TAMAN SURGA
Nabi saw bersabda,
ِةَّنَجْال ِ
اضَي ِ
رِب ْمُت ْرَرَم اَذِإ
واُعَت ْارَف
.
اَم َو َلاَق
َلاَق ، ِةَّنَجْال ُاضَي ِ
ر
:
ال ُقَل ِح
ِ
رْكِذ
“Jika kalian melewati taman surga
maka berhentilah. Mereka
bertanya, ”Apakah taman surga
itu?” Beliau menjawab, ”Halaqoh
dzikir (majelis Ilmu).”
(HR. Tirmidzi no. 3510)
TENTANG MAJELIS DZIKIR
‘Atha’ bin Abi Rabah (wafat th. 114 H) rahimahullaah
berkata,
“Majelis dzikir adalah majelis yang didalamnya
membicarakan ilmu halal dan haram, yaitu bagaimana
harus menjual, membeli, berpuasa, mengerjakan shalat,
menikah, cerai, melakukan haji, dan semacam itu.”
al-Khatib al-Baghdadi dalam al-Faqiih wal Mutafaqqih (no. 40).
Lihat kitab al-‘Ilmu Fadhluhu wa Syarafuhu (hal. 132)
BELAJAR UNTUK BERAMAL
Abu Abdillah Ar-Rudzabari rahimahullah
berkata,
“Barangsiapa yang berangkat menimba
ilmu sementara yang dia inginkan semata-
mata ilmu, maka ilmunya tidak akan
bermanfaat baginya. Dan barangsiapa
yang berangkat menimba ilmu dalam
rangka mengamalkan ilmu, niscaya ilmu
yang sedikit pun akan bermanfaat
baginya.”
(Al-Muntakhab min Kitab az-Zuhd wa ar-Raqaa’iq, Hal.
71)
ORANG BERILMU VS ORANG
TIDAK BERILMU
ِذَّال َو َونُمَلْعَي َينِذَّال يِوَتْسَي ْلَه
َ
َل َين
َونُمَلْعَي
ِباَبْلَ ْ
اْل وُلوُأ ُرَّكَذَتَي اَمَّنِإ
“Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-
orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran” (QS. Az-Zumar, 39: 9)
AHLI ILMU AKAN MAMPU
MEMBEDAKAN BANYAK HAL
• Mana yang wajib, mana yang sunnah
• Mana yang mubah, mana yang makruh
• Mana yang halal, mana yang haram
• Mana yang baik, mana yang buruk
• Mana yang benar, mana yang salah
• Mana yang kekal, mana yang fana
• Mana yang penting, mana yang tidak
• Mana yang banyak pahalanya, mana yang
sedikit pahalanya
• Mana jalan ke surga, mana jalan ke neraka
WAJIBNYA
MENUNTUT ILMU
Rasulullah saw bersabda,
ِ
رَف ِمْلِعْلا ُبَلَط
ُِلك ىَلَع ٌةَضي
مِلْسُم
“Menuntut ilmu itu wajib atas
setiap muslim”. (HR. Ibnu
Majah)
PANDAI URUSAN DUNIA, BODOH
URUSAN AKHIRAT
Rasulullah saw bersabda,
ُضِغْبُي َالىَعَت َهللا َّنِإ
الدِب ٍمِلاَع َّلُك
ٍلِهاَج اَيْن
ةَر ِخ ْ
اْلِب
“Sesungguhnya Allah ta’ala membenci
orang yang pandai dalam urusan dunia
namun bodoh dalam perkara akherat”.
(HR. Al-Hakim, dishahihkan oleh al-Albani)
ILMU, PETUNJUK JALAN PULANG
MENUJU SURGA
ُسِمَتْلَي اًقي ِ
رَط َكَلَس ْنَم
َلَّهَس اًمْلِع ِهيِف
ُهللا
َّنَجْال ىَلِإ اًقي ِ
رَط ِهِب ُهَل
ِة
“Barangsiapa yang menempuh suatu
jalan dalam rangka menuntut ilmu,
maka Allah akan memudahkan
baginya jalan menuju surga.”
(HR. Muslim no. 7028)
MAKNA JALAN UNTUK MENUNTUT
ILMU
1. Menempuh jalan untuk menuntut
ilmu dalam arti yang sebenarnya,
seperti berjalan kaki menuju
majelis-majelis ilmu.
