1. PEMAHAMAN DASAR DAN MEKANISME
PENETAPAN INDEKS “K” DAN HARGA TBS
PEKEBUN KELAPA SAWIT
Prof Dr Ir Ponten M Naibaho
SOSIALISASI DAN WORKSHOP
PENETAPAN HARGA TBS KELAPA SAWIT
PROVINSI KALIMANTAN UTARA
TARAKAN PLAZA HOTEL
9- 11 AGUSTUS 2016
2. PRODUKSI DAN EKSPORT MINYAK SAWIT
INDONESIA
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(Est)
PRODUKSI 19.2 19,4 21.8 23.5 26.5 30.0 31.5 32.5 32.0
EKSPOR
(JUTA TON)
15.1 17.7 17.1 17.6 18.2 22.4 21.7 26.4 27.0
EKSPOR
(JUTA
USD)
15.6 10.0 16.4 20.0 21.6 20.6 21.1 18.6 18.6
FAKTOR YG MEMPENGARUHI EKSPOR
1. PERIMBANGAN SUPPLAY/DEMAND
2. HARGA MINYAK NABATI LAINNYA SEPERTI KEDELE. BUNGA
MATAHARI DSB
3. CUACA
4. KEBIJAKAN NEGARA PENGIMPORT, PAJAK IMPORT DSB
5. PERUBAHAN DAN KEBIJAKAN NEGARA EKSPORT SEPERTI PAJAK
EKSPOR
3. LATAR BELAKANG (1)
1. KELAPA SAWIT ADALAH TANAMAN TAHUNAN
DENGAN PANEN SEPANJANG TAHUN
2. HASIL TANAMAN KELAPA SAWIT DISEBUT TANDAN
BUAH SEGAR YANG TIDAK TAHAN SIMPAN DI ATAS 24
JAM
3. TBS DIOLAH MENJADI CPO DAN KERNEL DENGAN
PABRIK YANG DISEBUT DENGAN PKS DENGAN
INVESTASI YANG CUKUP MAHAL ( RP Rp 70 – 80 M KAP
30 TON TBS/JAM)
4. BAHAN BAKU TBS DARI AREAL LUAS (RIBUAN HA),
PETANI PEKEBIUN SAWIT MEMILIKI AREAL TERBATAS,
PERLU BERMITRA ANTAR [PETANI ATAU DENGAN
P[ERUSAHAAN PERKEBUNAN BESAR.
5. DIKELOLA OLEH PERUSAHAAN ATAU KOPERASI
4. LATAR BELAKANG (2)
1. KUALITAS CPO SEBAGAI BAHAN DASAR DALAM
INDUSTRI HILIR MERUPAKAN TOLOK UKUR DAYA
SAING DI PASAR MINYAK DAN LEMAK NABATI
2. PARAMETER KUALITAS YANG MENONJOL
ADALAH DOBI (DETERIORATION OF
BLEACHABILITY INDEX) DAN ASAM LEMAK
BEBAS.
3. PERSYARATA N NILAI DOBI > 2, SETIAP
PENURUNAN O.1 NILAI DOBI PENALTY
DOBI NILAI JUAL DOBI NILAI
JUAL
2.00 100.00 % 1.70 98.50 %
1.90 99.50 % 1.60 98,00 %
1.80 99.00% 1.65 97.50 %
5. LATAR BELAKANG (3)
1. MEMPERCEPAT PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT
NASIONAL
2. MENGIKUT SERTAKAN PETANI YANG TIDAK
MEMILIKI LAHAN UNTUK BERKEBUN KELAPA
SAWIT
3. MEMBANTU PELAKSANAAN TRANSMIGRASI
4. MENGIKUT PETANI LOKAL YANG TIDAK MEMILIKI
LAHAN UNTUK BERTANI KELAPA SAWIT
5. MENDUKUNG KOPERASI PETANI UNTUK
MEMBINA ANGGOTA UNTUK MENGEMBANGKAN
KELAPA SAWIT
6. No. Uraian
Ton CPO/Ha/Tahun
2010 2011
1. PTPN III 5,459 5,617
2. PTPN IV 5,565 5,487
3. PT. SOCFIN 5,715 5,966
4. PT. LONSUM 5,351 5,676
No. Uraian
Ton CPO/
Ha/Thn
1. Perkeb. Rakyat 3,4
2. Perkeb Besar Negara 3,9
3. Perkeb Besar Swasta 3,7
Rata-rata 3,6
RATA-RATA PRODUKTIVITAS AKTUAL TAHUN
2010
Potensi Produktivitas
No. Uraian
Ton CPO/
Ha/Tahun
1. Best Experimental Plant 8,6
2. Selected Progeny 12,2
3. Individual Palm 13,6
4. Max Theoritical Yield 18,2
PRODUKTIVITAS BEBERAPA
PERKEBUNAN BESAR
8. Anti blocking agent
Anti microbial
Anti static agent
Slipping agent
Shampoo
Detergent
Food emulsifier
Cosmetic
Dispersant
Pharmacy
Pelumas
Biodiesel
CPO
PKO
ASAM
LEMAK
GLISERIN
ALKOHOLISIS
AMINASI
AMIDASI
ESTERIFI-
KASI
KHLORINASI
SULFASI
ESTERIFIK
ASI
SURFAKTAN
ESTER
SURFAKTAN
ACID
CHLORIDE
SURFAKTAN
AMIDA
AMINA
ESTER
ALKILOL
AMIDA
KELAPA SAWIT SEBAGAI SUMBER OLEOKIMIA
9. POLA PENGEMBANGAN PERKELAPA SAWITAN
NASIONAL
1. SASARAN PEMERINTAH UNTUK
MENGEMBANGKAN PERKELAPA
SAWITAN NASIONAL
1. MENINGKATKAN INDUSTRI PERKEBUAN
2. MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI
3. MENINGKATKAN DEVISA NEGARA
2. HAL INI AKAN TERCAPAI DENGAN
MENGIKUT SERTAKAN PETANI DALAM
PEMBANGUNAN KELAPA SAWIT
DALAM BENTUK MITRA DENGAN
PERUSAHAAN BESAR
10. 10
PERKEBUNAN
RAKYAT
(3.773.526 Ha)
PLASMA
899.108 HA
NES, PIR-SUS,
PIR-LOKAL
153.388 Ha
PIR-TRANS
362.528 Ha
KKPA
155.211 Ha
REVITBUN
227.981 HA
SWADAYA
KEMITRAAN ?
