SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 32
MUHAMAD YOGI
A. WHY:
 Mengapa harus ada pendidikan karakter
B. WHAT:
 Apa karakter
 Apa pendidikan karakter
C. WHEN:
 Kapan pendidikan karakter tepat diberikan
D. WHO:
 Siapa yang harus diberi pendidikan karakter
 Siapa yang harus bertanggung jawab melakukan
pendidikan karakter
E. HOW:
 Bagaimana melakukan pendidikan karakter
Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com
 “Allah membuat perumpamaan sebuah negeri yang
dahulunya aman dan tenteram, rezeki datang kepadanya
melimpah ruah di semua penjuru, lalu penduduknya
mengingkari nikmat Allah, karena itu lalu Allah
membiarkan mereka merasakan pakaian kelaparan dan
ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat” (Q.S. An-
Nahl:112).
 “Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Allah telah
membuat perumpamaan kalimat yang baik bagaikan pohon
yang baik, akarnya kuat menghunjam ke bumi, (ranting)
dan dahannya menjulang ke angkasa; pohon itu terus
berbuah setiap saat (tiada henti) atas izin Tuhannya. Allah
membuat perumpamaan seperti itu agar manusia
memperoleh peringatan” (QS Ibrahim 24-26)

 Nabi Muhammad saw diperintahkan oleh Tuhan untuk
mengisahkan cerita dalam al-Qur’an tentang para rasul,
seperti nabi Musa, Harun, Ismail, Nuh bahwa mereka
menyungkur bersujud dan menangis bila ditunjukkan ayat-
ayat Allah. Selanjutnya Allah memperingatkan:
“Maka datanglah sesudah mereka, generasi yang jelek, menyia-
nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, mereka
itulah yang jelas akan sesat. Kecuali orang yang bertaubat,
beriman, dan beramal salih. Maka mereka itu akan masuk surge
dan tidak mungkin dianiaya (dirugikan) sedikitpun”. (Q.S.
Maryam 59-60)
 Nabi bersabda: Ketahuilah bahwa dalam diri setiap kalian ada
”mudghoh” (segumpal daging), jika mudghoh itu bersih maka
semua yang ditampilkan oleh orang tersebut juga bersih (baik),
dan jika mudghoh itu rusak maka yang ditampilkan oleh orang
tersebut juga rusak (tidak baik). Ketahuilah bahwa yang disebut
mudghoh itu adalah al-qolb (hati). (Al-Hadist)
.
Input/kondisi
saat ini:
-murid
-Mahasiswa
-Pejabat
-Akademisi
-Masyakat
-Dll
Output/kea
daan yang
diharapkan
-murid
-Mahasiswa
-Pejabat
-Akademisi
-Masyakat
-Dll
1.isi/materi
2. Pendekatan/
metode/cara
3.SDM (murid-guru)
4.sarana/prasarana
5.Peraturan
6.Evaluasi
7.Dll
PROSES
.
Input/kondisi
saat ini:
-murid
-Mahasiswa
-Pejabat
-Akademisi
-Masyakat
-Dll
Output/keada
an yang
diharapkan
-murid
-Mahasiswa
-Pejabat
-Akademisi
-Masyakat
-Dll
Unkwon activities
-Pendidikan
-Pelatihan
-Pembimbingan
-Pembiasaan
-Dll
PROSES
 Karakter bangsa merupakan aspek penting dari kualitas SDM karena turut
menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter yang berkualitas perlu
dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa emas
namun kritis bagi pembentukan karakter seseorang.
 Thomas Lickona (seorang profesor pendidikan dari Cortland University)
mengungkapkan bahwa ada sepuluh tanda jaman yang kini terjadi, tetapi
harus diwaspadai karena dapat membawa bangsa menuju jurang
kehancuran. 10 tanda jaman itu adalah:
(1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja/masyarakat;
(2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk/tidak baku;
(3) pengaruh peer-group (geng) dalam tindak kekerasan, menguat;
(4) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba;
alkohol dan seks bebas;
(5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk;
(6) menurunnya etos kerja;
(7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru;
(8) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan kelompok;
(9) membudayanya kebohongan/ketidakjujuran, dan
(10) adanya rasa saling curiga dan kebencian antar sesama.
.
NO ASPEK YANG DIBANDINGKAN PERINGKAT
1 Buta huruf usia > 15 tahun 44 dari 49
2 Literasi Membaca 39 dari 41
3 Kemampuan berkomunikasi 49 dari 49
4 KKN dan Praktik Tak Etis 49 dari 49
5 Pengangguran generasi muda 48 dari 49
6 Daya tarik terhadap Iptek 34 dari 49
7 Pengembangan teknologi dan aplikasi 46 dari 49
8 Kemampuan alih teknologi 49 dari 49
9 Implementasi Tekno-informasi 47 dari 49
10 Literasi IPA 38 dari 42
11 Riset Dasar 45 dari 49
12 Indeks berkompetisi 59 dari 60
PENGEMBANGAN: USIA REMAJAPENGEMBANGAN: USIA REMAJA
(Lingkungan masyarakat tidak kondusif)(Lingkungan masyarakat tidak kondusif)
PENGEMBANGAN: USIA REMAJAPENGEMBANGAN: USIA REMAJA
(Lingkungan masyarakat tidak kondusif)(Lingkungan masyarakat tidak kondusif)
PEMBENTUKAN: USIA DINIPEMBENTUKAN: USIA DINI
(Banyak diserahkan pada pembantu)(Banyak diserahkan pada pembantu)
PEMBENTUKAN: USIA DINIPEMBENTUKAN: USIA DINI
(Banyak diserahkan pada pembantu)(Banyak diserahkan pada pembantu)
PEMANTAPAN: USIA DEWASAPEMANTAPAN: USIA DEWASA
(Terbentuknya low trust society)(Terbentuknya low trust society)
PEMANTAPAN: USIA DEWASAPEMANTAPAN: USIA DEWASA
(Terbentuknya low trust society)(Terbentuknya low trust society)
Pengembangan KARAKTER di INDONESIAPengembangan KARAKTER di INDONESIA
TIDAK SINCERE
(Tidak Tulus Ikhlas –
Tidak Sungguh-sungguh)
SEMU
(Senang Basa Basi &
Budaya Abs)
Akibat dari the existing situationAkibat dari the existing situation
AKIBATNYA:
DATA TIDAK AKURAT, KEBIJAKAN TIDAK TEPAT,
TIDAK RELEVAN, DLL
Dan perumpamaan kalimat
(kebijakan) yang buruk
bagaikan pohon yang buruk,
yang telah dicabut akar-
akarnya dari permukaan
bumi; tidak dapat tegak
sedikitpun. (Ibrahim:26)
BANGSA INDONESIA
MENGALAMI KRISIS
KEPRIBADIAN ?
Timbulkan Akibat Buruk:Timbulkan Akibat Buruk:
- Karakter Bangsa LunturKarakter Bangsa Luntur
- Bencana Meluas Di Bidang:Bencana Meluas Di Bidang:
- Krisis Politik - Ekonomi - Moneter -
Kepercayaan – Hukum - Dll
Timbulkan Akibat Buruk:Timbulkan Akibat Buruk:
- Karakter Bangsa LunturKarakter Bangsa Luntur
- Bencana Meluas Di Bidang:Bencana Meluas Di Bidang:
- Krisis Politik - Ekonomi - Moneter -
Kepercayaan – Hukum - Dll
 Menurut Simon Philips (2008), karakter adalah kumpulan tata nilai yang
menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku
yang ditampilkan. Sedangkan Doni Koesoema A (2007) memahami bahwa
karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ”ciri, atau
karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber
dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan,
 Sementara Winnie memahami bahwa istilah karakter memiliki dua pengertian
tentang karakter. Pertama, ia menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah
laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah
orang tersebut memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya, apabila
seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut
memanifestasikan karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya
dengan ‘personality’. Seseorang baru bisa disebut ‘orang yang berkarakter’ (a
person of character) apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.
 Sedangkan Imam Ghozali menganggap bahwa karakter lebih dekat dengan
akhlaq, yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau melakukan perbuatan
yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu
dipikirkan lagi.
 Dari pendapat di atas difahami bahwa karakter itu berkaitan
dengan kekuatan moral, berkonotasi ‘positif’, bukan netral. Jadi,
‘orang berkarakter’ adalah orang yang mempunyai kualitas moral
(tertentu) positif. Dengan demikian, pendidikan membangun
karakter, secara implisit mengandung arti membangun sifat atau
pola perilaku yang didasari atau berkaitan dengan dimensi moral
yang positif atau baik, bukan yang negatif atau buruk. Hal ini
didukung oleh Peterson dan Seligman (Gedhe Raka, 2007:5) yang
mengaitkan secara langsung ’character strength’ dengan
