Dokumen tersebut membahas tentang biologi yang mencakup pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan, hewan, dan manusia; metabolisme sel meliputi katabolisme dan anabolisme; serta substansi materi genetik seperti kromosom, DNA, RNA, dan sintesis protein.
2. Disklaimer
• PowerPoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu
Bapak/Ibu Guru melaksanakan pembelajaran.
• Materi PowerPoint ini mengacu pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) Kurikulum 2013.
• Dengan berbagai alasan, materi dalam PowerPoint ini disajikan secara
ringkas, hanya memuat poin-poin besar saja.
• Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkannya
sesuai kebutuhan.
• Harapan kami, dengan PowerPoint ini Bapak/Ibu Guru dapat
mengembangkan pembelajaran secara kreatif dan interaktif.
3. BAB I Pertumbuhan dan Perkembangan
BAB II Metabolisme Sel
BAB III Substansi Materi Genetik
BAB IV Pembelahan Sel
BAB V Pola Pewarisan Sifat pada Hukum Mendel
BAB VI Pola-Pola Hereditas Pautan
BAB VII Hereditas pada Manusia
BAB VIII Mutasi
BAB IX Evolusi
BAB X Bioteknologi
Daftar Isi
S
E
M
E
S
T
E
R
1
S
E
M
E
S
T
E
R
2
4. BAB
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
I
Kembali ke daftar isi
A. Pertumbuhan dan Perkembangan
pada Tumbuhan
B. Pertumbuhan dan Perkembangan
pada Hewan serta Manusia
C. Merencanakan dan Melaksanakan
Percobaan tentang Faktor Luar yang
Memengaruhi Pertumbuhan serta
Perkembangan pada Tumbuhan
5. A. Pertumbuhan dan Perkembangan pada
Tumbuhan
1. Pengertian Pertumbuhan
dan Perkembangan
2. Faktor-Faktor yang
Memengaruhi
Pertumbuhan dan
Perkembangan Tumbuhan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
6. 1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Pertumbuhan adalah proses
bertambahnya ukuran (volume,
massa, tinggi) pada makhluk
hidup yang bersifat irreversible.
Perkembangan adalah proses
perubahan yang menyertai
pertumbuhan menuju tingkat
pematangan atau kedewasaan
makhluk hidup.
Pertambahan Tinggi Tanaman Munculnya Bunga
8. Jenis-Jenis Perkecambahan
• Perkecambahan Epigeal • Perkecambahan Hipogeal
Pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan diawali dengan
perkecambahan biji.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
10. 2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan
dan Perkembangan Tumbuhan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Intraseluler Interseluler
Gen
Auksin Air
Giberelin Cahaya
Sitokinin Kelembapan
Hormon Etilen Nutrien
Asam Absisat Suhu
Asam Traumalin Oksigen
Kalin Nilai pH
11. B. Pertumbuhan dan Perkembangan pada
Hewan serta Manusia
1. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Manusia
12. 1. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan
• Tahap Morulasi
• Tahap Blastulasi
• Tahap Gastrulasi
• Tahap Organogenesis
Fase
Embrionik
• Metamorfosis
• Metagenesis
Fase Pasca
Embrionik
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
14. Metagenesis
• Metagenesis Obelia • Metagenesis Aurelia
Metagenesis adalah pergiliran keturunan dari generasi gametofit ke generasi
sporofit atau sebaliknya
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
15. 2. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Manusia
Masa Balita (Bawah Lima Tahun, 0–5 Tahun)
Masa Kanak-Kanak (6–10 Tahun)
Masa Remaja (11–18 Tahun)
Masa Dewasa (19–50 Tahun)
Masa Lanjut Usia (Manula, 50 Tahun ke Atas)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
16. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan Hewan serta Manusia
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Gen
Hormon
Hewan Manusia
Tiroksin Tiroksin Nutrien
Somatomedin Somatotropin Air
Ekdison dan Juvenil Testosteron Cahaya Matahari
Estrogen Oksigen
Progesteron Lingkungan
17. C. Merencanakan dan Melaksanakan Percobaan tentang
Faktor Luar yang Memengaruhi Pertumbuhan serta
Perkembangan pada Tumbuhan
Merancang Percobaan
Melakukan Percobaan
Menganalisis Data dan Menarik Kesimpulan
Menyusun Laporan Percobaan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
19. A. Enzim
1. Komponen Enzim
2. Sifat-Sifat Enzim
3. Mekanisme Kerja Enzim
4. Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Kerja Enzim
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
20. 1. Komponen Enzim
Berdasarkan komponen penyusunnya, enzim dibedakan menjadi enzim
sederhana dan enzim kompleks.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Enzim Sederhana Enzim Kompleks
21. 2. Sifat-sifat Enzim
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
ØDipengaruhi oleh suhu dan pH.
ØBekerja secara spesifik.
ØBekerja secara bolak-balik (reversible).
ØDiperlukan dalam jumlah sedikit.
ØDapat bereaksi dengan substrat asam atau basa.
ØBerupa koloid.
ØDapat digunakan berulang kali.
23. Mekanisme Kerja Enzim
• Lock and Key Theory (Teori Gembok dan Kunci)
• Induced Fit Theory (Teori Ketepatan Induksi)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
24. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kerja Enzim
Bagian gambar dengan hubungan ID
rId3 tidak ditemukan dalam file.
Bagian gambar dengan hubungan
ID rId3 tidak ditemukan dalam file.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Bagian gambar dengan hubungan ID
rId3 tidak ditemukan dalam file.
