SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 31
Kebijakan Nasional
Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi (SPM-PT)
Prof. Dr. Johannes Gunawan, SH, LL.M
Sekretaris Majelis Pendidikan
Dewan Pendidikan Tinggi, Ditjen Dikti, Depdiknas
Perubahan Peraturan
Perundang-undangan
Pendidikan Tinggi
Perubahan Struktur Tanggung
Jawab Pengawasan Pendidikan
Tinggi
UU. No. 2 Tahun 1989 Tentang Sisdiknas UU. No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas
------ UU. No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
------ RUU. Tentang BHP
PP. No. 60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi RPP. Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
Kepmendiknas No. 232/U/2000 Tentang
Kurikulum dan Penilaian Hasil Belajar Mengajar
PP. No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan
Kepmendiknas No. 234/U/2000 Tentang Pedoman
Pendirian Perguruan Tinggi
PP. No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan
Kepmendiknas No. 045/U/2002 Tentang Kurikulum
Inti Pendidikan Tinggi
PP. No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan
Kepmendiknas No. 184 Tahun 2001 Tentang
Wasdalbin(EPSBED)
PP. No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan
KPPT-JP III 1996 - 2005 HELTS 2003 - 2010
Masih berlaku untuk mencegah kekosongan hukum
Draft Landas Pijak (Platform)
Dari WASDALBIN ke SPM-PT
Struktur Tanggung Jawab Pengawasan Pendidikan
Tinggi Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1989 Tentang
Sisdiknas (UU Sisdiknas Lama) 1
• Pasal 52 Bab XVI UU Sisdiknas Lama:
Pemerintah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan
pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah ataupun oleh
masyarakat dalam rangka pembinaan perkembangan satuan
pendidikan yang bersangkutan.
• Pasal 53 UU Sidiknas Lama:
Menteri berwenang mengambil tindakan administratif terhadap
penyelenggara satuan pendidikan yang melakukan pelanggaran
terhadap ketentuan undang-undang ini.
• Penjelasan Pasal 53 UU Sisdiknas Lama: 
Tindakan administratif berwujud pemberian peringatan sebagai
tindakan yang paling ringan dan perintah penutupan satuan
pendidikan yang bersangkutan sebagai tindakan yang paling berat
Struktur Tanggung Jawab Pengawasan Pendidikan
Tinggi Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1989 Tentang
Sisdiknas (UU Sisdiknas Lama) 2
Kesimpulan
• Pemerintah merupakan satu-satunya pemegang tanggungjawab
pengawasan atas pendidikan, termasuk pendidikan tinggi, baik
yang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat.
Struktur pengawasan pendidikan tinggi seperti ini disebut
pengawasan vertikal.
• Akibatnya peraturan pelaksanaan tentang pengawasan pendidikan
tinggi yang ditetapkan pada masa UU.Sisdiknas Lama berlaku,
berkarakter pengawasan vertikal, antara lain:
- Kepmendiknas No. 234/U/2000 Tentang Pedoman
Pendirian Perguruan Tinggi;
- Kepmendiknas No. 184 Tahun 2001 Tentang Pedoman
Pengawasan-Pengendalian dan Pembinaan Program Diploma
Sarjana dan Pascasarjana di Perguruan Tinggi (Wasdalbin),
sebagai landasan EPSBED
Struktur Tanggung Jawab Pengawasan Pendidikan
Tinggi Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sisdiknas (UU Sisdiknas Baru) 1
• Alinea keenam Penjelasan Umum UU.Sisdiknas:
Strategi pembaharuan sistem pendidikan, antara lain:
13. pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional.
• Pasal 8 UU Sisdiknas:
Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan.
• Pasal 66 Bab XIX UU Sisdiknas:
(1) Pemerintah, pemerintah daerah, dewan pendidikan, dan
komite sekolah/madrasah melakukan pengawasan atas
penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan jenis
pendidikan sesuai dengan kewenangan masing-masing.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas
publik
Struktur Tanggung Jawab Pengawasan Pendidikan
Tinggi Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sisdiknas (UU Sisdiknas Baru) 2
Selain itu, salah satu tonggak penting di dalam UU.Sisdiknas yang
tidak dikenal di dalam UU.Sisdiknas Lama, adalah penetapan
otonomi perguruan tinggi, yang diatur dalam:
• Pasal 24 ayat (2) UU Sisdiknas:
Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri
lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi,
penelitian ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat.
• Pasal 50 ayat (6) UU Sisdiknas:
Perguruan tinggi menentukan kebijakan dan memiliki otonomi
dalam mengelola pendidikan di lembaganya.
• Penjelasan Pasal 50 ayat (6) UU Sisdiknas:
Yang dimaksud dengan otonomi perguruan tinggi adalah
kemandirian perguruan tinggi untuk mengelola sendiri
lembaganya.
Struktur Tanggung Jawab Pengawasan Pendidikan
Tinggi Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sisdiknas (UU Sisdiknas Baru) 3
Kesimpulan
• Terhadap perguruan tinggi yang otonom, tentu saja Pemerintah
tidak berwenang lagi melakukan pengawasan seperti pada masa
berlakunya UU.Sisdiknas Lama.
• Otonomi perguruan tinggi mengamanatkan bahwa perguruan
tinggi harus mengelola secara mandiri pengawasan atas
pendidikan tinggi yang diselenggarakannya.
• Pemerintah tetap memiliki wewenang mengawasi pendidikan
tinggi, namun harus dilakukan secara transparan untuk
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat (akuntabilitas
publik), artinya pengawasan adalah bukan untuk kepentingan
Pemerintah melainkan Pemerintah melakukan pengawasan adalah
demi melindungi kepentingan masyarakat (stakeholders) yang
menggunakan hasil pendidikan tinggi.
• Dalam era otonomi perguruan tinggi, masyarakat diberi hak
untuk mengawasi pendidikan tinggi. Struktur pengawasan
pendidikan tinggi ini disebut pengawasan horisontal.
• Akibatnya, peraturan pelaksanaan tentang pengawasan atas
pendidikan tinggi yang telah dan akan ditetapkan setelah
berlakunya UU.Sisdiknas, semuanya harus berkarakter
pengawasan horisontal, antara lain:
- Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan, dan
- Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan, serta
- Rancangan Permendiknas Tentang Peyelenggaraan
Pendidikan Tinggi yang sedang dalam proses penyusunan
Struktur Tanggung Jawab Pengawasan Pendidikan
Tinggi Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sisdiknas (UU Sisdiknas Baru) 4