kebajikan. Character strength dipandang sebagai unsur-unsur
psikologis yang membangun kebajikan (virtues). Salah satu
kriteria utama dari ‘character strength’ adalah bahwa karakter
tersebut berkontribusi besar dalam mewujudkan sepenuhnya
potensi dan cita-cita seseorang dalam membangun kehidupan
yang baik, yang bermanfaat bagi dirinya, orang lain, dan
bangsanya
 Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri
seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan
masyarakat jadi beradab. Pendidikan bukan merupakan sarana
transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yakni
sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran nilai (enkulturisasi
dan sosialisasi). Anak harus mendapatkan pendidikan yang
menyentuh dimensi dasar kemanusiaan. Dimensi kemanusiaan
itu mencakup sekurang-kurangnya tiga hal paling mendasar,
yaitu: (1) afektif yang tercermin pada kualitas keimanan,
ketakwaan, akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur serta
kepribadian unggul, dan kompetensi estetis; (2) kognitif yang
tercermin pada kapasitas pikir dan daya intelektualitas untuk
menggali dan mengembang-kan serta menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan (3) psikomotorik yang tercermin
pada kemampuan mengembangkan keterampilan teknis,
kecakapan praktis, dan kompetensi kinestetis.
 Ki Hadjar Dewantara dari Taman Siswa di Yogyakarta
bulan Oktober 1949 pernah berkata bahwa "Hidup
haruslah diarahkan pada kemajuan, keberadaban,
budaya, dan persatuan”. Sedangkan menurut Prof.
Wuryadi, manusia pada dasarnya baik secara individu
dan kelompok, memiliki apa yang jadi penentu watak
dan karakternya yaitu dasar dan ajar. Dasar dapat
dilihat sebagai apa yang disebut modal biologis
(genetik) atau hasil pengalaman yang sudah dimiliki
(teori konstruktivisme), sedangkan ajar adalah kondisi
yang sifatnya diperoleh dari rangkaian pendidikan
atau perubahan yang direncanakan atau diprogram.
 Selain memperkecil resiko kehancuran, karakter juga menjadi
modal yang sangat penting untuk bersaing dan bekerja sama
secara tangguh dan terhormat di tengah-tengah bangsa lain.
 Karakterlah yang membuat bangsa Jepang cepat bangkit
sesudah kekalahannya dalam Perang Dunia II dan meraih
kembali martabatnya di dunia internasional.
 Karakterlah yang membuat bangsa Vietnam tidak bisa
ditaklukkan, bahkan mengalahkan dua bangsa yang secara
teknologi dan ekonomi jauh lebih maju, yaitu Perancis dan
Amerika.
 Pembangunan karakterlah yang membuat Korea Selatan
sekarang jauh lebih maju dari Indonesia, walaupun pada
tahun 1962 keadaan kedua negara secara ekonomi dan
teknologi hampir sama.
 Pembangunan karakterlah yang membuat para pejuang
kemerdekaan berhasil menghantar bangsa Indonesia ke
gerbang kemerdekaannya (Gedhe Raka, 1997 ).
 “Selama dimensi karakter tidak menjadi bagian dari kriteria
keberhasilan dalam pendidikan, selama itu pula pendidikan tidak
akan berkontribusi banyak dalam pembangunan karakter” (I
Gedhe Raka)
 ”Dalam kenyataanya, pendidik berkarakterlah yang
menghasilkan SDM handal dan memiliki jati diri. Oleh karena itu,
jadilah manusia yang memiliki jati diri, berkarakter kuat dan
cerdas.”
 ”Pilar akhlak (moral) yang dimiliki (mengejewantah) dalam diri
seseorang, sehingga ia menjadi orang yang berkarakter baik
(good character), memiliki sikap jujur, sabar, rendah hati,
tanggung jawab dan rasa hormat, yang tercermin dalam
kesatuan organisasi pribadi yang harmonis dan dinamis. Tanpa
nilai-nilai moral dasar (basic moral values) yang senantiasa
mengejewantah dalam diri pribadi kapan dan dimana saja, orang
dapat dipertanyakan kadar keimanan dan ketaqwaan
 Nilai-nilai itu meliputi : (1). Ketuhanan yang maha Esa, (2) Kemanusiaan yang
adil dan beradap, (3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan (5) Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Nilai-nilai ini selaras dengan nilai-nilai 5 pilars characteristics :
1. Transendensi: Menyadari bahwa manusia merupakan ciptaan Tuhan yang maha Esa.
Darinya akan memunculkan penghambaan semata-mata pada Tuhannya yang Esa.
Kesadaran ini juga berarti memahami keberadaan diri dan alam sekitar sehingga mampu
memakmurkannya.
2. Humanisasi: Setiap manusia pada hakekatnya setara di mata Tuhan kecuali ilmu dan
ketakwaan yang membedakannya. Manusia diciptakan sebagai subjek yang memiliki
potensi.
3. Kebinekaan: Kesadaran akan ada sekian banyak perbedaan di dunia. Akan tetapi, mampu
mengambil kesamaan untuk menumbuhkan kekuatan
4. Liberasi: Pembebasan atas penindasan sesama manusia. Olehnya, tidak dibenarkan
adanya penjajahan manusia oleh manusia.
5. Keadilan: Keadilan merupakan kunci kesejahteraan. Adil tidak berarti sama, tetapi
proporsional.
1.Kejujuran
2.Loyalitas dan dapat diandalkan
3.Hormat
4.Cinta
5.Ketidak egoisan dan sensitifitas
6.Baik hati dan pertemanan
7.Keberanian
8.Kedamaian
9.Mandiri dan Potensial
10.Disiplin diri dan Moderasi
11.Kesetiaan dan kemurnian
12.Keadilan dan kasih sayang
Seorang intelektual profetik tidak memikirkan dirinya sendiri, tetapi berpikir bagaimana dapat memberikan
sebanyak-banyaknya bagi lingkungan.
1.Sadar sebagai makhluq ciptaan Tuhan. Sadar sebagai makhluq muncul ketika ia mampu memahami
keberadaan dirinya, alam sekitar, dan Tuhan YME. Konsepsi ini dibangun dari nilai-nilai transendensi.
2.Cinta Tuhan. Orang yang sadar akan keberadaan Tuhan meyakini bahwa ia tidak dapat melakukan apapun
tanpa kehendak Tuhan. Oleh karenanya memunculkan rasa cinta kepada Tuhan. Orang yang cinta Tuhan
akan menjalankan apapun perintah dan menjauhi larangan-Nya.
3.Bermoral. Jujur, saling menghormati, tidak sombong, suka membantu, dll merupakan turunan dari manusia
yang bermoral.
4.Bijaksana. Karakter ini muncul karena keluasan wawasan seseorang. Dengan keluasan wawasan, ia akan
melihat banyaknya perbedaan yang mampu diambil sebagai kekuatan. Karakter bijaksana ini dapat
terbentuk dari adanya penanaman nilai-nilai kebinekaan.
5.Pembelajar sejati. Untuk dapat memiliki wawasan yang luas, seseorang harus senantiasa belajar. Seorang
pembelajar sejati pada dasarnya dimotivasi oleh adanya pemahaman akan luasnya ilmu Tuhan (nilai
transendensi). Selain itu, dengan penanaman nilai-nilai kebinekaan ia akan semakin bersemangat untuk
mengambil kekuatan dari sekian banyak perbedaan.
6.Mandiri. Karakter ini muncul dari penanaman nilai-nilai humanisasi dan liberasi. Dengan pemahaman bahwa
tiap manusia dan bangsa memiliki potensi dan sama-sama subjek kehidupan maka ia tidak akan
membenarkan adanya penindasan sesama manusia. Darinya, memunculkan sikap mandiri sebagai bangsa.
7.Kontributif. Kontributif nerupakan cermin seorang pemimpin.
 Pendidikan holistik membentuk manusia secara utuh (holistik) yang
berkarakter, yaitu mengembangkan aspek/potensi spiritual, potensi
emosional, potensi intelektual (intelegensi & kreativitas), potensi sosial,
dan potensi jasmani siswa secara optimal.
 Membangun karakter itu harus dimulai sedini mungkin, atau bahkan sejak
dilahirkan, dan harus dilakukan secara terus menerus dan terfokus,
 Pendidikan holistik juga untuk membentuk manusia pembelajar sepanjang
hayat yang sejati (lifelong learners).
 Di samping itu, pendidikan karakter juga mengembangkan semua potensi
anak sehingga menjadi manusia seutuhnya. Dalam hal ini, perkembangan
anak harus seimbang, baik dari segi akademiknya maupun segi sosial dan
emosinya. Pendidikan selama ini hanya memberi penekanan pada aspek
akademik saja dan tidak mengembangkan aspek social, emosi, kreatifitas,
dan bahkan motorik. "Anak hanya dipersiapkan untuk dapat nilai bagus,
namun mereka tidak dilatih untuk bisa hidup.