Suhu Konsentrasi Enzim Konsentrasi Substrat
pH Inhibitor
Aktivitor
25. B. Katabolisme
1. Pengertian Katabolisme
Katabolisme adalah proses
penguraian senyawa
kompleks menjadi senyawa-
senyawa yang lebih
sederhana
2. Macam-Macam Katabolisme
Dalam tubuh terjadi
beberapa proses
katabolisme.
a. Katabolisme karbohidrat.
b.Katabolisme lemak dan
protein.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
26. 1. Respirasi Aerob (Membutuhkan Oksigen)
• Respirasi Aerob melalui Jalur Siklus Krebs
• Respirasi aerob melalui jalur pentosa fosfat
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Katabolisme Karbohidrat
27. Glikolisis
• Terjadi di sitosol
• Reaksi:
• Hasil: 2 asam
piruvat, 2 NADH, dan
2 ATP
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
28. Dekarboksilasi Oksidatif
• Pada sel eukariotik terjadi di mitokondria,
sedangkan pada sel prokariotik terjadi di
sitosol.
• Reaksi:
• Hasil: 2 asetil Co-A, 2 CO2, dan 2 NADH
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
29. Siklus Krebs
• Terjadi di matriks mitokondria
• Reaksi:
• Hasil: 4 CO2, 6 NADH, 2 FADH2 , dan 2 ATP
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
30. Sistem Transpor
Elektron
• Terjadi di membran dalam mitokondria
• Hasil: 6 H2O dan 32 ATP
• Jumlah total ATP yang dihasilkan dalam respirasi
aerob melalui jalur siklus Krebs sebagai berikut.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
31. Respirasi Aerob melalui Jalur Pentosa Fosfat
• Reaksi:
• Hasil: CO2 dan 2 NADPH2
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
32. 2. Respirasi Anaerob (tanpa membutuhkan oksigen)
• Fermentasi Asam Laktat
• Fermentasi Alkohol
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Katabolisme Karbohidrat
33. • Katabolisme Lemak
ØDibantu oleh enzim lipase.
ØDimulai dengan pemecahan lemak
menjadi asam lemak dan gliserol.
ØAsam lemak diubah menjadi asetil
CoA.
ØGliserol akan diubah menjadi
fosfogliseraldehid (PGAL).
• Katabolisme Protein
Ø Dimulai dengan pemecahan protein
yang dibantu oleh enzim protease
dan peptidase menjadi asam amino.
Ø Asam amino mengalami reaksi
deaminasi yang menghasilkan
gugus amin (NH3) dan asam keto.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Katabolisme Lemak dan Protein
34. C. Anabolisme
1. Pengertian Anabolisme
Anabolisme merupakan proses
penyusunan senyawa kompleks
dari senyawa-senyawa yang lebih
sederhana.
2. Macam-Macam Anabolisme
a. Fotosintesis
b. Kemosintesis
c. Sintesis Lemak dan Protein
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
36. Reaksi Gelap
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Bagian gambar dengan hubungan ID rId5 tidak
ditemukan dalam file.
Berdasarkan reaksi pengikatan CO2 dari udara tanaman dibedakan menjadi tiga
macam yaitu tanaman C3, tanaman C4, dan tanaman CAM.
Tanaman C3
Tanaman C4
Tanaman CAM
37. Kemosintesis
• Kemosintesis adalah
proses penyusunan
bahan organik
(karbohidrat) dari H2O
dan CO2 menggunakan
energi kimia.
• Kemosintesis terjadi
pada berbagai
kelompok bakteri
seperti bakteri
nitrifikasi dan bakteri
belerang.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Bakteri Nitrifikasi
Bakteri Belerang
39. Sintesis Lemak dan Protein
• Sintesis Lemak
Ø Sintesis maupun pembongkaran lemak terjadi dengan bantuan enzim
lipase.
Ø Apabila gliserol ditambah tiga molekul asam lemak akan tersusun suatu
ester yang disebut lemak.
Ø Enzim lipase juga dapat membongkar lemak menjadi asam lemak dan
gliserol.
• Sintesis Protein
Ø Protein di dalam sel tersusun dari asam amino yang proses
pembentukannya melibatkan DNA, RNA, dan ribosom.
Ø Protein tidak disintesis langsung oleh gen, melainkan melalui proses
transkripsi dan translasi.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
41. A. Kromosom, DNA, dan Gen
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Kromosom
• Struktur padat yang terdiri atas asam nukleat (DNA dan RNA) dan protein.
• Terletak di nukleus.
• Berperan dalam hereditas karena mengandung faktor pengendali keturunan atau gen.
• Panjang antara 0,2 – 50 mikron dan diameter antara 0,2-20 mikron.
• Tipe kromosom meliputi autosom dan gonosom.
42. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
DNA
• Ditemukan dalam nukleus.
• Memiliki rantai double helix.
• Komponen gula berupa deoksiribosa.
• Basa nitrogen terdiri atas purin (adenin
dan guanin) dan pirimidin (sitosin dan
timin).
• Memiliki gugus fosfat.
• Berperan dalam penurunan sifat dan
sintesis protein.
• Replikasi DNA meliputi replikasi
konservatif, semi konservatif, dan dispersif.
• Enzim yang berperan dalam replikasi yaitu
enzim helikase, polimerase, dan ligase.
43. Gen
• Berperan dalam
mengatur proses
metabolisme dan
menyampaikan informasi
genetik dari satu generasi
ke generasi berikutnya.
