Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan dana kapitasi JKN dan BOK di puskesmas, yang mencakup peran puskesmas dalam mendukung pencapaian universal coverage kesehatan, penggunaan dana kapitasi JKN untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional, serta penggunaan dan pemanfaatan dana kapitasi dan BOK di puskesmas.
4. Kebijakan kesehatan di mana setiap warga di dalam populasi
memiliki akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, yang bermutu
dan dibutuhkan, dengan biaya yang terjangkau.
Pemerintah memprioritaskan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN)
7. Memasyarakatkan preventif dan promotif.
Membuat program yang berorientasi pada masalah masyarakat.
Sehingga masyarakat peduli terhadap program tersebut yang secara
langsung akan berpengaruh pada derajat kesehatannya.
Berkomitmen dalam pelaksanaan berbagai program yang telah
direncanakan arena dalam pelaksanaan suatu program yang
dibutuhkan tidak hanya kepedulian masyarakat, namun juga
kepedulian dan komitmen dari pelaksana program tersebut.
Memanfaatkan dengan baik berbagai fasilitas dari pemerintah
untuk masyarakat, misalnya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
8. Pengadaan dan perbaikan fasilitas di Puskesmas.
Dalam pelayanan kesehatan tidak membedakan masyrakat mampu dan
kurang mampu.
Membentuk kader kesehatan di wilayah tempat kerja Puskesmas.
Memberdayakan masyarakat dalam implementasi program Puskesmas agar
pengetahuan dan kemampuan masyrakat meningkat serta menciptakan rasa
kepemilikan terhadap Puskesmas dan kesehatan.
Loyal terhadap berbagai hal yang menjadi program dan tujuan puskesmas.
9. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Program bantuan sosial untuk pelayanan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu ( PBI ),
terdiri dari :
PBI APBN dan PBI APBD / PD Pemda
10. Permenkes 21 tahun 2016
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 21 TAHUN 2016
TENTANG
PENGGUNAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
UNTUK JASA PELAYANAN KESEHATAN DAN DUKUNGAN BIAYA
OPERASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
MILIK PEMERINTAH DAERAH
11. • PEMANFAATAN DANA KAPITASI
JKN
Pasal 3
(1) Dana Kapitasi yang diterima oleh
FKTP dari Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan
dimanfaatkan seluruhnya untuk:
a. pembayaran jasa pelayanan
kesehatan; dan
b. dukungan biaya operasional
pelayanan kesehatan.
(2) Alokasi untuk pembayaran jasa
pelayanan kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a untuk
tiap FKTP ditetapkan sekurang-
kurangnya 60% (enam puluh persen)
dari penerimaan Dana Kapitasi.
PEMANFAATAN DANA KAPITASI JKN
Dana Kapitasi yang diterima oleh FKTP
dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan dimanfaatkan seluruhnya
untuk:
a. pembayaran jasa pelayanan
kesehatan; dan
b. dukungan biaya operasional
pelayanan kesehatan.
(2) Alokasi untuk pembayaran jasa
pelayanan kesehatan untuk tiap FKTP
ditetapkan sekurang-kurangnya 60%
(enam puluh persen) dari penerimaan
Dana Kapitasi.
12. JASA PELAYANAN
KESEHATAN
• Pasal 4
(1) Alokasi Dana Kapitasi untuk pembayaran jasa
pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (2) dimanfaatkan untuk pembayaran jasa
pelayanan kesehatan bagi tenaga kesehatan dan
tenaga non kesehatan yang melakukan pelayanan
pada FKTP.
(2) Tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja, dan pegawai tidak tetap, yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Pembagian jasa pelayanan kesehatan kepada tenaga
kesehatan dan tenaga non kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
mempertimbangkan variabel: a. jenis ketenagaan
dan/atau jabatan; dan b. kehadiran.
(1) Alokasi Dana Kapitasi untuk pembayaran JASPEL
kesehatan bagi NAKES & NON NAKES yang melakukan
pelayanan pada FKTP.
