SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 22
POLICY IMPLICATION
Fadhillah Azhar | Januarta Dwi | Rebecca Theodora
Lucky Mutiara | Safira Chairunisa | Mohammad Taufiq
1
INTRODUCTION.
Ketidaksetaraan ruang telah lama
menjadi masalah di Kabupaten Blitar,
yang dihuni oleh sekitar 1.270.000
orang pada tahun 2009.
Blitar Utara > Blitar Selatan.
Diparitas dalam hal:
Ketimpangan spasial dapat didefinisikan sebagai
kesenjangan antara unit-unit spasial dari daerah
yang dapat dirasakan oleh orang-orang.”
(untuk diskusi lebih lanjut tentang definisi, lihat Kanbur
dan Venables 2005; Kim 2008; Li Wei dan 2010; Slater
1975; Zeng dan Zhao 2010; Combes dkk. 2011).
“
Prinsip Equity
dalam Pembangunan Wilayah
• Hamlin dan Lyons (1996:20) menekankan equity dan
equality adalah jika terjadi gap antar pendapatan bersama
semakin melebar atau jika seseorang merasa tidak adil
maka kepercayaan akan memudar dan mengakibatkan
ketidakstabilan.
• Ketidaksamarataan bukanlah masalah jika didalam
prosesnya tidak terjadi ketidakadilan.
• Kesamarataan tidak bisa diaplikasikan kedalam setiap hal,
bergantung kepada situasi yang ada, jenis barang apa dan
pelayanan apa yang bisa didistribusikan secara rata.
• Dalam pengembangan wilayah, wilayah yang memeiliki
sumberdaya besar akan mempunyai masalah yang
mendalam dalam mendefinisikan ketidaksamarataan.
Prinsip Equity
dalam Pembangunan Wilayah
• Sugiri (2009) menyatakan bahwa equity adalah adil dalam
proses pembangunan dan justice yaitu dalam
mendistribusikan hasil.
• Perlu mempertimbangkan keberagaman manusia, tingkat
fokus terhadap perannya (Sen, 1992).
• Fairness sesuai jika semua pelaku pembangunan saling
berbagi kesempatan yang sama dalam memenuhi peran
mereka masing-masing.
• Hanya beberapa jenis kepentingan yang harus
disdistribusikan secara rata, terutama mengenai kebutuhan
pokok manusia.
Mengapa Aturan
Inverted U-Shape
Tidak Terlaksana
Pada teori ini pembangunan dengan
investasi besar tidak dapat didstribusikan
secara merata ke seluruh wilayah dan
tentunya membutuhkan dana yang besar
serta hanya pada lokasi tertentu.
CASE
IN INDONESIA
Praktek-praktek pembangunan daerah di Indonesia selalu
mendukung investor besar sementara stakeholder kecil telah
diabaikan.
(Mubyarto 1998; Kuncoro 2005 )
• Dualisme terjadi dalam ketimpangan penyediaan
Infrastruktur dan fasilitas umum.
• Kegagalan pemerataan pembangunan. Terjadi ekonomi
ganda, yaitu yang produktif diduduki oleh sebagian kecil dari
populasi dan yang kurang produktif terlibat oleh mayoritas.
• Membutuhkan pekerja terampil karena kemajuan teknologi
sehingga prioritas pada masyarakat berpendidikan tinggi.
• Menurut Kuncoro (2005) : Melalui upaya intervensi
pemerintah yang tepat dan mengusulkan langkah-
langkah yang tepat untuk para pemangku kepentingan
lain dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
ketimpangan spasial dan bagaimana peranan mereka.
KASUS DI INDONESIA:
Upaya Mengurangi Ketimpangan
• Faktor yang mempengaruhi ketimpangan spasial dan
bagaimana mekanisme kerja dapat diidentifikasi melalui
investigasi pada dua kegagalan ekuitas. Dikatakan bahwa
kegagalan ekuitas adalah inti dari mekanisme
pembangunan yang membuat Peraturan Inverted U-Shape
tidak bekerja.
PREPOSISI
Persiapan terdiri dari tinjauan pustaka dan
desain penelitian.1
METODOLOGI
Setelah memiliki desain penelitian, konfirmasi
proposisi dimulai dengan observasi dan
pengumpulan data dari lapangan.
Menyusun, sistematisasi, dan
menganalisis data dan informasi.
Menyimpulkan dan memberikan
rekomendasi yang relevan berdasarkan
temuan.
2
4
3
SAMPLING
The Worse-Off
• Orang-orang worse-off adalah mereka yang tidak
mendapatkan keadilan dalam proses pembangunan
dan distribusi manfaat.
• Sulit untuk mengindentifikasi populasi worse-off
dengan keterbatasan sumber daya.
• Kuesioner untuk orang-orang worse-off dibagikan
secara acak kepada rumah tangga miskin.
• Digunakan rumus Solvin untuk mencari ukuran sampel
dan didapatkan nilai 99,77, dibulatkan menjadi 100
rumah tangga miskin di Blitar.
• Berdasarkan data sekunder, ketimpangan spasial di
Blitar hanya terlihat dari 2 aspek, yaitu :