• Terletak dalam lokus
kromosom yang tersusun
berderet secara linear.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
44. RNA
• Ditemukan dalam sitoplasma terutama
dalam ribosom dan nukleus.
• Memiliki rantai single helix.
• Komponen gula berupa ribosa.
• Basa nitrogen atas purin (adenin dan
guanin) dan pirimidin (sitosin dan
urasil).
• Memiliki gugus fosfat.
• Berperan dalam sintesis protein.
• Ada tiga tipe RNA yaitu rRNA, mRNA,
dan tRNA
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
B. Sintesis Protein
Proses penerjemahan gen menjadi urutan asam amino yang akan disintesis
menjadi polipeptida. Dalam sintesis protein melibatkan RNA.
49. Berdasarkan ada atau
tidaknya tahap-tahap
pembelahan,
pembelahan sel dibagi
menjadi tiga yaitu
amitosis, mitosis, dan
meiosis.
a. Amitosis
b. Mitosis
c. Meiosis
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
A. Pembelahan Amitosis, Mitosis, dan Meiosis
50. • Pembelahan sel melalui tahapan yang sederhana.
• Terjadi pada organisme prokariotik.
• Ketika tidak membelah, sel dalam kondisi interfase. Karena
tidak ada fase lain dalam siklus hidupnya, maka hampir
seluruh siklus sel prokariotik adalah interfase.
Amitosis
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
51. q Terjadi pada organisme yang
mengalami pertumbuhan,
perbaikan, atau reproduksi aseksual.
q Pembelahan secara mitosis
menghasilkan dua sel anakan
dengan materi genetik yang identik
dari sel induk.
q Jumlah kromosom sel anakan
adalah 2n atau disebut dengan
diploid.
q Siklus sel terdiri atas dua fase yaitu
fase pertumbuhan (interfase) dan
fase pembelahan (mitosis).
Mitosis
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
52. Interfase
o Pada saat interfase, sel tidak
menunjukkan adanya
perubahan morfologi, tetapi
sel tersebut aktif melakukan
metabolisme.
q Interfase terdiri dari tiga fase
yaitu gap-1 atau fase tumbuh
pertama (G1), sintesis (S),
dan gap-2 atau fase tumbuh
kedua (G2).
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
53. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Fase Pembelahan Mitosis
Profase
§ Benang-benang kromatin memendek dan
menebal membentuk kromatid.
§ Kromatid berpasangan membentuk
kromosom.
§ Membran nukleus dan nukleolus
menghilang.
§ Pada sel hewan, sentriol mengalami
pembelahan. Sentriol tersebut memisah
menuju kutub yang berlawanan.
§ Benang spindel mulai mengatur diri
sedemikian rupa sehingga menyerupai
bentuk pancaran (aster).
Metafase
• Terbentuk benang spindel
kromosom terlihat semakin jelas.
• Kromosom berada di daerah
ekuator sel.
• Setiap kromosom masih terdiri atas
2 kromatid yang terkait pada
sentromernya.
• Pada setiap sentromer ada 2
kinetokor yang masing-masing
dikaitkan dengan benang spindel.
54. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Fase Pembelahan Mitosis
Anafase
§ Benang-benang spindel
memendek.
§ Kromatid menuju kutub yang
berlawanan.
§ Mulai terjadi sitokinesis
(sitokinesis dimulai).
Telofase
§ Kromatid telah sampai di kutub-
kutub yang berlawanan.
§ Kromatid menipis dan memanjang
menjadi kromatin.
§ Kumpulan kromatin membentuk
anak inti.
§ Terbentuk membran nukleus di luar
anak inti.
§ Sitokinesis selesai, terbentuk dua
sel anakan.
55. Meiosis (Pembelahan Reduksi)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
v Pembelahan meiosis menghasilkan sel
anakan dengan jumlah kromosom
setengah jumlah kromosom sel induk.
v Pembelahan meiosis bertujuan untuk
berkembang biak secara seksual yaitu
dalam proses pembentukan gamet
(gametogenesis).
v Meiosis mengalami pembelahan inti dua
kali sehingga satu sel diploid (2n) akan
menghasilkan empat sel haploid (n).
v Sebelum pembelahan meiosis terjadi,
sel mengalami fase pertumbuhan
(interfase) seperti pada tahap
pembelahan mitosis.
56. Interfase
• Sel mempersiapkan diri
untuk membelah secara
meiosis saat menjalani
fase G1, fase S, dan fase
G2 dari interfase.
• Selama interfase, sel
tumbuh ke ukuran
dewasa dan menyalin
DNA-nya.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
57. Meiosis I
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Profase I
vTahap leptoten
vTahap zigoten
vTahap pakiten
vTahap diploten
vTahap diakinesis
Metafase I
v Kromosom homolog
(tetrad) bergerak ke bidang
ekuator dengan sentromer
mengarah ke kutub.
v Tiap-tiap kromosom
berikatan dengan benang
spindel pada bagian
sentromer.
58. Meiosis I
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Anafase I
v Kromosom homolog ditarik oleh
benang spindel ke arah kutub
pembelahan sehingga tetrad
berpisah dan kromosom bergerak
menuju kutub yang berlawanan.
v Membran sel mulai melekuk di
bagian tengah.
v Tujuan anafase I yaitu membagi
isi kromosom diploid menjadi
haploid.
