Pasien perempuan berusia 57 tahun dirawat dengan diagnosis Diabetes Melitus, Hipertensi dan Gagal Ginjal Kronik stadium IV. Selama perawatan, pasien diberikan terapi obat antidiabetik, antihipertensi, diuretik, antibiotik, dan suportif serta pemantauan parameter vital dan laboratorium untuk mengontrol gejala dan komplikasi penyakit.
1. STUDI KASUS
“CKD (Cronic Kidney Desease),
Hipertensi, Diabetes Mellitus”
Preseptor :
dr. Hj. Desi Malinda, Sp. PD., FINASIM
Oleh:
Sha’sha’ Luthfiana (22021046)
Sintia Emiliana (22021047)
Program Studi Pendidikan Apoteker
STIFARM Padang
2023
2. 01 DIABETES MELITUS TIPE II
02
HIPERTENSI TIPE II
03
CHRONIC CIDNEY DISEASE (CKD)
S
T
U
D
Y
C
A
S
E
3. Diabetes Melitus
Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat
badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi
ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.
Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah dan HbA1c.
Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik
dengan bahan plasma darah vena. Pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan dengan
glukometer. Diagnosis tidak dapat ditegakkan atas dasar adanya glukosuria. Berbagai keluhan
dapat ditemukan pada pasien DM. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat
keluhan seperti:
4. HIPERTENSI
● Diagnosis hipertensi ditegakkan bila TDS ≥140 mmHg dan/atau TDD ≥90 mmHg pada
pengukuran di klinik atau fasilitas layanan kesehatan. (PERKI, 2015)
● Berdasarkan pengukuran TDS dan TDD di klinik, pasien digolongkan menjadi sesuai
dengan tabel berikut.
KATEGORI TDS (mmHg) TDD (mmHg)
Normal <130 dan 85
Normal-tinggi 130-139 dan/atau 85-89
Hipertensi derajat 1 140-159 dan/atau 90-99
Hipertensi derajat 2 ≥160 dan/atau ≥100
5. Gagal Ginjal Kronik (Chronic Kidney Disease)
● Merupakan Kerusakan ginjal setidaknya selama 3 bulan atau lebih yang
didefinisikan sebagai abnormalitas structural atau fungsional ginjal, dengan atau
tanpa penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) yang bermanifestasi sebagai
kelainan patologis atau kerusakan ginjal; termasuk ketidakseimbangan komposisi
zat di dalam darah atau urin serta ada atau tidaknya gangguan hasil pemeriksaan
pencitraan. LFG yang kurang dari 60 mL/menit/1,73 m2 lebih dari 3 bulan dengan
atau tanpa kerusakan ginjal. (PERNEFRI, 2003)
6. K/DOQI merekomendasikan pembagian CKD berdasarkan stadium dari
tingkat penurunan LFG :
● Stadium 1 : kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria persisten dan
LFG yang masih normal ( > 90 ml / menit / 1,73 m2
● Stadium 2 : Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG antara
60-89 mL/menit/1,73 m2
● Stadium 3 : kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59 mL/menit/1,73m2.
● Stadium 4 : kelainan ginjal dengan LFG antara 15- 29mL/menit/1,73m2 .
● Stadium 5: kelainan ginjal dengan LFG < 15mL/menit/1,73m2 atau gagal
ginjal terminal
7. 01 PATOFISIOLOGI
Chronic Kidney Disease pada pasien Diabetes + Hipertensi
Penyakit diabetes menyebabkan kerusakan pada ginjal dengan terbentuknya
jaringan parut pada nefron. Sel terkecil dalam ginjal yaitu nefron, berfungsi
menyaring zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh dari darah dan membuang
kelebihan cairan dari tubuh.