CIRI KURIKULUM PENDIDIKAN HOLISTIKCIRI KURIKULUM PENDIDIKAN HOLISTIK
1. Spiritualitas adalah jantung dari setiap proses dan praktek pembelajaran.
2. Pembelajaran diarahkan agar siswa menyadari akan keunikan dirinya
dengan segala potensinya. Mereka harus diajak untuk berhubungan
dengan dirinya yang paling dalarn (inner self, sehingga memahami
eksistensi, otoritas, tapi sekaligus bergantung sepenuhnya kepada
pencipta Nya.
3. Pembelajaran tidak hanya mengembangkan cara berpikir analitis/linier
tapi juga intuitif.
4. Pembelajaran berkewajiban menumbuhkembangkan potensi kecerdasan
jamak (multiple intelligences).
5. Pembelajaran berkewajiban menyadarkan siswa tentang keterkaitannya
dengan komunitasnya, sehingga mereka tak boleh mengabaikan tradisi,
budaya, kerjasama, hubungan manusiawi, serta pemenuhan kebutuhan
yang tepat guna (jawa: nrimo ing pandum; anti konsumerisme).
6. Pembelajaran berkewajiban mengajak siswa untuk menyadari
hubungannya dengan bumi dan "masyarakat" non manusia seperti hewan,
tumbuhan, dan benda benda tak bernyawa (air, udara, tanah) sehingga
mereka memiliki kesadaran ekologis.
7. Kurikulum berkewajiban memperhatikan hubungan antara berbagai pokok
bahasan dalam tingkatan transdisipliner8, sehingga hal itu akan lebih
memberi makna kepada siswa.
8. Pembelajaran berkewajiban menghantarkan siswa untuk menyeimbangkan
antara belajar individual dengan kelompok (kooperatif, kolaboratif, antara
isi dengan proses, antara pengetahuan dengan imajinasi, antara rasional
dengan intuisi, antara kuantitatif dengan kualitatif.
9. Pembelajaran adalah sesuatu yang tumbuh, menemukan, dan memperluas
cakrawala.
10. Pembelajaran adalah sebuah proses kreatif dan artistik.
 Kunci sukses dalam menghadapi tantangan berat
dalam hidup itu terletak pada kualitas sumberdaya
manusia (SDM) Indonesia yang handal dan berbudaya.
 Oleh karena itu perlu implementasi penyelenggaraan
pendidikan holistik secara baik.
 beberapa hal yang mendapat penekanan lebih dalam
menerapkan model pendidikan karakter. Pertama,
"Knowing the good. Untuk membentuk karakter, anak
tidak hanya sekedar tahu mengenai hal-hal yang baik,
namun mereka harus dapat memahami kenapa perlu
melakukan hal tersebut. "Selama ini banyak orang
yang tahu bahwa ini baik dan itu buruk, namun mereka
tidak tahu apa alasannya melakukan hal yang baik dan
meninggalkan hal-hal yang tidak baik. Jadi masih ada
1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaanNya
(love Allah, trust, reverence, loyalty)
2. Tanggung jawab, Kedisiplinan dan Kemandirian
(responsibility, excellence, self reliance, discipline, orderliness)
3. Kejujuran/Amanah dan Arif
(trustworthines, honesty, and tactful)
4. Hormat dan Santun
(respect, courtesy, obedience)
5. Dermawan, Suka menolong dan Gotong-royong/Kerjasama
(love, compassion, caring, empathy, generousity, moderation, cooperation)
6. Percaya Diri, Kreatif dan Pekerja keras
(confidence, assertiveness, creativity, resourcefulness, courage,
determination, enthusiasm)
7. Kepemimpinan dan Keadilan
(justice, fairness, mercy, leadership)
8. Baik dan Rendah Hati
(kindness, friendliness, humility, modesty)
9. Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan
(tolerance, flexibility, peacefulness, unity)
 Suasana belajar yang efektif, menyenangkan,
dan dapat mengembangkan seluruh aspek
dimensi manusia secara holistik harus menjadi
prioritas untuk diterapkan.
 Caranya dapat menggunakan pendekatan
 Student Active Learning,
 Integrated Learning,
 Developmentally Appropriate Practices,
 Contextual Learning,
 Collaborative Learning, dan
 Multiple Intelligences
Pendidik (guru) profesional dengan tugas
utama:
- mendidik,
- mengajar,
- membimbing,
- mengarahkan,
- melatih,
- menilai, dan
- mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, dasar, dan pendidikan
menengah
 .
Merubah sikap/
kepribadian menjadi
lebih baik & profesional,
sehingga dapat membe-
rikan manfaat besar
dalam mencerdaskan
bangsa
Merubah sikap/
kepribadian menjadi
lebih baik & profesional,
sehingga dapat membe-
rikan manfaat besar
dalam mencerdaskan
bangsa
1.1. Memiliki pengetahuan keMemiliki pengetahuan keagamaaagamaan yang luasn yang luas
dan mengamalkannya dalam kehidupandan mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari secara aktifsehari-hari secara aktif
2.2. Meningkatkan kualitas keilmuan secaraMeningkatkan kualitas keilmuan secara
berkelanjutanberkelanjutan
3.3. Zuhud dalam kehidupan, mengajar danZuhud dalam kehidupan, mengajar dan
mendidik untuk mencari ridhamendidik untuk mencari ridha TuhanTuhan
4.4. Bersih jasmani dan rohaniBersih jasmani dan rohani
5.5. Pemaaf, penyabar, dan jujurPemaaf, penyabar, dan jujur
6.6. Berlaku adil terhadap peserta didik dan semuaBerlaku adil terhadap peserta didik dan semua
stakeholders pendidikanstakeholders pendidikan
7. Mempunyai watak dan sifat robbaniyah7. Mempunyai watak dan sifat robbaniyah
yang tercermin dalam pola pikir, ucapan,yang tercermin dalam pola pikir, ucapan,
dan tingkah lakudan tingkah laku
8.8. Tegas bertindak, profesional, danTegas bertindak, profesional, dan
proporsionalproporsional
9. Tanggap terhadap berbagai kondisi9. Tanggap terhadap berbagai kondisi yangyang
mungkinmungkin dapat mempengaruhidapat mempengaruhi jiwa,jiwa,
keyakinan, dan pola pikir peserta didikkeyakinan, dan pola pikir peserta didik
10. Menumbuhkan kesadaran diri sebagai da’i10. Menumbuhkan kesadaran diri sebagai da’i
Ciri orang yang kuat imannya, antara lain:
(1) secara tulus dia patuh pada Tuhannya;
(2) dia tertib dan disiplin melaksanakan perintah dan
menjauhi larangan Tuhan, secara mahdhoh/ritual;
(3) memahami dan menghargai ajaran agama lain, sehingga
tercipta kehidupan yang toleran;
(4) memperbanyak kerjasama dalam bidang kehidupan
social.
(5) memiliki prilaku baik berdasarkan nilai agama yang
dianautnya
(6) menghindarkan diri dari prilaku yang tidak sejalan dengan
nilai agama yang dianutnya.
(7) dll.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