2. Menempuh jalan atau cara yang
dapat mengantarkan seseorang
untuk memperoleh ilmu syar’i,
seperti membaca, menghapal,
menela’ah, dan sebagainya.
MAKNA ALLAH MEMUDAHKAN JALANNYA
MENUJU SURGA
1. Allah akan memudahkan orang yang menuntut ilmu
semata-mata karena mencari keridhaan Allah, dapat
mengambil manfaat, dan mengamalkannya, sehingga
bisa memasuki Surga-Nya.
2. Allah akan memudahkan jalan baginya menuju Surga
ketika melewati titian ash-shirathal mustaqim pada
hari Kiamat dan memudahkannya dari berbagai
kengerian pada sebelum dan sesudahnya.
[Jami’ul ‘Ulum wal Hikam (II/297, Qawa’id wa Fawa’id minal
Arba’in An-Nawawiyyah (hal. 316-317), Menuntut Ilmu Jalan
Menuju Surga (hal. 8-9)]
• Adam dan Hawa asalnya
dari surga
• Diturunkan ke dunia
karena berbuat dosa
• Mereka bertobat dan
taat hingga kembali
kepada ridha-Nya
NENEK MOYANG KITA
APA SIKAP KITA?
1. Surga neraka urusan nanti!
Yang penting sekarang happy?!
Disiksa bersama iblis ga
peduli?!
2. Serius mencari ilmu agar tahu
jalan pulang menuju surga?
Siap mengikuti petunjuk ke
arah surga sehingga bisa
berkumpul bersama nenek
moyang kita (Adam dan
Hawa)?
MENUNTUT ILMU ITU IBADAH
Mu’adz bin Jabal ra berkata,
َكاَذُم َو ، ٌةَداَبِع ُهَبَلَط َو ، ٌَةنَسَح َكَل ُهَملَعَت َّنِإَف َمْلِعْال ْمَّلَعَت
ِج ُهْنَع َثْحَبْال َو ، ٌحيِبْسَت ُهَت َر
ُهَميِلْعَت َو ، ٌداَه
ُهُمَلْعَي َ
َل ْنَم
ٌةَب ْرُق ِهِلْهَ ِ
ْل ُهَلْذَب َو ، ٌةَقَدَص
“Tuntutlah ilmu (belajarlah Islam) karena mempelajarinya adalah suatu kebaikan
untukmu. Mencari ilmu adalah suatu ibadah. Saling mengingatkan akan ilmu
adalah tasbih. Membahas suatu ilmu adalah jihad. Mengajarkan ilmu pada orang
yang tidak mengetahuinya adalah sedekah. Mencurahkan tenaga untuk belajar
dari ahlinya adalah suatu qurbah (mendekatkan diri pada Allah).”
(Mughnil Muhtaj ila Ma’rifati Ma’ani Alfaazhil Minhaaj, Syamsuddin Muhammad bin Al Khotib Asy Syarbini, 1/31,
terbitan Darul Ma’rifah, cetakan pertama, 1418 H)
BAGIAN PAHALA MENUNTUT ILMU
Dari Watsih bin al Asqa’ ra. berkata Rasulullah saw bersabda,
ا َنِم ِْنيَلْفِك ُهَل ُهللا َبَتَك ،ُهَك َرْدَأَف اًمْلِع َبَلَط ْنَم
ِ
رْجَ ْ
ْل
.
ْك ِ
رْدُي ْمَلَف اًمْلِع َبَلَط ْنَم َو
َبَتَك ُه
ِ
رْجَ ْ
اْل َنِم ًلْفِك ُهَل ُهللا
“Barangsiapa menuntut ilmu dan mendapatkannya, maka Allah mencatat
baginya pahala 2 bagian; dan barangsiapa menuntut ilmu tetapi ia tidak
mendapatkannya, maka Allah mencatat baginya pahala 1 bagian.”