SWADAYA MURNI
???
SWADAYA
2.874.418 HA
KOMPOSISI PERKEBUNAN RAKYAT
KELAPA SAWIT TH 2012
11. PIRBUN, PIRSUS, PIR LOK DAN KKPA
PERKEBUNAN INTI RAKYAT, YAITU PERUSAHAAN
INTI MEMBANGUN KEBUN PLASMA DISEKITAR
KEBUN
KEBUN INTI MERUPAKAN CONTOH POLA YANG
AKAN DIIKUTI OLEH PETANI
KEBUN INTI MEMBANGUN KEBUN PLASMA SESUAI
DENGAN STANDARD KEBUN KELAPA SAWIT A.L:
BIBIT
PENYULUHAN TEKNIK BUDIDAYA
MEMBANTU DAN MEREKOMENDASI PEMAKAIAN SARANA PRODUKSI
PEMBINAAN SDM
MENGOLAH TBS
MEMASARKAN HASIL
12. KKPA DAN INTI DALAM MANAJEMEN SATU
ATAP
1. AREAL DISEDIAKAN OLEH PETANI
2. MODAL DISEDIAKAN BANK DENGAN INTI
SEBAGAI AFALIS
3. KEGIATAN KEBUN DILAKUKAN INTI
1. PEMBUKAAN LAHAN
2. LAND CLEARING
3. PEMBIBITAN
4. TRANSPLANTING
5. PEMELIHARAAN TANAMAN
6. PAO
4. PETANI SETIAP BULAN MENERIMA HASIL
KEBUN
13. KEBUN SWADAYA
1. KEBUN DIBANGUN OLEH PEKEBUN
DENGAN ATAU TANPA PEMBINAAN
PEMERINTAH
2. PRODUKTIVITAS TERGANTUNG PADA
PEMILIHAN BIBIT, TEKNIK BUDI DAYA
DAN PANEN ANGKUT.
3. LOKASI SPORADIS
4. TBS DIJUAL BERDASARKAN HARGA
PASAR
14. PEMBINAN KEBUN SWADAYA OLEH
PEMERIONTAH
1. PEMERINTAH MEMBANTU PETANI
UNTUK MEMBANGUN KEBUN MELALUI
PENYULUHAN
2. MEMBANTU PROSES PENGADAAN
BIBIT UNGUL (SERTIFICATED)
3. MELAKUKAN PENYULUHAN TEKNIK
BUDIDAYA
4. MENDORONG UNTUK MEMBENTUK
KOPERASI
16. PEMBINAAN PETANI SWADAYA ATAS DASAR
POLA MITRA DENGAN PKS TERDEKAT
1. KEWAJIBAN PETANI
KESEDIAAN PETANI SWADAYA DAN PEMILIK PKS BERMITRA
BERMITRA JANGKA PANJANG ( MINIMAL 1 SIKLUS TAHUN
TANAM).
PETANI WAJIB MENJUAL TBS PADA PEMILIK PKS SESUAI DENGAN
HARGA YANG DITETAPKAN OLEH PEMERINTAH ATAU HARGA
ATAS DASAR RUMUS YANG DISEPAKATI
PKS BERSEDIA MELAKUKAN
2. KEWAJIBAN PKS
WAJIB MEMBELI TBS PETANI SESUAI DENGAN HARGA YANG
DITETAPKAN OLEH PEMERINTAH ATAU HARGA ATAS DASAR
RUMUS YANG DISEPAKATI
MELAKUKAN PEMBINAAN KELUARGA SEJAHTERA PETANI (FELDA
MALAYSIA)
MENUNTUN DAN MENGARAHKAN PADA PROSES PENGADAAN
SAPRODI
17. PENETAPAN HARGA TBS
1. PEMERINTAH MENETAPKAN HARGA TBS
ATAS DASAR KANDUNGAN CPO DAN
KUALITAS TBS
2. KUALITAS TBS DIDASARKAN PADA HASIL
SORTASI
3. KUALITAS TBS DIDASARKAN PADA:
4. OIL CONTENT TBS YG RELEVAN DGN
UMUR TANAMAN
5. OIL CONTENT YANG RELEVAN DENGAN
KEMATANGAN BUAH
6. PERSENTASE BRONDOLAN YANG
TERKUTIP
7. KEBERSIHAN BUAH
18. PENETAPAN RENDEMEN CPO DAN KERNEL
TBS
1. DITETAPKAN REGIONAL (SETIAP
PROVINSI) DENGAN TUJUAN UNTUK
MENGURANGI LALU LALANG TBS DALAM
KABUPATEN
2. DIDASARKAN PADA UMUR TANAMAN,
KARENA PEMBENTUKAN MINYAK
BERKORELASI POSITIF DENGAN
PERTAMBAHAN UMUR TANAMAN
3. DITETAPKAN SECARA PERIODIK
4. DITETAPKAN UNTUK JENIS TENERA,
SEDANGKAN JENIS DURA DITETAPKAN
19. BRONDOLAN (1)
1. KANDUNGAN CPO DAN KERNEL TERTINGGI
PADA BUAH LUAR
2. BUAH LUAR LEBIH DAHULU MATANG DAN
KEMUDIAN LEPAS (MEMBRONDOL)
3. SEMAKIN TINGGI PERSENTASE BRONDOLAN
YANG DITEMUKAN DIPIRINGAN MAKA BUAH
SEMAKIN MASAK DAN KANDUNGAN MINYAK
MAKSIMUM
4. SEMAKMIN BANYAK BRONDOLAN DITEMUKAN
DIPIRINGFAN PELUANG UNTUK TERTINGGAL
TINGGI
5. UNTUK MENGETAHUI KETERTINGGALAN
BRONDOLAN DI BRONDOLAN DIGUNAKAN
FORMULA (Fr 4 + Fr 5)/2 + 7 = .... %.
