Teks tersebut merupakan rangkuman tentang tiga konsep agama Islam yaitu adil, ridha, dan amal shaleh berdasarkan dalil-dalil Alquran dan hadis. Konsep-konsep tersebut dijelaskan maknanya, manfaatnya, cara menerapkannya dalam kehidupan, dan bahaya jika tidak dilakukan. Diakhiri dengan contoh penerapannya dalam kisah para sahabat Nabi Muhammad SAW.
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
AMAL SALEH
1. KELOMPOK 4
•NURVITASA SARI
RI •RISMAWATI
•GUSTINA NUR
•SURYANI •SRI
•MUTIARA HASTUTI
SMA NEG. 1 WT. PULU
2. A. Adil
1. Pengertian
Adil adalah memberikan hak kepada orang
yang berhak menerimanya tanpa ada
pengurangan, dan meletakkan segala urusan pada
tempat yang sebenarnya tanpa ada aniaya, dan
mengucapkan kalimat yang benar tanpa ada yang
ditakuti kecuali terhadap Allah swt saja.
Adil sering diartikan sebagai sikap
moderat, obyektif terhadap orang lain dalam
memberikan hukum, sering diartikan pula dengan
persamaandan keseimbangan dalam memberikan
hak orang lain, tanpa ada yang dilebihkan atau
dikurangi.
3. 2. DALIL
I. Dalil Aqli Adil
Berdasarkan akal pikiran, kita semua tahu bahwa
tanpa keadilan di dunia, segala sesuatunya tidak
akan seimbang sehingga dapat menjadi masalah
besar.
5. 1. Mereka yang bersikap adil akan mendapat
keamanan di dunia dan akhirat.
2. Apabila orang adil yang berkuasa, maka
keadilan akan memelihara kekuasaannya.
3. Mendapat keridhaan dari Allah SWT.
4. Mereka yang bersikap adil tidak akan
menzalimi sesama manusia.
5. Mereka yang bersikap adil akan
mendapatkan posisi yang tinggi di dunia
maupun akhirat.
6. Keadilan merupakan jalan menuju surga.
6. 4. CARA SUPAYA ADIL :
1. Mempunyai iman yang kukuh dan bertakwa kepada Allah SWT
2. Menguasai ilmu syariat dan ilmu Aqidah
3. Melaksanakan amanah dengan penuh tanggung jawab
4. Ikhlas dan bertakwa kepada Allah SWT
5. Memiliki pribadi yang mulai ( tidak mementingkan diri sendiri,
memiliki belas kasihan, bijak/tegas dan berani mengambil resiko
7. 5. BAHAYA JIKA TIDAK ADIL :
1. Tidak adanya
keseimbangan dalam
kehidupan dunia.
2. Dapat menimbulkan
perselisihan di berbagai
pihak kehidupan
bermasyarakat dan
bernegara.
3. Adanya pihak yang tidak
mendapatkan haknya /
terjadi pelanggaran HAM
dimana-mana.
8. 6. Contoh Perilaku Dalam Kehidupan Sehari-Hari
(Dikutip dari kisah para sahabat Rasulullah saw)
Suatu hari terjadi sengketa diantara Ali bin Abi Thalib dengan
seorang Yahudi, yaitu suatu sengketa yang sampai juga ke meja
hijau (majlis hukum) dibawah pimpinan Umar bin Khattab guna
mendapatkan penyelesaian. Setelah kedua pihak sama-sama
datang menghadap Umar, maka berkatalah Umar kepada Ali : “ Ya
Abal Hasan, berdirilah berdekatan dengan lawanmu”. Seusai Umar
memberikan keputusannya, Umar melihat bahwa diwajah Ali
terdapat tanda-tanda kedukaan, maka ujarnya : “ Wahai
Ali, mengapa saya lihat anda agak susah ?”. Ali menjawab : “Sebab
anda tidak mempersamakan antara saya dan lawan saya, anda
memanggil saya dengan sebutan kehormatanku “Abal Hasan
“, sedang anda memanggil Yahudi dengan namanya yang biasa”.