Jaringan parut yang terdapat pada ginjal menurunkan fungsi kerja ginjal dalam
menyaring zat-zat dalam darah, sehingga zat-zat yang seharusnya dibuang melalui
urin, di reabsorbsi ke dalam tubuh,
8. Nama : Ny. M
NO. MR : 579xxx
Umur : 57 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
BB : 65 kg
TB : 160 cm
Ruangan : 3.1 A.S
Agama : Islam
Diagnosis Awal : Diabetes Melitus + Hipertensi
Diagnosis : Chronic Kidney Disease (CKD) stage IV
Mulai Perawatan : 22 Mei 2023
Tinjauan Kasus
Identitas Pasien
9. • Nyeri kepala hilang timbul ± 2
minggu sebelum MRS
• Nyeri ulu hati
• Sesak nafas hilang timbul, membaik
jika merubah posisi duduk
• Mengalami batuk
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit
Sekarang
•Hipertensi stg. 2
•Diabetes Melitus tipe II
10. Data Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik dan Tanda Vital
Parameter Tanggal (2023)
22/05 23/05 24/05 25/05 26/05
TD (mmHg) 200/95 210/110 175/100 165/90 165/80
Nadi (beat/menit) 85x/menit 80x/menit 75x/menit
Suhu (°C) 36.7 36.2
Nafas (x/menit) 24x/menit 20x/menit 19x/menit
SpO2 91 98
13. Pemeriksaan
Penunjang
Tgl 24 Mei 2023
Data Nilai normal 24/5
Glu Negative +4
Bil Negative -
pH 6-9 6
Protein Negatif +3
Uro <17 umol/L -
Nitrit Negative -
Leu Negative -
Benda Keton -
Darah samar/Hb +
Bj 1.020
Warna Kuning
Eritrosit (mikroskopik) 0-2/Ld 1-2
Leukosit (mikroskopik) 0-5/Ld -
Epitel (mikroskopik) Sedikit +
14. Penatalaksanaan
No Nama Obat Dosis Tgl 22/05 Tgl 23/05 Tgl 24/05 Tgl 25/05 Tgl 26/05
1 Infus NaCl 3% 12 jam /klp P
2
Infus NaCl 0.9% 12 jam/20
tetes/menit
- - P
3 Inj. Ceftriaxon 2 x 1 gram P
4 Inj. Lasix 1 x 1 P
5 Inj. Omeprazol 2 x 1 P
6 Asam Folat 2 x 1 P
7 Natrium Bicarbonat 2 x 1 P
8 Amlodipin 10 mg 1x1 P
9 Candesartan 16 mg 1 x 1 P
10 Sucralfat Syr 3 x 1 P
11 Clonidin 2 x 0.15 P
12 Atorvastatin 1 x 20 mg P
13 Gliquidon
14 Alprazolam 1 x 0.5 mg P
15 Codein 2 x 1 P
15. Tang
gal
Follow up
22/05/23 S: Pasien masuk RS dengan keluhan sakit kepala sejak 15 hari SMRS,
nyeri ulu hati, mual (+), muntah (-).
O:Tanda Vital : TD (200/95), Nadi (85x/menit), Suhu (36,7°C), Nafas
(24x/menit), Na (24,9 mEq/L), Cl (99,2 mEq/L), K(4,81 mEq/L),
Leukosit (11,56 10^3/uL), Hb (11,4 10^3/uL),
A: terapi obat:
- Diberikan Infus NaCl 3%
- Inj. Ceftriaxon 2 x 1 gram
- Inj. Omeprazole 2 x 1
P: monitoring tekanan darah
16. 23/05/23 S : Pasien mengeluh kepala sakit, badan lemas, letih, mengalami gangguan tidur, tidak
nafsu makan
O : Tanda Vital : TD (210/110)
A : terapi obat:
- Infus NaCl 0.9% 12 jam/20 tetes/ menit
- Inj. Ceftriaxon 2 x1
- Inj. Lasix 1 x 1
- Inj. Omeprazole 2 x1
- As. Folat 2 x 1
- Na. bicarbonate 2 x 1
- Amlodipin 1 x 10 mg
- Candesartan 1 x 16 mg
- Sucralfat Syr 3 x 1 C
- Clonidin 2 x 0.15 mg
- Alprazolam 1 x 0.5 mg
P : monitoring tekanan darah, nilai elektrolit dari pasien, psikologis pasien.