20. BRONDOLAN (2)1. BRONDOLAN NORMAL JIKA LEPAS DARI TANDAN
TANPA PAKSA, TAMPAK DARI TANGKAI KERING DAN
MELEKUK KEDALAM
2. BRONDOLAN YANG TERPAKSA LEPAS AKIBAT SAKIT,
GANGGUAN TIKUS, TUPAI DAN BURUNG, PERMUKAAN
TIDAK MERATA, JIKA BERMALAM AKAN BERAIR/BASAH
3. KELOPAK BEKAS BUAH LEPAS WARNA COKLAT BUSUK
4. BRONDOLAN HASIL BUAH PERAM
1. WARNA TIDAK MENGKILAP
2. TAMPAK LAYU
3. KOTORAN ATAU PASIR MUDAH MELEKAT
5. KADAR MINYAK BUAH NORMAL >36 %, OLEH
KARENANYA PERLU DIKUTIP
6. MAKIN BESAR PERSENTASE BRONDOLAN MAKA
RENDEMEN MINYAK DAN KERNEL MENDEKATI
RENDEMEN TABLE
23. UKURAN TBS BAHAN BAKU PABRIK
1. TBS YANG DITERIMA > 3 KG
2. TBS KECIL SULIT DIPIPIL DALAM
THRESHER SEHINGGA IKUT BERSAMA
BRONDOLAN DALAM SCREW PRESS.
GAGANG TANDAN DIPRESS DAN
TFERLINTAL MEMBENTUK TALI
MENYEBABKAN SCREW PRESS TIDAK
DAPATR BERPIUTAR MENUYEBABKAN JIM
DAN PATAH AS BAHKAN ELEKTROMOTOR
TERBAKAR
3. UPAYA MEMIPIL (KETEK) DI TPH
MERUPAKAN CARA YANG TGERBAIK
KEMUDIAN BRONDOILAN DIKIRIM KE PKS
24. KESEGARAN BUAH
1. TBS MENGANDUNG CPO YANG MUDAH
TERHIDROLISA OLEH ENZIM LIPASE DAN
MEMBENTUK ASAM LEMAK BEBAS (ALB) YANG
TIDAK DISUKAI KONSUMEN
2. BUAH LUKA LEBIH CEPAT TERHIDROLISA
MEMBENTUK ALB
3. ALB YANG DITERIMA DI PASAR < 5 % (SNI)
4. BUAH MENGINAP MENYEBABKAN ALB
MENINGKAT
5. DITETAPKAN BUAH DIKIRIM KE PKS< 24 JAM
JIKA TERLALU LAMA MAKA DOBI TURUN DAN DI
PENALTY
6. PENURUNAN DOBI AKIBAT OKSIDASI, BUAH
LAYU MEMILIKI NILAI DOBI RENDAH
25. CANGKANG
1. CANGKANG MEMILIKI NILAI KALOR TINGGI
YAITU 324O KAL DAPAT DIGUNAKAN BAHAN
BAKAR INDUSTRI
2. PRODUKSI CANGKANG 3-6 %, SEBAGIAN
PRODUKSI CANGKANG DIGUNAKAN UNTUK
BAHAN BAKAR BOILER
3. KELEBIHANNYA DI JUAL DENGAN HARGA YANG
TINGGI TERGANTUNG LOKASI PKS ( +/-
Rp700/KG)
4. KARENA TIDAK SELURUHNYA PKS INDONESIA
YANG DAPAT MENJUAL CANGKANG KARENA
PEMBELI TIDAK ADA MAKA NILAI CANGKANG
DITETAPKAN OLEH GUBERNUR PROVINSI YBS
26. PENETAPAN RENDEMEN TBS YANG BERMITRA
DILUAR POLA PIR DAN KKPA
1. PENETAPAN RENDEMEN OLEH PERUSAHAAN DAN
KEBUN SWADAYA.
2. PENETAPAN RENDEMEN OLEH PEMERINTAH DAERAH -
DINAS PERKEBUNAN
3. PENGAMBILAN CONTOH DAN ANALISA DILAKSANAKAN
OLEH BADAN INDEPENDEN SEPERTI PUSAT PENELITIAN
KELAPA SAWIT ATAU BADAN LAIN YANG TELAH MEMILKI
KEMAMPUAN.
CATATAN:
PENETAPAN RENDMEN CPO MEMBUTUHKAN KEAHLIAN
DALAM MENETAPKAN SAMPLE SECARA STATISTIK DAN
ANALISA YANG CEPAT (TIDAK BOLEH BERMALAM SEJAK
AMBIL SAMPLE – ANALISA.)
27. IMPLEMENTASI HARGA TETAPAN
PEMERINTAH UNTUK PEMBELIAN TBS
SWADAYA (1)
1. JENIS TANAMAN REKOMENDED (SPT TENERA (DP),
DUMPY (DyP) DAN OLEIFERA
2. TAHAPAN PEMERIKSAAN KEBUN SWADAYA
1. SENSUS SEBELUM DITANDA TANGANI PERJANJIAN MITRA,
YANG DILAKUKAN OLEH PIHAK INDEPENDEN.
2. UJI OILCONTENT ( MENGGANTIKAN RENDMEN TABEL
PERMENTAN), YANG DISESUAIKAN DENGAN UMUR
TANAMAN
3. KLASSIFIKASI TANAH (S1,S2,S3 ATAU KLASI LAINNYA)
4. TEKNIK BUDIDAYA SEPERTI HISTORIS PEMUPUKAN, JIKA
BELUM DILAKUKAN, MAKA MITRA INTI HARUS MEMBANTU
PETANI MEMPEROLEH REKOMENDASI PEMUPUKAN.
