Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia bertujuan mendirikan negara teokrasi berdasarkan syariat Islam di Indonesia. Gerakan ini dipimpin Sekar Marijan Kartosuwiryo dan beroperasi di beberapa wilayah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Aceh. Gerakan ini akhirnya dapat diberantas pemerintah Indonesia melalui serangkaian operasi militer antara 1950-an hingga 1960-an.
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Darul Islam / Tentara Islam Indonesia
1.
2. Darul islam/tentara islam indonesia
Gerakan ini bertujuan menjadikan Republik Indonesia yang saat itu
baru saja diproklamasikan kemerdekaannya dan ada pada masa
perang dengan tentara Kerajaan Belanda sebagai negara teokrasi
dengan agama Islam sebagai dasar negara. Dalam proklamasinya
bahwa "Hukum yang berlaku dalam Negara Islam Indonesia adalah
Hukum Islam", lebih jelas lagi dalam undang-undangnya dinyatakan
bahwa "Negara berdasarkan Islam" dan "Hukum yang tertinggi adalah
Al Quran dan Sunnah". Proklamasi Negara Islam Indonesia dengan
tegas menyatakan kewajiban negara untuk membuat undang-undang
yang berlandaskan syariat Islam, dan penolakan yang keras terhadap
ideologi selain Alqur'an dan Hadits Shahih.
4. Tujuan awal = Untuk menentang penjajah Belanda di
Indonesia
Latar Belakang :
▪ kekecewaan SM Kartosuwiryo terhadap kebijakan Soekarno mengenai faham
komunis
▪ Keinginan Darul Islam untuk mendirikan negara islam indonesia (NII)
5. Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat berawal dengan ditandatanganinya
Persetujuan Renville pada 17 Januari 1948 .Sekar Marijan Kartosuwiryo mendirikan
Darul Islam (DI) bersama pasukannya yang terdiri atas Hizbullah dan
Sabillah(kurang lebih sebanyak 400.000 orang) . Ia menolak untuk membawa
pasukannya ke JawaTengah dan tidak mengakui lagi keberadaan RI.
Akan tetapi, setelah makin kuat, S.M.Kartosuwiryo memproklamasikan
berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) pada tanggal 17 Agustus 1949 di Desa
Cisayong,Jawa Barat dan tentaranya dinamakan Tentara Islam Indonesia (TII) saat
itu lah tidak sedikit rakyat yang menjadi korban. Upaya pemerintah untuk
menghadapi gerakan DI/TII pemerintah bekerja sama dengan rakyat setempat.Dan
dijalankan lah taktik dan strategi baru yang disebut Perang Wilayah.Pada 1 April
1962 dilancarkan Operasi Bharatayuda yaitu operasi penumpasan gerakan DI/TII.
6. Dengan taktis Pagar Betis. Pada tanggal 4 juni 1962, S.M.Kartosuwiryo
beserta para pengikutnya berhasil ditanggap oleh pasukan Siliwangi di Gunung
Geber, Majalaya, Jawa Barat.Ia sempat mengajukan grasi kepada Presiden,tetapi di
tolak. Akhirnya S.M.Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati di hadapan regu tembak
dari keempat angkatan bersenjata RI 16 Agustus 1962.
7. B. DI/TII Jawa Tengah
Pemimpin = Amir Fatah, bekerja sama dengan Kartosuwiryo
8. Gerakan DI/TII di Jawa Tengah yang dipimpin oleh Amir Fatah dan Kyai
Sumolangu di bagian utara, yang bergerak di daerah Tegal, Brebes dan Pekalongan.
Inti kekuataanya adalah pasukan Hizbullah yang dibentuk di Tegal,1946 dan pada 23
Agustus 1949, Amir Fatah memproklamasikan berdirinya Darul Islam dan
menyatakan brgabung dengan DI/TII S.M.kartosuwiryo.Pasukannya dinamakan
Tentara Islam Indonesia (TII) dengan sebutan Batalion Syarif Hidayat Widjaja
Kusuma(SHWK).
Untuk menghancurkan gerakan ini, Januari 1950 dibentuk Komando
Gerakan Banteng Negara (GBN) dibawah Letkol Sarbini. Pemberontakan di
Kebumen dilancarkan oleh Angkatan Umat Islam (AUI) yang dipimpin oleh Kyai
Moh. Mahfudh Abdurrahman (Kyai Sumolanggu) Gerakan ini berhasil dihancurkan
pada tahun 1957 dengan operasi militer yang disebut Operasi Gerakan Banteng
Nasional dari Divisi Diponegoro.
9. Gerakan DI/TII itu pernah menjadi kuat karena pemberontakan
Batalion 426 di Kedu dan Magelang/ Divisi Diponegoro. Didaerah
Merapi-Merbabu juga telah terjadi kerusuhan-kerusuhan yang
dilancarkan oleh Gerakan oleh Gerakan Merapi-Merbabu Complex
(MMC). Gerakan ini juga dapat dihancurkan. Untuk menumpas
gerakan DI/TII di daerah Gerakan Banteng Nasional dilancarkan
operasi Banteng Raiders.