(2) NAKES & Non NAKES sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi PNS, P3K, & PTT, yang ditetapkan sesuai dg
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pembagian jaspel kesehatan kepada nakes & Non Nakes
ditetapkan dengan mempertimbangkan variabel:
a. jenis ketenagaan dan/atau jabatan;
b. kehadiran.
13. • Variabel jenis ketenagaan dan/atau
jabatan dinilai sebagai berikut:
a. tenaga medis, diberi nilai 150 (seratus
lima puluh);
b. tenaga apoteker atau tenaga profesi
keperawatan (Ners), diberi nilai 100
(seratus);
c. tenaga kesehatan paling rendah S1/D4,
diberi nilai 80 (delapan puluh);
d. tenaga kesehatan D3, diberi nilai 60
(enam puluh);
e. tenaga non kesehatan paling rendah
D3, atau asisten tenaga kesehatan,
diberi nilai 50 (lima puluh);
f. tenaga non kesehatan di bawah D3,
diberi nilai 25 (dua puluh lima).
Variabel jenis ketenagaan dan/atau jabatan
dinilai sbb:
a. tenaga medis, diberi nilai 150 (seratus lima
puluh);
b. tenaga apoteker atau tenaga profesi
keperawatan (Ners), diberi nilai 100
(seratus);
c. NAKES S1/D4, diberi nilai 80 (delapan
puluh);
d. NAKES D3, diberi nilai 60 (enam puluh);
e. NON NAKES paling rendah D3, atau
asisten NAKES, diberi nilai 50 (lima puluh);
f. NON NAKES di bawah D3, diberi nilai 25
(dua puluh lima).
14. Tenaga yang merangkap tugas
administratif, diberi nilai sbb:
a. tambahan nilai 100 (seratus), untuk
tenaga yang merangkap tugas
sebagai kepala FKTP;
b. tambahan nilai 50 (lima puluh), untuk
tenaga yang merangkap tugas
sebagai bendahara Dana Kapitasi
JKN;
c. tambahan nilai 30 (tiga puluh), untuk
tenaga yang merangkap tugas
sebagai Kepala Tata Usaha atau
penanggung jawab penatausahaan
keuangan.
15. Tenaga yang merangkap
tugas sebagai penanggung
jawab program atau yang
setara, diberi tambahan nilai
10 (sepuluh) untuk setiap
program atau yang setara.
16. Setiap tenaga yang memiliki masa kerja:
a. 5 (lima) tahun sd10 (sepuluh) tahun, diberi
tambahan nilai 5 (lima);
b. 11 (sebelas) tahun sd 15 (lima belas)
tahun, diberi tambahan nilai 10 (sepuluh);
c. 16 (enam belas) tahu sd 20 (dua puluh)
tahun, diberi tambahan nilai 15 (lima belas);
d. 21 (dua puluh satu) tahun sd 25 (dua
puluh lima) tahun, diberi tambahan nilai 20
(dua puluh);
e. lebih dari 25 (dua puluh lima) tahun, diberi
tambahan nilai 25 (dua puluh lima).
17. Variabel kehadiran dinilai sebagai
berikut:
a. hadir setiap hari kerja, diberi nilai 1
(satu) poin per hari;
b. terlambat hadir atau pulang sebelum
waktunya yang diakumulasi sampai
dengan 7 (tujuh) jam, dikurangi 1
(satu) poin.
c. Ketidakhadiran karena sakit
dan/atau penugasan kedinasan oleh
pejabat yang berwenang paling
banyak 3 (tiga) hari kerja tetap
diberikan nilai.