9. B. RIDHA
1. Pengertian
Kata Ridho berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata
rodiya yang berarti senang, suka, rela. Ridho merupakan sifat
yang terpuji yang harus dimiliki oleh manusia. Banyak ayat Al-
Qur’an yang menjelaskan bahwa Allah SWT ridho terhadap
kebaikan hambanya.
Ridha ( ) menurut kamus al-Munawwir artinya
senang, suka, rela. Dan bisa diartikan Ridho/rela adalah
nuansa hati kita dalam merespon semua pemberian-NYA yang
setiap saat selalu ita rasakan. Pengertian ridha juga ialah
menerima dengan senang segala apa yang diberikan oleh
Allah s.w.t. baik berupa peraturan ( hukum ) atau pun qada’
atau sesuatu ketentuan dari Allah s.w.t.
Jadi ridho adalah perilaku terpuji menerima dengan
senang apa yang telah diberikan Allah kepadanya, berupa
ketentuan yang diberikan kepada manusia.
10. 2. Dalil
I. Dalil Aqli
Menurut akal pikiran, tanpa adanya
ridha, manusia tidak akan bisa
menerima segala ketentuan-ketentuan
Allah yang telah ditetapkan
baginya, sehingga segala sesuatu yang
terjadi di muka bumi ini tidak akan
berjalan dengan baik.
11. II. Dalil Naqli
Q.S. An-Nahl [16] : 71
......
Artinya :
“Dan Allah melebihkan sebagian akmu atas sebagian
yang lain dalam hal rezeki.......” (Q.S. An-Nahl [16] : 71)
12. 3. MANFAAT
1.Dengan ridho umat manusia akan menimbulkan rasa optimis
yang kuat dalam menjalani dan menatap kehidupan di masa
depan dengan mengambil hikmah dari kehidupan masa lampau.
2.Orang yang berhati ridho atas keputusan-keputusan Allah SWT,
hatinya menjadi lapang, dan jauh dari sifat iri hati, dengki hasat
dan bahkan tamak /rakus.
3.Ridho akan menumbuhkan sikap husnuz zann, terhadap
ketentuan-ketentuan Allah, sehingga manusia tetap teguh iman
dan amal shalehahnya.
4.Dengan ridho setiap kesulitan yang kita hadapi akan ada jalan
keluarnya, di tiap satu kesulitan ada dua kemudahan.
5.Dengan ridha akan menumbuhkan rasa cinta kasih terhadap
sesama makhluk Allah SWT, dan akan lebih dekat dengan Allah
SWT.
13. 4. Cara supaya Ridha :
1. Bersikap tawakkal dan sabar dalam menghadapi cobaan
yang diberikan oleh Allah swt.
2. Menerima dengan ikhlas cobaan yang diberikan dan
tetap berusaha untuk menjadi yang lebih baik serta
mengambil hikmah dan cobaan tersebut
3. Percaya kepada takdir Allah swt.
14. 5. Bahaya jika tidak RIDHA :
1. Segala perbuatannya tidak di Ridha’i
oleh Allah swt.
2. Mudah terjadi perselisihan antara
manusia.
3. Manusia tidak akan bisa menerima
segala ketentuan-ketentuan Allah
swt.
15. 6. Contoh Perilaku Dalam Kehidupan Sehari-Hari
(Dikutip dari kisah para sahabat Rasulullah saw)
Pada suatu hari Ali bin Abi Thalib r.a. melihat Ady bin
Hatim bermuram durja, maka Ali bertanya ;
“Mengapa engkau tampak bersedih hati ?”. Ady
menjawab ; “Bagaimana aku tidak bersedih hati, dua
orang anakku terbunuh dan mataku tercongkel dalam
pertempuran”. Ali terdiam haru, kemudian
berkata, “Wahai Ady, barang siapa ridha terhadap
taqdir Allah swt. maka taqdir itu tetap berlaku
atasnya dan dia mendapatkan pahalaNya, dan barang
siapa tidak ridha terhadap taqdirNya maka hal itupun
tetap berlaku atasnya, dan terhapus amalnya”.
