2. PENYELIDIKAN GEOTEKNIK
LAPANGAN
Secara umum yang harus dipahami dalam suatu
proyek Teknik Sipil dalam kaitan dengan aplikasi
geolgi tenik adalah :
Menerangkan dengan tepat “situasi geologi teknik”
Menentukan sejauh mana bawah-tanah
(underground) akan bereaksi terhadap suatu
bangunan.
Untuk dapat melakukan hal tersebut dibutuhkan
adanya suatu Penyelidikan Geologi Teknik.
3. PENYELIDIKAN GEOTEKNIK
LAPANGAN
Dalam standar internasional (British) kita mengenal kode
etik mengenai investigasi lapangan, yakni BS 5930 : 1981
dimana di dalamnya berisi definisi serta aturan investigasi
lapangan (tujuan, cakupan, prosedur pengerjaan dan
metode yang digunakan).
Suatu eksplorasi lapangan minimal haruslah mengikuti
prosedur lapangan berikut :
1. Investigasi awal, dengan menggunakan informasi dan
data yang ada.
2. Survey Geologi Lapangan secara mendetail
3. Mengaplikasi survey geologi tersebut sebagai
gambaran permukaan suatu lapangan
4. Boring / Drilling untuk mendapatkan hasil secara detail
pada suatu titik
5. Uji Tanah dan batuan, terutama mengenai sifat
mekanisnya.
4. PENYELIDIKAN GEOTEKNIK
LAPANGAN
Penyelidikan Geologi Teknik Lapangan, Penyelidikan
Geologi Lapangan (Site Investigation) meliputi :
1. Penyelidikan di permukaan
a) Morfologi
Morfologi merupakan survey permukaan yang mempelajari
bentuk permukaan bumi, dimana dibagi menjadi
1. Topografi, mempelajari roman muka bumi daratan.
2. Batimetri, mempelajari roman muka bumi lautan.
5. PENYELIDIKAN DI PERMUKAAN
b) Hidrologi
Hidrologi merupakan survey permukaan bumi yang mempelajari
tentang aliran air bumi dan juga siklus air. Dimana Survey
Hidrologi meliputi :
1. Perilaku Sungai (Terutama yang menyebabkan erosi),
Perilaku sungai sendiri dibagi menjadi 3, yakni :
Sungai berstadium muda : Pada stadium awal, sebuah aliran
mempunyai air terjun, dan aliran yang deras (rapids); Setelah itu
air terjun dan aliran deras membentuk ngarai
Sungai berstadium Dewasa : Timbul profil sungai yang halus,
tanpa adanya aliran yang deras dan air terjun. Namun mulai
muncul awal dataran aliran sungai (floodplain); timbul daerah
dataran aliran sungai yang cukup lebar;
Sungai berstadium Tua dan Mempunyai datarn aliran sungai yang
lebar, dan berliku-liku
6. HIDROLOGI :
2. Debit Sungai : Debit sungai dibutuhkan untuk
mengetahui kapasitas aliran sungai. Hal ini
sangat penting untuk perencanaan Pembangkit
Listrik, Bendungan, dsb.
3. Curah Hujan : Curah Hujan diperlukan untuk
mengetahui data mengenai intensitas dan jumlah
hujan pada suatu daerah
7. PENYELIDIKAN DI PERMUKAAN
c) Pemetaan Geologi dan Geologi Teknik
Pemetaan Geologi dan Geologi Teknik merupakan hasil daripada
survey permukaan, yang dituangkan dalam gambaran 2 dimensi,
agar mudah dipahami mengenai kondisi suatu lingkungan. Peta
Geologi ini nantinya digunakan oleh para Insinyur Sipil dalam
mendesain suatu bangunan dalam daerah tersebut.
Peta Geologi hendaknya menyajikan data sebagai berikut :
1. Stratigrafi
2. Struktur Geologi
3. Sejarah Geologi
Selain itu peta geologi, dapat menyajikan data mengenai :
1. Pemetaan gejala longsoran (zona tidak stabil)
2. Penyebaran detail soil dan batuan singkapan dalam satuan batuan atau
formasi
3. Mata air (Panas atau Dingin)
4. Rembesan (Seepage)
5. Gejala Geologi lainnya
8. PENYELIDIKAN GEOTEKNIK
LAPANGAN
2. Survey Bawah Permukaan
Survey bawah permukaan merupakan survey yang meliputi
beberapa hal berikut:
a) HAND BOR (Pengeboran tangan).