Dampak pada Pengawasan Pendidikan Tinggi
(Dari WASDALBIN ke SPM-PT) 1
• Struktur pengawasan vertikal bertujuan agar perguruan tinggi
menaati semua persyaratan penyelenggaraan pendidikan tinggi
yang ditetapkan Pemerintah, sehingga pada hakekatnya
bertujuan menjamin mutu perguruan tinggi.
• Dengan tujuan menjamin mutu perguruan tinggi, PP. No. 19
Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
menetapkan struktur pengawasan horisontal di dalam:
- Pasal 91 ayat (1):
Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan nonformal
wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan.
- Pasal 91 ayat (3):
Penjaminan mutu pendidikan bertujuan untuk
memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan
Dampak pada Pengawasan Pendidikan Tinggi
(Dari WASDALBIN ke SPM-PT) 2
• Struktur pengawasan pendidikan tinggi melalui penjaminan mutu,
memenuhi amanat UU. Sisdiknas yaitu menerapkan pengawasan
horisontal yang dilaksanakan oleh tiga unsur, yaitu:
a. perguruan tinggi;
b. masyarakat/stakeholders;
c. Pemerintah.
• Pada tahun 2006, dipandang perlu oleh Dirjen Dikti, dibentuk
Komisi SPM-PT di bawah Dewan Pendidikan Tinggi untuk
menyusun Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
(SPM-PT) yang berbasis institusi.
• Di dalam SPM-PT, Pemerintah, perguruan tinggi, dan masyara-
kat/stakeholders diposisikan sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya masing-masing, dalam menjalankan penjaminan mutu
perguruan tinggi.
EvaluaEvalua
si Dirisi Diri
EvaluasiEvaluasi
Program StudiProgram Studi
BerbasisBerbasis
Evaluasi DiriEvaluasi Diri
Penjaminan MutuPenjaminan Mutu
InternalInternal
Penjaminan MutuPenjaminan Mutu
EksternalEksternal
Perguruan TinggiPerguruan Tinggi
EPSEPS
BEDBED
QAQA
AkrediAkredi
tasitasi
Sebelum SPM-PT
Kebijakan Nasional SPM-PT
Pangkalan
Data
Perguruan
Tinggi
(PDPT)
Sistem
Penjaminan Mutu
Eksternal
(SPME)
Perguruan TinggiPerguruan Tinggi
Sistem
Penjaminan Mutu
Internal
(SPMI)
Pasal 50 ayat (2) UU. Sisdiknas:
Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan
SNP untuk menjamin mutu pendidikan nasional;
Pasal 1 butir 27 PP. SNP:
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi yang
selanjutnya disebut BAN-PT adalah badan evaluasi
mandiri yang menetapkan kelayakan program
dan/atau satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan
Pasal 4:
SNP bertujuan menjamin
mutu pendidikan nasional
dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan
membentuk watak serta
peradaban bangsa yang
bermartabat.
SNP
SNP
SNP
SNP
8 Jenis SNP
(Standar Minimal)
Standar Lain
(Melampaui SNP)
Wajib
Internally
driven
Insan
Indonesia
Cerdas &
Kompetitif
SPM-PT Berdasarkan
PP. No.19 Tahun 2005 Tentang SNP
8 Jenis SNP
(Standar Minimal)
Standar Lain
(Melampaui SNP)
Wajib
Internally
driven
Psl 2 ayat (1) PP No 19/2005
1. Standar Isi
2. Sandar Proses
3. Standar Kompetensi
Lulusan
4. Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana dan
Prasarana
6. Standar Pengelolaan
7. Standar Pembiayaan
8. Standar Penilaian
Pendidikan
Ditetapkan sendiri oleh PT :
a. Penelitian dan publikasi
b. Pengabdian kepada
masyarakat;
c. Sistem informasi;
d. Kerjasama institusional
dalam dan luar negeri;
e. Kemahasiswaan;
f. Suasana akademik;
g. Sumber pendanaan
(revenue generating);
h. Bidang lain sesuai ciri
khas perguruan tinggi
yang bersangkutan.
Standar Mutu PP.No.19 Tahun
2005 Tentang SNP
Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT)
Sebagai Bentuk Pengawasan Baru Pendidikan Tinggi
Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) Nasional
Kegiatan sistemik pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan
data serta informasi tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi
di semua perguruan tinggi oleh Ditjen Dikti, untuk mengawasi
penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh Pemerintah sebagaimana
diamanatkan oleh Pasal 66 ayat (1) dan Ayat (2) UU. Sisdiknas
(dahulu disebut EPSBED);
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
Kegiatan sistemik penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan
tinggi di perguruan tinggi oleh perguruan tinggi (internally
driven), untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh
perguruan tinggi sendiri secara berkelanjutan (continuous
improvement ), sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 50 ayat (6)
UU.Sisdiknas juncto Pasal 91 PP.No. 19 Tahun 2005 tentang SNP;
Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT)
Sebagai Bentuk Pengawasan Baru Pendidikan Tinggi
Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME)
Kegiatan sistemik penilaian kelayakan program dan/atau
perguruan tinggi oleh BAN-PT atau lembaga mandiri di luar
perguruan tinggi yang diakui Pemerintah, untuk mengawasi
penyelenggaraan pendidikan tinggi untuk dan atas nama
masyarakat, sebagai bentuk akuntabilitas publik sebagaimana
diamanatkan oleh Pasal 60 ayat (2) UU.Sisdiknas dan Pasal 86
ayat (3) PP.No. 19 Tahun 2005 tentang SNP (disebut Akreditasi).
Mekanisme SPM-PT
1. Data dan informasi tentang kegiatan masing-masing
perguruan tinggi wajib dikumpulkan, diolah, dan disimpan
oleh perguruan tinggi yang bersangkutan di dalam PDPT
masing-masing dengan klasifikasi data dan informasi
berdasarkan SNP. Kemudian data dan informasi tersebut
dikirim, dikumpulkan dan disimpan di dalam PDPT
Nasional yang dikelola oleh Ditjen.Dikti.
2. Dengan menggunakan data dan informasi yang telah
dikumpulkan dan disimpan di dalam PDPT masing-masing,
perguruan tinggi melakukan SPMI (internal quality assurance)
melalui evaluasi diri dalam dua lingkup, yaitu pemenuhan
SNP dan melampaui ke delapan standar di dalam SNP
secara kuantitatif dan kualitatif, serta mengembangkan
standar- standar tersebut di atas beserta pemenuhannya
secara berkelanjutan (continuous quality
improvement);
Mekanisme SPM-PT
3. Dengan menggunakan data dan informasi yang telah
dikumpulkan di dalam PDPT Nasional dan visitasi, BAN–PT
atau lembaga mandiri yang diakui Pemerintah melakukan
akreditasi, yang disebut SPME (external quality assurance)
dengan memberikan peringkat sebagai berikut:
Akreditasi C (Cukup)
Perguruan tinggi memenuhi kedelapan standar dalam SNP. Apabila
perguruan tinggi tidak memenuhi kedelapan macam standar dalam
