Sebelum Anda "Download" Silahkan "Follow" atau Beri "Like" terlebih dahulu. Thx.
Bagi yang membutuhkan INHOUSE TRAINING, Silahkan Hubungi : 0878-7063-5053 (Fast Response). TARIF PELATIHAN SANGAT MURAH !!!
Bagi yang Membuituhkan Pelatihan ini, Hubungi Fast Response : 0878-7063-5053
2. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 1
BAB 3
KECERDASAN NURANI DAN SPIRITUAL
Di dalam diri setiap manusia selalu ada suara hati yang yang
ingin menyeimbangkan antara kepentingan dunia dengan
kepentingan akhirat karena suara hati datang dari Allah
secara given (sudah ada sejak awal). Suara hati itu tentunya
timbul dari hati nurani manusia yang paling dalam yang
berperan sebagai fitrah manusia itu sendiri. Hati nurani selalu
ingin menyeimbangkan antara spiritualisme dengan
materialisme, dan antara faktor insaniyah (kemanusiaan)
dengan faktor illahiyah (ketuhanan).
Selama ini orang biasanya hanya mengenal berbagai jenis
kecerdasan konvensional yang sudah ada, yang di antaranya
adalah : kecerdasan intelegensi (IQ), kecerdasan emosi (EQ),
dan kecerdasan spiritual (SQ), sementara kecerdasan daya
juang (AQ) belum banyak diketahui orang. Begitu juga
dengan kecerdasan nurani (Qolb Quotient - QQ), masih
sangat sedikit sekali orang yang mengenalnya apalagi
memahaminya. Padahal, kecerdasan nurani ini adalah
kecerdasan yang sama tuanya dengan kecerdasan intelegensi
(IQ). Kecerdasan nurani (QQ) telah dianugerahkan Allah
kepada manusia sejak pertama kali manusia berada dalam
kandungan ibu, yang disebut dengan af-idah. Af-idah ini
adalah kecerdasan yang berpasangan antara IQ (akal) dan QQ
(budi), oleh karena itu sering disebut dengan akal-budi. Budi
itulah sebenarnya yang disebut dengan hati nurani. Hati
nurani ini merupakan salah satu unsur paling utama dari
fitrah diri manusia.
3. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 2
Perhatikan Gambar berikut ini :
Kecerdasan Nurani (QQ) adalah sesuai dengan prinsip-
prinsip keseimbangan di antara : Manusia dengan manusia
(hablum minan naas), Manusia dengan lingkungannya
(hablum minal makhluq), dan Manusia dengan Tuhannya
(hablum minallah). Orientasi hubungan antar manusia
(hablum minan naas) bersifat horisontal, begitu juga orientasi
hubungan manusia dengan lingkungannya (hablum minal
makhluq). Sedangkan orientasi hubungan manusia dengan
Allah (hablum minallah) bersifat vertikal, yakni hubungan
antara manusia sebagai makhluq (inferior) dan Allah sebagai
kholiqnya (superior).
4. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 3
Mekanisme hubungan antara manusia dengan lingkungannya
(hablum minal makhluq) adalah dengan menggerakkan
segenap kecerdasan konvensional (IQ, EQ, dan AQ) bersama
dengan kecerdasan nurani (QQ) sebagai inisiator dan
mediatornya. Kecerdasan nurani inilah yang sepatutnya
meng-inisiasi, mengatur dan menggerakkan IQ, EQ, dan AQ
sebelum ketiga kecerdasan ini bergerak, yakni dalam hal
hubungan antar manusia dan hubungan antar makhluq.
Sedangkan dalam hubungan antar manusia dengan Allah
(hablum minallah) peran QQ adalah sebagai inisiator dan
sekaligus sebagai trigger (pemicu) bagi kecerdasan spiritual
(SQ) untuk mulai bergerak. Oleh sebab itu, kecerdasan nurani
yang dapat berfungsi dengan baik secara otomatis juga akan
meningkatkan kecerdasan spiritual seseorang.
Kecerdasan spiritual ini merupakan kecerdasan yang
“berkedudukan paling tinggi” sesudah kecerdasan hati
nurani, karena hanya dengan kecerdasan spiritual-lah
seseorang akan mampu memahami dan menangkap sinyal-
sinyal Ilahiyah yang maujud (ada tetapi tak nampak) dengan
hati nuraninya, bukan dengan panca inderanya. Kecerdasan
spiritual juga bersifat transendental dan hollistik sedangkan
kecerdasan nurani bersifat inherent (bawaan sejak lahir)
sebagai fitrah manusia. Kecerdasan nurani yang pada gambar
di atas letak posisinya berada di tengah-tengah (pusat)
“segitiga sama sisi” menunjukkan bahwa ia mempunyai
kedudukan (posisi) penting dan strategis sebagai inisiator,
mediator dan bahkan sebagai pemicu (trigger) untuk
menggerakkan kecerdasan-kecerdasan lainnya yakni : IQ,
EQ, AQ, dan SQ yang terdapat pada diri setiap manusia.
5. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 4
Oleh karena (pada gambar) posisi SQ berada paling atas dan
paling dekat dengan “posisi” Allah sebagai kholiq, maka SQ
mampu memaksimalkan probabilitas ketercapaian keinginan
manusia lewat doa-doa yang dipanjatkan, berkat campur
tangan Tuhan (Allah SWT) dalam hidup. SQ juga merupakan
sarana bagi manusia untuk mencapai Keridhoan Allah
(Mardhotillah). SQ mampu menimbulkan hal-hal positif
seperti : ketenangan jiwa, ketentraman bathin, perasaan
relaksasi yang mendalam, bahkan suatu keadaan perasaan
kenyamanan bathin yang tiada tara pada sebagian orang yang
tingkat spiritualnya sudah sangat tinggi seperti : Para Nabi,
Thabi‟in, Wali, Ulama‟ serta orang-orang Sholeh.
Sudut-sudut segitiga sama sisi tersebut yang besarnya sama
60o
antara IQ+EQ+AQ dengan SQ adalah menunjukkan
“keharusan diterapkannya skala prioritas yang sama” antara
kepentingan duniawi (yang tercermin dalam IQ, EQ, dan AQ)
dan kepentingan ukhrowi (yang tercermin dalam SQ),
disinilah tercapainya suatu keselarasan dan kesetimbangan
(tawazun) atau “balance” dalam kehidupan.