17. 24/05/23 S : Pasien mengeluh masih merasa lemas, sakit kepala, sesekali batuk, untuk BAB dan BAK
lancar. Sesak nafas (-), demam (-), mual dan muntah (-), makan sedikit.
O : Tanda Vital : TD (175/100), Nadi (80x/menit), Suhu (36.2 °C), Nafas (20x/menit)
A : Terapi obat :
- Inj. Ceftriaxon 2 x 1
- Inj. Omeprazole 2 x 1
- Inj. Lasix 1 x 1
- Asam folat 2 x 1
- Na. bicarbonate 2 x 1
- Amlodipin 1 x 10 mg
- Candesartan 1 x 16 mg
- Sucralfate syr 3 x 1 C
- Clonidin 2 x 0.15 mg
- Alprazolam 1 x 0.5 mg
- Atorvastatin 1x20 mg
- Gliquidon 1x30 mg
P : Monitoring tekanan darah, gula darah dan psikologis pasien.
18. 25/05/23 S : Pasien masih mengalami rasa lemas namun sudah berkurang, masih mengalami batuk
sesekali, nafsu makan meningkat, BAK lancar, namun untuk BAB tidak lancar, tangan terasa
sakit dan bengkak di bagian kiri.
O : Tanda Vital : TD (165/90), Nadi (75x/menit), Nafas (19x/menit), APTT (32,9/sec)
A : Terapi obat :
- Inj. Ceftriaxone 2 x 1
- Inj. Lasix 1 x 1
- Inj. Omeprazole 2 x 1
- Asam folat 2 x 1
- Na. bicarbonate 2 x 1
- Amlodipin 1 x 10 mg
- Candesartan 1 x 16 mg
- Sucralfat syr 3 x 1 C
- Clonidin 2 x 0.15 mg
- Atorvastatin 1 x 20 mg
- Codein 2 x 1
P : monitoring nilai kolesterol, monitoring tekanan darah, monitoring psikologis pasien.
26/05/23 Pasien diperbolehkan pulang oleh dokter.
19. Jenis Obat Indikasi Obat Komentar dan Alasan
Infus NaCl 3% Elektrolit Sesuai indikasi, terapi elektrolit untuk mengatasi kadar natrium yang
rendah pada darah (hyponatremia) .
Infus NaCl 0.9% Elektrolit Sesuai indikasi, terapi elektrolit untuk pengganti cairan tubuh
Inj. Ceftriaxon Antibiotik Sesuai indikasi, terapi antibiotic untuk infeksi pada organ ginjal
Inj. Omeprazole Proton Pump Inhibitor Sesuai indikasi, terapi proton pup inhibitor untuk mengobati kondisi
asam lambung berlebih .
Inj. Lasix Diuretik Sesuai indikasi, terapi antihipertensi untuk mencegah terjadinya
retensi cairan atau edema akibat penyerapan garam berlebih di dalam
tubuh
Asam folat Vitamin dan mineral
(Antianemia)
Sesuai indikasi, terapi vitamin dan mineral serta antianemia untuk
menormalkan Hb darah (hemoglobin)
20. Na. bicarbonate Antasida Sesuai indikasi, terapi antasida untuk menetralkan asam lambung, dan
meredakan rasa mulas dan gangguan pencernaan
Amlodipin Antihipertensi Sesuai indikasi, terapi antihipertensi untuk menormalkan tekanan darah
Candesartan Antihipertensi Sesuai indikasi, terapi antihipertensi untuk menormalkan tekanan darah
Sucralfate syr Mukoprotektor Sesuai indikasi, terapi mukroprotektor untuk melindungi mukosa lambung
produksi gas yang berlebih
Clonidin Antihipertensi Sesuai indikasi, terapi antihipertensi untuk menormalkan tekanan darah yang
tinggi
Alprazolam Antiansietas Sesuai indikasi, terapi antiansietas untuk meredakan rasa cemas, gangguan
panik, ansietas dikarenakan depresi
Atorvastatin Antikolesterol Sesuai indikasi, terapi antikoleterol untuk menurunkan kadar kolesterol yang
tinggi pada darah.