Telofase I
v Retikulum endoplasma
membentuk membran inti di
sekitar kelompok kromosom
pada kutub pembelahan.
v Nukleolus mulai terbentuk.
v Terjadi sitokinesis yaitu
pembelahan sitoplasma menjadi
dua bagian sehingga terbentuk
dua sel anakan dengan
kromosom yang sudah haploid.
59. Meiosis II
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Profase II
o Membran nukleus dan nukleolus
mulai menghilang kembali.
o Sentrosom membelah dan
sepasang sentriol memisah menuju
kutub-kutub yang berlawanan dan
di antara keduanya muncul benang
pindel yang memancar dari kedua
sentriol.
o Waktu ini lebih singkat dibanding
tahap lainnya.
Metafase II
o Setiap kromosom haploid (berisi
dua kromatid) tertarik ke bidang
ekuator.
o Terbentuk benang-benang
spindel, salah satu ujungnya
melekat pada sentromer
khususnya di bagian kinetokor
dan ujung lainnya membentang
menuju kutub pembelahan yang
berlawanan.
60. Meiosis II
Bagian gambar dengan hubungan ID rId2 tidak
ditemukan dalam file.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Anafase II
o Spindel menarik kromatid menuju
kutub pembelahan yang
berlawanan.
o Kedua kromatid bergerak menuju
kutub yang berbeda.
o Pada akhir anafase, membran sel
mulai melekuk.
Telofase II
o Kromatid di kutub berubah menjadi
benang-benang kromatin.
o Membran nukleus dan inti haploid
terbentuk.
o Kromosom menipis dan memanjang
menjadi benang-benang kromatin.
o Terjadi sitokinesis sehingga
terbentuk empat sel anakan haploid.
62. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Gametogenesis pada Hewan dan Manusia
63. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Gametogenesis pada Tumbuhan
Mikrosporogesis Makrosporogenesis
64. Keterkaitan Meiosis dengan Fertilisasi Makhluk Hidup
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Bagian gambar dengan hubungan ID rId4 tidak ditemukan
dalam file.
Pemilahan
kromosom secara
independen
Pindah silang
Fertilisasi random
65. BAB POLA PEWARISAN SIFAT PADA
HUKUM MENDEL
A. Hukum Mendel
B. Penyimpangan Semu
terhadap Hukum
Mendel
V
Kembali ke daftar isi
66. Hukum I
Mendel
• Mendel melakukan
persilangan monohibrid
Hukum II
Mendel
• Mendel melakukan
persilangan dihibrid
A. Hukum Mendel
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
67. Hukum I Mendel
• Mendel melakukan persilangan tanaman kacang ercis berbiji bulat dengan
tanaman kacang ercis berbiji keriput. Perhatikan diagram persilangan
berikut!
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
68. Mendel melakukan persilangan Mirabilis jalapa berwarna merah dengan Mirabilis jalapa
berwarna putih. Warna merah bersifat intermediat terhadap warna putih. Perhatikan diagram
persilangan berikut!
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Hukum I Mendel
Perbandingan genotipe F2 = MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1.
Perbandingan fenotipe F2 = Merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1
69. Mendel menggunakan dua sifat beda dari tanaman kacang ercis yaitu bentuk dan warna biji.
Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis berbiji bulat–kuning dengan tanaman kacang ercis
berbiji keriput–hijau. Perhatikan diagram persilangan berikut!
Hukum II Mendel
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Hukum II Mendel
70. • Perkawinan resiprok merupakan
perkawinan kebalikan dari yang
semula dilakukan.
• Persilangan ini bertujuan untuk
membuktikan induk jantan dan
induk yang betina memiliki
kesempatan yang sama dalam
pewarisan sifat.
• Contoh persilangan dalam
perkawinan resiprok seperti
diagram di samping.
Perkawinan Resiprok
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Macam-macam Perkawinan dalam Hukum Mendel
71. • Perkawinan balik adalah perkawinan antara individu F1 dengan salah satu
induknya. Persilangan ini bertujuan untuk mencari genotipe induk.
• Contoh persilangan dalam perkawinan balik sebagai berikut.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Perkawinan Back Cross
72. • Uji silang adalah perkawinan individu F1 dengan induknya yang bersifat homozigot
resesif. Persilangan ini bertujuan untuk mengetahui apakah individu induk bersifat
homozigot atau heterozigot.
• Contoh persilangan dalam uji silang sebagai berikut.
Tikus hitam disilangkan dengan induk tikus putih menghasilkan keturunan 50% tikus
hitam dan 50% tikus putih, bersifat heterozigot atau homozigotkah genotipe tikus
hitam tersebut?
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Uji Silang (Test Cross)
73. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
B. Penyimpangan Semu terhadap Hukum Mendel
Tidak semua hasil persilangan sesuai dengan hukum Mendel. Beberapa ilmuwan menemukan
adanya penyimpangan-penyimpangan. penyimpangan tersebut bersifat semu karena pola
dasarnya masih sama dengan hukum Mendel. Penyimpangan semu akibat interaksi gen
terdapat lima macam sebagai berikut.
1. Epistasi dan hipostasi 2. Kriptomeri
3. Polimeri
4. Gen-gen
komplementer
5. Atavisme
74. 1. Epistasi dan Hipostasi
• Sebuah atau sepasang gen yang menutupi ekspresi gen lain yang tidak sealel disebut gen
epistasi, sedangkan gen yang dikalahkan dinamakan gen hipostasi.