SNP, perguruan tinggi tersebut dinyatakan tidak terakreditasi.
Aktreditasi B (Baik)
Perguruan tinggi memenuhi dan melampaui kedelapan standar
dalam SNP dan mampu memenuhi standar rata-rata perguruan
tinggi taraf Nasional.
Akreditasi A (Amat baik)
Perguruan tinggi telah memenuhi dan melampaui kedelapan standar
dalam SNP dan mampu memenuhi standar rata-rata perguruan tinggi
taraf Nasional, serta memenuhi standar rata-rata perguruan tinggi
taraf Internasional.
Kelembagaan SPM-PT
• Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi bertanggungjawab
atas pengelolaan PDPT Nasional;
• Setiap perguruan tinggi bertanggungjawab atas
pengelolaan PDPT masing-masing dan pelaksanaan
SPMI;
• BAN–PT atau lembaga mandiri yang diakui Pemerintah
bertanggungjawab atas pelaksanaan SPME.
Sistem Penjaminan Mutu Internal (1)Sistem Penjaminan Mutu Internal (1)
Pengertian Mutu Perguruan TinggiPengertian Mutu Perguruan Tinggi
Mutu perguruan tinggi adalah kesesuaian antara
penyelenggaraan perguruan tinggi dengan SNP, maupun
standar yang ditetapkan oleh perguruan tinggi sendiri
berdasarkan visi dan kebutuhan dari para pihak yang
berkepentingan (stakeholders)
Dengan demikian, terdapat standar mutu perguruan tinggi
yang:
• ditetapkan oleh Pemerintah (government);
• disepakati bersama di dalam perguruan tinggi (vision) ;
• dikehendaki oleh pihak yang berkepentingan
(stakeholders).
Sistem Penjaminan Mutu Internal (2)Sistem Penjaminan Mutu Internal (2)
Pengertian Penjaminan Mutu InternalPengertian Penjaminan Mutu Internal
Penjaminan mutu internal di perguruan tinggi adalah proses
penetapan dan pemenuhan SNP dan standar yang
melampaui SNP secara konsisten dan berkelanjutan,
sehingga stakeholders (mahasiswa, orang tua, dunia kerja,
pemerintah, dosen, tenaga penunjang, serta pihak lain yang
berkepentingan) memperoleh kepuasan
Sistem Penjaminan Mutu Internal (3)Sistem Penjaminan Mutu Internal (3)
Konsep SPMIKonsep SPMI
Perguruan tinggi dinyatakan bermutu, apabila
1. Perguruan tinggi mampu memenuhi SNP (aspek imperatif)
2. Perguruan tinggi mampu menetapkan dan mewujudkan
visinya melalui pelaksanaan misinya (aspek deduktif)
3. Perguruan tinggi mampu memenuhi kebutuhan stakeholders
(aspek induktif)
Sistem Penjaminan Mutu Internal (4)Sistem Penjaminan Mutu Internal (4)
Tujuan SPMITujuan SPMI
Memelihara dan meningkatkan mutu perguruan tinggi secara
berkelanjutan (continuous improvement), yang dijalankan
oleh perguruan tinggi secara internal untuk memenuhi SNP,
mewujudkan visi dan misinya, serta memenuhi kebutuhan
stakeholders melalui penyelenggaraan Tridharma Perguruan
Tinggi
Sistem Penjaminan Mutu Internal (5)
Strategi SPMIStrategi SPMI
a. Ditjen. Dikti. menetapkan Pedoman Sistem Penjaminan Mutu
Internal Perguruan Tinggi
b. Perguruan tinggi menggalang komitmen menjalankan
penjaminan mutu internal perguruan tinggi
c. Perguruan tinggi memilih dan menetapkan sendiri standar mutu
yang melampaui SNP berdasarkan visinya
d. Perguruan tinggi menetapkan dan menjalankan organisasi dan
mekanisme kerja penjaminan mutu internal
e. Perguruan tinggi melakukan benchmarking mutu perguruan
tinggi secara berkelanjutan (dalam/luar negeri)
Sistem Penjaminan Mutu Internal (6)Sistem Penjaminan Mutu Internal (6)
ContohContoh Standar dalam SPMIStandar dalam SPMI
• Standar Isi (kurikulum)
• Standar Proses (proses pembelajaran)
• Standar Kompetensi Lulusan
• Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
• Standar Sarana dan Prasarana
• Standar Pengelolaan
• Standar Pembiayaan
• Standar Penilaian Pendidikan
• Standar Penelitian
• Standar Pengabdian kepada masyarakat
• Standar Kerjasama
• Standar Kesejahteraan
• Standar Kemahasiswaan
Sistem Penjaminan Mutu Internal (7)Sistem Penjaminan Mutu Internal (7)
ContohContoh Penetapan StandarPenetapan Standar Pendidik danPendidik dan
Tenaga KependidikanTenaga Kependidikan
KebutuhanKebutuhan
StakeholdersStakeholders
Visi PTVisi PT
dandan
SNPSNP
StandarStandar
Pendidik danPendidik dan
TenagaTenaga
KependidikanKependidikan
• RekrutasiRekrutasi
• Masa ObservasiMasa Observasi
• Pengangkatan Pegawai TetapPengangkatan Pegawai Tetap
• Penilaian Prestasi KerjaPenilaian Prestasi Kerja
• Mutasi, Promosi, DemosiMutasi, Promosi, Demosi
• Waktu KerjaWaktu Kerja
• Kerja Lembur & CutiKerja Lembur & Cuti
• Penghasilan & PenghargaanPenghasilan & Penghargaan
• Jaminan Sosial & KesejahteraanJaminan Sosial & Kesejahteraan
• Pengembangan & PembinaanPengembangan & Pembinaan
• Keselamatan & Kesehatan KerjaKeselamatan & Kesehatan Kerja
• DisiplinDisiplin
• Perjalanan DinasPerjalanan Dinas
• Pengakhiran Hubungan KerjaPengakhiran Hubungan Kerja
Sistem Penjaminan Mutu Internal (8)Sistem Penjaminan Mutu Internal (8)
ManajemenManajemen
Kendali Mutu SPMIKendali Mutu SPMI
Penetapan
Standar Mutu
Audit
Pelaksanaan
Standar Mutu
Ada
Gap antara
Standar Mutu
Dan
Pelaksanaan?
Identifikasi action
untuk memenuhi
Standar Mutu
Laksanakan
action
Integrasikan pada
proses SDCA
berikutnya
Evaluasi Untuk
Peningkatan
Standar Mutu
Ya
Tidak
Continuous
Improvement
(Kaizen)
Penjaminan Mutu
Berkelanjutan
Sustainable
Quality Assurance
Pelaksanaan
Standar Mutu
Sistem Penjaminan Mutu Internal (9)Sistem Penjaminan Mutu Internal (9)
Manajemen Kendali Mutu SPMIManajemen Kendali Mutu SPMI
PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan kaizen
atau peningkatan mutu berkelanjutan (continuous improvement)
di perguruan tinggi
SDCA
SDCA
SDCA
SDCA
PDCA
PDCA
PDCA
PDCA
SDCA
S : Standard
Quality first
Stakeholder - in
The next process is our
stakeholder
Speak with data
Upstream management
Kaizen
/ continuous
im
provem
ent
Sistem Penjaminan Mutu Internal (10)Sistem Penjaminan Mutu Internal (10)
Tindakan
Penjaminan
Mutu
Audit
Pelaksanan
Penjaminan
Mutu
Pelaksanaan
Penjaminan
Mutu
Garis Besar Proses Penyusunan SPMIGaris Besar Proses Penyusunan SPMI
Kebijakan
Penjaminan
Mutu
Manual
Penjaminan
Mutu
Standar
Penjaminan
Mutu
Kaizen
Dokumen
Penjaminan
Mutu
Sistem Penjaminan Mutu Internal (11)Sistem Penjaminan Mutu Internal (11)
Kebijakan dalam SPMIKebijakan dalam SPMI
• Kerangka SPMI
• Struktur SPMI
• Tujuan dan Strategi SPMI
• Prinsip Pelaksanaan SPMI
• Proses Implementasi SPMI
Thank you and see you