16. C. AMAL SALEH
1. Pengertian
Amal Saleh artinya perbuatan yang baik.
Beramal shaleh artinya melakukan hal-hal positif secara
kreatif. Amal diartikan sebuah proses. Amal saleh
diartikan sebuah proses yang baik sehingga
menghasilkan sesuatu yang baik. Memperbanyak amal
saleh berarti banyak jalan/cara yang baik (halal) untuk
memperoleh sesuatu yang baik.
17. 2. Dalil
I. Dalil Aqli
Berdasarkan logika, tanpa adanya
amal-amalan shaleh, manusia
akan terus-menerus berbuat
kejahatan, yang akhirnya
membuat dunia binasa dan di
penuhi oleh orang-orang yang
berbuat kerusakan.
18. II. Dalil Naqli
Q.S. Al-A’Raf *7] : 42
( )
Artinya :
“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan, Kami tidak akan membebani seseorang melainkan
menurut kesanggupannya. Mereka itulah penghuni-penghuni surga;
mereka kekal di dalamnya.”(Q.S. Al-A’Raf *7+ : 42)
19. 3. Manfaat
Manfaat dari Amal Shaleh, yaitu :
1. Orang yang melakukan amal shaleh akan lebih dekat oleh
Allah swt.
2. Orang yang melakukan amal shaleh akan teguh imannya.
3. Terciptanya ketenangan dan kenyamanan sehingga
kebersamaan di antara kita dalam menjalani hidup dapat
terwujud.
4. Akan meningkatkan keimanan kepada Allah swt.
20. 4. Cara Supaya berAmal Saleh :
1. Menolong sesama hidup dan tidak mengharapkan suatu
imbalan dalam melakukan suatu perbuatan.
2. Dalam pelaksanaan amal shaleh , harus dilandasi dengan
sikap ikhlas dan rela berkorban.
3. Suci dalam pikiran, perbuatan dan perkataan.
21. 5. Bahaya jika Tidak berAmal Saleh :
1. Orang-orang selalu ragu dalam mensikapi masalah
ketentuan rizki
2. Orang mempunyai teman untuk mencurahkan rahasia
dan mengadukan permasalahannya kepadanya,
namun teman mereka itu tidak dapat menyimpan
rahasia dan tidak mau saling menolong
3. Sibuk mengurus kesalahan orang lain (istighalu bi
uyubil khalqi). Mencari-cari dan membuka aib atau
kesalahan orang lain termasuk akhlak tercela yang
merusak amal saleh yang telah diperbuat.
22. 4. Keras hati (qaswatul qulub). Kondisi keras hati akan
menimpa seorang mukmin jika dirinya tidak dapat
menghindar sifat-sifat buruk seperti riya, takabur dan
hasud. Termasuk keras hati adalah tidak mau menerima
kebenaran dan nasihat baik.
5. Cinta dunia (hubbud dunya), yakni menjadikan harta dan
kedudukan atau hal duniawi lainnya seperti pujian dan
popularitas--sebagai tujuan, bukan sarana.
6. Tidak punya rasa malu (qillatul haya) sehingga merasa
ringan dan tanpa beban saja ia melanggar aturan Allah
(maksiat). Setiap mukmin pasti punya rasa malu, karena
malu memang sebagian dari iman (hadis), utamanya
malu kepada Allah SWT. Rasa malu akan mendorong
perbuatan baik. Sebaliknya, ketiadaan rara malu akan
mendorong orang berbuat sekehendak hati tanpa
mengindahkan syariat-Nya.