1. Distribusi jumlah penduduk (Kepadatan
Penduduk)
2. Tingkat aksesibilitas
• Sementara itu, ketimpangan juga dapat dilihat dari
aspek ekonomi dan jangkauan pelayanan sarana dan
prasarana umum.
SPATIAL
INEQUALITY
in the Blitar Region:
An Initial Discussion
POVERTY LEVELS
Kabupaten Blitar
Kegagalan Keadilan
dalam Distribusi Manfaat
Untuk memahami persepsi masyarakat tentang isu – isu keadilan dilakukan
dengan random sampling sebanyak 100 sampel dari rumah tangga miskin di
Kabupaten Blitar dengan tingkat ketelitian 90 % menghasilkan bahwa
kegagalan keadilan berkaitan dengan isu ketenagakerjaan sangat tinggi dan
layanan infrastruktur di tingkat sedang baik di Utara dan Selatan.
ASPEK PENENTU
Persepsi Isu Kesetaraan
Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja di Blitar Utara lebih besar
daripada di Blitar Selatan akibat pertumbuhan
ekonomi yang jauh lebih baik. Hal ini dianggap
tidak adil oleh sebagian masyarakat di Blitar
Selatan karena bisa saja merampas
kesempatan mereka.
Perpajakan
Kewajiban membayar pajak dianggap
benar dan penting, namun masyarakat
mengganggap terjadi kemungkinan
mengenai penyalahgunaan pajak untuk
tujuan pengembangan dan distribusi
1
2
Jaminan Sosial
Tidak ada tunjangan sosial untuk masyarakat
tidak mampu di Blitar (worse-off people).
Upah Minimum
Keputusan mengenai standar upah minimum
dianggap adil oleh sebagian penduduk di Blitar.
Layanan Pendidikan
Layanan pendidikan belum mampu
dijangkau oleh masyarakat miskin baik di
Utara maupun Selatan Blitar.
3
4
5
Infrastruktur Dasar
Ketidakpuasaan dan Keadilan dirasakan
keduanya, pada Blitar Utara terjadi
ketidakmerataan listrik sedangkan Selatan
ketidakmerataan air bersih.
Pelayanan Kesehatan
Terdapat ketimpangan dimana pelayanan
kesehatan beraglomerasi di Kota Blitar.
Perumahan
Paradigma pemerintah baru-baru sebagai
fasilitator, bukan sebagai penyedia.
6
7
8
Conclusion
Disarankan pemerintah Kabupaten Blitar dan Kota Blitar, dan Pemerintah
Provinsi Jawa Timur untuk merumuskan kebijakan setaip daerah Blitar bagian
Utara dan Sealatan, yang mempertimbangkan beberapa aspek yaitu:
1. Jaminan Sosial
2. Job Kesempatan
3. Upah Minimum
4. layanan Pendidikan
5. Perpajakan
6. Infrastruktur Dasar
7. Pelayanan Kesehatan
8. Perumahan MBR
No Aspek Pertimbangan Penting
1 Jaminan
Sosial
- Ini adalah prioritas utama untuk bagian Utara & Selatan
- Memprioritaskan keterjangkauan pendidikan dan pelayanan kesehatan
- Mengintegrasikan CSR ke dalam aspek
- Pemberantasan korupsi
2 Kesempatan
Kerja
- Kedua prioritas baik bagi bagian Utara dan Selatan
- Pelatihan keterampilan bagi tenaga kerja terkait kegiatan ekonomi
- Kebijakan untuk mendorong harapan rakyat
- Pemberantasan korupsi
3 Layanan
Pendidikan
- Prioritas ketiga untuk Selatan & keempat untuk Utara
- Keterjangkauan terhdap pelayanan pendidikan menurun signifikan
- Prograam yang inovatif untuk memberikan bantuan pada daerah lebih buruk
- Mengintegrasikan dengan skema jaminan sosial
- Pemberantasan korupsi adalah suatu keharusan
4 Upah
Minimum
- Prioritas ketiga untuk Utara (Kota Blitar), sementara prioritas keempat untuk Selatan(Kabupaten Blitar)
- Pemerintah provinsi dn daerah harus turun tangan
- Meningkatkan upah minimum
- Penegakan hukum yang lebih efektif
5 Perpajakan - Kesadaran masyarakat tentanf fungsi pajak
- Ketersediaan masyarakat dikenakan pajak
- Tarif pajak yang ada terlalu tinggi
- Meminimalkan kasus pajak ganda
- Pembrantasan pajak sangat penting
6 Infrastruktu
r Dasar
- Layanan infrastruktur di daerah terpencil
- Listrik diprioritaskan di Utara, air bersih di Selatan
- Pembangunan infrastruktur inovatif yang bekerjasama dengan swasta
- Pentingnya pemberantasan korupsi
7 Layanan
Kesehatan
- Bisnis mungkin berlaku di aspek ini dikarenakan situasi dan tren cukup baik
- Daerah terpencil dikedua bagian banyak diperhatian, karena ada kecenderungan aglomerasi di Kota Blitar
8 Hunian - Bisnis mungkin berlaku di aspek ini sebagai kegagalan ekuitas rendah, bahkan yang terendah di antara aspek-aspek lain
dan tren yang adil.
Pertimbangan
dalam Reformulasi
Kebijakan Daerah Blitar
TERIMA KASIH

