1. PELESTARIAN KOTA 2
Planning for Urban Heritage Places :
Reconciling Conservation, Tourism, and Sustainable Development
2. Latar Belakang
Budaya Lokal kehilangan identitasnya akibat munculnya industry yang semakin mendominasi.
Keberadaan aktivitas ekonomi seperti industry menjadikan tempat bersejarah mengalami
redefinisi dan reinterpretasi budaya.
3. “.. jalan masa depan untuk keberlanjutan
terletak didepan, bukan dibelakang ..”
Campbel, 1996
4. Sebelum melakukan pelestarian bangunan diperlukan data
mengenai kondisi masa lalu sebagai titik acuan untuk mengetahui
langkah yang akan diambil dalam kegiatan pelestarian.
5. Terdapat dua pendekatan yang saling terkait
yang harus direalisasikan untuk merencanakan
agenda tempat warisan sebagai bagian yang
terintegrasi dari pandangan holistik
pengembangan masyarakat.
(Campbell 1996; Jepson 2001)
Menyatukan kembali bentuk perkotaan,
yaitu bangunan dan ruang-ruang
perkotaan, dengan kegiatan dan
penggunaan lahan disekitarnya.
Mengintegrasikan perencanaan
penggunaan lahan dengan cita-cita sosial
1
2
6. Masalah yang harus diselesaikan di tempat-tempat
bersejarah yaitu menyeimbangkan aktivitas wisata
dengan kebutuhan dan aspirasi lokal
Contohnya
• Transformasi penggunaan lahan dan bangunan
• Penggunaan ruang publik dan swasta
• Mengubah pola kepemilikan
• Eksternalisasi dari ekonomi lokal.
7. Proses pembaruan dan pembangunan kembali memiliki
dua tujuan, yaitu:
• Melindungi modal penting aset budaya bagi generasi
mendatang
• Mempertahankan lokus jenius dan sense of place yang
memberikan kekhususan pada daerah bersejarah
tersebut.
8. Menghasilkan pembangunan ekonomi, menciptakan lapangan kerja dan
mendatangkan pendapatan asing sangat dibutuhkan.
Menciptakan lebih banyak permintaan untuk melestarikan bangunan
Membuat bangunan tak terpakai menjadi berfungsi kembali
Meningkatkan penghargaan terhadap lingkungan bersejarah, memberikan
kontribusi untuk pemahaman lokal dan lintas-budaya yang lebih besar.
Peran Pariwisata
dalam mendukung pembangunan
berkelanjutan dan konservasi
9. Pariwisata juga menciptakan konflik antara pengunjung dan tuan rumah yang perlu diselesaikan
dalam pendidikan, tata ruang, dan alam partisipatif. Wisatawan harus dibuat sadar akan
kebiasaan budaya masyarakat setempat tersedia melalui informasi yang memadai dan orientasi
tempat warisan dan orang-orangnya.
10. Mengatasi kebutuhan dan aspirasi masyarakat
sekaligus meningkatkan kesadaran akan nilai
sumber daya budaya juga harus menjadi
tujuan penting dalam pariwisata dan aktivitas
observasi
11. Conclusion
Pariwisata dapat memiliki atribut positif bagi konservasi dan pembangunan di tempat-tempat
warisan. Untuk perencana, tujuan utama adalah untuk menciptakan strategi untuk meminimalkan
dampak negatif dan memaksimalkan keuntungan dari pariwisata. Ini harus mencakup
pengelolaan sumber daya budaya dan kualitas pembangunan baru, penggunaan dan kegiatan
lingkungan binaan menopang, dan integrasi dari kedua faktor tersebut dengan kebutuhan sosial
budaya masyarakat setempat.