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Permendikbud no-57-tahun-2015
Permendikbud no-57-tahun-2015Permendikbud no-57-tahun-2015
Permendikbud no-57-tahun-2015Kahar Muzakkir
 
Permendikbud 82/2015 - Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan
Permendikbud 82/2015 - Pencegahan dan Penanggulangan Tindak KekerasanPermendikbud 82/2015 - Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan
Permendikbud 82/2015 - Pencegahan dan Penanggulangan Tindak KekerasanKementerian Pendidikan dan Kebudayaan
 
Permendikbud no. 97 tahun 2013
Permendikbud no. 97 tahun 2013Permendikbud no. 97 tahun 2013
Permendikbud no. 97 tahun 2013Joko Supriyanto
 
Permendikbud no-45-tahun-2014
Permendikbud no-45-tahun-2014Permendikbud no-45-tahun-2014
Permendikbud no-45-tahun-2014Aikun Candra
 
Pos un tahun pelajaran 2013 2014 0
Pos un tahun pelajaran 2013 2014 0Pos un tahun pelajaran 2013 2014 0
Pos un tahun pelajaran 2013 2014 0Winarto Winartoap
 
Permendikbud tahun2016 nomor 24
Permendikbud tahun2016 nomor 24Permendikbud tahun2016 nomor 24
Permendikbud tahun2016 nomor 24Alvin Cg
 
Pedoman pemenuhan-snp-sma
Pedoman pemenuhan-snp-smaPedoman pemenuhan-snp-sma
Pedoman pemenuhan-snp-smaKangyosep Azhar
 
4b bg1 kebijakan_200509_bb
4b bg1 kebijakan_200509_bb4b bg1 kebijakan_200509_bb
4b bg1 kebijakan_200509_bbEva Va
 
Assessmen pembelajaran
Assessmen pembelajaranAssessmen pembelajaran
Assessmen pembelajaranLuphly Bee
 
UJIAN NASIONAL DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
UJIAN NASIONAL DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKANUJIAN NASIONAL DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
UJIAN NASIONAL DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKANNASuprawoto Sunardjo
 
Permendikbud no. 54 th 2013 ttg SKL
Permendikbud no. 54 th 2013 ttg SKLPermendikbud no. 54 th 2013 ttg SKL
Permendikbud no. 54 th 2013 ttg SKLAbdul Hafifudin
 

Was ist angesagt? (15)

Permendikbud no-57-tahun-2015
Permendikbud no-57-tahun-2015Permendikbud no-57-tahun-2015
Permendikbud no-57-tahun-2015
 
Permendikbud 82/2015 - Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan
Permendikbud 82/2015 - Pencegahan dan Penanggulangan Tindak KekerasanPermendikbud 82/2015 - Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan
Permendikbud 82/2015 - Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan
 
Permendikbud no. 97 tahun 2013
Permendikbud no. 97 tahun 2013Permendikbud no. 97 tahun 2013
Permendikbud no. 97 tahun 2013
 
Permendikbud 64/2015 - Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah
Permendikbud 64/2015 - Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan SekolahPermendikbud 64/2015 - Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah
Permendikbud 64/2015 - Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah
 
Nota panduan untuk calon
Nota panduan untuk calonNota panduan untuk calon
Nota panduan untuk calon
 
Permendikbud no-45-tahun-2014
Permendikbud no-45-tahun-2014Permendikbud no-45-tahun-2014
Permendikbud no-45-tahun-2014
 
Pos un tahun pelajaran 2013 2014 0
Pos un tahun pelajaran 2013 2014 0Pos un tahun pelajaran 2013 2014 0
Pos un tahun pelajaran 2013 2014 0
 
Pwerpoint
PwerpointPwerpoint
Pwerpoint
 
Permendikbud tahun2016 nomor 24
Permendikbud tahun2016 nomor 24Permendikbud tahun2016 nomor 24
Permendikbud tahun2016 nomor 24
 
Pedoman pemenuhan-snp-sma
Pedoman pemenuhan-snp-smaPedoman pemenuhan-snp-sma
Pedoman pemenuhan-snp-sma
 
4b bg1 kebijakan_200509_bb
4b bg1 kebijakan_200509_bb4b bg1 kebijakan_200509_bb
4b bg1 kebijakan_200509_bb
 
Assessmen pembelajaran
Assessmen pembelajaranAssessmen pembelajaran
Assessmen pembelajaran
 
UJIAN NASIONAL DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
UJIAN NASIONAL DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKANUJIAN NASIONAL DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
UJIAN NASIONAL DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
 
Permendikbud no. 54 th 2013 ttg SKL
Permendikbud no. 54 th 2013 ttg SKLPermendikbud no. 54 th 2013 ttg SKL
Permendikbud no. 54 th 2013 ttg SKL
 
5 rkas-1
5 rkas-15 rkas-1
5 rkas-1
 

Ähnlich wie Spmpt

Kebijakan nasional Sistem Penjaminan MutuI-PT.ppt
Kebijakan nasional Sistem Penjaminan MutuI-PT.pptKebijakan nasional Sistem Penjaminan MutuI-PT.ppt
Kebijakan nasional Sistem Penjaminan MutuI-PT.pptLilaCox2
 
Permen no. 050 2014 sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi
Permen no. 050 2014 sistem penjaminan mutu pendidikan tinggiPermen no. 050 2014 sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi
Permen no. 050 2014 sistem penjaminan mutu pendidikan tinggiDenny Helard
 
Materi 01 Kebijakan SPM Dikti 2022 .pdf
Materi 01 Kebijakan SPM Dikti  2022 .pdfMateri 01 Kebijakan SPM Dikti  2022 .pdf
Materi 01 Kebijakan SPM Dikti 2022 .pdfRoswan Latuconsina
 
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiPp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiUniversity of Sultan Ageng Tirtayasa
 
1. penyegaran spmp rev bimtek fasda spmi maret 2019
1. penyegaran spmp rev bimtek fasda spmi maret 20191. penyegaran spmp rev bimtek fasda spmi maret 2019
1. penyegaran spmp rev bimtek fasda spmi maret 2019Nurul Huda
 
Perbandingan kurikulum 2004,2006 dan 2013
Perbandingan kurikulum 2004,2006 dan 2013Perbandingan kurikulum 2004,2006 dan 2013
Perbandingan kurikulum 2004,2006 dan 2013Faura Dea
 
Permen no-57-tahun-2015
Permen no-57-tahun-2015Permen no-57-tahun-2015
Permen no-57-tahun-2015Muslih Kamal
 
Permen no-57-tahun-2015
Permen no-57-tahun-2015Permen no-57-tahun-2015
Permen no-57-tahun-2015Budi Yanto
 
Permen no-57-tahun-2015
Permen no-57-tahun-2015Permen no-57-tahun-2015
Permen no-57-tahun-2015Sunaryo Saja
 
