2. The Greenhouse Gas Protocol (Protokol Gas Rumah Kaca) adalah perangkat akuntansi yang paling
banyak digunakan yang memungkinkan pemerintah dan pemimpin industri dalam memahami,
menghitung, dan mengelola emisi gas rumah kaca.
GHG Protocol bertujuan untuk membangun kapasitas akunting dari perhitungan gas rumah kaca
untuk industri. Ini juga ke depannya akan mendukung industry yang produknya sebagian besar di-
ekspor karena dari pasar global akan menuntut tahu berapa perhitungan gas rumah kaca dari
produk tersebut.
Apabila gas rumah kaca menjadi terlalu banyak otomatis menyebabkan iklim menjadi tidak stabil.
Suhu di bumi ketika memasuki musim kemarau ataupun musim dingin menjadi ekstrim dan
bahkan bisa menyebabkan musim akan mengalami pergeseran apabila gas tersebut sudah berada
dalam level yang berbahaya.
1. apa yang dimaksud dengan ghg protocol apa potensi kesalahan yang mungkin
dihasilkan dari panduan tersebut
3. perusahaan menghadapi tekanan yang meningkat dari investor, kelompok advokasi, politisi, dan
bahkan pemimpin bisnis sendiriuntuk mengurangi emisi GRK dari operasi mereka dan rantai
pasokan dan distribusi mereka. Hampir 200 CEO Business Roundtable, yang mewakili beberapa
perusahaan terbesar dan paling terkenal di Amerika, telah menanggapi dengan mengeluarkan
pernyataan kolektif tentang komitmen mereka terhadap 'tujuan perusahaan,' yang mencakup
kinerja lingkungan yang lebih baik. Komitmen ini tampaknya didukung oleh tindakan: Sekitar 90%
perusahaan di S&P 500 sekarang mengeluarkan beberapa bentuk laporan lingkungan, sosial, dan
tata kelola (ESG), hampir selalu menyertakan perkiraan GRK perusahaan emisi.Emisi yang sama
dilaporkan beberapa kali oleh perusahaan yang berbeda, sementara beberapa entitas
mengabaikan emisi dari rantai pasokan dan distribusi mereka. Memang, akuntabilitas laporan ESG
yang buruk sebagian berasal dari kekurangan dalam Protokol GRK.
2. Kesulitan apa yang di hadapi perusahaan dalam menghitung dan melaporkan
kompenen GHG emission
4. 3. Mengapa pelaporan GHG Emission
berguna untuk bank dan investor ?
- pelaporan GHG Emission berguna bagi Investor Karena
informasi emisi karbon jika dipertimbangkan oleh
investor maka akan terjadi kenaikan harga saham yang
melebihi abnormal return yang diekspektasikan oleh
investor sehingga pada akhirnya informasi ini menjadi
nilai tambah bagi investor.
- pelaporan GHG Emission berguna bagi Bank karena
bank dan GHG Emission saling membutuhkan kerjasama
untuk mencapai, Carbon Pricing perlu didukung dengan
kebijakan yang kuat, akuntabel, dan transparan.
5. 4. Apa tantangan kebijakan pajak
karbon ?
Pemerintah menghadapi sejumlah tantangan
dalam penerapan pajak karbon, beberapa di
antaranya adalah penentuan tarif pajak
karbon, transparansi pelaksanaan kebijakan,
dan negosiasi yang dilakukan para pengusaha
di sektor energi.
6. Mengelola bisnis yang bertanggung jawab pasti akan terkait dengan
dengan isu Environment (lingkungan), Social (sosial),
dan Governance (tata kelola), atau yang dikenal dengan istilah
ESG. Apa sesungguhnya ESG itu,
•Environment — termasuk energi yang digunakan oleh perusahaan,
limbah yang dikeluarkan, sumber daya yang dibutuhkan, dan dampak
lingkungan bagi makhluk hidup. Aspek lingkungan juga mencakup
emisi karbon, polusi suara dan perubahan iklim.
•Social — meliputi aspek hubungan dan reputasi perusahaan kepada
masyarakat dan institusi. Aspek sosial juga menyentuh isu
keragaman serta inklusi saat perusahaan beroperasi dalam
masyarakat yang lebih luas dan beragam.
•Governance — merupakan sistem pelaksanaan, kontrol, dan prosedur
yang diterapkan perusahaan untuk mengatur operasional, membuat
keputusan yang efektif, mematuhi hukum, dan memenuhi kebutuhan
5. Terkait dengan ESG reporting, jelaskan masing-masing tantangan dalam
melaporkan setiap aspek E, S, dan G.
7. 6. Bagaimana peran akuntan dalam pelaporan GHG Emission dan ESG? Apa
tantangan yang dihadapi akuntan dalam hal ini?
profesi akuntan harus memainkan perannya untuk berkontribusi pada
upaya global dalam mengurangi emisi karbon. Akuntan dinilai
memiliki skill set yang tepat untuk melakukan mitigasi perubahan
iklim melalui pelaporan keberlanjutan (sustainability reporting).
Akuntan juga mengukur dan melaporkan kinerja finansial, sosial dan lingkungan, lalu
berlanjut memberikan rekomendasi agar operasi suatu organisasi tetap bisa mencapai
profit tanpa merusak lingkungan.
Akuntan harus memimpin pelaporan iklim dan pengungkapan ESG
lainnya, karena akuntan berada di pusat informasi; akuntan
memiliki keterampilan dan kompetensi yang relevan; akuntan
terhubung secara global; dan akuntan tunduk pada kode etik yang
diterima secara global,”