• Macam epistasi dan hipostasi yaitu epistasi dominan, epistasi resesif, serta epistasi dominan dan
resesif.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Epistasi Dominan Epistasi Resesif
75. • Kriptomeri adalah peristiwa munculnya karakter tertentu apabila gen dominan bersama-sama
dengan gen dominan lainnya. Jika gen berdiri sendiri, karakternya akan tersembunyi (kriptos).
• Contohnya warna bunga Linnaria maroccana yang ditentukan oleh pigmen hemosianin dan sifat
keasaman plasma sel. Pigmen hemosianin akan berwarna merah pada plasma yang asam dan
berwarna ungu pada plasma yang bersifat basa.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Kriptomeri
76. • Polimeri merupakan bentuk interaksi gen yang bersifat kumulatif (saling menambah).
• Polimeri terjadi karena adanya interaksi antara dua gen atau lebih sehingga disebut gen ganda.
• Contoh persilangan gandum berbiji merah gelap (M1M1M2M2) dengan gandum berbiji putih
(m1m1m2m2) diperoleh perbandingan fenotipe F2-nya = merah : putih = 15 : 1.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Polimeri
77. • Gen-gen komplementer adalah gen yang
saling berinteraksi dan saling melengkapi
sehingga memunculkan fenotipe tertentu.
• Apabila ada salah satu gen tidak hadir
maka pemunculan karakter fenotipe
tersebut akan terhalang atau tidak
sempurna.
• Contohnya pada warna bunga Lathyrus
odoratus.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
4. Gen-gen Komplementer
78. • Atavisme merupakan interaksi beberapa gen yang mengakibatkan menghilangnya suatu sifat
keturunan dan memunculkan suatu sifat keturunan yang berbeda dengan induknya, tetapi sifat
induk akan muncul kembali pada generasi selanjutnya.
• Contohnya pada persilangan ayam berjengger atau berpial rose (RRpp) dengan ayam berjengger
pea (rrPP) menghasilkan F1 berjengger walnut. Jika F1 disilangkan sesamanya menghasilkan
perbandingan fenotipe F2 = walnut : rose : pea : single = 9 : 3 : 3 : 1.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
5. Atavisme
80. Pola-Pola Pewarisan Sifat
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Determinasi Seks
Pautan Gen
Pindah Silang
Gagal Berpisah
Pautan Seks
Gen Letal
81. Determinasi seks merupakan proses penentuan jenis kelamin pada makhluk hidup
berdasarkan kromosom kelamin yang diwariskan secara bebas oleh gamet
parental kepada keturunannya melalui proses meiosis. Berdasarkan susunan
kromosom kelaminnya, tipe penentuan jenis kelamin pada makhluk hidup
dibedakan menjadi empat tipe.
Determinasi Seks
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Tipe Haplo-Diplo
82. • Pautan merupakan salah
satu penyebab penyim-
pangan semu terhadap
hukum Mendel.
• Pautan gen terjadi akibat
gen-gen terletak pada lokus
yang berdekatan dalam
kromosom yang sama dan
saat proses pembentukan
gamet saling berkait atau
berikatan.
Pautan Gen
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
83. • Pindah silang merupakan pemisahan dan pertukaran bagian kromatid dari
sepasang kromosom homolog.
• Pindah silang mengakibatkan terbentuknya empat macam gamet yaitu dua macam
gamet yang sifatnya sama dengan induk (tipe parental) dan dua macam gamet
yang merupakan hasil pindah silang (tipe rekombinan).
• Besarnya nilai pindah silang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Pindah Silang
84. • Gagal berpisah mengakibatkan sel anak kelebihan atau
kekurangan kromosom (sel aneuploid).
• Gagal berpisah dapat terjadi pada kromosom kelamin
(gonosom) dan kromosom tubuh (autosom).
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Gagal Berpisah
85. • Pautan seks adalah peristiwa terdapatnya gen dalam kromosom kelamin.
• Pautan seks dapat terjadi pada Drosophila melanogaster, kucing, manusia, dan
ayam.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Pautan Seks (Rangkai Kelamin)
86. Gen letal adalah gen yang mengakibatkan kematian jika dalam keadaan homozigot.
a. Gen letal dominan
Gen letal dominan adalah gen dominan yang dapat mengakibatkan kematian
individu apabila memiliki gen homozigot dominan. Namun, apabila individu
memiliki gen heterozigot hanya akan mengalami kelainan.
Contoh peristiwa gen letal dominan yaitu persilangan antara dua
individu penderita brakidaktili.
b. Gen letal resesif
Gen letal resesif adalah gen resesif yang dapat mengakibatkan kematian
individu apabila memiliki gen homozigot resesif. Apabila individu dalam
keadaan heterozigot bersifat normal, tetapi pembawa gen letal.
Contoh peristiwa gen letal resesif yaitu persilangan antara dua
individu tanaman jagung berdaun hijau heterozigot.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Gen Letal
87. BAB
HEREDITAS PADA MANUSIA
Sifat-Sifat yang Diturunkan
pada Manusia
1. Sifat Fisik yang Diturunkan
2. Jenis Kelamin
3. Kelainan atau Penyakit
Menurun
4. Golongan Darah pada
Manusia
VII
Kembali ke daftar isi
88. Sifat Fisik yang Diturunkan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
90. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Kelainan atau Penyakit Menurun
Kelainan atau Penyakit yang Diturunkan Melalui Gonosom
a. Rangkai kelamin oleh gen resesif
Contoh: buta warna, hemofilia,
anodontia, hypertrichosis, webbed
toes, dan Hyserix gravior.
b. Rangkai kelamin gen
dominan
Contoh: gigi yang kurang
email biasanya berwarna
cokelat dan mudah rusak.
91. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Kelainan atau Penyakit Menurun
Kelainan atau Penyakit yang Diturunkan Melalui Autosom
Albino Polidaktili Katarak Anonychia
Fenilketonuria (FKU)
Dentinogenesis
imperfecta
Talasemia
Sicklemia
Botak
Brakidaktili
Kemampuan mengecap
Phenylthiocarbamida
(PTC)
92. • Golongan darah sistem ABO paling sering
digunakan dalam pesentuhan golongan darah
manusia.
Golongan darah
menurut sistem
ABO
• Zat anti-M dan anti-N tidak terkandung dalam
plasma darah orang sehingga tidak akan terjadi
penggumpalan darah pada proses transfusi.
Golongan darah
menurut sistem
MN
• Orang yang mempunyai tipe golongan darah Rh+
(bergenotipe RR atau Rr) mempunyai antigen-Rh.
Sementara itu, orang yang mempunyai tipe golongan
darah Rh– (bergenotipe rr) tidak mempunyai antigen-Rh
dalam eritrositnya.
Golongan darah
menurut sistem
Rh
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Golongan Darah
94. A. Macam Mutasi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. Macam Mutasi Berdasarkan Letak Sel yang Mengalami Mutasi
a. Mutasi Somatik
• Terjadi pada sel tubuh.
• Apabila terjadi pada sel yang
sedang aktif membelah akan
mengakibatkan keabnormalan
ketika lahir. Jika terjadi pada sel
dewasa mengakibatkan
keabnormalan yang kecil dan
dapat ditolerir.
• Tidak diwariskan kepada
generasi berikutnya.
• Contohnya adalah karsinoma.
b. Mutasi Genetik
• Terjadi pada sel gamet.
• Perubahan genetik yang besar
dapat mengakibatkan kematian
sel gamet.
• Apabila perubahan genetik
yang tidak begitu besar, sel
gamet dapat melakukan
pembuahan.
• Dapat diwariskan kepada
keturunannya.
• Contonya adalah mutasi
autosomal dan gonosomal.
95. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Macam Mutasi Berdasarkan Penyebabnya
a. Mutasi Alami (Spontan)
• Perubahan genetis yang terjadi
dengan sendirinya di alam.
• Penyebab mutasi ini adalah
radiasi sinar kosmis, radiasi
radioaktif alam, radiasi sinar
ultraviolet, radiasi ionisasi
interval dari bahan radioaktif.
• Hasil mutasi spontan biasanya
bersifat resesif, steril, dan letal.
b. Mutasi Induksi (Buatan)
• Perubahan genetis yang terjadi
oleh usaha manusia.
• Mutasi ini sengaja dilakukan
dengan menggunakan mutagen
fisika dan kimia.
• Mutagen kimia misalnya
kolkisin, asam nitrat, gan
metan, dan senyawa alkil.
• Mutagen fisika misalnya radiasi
sinar-X, radiasi sinar gamma,
radiasi sinar beta, radiasi
neutron, radiasi elektron.
96. Mutasi Gen
Mutasi gen adalah mutasi yang terjadi pada susunan basa nukleotida pada
molekul gen (DNA), bukan pada lokus atau bagian lain dari kromosom. Macam
mutasi gen meliputi delesi, insersi, dan substitusi basa nitrogen.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
3. Macam Mutasi Berdasarkan Tempat Terjadinya
97. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Mekanisme substitusi terjadi karena peristiwa mutasi diam, mutasi salah arti, dan mutasi tanpa arti.
Mutasi Gen
98. Mutasi kromosom atau aberasi adalah perubahan yang terjadi pada struktur dan jumlah kromosom.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Mutasi Kromosom
1. Mutasi karena Perubahan Struktur Kromosom
Delesi Duplikasi Inversi
Translokasi
Katenasi
99. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Mutasi Kromosom
2. Mutasi karena Perubahan Jumlah Kromosom
a. Perubahan Set Kromosom
(Aneuploidi)
b. Perubahan Pergandaan
(Aneusomi)
Macam perubahan jumlah kromosom yang dapat
mengakibatkan mutasi yaitu:
100. Dampak Mutasi yang
Merugikan
Dampak Mutasi yang
Menguntungkan
Bagian gambar
dengan hubungan
ID rId4 tidak
ditemukan dalam
file.
B. Dampak Mutasi dalam
Kehidupan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
101. 1. Dampak Mutasi yang Bersifat
Merugikan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
a. Kelainan pada Manusia Akibat Mutasi
Gen
b. Kelainan pada Manusia Akibat Mutasi
Kromosom
c. Kelainan pada Tumbuhan Akibat Mutasi
Sickel cell Ø Sindrom Turner
Ø Sindrom Klinefelter
Ø Sindrom Jacob
Ø SIndrom Down
Ø Sindrom Edwards
Ø Sindrom Metafemale
Ø Sindrom Patau
Buah tanpa biji
102. Dampak mutasi yang
menguntungkan
Mutasi alami
dan buatan
pada tanaman
Sansevieria
Penggunaan
kolkisin pada
semangka
tanpa biji
Penggunaan
radiasi sinar
gamma pada
sorgum
Penggunaan
sinar radioaktif
(radioterapi)
pada
pengobatan
kanker
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
2. Dampak Mutasi yang Bersifat
Menguntungkan
105. • Perubahan batuan, pulau, dan benua dapat memengaruhi kehidupan makhluk hidup
(Charles Lyell).