Metode pemboran ini adalah metode untuk mendapatkan
keadaan bawah pernukaan tanah dengan cara mengebor,
dioperasikan dengan tenaga manusia yaitu dengan cara
memutar mata bor tanah dengan menggunakan rod (pipa
bor) yang terbatas hingga maksimum kedalaman 6 m sampai
10 m atau kurang tergantung tenaga menusia yang memutar
bor tersebut. Karena keterbatasan kedalaman yang dapat
dicapai dengan metode ini sekitar 6m – 10m, maka metode
ini cocok digunakan untuk pengetesan pada pembangunan
rumah, ruko, bangunan bertingkat rendah, dan bangunan
yang tidak terlalu besar lainnya.
9. SURVEY BAWAH PERMUKAAN
Peralatan yang digunakan :
1. Mata bor tanah (nama noraknya
Iwan/Bangka)
2. Stang Bor Per 1m
3. Pemutar dan T konektor
Hasil yang diperoleh :
1. Stratifikasi tanah dengan hasil tanah
yang terambil
2. Sampel tanah Disturbed
10.
11. SURVEY BAWAH PERMUKAAN
b) SONDIR (Ducth Cone Penetration Test) atau Cone
Penetration Test
Sondir adalah metode pengetesan tanah dengan menggunakan cone pada
ujung alat ini. Besarnya cone yang digunakan dapat diubah-ubah
tergantung kebutuhannya atau jenis tanah tersebut.
Dari uji ini dapat didapat 3 data yaitu,
1. Cone Resistance (qc)
2. Friction (fc)
3. Total Friction (Tfc)
hasil grafik yang dihasilkan pada Cone Penetration Test, terlihat ada
grafik yang berbentuk zigzag pada kedalaman tertentu dan ada grafik
yang lebih lembut (smooth)
pada kedalaman tertentu, hal ini mengganbarkan jenis tanah yang
ada pada kedalam tersebut. Jika terlihat grafik membentuk zigzag itu
berarti lebih condong kebentuk tanah pasir, tetapi jika grafik lebih
membentuk garis yang lebih lembut, hal ini menunjukan pada
kedalaman tersebut jenis tanah lebih cenderung ke jenis tanah lempung.
Hal ini disebabkan karena partikel pada pasir lebih besar dari pada
lempung.
12.
13.
14. SURVEY BAWAH PERMUKAAN
c. CORING (Pengeboran Inti)
Pengeboran pada setiap lokasi akan dilaksanakan
dengan distribusi dan kedalaman yang disesuaikan
dengan kondisi geologi tekniknya. Tetapi jika dibutuhkan
pengeboran dapat dilakukan lebih dalam lagi bila terjadi
keraguan pengambilan sampel, misalnya terjadinya
ketidakseragaman jenis tanah.
15.
16.
17.
18.
19. SURVEY BAWAH PERMUKAAN
d. Geolistrik
Metoda geolistrik adalah salah satu metoda geofisika yg
didasarkan pada penerapan konsep kelistrikan pada masalah
kebumian. Tujuannya adalah untuk memperkirakan sifat
kelistrikan medium atau formasi batuan bawah-permukaan
terutama kemampuannya untuk menghantarkan atau
menghambat listrik (konduktivitas atau resistivitas).
Aliran listrik pada suatu formasi batuan terjadi terutama
karena adanya fluida elektrolit pada pori-pori atau rekahan
batuan. Oleh karena itu resistivitas suatu formasi batuan
bergantung pada porositas batuan serta jenis fluida pengisi
pori-pori batuan tsb. Batuan porous yg berisi air atau air asin
tentu lebih konduktif (resistivitas-nya rendah) dibanding
batuan yg sama yg pori-porinya hanya berisi udara (kosong)