5. BUAH YANG DIPANEN HARUS MENGIKUTI NORMA PANEN
YG TERTUANG PADA PERMENTAN 14 TAHUN 2014.
28. IMPLEMENTASI HARGA TETAPAN PEMERINTAH
UNTUK PEMBELIAN TBS SWADAYA (1)
1. PEMERINTAH IKUT MENANDA TANGANI PERJANJIAN
MITRA ( TRIPARTIT)
2. PETANI SWADAYA HARUS PATUH PADA PERJANJIAN
ARTINYA TIDAK DAPAT BERPERAN SEBAGAI
PEDAGANG PENGUMPUL
3. PETANI TIDAK BOLEH MENJUAL TBS KELUAR AKIBAT
HARGA DI LUAR LEBIH RENDAH.
4. PEMERINTAH BERHALK MELAKUKAN PENALTY PADA
PEKEBUN YANG MENJUAL TBS KE LUAR,
5. PKS WAJIB MEMBELI TBS PETANI SWADAYA SESUAI
HARGA YANG DITETAPKAN BERSAMA.
29. PERSYARATAN TITIP OLAH (1)
1. MUTU BUAH YANG DITERIMA PKS HARUS SESUAI DENGAN
PERSYARATAN TBS SEBAGAI BAHAN BAKU PKS
2. PENETAPAN RENDEMEN
OIL CONTENT DITETAPKAN SBELUMNYA MELALUI MATERIAL
BALANCE DENGAN MENGAMBIL SAMPLE LANGSUNG DARI
KEBUN SETIAP AFDELING DAN UMUR TANAMAN
ANGKA INI DIPAKAI SEBAGAI ACUAN SORTASI TBS YANG
AKURAT DENGAN PEMBANDING ANALISA MPD
RENDEMEN MINIMAL DISEPAKATI UNTUK MENGANTISIPASI
JIKA PKS JUGA MENGOLAH TBS LAIN TIDAK TERJADI
PERSELISIHAN.
RENDEMEN DITETAPKAN BERDASARKAN NILAI SORTASI
3. BIAYA OLAH DITETAPKAN OLEH PKS DALAM BENTUK:
BIAYA RP PER KG TBS ATAU BAGI HASIL YAITU 15- 20 % DARI
HASIL PENJUALAN CPO DAN KERNEL.
30. SORTASI TBS (1)
1. SORTASI HARUS DILAKUKAN SESUAI DENGAN STANDAR DAN
TIDAK DAPAT DIWAKILAKN KEPADA SUPIR ATAU STOKER HARUS
DIHADIRI OLEH TIM YANG DITETAPKAN BERSAMA.
2. RENDEMEN MINIMAL DISEPAKATI UNTUK MENGANTISIPASI JIKA
PKS JUGA MENGOLAH TBS LAIN TIDAK TERJADI PERSELISIHAN.
3. OIL CONTENT DITETAPKAN SBELUMNYA MELALUI SORTASI TBS
YANG AKURAT DENGAN PEMBANDING ANALISA MPD
4. MUTU BUAH YANG DITERIMA PKS HARUS SESUAI DENGAN
PERSYARATAN TBS SEBAGAI BAHAN BAKU PKS
5. PETUGAS SORTASI HARUS DILAKUKAN OLEH PKS DAN
DISAKSIKAN PEMILIK TBS DAN TIDAK DAPAT DIWAKILKAN KEPADA
SUPIR ATAU STOKER (UNTUK MENGHINDARI KONFLIK) JIKA HASIL
SORTASI BERBEDA DARI HASIL SEBELUMNYA BUKAN KARENA
KESALAHAN PENILAIAN AKAN TETAPI KONDISI BAHAN BAKU
YANG MENYMPANG)
31. SORTASI TBS (2)1. METODE BONGKAR LANTAI SETIAP TRUK UNTUK MENJAMIN
AKURASI DATA, KALAU SAMPLE SERING MENYMPANG AKIBAT
ADANYA SPEKULASI PEMASUK BUAH
2. MEBUTUHKAN CAHAYA YANG TERANG MAKA DILAKUKAN
DARI PAGI HINGGA SORE HARI E. SORTASI MALAM HARI TIDAK
EFEKTIF. INI HARUS DISEPAKATI ANTARA PABRIK DENGAN
PEMASOK BUAH.
3. PERSENTASE FRAKSI BUAH MENTAH, TANKOS DAN
BRONDOLAN
4. BUAH AFKIR JIKA DIKEMBALIKAN, INI AKAN DIPERAM DAN
PADA HARI BERUKUTNYA DI KIRIM KEMBALI KE PABRIK, YANG
SULIT DIDETEKSI KARENA SUDAH MERBENTUK BRONDOLAN.
BUAH YANG AFKIR SERING DIASAPI DI ATAS TRUK UNTUK
MENCIPTAKAN WARNA MERAH JINGGA, SEHINGGA LOLOS
DARI SORTASI.