23. 7. Panjang angan-angan (thulul amal), yakni
sibuk berangan-angan, berkhayal, tanpa
usaha nyata.
8. berbuat aniaya (zhalim), yakni perbuatan
yang mendatangkan kerusakan bagi diri
sendiri dan orang lain, tidak proporsional,
dan melanggar aturan. Berbuat dosa
termasuk aniaya, yakni aniaya terhadap
diri sendiri.
24. 6. Contoh Perilaku Dalam Kehidupan Sehari-Hari
(Dikutip dari kisah para sahabat Rasulullah saw)
25. Pada suatu hari karena pekerjaan hamba mencari kayu membuat hamba pergi
terlampau jauh hingga tidak bisa pulang dan merekapun tertidur menunggu
kedatangan hamba. Sampai di rumah hamba langsung memerah susu untuk
keduanya, tapi mereka sudah pulas. Hamba merasa segan untuk
membangunkan mereka dan hambapun tidak mau memberi minum keluarga
dan anak-anak hamba sebelum mereka minum terlebih dahulu. Maka
hambapun memutuskan untuk tetap menunggu dengan periuk di tangan
hingga fajar mulai menerangi dan anak-anak hamba merintih
kelaparan, merajuk di kaki hamba. Tak lama kedua orang tua hamba bangun
dan mereka bisa minum minuman yang telah hamba sediakan. “Ya Allah, Jika
menurutMu hamba melakukan hal itu demi mendapat keridhaanMu, maka
lepaskanlah kami dari musibah batu yang menimpa kami”. Dan tiba-tiba batu
penyumbat mulut gua itu bergeser, tetapi belum cukup untuk bisa keluar.
Salah seorang dari mereka memohon lagi : Hamba dulu mempunyai saudara
sepupu perempuan dan dia adalah orang yang paling hamba cintai. Hamba
terus berusaha membujuknya, namun ia menolak hasrat cinta hamba.
26. Hingga akhirnya datang musim kemarau yang panjang, iapun datang menemui
hamba, hamba memberinya 120 dinar dengan syarat ia mau melayani
keinginan hamba, maka ia menyanggupinya. Ketika hamba hendak
menjamahnya, ia berkata, “takutlah kepada Allah dan janganlah engkau
gunakan cincin ini kecuali sesuai haknya”. Mendengar kata-kata itu hambapun
pergi meninggalkannya, dan dia tetap orang yang paling hamba cintai. Hamba
tinggalkan emas yang telah hamba berikan padanya. Ya Allah jika hamba
melakukan perbuatan itu karena mengharap keridhaanMu, maka lepaskanlah
kami dari apa yang menimpa kami. Seketika itu batu mulai terkuak lagi namun
belum cukup untuk keluar dari gua itu.
Lelaki ketiga ganti memohon, “Ya Allah, hamba dulu sering menyewa pekerja
dan senantiasa memberikan mereka upah, kecuali seorang dari mereka
pergi, tidak memberitahukan kemana perginya. Hambapun memutuskan untuk
menginvestasikan upah orang itu hingga berkembang menjadi banyak. Suatu
ketika si pekerja itu datang kepada hamba dan berkata, “Wahai hamba
Allah, berikan padaku upah kerjaku”. Hamba berkata kepadanya, “Semua yang
kamu lihat, unta, sapi, kambing dan budak-budak ini adalah upah kerjamu.
Orang itu berkata, “Wahai hamba
27. Allah, janganlah bergurau
denganku”. Hamba
menjawab, “Aku tidak bergurau”.
Maka orang itu mengambil semua
hartanya dan tidak menyisakan
sedikitpun dari harta itu. “Ya
Allah, jika hamba melakukan
semua itu demi mengharap
ridhaMu, maka lepaskanlah kami
dari musibah yang menimpa
kami”. Maka terbukalah batu yang
menyumbat mulut gua itu, dan
mereka bertiga keluar dari gua
dengan selamat.