Permendikbud no 43 tahun 2019
Permendikbud no 43 tahun 2019Permendikbud no 43 tahun 2019
Permendikbud no 43 tahun 2019IndahMutiaraKami
 
Permendikbud66 2013 s-penilaian
Permendikbud66 2013 s-penilaianPermendikbud66 2013 s-penilaian
Permendikbud66 2013 s-penilaiansimponirembang
 
Permendikbud no 4 tahun 2018
Permendikbud no 4 tahun 2018Permendikbud no 4 tahun 2018
Permendikbud no 4 tahun 2018miramto gt
 
Buku_Pedoman_SPM_Dikti_2014_ISBN1.pdf Buku pedoman sistem penjaminan mutu dar...
Buku_Pedoman_SPM_Dikti_2014_ISBN1.pdf Buku pedoman sistem penjaminan mutu dar...Buku_Pedoman_SPM_Dikti_2014_ISBN1.pdf Buku pedoman sistem penjaminan mutu dar...
Buku_Pedoman_SPM_Dikti_2014_ISBN1.pdf Buku pedoman sistem penjaminan mutu dar...haris749
 
Permendikbud no. 66 th 2013 ttg Std. Penilaian
Permendikbud no. 66 th 2013 ttg Std. PenilaianPermendikbud no. 66 th 2013 ttg Std. Penilaian
Permendikbud no. 66 th 2013 ttg Std. PenilaianAbdul Hafifudin
 
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiPp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiSejahtera Affif
 
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiPp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiSejahtera Affif
 
Permen 85-tahun-2008-tentang-penyusunan-statuta
Permen 85-tahun-2008-tentang-penyusunan-statutaPermen 85-tahun-2008-tentang-penyusunan-statuta
Permen 85-tahun-2008-tentang-penyusunan-statutaSungguh Ponten
 
Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014Herfen Suryati
 

Ähnlich wie Spmpt (20)

Kebijakan nasional Sistem Penjaminan MutuI-PT.ppt
Kebijakan nasional Sistem Penjaminan MutuI-PT.pptKebijakan nasional Sistem Penjaminan MutuI-PT.ppt
Kebijakan nasional Sistem Penjaminan MutuI-PT.ppt
 
Permen no. 050 2014 sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi
Permen no. 050 2014 sistem penjaminan mutu pendidikan tinggiPermen no. 050 2014 sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi
Permen no. 050 2014 sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi
 
Permen tahun2014 nomor050
Permen tahun2014 nomor050Permen tahun2014 nomor050
Permen tahun2014 nomor050
 
Materi 01 Kebijakan SPM Dikti 2022 .pdf
Materi 01 Kebijakan SPM Dikti  2022 .pdfMateri 01 Kebijakan SPM Dikti  2022 .pdf
Materi 01 Kebijakan SPM Dikti 2022 .pdf
 
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiPp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
 
1. penyegaran spmp rev bimtek fasda spmi maret 2019
1. penyegaran spmp rev bimtek fasda spmi maret 20191. penyegaran spmp rev bimtek fasda spmi maret 2019
1. penyegaran spmp rev bimtek fasda spmi maret 2019
 
Perbandingan kurikulum 2004,2006 dan 2013
Perbandingan kurikulum 2004,2006 dan 2013Perbandingan kurikulum 2004,2006 dan 2013
Perbandingan kurikulum 2004,2006 dan 2013
 
Pedoman pelaksanaan-spmp
Pedoman pelaksanaan-spmpPedoman pelaksanaan-spmp
Pedoman pelaksanaan-spmp
 
Permen no-57-tahun-2015
Permen no-57-tahun-2015Permen no-57-tahun-2015
Permen no-57-tahun-2015
 
Permen no-57-tahun-2015
Permen no-57-tahun-2015Permen no-57-tahun-2015
Permen no-57-tahun-2015
 
Permen no-57-tahun-2015
Permen no-57-tahun-2015Permen no-57-tahun-2015
Permen no-57-tahun-2015
 
Permendikbud no 43 tahun 2019
Permendikbud no 43 tahun 2019Permendikbud no 43 tahun 2019
Permendikbud no 43 tahun 2019
 
Permendikbud66 2013 s-penilaian
Permendikbud66 2013 s-penilaianPermendikbud66 2013 s-penilaian
Permendikbud66 2013 s-penilaian
 
Permendikbud no 4 tahun 2018
Permendikbud no 4 tahun 2018Permendikbud no 4 tahun 2018
Permendikbud no 4 tahun 2018
 
Buku_Pedoman_SPM_Dikti_2014_ISBN1.pdf Buku pedoman sistem penjaminan mutu dar...
Buku_Pedoman_SPM_Dikti_2014_ISBN1.pdf Buku pedoman sistem penjaminan mutu dar...Buku_Pedoman_SPM_Dikti_2014_ISBN1.pdf Buku pedoman sistem penjaminan mutu dar...
Buku_Pedoman_SPM_Dikti_2014_ISBN1.pdf Buku pedoman sistem penjaminan mutu dar...
 
Permendikbud no. 66 th 2013 ttg Std. Penilaian
Permendikbud no. 66 th 2013 ttg Std. PenilaianPermendikbud no. 66 th 2013 ttg Std. Penilaian
Permendikbud no. 66 th 2013 ttg Std. Penilaian
 
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiPp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
 
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggiPp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
Pp4 2014-penyelenggaraan-pendidikan-tinggi-pengelolaan-perguruan-tinggi
 
Permen 85-tahun-2008-tentang-penyusunan-statuta
Permen 85-tahun-2008-tentang-penyusunan-statutaPermen 85-tahun-2008-tentang-penyusunan-statuta
Permen 85-tahun-2008-tentang-penyusunan-statuta
 
Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014Permendikbud no-144-tahun-2014
Permendikbud no-144-tahun-2014
 

Mehr von rsd kol abundjani

Mehr von rsd kol abundjani (20)

Rpkps
RpkpsRpkps
Rpkps
 
Modul 7-format-kpt
Modul 7-format-kptModul 7-format-kpt
Modul 7-format-kpt
 
Draft kurikulum-2013-per-tgl-13-november-2012-pukul-14
Draft kurikulum-2013-per-tgl-13-november-2012-pukul-14Draft kurikulum-2013-per-tgl-13-november-2012-pukul-14
Draft kurikulum-2013-per-tgl-13-november-2012-pukul-14
 
Aspek penilaian
Aspek penilaianAspek penilaian
Aspek penilaian
 
8. pengembangan bahan ajar
8. pengembangan bahan ajar8. pengembangan bahan ajar
8. pengembangan bahan ajar
 
Tema tema kkn-ppm1
Tema tema kkn-ppm1Tema tema kkn-ppm1
Tema tema kkn-ppm1
 
Tayang peranan wi dan tantangannya ddn 09-12-09
Tayang peranan wi dan tantangannya ddn 09-12-09Tayang peranan wi dan tantangannya ddn 09-12-09
Tayang peranan wi dan tantangannya ddn 09-12-09
 
Skd
SkdSkd
Skd
 
pengawasan mutu pangan
pengawasan mutu panganpengawasan mutu pangan
pengawasan mutu pangan
 