32. KUALITAS TBS
1. TBS ADALAH BUAH TANDAN SEGAR YANG DITERIMA DI
PABRIK PADA H1 ATAU ESOK HARINYA SEBELUM PUKUL
12.00
2. TBS MATANG JIKA TELAH DITEMUKAN BRONDOLAN MINIMAL
12,5 % BUAH PERMUKAAN LUAR MEMBRONDOL
3. TBS YANG MATANG NORMAL UMUMNYA BERWARNA KUNING
WORTEL JIKA DISAYAT DENGAN CUTTER
4. WARNA BUAH LUAR TIDAK DAPAT DIGUNAKAN UNTUK
MENYATAKAN BUAH SUDAH MASAK
5. BUAH PERAM ADALAH BUAH YANG DIANGKUT KE PABRIK
PADA H1 DIATAS PUKUL 12.00 ( DIATAS 24 JAM)
6. BUAH SAKIT BELUM MASAK TAPI SUDAH MEMBRONDOL
7. TANDAN BERGAGANG YAITU TANGKAI YANG PANJANG >2,5
CM, YANG DAPAT MENYERAP MINYAK
8. TANDAN KOSONG JIKA BUAH LUAR DAN BUAH DALAM
SUDAH MEMBRONDOL WALAUPUN MASIH ADA BUAH DI
DALAM, INI PERLU DIKETEK
33. DASAR PENALTYBUAH MENTAH
1. BUAH MENTAH DIDENDA 50 % DARI JUMLAH BUAH MENTAH (
TOLERANSI 3 %) DENGAN ALASAN:
2. KANDUNGAN MINYAK HANYA DIPEROLEH 25 -75 % DARI
RENDMEN TABEL
3. BUAH MENTAH MEMBUTUHKAN STERILISASI YANG LEBIH LAMA
YANG BERAKIBAT KAPASITAS OLAH MENURUN MENJADI 75 %
4. SERING MENYEBABKAN KEKURANGAN BAHAN BAKAR KARENA
AMPAS PRES BASAH KADAR AIR > 37 %.
GAGANG PANJANG
1. PEMOTONGAN GAGANG PANJANG HARUS DENGAN CANGKAM
KODOK, AGAR TIDA K MENGHISAP MINYAK
TANDAN KOSONG
1. TANDAN SELAMA DI DALAM LORI/STERILIZER , THRESHER ,
CONVEYOR AKAN MENGHISAP MINYAK, MAKA DILAKUKAN
PEMOTONGAN 100 %, DENGAN DASAR BERAT RATA-RATA
TANDAN.
34. PENETAPAN KUALITAS TBS DENGAN SORTASI
PERSYARATAN SORTASI
BUAH SEGAR (TBS)TETAPKAN PERSENTASE BUAH
MENTAH (FRAKSI 00 DAN 0)
BUAH PERAM BUAH MENTAH DIPERAM SHG WANA
MERAH DAN MEMBRONDOL
TANDAN KOSONG
BUAH SAKIT
KUALITAS BRONDOLAN ( SEGAR, LAYU, BUSUK, BERSIH
KOTOR BERPASIR
35. PEMAHAMAN TENTANG SK MENTAN
1. HARGA TBS BERDASARKAN FORMULA
2. HARGA CPO & KERNEL
3. FAKTOR “K” HASIL PERHITUNGAN
1. HARGA BIAYA TANSPORT
2. BIAYA PEMASARAN
3. BIAYA PENGOLAHAN
4. BIAYA PENYUSUTAN
5. RENDEMEN CPO DAN INTI SAWIT
6. BIAYAOPERASIONAL TIDAK LANGSUNG PERUSAHAAN INTI
4. HARGA PEMBANDING KPB, GAPKI, KLEC DAN
ROTTERDAM
1. FAKTOR K HASIL PERHITUNGAN OLEH PKS
5. RENDEMEN WILAYAH BERDASARKAN (RENDEMEN TABEL)
6. TIM MENETAPKAN HARGA TBS SESUAI DENGAN UMUR TANAMAN
36. 1. HARGA PENJUALAN CPO DAN INTI SAWIT
1. HARGA PENJUALAN
1. FREE ON BOARD EKSPOR DAN DOMESTIK
2. FRANKO PABRIK DOMESTIK
PERTANYAAN
BAGAIAMANA JIKA HARGA YANG TERJADI BUKAN
KESESUAIAN ANTARA PEMBELI DAN PENJUAL TETAPI
DITETAPKAN OLEH PERUSAHAAN YANG MEMBAWAHI
KEDUA UNIT USAHA TERSEBUT. ANGKA TERSEBUT
UMUMNYA LEBIH RENDAH ARI HARGA PASAR.
1. MENGGUNAKAN HARGA REFERENSI YAITU HARGA PT KPB DAN
GAPKI.
2. MENGHITUNG HARGA RATA-RATA DARI PERUSAHAAN ANGGOTA TIM
TANPA MEMNGIKUT SERTAKAN PERUSAHAAN BERSANGKUTAN
3. KEMUDIAN DIHITUNG ULANG INDEEKS K PABRIK BERSANGKUTAN
37. 2. BIAYA PEMASARAN PRODUKSI
1. BIAYA PELAKSANAAN LELANG
2. BIAYA LANGSIRAN DI PELABUHAN
3. SEWA TANGKI TIMBUN ATAU GUDANG
4. BIAYA ANALISA MUTU DAN SERTIFI KAT
5. PROVISI BANK
6. BIAYA INSTALASI POIMPA
7. JASA KANTOR PEMASARAN BERSAMA
8. BIAYA PELABUHAN/SANDAR
9. ASURANSI PRODUK
38. 3. BIAYA PENGANGKUTAN PRODUKSI
1. BIAYA PENGANGKUTAN DARI PABRIK KE PELABUHAN
ATAU TEMPAT PEMBELI ATAU PENGGUNA .