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Sepuluh prinsip good governance
Sepuluh prinsip good governanceSepuluh prinsip good governance
Sepuluh prinsip good governance
Mochamad Syahidu
 
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Operator Warnet Vast Raha
 

Was ist angesagt? (14)

Potensi smart village di lampung
Potensi smart village di lampungPotensi smart village di lampung
Potensi smart village di lampung
 
Inovasi dan Kepemimpinan untuk Menjawab Tantangan Pemerintahan di Era Disrupsi
Inovasi dan Kepemimpinan untuk Menjawab Tantangan Pemerintahan di Era DisrupsiInovasi dan Kepemimpinan untuk Menjawab Tantangan Pemerintahan di Era Disrupsi
Inovasi dan Kepemimpinan untuk Menjawab Tantangan Pemerintahan di Era Disrupsi
 
E-PARTICIPATION
 E-PARTICIPATION E-PARTICIPATION
E-PARTICIPATION
 
Peran JFAK Dalam Kerangka Kebijakan Restrukturisasi Birokrasi
Peran JFAK Dalam Kerangka Kebijakan Restrukturisasi BirokrasiPeran JFAK Dalam Kerangka Kebijakan Restrukturisasi Birokrasi
Peran JFAK Dalam Kerangka Kebijakan Restrukturisasi Birokrasi
 
Peningkatan Kapasitas dan Fungsi Legislasi Anggota DPRD
Peningkatan Kapasitas dan Fungsi Legislasi Anggota DPRDPeningkatan Kapasitas dan Fungsi Legislasi Anggota DPRD
Peningkatan Kapasitas dan Fungsi Legislasi Anggota DPRD
 
Peningkatan Kapasitas dan Fungsi Legislasi Anggota DPRD
Peningkatan Kapasitas dan Fungsi Legislasi Anggota DPRDPeningkatan Kapasitas dan Fungsi Legislasi Anggota DPRD
Peningkatan Kapasitas dan Fungsi Legislasi Anggota DPRD
 
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi BirokrasiPeran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Sepuluh prinsip good governance
Sepuluh prinsip good governanceSepuluh prinsip good governance
Sepuluh prinsip good governance
 
E-Government Session I
E-Government Session IE-Government Session I
E-Government Session I
 
SOSIOLOGI KELAS 12 - MODERNISASI
SOSIOLOGI KELAS 12 - MODERNISASISOSIOLOGI KELAS 12 - MODERNISASI
SOSIOLOGI KELAS 12 - MODERNISASI
 
Muhammad ainul yakin ppt tip
Muhammad ainul yakin ppt tipMuhammad ainul yakin ppt tip
Muhammad ainul yakin ppt tip
 
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
Prinsip prinsip-good-governance-dalam-tata-kelola-kepemerintahan-desa-studi-d...
 