Codein Antitusif Sesuai indikasi terapi antitusif untuk batuk
Glikuidone Antidiabetik Sesuai indikasi terapi antidiabetic untuk menurunkan kadar glukosa dalam
darah.
21. No. Nama Obat Regimen Dosis Dosis Literatur Keterangan
1. Infus NaCl 3% 12 jam/kolf Sesuai
2 Infus NaCl 0.9% 12 jam/20 tetes/menit Sesuai
3. Inj. Ceftriaxon 2 x 1 (IV) Untuk terapi antibiotic, tidak lebih dari 2 g/hari (dengan dosis terbagi) Sesuai
4. Inj. Omeprazole 2 x 1 (IV) Untuk terapi nyeri ulu hati 40 mg (Vial) dalam sehari dengan dosis terbagi Sesuai
5. Inj. Lasix 1 x 1 Untuk terapi diuretic (gangguan ginjal) 20-40 mg IV, melalui intramuscular Sesuai
6. Asam folat 2 x 400 mg Untuk dewasa wanita, 400 - 800 mg per hari Sesuai
7. Na. bicarbonate 2 x 1 Untuk terapi antasida, 325-2000 mg 1-4 kali dalam sehari Sesuai
8. Amlodipin 1 x 10 mg Untuk terapi hipertensi, 5-10 mg per hari Sesuai
9 Candesartan 1 x 16 mg Untuk terapi hipertensi 16 mg per hari Sesuai
10 Sucralfate syr 3 x 1 g/10 ml Untuk terapi nyeri ulu hati, 1 g/10 ml 4 kali dalam sehari sesuai
11 Clonidin 2 x 0.15 mg Untuk terapi hipertensi, 0.1 mg 2 kali sehari, dan dosis maksimumnya 2,4 mg
dalam sehari dengan dosis terbagi.
Sesuai
12 Alprazolam 1 x 0.5 mg Untuk terapi kesulitan tidur, 0.25-0.5 mg 3 kali sehari. Dengan maksimum dosis
4 mg/hari
Sesuai
13 Atorvastatin 1 x 20 mg Untuk terapi kolesterol, 10 mg-20 mg/ hari. Maksimum dosis 80 mg/hari Sesuai
14 Codein 2 x 15 mg Untuk terapi batuk, 15-30 mg, 3-4 kali sehari Sesuai
22. Tujuan Terapi Nama obat Parameter Monitoring Efek Akhir yang
Diinginkan
Frekuensi Monitoring
Untuk mengatasi
hyponatremia
Infus NaCl 3% Kadar natrium dalam darah Kadar Na. serum yang
diinginkan 135-145 mEq/L
Secara berkala
Untuk mengatasi
hypernatremia
Infus NaCl 0.9% Kadar natrium dalam darah Kadar Na. serum yang
diinginkan 135-145 mEq/uL
Secara berkala
Untuk terapi antibiotic Inj. Ceftriaxon Kadar WBC WBC : < 5.000-10.000 Secara berkala
Untuk mengatasi nyeri
ulu hati
Inj. Omeprazole Rasa nyeri ulu hati Tidak mengalami nyeri ulu
hati
Secara berkala
Untuk terapi
antihipertensi
Inj. Lasix Nilai TD TD normal : <130/85 mmHg Secara berkala
Untuk menaikkan Hb Asam folat Kadar Hb HGB/Hb :
P : 13.0 -16.0 g/dL
W: 12.0-14.0 g/dL
Secara berkala
MONITORING RENCANA
PELAYANAN FARMASI
23. Untuk mengatasi mual Sucralfate syr Frekuensi mual Tidak mengalami mual Secara berkala
Untuk menurunkan tekanan
darah tinggi
Clonidin Nilai TD TD normal : <130/85 mmHg Secara berkala
Untuk mengatasi kesulitan
tidur
Alprazolam Frekuensi tidur Merasa tenang dan bisa tidur Secara berkala
Untuk terapi menetralkan
asam lambung
Na. bicarbonate Menetralkan asam lambung Tidak mengalami mual Secara berkala
Untuk menormalkan tekanan
darah