Mengenai Hati ini Rasulullah SAW pernah bersabda :
“Ketahuilah bahwasannya di dalam tubuh
manusia terdapat segumpal daging, yang
mana jika ia baik maka akan baik pulalah
tubuh itu, dan jika ia rusak maka akan rusak
pulalah seluruh tubuh itu. Segumpal daging
itu ialah Hati”. (H.R. Bukhari & Muslim)
6. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 5
Dan Firman Allah SWT :
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan
dan HATI, semuanya itu akan dimintakan
pertanggung-jawabannya”
(Q.S. Al-Isra‟: 36)
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Para
Ilmuwan di seluruh dunia mengenai Brain Hemisphere
(Belahan Otak pada Manusia), maka telah ditemukan,
diketahui dan disepakati bahwasannya pada Otak Kiri
manusia terletak Rational Intelligence (kecerdasan rasio),
sedangkan pada Otak Kanan manusia terdapat Emotional
Intelligence (kecerdasan emosi).
Begitu pula setelah Penulis mempelajari dari berbagai
literatur kajian mengenai Hati Nurani dari Para Ilmuwan dan
Pakar Manajemen Qolbu, baik lokal maupun internasional
maka Penulis mendapati bahwasannya perbandingan antara
Hati Nurani (Hati) dengan Akal (Otak) pada Manusia
dapatlah ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
“Left Brain is working on The System,
while Right Brain is working in The
System, but Only HEART is working in
The Entire of The System of Our Life”
(Otak Kiri manusia bekerjanya di atas
sistem, sedangkan Otak Kanan bekerjanya
di dalam sistem, namun hanya HATI yang
berkerja pada seluruh sistem di dalam
sistem kehidupan manusia)
7. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 6
Berikut ini adalah beberapa lagi kutipan Firman Allah, Hadits
Nabi, maupun Para Pakar berkaitan dengan Hati Nurani :
“Bencana besarlah bagi mereka yang HATI
nya telah mengeras”. (Q.S. Az-Zumar : 22)
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang
Ahlul Kitab sebelum kamu yang diturunkan
Kitab kepadanya kemudian berlalulah waktu
yang panjang kepada mereka, lalu hati
mereka menjadi keras”. (Q.S. Al-Hadid: 16)
“Sesungguhnya Langit dan Bumi tak dapat
Menjangkau KU, tapi AKU dapat dijangkau
oleh HATI Orang yang Beriman”.
(Hadits Qudsi)
“Wahai Washibah, Mintalah Nasehat
(fatwa) pada HATI mu !”. (H.R. Ahmad)
“Janganlah terlalu banyak tertawa karena
terlalu banyak tertawa akan mengeraskan
HATI !”. (Al-Hadits)
“Pleasure without CONSCIENCE is A
Deadly Sin”. (Kesenangan tanpa HATI
NURANI adalah Dosa yang amat Fatal).
(Mahatma Gandhi)
“Seringkali Hatimu mengetahui sesuatu
jauh sebelum Pikiranmu !”. (Polly Adler)
“Management is Tangible, Leadership is
Intangible, but only CONSCIENCE is
Feelable !”. (Manajemen kasat mata,
8. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 7
Kepemimpinan tak kasat mata, tetapi hanya
HATI NURANI yang dapat Anda rasakan !).
(Hard-Hi Smart Consulting)
“The Balance between The Left and The
Right Brain lies at The HEART”.
(Keseimbangan antara Otak Kiri dan Otak
Kanan adalah terletak pada HATI).
(Hard-Hi Smart Consulting)
“Manage from the Left Brain, Lead from
the Right Brain, but Command and
Execute only from the HEART !”.
(Menatalah dari Otak Kiri, Memimpinlah
dari Otak Kanan, namun Memerintah dan
Melaksanakan dengan baik hanyalah
dimungkinkan melalui HATI).
(Hard-Hi Smart Consulting)
Menurut Kitab terkenal Al-Maraghi bahwasannya Hati
merupakan salah satu Hidayah (petunjuk) yang Allah berikan
kepada manusia. Ada 5 (lima) macam Hidayah yang Allah
berikan kepada Manusia bersama dengan Hati, yaitu :
1). Ghorizah (naluri/insting)
2). Hawasi (indera)
3). „Aqli (akal)
4). Qolbi (hati)
5). Diin (agama)
6). Taufiq (pertolongan Allah yang menggerakkan
hati manusia untuk berbuat kebajikan)
9. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 8
Manusia yang memiliki Kecerdasan Nurani (QQ) dan
Kecerdasan Spiritual (SQ) akan selalu berusaha keras untuk
mecapai hal-hal berikut ini :
1). Hati yang Bersih.
2). Kejujuran dan Akhlaq Mulia.
3). Taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
4). Memperbanyak Ilmu yang Bermanfaat.
5). Bersabar terhadap Ujian dan Cobaan.
6). Jiwa yang Tenang, Damai dan Ikhlas.
7). Menjadi Pewaris Syurga Firdaus.
8). Menjauhkan Diri dari Dosa-dosa Fatal.
9). Menjauhkan Diri dari Sifat-sifat Munafiq.
10). Strategi Hidup yang Baik dan Benar.
Kesepuluh hal tersebut akan penulis bahas satu per-satu
dengan lebih rinci agar pemahaman para pembaca lebih
komprehensif dan lebih mendalam atas hal-hal yang ingin
dibahas pada bagian ini.
1. HATI YANG BERSIH
Sebagai manusia yang dikatakan memiliki Kecerdasan Hati
Nurani dan Kecerdasan Spiritual maka kita harus berusaha
agar Hati kita mencapai status “Qolbun Salim”, yakni hati
yang bersih dari segala macam penyakit hati, baik yang kecil
maupun yang besar, apalagi yang dahsyat.
Mengapa kita harus mencapai Hati yang Qolbun Salim ?
Bila Hati kita termasuk ke dalam “Qolbun Maridh“ (Hati
yang Berpenyakit), apalagi bila termasuk ke dalam “Qolbun
10. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 9
Mayyit” (Hati yang Mati/Beku) maka pemiliknya juga akan
tergolong orang-orang yang dikategorikan oleh Allah SWT
sebagai “Pembuat Kerusakan di muka Bumi (Mufsidin)”.
Adapun jenis-jenis penyakit hati ini berdasarkan tingkat
kronisnya diklasifikasikan sebagai berikut :
Ringan : iri, riya‟, ujub, sum‟ah, ghibah.
Berat : sombong, dengki, hasad, menentang Allah.
Dahsyat : mempersekutukan Allah (syirik).