Proyeksi Pelayanan Publik di Era Teknologi 4.0
Proyeksi Pelayanan Publik di Era Teknologi 4.0Proyeksi Pelayanan Publik di Era Teknologi 4.0
Proyeksi Pelayanan Publik di Era Teknologi 4.0
 

Ähnlich wie Presentasi Junal : Equity-based Regional Development Addressing Spatial Inequality in Blitar Region

Pengaruh perekonomian indonesia terhadap pengangguran
Pengaruh perekonomian indonesia terhadap pengangguranPengaruh perekonomian indonesia terhadap pengangguran
Pengaruh perekonomian indonesia terhadap pengangguran
Bernadeta Menur
 
Ombudsman RI powerpoint presentation.pptx
Ombudsman RI powerpoint presentation.pptxOmbudsman RI powerpoint presentation.pptx
Ombudsman RI powerpoint presentation.pptx
makbulku
 
Ombudsman RI powerpoint presentation.pptx
Ombudsman RI powerpoint presentation.pptxOmbudsman RI powerpoint presentation.pptx
Ombudsman RI powerpoint presentation.pptx
makbulku
 
8. mengatasi masalah ekonomi mikro dan makro x iis1 stc1
8. mengatasi masalah ekonomi mikro dan makro x iis1 stc18. mengatasi masalah ekonomi mikro dan makro x iis1 stc1
8. mengatasi masalah ekonomi mikro dan makro x iis1 stc1
Antonius Suranto
 

Ähnlich wie Presentasi Junal : Equity-based Regional Development Addressing Spatial Inequality in Blitar Region (20)

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI)
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI)Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI)
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI)
 
Pelayanan publik
Pelayanan publikPelayanan publik
Pelayanan publik
 
Pembangunan Aparatur yang Partisipatif menuju Good Governance Tinjauan Pening...
Pembangunan Aparatur yang Partisipatif menuju Good Governance Tinjauan Pening...Pembangunan Aparatur yang Partisipatif menuju Good Governance Tinjauan Pening...
Pembangunan Aparatur yang Partisipatif menuju Good Governance Tinjauan Pening...
 
Pengaruh perekonomian indonesia terhadap pengangguran
Pengaruh perekonomian indonesia terhadap pengangguranPengaruh perekonomian indonesia terhadap pengangguran
Pengaruh perekonomian indonesia terhadap pengangguran
 
Ombudsman RI powerpoint presentation.pptx
Ombudsman RI powerpoint presentation.pptxOmbudsman RI powerpoint presentation.pptx
Ombudsman RI powerpoint presentation.pptx
 
Ombudsman RI powerpoint presentation.pptx
Ombudsman RI powerpoint presentation.pptxOmbudsman RI powerpoint presentation.pptx
Ombudsman RI powerpoint presentation.pptx
 
Masalah Otonomi Daerah
Masalah Otonomi DaerahMasalah Otonomi Daerah
Masalah Otonomi Daerah
 
Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesia
Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesiaDampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesia
Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesia
 
Hak warga_pelayanan publik.pdf
Hak warga_pelayanan publik.pdfHak warga_pelayanan publik.pdf
Hak warga_pelayanan publik.pdf
 
Kerangka pengelolaan aset publik
Kerangka pengelolaan aset publikKerangka pengelolaan aset publik
Kerangka pengelolaan aset publik
 
Tugas Teori Pembangunan pdf_20220422_220247_0000.pdf
Tugas Teori Pembangunan pdf_20220422_220247_0000.pdfTugas Teori Pembangunan pdf_20220422_220247_0000.pdf
Tugas Teori Pembangunan pdf_20220422_220247_0000.pdf
 
Expose Pemekaran Wilayah
Expose Pemekaran WilayahExpose Pemekaran Wilayah
Expose Pemekaran Wilayah
 
Perdamaian_nir-kekerasan.pptx
Perdamaian_nir-kekerasan.pptxPerdamaian_nir-kekerasan.pptx
Perdamaian_nir-kekerasan.pptx
 