Amlodipin Nilai TD TD normal :<130/85 mmHg Secara berkala
Untuk menormalkan tekanan
darah
Candesartan Nilai TD TD normal : <130/85 mmHg Secara berkala
24. Untuk menurunkan kadar
kolesterol dalam darah
Atorvastatin Nilai kolesterol total
Kol. HDL
Kol. LDL
Trigliserida
Kadar Kolesterol
Chol. Total : 0-200 mg/dL
Chol. LDL : 0-130 mg/dL
Chol. HDL : 35-65 mg/dL
Trigliserida : 0-200 mg/dL
Secara berkala
Untuk meredakan batuk kering Codein Frekuensi batuk Batuk berkurang atau tidak ada
batuk
Secara berkala
Untuk menormalkan kadar gula
dalam darah (glukosa)
Gliquidone Nilai GD Kadar gula darah normal
HbA1C = <5,7%
Gula darah puasa = <110
mg/dL
Gula darah 2 jam post
prandial = < 200mg/dL
Secara berkala
25. Monitoring Efek Samping Obat
Manifestasi ESO Nama Obat Cara Mengatasi ESO
Infus NaCl 3%
Infus NaCl 0.9%
Dapat menimbulkan reaksi flebitis
setelah pemberian i.v
Inj. Ceftriaxon Pencegahannya dengan menyuntikkan secara perlahan selama 2-4 menit
Mengalami mual dan muntah Inj. Omeprazole Atasi mual muntah dengan memperbanyak konsumsi air hangat. Hubungi dokter atau
apoteker apabila terjadi efek samping obat.
Mengalami diare, konstipasi Inj. Lasix Dengan mengkonsumsi makan yang berserat untuk mengatasi diare dan konstipasi.
Hubungi dokter atau apoteker apabila terjadi efek samping obat.
Kulit kemerahan Asam folat Menghentikan pengobatan. Hubungi dokter atau apoteker apabila terjadi efek
samping.
Pusing, hilangnya nafsu makan Na. bicarbonate Dengan beristirahat.
26. Pusing Amlodipin Dengan beristirahat
Pusing, demam, Candesartan Dengan beristirahat
Mulut kering Sucralfate syr Dengan menggunakan pelembab bibir.
Mulut keirng Clonidin Dengan menggunakan pelembab bibir
Mudah mengantuk Alprazolam Beristirahat yang cukup
Pusing, demam Atorvastatin Dengan beristirahat yang cukup.
Mual dan muntah Codein Memperbanyak mengkonsumsi air hangat. Hubungi dokter atau apoteker apabila
terjadi efek samping obat.
Mual, muntah, diare dan konstipasi Gliquidone Memperbanyak konsumsi air mineral hangat, mengkonsumsi makanan berserat.
27. No Drug Therapy Problem Check list Keterangan/Rekomendasi
1. Terapi Obat Yang Tidak Diperlukan
Terdapat terapi tanpa
indikasi medis
Tidak ada. Pasien mendapat terapi yang sesuai dengan indikasi medis.
Pasien mendapatkan terapi
tambahan yang tidak
diperlukan
Tidak ada. Pasien tidak mendapatkan terapi tambahan yang tidak diperlukan
Pasien masih memungkinkan
menjalani terapi non
farmakologi
Ada. Pasien memungkinkan untuk menjalani terapi non farmakologi sesuai dengan
diagnosa penyakitnya, seperti mengatur asupan gula dan garam pada makanan dan
melakukan olahraga dengan intensitas ringan.
Terdapat duplikasi terapi Tidak ada. Pasien tidak mendapatkan duplikasi terapi.