Penyakit-penyakit hati yang ringan dan berat tersebut akan
menghapus pahala-pahala amal ibadah yang telah kita
kerjakan laksana air hujan mengguyur bumi (bersih tanpa
sisa). Sedangkan penyakit hati yang paling berat (dahsyat)
merupakan Dosa yang Teramat Besar yang akan
menyebabkan para pelakunya dilemparkan oleh Allah SWT
ke dalam Api Neraka dengan kekal di dalamnya selama-
lamanya. Na‟udzubillaahi Min Dzalik…
Bahaya Syirik itu sendiri telah dijelaskan oleh Allah SWT
dengan Firman-Nya di dalam Al-Qur‟an, di antara Firman-
Nya adalah sebagai berikut :
1). Syirik adalah Dosa yang Amat Besar :
“Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni dosa selain syirik bagi siapa
saja yang Dia kehendaki. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah (syirik) maka
sesungguhnya ia telah berbuat dosa yang
teramat besar”. (Q.S. An-Nisa‟: 48)
11. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 10
2). Syirik adalah Kesesatan yang Amat Jauh :
“Barangsiapa yang mempersekutukan Allah
(syirik) maka sesungguhnya ia telah tersesat
dengan kesesatan yang teramat jauhnya”.
(Q.S. An-Nisa‟: 116)
3). Syirik adalah Kejahatan yang Amat Dahsyat :
“Janganlah kamu mempersekutukan Allah
(syirik), sesungguhnya mempersekutukan
Allah itu adalah kejahatan yang sangat
teramat dahsyat”. (Q.S. Luqman : 13)
Kita mungkin semua sudah tahu bahwa sebenarnya Iblis
adalah makhluq Allah yang paling ta‟at dan berbakti kepada
Allah SWT sebelum ia diperintahkan untuk bersujud kepada
Adam. Namun karena Iblis mempunyai penyakit hati, maka
Allah mengkategorikan Iblis tersesat dan termasuk ke dalam
golongan yang Kafir, sebagaimana yang telah dijelaskan Al-
Qur‟an tentang Hukuman Allah terhadap Iblis tersebut.
Marilah kita lihat penyakit-penyakit hati apa sajakah yang
menghinggapi Iblis sehingga ia dikategorikan oleh Allah
sebagai golongan yang Kafir :
1). Membangkang, Sombong / Arogan / Takabbur :
“Dan ketika Kami katakan kepada Para
Malaikat : „Sujudlah kalian kepada Adam‟,
maka bersujudlah mereka (para malaikat)
kecuali Iblis, ia Enggan (=membangkang)
dan Takabbur (=sombong / arogan), maka
ia termasuk golongan yang Kafir”.
(Q.S. Al-Baqarah : 34)
12. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 11
2). Merasa Diri lebih Hebat :
“Allah berfirman (kepada Iblis) : „Apakah
yang menghalangimu untuk bersujud
(kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu?‟.
Berkatalah Iblis : „Aku lebih baik daripada
dia, Engkau ciptakan aku dari api
sedangkan dia Engkau ciptakan dari
tanah‟“. (Q.S. Al-A‟raf : 12)
3). Iri, Dengki, Dendam Kesumat dan Hasad :
“Iblis berkata : „Karena Engkau telah
menghukumiku tersesat maka aku akan
benar-benar menghalang-halangi mereka
(manusia) dari Jalan Engkau yang lurus“.
(Q.S. Al-A‟raf : 16)
Lalu perhatikan pula kutipan Hadits Nabi SAW tentang Hati
di bawah ini :
“Wahai Washibah, tanyalah pada Hatimu !
Mintalah pendapat pada Hatimu !”.
(Kalimat itu diucapkan Nabi sebanyak 3x)
Lalu Rasulullah melanjutkan Sabdanya :
“Kebaikan adalah sesuatu yang Hati
merasa tenang ketika mengerjakannya, dan
Dosa adalah sesuatu yang membuat
perasaan gelisah (tidak tenteram) dan Hati
ragu ketika melakukannya, meskipun semua
orang sepakat mengatakan bahwa yang
13. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 12
engkau lakukan itu adalah baik dan benar”.
(H.R. Ahmad)
Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwasannya bila
Hati kita merasa tenang dan mantap dalam melakukannya
maka tandanya perbuatan itu benar dan halal untuk
dilakukan. Tetapi bila Hati kita merasa ragu-ragu (atau
bahkan menentangnya) maka tandanya perbuatan itu adalah
salah (tidak dibenarkan oleh Allah) dan haram serta berdosa
bila kita tetap meakukannya.
Agar Hati kita senantiasa tenteram dan damai maka jalan
satu-satunya bagi kita adalah dengan memperbanyak
Dzikirullah (mengingat Allah) baik di kala susah maupun
senang, dan di kala sempit maupun lapang, karena hanya
dengan berdzikirlah Hati kita menjadi tenang, sebagaimana
yang dijanjikan Allah SWT dalam Surat Ar-Ra‟d ayat 28 :
“Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah (Dzikir) sajalah
yang membuat Hatimu menjadi tenang dan tenteram”.
Allah SWT menghendaki kita untuk senantiasa menjadi
orang yang “Mufariddun”, yakni orang yang selalu
mengingat Allah SWT di manapun, kapanpun dan di
manapun kita berada dan dalam keadaan apapun.
Allah SWT telah berfirman di dalam Al-Qur‟an surat Al-
Ahzab ayat 41-42 :
"Wahai orang-orang yang beriman,
ingatlah kepada Allah dengan Dzikir yang
sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah
kepadaNya setiap pagi dan petang".
14. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 13
Kemudian Rasulullah SAW juga bersabda di dalam Hadits
Beliau sebagai berikut :
"Maukah aku beritahukan kepada kalian
amalan yang paling baik dan paling suci di
mata Raja (=Allah) kalian, dan lebih baik
daripada menginfakkan emas dan uang
serta lebih baik daripada berperang di
Jalan Allah? Yaitu, Dzikir kepada Allah".
Lebih lanjut di dalam Hadits-hadits Rasulullah SAW
diterangkan beberapa Bacaan Dzikir dan Faedahnya bagi kita
sebagai orang yang beriman, yakni di antara bacaan tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Barangsiapa yang membaca : "Subhanallah,
Walhamdulillah, Walaailaahaillallah, Wallahu Akbar",
maka orang itu akan ditanamkan oleh Allah SWT pohon
buah-buahan yang banyak di dalam Syurga.
2. Barangsiapa yang membaca : "Subhanallah
Wabihamdih" sebanyak 100 kali, maka orang itu akan
dihapuskan dosa-dosanya walaupun dosa-dosanya
sebanyak buih yang ada di lautan.
3. Barangsiapa yang membaca : "Asyhadu An-
Laailaahaillallah, Wahdahu Lasyariikalah Wa-asyhadu
anna Muhammadan 'Abduhu Warosuuluh", maka
orang itu akan dibukakan 8 (delapan) Pintu Syurga,
sehingga ia dapat masuk Syurga dari pintu manapun yang
ia kehendaki.
15. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 14
4. Barangsiapa yang membaca : "Laa Haula Walaa
Quwwata Illa Billah", maka orang itu dibukakan salah
satu pintu Syurga untuknya.
5. Barangsiapa yang membaca : "Asyhadu An-
Laailaahaillallah", maka orang itu diberikan Kunci
Syurga oleh Allah SWT.
6. Barangsiapa yang membaca : "Laa Ilaaha Illallah Al-
Malikul Haqqul Mubiin", maka orang itu apabila
meninggal dunia ia tidak akan merasa seram di dalam
kubur (=alam barzakh), sehingga ia aman dan sentosa di
dalam kubur.
7. Barangsiapa yang membaca : Sayyidul Istighfar yaitu
"Allahumma Anta Robbi Laailahailla Anta Kholaqtani
Wa ana 'Abduka Wa ana 'Ala 'Ahdika Wawa'dika
Mastatho'tu A'udzubika Min Syarrima Shona'tu Abu
ulaka Bini'matika 'Alaiyya Wa abu-u Bidzambi
Faghfirli Fainnahu Laa Yaghfirudz Dzunuba Illa
Anta", maka :
a. Jika dibaca siang hari (sesudah Subuh), kemudian
ia meninggal dunia sebelum Sore (sebelum 'Ashar),
maka ia pasti akan termasuk "Ahli Syurga".
b. Jika dibaca pada malam hari (sesudah Maghrib),
kemudian ia meninggal dunia sebelum pagi (sebelum
Subuh), maka ia pasti akan termasuk "Ahli Syurga".
8. Barangsiapa yang membaca : "Alhamdulillah", maka
akan dipenuhi timbangan Amal Sholehnya.
16. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 15
9. Barangsiapa yang membaca : "Allahumma Sholli 'Ala
Muhammad Wa 'Ala Aali Muhammad Wa 'Ala Ahli
Baitihi" sebanyak 100 kali setiap harinya, maka akan
didatangkan/dikabulkan Allah SWT kepada orang itu
sebanyak 70 “Hajatnya” (= maksud/niat/do'a mengenai
hal-hal dunia) dengan cepat di Dunia ini, dan akan
didatangkan serta dikabulkan kepada orang itu sebanyak
30 Hajatnya untuk Urusan di Akhirat kelak.
10. Barangsiapa yang membaca : Sholawat Nariyah
sebanyak 11 kali setiap hari sesudah Sholat 'Ashar, maka
akan dimudahkan, dilapangkan dan dilimpahkan
Rezekinya di dunia ini dengan tiada putus-putusnya, serta
diberikan Rezeki yang berlimpah pula di Akhirat kelak.
Rasulullah SAW juga menerangkan bahwasannya ada 5
(lima) Perkara yang menjadikan sebagai Obat bagi Hati yang
kotor atau berpenyakit, obat tersebut adalah :
1). Membaca Al-Qur‟an dan menghayati maknanya.
2). Sholat Malam (mis: Tahajud atau Sholat Hajat).
3). Berpuasa Sunnah (mis: Senin-Kamis, atau Puasa Daud).
4). Memperbanyak Dzikir (mengingat) kepada Allah.
5). Bergaul hanya dengan orang-orang yang Baik (Sholeh).
Itulah 5 (lima) hal/perkara yang dapat membersihkan Hati
kita dari kotoran-kotoran atau penyakit yang mungkin saja
bercokol di dalam hati tanpa kita ketahui dan kita sadari.
17. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 16
2. KEJUJURAN DAN AKHLAQ MULIA
Kejujuran merupakan salah satu simbol dari Akhlaq Mulia,
sehingga kita mungkin pernah mendengar ada kata mutiara
dari orang-orang tua kita dahulu bahwasannya “Kejujuran
adalah Mata Uang yang Berlaku di mana saja”, bahkan di
dunia kejahatan seperti “MAFIA” (Mafioso – dari Italia) pun
masih tetap dibutuhkan adanya sifat kejujuran. Mengapa
demikian? Karena untuk menjalankan organisasi mafia
mereka tersebut tentunya dibutuhkan orang yang akan
diserahi tugas untuk mengurusi keuangan organisasi mereka,
dan yang pasti akan dipilih tentulah orang-orang yang jujur
dalam hal mengelola dan mengurusi keuangan organisasi
mereka, karena jika tidak, mereka akan berlaku sangat kejam
dan sadis terhadap orang-orang yang berusaha membohongi
dan menipu mereka, meskipun sebenarnya mereka juga
adalah kumpulan para penipu, pembohong, perampok dan
bahkan pembunuh. Betul ?
Begitu juga, banyak sekali di antara orang-orang yang bukan
beragama Islam yang tidak pernah tahu dan tidak mengerti
tentang Islam namun sangat menjunjung tinggi kejujuran dan
akhlaq mulia tersebut. Marilah kita coba simak beberapa
kutipan sebagian dari kata-kata mutiara yang sempat mereka
lontarkan dan kemukakan :
“Honesty is the first chapter in the book of
wisdom” (Kejujuran adalah bab pertama
dalam buku kebajikan). (Thomas Jefferson)
“It is not about aptitude but your attitude
that will determine your altitude”
(Bukanlah kepandaian otakmu, akan tetapi
18. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 17
akhlaqmu yang akan menyebabkan kamu
mempunyai kedudukan yang amat tinggi dan
terhormat). (Jessie Jackson)
Urusan akhlaq bukanlah urusan yang hanya sepele saja akan
tetapi merupakan “Perkara Besar” yang bisa menyebabkan
suatu bangsa menjadi berantakan dan porak-poranda
disebabkan oleh dampak kejahatan dan kebiabadan manusia
itu sendiri. Lihat saja contohnya, betapa korupsi dan
manipulasi sudah menjadi budaya dan merajalela di mana-
mana di negeri ini yang notabene sebagian besar rakyatnya
adalah beragama Islam. Bukanlah salah ajaran Agamanya
akan tetapi oknum-oknum (orang-orang) nya-lah yang tidak
memiliki Kejujuran dan Akhlaq yang Karimah. Kemudian,
dampak dari akhlaq yang buruk juga dapat menyebabkan
suatu ummat terperosok ke jurang kenistaan, dan bahkan
yang paling buruk, dapat menyebabkan seseorang pelakunya
mengalami Suul Khotimah (akhir hidup yang buruk – Bad
Ending of Life) pada saat kematiannya (misalnya: bunuh
diri, saling bunuh, dsb). Naudzubillahi Min Dzalik semoga
kita tidak termasuk golongan orang-orang yang demikian.