Rpp opd seminar executive edit
Rpp opd seminar executive editRpp opd seminar executive edit
Rpp opd seminar executive edit
 
Pelatihan applied approach
Pelatihan applied approachPelatihan applied approach
Pelatihan applied approach
 
Matematika bangun-datar
Matematika bangun-datarMatematika bangun-datar
Matematika bangun-datar
 
Kuliah pendahuluan bioo teknologi pertanian
Kuliah pendahuluan bioo teknologi pertanianKuliah pendahuluan bioo teknologi pertanian
Kuliah pendahuluan bioo teknologi pertanian
 
Konsep penulisan modul mata pelajaran
Konsep penulisan modul mata pelajaranKonsep penulisan modul mata pelajaran
Konsep penulisan modul mata pelajaran
 
Kerangka acuan dan laporan
Kerangka acuan dan laporanKerangka acuan dan laporan
Kerangka acuan dan laporan
 
Keindahan matematik dan angka
Keindahan matematik dan angkaKeindahan matematik dan angka
Keindahan matematik dan angka
 
Jurnal pelatihan jafung adminkes
Jurnal pelatihan jafung adminkesJurnal pelatihan jafung adminkes
Jurnal pelatihan jafung adminkes
 
Inventarisasi koleksi perpustakaan
Inventarisasi koleksi perpustakaanInventarisasi koleksi perpustakaan
Inventarisasi koleksi perpustakaan
 
Inventarisasi dan perlengkapan bahan pustaka
Inventarisasi dan perlengkapan bahan pustakaInventarisasi dan perlengkapan bahan pustaka
Inventarisasi dan perlengkapan bahan pustaka
 