Pasien mendapatkan
penanganan terhadap efek
samping yang seharusnya dapat
di cegah
Pasien tidak mengalami efek samping dari penggunaan obat yang diberikan selama
rawat inap.
2. Kesalahan Obat
Bentuk sediaan tidaktepat Tidak ada. Pasien mendapatkan terapi obat sesuai dengan bentuk sediaannya.
Terdapatkontraindikasi Tidak ada. Pasien tidak mengalami kontraindikasi dari obat yang diberikan selama
menjalani rawat inap
Kondisipasientidakdapat
disembuhkan olehobat
Tidak ada. Kondisi pasien dapat disembuhkan oleh obat.
28. Obat tidak diindikasi untuk
kondisi pasien
Tidak ada. Obat-obatan yang diberikan sesuai dengan indikasi dan kondisi pasien.
Terdapat obat lain yang efektif Semua obat-obatan pasien selama rawat inap efektif dalam pencapaian terapi penyakitnya.
3. Dosis Tidak Tepat
Dosis terlalu rendah Dosis
terlalu tinggi
Tidak ada. Dosis dari pengobatan pasien sudah sesuai.
Frekuensi penggunaan tidak
tepat
Tidak ada. Frekuensi penggunaan obat tepat
Durasi penggunaan tidak tepat Tidak ada. Durasi penggunaan obat tepat
Penyimpanan tidak tepat Tidak ada. Obat disimpan dengan tepat.
4. Reaksi Yang Tidak Diinginkan
Obat tidak aman untuk pasien Tidak ada. Obat aman untuk pasien.
Terjadi reaksi alergi Tidak ada. Tidak terjadi alergi.
Terjadi interaksi obat Tidak ada. Tidak terjadi interaksi obat.
Dosis obat dinaikan atau
diturunkan terlalu cepat
Tidak ada. Dosis obat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan kondisi pasien dan hasil
data lab yang terlampir.
Muncul efek yang tidak
diinginkan
Tidak ada. Tidak adanya efek yang tidak diinginkan.
Administrasi obat yang tidak
tepat
Tidak ada. Administrasi obat tepat.
29. 5. Ketidaksesuaian Kepatuhan Pasien
Obat tidak tersedia Tidak ada. obat tersedia
Pasien tidak mampu
menyediakan obat
Tidak ada. Penyediaan obat pasien dibantu oleh keluarga pasien.
Pasien tidak bisa menelan obat
atau menggunakan obat
Tidak ada. Pasien bisa menelan atau menggunakan obat.
Pasien tidak mengerti intruksi
penggunanan obat
Tidak ada. Pemahaman pasien terkait intruksi penggunaan obat dibantu oleh keluarga
pasien.
Pasien tidak patuh atau
memilih untuk tidak
menggunakan obat
Tidak ada. Pasien patuh dalam menggunakan obat.
6. Pasien Membutuhkan Terapi Tambahan
Terdapat kondisi yang tidak
diterapi
Tidak ada.
Pasien membutuhkan obat lain
yang sinergis
Tidak ada.
Pasien membutuhkan terapi
profilaksis
Tidak ada.
30. 1. Lakukan monitoring leukosit pada pasien
2. Lakukan monitoring Natrium pada pasien
3. Lakukan pemantauan Gula Darah secara berkala
4. Lakukan pemeriksaan Tekanan Darah secara berkala
5. Perbaiki gaya hidup
Planning
31. KESIMPULAN
pengobatan terhadap pasien sudah sesuai dan tidak ada interaksi serius antara obat yang digunakan.
Hanya terdapat interaksi antara ondansetron dan levoflocaxin yang dapat mengakibatkan meningkatya ritme
jantung. Oleh karena itu perlunya dilakukan monitoring efek samping obat.
SARAN
1. Disarankan melakukan pemantauan kemungkinan efek samping obat yangterjadi dari regimen terapi
yang diberikan
2. Monitoring kondisi pasien secara berkala
3. Pemberian obat harus sesuai dengan cara yang ditentukan dan menjarakkan pemberian obat jika
ditemukan adanya interaksi obat.