Pengelolaan pengaduan pelayanan publik.pptx.ppt
Pengelolaan pengaduan pelayanan publik.pptx.pptPengelolaan pengaduan pelayanan publik.pptx.ppt
Pengelolaan pengaduan pelayanan publik.pptx.ppt
 
8. mengatasi masalah ekonomi mikro dan makro x iis1 stc1
8. mengatasi masalah ekonomi mikro dan makro x iis1 stc18. mengatasi masalah ekonomi mikro dan makro x iis1 stc1
8. mengatasi masalah ekonomi mikro dan makro x iis1 stc1
 
Pengembangan Investasi Daerah.pptx
Pengembangan Investasi Daerah.pptxPengembangan Investasi Daerah.pptx
Pengembangan Investasi Daerah.pptx
 
Kemiskinan
KemiskinanKemiskinan
Kemiskinan
 
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatanPresentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
Presentation6.pptx kemiskinan dan kesenjangaan pendapatan
 
Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan Pemda
Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan PemdaSinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan Pemda
Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan Pemda
 
Peran TIK Dalam Penyusunan Evidence-based Policy di Era VUCA
Peran TIK Dalam Penyusunan Evidence-based Policy di Era VUCAPeran TIK Dalam Penyusunan Evidence-based Policy di Era VUCA
Peran TIK Dalam Penyusunan Evidence-based Policy di Era VUCA
 

Mehr von Taufiq Nashrullah (6)

Presentasi Hasil Kuliah Kerja Lapangan
Presentasi Hasil Kuliah Kerja LapanganPresentasi Hasil Kuliah Kerja Lapangan
Presentasi Hasil Kuliah Kerja Lapangan
 
Presentasi Konsep Perancangan Kawasan di Mangkang Wetan
Presentasi Konsep Perancangan Kawasan di Mangkang WetanPresentasi Konsep Perancangan Kawasan di Mangkang Wetan
Presentasi Konsep Perancangan Kawasan di Mangkang Wetan
 
Presentasi Pelestarian Kota
Presentasi Pelestarian KotaPresentasi Pelestarian Kota
Presentasi Pelestarian Kota
 
Presentasi Kuliah Kerja Nyata
Presentasi Kuliah Kerja NyataPresentasi Kuliah Kerja Nyata
Presentasi Kuliah Kerja Nyata
 
Presentasi Perencanaan Wilayah Kabupaten Temanggung Berbasis Spatial Justice
Presentasi Perencanaan Wilayah Kabupaten Temanggung Berbasis Spatial JusticePresentasi Perencanaan Wilayah Kabupaten Temanggung Berbasis Spatial Justice
Presentasi Perencanaan Wilayah Kabupaten Temanggung Berbasis Spatial Justice
 
Presentasi Tugas Tropical Buildings
Presentasi Tugas Tropical BuildingsPresentasi Tugas Tropical Buildings
Presentasi Tugas Tropical Buildings
 

Presentasi Junal : Equity-based Regional Development Addressing Spatial Inequality in Blitar Region