CARA BERPIKIR KRITIS.pdf
CARA BERPIKIR KRITIS.pdfCARA BERPIKIR KRITIS.pdf
CARA BERPIKIR KRITIS.pdfPrasAlfa
 
Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifEvaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifMuhammad Bahrudin
 
Ppt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaranPpt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaranrizka_pratiwi
 
Asesmen bagi anak berkebutuhan khusus
Asesmen bagi anak berkebutuhan khususAsesmen bagi anak berkebutuhan khusus
Asesmen bagi anak berkebutuhan khususAgus Wagianto
 
pengertian, tujuan, dan fungsi evaluasi (1)
pengertian, tujuan, dan fungsi evaluasi (1)pengertian, tujuan, dan fungsi evaluasi (1)
pengertian, tujuan, dan fungsi evaluasi (1)dewonggo
 
PPT PENERAPAN TQM
PPT PENERAPAN TQMPPT PENERAPAN TQM
PPT PENERAPAN TQMNikmatul W
 
Powerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikanPowerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikangeriya
 
AKSI NYATA TOPIK 3 PERENCANAAN PEMBELAJARAN SD ..pdf
AKSI NYATA TOPIK 3 PERENCANAAN PEMBELAJARAN SD ..pdfAKSI NYATA TOPIK 3 PERENCANAAN PEMBELAJARAN SD ..pdf
AKSI NYATA TOPIK 3 PERENCANAAN PEMBELAJARAN SD ..pdfSriWahyuni909323
 
Topik 1 - Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdf
Topik 1 - Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdfTopik 1 - Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdf
Topik 1 - Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdfAhmadFaqihShalahuddi
 
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah KognitifKisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah KognitifAni Mahisarani
 
Metode pembelajaran individu
Metode pembelajaran individuMetode pembelajaran individu
Metode pembelajaran individuNastiti Rahajeng
 

Was ist angesagt? (20)

Membangun persepsi
Membangun persepsiMembangun persepsi
Membangun persepsi
 
LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN
LATIHAN DASAR KEPEMIMPINANLATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN
LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN
 
CARA BERPIKIR KRITIS.pdf
CARA BERPIKIR KRITIS.pdfCARA BERPIKIR KRITIS.pdf
CARA BERPIKIR KRITIS.pdf
 
Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifEvaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan Sumatif
 
PPT MUTU PENDIDIKAN DI MASA DEPAN
PPT MUTU PENDIDIKAN DI MASA DEPANPPT MUTU PENDIDIKAN DI MASA DEPAN
PPT MUTU PENDIDIKAN DI MASA DEPAN
 
Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif
 
Ppt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaranPpt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaran
 
PPT (Motivasi Belajar)
PPT (Motivasi Belajar)PPT (Motivasi Belajar)
PPT (Motivasi Belajar)
 
Asesmen bagi anak berkebutuhan khusus
Asesmen bagi anak berkebutuhan khususAsesmen bagi anak berkebutuhan khusus
Asesmen bagi anak berkebutuhan khusus
 
pengertian, tujuan, dan fungsi evaluasi (1)
pengertian, tujuan, dan fungsi evaluasi (1)pengertian, tujuan, dan fungsi evaluasi (1)
pengertian, tujuan, dan fungsi evaluasi (1)
 
TEST DIAGNOSTIK
TEST DIAGNOSTIKTEST DIAGNOSTIK
TEST DIAGNOSTIK
 
Ppt melawan bullying
Ppt melawan bullyingPpt melawan bullying
Ppt melawan bullying
 
Keorganisasian
KeorganisasianKeorganisasian
Keorganisasian
 
7. rpp power point
7. rpp power point7. rpp power point
7. rpp power point
 
PPT PENERAPAN TQM
PPT PENERAPAN TQMPPT PENERAPAN TQM
PPT PENERAPAN TQM
 
Powerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikanPowerpoint manajemen pendidikan
Powerpoint manajemen pendidikan
 
AKSI NYATA TOPIK 3 PERENCANAAN PEMBELAJARAN SD ..pdf
AKSI NYATA TOPIK 3 PERENCANAAN PEMBELAJARAN SD ..pdfAKSI NYATA TOPIK 3 PERENCANAAN PEMBELAJARAN SD ..pdf
AKSI NYATA TOPIK 3 PERENCANAAN PEMBELAJARAN SD ..pdf
 
Topik 1 - Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdf
Topik 1 - Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdfTopik 1 - Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdf
Topik 1 - Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdf
 
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah KognitifKisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
 
Metode pembelajaran individu
Metode pembelajaran individuMetode pembelajaran individu
Metode pembelajaran individu
 

Ähnlich wie KARAKTER BANGSA

Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karaktergusipung
 
Pendidikan karakter-100831113958-phpapp01
Pendidikan karakter-100831113958-phpapp01Pendidikan karakter-100831113958-phpapp01
Pendidikan karakter-100831113958-phpapp01Atabik Qadir
 
Pendidikan nilai
Pendidikan nilaiPendidikan nilai
Pendidikan nilaiAjeng Faiza
 
Kepentingan pendidikan islam dalam melahirkan modal insan yang
Kepentingan pendidikan islam dalam melahirkan modal insan yangKepentingan pendidikan islam dalam melahirkan modal insan yang
Kepentingan pendidikan islam dalam melahirkan modal insan yangRahila Najihah
 
Pendidikan karakter dalam mengubah perilaku hukum
Pendidikan karakter dalam mengubah perilaku hukumPendidikan karakter dalam mengubah perilaku hukum
Pendidikan karakter dalam mengubah perilaku hukumFilsuf Gorontalo
 
pengantar-pendidikan-1.ppt
pengantar-pendidikan-1.pptpengantar-pendidikan-1.ppt
pengantar-pendidikan-1.pptrezaejha2
 
Pak HUSNI dan Bu ANI Makalah CORE ETHICAL CHARACTER Kelompok 2 NEW.doc
Pak HUSNI dan Bu ANI Makalah CORE ETHICAL CHARACTER  Kelompok 2 NEW.docPak HUSNI dan Bu ANI Makalah CORE ETHICAL CHARACTER  Kelompok 2 NEW.doc
Pak HUSNI dan Bu ANI Makalah CORE ETHICAL CHARACTER Kelompok 2 NEW.docAniRindiani
 
Makalah Pendidikan Islam Komprehensif.pptx
Makalah Pendidikan Islam Komprehensif.pptxMakalah Pendidikan Islam Komprehensif.pptx
Makalah Pendidikan Islam Komprehensif.pptxAhmadyassin33
 
peranan guru pendidikan islam
peranan guru pendidikan islam  peranan guru pendidikan islam
peranan guru pendidikan islam Mohd Kamal Jusoh
 
48 peranan guru pendidikan islam menerusi falsafah pendidikan islam
48 peranan guru pendidikan islam menerusi falsafah pendidikan islam 48 peranan guru pendidikan islam menerusi falsafah pendidikan islam
48 peranan guru pendidikan islam menerusi falsafah pendidikan islam Mohd Kamal Jusoh
 
20110103190107 pengertian personaliti dan sahsiah dimurnikan 2 2010-2011
20110103190107 pengertian personaliti dan sahsiah dimurnikan 2 2010-201120110103190107 pengertian personaliti dan sahsiah dimurnikan 2 2010-2011
20110103190107 pengertian personaliti dan sahsiah dimurnikan 2 2010-2011Daivanayagi Doraisamy
 