Hal ini sesuai dengan Hadits Nabi SAW yang berbunyi :
“Sesungguhnya aku (Muhammad) ini diutus
Allah SWT untuk kalian, terutamanya
adalah untuk memperbaiki dan memuliakan
Akhlaq”. (Al-Hadits)
Marilah kita Perhatikan pula beberapa kutipan Hadits
Rasulullah SAW berikut ini :
19. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 18
“Sesungguhnya orang yang paling baik di
antara kalian adalah orang yang paling
baik akhlaqnya”. (H.R. Bukhari - Muslim)
“Makhluq (manusia) yang terbaik adalah
yang terbaik akhlaqnya”. (Al-Hadits)
“Apabila kalian berakhlaq maka hendaklah
seperti AkhlaqKu”. (Hadits Qudsi)
Adalah seorang Pakar Ilmu Manajemen dari Amerika Serikat
yang bernama Stephen R. Covey yang mengutip tentang
Kejujuran dan Integritas dengan demikian indah dan bagus di
dalam bukunya The 7 Habits of Highly Effective People
(Tujuh Kebiasaan Orang-orang yang sangat Berhasil-guna).
Di dalam bukunya tersebut ia mendefinisikan “Kejujuran”
dan “Integritas” sebagai berikut :
HONESTY (Kejujuran) : is conforming our words to
reality (adalah kesesuaian kata-kata kita dengan
kenyataan).
Jadi, Kejujuran berarti : Bisa Dipercaya (Trustable)
INTEGRITY (Integritas) : is conforming reality to our
words (adalah kesesuaian kenyataan atas kata-kata kita)
Maksud dari definisi Integritas di atas adalah : “adanya
kesesuaian antara kata-kata yang kita ucapkan dengan
setiap perbuatan yang kita lakukan”. Dengan kata lain juga
dapat diartikan sebagai : “tidak munafiq (unhypocrite)”.
Jadi, Integritas berarti : Bisa Diandalkan (Reliable)
20. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 19
Menurut Stephen R. Covey, untuk menjadi Manusia yang
Berhasil-guna maka seseorang haruslah memiliki sifat kedua-
duanya, yakni “Kejujuran” dan sekaligus “Integritas”.
Namun, bila seseorang hanya memiliki Kejujuran tetapi tidak
memiliki Integritas, berarti ia “Bisa Dipercaya tetapi Tidak
Bisa Diandalkan”. Sebaliknya, apabila seseorang hanya
memiliki Integritas saja, maka berarti ia “Hanya Bisa
Diandalkan tetapi Tidak Bisa Dipercaya”.
Pada tahun 2002 lalu tepatnya tanggal 11-12 April 2002, Para
Top Executive (CEO) dari berbagai Perusahaan Internasional
datang berbondong-bondong untuk menghadiri sebuah
Leadership Discussion Forum (Forum Diskusi tentang
Kepemimpinan) yang diadakan oleh Lembaga Pendidikan
Harvard Business School yang mengambil Tema “Does
Spirituality Drive Success?” (Apakah Spiritualitas mampu
menghasilkan Kesuksesan?). Mereka berdiskusi membahas
bagaimana nilai-nilai spiritualitas tersebut dapat membantu
mereka menjadi pemimpin perusahaan yang berpengaruh di
tengah-tengah lingkungan bisnis yang mereka jalankan.
Diskusi berjalan dengan hangat selama dua hari di lembaga
pendidikan bisnis paling bergengsi di Amerika Serikat
tersebut. Pada akhir Forum Diskusi mereka seluruhnya
sepakat menyatakan bahwasannya Nilai-nilai Spiritualitas
mampu menghasilkan 5 (lima) hal, yaitu :
1. Integritas dan Kejujuran.
2. Energi dan Semangat.
3. Inspirasi, Ide dan Inisiatif.
4. Wisdom (Kebajikan/Kebijaksanaan)
5. Keberanian dalam Mengambil Keputusan.
21. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 20
Kemudian lagi, pada Tahun 1987, 1995 dan 2002 yang lalu
secara berturut-turut sebuah leadership institution (lembaga
kepemimpinan) internasional yang bernama The Leadership
Challenge melakukan Survey mengenai “karakteristik” para
pemimpin (CEO) perusahaan dari 5 (lima) Benua yakni :
Amerika, Australia, Asia, Eropah dan Afrika. Dalam survey
tersebut masing-masing responden diminta untuk memilih
sebanyak 7 dari 20 karakter yang menurut mereka Paling
Ideal bagi CEO pilihan perusahaan mereka.
Ke-20 Karakter yang harus mereka pilih adalah sbb :
1. Honest (jujur)
2. Forward Looking (berpikiran maju)
3. Competent (kompeten/mampu)
4. Inspiring (memberi inspirasi)
5. Intelligent (cerdas)
6. Fair-minded (adil)
7. Broad-minded (berwawasan luas)
8. Supportive (mendukung)
9. Straight Forward (berterus terang)
10. Dependable (bisa diandalkan)
11. Cooperative (dapat bekerjasama)
12. Determined (tegas)
13. Imaginative (berdaya-imajinasi)
14. Ambitious (berambisi)
15. Courageous (mendorong/berani)
16. Caring (peduli)
17. Mature (matang/dewasa)
18. Loyal (setia)
19. Self-controlled (menguasai diri)
20. Independent (mandiri)
22. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 21
Maka Hasilnya mencatat bahwa dari seluruh ke-3 Event
Survey (1987, 1995 dan 2002) tersebut Karakter/sifat
“Honest (Jujur)” selalu berada pada “Urutan (ranking)
Pertama” secara berturut-turut selama tiga kali diadakan
survey tersebut, sementara jenis karakter-karakter yang lain
selalu berubah-ubah posisi urutan (ranking) nya. Hal ini
berarti para pebisnis itupun sangat menyadari dan
mengetahui bahwa kejujuran adalah faktor yang sangat
penting dalam menjalankan bisnis mereka. Disamping itu,
sekaligus membuktikan kita bahwasannya “Kejujuran”
merupan faktor yang amat sangat dibutuhkan oleh siapapun
dalam kehidupannya di dunia ini, tak peduli apakah mereka
seorang spiritualis, penulis, negarawan, moralis atau bahkan
seorang pebisnis sekalipun sangatlah membutuhkan yang
namanya “Kejujuran”.
Namun kita mungkin sering atau pernah mendengar
setidaknya bahwa di dalam “Dunia Bisnis” ada suatu
Ungkapan yang sangat populer sekali, yang berbunyi kurang
lebih demikian :
“If you only talk about honesty, nobody
will come to you talking about business”
(Jika anda banyak bicara tentang kejujuran,
maka tak akan ada orang yang datang
kepada anda untuk bicara tentang bisnis).