Institusi program
Institusi programInstitusi program
Institusi program
 

Kürzlich hochgeladen

MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

Spmpt

  • 1. Kebijakan Nasional Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT) Prof. Dr. Johannes Gunawan, SH, LL.M Sekretaris Majelis Pendidikan Dewan Pendidikan Tinggi, Ditjen Dikti, Depdiknas
  • 2. Perubahan Peraturan Perundang-undangan Pendidikan Tinggi Perubahan Struktur Tanggung Jawab Pengawasan Pendidikan Tinggi UU. No. 2 Tahun 1989 Tentang Sisdiknas UU. No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas ------ UU. No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen ------ RUU. Tentang BHP PP. No. 60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi RPP. Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Kepmendiknas No. 232/U/2000 Tentang Kurikulum dan Penilaian Hasil Belajar Mengajar PP. No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Kepmendiknas No. 234/U/2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi PP. No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Kepmendiknas No. 045/U/2002 Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi PP. No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Kepmendiknas No. 184 Tahun 2001 Tentang Wasdalbin(EPSBED) PP. No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan KPPT-JP III 1996 - 2005 HELTS 2003 - 2010 Masih berlaku untuk mencegah kekosongan hukum Draft Landas Pijak (Platform) Dari WASDALBIN ke SPM-PT
  • 3. Struktur Tanggung Jawab Pengawasan Pendidikan Tinggi Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1989 Tentang Sisdiknas (UU Sisdiknas Lama) 1 • Pasal 52 Bab XVI UU Sisdiknas Lama: Pemerintah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah ataupun oleh masyarakat dalam rangka pembinaan perkembangan satuan pendidikan yang bersangkutan. • Pasal 53 UU Sidiknas Lama: Menteri berwenang mengambil tindakan administratif terhadap penyelenggara satuan pendidikan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang ini. • Penjelasan Pasal 53 UU Sisdiknas Lama: Tindakan administratif berwujud pemberian peringatan sebagai tindakan yang paling ringan dan perintah penutupan satuan pendidikan yang bersangkutan sebagai tindakan yang paling berat
  • 4. Struktur Tanggung Jawab Pengawasan Pendidikan Tinggi Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1989 Tentang Sisdiknas (UU Sisdiknas Lama) 2 Kesimpulan • Pemerintah merupakan satu-satunya pemegang tanggungjawab pengawasan atas pendidikan, termasuk pendidikan tinggi, baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat. Struktur pengawasan pendidikan tinggi seperti ini disebut pengawasan vertikal. • Akibatnya peraturan pelaksanaan tentang pengawasan pendidikan tinggi yang ditetapkan pada masa UU.Sisdiknas Lama berlaku, berkarakter pengawasan vertikal, antara lain: - Kepmendiknas No. 234/U/2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi; - Kepmendiknas No. 184 Tahun 2001 Tentang Pedoman Pengawasan-Pengendalian dan Pembinaan Program Diploma Sarjana dan Pascasarjana di Perguruan Tinggi (Wasdalbin), sebagai landasan EPSBED
  • 5. Struktur Tanggung Jawab Pengawasan Pendidikan Tinggi Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas (UU Sisdiknas Baru) 1 • Alinea keenam Penjelasan Umum UU.Sisdiknas: Strategi pembaharuan sistem pendidikan, antara lain: 13. pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional. • Pasal 8 UU Sisdiknas: Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan. • Pasal 66 Bab XIX UU Sisdiknas: (1) Pemerintah, pemerintah daerah, dewan pendidikan, dan komite sekolah/madrasah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan sesuai dengan kewenangan masing-masing. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas publik
  • 6. Struktur Tanggung Jawab Pengawasan Pendidikan Tinggi Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas (UU Sisdiknas Baru) 2 Selain itu, salah satu tonggak penting di dalam UU.Sisdiknas yang tidak dikenal di dalam UU.Sisdiknas Lama, adalah penetapan otonomi perguruan tinggi, yang diatur dalam: • Pasal 24 ayat (2) UU Sisdiknas: Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat. • Pasal 50 ayat (6) UU Sisdiknas: Perguruan tinggi menentukan kebijakan dan memiliki otonomi dalam mengelola pendidikan di lembaganya. • Penjelasan Pasal 50 ayat (6) UU Sisdiknas: Yang dimaksud dengan otonomi perguruan tinggi adalah kemandirian perguruan tinggi untuk mengelola sendiri lembaganya.
  • 7. Struktur Tanggung Jawab Pengawasan Pendidikan Tinggi Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas (UU Sisdiknas Baru) 3 Kesimpulan • Terhadap perguruan tinggi yang otonom, tentu saja Pemerintah tidak berwenang lagi melakukan pengawasan seperti pada masa berlakunya UU.Sisdiknas Lama. • Otonomi perguruan tinggi mengamanatkan bahwa perguruan tinggi harus mengelola secara mandiri pengawasan atas pendidikan tinggi yang diselenggarakannya. • Pemerintah tetap memiliki wewenang mengawasi pendidikan tinggi, namun harus dilakukan secara transparan untuk dipertanggungjawabkan kepada masyarakat (akuntabilitas publik), artinya pengawasan adalah bukan untuk kepentingan Pemerintah melainkan Pemerintah melakukan pengawasan adalah demi melindungi kepentingan masyarakat (stakeholders) yang menggunakan hasil pendidikan tinggi.
  • 8. • Dalam era otonomi perguruan tinggi, masyarakat diberi hak untuk mengawasi pendidikan tinggi. Struktur pengawasan pendidikan tinggi ini disebut pengawasan horisontal. • Akibatnya, peraturan pelaksanaan tentang pengawasan atas pendidikan tinggi yang telah dan akan ditetapkan setelah berlakunya UU.Sisdiknas, semuanya harus berkarakter pengawasan horisontal, antara lain: - Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, dan - Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, serta - Rancangan Permendiknas Tentang Peyelenggaraan Pendidikan Tinggi yang sedang dalam proses penyusunan Struktur Tanggung Jawab Pengawasan Pendidikan Tinggi Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas (UU Sisdiknas Baru) 4
  • 9. Dampak pada Pengawasan Pendidikan Tinggi (Dari WASDALBIN ke SPM-PT) 1 • Struktur pengawasan vertikal bertujuan agar perguruan tinggi menaati semua persyaratan penyelenggaraan pendidikan tinggi yang ditetapkan Pemerintah, sehingga pada hakekatnya bertujuan menjamin mutu perguruan tinggi. • Dengan tujuan menjamin mutu perguruan tinggi, PP. No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan menetapkan struktur pengawasan horisontal di dalam: - Pasal 91 ayat (1): Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. - Pasal 91 ayat (3): Penjaminan mutu pendidikan bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan
  • 10. Dampak pada Pengawasan Pendidikan Tinggi (Dari WASDALBIN ke SPM-PT) 2 • Struktur pengawasan pendidikan tinggi melalui penjaminan mutu, memenuhi amanat UU. Sisdiknas yaitu menerapkan pengawasan horisontal yang dilaksanakan oleh tiga unsur, yaitu: a. perguruan tinggi; b. masyarakat/stakeholders; c. Pemerintah. • Pada tahun 2006, dipandang perlu oleh Dirjen Dikti, dibentuk Komisi SPM-PT di bawah Dewan Pendidikan Tinggi untuk menyusun Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT) yang berbasis institusi. • Di dalam SPM-PT, Pemerintah, perguruan tinggi, dan masyara- kat/stakeholders diposisikan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, dalam menjalankan penjaminan mutu perguruan tinggi.
  • 11. EvaluaEvalua si Dirisi Diri EvaluasiEvaluasi Program StudiProgram Studi BerbasisBerbasis Evaluasi DiriEvaluasi Diri Penjaminan MutuPenjaminan Mutu InternalInternal Penjaminan MutuPenjaminan Mutu EksternalEksternal Perguruan TinggiPerguruan Tinggi EPSEPS BEDBED QAQA AkrediAkredi tasitasi Sebelum SPM-PT
  • 12. Kebijakan Nasional SPM-PT Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) Perguruan TinggiPerguruan Tinggi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Pasal 50 ayat (2) UU. Sisdiknas: Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan SNP untuk menjamin mutu pendidikan nasional; Pasal 1 butir 27 PP. SNP: Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut BAN-PT adalah badan evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Pasal 4: SNP bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. SNP SNP SNP SNP
  • 13. 8 Jenis SNP (Standar Minimal) Standar Lain (Melampaui SNP) Wajib Internally driven Insan Indonesia Cerdas & Kompetitif SPM-PT Berdasarkan PP. No.19 Tahun 2005 Tentang SNP
  • 14. 8 Jenis SNP (Standar Minimal) Standar Lain (Melampaui SNP) Wajib Internally driven Psl 2 ayat (1) PP No 19/2005 1. Standar Isi 2. Sandar Proses 3. Standar Kompetensi Lulusan 4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 5. Standar Sarana dan Prasarana 6. Standar Pengelolaan 7. Standar Pembiayaan 8. Standar Penilaian Pendidikan Ditetapkan sendiri oleh PT : a. Penelitian dan publikasi b. Pengabdian kepada masyarakat; c. Sistem informasi; d. Kerjasama institusional dalam dan luar negeri; e. Kemahasiswaan; f. Suasana akademik; g. Sumber pendanaan (revenue generating); h. Bidang lain sesuai ciri khas perguruan tinggi yang bersangkutan. Standar Mutu PP.No.19 Tahun 2005 Tentang SNP