2. BIAYA ANGKUT CPO UMUMNYA LEBIH TINGGI DARI INTI
SAWIT
39. 4. BIAYA PENGOLAHAN - 1
1. BIAYA UMUM DAN LINGKUNGAN
1. I. BIAYA UMUM’
2. II. BIAYA PENGELOLAAN LIMBAH
2. GAJI DAN TUNJANGAN
1. GAJI DAN TUNJANGAN SOSIAL KARYAWAN PIMPINAN
2. GAJI DAN TUNJANGAN SOSIAL KARYAWAN PELAKSANA
3. BIAYA LANGSUNG
1. ALAT-ALAT DAN PERKAKAS KECIL
2. BAHAN KIMIA DAN PERLENGKAPAN UNTUK PENGOLAHAN
3. BAHAN DAN ALAT ANALISA
4. BAHAN BAKAR DAN PELUMAS
5. BIAYA PENERANGAN DAN AIR
6. PENGANGKUTAN DALAM PABRIK ( FORK LIFT & SCOUPLE
40. 4. BIAYA PENGOLAHAN - 2
1. BIAYA PEMELIHARAAN
1. PEMELIHARAAN BANGUNAN PABRIK DAN BANGUNAN SIPIL LAINNNYA
2. PEMELIHARAAN MESIN DAN INSTALASI DAN PERLENGKAPAN LAINNYA
2. BIAYA PENGEPAKAN
1. BIAYA PENGADAN KARUNG
2. UPAH PEKERJA PENGARUNGAN KERNEL
3. ASURANSI PABRIK
41. 5. BIAYA PENYUSUTAN
1. HARGA PABRIK = 75.000.000.000
2. UMUR PABRIK = 15 TAHUN
3. NILAI BUKU PABRIK TAHUN KE 15 = 7.500.000.000.
4. PENUSUTAN 75.000.000.000 – 7.500.000.000 = 67.500.000.000
PENUSUTAN SETIAP TAHUN 67,500.000.000/ 15 THN =
4.333.333.333
5. JIKA DIOLAH BUAH 160.000 TON TBS.
6. BIAYA PENYUSUTAN = Rp 27.08/KG TBS
7. PADA TAHUN BERJALAN ADA PENAMBAHAN MESIN -MESIN
SENILAI 1.800.000.000, PENYUSUTAN DIBEBANKAN 1 TAHUN =
4.333.333.333 + 1.800.000.000 = 6.133.333.333.
8. JIKA PEMBEBANAN BIAYA DILAKUMAN SATU TAHUN DENGAN
BUAH DIOLAH 160.000.000 KG
MAKA BIAYA PENYUSUTAN
6.133.333.333/160.000.000 = Rp 38.33
9. JIKA PEMBEBANAN BIAYA 2 TAHUN DENGAN BAHAN OLAHAN
320.000 TON TBS, MAKA BIAYA PENYUSUTAN SELAMA 2 TAHUN
ADALAH {1.800,000.000 + ( 2x 4.333.333.333 )}/320.000.000 KG
TBS = Rp32.08
42. SIMULASI – BULAN LALU (B-1)
N0 URAIAN CP0 INTI SAWIT TBS
LOKAL EKSPOR EKSPOR LOKAL
1 HARGA 7800 8000 - 6100
2
PEMASARAN
95 95 95
3 HARGA BERSIH 7705 7905 6005
4 BIAYA TRANSOPRTASI 250 250 250
5 HARGA BERSIH DI PKS 7455 7655 5755
6 RENDEMEN 21,5 21.5. 4.5
7 HARGA TBS DI PABRIK 1603 1646 259
8 PERSENTASE PENJUALAN 80 20 100
9 HARGA RATA-RATA TBS DI PABRIK 1282 329 259 1870
10 BIAYA PENGOLAHAN 160
11 PENYUSUTAN 50
12 NILAI TBS DI TIMBANGAN 1660
13
NILAI TBS DI PABRIK
1660
43. CONTOH BIAYA OLAH
NO URAIAN BIAYA S/D OKTO RP/KG MIS
600.1 GAJI & TUJNANGAN KARYAWAN PIMPINAN 634.987.809 22.97
6003.0009 GAJI & TUNJANGAN KARYAWAN PELASANA 4.422.100.713 150.57
603.10 BIAYA ALAT DAN PERLENGKAPAN KECIL 125.716.504 4.55
603.11 BIAYA BAHAN KIMIA DAN PELENGKAP 212.806.500 7.70
603.20/29 BIAYA ANALISA DAN LABORATORIUM 98.914.063 3.58
603.42/49 PENGOLAHAN LIMBAH 454.475.856 16.80
603.30/29 BIAYA BAHAN BAKAR DAN PELUMAS 10.976.016 0.40
603.40 BIAYA TENAGA LISTRIK 1.730.720.576 62.60
603.41 BIAYA AIR 424.845.957 15.37
603.50 BIAYA LANGSIR 340.214.761 12.31
BIAYA ANGKUT SAMPAH DLL 527.800.549 19.09
604 PEMELIHARAAN
00 BANGUNAN PABRIK 48.429.251 1.75
01 MESIN-MESIN & PERLENGKAPAN PABRIK 4.125.168.947 149.21
02 PERABOT KANTOR PABRIK 122.400.414 4.43
03 KEBERSIHAN PABRIK 98.759.631 3.57
605 PENGEPAKAN
606 ASURANSI PABRIK 262.136.424 9.48
400 BIAYA UMUM 1.890.937.215 68.40
TOTAL BIAYA PENGOLAHAN 15.561.390..470 634.06
44. PERHITUNGAN INDEKS “K”
1.
INDEKS “K” ( TETAPAN PADA BULAN LALU (B-1)
K = HARGA TBS N ETTO
-------------------------------------------------------------
( H CPO X RCPO ) + (HPK X R PK)
CAT: HARGA CPO & PK BULAN LALU, RENDMEN cpo & PK ACTUAL PKS
BULAN LALU
1. K = 1660 1660
2. ------------------------------------------------------ x 100 = ---------------- X 100 =
85.85
3. (7900 x 21.0 %) + ( 6100 x 4.5%) 1933.5
4.
45. PERHITUNGAN HARGA TBS
1.