Pernyataan dalam ungkapan tersebut di atas sangatlah
“Berbau SEKULER” dan “PARADOXAL” sekali dengan
Hasil Survey The Leadership Challenge serta dengan
banyak Tokoh-tokoh Spiritual, Negarawan dan Pebisnis Jujur
yang sangat tidak setuju atau tidak sepaham bahkan
menentang dengan keras ungkapan tersebut.
23. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 22
Beberapa Tokoh dan Organisasi yang tidak setuju/sepaham
(bertentangan) dengan ungkapan tersebut, di antaranya :
Mahatma Gandhi, seorang Spiritualis dari India, yang
membuat statement (pernyataan) di dalam bukunya yang
berjudul The Seven Deadly Sins bahwasannya
“Commerce without Morality is A Deadly Sin” (Bisnis
tanpa disertai Akhlaq adalah Dosa yang Amat Fatal).
Thomas Jefferson, seorang Negarawan dan salah satu
mantan Presiden Amerika Serikat yang pernyataannya
banyak dikutip oleh Tokoh-tokoh Politik dan Negarawan
dari berbagai Negara juga mengatakan “Honesty is the
first chapter in the book of wisdom” (Kejujuran adalah
Bab pertama di dalam Buku Kebajikan/Kebijaksanaan).
Yang maksudnya adalah apabila kita ingin berbuat
kebaikan atau kebajikan maka tanamkan terlebih dahulu
kejujuran di dalam diri kita, tanpa itu niscaya kita tidak
akan bisa dikatakan telah berbuat kebaikan dan kebajikan.
American Business Concern, sebuah Organisasi Media
Perkumpulan Bisnis terkemuka di Amerika Serikat pernah
menerbitkan Hasil Poling dan Survey yang diadakan bagi
Para Pebisnis Dunia (CEO Perusahaan) dari sebanyak 500
Perusahaan Multinational Besar Dunia Paling Sukses
yang disebut sebagai “Fortune 500” yang isinya
menyatakan bahwa sebanyak 94% Para Pemimpin (CEO)
perusahaan-perusahaan besar tersebut berhasil mencapai
kesuksesan bisnis pada bidang-bidang usahanya berkat
diterapkannya Faktor “Kejujuran” dan “Perilaku/Akhlaq
yang Terpuji” di dalam menjalankan bisnis mereka.
24. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 23
Harvard Business School pernah mengadakan Penelitian
pada Tahun 1993 mengenai faktor-faktor Penentu
Keberhasilan dan Kesuksesan atas diri sesorang, yang
kemudian ditemukan dalam penelitian tersebut
bahwasannya sebesar 85% Penyebab Keberhasilan dan
Kesuksesan seseorang adalah Faktor “Akhlaq”.
3. TAAT KEPADA PERINTAH ALLAH DAN RASUL
Di dalam suatu organisasi, apapun namanya, di manapun
adanya serta di bidang apapun kegiatannya, pastilah selalu
ada yang namanya : “Perintah” (Command – dalam Bahasa
Inggrisnya). Perintah ini sangat diperlukan guna menjalankan
sistem yang ada di dalam organisasi tersebut. Perintah sangat
mutlak diperlukan bagi kelancaran suatu organisasi untuk
mempermudah dan memperjelas hal-hal yang berkaitan
dengan :
Stratata/Tingkatan (Level) Jabatan para anggotanya.
Satuan Komando/Perintah (Unity of Command); dan
Jenjang Tingkatan Komando/Perintah (Hierarchy of
Command) dalam organisasi.
Hanya dengan ke-3 hal tersebut di atas itulah suatu organisasi
dapat dimungkinkan berjalan dengan baik dan lancar tanpa
adanya saling “Tumpang-tindih (Overlapping)” dan saling
“Langgar (Outbreaking)” terhadap Otoritas masing-masing
jabatan yang ada di antara para anggota organisasi di
dalamnya.
25. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 24
Begitu juga halnya dengan “Sistem” (Manhaj) yang ada di
dalam Agama Allah (cq. Islam), terdapat juga yang namanya
“Perintah” (Am‟r – dalam Bahasa Arabnya). Di dalam
Agama Islam, ketiga hal yang telah disebutkan di atas telah
dicanangkan oleh Allah SWT dengan Urutan Prioritas dan
Kedudukannya sebagai berikut :
Perintah Allah SWT Paling Utama (Top Urgent)
Perintah Rasulullah SAW Utama/Tinggi (Urgent)
Perintah Pemimpin Penting (Important)
Adapun Kedudukan Hukum (Legal Standing) dari Skala
Prioritas tersebut di atas telah ditetapkan oleh Allah SWT
yang tertuang di dalam Al-Qur‟an Surat An-Nisa‟ ayat 59 :
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah
Allah dan taati pula Rasul, serta Para
Pemimpin di antara kamu. Kemudian jika
kamu berbeda pendapat tentang segala
sesuatu maka kembalikanlah kepada Allah
(cq. Al-Qur‟an) dan Rasul (cq.Hadits) bila
kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
baik bagimu dan baik pula akibatnya”.
(Q.S. An-Nisa‟ : 59)
Taat kepada Allah SWT merupakan suatu kewajiban yang
tidak dapat kita ganggu-gugat karena ketika seseorang telah
mengucapkan Dua Kalimat Syahadat atau telah berada di
dalam naungan Agama Islam, maka wajib baginya untuk taat
kepada segala bentuk perintah dan larangan dari Allah SWT.
26. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 25
Lalu, apakah dengan taat kepada Allah SWT berarti kita tidak
boleh taat kepada yang lain selain Allah ?
Satu-satunya hamba Allah yang wajib untuk ditaati pula oleh
Umat Islam adalah Rasulullah Muhammad SAW. Beliau
adalah suri teladan bagai seluruh umat hingga akhir zaman.
Hanya Beliaulah yang memiliki hak untuk ditaati oleh
seluruh umat manusia, khususnya umat Islam. Perintah untuk
taat kepada Rasulullah SAW ini merupakan salah satu bentuk
ketaatan kita kepada Allah SWT, karena perintah tersebut
terdapat di dalam Al-Qur‟an :
“Wahai orang-orang yang beriman, taatlah
kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah
kamu berpaling dari pada-Nya, sedangkan
kamu mendengar (perintah-perintah-Nya)”.
(Q.S. Al-Anfal : 20)
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah
Allah dan taati pula Rasul…”.
(Q.S. An-Nisa‟ : 59)
Adapun orang-orang, golongan, atau aliran-aliran yang tidak
percaya kepada Rasulullah SAW atau tidak mau mematuhi
sunnah-sunnahnya, maka mereka sama saja dengan tidak
mentaati perintah Allah SWT. Orang-orang yang semacam
inilah yang disebut dengan orang-orang yang ingkar, durhaka
(fasiq) atau kafir.