19. No.
Nama
Pegawai
Jabatan Pendidikan
JASA
PELAY
ANAN
YANG
DITERI
MA
DENGA
N
PESERT
A
8.117
(Kolom
9 dikali
Kolom
10 dibagi
jumlah
Kolom 9)
JENIS
KETE
NAG
AAN
MAS
A
KER
JA
KEHADIRAN
RANGK
AP
TUGAS
ADMINI
STRATI
F
TANGGUNG
JAWAB
PROGRAM
Jumlah Point
Variabel
Ketenagaan
(= Kolom 1 + 2 +
5 + 6)
Persenta
se
Kehadira
n
(%
Pembagi
an
Kolom
3 dibagi
kolom 4)
Jumlah
Total
Seluruh
Point
(Perkalia
n
Kolom
8 x
Kolom
7)
PENERIMAAN KAPITASI DENGAN JUMLAH
PESERTA 8.176
Jumlah
Hari
Masuk
Kerja
Jumlah
Hari
Kerja
Jasa
Pelayanan
(60%)
Biaya
Operasio
nal (40%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 drg. Andy
Benjamin
Setiadi
Kepala
Puskesmas
S1 150 5 25 25 100 255 100% 255
29,221,2
00.00
19,480,8
00.00
2,356,54
8.39
2 Haffandi, SE KTU S1 50 5 25 25 30 85 100% 85
29,221,2
00.00
19,480,8
00.00
785,516.
13
3 dr. Luthfa
Mudrika
Dokter
Umum
S1 150 5 20 25 10 165 80% 132
29,221,2
00.00
19,480,8
00.00
1,219,86
0.34
4 drg. Putri
Adhisty F. N
Dokter Gigi S1 150 5 25 25 155 100% 155
29,221,2
00.00
19,480,8
00.00
1,432,41
1.76
5 dr. Hj. Ajizah
Pessy
Dokter
Umum
S2 150 5 25 25 155 100% 155
29,221,2
00.00
19,480,8
00.00
1,432,41
1.76
6 Dedy
Mulyadi,
S.Kep
Perawat SI 100 5 25 25 105 100% 105
29,221,2
00.00
19,480,8
00.00
970,343.
45
7 Yudhi Asisten 60 5 25 25 65 100% 65
20. (1) Pendapatan Dana Kapitasi yang tidak
digunakan seluruhnya pada tahun anggaran
berkenaan, dimanfaatkan untuk tahun
anggaran berikutnya.
(2) Dalam hal sisa Dana Kapitasi berasal dari
dana dukungan biaya operasional
pelayanan kesehatan maka pemanfatannya
hanya dapat digunakan untuk dukungan
biaya operasional pelayanan kesehatan.
(3) Dalam hal sisa Dana Kapitasi berasal dari
dana jasa pelayanan kesehatan maka
pemanfatannya hanya dapat digunakan
untuk jasa pelayanan.
21. PEMANFAATAN DAN BELANJA KEGIATAN
DARI DANA KAPITASI
A. BELANJA BARANG OPERASIONAL
1. Belanja Obat
2. Belanja Alat Kesehatan
3. Belanja Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
4. Pelayanan Kesehatan Dalam Gedung
5. Pelayanan Kesehatan Luar Gedung
6. Operasional dan Pemeliharaan Kendaraan
Puskesmas Keliling
7. Bahan Cetak atau Alat Tulis Kantor
8. Administrasi, Koordinasi Program dan Sistem
Informasi
9. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Kesehatan
10. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
22. B. BELANJA MODAL
• Ruang Lingkup belanja ini adalah
untuk penyediaan sarana dan
prasarana di FKTP milik pemerintah
daerah yang berkaitan langsung
maupun tidak langsung dengan
pelayanan kesehatan di FKTP milik
pemerintah daerah
• Contoh belanja Modal:
Belanja kursi tunggu pasien, lemari obat,
gorden, linen, lemari arsip, meja kerja
petugas, AC, genset, pembuatan papan
nama, pembuatan billboard, pembuatan
pagar FKTP, dll.
24. Jaminan Persalinan (Jampersal) adalah jaminan pembiayaan yang
digunakan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap :
pelayanan kesehatan kehamilan, pertolongan persalinan,
pelayanan kesehatan nifas termasuk KB pasca persalinan, dan
pelayanan bayi baru lahir.
PENGERTIAN