  • 15. Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT) Sebagai Bentuk Pengawasan Baru Pendidikan Tinggi Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) Nasional Kegiatan sistemik pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan data serta informasi tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi di semua perguruan tinggi oleh Ditjen Dikti, untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh Pemerintah sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 66 ayat (1) dan Ayat (2) UU. Sisdiknas (dahulu disebut EPSBED); Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Kegiatan sistemik penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi di perguruan tinggi oleh perguruan tinggi (internally driven), untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh perguruan tinggi sendiri secara berkelanjutan (continuous improvement ), sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 50 ayat (6) UU.Sisdiknas juncto Pasal 91 PP.No. 19 Tahun 2005 tentang SNP;
  • 16. Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT) Sebagai Bentuk Pengawasan Baru Pendidikan Tinggi Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) Kegiatan sistemik penilaian kelayakan program dan/atau perguruan tinggi oleh BAN-PT atau lembaga mandiri di luar perguruan tinggi yang diakui Pemerintah, untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi untuk dan atas nama masyarakat, sebagai bentuk akuntabilitas publik sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 60 ayat (2) UU.Sisdiknas dan Pasal 86 ayat (3) PP.No. 19 Tahun 2005 tentang SNP (disebut Akreditasi).
  • 17. Mekanisme SPM-PT 1. Data dan informasi tentang kegiatan masing-masing perguruan tinggi wajib dikumpulkan, diolah, dan disimpan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan di dalam PDPT masing-masing dengan klasifikasi data dan informasi berdasarkan SNP. Kemudian data dan informasi tersebut dikirim, dikumpulkan dan disimpan di dalam PDPT Nasional yang dikelola oleh Ditjen.Dikti. 2. Dengan menggunakan data dan informasi yang telah dikumpulkan dan disimpan di dalam PDPT masing-masing, perguruan tinggi melakukan SPMI (internal quality assurance) melalui evaluasi diri dalam dua lingkup, yaitu pemenuhan SNP dan melampaui ke delapan standar di dalam SNP secara kuantitatif dan kualitatif, serta mengembangkan standar- standar tersebut di atas beserta pemenuhannya secara berkelanjutan (continuous quality improvement);
  • 18. Mekanisme SPM-PT 3. Dengan menggunakan data dan informasi yang telah dikumpulkan di dalam PDPT Nasional dan visitasi, BAN–PT atau lembaga mandiri yang diakui Pemerintah melakukan akreditasi, yang disebut SPME (external quality assurance) dengan memberikan peringkat sebagai berikut: Akreditasi C (Cukup) Perguruan tinggi memenuhi kedelapan standar dalam SNP. Apabila perguruan tinggi tidak memenuhi kedelapan macam standar dalam SNP, perguruan tinggi tersebut dinyatakan tidak terakreditasi. Aktreditasi B (Baik) Perguruan tinggi memenuhi dan melampaui kedelapan standar dalam SNP dan mampu memenuhi standar rata-rata perguruan tinggi taraf Nasional. Akreditasi A (Amat baik) Perguruan tinggi telah memenuhi dan melampaui kedelapan standar dalam SNP dan mampu memenuhi standar rata-rata perguruan tinggi taraf Nasional, serta memenuhi standar rata-rata perguruan tinggi taraf Internasional.
  • 19. Kelembagaan SPM-PT • Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi bertanggungjawab atas pengelolaan PDPT Nasional; • Setiap perguruan tinggi bertanggungjawab atas pengelolaan PDPT masing-masing dan pelaksanaan SPMI; • BAN–PT atau lembaga mandiri yang diakui Pemerintah bertanggungjawab atas pelaksanaan SPME.
  • 20. Sistem Penjaminan Mutu Internal (1)Sistem Penjaminan Mutu Internal (1) Pengertian Mutu Perguruan TinggiPengertian Mutu Perguruan Tinggi Mutu perguruan tinggi adalah kesesuaian antara penyelenggaraan perguruan tinggi dengan SNP, maupun standar yang ditetapkan oleh perguruan tinggi sendiri berdasarkan visi dan kebutuhan dari para pihak yang berkepentingan (stakeholders) Dengan demikian, terdapat standar mutu perguruan tinggi yang: • ditetapkan oleh Pemerintah (government); • disepakati bersama di dalam perguruan tinggi (vision) ; • dikehendaki oleh pihak yang berkepentingan (stakeholders).
  • 21. Sistem Penjaminan Mutu Internal (2)Sistem Penjaminan Mutu Internal (2) Pengertian Penjaminan Mutu InternalPengertian Penjaminan Mutu Internal Penjaminan mutu internal di perguruan tinggi adalah proses penetapan dan pemenuhan SNP dan standar yang melampaui SNP secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders (mahasiswa, orang tua, dunia kerja, pemerintah, dosen, tenaga penunjang, serta pihak lain yang berkepentingan) memperoleh kepuasan
  • 22. Sistem Penjaminan Mutu Internal (3)Sistem Penjaminan Mutu Internal (3) Konsep SPMIKonsep SPMI Perguruan tinggi dinyatakan bermutu, apabila 1. Perguruan tinggi mampu memenuhi SNP (aspek imperatif) 2. Perguruan tinggi mampu menetapkan dan mewujudkan visinya melalui pelaksanaan misinya (aspek deduktif) 3. Perguruan tinggi mampu memenuhi kebutuhan stakeholders (aspek induktif)
  • 23. Sistem Penjaminan Mutu Internal (4)Sistem Penjaminan Mutu Internal (4) Tujuan SPMITujuan SPMI Memelihara dan meningkatkan mutu perguruan tinggi secara berkelanjutan (continuous improvement), yang dijalankan oleh perguruan tinggi secara internal untuk memenuhi SNP, mewujudkan visi dan misinya, serta memenuhi kebutuhan stakeholders melalui penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi
  • 24. Sistem Penjaminan Mutu Internal (5) Strategi SPMIStrategi SPMI a. Ditjen. Dikti. menetapkan Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi b. Perguruan tinggi menggalang komitmen menjalankan penjaminan mutu internal perguruan tinggi c. Perguruan tinggi memilih dan menetapkan sendiri standar mutu yang melampaui SNP berdasarkan visinya d. Perguruan tinggi menetapkan dan menjalankan organisasi dan mekanisme kerja penjaminan mutu internal e. Perguruan tinggi melakukan benchmarking mutu perguruan tinggi secara berkelanjutan (dalam/luar negeri)
  • 25. Sistem Penjaminan Mutu Internal (6)Sistem Penjaminan Mutu Internal (6) ContohContoh Standar dalam SPMIStandar dalam SPMI • Standar Isi (kurikulum) • Standar Proses (proses pembelajaran) • Standar Kompetensi Lulusan • Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan • Standar Sarana dan Prasarana • Standar Pengelolaan • Standar Pembiayaan • Standar Penilaian Pendidikan • Standar Penelitian • Standar Pengabdian kepada masyarakat • Standar Kerjasama • Standar Kesejahteraan • Standar Kemahasiswaan
  • 26. Sistem Penjaminan Mutu Internal (7)Sistem Penjaminan Mutu Internal (7) ContohContoh Penetapan StandarPenetapan Standar Pendidik danPendidik dan Tenaga KependidikanTenaga Kependidikan KebutuhanKebutuhan StakeholdersStakeholders Visi PTVisi PT dandan SNPSNP StandarStandar Pendidik danPendidik dan TenagaTenaga KependidikanKependidikan • RekrutasiRekrutasi • Masa ObservasiMasa Observasi • Pengangkatan Pegawai TetapPengangkatan Pegawai Tetap • Penilaian Prestasi KerjaPenilaian Prestasi Kerja • Mutasi, Promosi, DemosiMutasi, Promosi, Demosi • Waktu KerjaWaktu Kerja • Kerja Lembur & CutiKerja Lembur & Cuti • Penghasilan & PenghargaanPenghasilan & Penghargaan • Jaminan Sosial & KesejahteraanJaminan Sosial & Kesejahteraan • Pengembangan & PembinaanPengembangan & Pembinaan • Keselamatan & Kesehatan KerjaKeselamatan & Kesehatan Kerja • DisiplinDisiplin • Perjalanan DinasPerjalanan Dinas • Pengakhiran Hubungan KerjaPengakhiran Hubungan Kerja
  • 27. Sistem Penjaminan Mutu Internal (8)Sistem Penjaminan Mutu Internal (8) ManajemenManajemen Kendali Mutu SPMIKendali Mutu SPMI Penetapan Standar Mutu Audit Pelaksanaan Standar Mutu Ada Gap antara Standar Mutu Dan Pelaksanaan? Identifikasi action untuk memenuhi Standar Mutu Laksanakan action Integrasikan pada proses SDCA berikutnya Evaluasi Untuk Peningkatan Standar Mutu Ya Tidak Continuous Improvement (Kaizen) Penjaminan Mutu Berkelanjutan Sustainable Quality Assurance Pelaksanaan Standar Mutu
  • 28. Sistem Penjaminan Mutu Internal (9)Sistem Penjaminan Mutu Internal (9) Manajemen Kendali Mutu SPMIManajemen Kendali Mutu SPMI PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan kaizen atau peningkatan mutu berkelanjutan (continuous improvement) di perguruan tinggi SDCA SDCA SDCA SDCA PDCA PDCA PDCA PDCA SDCA S : Standard Quality first Stakeholder - in The next process is our stakeholder Speak with data Upstream management Kaizen / continuous im provem ent
  • 29. Sistem Penjaminan Mutu Internal (10)Sistem Penjaminan Mutu Internal (10) Tindakan Penjaminan Mutu Audit Pelaksanan Penjaminan Mutu Pelaksanaan Penjaminan Mutu Garis Besar Proses Penyusunan SPMIGaris Besar Proses Penyusunan SPMI Kebijakan Penjaminan Mutu Manual Penjaminan Mutu Standar Penjaminan Mutu Kaizen Dokumen Penjaminan Mutu
  • 30. Sistem Penjaminan Mutu Internal (11)Sistem Penjaminan Mutu Internal (11) Kebijakan dalam SPMIKebijakan dalam SPMI • Kerangka SPMI • Struktur SPMI • Tujuan dan Strategi SPMI • Prinsip Pelaksanaan SPMI • Proses Implementasi SPMI
  • 31. Thank you and see you