Taat kepada Allah SWT berarti harus pula diiringi dengan
ketaatan kepada Rasulullah SAW. Perintah tersebut banyak
sekali terdapat di dalam Al-Qur‟an dan senantiasa selalu
berpasangan dan berdampingan.
27. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 26
Jika seseorang tidak mau mentaati perintah dan larangan
Rasul, maka sudah bisa dipastikan bahwasannya ia juga sama
saja dengan tidak mentaati perintah dan larangan Allah SWT.
Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa setiap muslim
harus taat kepada Rasulullah SAW, bukan hanya kepada
Allah SWT saja :
1. Perintah untuk taat kepada Rasulullah merupakan perintah
dari Allah SWT.
2. Rahmat Allah hanya akan diberikan kepada orang-orang
yang bertaqwa dan beriman kepada Allah dan mentaati
Rasul-Nya.
3. Ketaatan kita kepada Rasulullah SAW merupakan sebuah
jalan untuk mendapatkan Taufiq (pertolongan) dan
Hidayah (petunjuk) dari Allah SWT.
4. Allah SWT akan menimpakan adzab yang sangat pedih
kepada mereka yang menentang atau menyalahi perintah
Allah. Menentang atau menyalahi perintah Rasulullah
merupakan salah satu bentuk pengingkaran terhadap
perintah Allah SWT.
5. Ketaatan dan kepatuhan seseorang terhadap ketetapan
Rasulullah SAW merupakan salah satu syarat syahnya
iman seseorang kepada Allah SWT.
6. Hanya dengan mengikuti atau mentaati Allah SWT dan
Rasul-Nya sajalah maka kita akan memperoleh limpahan
kasih sayang dan ampunan dari Allah SWT.
28. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 27
Demikian di antaranya beberapa alasan mengapa kita selaku
Umat Islam harus juga berlaku taat kepada Rasulullah SAW
karena ketaatan kepada Allah SWT dan ketaatan kepada
Rasulullah SAW adalah bukti Cinta kita kepada Allah SWT
dan Rasul-Nya yang merupakan suatu keharusan bagi setiap
pemeluk Islam (Muslim) yang senantiasa selalu beriringan
dan tidak dapat dipisah-pisahkan.
Berikut ini adalah beberapa keterangan tambahan lagi dari
Allah SWT yang berkaitan dengan perintah taat dan cinta
kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, yang terdapat di dalam
Al-Qur‟anul Karim :
“Patuhilah olehmu Allah dan Rasul agar
supaya kamu diberi rahmat (disayang)”.
(Q.S. Ali Imran : 132)
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah
seruan Allah dan seruan Rasul apabila
Rasul menyeru kamu kepada sesuatu yang
memberikan kehidupan kepada kamu,
ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah
membatasi antara manusia dan hatinya dan
sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan
dikumpulkan”. (Qs. Al Anfaal : 24)
“Barangsiapa yang mentaati Allah dan
Rasul-Nya maka sesungguhnya ia telah
mendapatkan kemenangan yang besar”.
(Q.S. Al-Ahzab : 71)
“Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di
dunia ini dan di akhirat, sesungguhnya kami
29. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 28
kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah
berfirman: „Siksa-Ku akan Kutimpahkan
kepada siapa yang Aku kehendaki dan
rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka
akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-
orang yang bertaqwa, yang menunaikan
zakat dan orang-orang yang beriman
kepada ayat-ayat Kami‟".
(Q.S. Al-A‟raf : 156)
“Katakanlah : „Hai manusia sesungguhnya
aku adalah utusan Allah kepadamu semua,
yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit
dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia, Yang menghidupkan
dan mematikan, maka berimanlah kamu
kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang
“ummi” yang beriman kepada Allah dan
kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-
Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu
mendapat petunjuk‟”. (Q.S. Al-A‟raf : 158)
“Katakanlah : „Taatlah kepada Allah dan
taatlah kepada Rasul; dan jika kamu
berpaling maka sesungguhnya kewajiban
rasul itu adalah apa yang dibebankan
kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian
adalah semata-mata apa yang dibebankan
kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya,
niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak
lain kewajiban Rasul adalah menyampaikan
(amanat Allah) dengan jelas".
(Q.S. An-Nur : 54)
30. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 29
”Janganlah kamu jadikan sebutan kepada
Rasul diantara kamu seperti sebutan
sebagian kamu kepada sebagian (yang lain).
Sesungguhnya Allah telah mengetahui
orang-orang yang berangsur- angsur pergi
di antara kamu dengan berlindung (kepada
kawannya), maka hendaklah orang-orang
yang melanggar perintah-Nya takut akan
ditimpah cobaan atau ditimpah adzab yang
amat pedih”. (Q.S. An-Nur : 63)
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada
hakikatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim dalam perkara
yang mereka perselisihkan, kemudian
mereka tidak merasa keberatan sama sekali
dalam hati mereka terhadap keputusan yang
kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuh hati”. (Q.S. An-Nisa‟ : 65)
“Katakanlah : „Jika kamu (benar-benar)
mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu‟;
Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”. (Q.S. Ali Imran : 31)
Adapun Dalil (Nash) yang memerintahkan taat kepada Para
Pemimpin di antara manusia, adalah sebagai berikut :
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah
Allah dan taati pula Rasul, serta Para
Pemimpin di antara kalian”.
(Q.S. An-Nisa‟ : 59)
31. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 30
“Patuhilah olehmu, walaupun yang
memimpin di antara kalian adalah seorang
budak Ethiopia yang bentuk kepalanya
seperti biji kurma”. (H.R. Bukhari)
Lalu, bagaimana bila seandainya ada perintah dari para
pemimpin (atasan) kita yang tidak sesuai atau bahkan
melanggar sama sekali Perintah Allah dan Rasul-Nya ?
Bila hal itu terjadi, berarti perintah pemimpin tersebut
mempunyai status sebagai yang : “Important BUT NOT
Urgent!” (Penting tetapi Sangat Tidak Utama/Mendesak) dan
perintah tersebut hanya memiliki Jenjang Tingkatan Perintah
(Hierarchy of Command) yang “Paling Bawah” (prioritas
terakhir) dalam Skala Urutan Prioritas Perintah yang telah
dicanangkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur‟an Surat An-
Nisa‟ ayat 59. Jadi dalam hal ini perintah pemimpin (atasan)
tersebut haruslah dikaji ulang dengan lebih seksama lewat
pertimbangan Hati Nurani kita yang mendalam. Bila memang
perintah tersebut sangat melanggar Perintah Allah dan Rasul-
Nya maka perintah pemimpin (atasan) tersebut HARUS
“diabaikan” dan “tidak boleh sama sekali kita patuhi”.