2. HARGA TBS = K { (RCPO X HCPO)+(HPK X RPK)}
CAT: HARGA CPO & PK BULAN BERJALAN , RENDMEN TABEL CPO &
PK
HARGA CPO BULAN BERJALAN (B) = Rp 8100
HARGA PK BULAN BERJALAN (B) = Rp 6900
RENDEMEN TABEL 10 TH = 21.25 %
RENDMEN KERNEL 10 TH = 5 %
HARGA TBS = 85.85 x {( 8100 x 21.5 %)+(6900 x 5.0 %)}
= 85.85 x 2086.5
= 1790.83
46. PERHITUNGAN BIAYA OLAH THD TBS
BIAYA OLAH Rp 634.06/KG M & IS
PABRIK KAPASITAS 30 TON TBS s/d OKTOBER
RENDEMEN M & IS (21.0 + 4.5 ) = 25.5 %
BIAYA OLAH TBS = Rp 634,06 x 0.26 % = Rp161,68/KG
47. PENETAPAN HARGA TIAP BULAN
PENETAPAN HARGA DILAKUKAN MINIMAL SATU KALI DALAM
SATU BULAN
PEMBAYARAN TIAP BULAN ATAU DUA KALI ( FANJAR +
PELUNASAN) BERAKIBAT:
MEMUNGKINKAN MASUKNYA IJON
MASUKNYA TBS KE PABRIK TERTUMPU PADA 10-14 HARI
SBLM TUTUP BUKU OVERCAPACITY DAN SEBELUMNYA
IDLE CAPACITY
BERPENGARUH PADA KUALITAS CPO YAITU FFA YANG
TINGGI HARGA RENDAH
PENETAPAN HARGA SETAIP MINGGU AKAN MENDEKATI
HARGA ACTUAL AHRIAN
PENETAPAN HARGA PEMBELIAN ATAU HARGA PEMBAYARAN
48. RENDAHNYA NILAI TBS
PANEN PLASMA YANG TIDAK KONSISTEN DALAM
MEMPERTAHANKAN MUTU CPO
TIDAK MENERAPKAN ROTASI PANEN, KRITERIA
MATANG PANEN
DITEMUKAN PERSENTASE BUAH MENTAH TINGGI
GAGANG PAJANG
BUAH BUSUK
BUAH KOTOR
BUAH PERAM
PEMUPUKAN YANG TIDAK REKOMENDED
MASIH MENANAM JENIS DURA
PENGIRIMAN BUAH YANG TIDAK KONSISTEN DAN
SERING MENGHINDAR DARI SORTASI PENEN
DENGAN MENGIRIMKAN BUAH MALAM
49. DAMPAK KETIDAK DISIPLINAN PANEN TERHADAP EFISIENSI
PROSES DAN KUALITAS
RENDEMEN PABRIK YANG RENDAH
EFIENSI EKSTRAKSI RENDAH
OIL LOSSES TINGGI > 1.89 %
KAPASITAS OLAH EFEKTIF RENDAH
BUAH ANTRI DI DEPAN PABRIK
BUAH MENGINAP DI LOADING RAMP, SEHINGGA SULIT
MELAKUKAN SORTASI PANEN
BUAH MASUK MALAM SEHINGGA SORTASI PANEN SULIT
DILAKUKAN
PENGUTIPAN MINYAK DARI DEOILING POND MERUPAKAN
CARA PKS UNTUK MENINGKATKAN RENDEMEN
FFA (ALB) DIATAS NORMA EKSPORT
50. UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
PENYULUHAN YANG EFEKTIFITAS TENTANG MUTU TBS DAN
HUBUNGANNNYA DENGAN RENDEMEN
PEMBAYARAN DAPAT DILAKUKAN TIAP MINGGU
MEMBERLAKUKAN PUNISHMENT DAN REWARD
PENJADUALAN PANEN KELOMPOK TANI AGAR TIDAK
TERJADI ANTRIAN
MENINGKATKAN KUALITAS TBS
MENINGKATKAN PENGUTIPAN BRONDOLAN DARI PIRINGAN
MENERAPKAN HARGA TBS YANG DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH UNTUK MENGHINDARKAN
PANEN MENTAH
PENCURIAN BUAH
MELAKUKAN PENYULUHAN TOTAL PADA PETANI PLASMA
ATAU SWADAYA.
51. UPAYA MENINGKATKAN NILAI JUAL PRODUKSI KELAPA SAWIT
1. PENGADAAN PUPUK OLEH PEMERINTAH (DITETAPKAN
QUOTA PETANI KELAPA SAWIT)
2. PENGHAPUSAN PAJAK EKSPORT CPO DANA TURUNANNYA
(PEMERINTAH MELAKUKAN PENYESUAIAN DENGAN
FLUKTUASI HARGA )
3. PENGEMBANGAN INDUSTRI HILIR BERBASIS CPO DAN
KERNEL
1. BIODIESEL
2. OLEOKIMIA
3. OLEOFOOD
4. ALOKASI BAHAN BAKAR UNTUK TRANSPORT TBS DARI
KEBUN KE PABRIK
5. PENGWILAYAHAN PKS DAN KEBUN SUMBER TBS SETIAP
PROPINSI (UNTUK MENCEGAH DAN MEMPERTAHANKAN
KESEIMBANGAN KAPASITAS OLAH PKS DAN SUMBER TBS.
52. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA CPO
1. HARGA PENJUALAN
LOKAL : 1. PAJAK PERTAMBAHAN NILAI 10 %
2. PAJAK INI DIBEBANKAN PADA SI PEMBELI.
EKSPOR: 1. PAJAK EKSPOR YANG DITETAPKAN
OLEH PEMERINTAH
2. PAJAK INI DITANGGUNG OLEH EKSPORTIR
2. BENTUK PENJUALAN : 1. EKSPOR FOB & CIF
2. LOKAL FOB & FRANKO PKS
3. NILAI PENJUALAN CPO & KERNEL MERUPKAN KOMBINASI :
(QE x HE ) x KURS USD + (QL x HL) = Rp……/Kg cpo
QE + Q L
QE = JLH TONASE CPO ATAU KERNEL PENJUALAN EKSPOR
HE = HARGA PENJUALAN EKSPOR CPO ATAU KERNEL
QL = JLH TONASE CPO ATAU KERNEL PENJUALAN LOKAL
HL = HARGA PENJUALAN CPO ATAU KERNEL
53. RUMUS PENETAPAN HARGA
4. HARGA JUAL CPO DAN KERNEL.
a. HARGA RATA-2 CPO SETELAH DIKURANGI PAJAK = (A1)
b. HARGA RATA-2 KERNEL SETELAH DIKURANGI PAJAK
=............................................................................…... (A2)
5. BIAYA PENJUALAN CPO DAN KERNEL
a. BIAYA PEMASARAN
b. BIAYA PENGURUSAN BANK
c. BIAYA SERTIFKASI, PENGAMBILAN SAMPLE DAN ANALISA
TOTAL BIAYA PENJUALAN CPO................….(B1)
. KERNEL ............ (B2)
6. BIAYA PELABUHAN
a. BIAYA PENGURUSAN PELABUHAN
b. BIAYA POMPA
CPO ....................(C1)
KERNEL ..............(C2)
7. BIAYA PENIMBUNAN DAN PERGUDANGAN DI PELABUHAN
a. SEWA TANGKI ATAU BIAYA PENIMBUNAN DI PELABUNAN
b. BIAYA ASURANSI TANGKI PENIMBUNAN
TOTAL BIAYA PENIMBUNAN CPO……………………(D1)
KERNEL ………………(D2)
54. 8. BIAYA TRANSPORTASI DARI PKS KE PELABUHAN
a. BIAYA UNTUK MENGANGKUT CPO ATAU KERNEL DARI PKS KE TANGKI
ATAU GUDANG PELABUHAN
b. BIAYA ASURANSI PERJLANAN DARI PKS KE PELABUHAN
9. HARGA CPO DAN KERNEL DI PKS
a. HARGA JUAL CPO DIPKS = A1 – B1 – C1 – D1 …………….. (E1)
b. HARGA JUAL KERNEL DI PKS = A2 – B2 – C2 – D2 ………….(E2)
10. RENDEMEN
a. RENDEMEN CPO .........................................’ X %
b. RENDEMEN KERNEL ........................................ Y %
11. HARGA PEROLEHAN CPO & KERNEL DALAM TBS
NILAI TBS =(E1 x X act % ) + (E2 x Yact %) =.....................(F)
12. BIAYA OLAH TBS
BIAYA OLAH TBS DGN HASIL CPO DAN KERNEL ....………….(G)
13. BIAYA PENYUSUTAN
BEBAN BIAYA PENYUSUTAN PABRIK …………………….....……..(H)
14. HARGA TBS DI PINTU PABRIK
HARGA TBS DIPINTU PKS IALAH F – G – H =………………(M)
55. FAKTOR KOMPENSASI YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGHITUNG
HARGA YANG DITERIMA PEMASOK TBS ADALAH SBB:
M X 100 %
INDEKS “K” BULAN LALU (B-1) = ----------------------------------------------------------
------
( HCPO x RCPO ) + (HKERNEL + R KERNEL)
HARGA TBS YANG BERLAKU PADA BULAN BERJALAN:
= K x {(HCPO x RCPO ) + (HKERNEL + R KERNEL)}
HCPO = Harga CPO
RCPO = Harga CPO
HKERNEL = Harga Kernel
R KERNEL = Rendemen Kernel
56. FAKTOR KOMPENSASI YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGHITUNG
HARGA YANG DITERIMA PEMASOK TBS ADALAH SBB:
M X 100 %
INDEKS “K” BULAN LALU (B-1) = ----------------------------------------------------------
------
( HCPO x RCPO ) + (HKERNEL + R KERNEL)
HARGA TBS YANG BERLAKU PADA BULAN BERJALAN:
= K x {(HCPO x RCPO ) + (HKERNEL + R KERNEL)}
HCPO = Harga CPO
RCPO = Harga CPO
HKERNEL = Harga Kernel
R KERNEL = Rendemen Kernel
57. DATA PENDUKUNG
1. JUMLAH TBS YANG DIOLAH BULAN LALU
2. RENDEMEN CPO DAN KERNEL ACTUAL BULAN LALU
3. BIAYA OLAH DETAIL MELIPUTI GAJI, TUNJANGAN SOSIAL,
BAHAN KIMIA, BAHAN BAKAR ., PERALATAN DST
4. BIAYA PENYUSUTAN DITETAPKAN SATU TAHUN YANG DIBAGI
DENGAN KAPASITAS BULANAN
5. ONGKOS ANGKUT DIBUKTIKAN DENGAN KONTRAK PADA
REKANAN
6. BIAYA PEMASARAN DAN BIAYA PELABUHAN
7. INVOICE PENJUALAN BENTUK FOTO COPY YANG DICAP OLEH
PERUSAHAAN UYANG MEMUAT
1. PEMBELI
2. TONASE KOMODITI
3. FRANKO PEMBELIAN
4. HARGA PEMBELIAN (RUPIAH , RINGGIT ATAU USD)
5. TANGGAL PENYERAHAN BARANG
58. PENGAWASAN
1. DATA-DATA KOMPONEN INDEKS “K” YANG DI BERIKAN OLEH
PIHAK PERUSAHAAN.
DATA AKTUAL YANG TRJADI PADA BULAN BERJALAN
DATA INDIVIDUAL PKS
2. MENGAWASI SISTREM SORTASI DI PKS APAKAH SUDAH SESUAI
DENGAN NORMA –NORMA KUALITAS PANEN
AKURASI KETEPATAN KLASSIFIKASI TBS DAN BRONDOLAN
PELAKSANAAN PENALTY
3. MENGAWASI APAKAH PEMBAYARAN PADA PETANI SUDAH
SESUAI DENGAN HAK DAN TEPAT WAKTU
MENGAWASI PELAKSANAAN KETEPATAN WAKTU BAYAR SESUAI DENGAN
KESEPAKATAN
MENGAWASI PKS APAKAH MENCANTUMKAN HARGA PAPAN
4. MENGAWASI APAKAH HAK DAN KEWAJIBAN MASING-MASING
PERUSAHAAN DAN KUD SUDAH SESUAI DENGAN PRINSIP
MITRA
BAGAIMANA HUBUNGAN MITRA APAKAH BERJALAN DENGAN BAIK