  • 1.
  • 2. POLICY IMPLICATION Fadhillah Azhar | Januarta Dwi | Rebecca Theodora Lucky Mutiara | Safira Chairunisa | Mohammad Taufiq 1
  • 3. INTRODUCTION. Ketidaksetaraan ruang telah lama menjadi masalah di Kabupaten Blitar, yang dihuni oleh sekitar 1.270.000 orang pada tahun 2009. Blitar Utara > Blitar Selatan. Diparitas dalam hal:
  • 4.
  • 5. Ketimpangan spasial dapat didefinisikan sebagai kesenjangan antara unit-unit spasial dari daerah yang dapat dirasakan oleh orang-orang.” (untuk diskusi lebih lanjut tentang definisi, lihat Kanbur dan Venables 2005; Kim 2008; Li Wei dan 2010; Slater 1975; Zeng dan Zhao 2010; Combes dkk. 2011). “
  • 6. Prinsip Equity dalam Pembangunan Wilayah • Hamlin dan Lyons (1996:20) menekankan equity dan equality adalah jika terjadi gap antar pendapatan bersama semakin melebar atau jika seseorang merasa tidak adil maka kepercayaan akan memudar dan mengakibatkan ketidakstabilan. • Ketidaksamarataan bukanlah masalah jika didalam prosesnya tidak terjadi ketidakadilan. • Kesamarataan tidak bisa diaplikasikan kedalam setiap hal, bergantung kepada situasi yang ada, jenis barang apa dan pelayanan apa yang bisa didistribusikan secara rata. • Dalam pengembangan wilayah, wilayah yang memeiliki sumberdaya besar akan mempunyai masalah yang mendalam dalam mendefinisikan ketidaksamarataan.
  • 7. Prinsip Equity dalam Pembangunan Wilayah • Sugiri (2009) menyatakan bahwa equity adalah adil dalam proses pembangunan dan justice yaitu dalam mendistribusikan hasil. • Perlu mempertimbangkan keberagaman manusia, tingkat fokus terhadap perannya (Sen, 1992). • Fairness sesuai jika semua pelaku pembangunan saling berbagi kesempatan yang sama dalam memenuhi peran mereka masing-masing. • Hanya beberapa jenis kepentingan yang harus disdistribusikan secara rata, terutama mengenai kebutuhan pokok manusia.
  • 8. Mengapa Aturan Inverted U-Shape Tidak Terlaksana Pada teori ini pembangunan dengan investasi besar tidak dapat didstribusikan secara merata ke seluruh wilayah dan tentunya membutuhkan dana yang besar serta hanya pada lokasi tertentu.
  • 9. CASE IN INDONESIA Praktek-praktek pembangunan daerah di Indonesia selalu mendukung investor besar sementara stakeholder kecil telah diabaikan. (Mubyarto 1998; Kuncoro 2005 ) • Dualisme terjadi dalam ketimpangan penyediaan Infrastruktur dan fasilitas umum. • Kegagalan pemerataan pembangunan. Terjadi ekonomi ganda, yaitu yang produktif diduduki oleh sebagian kecil dari populasi dan yang kurang produktif terlibat oleh mayoritas. • Membutuhkan pekerja terampil karena kemajuan teknologi sehingga prioritas pada masyarakat berpendidikan tinggi.
  • 10. • Menurut Kuncoro (2005) : Melalui upaya intervensi pemerintah yang tepat dan mengusulkan langkah- langkah yang tepat untuk para pemangku kepentingan lain dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi ketimpangan spasial dan bagaimana peranan mereka. KASUS DI INDONESIA: Upaya Mengurangi Ketimpangan • Faktor yang mempengaruhi ketimpangan spasial dan bagaimana mekanisme kerja dapat diidentifikasi melalui investigasi pada dua kegagalan ekuitas. Dikatakan bahwa kegagalan ekuitas adalah inti dari mekanisme pembangunan yang membuat Peraturan Inverted U-Shape tidak bekerja. PREPOSISI
  • 11. Persiapan terdiri dari tinjauan pustaka dan desain penelitian.1 METODOLOGI Setelah memiliki desain penelitian, konfirmasi proposisi dimulai dengan observasi dan pengumpulan data dari lapangan. Menyusun, sistematisasi, dan menganalisis data dan informasi. Menyimpulkan dan memberikan rekomendasi yang relevan berdasarkan temuan. 2 4 3
  • 12. SAMPLING The Worse-Off • Orang-orang worse-off adalah mereka yang tidak mendapatkan keadilan dalam proses pembangunan dan distribusi manfaat. • Sulit untuk mengindentifikasi populasi worse-off dengan keterbatasan sumber daya. • Kuesioner untuk orang-orang worse-off dibagikan secara acak kepada rumah tangga miskin. • Digunakan rumus Solvin untuk mencari ukuran sampel dan didapatkan nilai 99,77, dibulatkan menjadi 100 rumah tangga miskin di Blitar.