• Kecenderungan kenaikan jumlah penduduk lebih cepat daripada kenaikan produksi
pangan sehingga menimbulkan persaingan dalam kelangsungan hidup manusia
(Thomas Robert Malthus).
• Data sebaran flora dan fauna oleh Wallace.
• Darwin menemukan berbagai bentuk paruh burung finch dan kura-kura berukuran
besar dengan cangkang seperti kubah di Kepulauan Galapagos.
Perkembangan Teori Evolusi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Evolusi mulai dipelajari setelah adanya tulisan bangsa Yunani pada awal Masehi. Beberapa filsuf yang
memengaruhi timbulnya teori evolusi yaitu Thales (640 - 540 SM), Anaximander (611-547 SM), Empedocles
(490-430 SM), dan Aristoteles (384–323 SM). Aristoteles mengemukakan gagasan evolusinya berdasarkan
metafisika, bahwa alam berubah dari bentuk sederhana menjadi lebih kompleks dan sempurna.
Ilmuwan yang paling memengaruhi perkembangan teori evolusi adalah Charles Robert Darwin (1809–
1882) hingga dia dikenal sebagai Bapak Evolusi. Beberapa faktor yang memengaruhi teori evolusi
yang dikemukakan Darwin sebagai berikut.
106. Dalam bukunya yang berjudul On The Origin of Species by
Means of Natural Selection, Darwin menyatakan bahwa
seleksi alam merupakan faktor pendorong terjadinya
evolusi.
1. Hasil perkawinan makhluk hidup yang berlebihan
(over production) memungkinkan terjadinya variasi
baik warna, bentuk, maupun kemampuan
beradaptasi.
2. Adanya beberapa faktor pembatas di alam yang
memengaruhi populasi.
3. Tingkat kesuksesan perkembangbiakan menentukan
pertumbuhan populasi makhluk hidup.
4. Individu yang mampu beradaptasi akan mewariskan
sifat-sifat unggul pada generasi berikutnya.
Teori Evolusi Darwin
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
107. Beberapa hal pokok tentang teori evolusi Darwin dituangkan
dalam bukunya yang berjudul On The Origin of Species by Means
of Natural Selection.
1. Di muka bumi ini tidak ada individu yang benar-benar sama.
2. Setiap populasi berkecenderungan untuk bertambah banyak.
3. Suatu individu harus berjuang mempertahankan hidup agar
mampu berkembang biak.
4. Pertambahan populasi tidak berjalan terus-menerus.
Hal Pokok dalam Teori Evolusi Darwin
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
108. • Teori yang menentang teori evolusi Darwin adalah teori intellegent design.
• Teori intelligent design mengemukakan bahwa makhluk hidup berubah
dari masa ke masa karena memang sudah dirancang atau sudah didesain
sebelum kemunculannya.
• Kesimpulan teori intellegent design:
1. Merupakan pemikiran baru yang berlawanan dengan teori evolusi
Darwin.
2. Objek alam semesta termasuk makhluk hidup menunjukkan adanya
tanda-tanda perancangan, bukan dari hasil proses seleksi alam yang tak
terbimbing.
3. Teori ini menangkap tanda-tanda perancangan dengan analisis
kuantitatif.
Teori yang Menentang Teori Evolusi Darwin
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
109. Petunjuk adanya evolusi
• Adanya variasi makhluk hidup
yang berasal dari satu keturunan.
• Adanya fosil di berbagai lapisan
bumi.
• Homologi dan analogi alat-alat
tubuh pada makhluk hidup.
• Embriologi perbandingan.
• Petunjuk alat tubuh yang tersisa.
• Petunjuk-petunjuk secara
biokimia.
B. Petunjuk Adanya Evolusi dan Mekanisme Evolusi
Homologi tungkai depan Mammalia
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Embriologi Perbandingan
110. Mekanisme Evolusi
• Hukum Hardy-Weinberg
• Faktor-Faktor Pendorong Terjadinya Evolusi
• Terbentuknya Spesies Baru (Spesiasi)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Bagian gambar dengan hubungan ID rId7 tidak ditemukan dalam file.
111. § Syarat-syarat hukum Hardy-Weinberg sebagai berikut.
1. Ukuran populasi cukup besar.
2. Populasi tersebut terisolasi.
3. Tidak terjadi mutasi atau jika terjadi mutasi harus setimbang.
4. Perkawinan terjadi secara acak.
5. Tidak ada seleksi alam.
§ Hukum Hardy-Weinberg dirumuskan sebagai berikut.
Hukum Hardy-Weinberg
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
113. • Spesiasi adalah proses
pembentukan spesies baru yang
berbeda dari spesies sebelumnya
melalui proses
perkembangbiakan secara
natural.
• Spesiasi dapat terjadi jika
memenuhi beberapa persyaratan
yaitu terjadinya perubahan
lingkungan, adanya relung
(niche) yang kosong, dan adanya
keanekaragaman suatu
kelompok.
• Terbentuknya spesies baru atau
spesiasi terjadi melalui proses
isolasi geografi dan radiasi
adaptif.