Pendidikan Dalam Islam pt ii
Pendidikan Dalam Islam pt iiPendidikan Dalam Islam pt ii
Pendidikan Dalam Islam pt iiAkmal Cikmat
 
Kapita Selekta Islamiyah FKIP UNIDA
Kapita Selekta Islamiyah FKIP UNIDAKapita Selekta Islamiyah FKIP UNIDA
Kapita Selekta Islamiyah FKIP UNIDAWandi Budiman
 
Bab 3 (institusi islam)
Bab 3 (institusi islam)Bab 3 (institusi islam)
Bab 3 (institusi islam)Afiq Izzudin
 
Media+Ilmu+Pendidikan.pdf
Media+Ilmu+Pendidikan.pdfMedia+Ilmu+Pendidikan.pdf
Media+Ilmu+Pendidikan.pdfSudiatDhiat
 

Ähnlich wie KARAKTER BANGSA (20)

Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakter
 
Pendidikan karakter-100831113958-phpapp01
Pendidikan karakter-100831113958-phpapp01Pendidikan karakter-100831113958-phpapp01
Pendidikan karakter-100831113958-phpapp01
 
Agama kelompok 2
Agama kelompok 2Agama kelompok 2
Agama kelompok 2
 
Pendidikan nilai
Pendidikan nilaiPendidikan nilai
Pendidikan nilai
 
Kepentingan pendidikan islam dalam melahirkan modal insan yang
Kepentingan pendidikan islam dalam melahirkan modal insan yangKepentingan pendidikan islam dalam melahirkan modal insan yang
Kepentingan pendidikan islam dalam melahirkan modal insan yang
 
Makalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakterMakalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakter
 
Makalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakterMakalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakter
 
Pendidikan karakter dalam mengubah perilaku hukum
Pendidikan karakter dalam mengubah perilaku hukumPendidikan karakter dalam mengubah perilaku hukum
Pendidikan karakter dalam mengubah perilaku hukum
 
pengantar-pendidikan-1.ppt
pengantar-pendidikan-1.pptpengantar-pendidikan-1.ppt
pengantar-pendidikan-1.ppt
 
Pak HUSNI dan Bu ANI Makalah CORE ETHICAL CHARACTER Kelompok 2 NEW.doc
Pak HUSNI dan Bu ANI Makalah CORE ETHICAL CHARACTER  Kelompok 2 NEW.docPak HUSNI dan Bu ANI Makalah CORE ETHICAL CHARACTER  Kelompok 2 NEW.doc
Pak HUSNI dan Bu ANI Makalah CORE ETHICAL CHARACTER Kelompok 2 NEW.doc
 
Makalah Pendidikan Islam Komprehensif.pptx
Makalah Pendidikan Islam Komprehensif.pptxMakalah Pendidikan Islam Komprehensif.pptx
Makalah Pendidikan Islam Komprehensif.pptx
 
Makalah revitilisasi
Makalah revitilisasiMakalah revitilisasi
Makalah revitilisasi
 
peranan guru pendidikan islam
peranan guru pendidikan islam  peranan guru pendidikan islam
peranan guru pendidikan islam
 
48 peranan guru pendidikan islam menerusi falsafah pendidikan islam
48 peranan guru pendidikan islam menerusi falsafah pendidikan islam 48 peranan guru pendidikan islam menerusi falsafah pendidikan islam
48 peranan guru pendidikan islam menerusi falsafah pendidikan islam
 
20110103190107 pengertian personaliti dan sahsiah dimurnikan 2 2010-2011
20110103190107 pengertian personaliti dan sahsiah dimurnikan 2 2010-201120110103190107 pengertian personaliti dan sahsiah dimurnikan 2 2010-2011
20110103190107 pengertian personaliti dan sahsiah dimurnikan 2 2010-2011
 
Pendidikan Dalam Islam pt ii
Pendidikan Dalam Islam pt iiPendidikan Dalam Islam pt ii
Pendidikan Dalam Islam pt ii
 
Kapita Selekta Islamiyah FKIP UNIDA
Kapita Selekta Islamiyah FKIP UNIDAKapita Selekta Islamiyah FKIP UNIDA
Kapita Selekta Islamiyah FKIP UNIDA
 
2 samino(1)
2 samino(1)2 samino(1)
2 samino(1)
 
Bab 3 (institusi islam)
Bab 3 (institusi islam)Bab 3 (institusi islam)
Bab 3 (institusi islam)
 
Media+Ilmu+Pendidikan.pdf
Media+Ilmu+Pendidikan.pdfMedia+Ilmu+Pendidikan.pdf
Media+Ilmu+Pendidikan.pdf
 

Mehr von Muhamad Yogi

Teori Politik Moderen
Teori Politik ModerenTeori Politik Moderen
Teori Politik ModerenMuhamad Yogi
 
Ketenagakerjaan dan Perburuhan
Ketenagakerjaan dan PerburuhanKetenagakerjaan dan Perburuhan
Ketenagakerjaan dan PerburuhanMuhamad Yogi
 
HAK MILIK INTELEKTUAL
HAK MILIK INTELEKTUALHAK MILIK INTELEKTUAL
HAK MILIK INTELEKTUALMuhamad Yogi
 
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
KEPEMIMPINAN PENDIDIKANKEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
KEPEMIMPINAN PENDIDIKANMuhamad Yogi
 
Keadilan Dalam Pandangan Islam
Keadilan Dalam Pandangan IslamKeadilan Dalam Pandangan Islam
Keadilan Dalam Pandangan IslamMuhamad Yogi
 
Keadilan Dala Pandangan Islam
Keadilan Dala Pandangan IslamKeadilan Dala Pandangan Islam
Keadilan Dala Pandangan IslamMuhamad Yogi
 
Teori Politik Moderen
Teori Politik Moderen Teori Politik Moderen
Teori Politik Moderen Muhamad Yogi
 
ADART HIMADIKWAN 2014-2015
ADART HIMADIKWAN 2014-2015ADART HIMADIKWAN 2014-2015
ADART HIMADIKWAN 2014-2015Muhamad Yogi
 
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBDManusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBDMuhamad Yogi
 
Demokrasi Indonesia
Demokrasi IndonesiaDemokrasi Indonesia
Demokrasi IndonesiaMuhamad Yogi
 
PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...
PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG  TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG  TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...
PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...Muhamad Yogi
 
Group Investigation ppt
Group Investigation pptGroup Investigation ppt
Group Investigation pptMuhamad Yogi
 
SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014
SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014
SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014Muhamad Yogi
 
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIASISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIAMuhamad Yogi
 
Peran Guru Sebagai Motivator
Peran Guru Sebagai MotivatorPeran Guru Sebagai Motivator
Peran Guru Sebagai MotivatorMuhamad Yogi
 

Mehr von Muhamad Yogi (20)

Teori Politik Moderen
Teori Politik ModerenTeori Politik Moderen
Teori Politik Moderen
 
Surat Berharga
Surat BerhargaSurat Berharga
Surat Berharga
 
Ketenagakerjaan dan Perburuhan
Ketenagakerjaan dan PerburuhanKetenagakerjaan dan Perburuhan
Ketenagakerjaan dan Perburuhan
 
HAK MILIK INTELEKTUAL
HAK MILIK INTELEKTUALHAK MILIK INTELEKTUAL
HAK MILIK INTELEKTUAL
 
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
KEPEMIMPINAN PENDIDIKANKEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
 
Keadilan Dalam Pandangan Islam
Keadilan Dalam Pandangan IslamKeadilan Dalam Pandangan Islam
Keadilan Dalam Pandangan Islam
 
Keadilan Dala Pandangan Islam
Keadilan Dala Pandangan IslamKeadilan Dala Pandangan Islam
Keadilan Dala Pandangan Islam
 
Teori Politik Moderen
Teori Politik Moderen Teori Politik Moderen
Teori Politik Moderen
 
ADART HIMADIKWAN 2014-2015
ADART HIMADIKWAN 2014-2015ADART HIMADIKWAN 2014-2015
ADART HIMADIKWAN 2014-2015
 
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBDManusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
 
Demokrasi Indonesia
Demokrasi IndonesiaDemokrasi Indonesia
Demokrasi Indonesia
 
PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...
PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG  TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG  TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...
PRILAKU ANGGOTA DPR- RI YANG TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENONTON VIDEO PORNO S...
 