(HR. Thabrani dalam al-Kabiir, dan para perawinya terpercaya – Mazma’uz Zawa’id I/330)
PAHALA UNTUK PENUNTUT ILMU
Dari Abu Dzar ra. ia berkata, Rasulullah saw bersabda
kepadaku:
آ َمَّلَعَتَف َُودْغَت ْنَ َ
ْل ٍ
رَذ اَبَأ اَي
َل ٌْريَخ ِ َّ
َّللا ِباَتِك ْنِم ًةَي
ْنِم َك
َت ْنَ َ
ْل َو ٍةَعْك َر َةَئاِم َيِلَصُت ْنَأ
ْنِم اًباَب َمَّلَعَتَف َُودْغ
ِمْلِعْال
ِم َكَل ٌْريَخ ْلَمْعُي ْمَل ْوَأ ِهِب َلِمُع
ْك َر َفْلَأ َيِلَصُت ْنَأ ْن
ٍةَع
“Hai Abu Dzar, engkau berpagi-pagi untuk
mempelajari satu ayat dari kitab Allah lebih baik
bagimu dari pada engkau shalat (sunnah) sebanyak
100 (seratus) raka'at. Dan engkau berpagi-pagi untuk
mempelajari satu bab ilmu kemudian diamalkan
ataupun tidak diamalkan, adalah lebih baik bagimu
daripada engkau shalat (sunnah) sebanyak 1.000
(seribu) raka'at.”
(HR. Ibnu Majah No. 219)
PAHALA HAJI YANG SEMPURNA
Dari Abu Umamah ra, Nabi saw bersabda,
َعَتَي ْنَأ َلِإ ُدي ِ
رُي َل ِد ِجْسَمْال ىَلِإ اَدَغ ْنَم
َانَك ،ُهَمِلَعُي ْوَأ اًْريَخ َمَّل
ٍاجَح ِ
رْجَأَك ُهَل
ُهُتَّجَح اًّماَت
“Siapa yang berangkat ke masjid yang ia inginkan hanyalah untuk belajar
kebaikan atau mengajarkan kebaikan, ia akan mendapatkan pahala haji
yang sempurna hajinya.”
(HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, 8: 94)
SEPERTI BERJIHAD
DI JALAN ALLAH TA’ALA
ْنَم
َعَتَيِل اَذـَه َانَدـ ِجْسـَم َلَـخَد
ِلَعُيِل ْوَأ اًْريَخ َمَّل
َانَك ُهَم
ْليِبَس يِف ِدِهاَجُمْالَك
ِهللا
“Barangsiapa yang memasuki masjid kami ini
(masjid Nabawi) dengan tujuan untuk
mempelajari kebaikan atau mengajarkannya,
dia ibarat seorang yang berjihad di jalan
Allah.”
(HR Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Ibnu Abi Syaibah, dan
Al-Hakim, dari Abu Hurairah ra)
PAHALA ORANG BERILMU
LEBIH BESAR
‘Ali bin Abi Thalib ra. pernah berkata,
“Seorang ‘alim mendapat ganjaran
pahala yang lebih besar dari pada
orang yang melakukan puasa,
shalat, dan berjihad di jalan Allah.”
[Lihat Al-‘Ilmu Fadhluhu wa Syarafuhu (hal. 133) dan
Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga (hal. 38)]
DOSA-DOSA KECIL AKAN
DIAMPUNI
Nabi saw. bersabda,
ْلِع َمَّلَعَتَيِل َلَقَتْنا ِنَم
ْأن َلْبَق ُهَل َرِفُغ اًم
َوُطْخَي
“Siapa yang berpindah (baik dengan
berjalan kaki atau naik kendaraan) untuk
mempelajari ilmu (syariat/agama) maka ia
akan diampuni (dosa-dosa kecilnya yang
telah lalu) sebelum ia akan melangkah (dari
tempatnya jika ia berniat karena Allah
taala).”
(Lubbabul Hadis bab pertama, imam As-Suyuthi)
DIMINTAKAN AMPUN
OLEH SELURUH MAKHLUK
Nabi saw bersabda,
“Setiap sesuatu yang di dunia
ini akan memintakan
pengampunan kepada Allah
SWT untuk para pencari ilmu,
hingga ikan di laut pun ikut
memintakan pengampunan
baginya.”
(HR. Abu Daud, al-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
DIMINTAKAN AMPUN OLEH PENGHUNI
LANGIT DAN BUMI
َّنِإ َو
َو ـاَمَّسال يِف ْنَم ُهَل ُـرِفـْغَتـْسـَيَل َمِلاَعْال
َتْيـ ِحْال ىَّتَح ِ
ض ْرَْلا يِف ْنَم َو ِتا
ُـان
ِـاءَمْال يِف
“Dan sesungguhnya orang yang berilmu benar-benar dimintakan
ampun oleh penghuni langit dan bumi, bahkan oleh ikan-ikan yang
berada di dalam air.”
