedua kaidah itu dikumpulkan oleh
Imam Ghazali dalam Ihya’
„Semua yang melampai batas, maka hukumnya
berbalik kepada kebalikannya‟
36. Cabang-cabang kaidah
Apa yang diperbolehkan karena udzur, maka batal
dengan hilangnya halangan tadi.
Contoh : Wanita haid dilarang shalat dan puasa
Apabila yang asli sukar dikerjakan, maka
berpindah kepada penggantinya.
Contoh : wadlu dg tayamum, pejabat dengan
wakilnya
37. Cabang-cabang kaidah
Apa yg tidak mungkin menjaga maka dimaafkan
Contoh : Puasa kumur2, Darah pada pakaian
Keringanan itu tidak dikaitkan dengan
kemaksiatan
Contoh : Bepergian tuk maksiat,
38.
Bahaya atau kemudharatan itu telah terjadi
dan akan terjadi. Apabila demikian halnya
wajib untuk dihilangkan
Tujuan Syari‟ah adalah meraih kemaslahatan
dan menolak kemafsadatan.
Contoh : larangan menimbun kebutuhan pokok
Berbagai sanksi untuk menghilangkan mudharat
40. Cabang-cabang kaidah
Kemudharatan itu membolehkan yang dilarang
Contoh :
- Memakan bangkai
- Membongkar kubur
- Menangkap, Menghukum pornoaksi dan grafi,
pemabuk, pecandu, membela diri
41. Cabang-cabang kaidah
Apa yg dibolehkan karena darurat diukur sekadar
kadaruratannya
Contoh :
- Makan bangkai sekedar tidak lapar
- Dokter blh melihat sekedar yang sakit
- Mengambil rumput orang tuk hewan kelaparan
42. Cabang-cabang kaidah
Kemudharatan tidak boleh dihilangkan dengan
kemudharatan
Contoh :
- Kelaparan tdk blh ambil makanan org kelaparan
- Tdk boleh ambil darah org yg butuh darah
43. Cabang-cabang kaidah
Apabila dua mudharat bertentangan maka
perhatikan yang lebih besar mudharatnya dengan
mengerjakan yang lebih ringan mudharatnya
Contoh :
- Membedah mayit demi bayi yang masih hidup
- Tidak menutup aurat daripada tinggal shalat
- Memotong pohon org lain yg mengganggu
- Diam melihat kemungkaran, melarang jd bencana
44. Cabang-cabang kaidah
Kedudukan kebutuhan itu menempati kedudukan
darurat baik umum maupun khusus
Contoh :
- Jual beli salam (uang baru barang)
- Jialah (memindahkan hutang)
- Laki2 pakai sutra karena sakit
- Jual beli barang dalam tanah karena susah
dikeluarkan
45. Berulang
Ungkapan dari yg terpendam dalam hati, berulang-ulang, bisa
diterima oleh tabiat yang sehat.
‘Urf adalah apa yg dikenal manusia dan berulang dalam ucapan,
perbuatan sampai menjadi biasa dan berlaku umum.
47. Cabang-cabang kaidah
Apa yg biasa diperbuat org banyak adalah hujjah
yang wajib diamalkan
Contoh :
Menjahit pakaian, yg menyediakan benang, jarum
dan mesn jahit serta perlengkapan lain adalah
penjahit
48. Cabang-cabang kaidah
Adat yang dianggap hanyalah yang terus menerus
dan berlaku umum dan bukan yang berlaku jarang
Contoh :
Langganan majalah diantar, jk tdk komplain
Waktu hamil tdk lbh dari setahun
Monopause adalah 55 tahun
49. Cabang-cabang kaidah
Sesuatu yang sudah dikenal karena ‘urf seperti yang
disyaratkan dengan suatu syarat.
Contoh :
Gotong royong tidak dibayar
50. Kaidah-kaidah umum
Suatu kewajiban yang tidak sempurna
pelaksanaannya kecuali dengan adanya suatu hal,
maka hal tersebut hukumnya wajib.
Contoh :
Membasuh muka adalah sampai batas-batasnya
Photo untuk sim, KTP, ijazah
51. Kaidah-kaidah umum
Apa yg haram digunakannya, haram pula
didapatkannya dan apa yang haram diambilnya haram
pula diberikannya.
Contoh :
Khamr, narkoba haram membuat, membeli,
membawa, menyimpan dan hasilnya haram.
Hasil korupsi, suap haram.
Ibnu Majah dan Turmudzi : 10 org dikutuk :
produsen, distributor, pemakai, pembawa,
pengirim, penuang, penjual, pemakai hasil,
pembeli dan pemesan
52. Kaidah-kaidah umum
Fatwa berubah dan berbeda sesuai dengan
perubahan waktu, tempat, keadaan, niat dan adat.
Contoh :
Qaul qadim dan qaul jadid
Niat
Nabi Musa dan nabi sebelumnya dengan Nabi
Muhammad Saw
53. Kaidah-kaidah umum
Memelihara keadaan yang lama maslahat dan
mengambil yang baru yang lebih maslahat
Contoh :
Umar tidak memberi zakat kepada muallaf karena
kondisi sudah berubah
Tidak memotong tangan pencuri
Membagi gono gini baru waris
54. Kaidah-kaidah khusus
Hukum asal sesuatu itu boleh kecuali ada dalil yang
melarang, hukum asal sesuatu itu haram kecuali ada
dalil yang membolehkan.
Contoh :
- Jual beli, sewa menyewa, hutang piutang, gadai
- Ibadah mahdhah
55. Kaidah-kaidah khusus
Kebijakan seorang pemimpin terhadap rakyatnya
bergantung kepada kemaslahatan
Contoh :
- Setiap kebijakan yang maslahat dan manfaat bagi
rakyat maka itulah yang harus direncanakan,
dilaksanakan, diorganisir dan dievaluasi kemajuannya
56. Kaidah-kaidah skala prioritas
Menolak kemafsadatan didahulukan daripada
meraih kemaslahatan
Contoh :
- Khamr dan Judi
- Kejahatan-kejahatan yang lain
57. Kaidah-kaidah skala prioritas
Apabila dua hal mafsadah bertentangan maka
perhatikanlah yang mudharatnya lebih besar dengan
melaksanakan yang mudharatnya lebh kecil
Contoh :
- Sanksi bg penjahat dan biarkan kejahatan merajalela
- Merusak fisik dan penyakit perut membawa kematian
58. Kaidah-kaidah skala prioritas
Apabila berkumpul antara yang halal dan haram pada
waktu yang sama maka dimenangkan yg haram
Contoh :
- Lemak babi dicampur dengan gandum utk roti, maka
roti itu haram
- Uang hasil korupsi dan uang hasil panen beli laptop,
maka laptop itu haram