Group Investigation ppt
Group Investigation pptGroup Investigation ppt
Group Investigation ppt
 
BENTUK NEGARA
BENTUK NEGARABENTUK NEGARA
BENTUK NEGARA
 
SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014
SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014
SOSIALISASI PEMILU 2009 DAN 2014
 
Pilar Belajar
Pilar BelajarPilar Belajar
Pilar Belajar
 
Prasangka Sosial
Prasangka SosialPrasangka Sosial
Prasangka Sosial
 
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIASISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
 
Hukum Keluarga
Hukum Keluarga Hukum Keluarga
Hukum Keluarga
 
Peran Guru Sebagai Motivator
Peran Guru Sebagai MotivatorPeran Guru Sebagai Motivator
Peran Guru Sebagai Motivator
 

Kürzlich hochgeladen

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 

KARAKTER BANGSA

  • 2. A. WHY:  Mengapa harus ada pendidikan karakter B. WHAT:  Apa karakter  Apa pendidikan karakter C. WHEN:  Kapan pendidikan karakter tepat diberikan D. WHO:  Siapa yang harus diberi pendidikan karakter  Siapa yang harus bertanggung jawab melakukan pendidikan karakter E. HOW:  Bagaimana melakukan pendidikan karakter Qomari Anwar: qomari9@yahoo.com
  • 3.  “Allah membuat perumpamaan sebuah negeri yang dahulunya aman dan tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah di semua penjuru, lalu penduduknya mengingkari nikmat Allah, karena itu lalu Allah membiarkan mereka merasakan pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat” (Q.S. An- Nahl:112).  “Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik bagaikan pohon yang baik, akarnya kuat menghunjam ke bumi, (ranting) dan dahannya menjulang ke angkasa; pohon itu terus berbuah setiap saat (tiada henti) atas izin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan seperti itu agar manusia memperoleh peringatan” (QS Ibrahim 24-26) 
  • 4.  Nabi Muhammad saw diperintahkan oleh Tuhan untuk mengisahkan cerita dalam al-Qur’an tentang para rasul, seperti nabi Musa, Harun, Ismail, Nuh bahwa mereka menyungkur bersujud dan menangis bila ditunjukkan ayat- ayat Allah. Selanjutnya Allah memperingatkan: “Maka datanglah sesudah mereka, generasi yang jelek, menyia- nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, mereka itulah yang jelas akan sesat. Kecuali orang yang bertaubat, beriman, dan beramal salih. Maka mereka itu akan masuk surge dan tidak mungkin dianiaya (dirugikan) sedikitpun”. (Q.S. Maryam 59-60)  Nabi bersabda: Ketahuilah bahwa dalam diri setiap kalian ada ”mudghoh” (segumpal daging), jika mudghoh itu bersih maka semua yang ditampilkan oleh orang tersebut juga bersih (baik), dan jika mudghoh itu rusak maka yang ditampilkan oleh orang tersebut juga rusak (tidak baik). Ketahuilah bahwa yang disebut mudghoh itu adalah al-qolb (hati). (Al-Hadist)
  • 7.  Karakter bangsa merupakan aspek penting dari kualitas SDM karena turut menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa emas namun kritis bagi pembentukan karakter seseorang.  Thomas Lickona (seorang profesor pendidikan dari Cortland University) mengungkapkan bahwa ada sepuluh tanda jaman yang kini terjadi, tetapi harus diwaspadai karena dapat membawa bangsa menuju jurang kehancuran. 10 tanda jaman itu adalah: (1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja/masyarakat; (2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk/tidak baku; (3) pengaruh peer-group (geng) dalam tindak kekerasan, menguat; (4) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba; alkohol dan seks bebas; (5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk; (6) menurunnya etos kerja; (7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru; (8) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan kelompok; (9) membudayanya kebohongan/ketidakjujuran, dan (10) adanya rasa saling curiga dan kebencian antar sesama.
  • 8. . NO ASPEK YANG DIBANDINGKAN PERINGKAT 1 Buta huruf usia > 15 tahun 44 dari 49 2 Literasi Membaca 39 dari 41 3 Kemampuan berkomunikasi 49 dari 49 4 KKN dan Praktik Tak Etis 49 dari 49 5 Pengangguran generasi muda 48 dari 49 6 Daya tarik terhadap Iptek 34 dari 49 7 Pengembangan teknologi dan aplikasi 46 dari 49 8 Kemampuan alih teknologi 49 dari 49 9 Implementasi Tekno-informasi 47 dari 49 10 Literasi IPA 38 dari 42 11 Riset Dasar 45 dari 49 12 Indeks berkompetisi 59 dari 60
  • 9. PENGEMBANGAN: USIA REMAJAPENGEMBANGAN: USIA REMAJA (Lingkungan masyarakat tidak kondusif)(Lingkungan masyarakat tidak kondusif) PENGEMBANGAN: USIA REMAJAPENGEMBANGAN: USIA REMAJA (Lingkungan masyarakat tidak kondusif)(Lingkungan masyarakat tidak kondusif) PEMBENTUKAN: USIA DINIPEMBENTUKAN: USIA DINI (Banyak diserahkan pada pembantu)(Banyak diserahkan pada pembantu) PEMBENTUKAN: USIA DINIPEMBENTUKAN: USIA DINI (Banyak diserahkan pada pembantu)(Banyak diserahkan pada pembantu) PEMANTAPAN: USIA DEWASAPEMANTAPAN: USIA DEWASA (Terbentuknya low trust society)(Terbentuknya low trust society) PEMANTAPAN: USIA DEWASAPEMANTAPAN: USIA DEWASA (Terbentuknya low trust society)(Terbentuknya low trust society) Pengembangan KARAKTER di INDONESIAPengembangan KARAKTER di INDONESIA
  • 10. TIDAK SINCERE (Tidak Tulus Ikhlas – Tidak Sungguh-sungguh) SEMU (Senang Basa Basi & Budaya Abs) Akibat dari the existing situationAkibat dari the existing situation AKIBATNYA: DATA TIDAK AKURAT, KEBIJAKAN TIDAK TEPAT, TIDAK RELEVAN, DLL
  • 11. Dan perumpamaan kalimat (kebijakan) yang buruk bagaikan pohon yang buruk, yang telah dicabut akar- akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tegak sedikitpun. (Ibrahim:26) BANGSA INDONESIA MENGALAMI KRISIS KEPRIBADIAN ? Timbulkan Akibat Buruk:Timbulkan Akibat Buruk: - Karakter Bangsa LunturKarakter Bangsa Luntur - Bencana Meluas Di Bidang:Bencana Meluas Di Bidang: - Krisis Politik - Ekonomi - Moneter - Kepercayaan – Hukum - Dll Timbulkan Akibat Buruk:Timbulkan Akibat Buruk: - Karakter Bangsa LunturKarakter Bangsa Luntur - Bencana Meluas Di Bidang:Bencana Meluas Di Bidang: - Krisis Politik - Ekonomi - Moneter - Kepercayaan – Hukum - Dll
  • 12.  Menurut Simon Philips (2008), karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Sedangkan Doni Koesoema A (2007) memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ”ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan,  Sementara Winnie memahami bahwa istilah karakter memiliki dua pengertian tentang karakter. Pertama, ia menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah orang tersebut memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut memanifestasikan karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan ‘personality’. Seseorang baru bisa disebut ‘orang yang berkarakter’ (a person of character) apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.  Sedangkan Imam Ghozali menganggap bahwa karakter lebih dekat dengan akhlaq, yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau melakukan perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi.