(HR. Abu Dawud (no. 3641), Tirmidzi (no. 2682), Ibnu Majah (no. 223), Ahmad (V/196), Ad-Darimi
(I/98), Ibnu Hibban (88 – Al-Ihsan dan 80 – Al-Mawarid))
IBNU ABZA, BEKAS BUDAK
PEMIMPIN MEKKAH
Nafi’ bin Abdul Harits pernah bertemu dengan Umar bin Khattab
ra. di ‘Isfan (nama sebuah tempat, pen). Ketika itu Umar ra
mengangkatnya sebagai
gubernur Mekah.
Umar pun berkata kepadanya, “Siapakah orang yang kamu serahi
urusan untuk memimpin penduduk lembah itu?”.
Dia mengatakan, “Orang yang saya angkat sebagai pemimpin
mereka adalah Ibnu Abza; salah seorang bekas budak kami.”
Maka Umar mengatakan, “Apakah kamu mengangkat seorang
bekas budak untuk memimpin mereka?”.
Dia pun menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya dia
adalah orang yang pandai memahami Kitabullah, mendalami
ilmu waris, dan juga seorang hakim.” (HR. Muslim)
Umar ra. berkata,
ْال اَذَهِب ُعَف ْرَي َهللا َّنِإ
َي َو اًما َوْقَأ ِباَتِك
ُعَض
َين ِ
َرخآ ِهِب
Sesungguhnya nabi kalian itu
bersabda, “Sesungguhnya Allah
mengangkat derajat seseorang
dengan kitab ini (Al Qur’an) dan
merendahkan yang lain dengan
kitab ini.“
(HR. Muslim no. 817)
ALLAH MENGANGKAT DERAJAT
ORANG BERILMU
ORANG CACAT MENJADI
HAKIM
• Pernah ada seseorang yang lehernya cacat,
sehingga dia selalu menjadi bahan ejekan orang-
orang disekitarnya. Kemudian ibunya berkata
kepadanya, “Hendaklah engkau menuntut ilmu,
niscaya Allah akan mengangkat derajatmu.”
• Lalu orang tersebut menuntut ilmu syar’i sampai
dia menjadi seorang yang ‘alim (pandai), sehingga
dia diangkat menjadi Hakim di Mekah selama 20
tahun. Dan jika ada seseorang yang memiliki
perkara duduk dihadapannya, gemetarlah seluruh
tubuhnya sampai dia berdiri.
[Lihat Al-‘Ilmu Fadhluhu wa Syarafuhu (hal. 26) dan Menuntut Ilmu Jalan Menuju
Surga (hal. 33)]
َمَآ َينِذَّال ُهللا ِعَف ْرَي
ِذَّال َو ْمُكْنِم واُن
َين
ٍتاَجَرَد َمْلِعْال واُتوُأ
“Allah akan meninggikan orang-
orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat.”
(QS Al Mujadalah, 58: 11)
ALLAH MENGANGKAT DERAJAT
ORANG BERILMU
• Imam Syaukani rahimahullah menjelaskan bahwa dalam
firman Allah ْمُكنِم واُنَمآ َِينذَّال ُهللا ِعَف ْرَي mencakup pengangkatan
derajat di dunia dan di akhirat.
• Sedangkan dalam firman-Nya ٍتاَجَرَد َمْلِعْال واُتوُأ َِينذَّال َو
maksudnya Allah mengangkat derajat orang yang diberi
ilmu dengan beberapa derajat yang tinggi dan kedudukan
mulia di dunia serta pahala di akhirat.
• Maka barangsiapa menggabungkan iman dan ilmu niscaya
Allah akan mengangkatnya beberapa derajat dengan
imannya dan mengangkat pula beberapa derajat dengan
ilmunya.
• Dengan demikian semua pengangkatan derajat tersebut
terkumpul dalam majelis ilmu. (Fathul Qadir 767)
ALLAH MENGANGKAT DERAJAT
ORANG BERILMU
[Hadits hasan, diriwayatkan oleh Ahmad (II/350, 526-527), Ibnu Majah (no. 227), Ibnu Hibban (no. 87-At-Ta’liqat), Ibnu Abi Syaibah (no. 3306), dan Al-Hakim (I/91), dari Abu Hurairah ra]