10. C.DI/TII Sulawesi Selatan
▪ Gerakan DI/TII di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar
Muzakar.Latar belakang pemberontakan ini berbeda dari yang
terjadi di Jawa barat dan Jawa tengah. Pada tanggal 30 April 1950
Kahar Muzakar mengirim surat kepada Pemerintah pusat untuk
membubarkan Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) dan
anggotanya disalurkan ke dalam APRIS. Tenyata Kahar Muzakar
menuntut agar Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan dan kesatuan
gerilya lainnya dimasukkan delam satu brigade yang disebut Brigade
Hasanuddin di bawah pimpinanya. Tuntutan itu ditolak karena
banyak diantara mereka yang tidak memenuhi syarat untuk dinas
militer. Pemerintah mengambil kebijaksanaan menyalurkan bekas
gerilyawan itu ke CorpsTjadangan Nasional (CTN).
11. ▪ Pada saat dilantik sebagai Pejabat Wakil Panglima Tentara dan
Tetorium VII, Kahar Muzakar beserta para pengikutnya melarikan diri
ke hutan dengan membawa persenjataan lengkap dan mengadakan
pengacauan serta pada tahun 1952, ia menyatakan bahwa wilayah
Sulawesi Selatan menjadi bagian dari Negara Islam Indonesia
pimpinan S.M.Kartosuwiryo di Jawa Barat pada tanggal 7 Agustus
1953. Penumpasan pemberontakan Kahar Muzakar memakan waktu
lebih dari 14 tahun. Faktor yang menjadi penyebab lamanya adalah
rasa kesukuan yang ditanamkan dan gerombolan ini telah berakar di
Hati rakyat Kahar Muzakar dan gerombolannya mengenal sifat
rakyat dan memanfaatkan lingkungan alam yang sangat dikenalnya.
Tanggal 3 Februari 1965, Kahar Muzakar tertembak mati dalam
sebuah kontak senjata dengan pasukan RI.
12. D.DI/TII Aceh
Adanya berbagai masalah antara lain masalah otonomi daerah,
pertentangan antargolongan, serta rehabilitasi dan modernisasi daerah yang tidak
lancar menjadi penyebab meletusnya pemberontakan DI/TII di Aceh. Daerah Aceh
sebelumnya menjadi daerah istimewa diturunkan statusnya menjadi daerah
Karasidenan di bawah provinsi Sumatera Utara. Gerakan DI/TII di Aceh dipimpin
oleh Tengku Daud Beureueh yang pada tanggal 21 September 1953
memproklamasikan daerah Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia
dibawah pimpinan S.M.Kartosuwiryo dan memutuskan hubungan dengan Jakarta.
Pemberontakan DI/TII di Aceh diselesaikan dengan diadakannya musyawarah
Kerukunan Rakyat Aceh pada tanggal 17 – 28 Desember 1962 atas inisiatif
Pangdam I Bukit Barisan, Kolonel Jasin. Dalam musyawarah ini, dibicarakan
berbagai permasalahan yang dihadapi dan kesalah pahaman yang terjadi.
Akhirnya dari musyawarah bersama tersebut ialah pulihnya kembali keamanan di
daerah Aceh.
13. E. DI/TII Kalimantan Selatan
▪ Pada akhir tahun 1950,Kesatuan Rakyat Jang Tertindas(KRJT)
melakukan penyerangan ke pos-pos TNI di Kalimantan Selatan. KRJT
dipimpin seorang mantan Letnan dua TNI yang bernama Ibnu Hadjar
alias Haderi alias Angli.Ibnu Hadjar sendiri kemudian menyerahkan
diri. Akan tetapi , setelah merasa kuat dan memperoleh peralatan
perang, ia kembali membuat kekacauan dengan bantuan Kahar
Muzakar dan S.M.kartosuwiryo. Pada tahun 1954, Ibnu Hadjar
diangkat sebagai panglima TII wilayah Kalimantan. Akhirnya,
Pemerintah melalui TNI berhasil mengatasi gerakan yang dilakukan
oleh Ibnu Hadjar pada tahun 1959 dan Ibnu Hadjar berhasil ditangkap
dan pada 22 maret 1965 dan ia dijatuhkan hukuman mati oleh
pengadilan militer.
15. ▪ Teokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana prinsip-prinsip Ilahi
memegang peran utama. Kata "teokrasi" berasal dari bahasaYunani
θεοκρατία (theokratia). θεος (theos) artinya “tuhan” dan κρατειν
(kratein) “memerintah”. Teokrasi artinya “pemerintahan oleh wakil
tuhan