  • 13.  Dari pendapat di atas difahami bahwa karakter itu berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi ‘positif’, bukan netral. Jadi, ‘orang berkarakter’ adalah orang yang mempunyai kualitas moral (tertentu) positif. Dengan demikian, pendidikan membangun karakter, secara implisit mengandung arti membangun sifat atau pola perilaku yang didasari atau berkaitan dengan dimensi moral yang positif atau baik, bukan yang negatif atau buruk. Hal ini didukung oleh Peterson dan Seligman (Gedhe Raka, 2007:5) yang mengaitkan secara langsung ’character strength’ dengan kebajikan. Character strength dipandang sebagai unsur-unsur psikologis yang membangun kebajikan (virtues). Salah satu kriteria utama dari ‘character strength’ adalah bahwa karakter tersebut berkontribusi besar dalam mewujudkan sepenuhnya potensi dan cita-cita seseorang dalam membangun kehidupan yang baik, yang bermanfaat bagi dirinya, orang lain, dan bangsanya
  • 14.  Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat jadi beradab. Pendidikan bukan merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran nilai (enkulturisasi dan sosialisasi). Anak harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi dasar kemanusiaan. Dimensi kemanusiaan itu mencakup sekurang-kurangnya tiga hal paling mendasar, yaitu: (1) afektif yang tercermin pada kualitas keimanan, ketakwaan, akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur serta kepribadian unggul, dan kompetensi estetis; (2) kognitif yang tercermin pada kapasitas pikir dan daya intelektualitas untuk menggali dan mengembang-kan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi; dan (3) psikomotorik yang tercermin pada kemampuan mengembangkan keterampilan teknis, kecakapan praktis, dan kompetensi kinestetis.
  • 15.  Ki Hadjar Dewantara dari Taman Siswa di Yogyakarta bulan Oktober 1949 pernah berkata bahwa "Hidup haruslah diarahkan pada kemajuan, keberadaban, budaya, dan persatuan”. Sedangkan menurut Prof. Wuryadi, manusia pada dasarnya baik secara individu dan kelompok, memiliki apa yang jadi penentu watak dan karakternya yaitu dasar dan ajar. Dasar dapat dilihat sebagai apa yang disebut modal biologis (genetik) atau hasil pengalaman yang sudah dimiliki (teori konstruktivisme), sedangkan ajar adalah kondisi yang sifatnya diperoleh dari rangkaian pendidikan atau perubahan yang direncanakan atau diprogram.
  • 16.  Selain memperkecil resiko kehancuran, karakter juga menjadi modal yang sangat penting untuk bersaing dan bekerja sama secara tangguh dan terhormat di tengah-tengah bangsa lain.  Karakterlah yang membuat bangsa Jepang cepat bangkit sesudah kekalahannya dalam Perang Dunia II dan meraih kembali martabatnya di dunia internasional.  Karakterlah yang membuat bangsa Vietnam tidak bisa ditaklukkan, bahkan mengalahkan dua bangsa yang secara teknologi dan ekonomi jauh lebih maju, yaitu Perancis dan Amerika.  Pembangunan karakterlah yang membuat Korea Selatan sekarang jauh lebih maju dari Indonesia, walaupun pada tahun 1962 keadaan kedua negara secara ekonomi dan teknologi hampir sama.  Pembangunan karakterlah yang membuat para pejuang kemerdekaan berhasil menghantar bangsa Indonesia ke gerbang kemerdekaannya (Gedhe Raka, 1997 ).
  • 17.  “Selama dimensi karakter tidak menjadi bagian dari kriteria keberhasilan dalam pendidikan, selama itu pula pendidikan tidak akan berkontribusi banyak dalam pembangunan karakter” (I Gedhe Raka)  ”Dalam kenyataanya, pendidik berkarakterlah yang menghasilkan SDM handal dan memiliki jati diri. Oleh karena itu, jadilah manusia yang memiliki jati diri, berkarakter kuat dan cerdas.”  ”Pilar akhlak (moral) yang dimiliki (mengejewantah) dalam diri seseorang, sehingga ia menjadi orang yang berkarakter baik (good character), memiliki sikap jujur, sabar, rendah hati, tanggung jawab dan rasa hormat, yang tercermin dalam kesatuan organisasi pribadi yang harmonis dan dinamis. Tanpa nilai-nilai moral dasar (basic moral values) yang senantiasa mengejewantah dalam diri pribadi kapan dan dimana saja, orang dapat dipertanyakan kadar keimanan dan ketaqwaan
  • 18.  Nilai-nilai itu meliputi : (1). Ketuhanan yang maha Esa, (2) Kemanusiaan yang adil dan beradap, (3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan (5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.  Nilai-nilai ini selaras dengan nilai-nilai 5 pilars characteristics : 1. Transendensi: Menyadari bahwa manusia merupakan ciptaan Tuhan yang maha Esa. Darinya akan memunculkan penghambaan semata-mata pada Tuhannya yang Esa. Kesadaran ini juga berarti memahami keberadaan diri dan alam sekitar sehingga mampu memakmurkannya. 2. Humanisasi: Setiap manusia pada hakekatnya setara di mata Tuhan kecuali ilmu dan ketakwaan yang membedakannya. Manusia diciptakan sebagai subjek yang memiliki potensi. 3. Kebinekaan: Kesadaran akan ada sekian banyak perbedaan di dunia. Akan tetapi, mampu mengambil kesamaan untuk menumbuhkan kekuatan 4. Liberasi: Pembebasan atas penindasan sesama manusia. Olehnya, tidak dibenarkan adanya penjajahan manusia oleh manusia. 5. Keadilan: Keadilan merupakan kunci kesejahteraan. Adil tidak berarti sama, tetapi proporsional.
  • 19. 1.Kejujuran 2.Loyalitas dan dapat diandalkan 3.Hormat 4.Cinta 5.Ketidak egoisan dan sensitifitas 6.Baik hati dan pertemanan 7.Keberanian 8.Kedamaian 9.Mandiri dan Potensial 10.Disiplin diri dan Moderasi 11.Kesetiaan dan kemurnian 12.Keadilan dan kasih sayang
  • 20. Seorang intelektual profetik tidak memikirkan dirinya sendiri, tetapi berpikir bagaimana dapat memberikan sebanyak-banyaknya bagi lingkungan. 1.Sadar sebagai makhluq ciptaan Tuhan. Sadar sebagai makhluq muncul ketika ia mampu memahami keberadaan dirinya, alam sekitar, dan Tuhan YME. Konsepsi ini dibangun dari nilai-nilai transendensi. 2.Cinta Tuhan. Orang yang sadar akan keberadaan Tuhan meyakini bahwa ia tidak dapat melakukan apapun tanpa kehendak Tuhan. Oleh karenanya memunculkan rasa cinta kepada Tuhan. Orang yang cinta Tuhan akan menjalankan apapun perintah dan menjauhi larangan-Nya. 3.Bermoral. Jujur, saling menghormati, tidak sombong, suka membantu, dll merupakan turunan dari manusia yang bermoral. 4.Bijaksana. Karakter ini muncul karena keluasan wawasan seseorang. Dengan keluasan wawasan, ia akan melihat banyaknya perbedaan yang mampu diambil sebagai kekuatan. Karakter bijaksana ini dapat terbentuk dari adanya penanaman nilai-nilai kebinekaan. 5.Pembelajar sejati. Untuk dapat memiliki wawasan yang luas, seseorang harus senantiasa belajar. Seorang pembelajar sejati pada dasarnya dimotivasi oleh adanya pemahaman akan luasnya ilmu Tuhan (nilai transendensi). Selain itu, dengan penanaman nilai-nilai kebinekaan ia akan semakin bersemangat untuk mengambil kekuatan dari sekian banyak perbedaan. 6.Mandiri. Karakter ini muncul dari penanaman nilai-nilai humanisasi dan liberasi. Dengan pemahaman bahwa tiap manusia dan bangsa memiliki potensi dan sama-sama subjek kehidupan maka ia tidak akan membenarkan adanya penindasan sesama manusia. Darinya, memunculkan sikap mandiri sebagai bangsa. 7.Kontributif. Kontributif nerupakan cermin seorang pemimpin.