  • 13. • Berdasarkan data sekunder, ketimpangan spasial di Blitar hanya terlihat dari 2 aspek, yaitu : 1. Distribusi jumlah penduduk (Kepadatan Penduduk) 2. Tingkat aksesibilitas • Sementara itu, ketimpangan juga dapat dilihat dari aspek ekonomi dan jangkauan pelayanan sarana dan prasarana umum. SPATIAL INEQUALITY in the Blitar Region: An Initial Discussion
  • 15. Kegagalan Keadilan dalam Distribusi Manfaat Untuk memahami persepsi masyarakat tentang isu – isu keadilan dilakukan dengan random sampling sebanyak 100 sampel dari rumah tangga miskin di Kabupaten Blitar dengan tingkat ketelitian 90 % menghasilkan bahwa kegagalan keadilan berkaitan dengan isu ketenagakerjaan sangat tinggi dan layanan infrastruktur di tingkat sedang baik di Utara dan Selatan.
  • 17. Kesempatan Kerja Kesempatan kerja di Blitar Utara lebih besar daripada di Blitar Selatan akibat pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih baik. Hal ini dianggap tidak adil oleh sebagian masyarakat di Blitar Selatan karena bisa saja merampas kesempatan mereka. Perpajakan Kewajiban membayar pajak dianggap benar dan penting, namun masyarakat mengganggap terjadi kemungkinan mengenai penyalahgunaan pajak untuk tujuan pengembangan dan distribusi 1 2
  • 18. Jaminan Sosial Tidak ada tunjangan sosial untuk masyarakat tidak mampu di Blitar (worse-off people). Upah Minimum Keputusan mengenai standar upah minimum dianggap adil oleh sebagian penduduk di Blitar. Layanan Pendidikan Layanan pendidikan belum mampu dijangkau oleh masyarakat miskin baik di Utara maupun Selatan Blitar. 3 4 5
  • 19. Infrastruktur Dasar Ketidakpuasaan dan Keadilan dirasakan keduanya, pada Blitar Utara terjadi ketidakmerataan listrik sedangkan Selatan ketidakmerataan air bersih. Pelayanan Kesehatan Terdapat ketimpangan dimana pelayanan kesehatan beraglomerasi di Kota Blitar. Perumahan Paradigma pemerintah baru-baru sebagai fasilitator, bukan sebagai penyedia. 6 7 8
  • 20. Conclusion Disarankan pemerintah Kabupaten Blitar dan Kota Blitar, dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk merumuskan kebijakan setaip daerah Blitar bagian Utara dan Sealatan, yang mempertimbangkan beberapa aspek yaitu: 1. Jaminan Sosial 2. Job Kesempatan 3. Upah Minimum 4. layanan Pendidikan 5. Perpajakan 6. Infrastruktur Dasar 7. Pelayanan Kesehatan 8. Perumahan MBR
  • 21. No Aspek Pertimbangan Penting 1 Jaminan Sosial - Ini adalah prioritas utama untuk bagian Utara & Selatan - Memprioritaskan keterjangkauan pendidikan dan pelayanan kesehatan - Mengintegrasikan CSR ke dalam aspek - Pemberantasan korupsi 2 Kesempatan Kerja - Kedua prioritas baik bagi bagian Utara dan Selatan - Pelatihan keterampilan bagi tenaga kerja terkait kegiatan ekonomi - Kebijakan untuk mendorong harapan rakyat - Pemberantasan korupsi 3 Layanan Pendidikan - Prioritas ketiga untuk Selatan & keempat untuk Utara - Keterjangkauan terhdap pelayanan pendidikan menurun signifikan - Prograam yang inovatif untuk memberikan bantuan pada daerah lebih buruk - Mengintegrasikan dengan skema jaminan sosial - Pemberantasan korupsi adalah suatu keharusan 4 Upah Minimum - Prioritas ketiga untuk Utara (Kota Blitar), sementara prioritas keempat untuk Selatan(Kabupaten Blitar) - Pemerintah provinsi dn daerah harus turun tangan - Meningkatkan upah minimum - Penegakan hukum yang lebih efektif 5 Perpajakan - Kesadaran masyarakat tentanf fungsi pajak - Ketersediaan masyarakat dikenakan pajak - Tarif pajak yang ada terlalu tinggi - Meminimalkan kasus pajak ganda - Pembrantasan pajak sangat penting 6 Infrastruktu r Dasar - Layanan infrastruktur di daerah terpencil - Listrik diprioritaskan di Utara, air bersih di Selatan - Pembangunan infrastruktur inovatif yang bekerjasama dengan swasta - Pentingnya pemberantasan korupsi 7 Layanan Kesehatan - Bisnis mungkin berlaku di aspek ini dikarenakan situasi dan tren cukup baik - Daerah terpencil dikedua bagian banyak diperhatian, karena ada kecenderungan aglomerasi di Kota Blitar 8 Hunian - Bisnis mungkin berlaku di aspek ini sebagai kegagalan ekuitas rendah, bahkan yang terendah di antara aspek-aspek lain dan tren yang adil. Pertimbangan dalam Reformulasi Kebijakan Daerah Blitar