1. TES KEMAMPUAN BERFIKIR
KREATIF MATEMATIS SISWA
PADA MATERI
PERSAMAAN LINEAR DUA
VARIABEL
OLEH KELOMPOK 10 :
1. PIPIN RIDMANINGSIH (2012 121 226)
2. SRI SISKA INDRIANI (2012 121 064)
4. LATAR BELAKANG
Kreatifitas bisa dipandang sebagai hasil dari
sebuah proses berpikir kreatif, sedangkan aktivitas
kreatif merupakan kegiatan dalam proses belajar
mengajar yang diarahkan untuk mendorong atau
memunculkan kreativitas siswa. Melalui belajar
matematika, siswa diberi kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan berfikir logis, kritis,
analitis, kreatif, dan produktif. Berdasarkan uraian
dan pemikiran tersebut maka, penulis bermaksud
mengadakan penelitian dengan judul “Tes
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematiks Siswa
Kelas XI IPA Plus pada Materi Persamaan Linier
Dua Variabel di SMA Nurul Iman Palembang”.
5. RUMUSAN MASALAH
“Bagaimana Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Siswa Kelas XI IPA Plus pada Materi Persamaan
Linier Dua Variabel di SMA Nurul Iman Palembang
dengan menggunakan alat evaluasi ?”.
6. TUJUAN
Untuk mengetahui kemampuan berfikir kreatif
matematis siswa kelas XI IPA Plus pada materi
Persamaan Linier Dua Variabel di SMA NURUL
IMAN PALEMBANG dengan menggunakan alat
evaluasi berupa :
Validitas
Reabilitas
Daya Pembeda
Indeks Kesukaran
8. MATERI
1. Pengertian berfikir kreatif matematis
Bahwa berfikir kreatif matematis adalah
aktifitas mental yang disadari secara logis untuk
menemukan jawaban atau solusi bervariasi yang
bersifat baru dalam permasalahan matematika
BACK
9. 2. INDIKATOR BERFIKIR KREATIF MATEMATIS
Kelancaran (fluency)
Dapat lancar memberikan banyak ide untuk
menyelesaikan suatu masalah.
Keluwesan (Flexibility)
Dapat memunculkan ide baru (untuk mencoba dengan
cara lain) dalam menyelesaikan masalah yang sama.
Kebaruan (Originality)
Dapat melahirkan ide yang luar biasa untuk
menyelesaikan suatu masalah (dapat menjawab
menurut caranya sendiri)
Keterincian (Elaboration)
Dapat mengembangkan ide dari ide yang telah ada atau
merinci masalah menjadi masalah yang lebih
sederhana.
10. ANALISIS DATA
Validitas
Validasi adalah keadaan yang menggambarkan bahwa
tingakt instrument yang bersangkutan mampu mengukur apa
yang akan diukur. Perhitungan koefisien validasi dilakukan
dengan menggunakan rumus koefisien korelasi product
moment, yaitu:
Keterangan : = validasi tes
n = jumlah responden
ΣX = skor setiap item
ΣY = skor total responden
11. Kriteria Validitasnya :
0,90 1,00 validitas sangat tinggi
(sangat baik)
0,70 0,90 validitas tinggi (baik)
0,40 0,70 validitas sedang (cukup)
0,20 0,40 validitas rendah (kurang)
0,00 2,00 validitas sangat rendah
0,00 tidak valid
12. RELIABILITAS
Reliabilitas suatu alat ukur atau alat evaluasi
dimaksudkan sebagai alat yang memberikan hasil
yang tetap sama.Rumusan yang digunakan untuk
mencari koefisien reliabilitas bentuk uraian dikenal
dengan rumus Alpha seperti di bawah ini :
Keterangan : n = banyak butir soal (item)
= jumlah varians skor setiap item
= varians skor total
13. DAYA PEMBEDA
Daya pembeda (DP) dari sebuah butir soal
menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal
tersebut mampu membedakan antara testi (siswa)
yang mengetahui jawaban nya benar dengan testi
yang tidak dapat menjawab soal tersebut (testi
yang menjawab salah). Dengan kata lain,
kemampuan butir soal itu untuk membedakan
antara testi yang pandai atau berkemampuan tinggi
dengan testi yang kurang pandai.
14. RUMUS DAYA PEMBEDA
Keterangan :
= jumlah siswa kelompok atas yang menjawab
soal itu dengan benar, atau jumlah benar
untuk kelompok atas
= jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab
soal itu dengan benar, atau jumlah benar untuk
kelompok bawah
= jumlah siswa kelompok atas
= jumlah siswa kelompok rendah
15. Klasifikasi interprestasi untuk daya pembeda
yang banyak digunakan adalah :
DP sangat jelek
0,00 DP 0,20 jelek
0,20 DP 0,40 cukup
0,40 DP 0,70 baik
0,70 DP 1,00 sangat baik
16. INDEKS KESUKARAN
Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan
bilangan yang disebut indek kesukaran (Difficulty
Index).Rumus untuk menentukan indeks kesukaran butir soal,
yaitu :
Klasifikasi indeks kesukaran yang paling banyak
digunakan adalah :
IK = 0,00 soal terlalu sukar
0,00 IK soal sukar
0,30 IK soal sedang
0,70 IK soal mudah
IK = 1,00 soal terlalu mudah
17. KESIMPULAN
Dengan di adakan uji coba sebanyak 4 soal mengenai
materi persaman linear dua variabel di SMA NURUL
IMAN PALEMBANG kelas XI IPA PLUS dengan populasi
sebanyak 35 siswa maka di dapat data sebagai berikut :
a) Validitas : Dari 4 soal tersebut ada 3 soal yang valid
dan 1 soal yang tidak valid.
b) Reabilitas Tes “ Rendah”
c) Daya pembeda dari soal tersebut : soal yang pertama
“Baik”,soal kedua “Sangat Baik”,soal ketiga “Sangat
Baik”, dan soal keempat “Jelek”
d) Tingkat kesukaran dari soal : Dari ke 4 soal yang di
ujikan semua soal tingkat kesukarannya sedang. B
A
C
K