  • 21.  Pendidikan holistik membentuk manusia secara utuh (holistik) yang berkarakter, yaitu mengembangkan aspek/potensi spiritual, potensi emosional, potensi intelektual (intelegensi & kreativitas), potensi sosial, dan potensi jasmani siswa secara optimal.  Membangun karakter itu harus dimulai sedini mungkin, atau bahkan sejak dilahirkan, dan harus dilakukan secara terus menerus dan terfokus,  Pendidikan holistik juga untuk membentuk manusia pembelajar sepanjang hayat yang sejati (lifelong learners).  Di samping itu, pendidikan karakter juga mengembangkan semua potensi anak sehingga menjadi manusia seutuhnya. Dalam hal ini, perkembangan anak harus seimbang, baik dari segi akademiknya maupun segi sosial dan emosinya. Pendidikan selama ini hanya memberi penekanan pada aspek akademik saja dan tidak mengembangkan aspek social, emosi, kreatifitas, dan bahkan motorik. "Anak hanya dipersiapkan untuk dapat nilai bagus, namun mereka tidak dilatih untuk bisa hidup. 
  • 22. CIRI KURIKULUM PENDIDIKAN HOLISTIKCIRI KURIKULUM PENDIDIKAN HOLISTIK 1. Spiritualitas adalah jantung dari setiap proses dan praktek pembelajaran. 2. Pembelajaran diarahkan agar siswa menyadari akan keunikan dirinya dengan segala potensinya. Mereka harus diajak untuk berhubungan dengan dirinya yang paling dalarn (inner self, sehingga memahami eksistensi, otoritas, tapi sekaligus bergantung sepenuhnya kepada pencipta Nya. 3. Pembelajaran tidak hanya mengembangkan cara berpikir analitis/linier tapi juga intuitif. 4. Pembelajaran berkewajiban menumbuhkembangkan potensi kecerdasan jamak (multiple intelligences). 5. Pembelajaran berkewajiban menyadarkan siswa tentang keterkaitannya dengan komunitasnya, sehingga mereka tak boleh mengabaikan tradisi, budaya, kerjasama, hubungan manusiawi, serta pemenuhan kebutuhan yang tepat guna (jawa: nrimo ing pandum; anti konsumerisme).
  • 23. 6. Pembelajaran berkewajiban mengajak siswa untuk menyadari hubungannya dengan bumi dan "masyarakat" non manusia seperti hewan, tumbuhan, dan benda benda tak bernyawa (air, udara, tanah) sehingga mereka memiliki kesadaran ekologis. 7. Kurikulum berkewajiban memperhatikan hubungan antara berbagai pokok bahasan dalam tingkatan transdisipliner8, sehingga hal itu akan lebih memberi makna kepada siswa. 8. Pembelajaran berkewajiban menghantarkan siswa untuk menyeimbangkan antara belajar individual dengan kelompok (kooperatif, kolaboratif, antara isi dengan proses, antara pengetahuan dengan imajinasi, antara rasional dengan intuisi, antara kuantitatif dengan kualitatif. 9. Pembelajaran adalah sesuatu yang tumbuh, menemukan, dan memperluas cakrawala. 10. Pembelajaran adalah sebuah proses kreatif dan artistik.
  • 24.  Kunci sukses dalam menghadapi tantangan berat dalam hidup itu terletak pada kualitas sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang handal dan berbudaya.  Oleh karena itu perlu implementasi penyelenggaraan pendidikan holistik secara baik.  beberapa hal yang mendapat penekanan lebih dalam menerapkan model pendidikan karakter. Pertama, "Knowing the good. Untuk membentuk karakter, anak tidak hanya sekedar tahu mengenai hal-hal yang baik, namun mereka harus dapat memahami kenapa perlu melakukan hal tersebut. "Selama ini banyak orang yang tahu bahwa ini baik dan itu buruk, namun mereka tidak tahu apa alasannya melakukan hal yang baik dan meninggalkan hal-hal yang tidak baik. Jadi masih ada
  • 25. 1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaanNya (love Allah, trust, reverence, loyalty) 2. Tanggung jawab, Kedisiplinan dan Kemandirian (responsibility, excellence, self reliance, discipline, orderliness) 3. Kejujuran/Amanah dan Arif (trustworthines, honesty, and tactful) 4. Hormat dan Santun (respect, courtesy, obedience) 5. Dermawan, Suka menolong dan Gotong-royong/Kerjasama (love, compassion, caring, empathy, generousity, moderation, cooperation) 6. Percaya Diri, Kreatif dan Pekerja keras (confidence, assertiveness, creativity, resourcefulness, courage, determination, enthusiasm) 7. Kepemimpinan dan Keadilan (justice, fairness, mercy, leadership) 8. Baik dan Rendah Hati (kindness, friendliness, humility, modesty) 9. Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan (tolerance, flexibility, peacefulness, unity)
  • 26.  Suasana belajar yang efektif, menyenangkan, dan dapat mengembangkan seluruh aspek dimensi manusia secara holistik harus menjadi prioritas untuk diterapkan.  Caranya dapat menggunakan pendekatan  Student Active Learning,  Integrated Learning,  Developmentally Appropriate Practices,  Contextual Learning,  Collaborative Learning, dan  Multiple Intelligences
  • 27. Pendidik (guru) profesional dengan tugas utama: - mendidik, - mengajar, - membimbing, - mengarahkan, - melatih, - menilai, dan - mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, dasar, dan pendidikan menengah
  • 28.  . Merubah sikap/ kepribadian menjadi lebih baik & profesional, sehingga dapat membe- rikan manfaat besar dalam mencerdaskan bangsa Merubah sikap/ kepribadian menjadi lebih baik & profesional, sehingga dapat membe- rikan manfaat besar dalam mencerdaskan bangsa
  • 29. 1.1. Memiliki pengetahuan keMemiliki pengetahuan keagamaaagamaan yang luasn yang luas dan mengamalkannya dalam kehidupandan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari secara aktifsehari-hari secara aktif 2.2. Meningkatkan kualitas keilmuan secaraMeningkatkan kualitas keilmuan secara berkelanjutanberkelanjutan 3.3. Zuhud dalam kehidupan, mengajar danZuhud dalam kehidupan, mengajar dan mendidik untuk mencari ridhamendidik untuk mencari ridha TuhanTuhan 4.4. Bersih jasmani dan rohaniBersih jasmani dan rohani 5.5. Pemaaf, penyabar, dan jujurPemaaf, penyabar, dan jujur 6.6. Berlaku adil terhadap peserta didik dan semuaBerlaku adil terhadap peserta didik dan semua stakeholders pendidikanstakeholders pendidikan
  • 30. 7. Mempunyai watak dan sifat robbaniyah7. Mempunyai watak dan sifat robbaniyah yang tercermin dalam pola pikir, ucapan,yang tercermin dalam pola pikir, ucapan, dan tingkah lakudan tingkah laku 8.8. Tegas bertindak, profesional, danTegas bertindak, profesional, dan proporsionalproporsional 9. Tanggap terhadap berbagai kondisi9. Tanggap terhadap berbagai kondisi yangyang mungkinmungkin dapat mempengaruhidapat mempengaruhi jiwa,jiwa, keyakinan, dan pola pikir peserta didikkeyakinan, dan pola pikir peserta didik 10. Menumbuhkan kesadaran diri sebagai da’i10. Menumbuhkan kesadaran diri sebagai da’i
  • 31.
  • 32. Ciri orang yang kuat imannya, antara lain: (1) secara tulus dia patuh pada Tuhannya; (2) dia tertib dan disiplin melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Tuhan, secara mahdhoh/ritual; (3) memahami dan menghargai ajaran agama lain, sehingga tercipta kehidupan yang toleran; (4) memperbanyak kerjasama dalam bidang kehidupan social. (5) memiliki prilaku baik berdasarkan nilai agama yang dianautnya (6) menghindarkan diri dari prilaku yang tidak sejalan dengan nilai agama yang dianutnya. (7) dll.