Terbentuknya Spesies Baru (Spesiasi)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
114. BAB
BIOTEKNOLOGI
A. Pengertian dan Prinsip
Dasar Bioteknologi Serta
Jenis-Jenis Bioteknologi
B. Produk Bioteknologi dan
Dampaknya bagi
Kehidupan
X
Kembali ke daftar isi
115. A. Pengertian dan Prinsip Dasar Bioteknologi Serta
Jenis-Jenis Bioteknologi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Pengertian dan Prinsip Dasar Bioteknologi
Teknik yang Digunakan dalam Bioteknologi Modern
Jenis-jenis Bioteknologi
116. v Bioteknologi didefinisikan sebagai
teknologi yang memanfaatkan organisme
atau bagian-bagiannya untuk
mendapatkan barang dan jasa dalam skala
industri untuk memenuhi kebutuhan
manusia.
v Dalam perkembangan lebih lanjut,
bioteknologi didefinisikan sebagai
pemanfaatan prinsip-prinsip dan
kerekayasaan terhadap organisme, sistem,
atau proses biologis untuk menghasilkan
atau meningkatkan potensi organisme
maupun menghasilkan produk dan jasa
bagi kepentingan hidup manusia.
Pengertian dan Prinsip Dasar
Bioteknologi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
117. Jenis-Jenis Bioteknologi
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
• Kelebihan: biaya produksi murah, teknologi menggunakan peralatan
sederhana, dan pengaruh jangka panjang sudah diketahui.
• Kelemahan: Perbaikan genetik tidak terarah, memerlukan waktu
relatif lama, belum ada pengkajian prinsip-prinsip ilmiah, hasil tidak
dapat diperkirakan sebelumnya, tidak dapat mengatasi
ketidaksesuaian genetik, hanya diproduksi dalam skala kecil, dan
prosesnya relatif belum steril.
Bioteknologi
konvensional
• Kelebihan: Hasil dapat diperhitungkan, dapat mengatasi kendala
ketidaksesuaian genetik, perbaikan sifat genetik dapat dilakukan
secara terarah, dan dapat menghasilkan organisme yang sifat
barunya tidak ada pada sifat alaminya.
• Kelemahan: Biaya produksi relatif lebih mahal, memerlukan
teknologi canggih, dan pengaruh jangka panjang belum diketahui.
Bioteknologi
modern
118. Teknik yang Digunakan
dalam Bioteknologi Modern
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
1. DNA Rekombinan
2. Fusi Protoplasma
3. Kultur Jaringan
4. Kloning
5. Teknik Bayi Tabung
119. DNA Rekombinan
• Proses DNA rekombinan
meliputi:
1. Isolasi DNA
2. Transplantasi gen atau
DNA
3. Memasukkan DNA
rekombinan ke dalam sel
hidup
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
120. Fusi protoplasma
• Fusi protoplasma disebut juga teknologi hibridoma adalah teknik penggabungan
dua sel yang berasal dari jaringan berbeda sehingga menghasilkan sel hibrid
yang memiliki sifat kedua sel tersebut.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
121. Kultur Jaringan
• Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif
buatan yang didasarkan pada sifat totipotensi tumbuhan.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
122. Kloning
• Kloning atau transplantasi atau pencangkokan nukleus digunakan
untuk menghasilkan individu yang secara genetik identik dengan
induknya.
• Hewan hasil kloning misalnya domba Dolly.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
123. Teknik Bayi Tabung
• Teknik bayi tabung bertujuan untuk membantu pasangan suami
istri yang sulit memperoleh keturunan.
• Pembuahan yang dilakukan pada teknik bayi tabung berada di
luar tubuh induk betina (fertilisasi in vitro).
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
124. q Dampak di Bidang Lingkungan
q Dampak di Bidang Sosial Ekonomi
q Dampak terhadap Kesehatan
q Dampak Etika Moral
q Bidang Pangan
q Bidang Pertanian dan Peternakan
q Bidang Kedokteran
q Bidang Lingkungan
B. Produk Bioteknologi dan
Dampaknya bagi Kehidupan
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Penerapan Bioteknologi
Dampak Penerapan
Bioteknologi bagi Kehidupan
126. Bidang Pertanian dan Peternakan
Bidang Pertanian
• Padi transgenik
• Bunga Antilayu
• Buah Tomat Tahan Busuk
• Tanaman Kapas Antiserangga
Bidang Peternakan
• Sapi Perah dengan Hormon Manusia
• Bovin Somatotropin (BST)
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
129. Dampak di Bidang Lingkungan
Dampak
Positif
Mengurangi
pencemaran
lingkungan akibat
pemakaian pestisida.
Mengurangi
pencemaran limbah
dengan penggunaan
Thiobacillus
ferrooxidans.
Dampak
Negatif
Menimbulkan
kerusakan pada
ekosistem.
Hilangnya plasma
nutfah.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Dampak Penerapan Bioteknologi bagi Kehidupan
130. Dampak di Bidang Sosial Ekonomi
Dampak
Positif
Terjadi persaingan
untuk mencari
tanaman atau hewan
varietas baru.
Dampak
Negatif
Terjadi
kesenjangan sosial
dan ekonomi pada
masyarakat.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
131. Dampak terhadap Kesehatan
Dampak
Positif
Adanya penemuan
produk-produk obat
maupun hormon hasil
rekayasa genetika.
Dampak
Negatif
Mengakibatkan
timbulnya alergi.
Mengakibatkan
seseorang menjadi
resistan terhadap
beberapa jenis
antibiotik tertentu.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
132. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Dampak Etika Moral
Penerapan teknologi kloning yang dikhawatirkan akan
diterapkan pada manusia dianggap merendahkan martabat
manusia. Kloning pada manusia sangat ditentang karena tidak
sesuai dengan etika moral dan melanggar aturan agama.