Adapun Kedudukan Hukumnya sangat lengkap sekali, yakni
terdapat di dalam Al-Qur‟anul Karim dan juga di dalam Al-
Hadits Rasulullah SAW, di antaranya sebagai berikut :
“Katakanlah : „Sesungguhnya aku hanya
diperintahkan untuk berbakti kepada Allah
dengan Ikhlas”. (Q.S. Az-Zumar : 11)
“Janganlah kalian mematuhi perintah
orang-orang yang melampaui batas. Yaitu
32. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 31
orang-orang yang berbuat kerusakan di
muka bumi”. (Q.S. Asy-Syu‟ara : 151-152)
“Mendengarkan serta patuh kepada
pemimpin adalah wajib selama tidak
diperintah untuk berbuat maksiat. Bila
pemimpin menyuruh berbuat maksiat maka
janganlah kamu patuhi”. (H.R. Bukhari)
“Tak ada kewajiban mengikuti suatu
perintah yang dalam perintah itu berisikan
kemaksiatan/kedurhakaan kepada Allah”.
(H.R. Bukhari)
Demikianlah Allah SWT telah memberikan bimbingannya
yang jelas kepada kita selaku umat manusia khususnya Umat
Islam untuk senantiasa taat kepada-Nya dan juga taat kepada
Rasulullah karena taat kepada Allah SWT dan juga taat
kepada Rasulullah SAW merupakan perintah yang harus
dilaksanakan secara “kaffah” (menyeluruh).
4. MEMPERBANYAK ILMU YANG BERMANFAAT
Kedudukan ilmu di dalam Islam adalah amat tinggi. Bahkan
iman dan amal tidak syah tanpa adanya ilmu. Al-Quran yang
diturunkan merupakan mu‟jizat yang diberikan kepada
Rasullullah SAW adalah merupakan Kalamullah yaitu
Firman Allah dan merupakan sumber induk Keilmuan.
Oleh karena tingginya ilmu itu maka tinggi pulalah martabat
para ilmuwan (scientist) bahkan para ulama disebut sebagai
Pewaris Para Nabi.
33. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 32
Menuntut Ilmu di dalam Agama Islam hukumnya adalah
Wajib, baik bagi laki-laki maupun wanita. Perhatikan Sabda
Rasulullah SAW :
“Menuntut Ilmu itu Wajib bagi setiap orang,
baik laki-laki maupun perempuan”
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila diminta kepada
kamu memberi lapang dari tempat duduk kamu (untuk orang
lain) maka lapangkanlah sebisa-bisanya supaya Allah
melapangkan (segala hal) untuk kamu. Dan apabila kamu
diminta untuk bangun maka bangunlah, supaya Allah
meninggikan darjat orang-orang yang beriman di antara
kamu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
Agama (dari kalangan kamu) – beberapa derajat. Dan
(ingatlah), Allah Maha Mengetahui tentang apa-apa yang
kamu lakukan. (QS. Al-Mujadalah 58:11)
Demikian pula di antara manusia dan binatang-binatang yang
melata serta binatang-binatang ternak, ada yang berlainan
jenis dan warnanya? Sebenarnya yang merasa takut
(melanggar perintah) Allah dari kalangan hamba-
hambaNya hanyalah orang-orang yang berilmu.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa, lagi Maha Pengampun.
(QS. Al-Fathir 35:28)
Keterangan yang dibawa oleh Rasullullah adalah bermacam-
macam untuk memperlihatkan pentingnya memiliki ilmu.
Pelbagai hadis Nabi telah ditunjukkan sepanjang kehidupan
Rasullullah SAW.
34. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 33
Dari Abdullah bin Amr r.a.: Nabi s.a.w. bersabda:
"Sampaikanlah pesanku walaupun Cuma satu ayat
(sepatah kata). Kalian boleh mendengar cerita dari Bani
Israel, tiada salahnya (sekadar mendengar cerita). Dan
barangsiapa yang sengaja berdusta tentang aku
(membuat hadis palsu), maka hendaklah ia mengambil
tempatnya di dalam neraka." (Hadits Sahih Bukhari Jilid 3.
Hadits No.1508)
Beberapa Hadits Mengenai Keutamaan Ilmu :
1. Dari Mu'awiyah r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang dikehendaki Allah mendapat kebaikan,
maka diberinya orang itu pengertian (faham) tentang
agama. Allah yang memberi dan saya Qasim (yang
membagikan). Senantiasa umat ini memperoleh
kemenangan terhadap lawannya, sehingga datang perintah
Allah dan mereka itu tetap dalam kemenangan".
(Hadits Sahih Bukhari Jilid 3. Hadis No. 1391)
2. Dari Urwah r.a. katanya: Abdullah bin Umar naik haji
bersama dengan kami, dan kami dengar dia berkata: Saya
mendengar Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah
tidak akan mengambil (menghilangkan) ilmu sekaligus
sesudah diberikanNya, melainkan mengambil itu dengan
mengambil (mewafatkan) ahli ilmu (Ulama) bersama
ilmunya. Maka tinggallah orang-orang yang bodoh.
Mereka diminta fatwanya, lalu mereka berfatwa menurut
kemauannya sendiri. Mereka sesat dan menyesatkan".
(Hadits Sahih Bukhari Jilid 4. Hadits No. 1964)
35. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 34
3. Abdullah bin Mas'ud r.a. mengatakan bahwa Rasulullah
s.a.w. bersabda, "Janganlah kamu merasa iri hati, kecuali
kepada dua orang, yakni : Orang yang diberi Allah harta
yang banyak, kemudian dipergunakannya untuk yang hak;
dan Orang yang diberi Allah ilmu yang banyak, kemudian
dipergunakan (untuk yang hak) serta mengajarkannya".
(Hadits Sahih Bukhari Jilid 1. Hadits No. 0059)
4. Dari Anas r.a., katanya: Saya dengar Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Diantara tanda-tanda hari kiamat adalah
diangkatnya (hilangnya) ilmu pengetahuan, banyaknya
kebodohan, banyaknya pelacur!" dan banyaknya orang
meminum minuman keras, sedikitnya jumlah laki-laki
serta banyaknya jumlah wanita sehingga setiap lima puluh
orang wanita hanya satu orang yang mengurusnya”.
(Hadits Sahih Bukhari Jilid 4. Hadits No. 1612)
5. Dari Abu Musa r.a., katanya Nabi s.a.w. bersabda:
"Perumpamaan petunjuk dan ilmu pengetahuan, yang
Allah mengutus aku untuk menyampaikannya, seperti
hujan lebat jatuh ke bumi. Bumi itu ada yang subur,
menyerap air, lalu menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, dan
rumput-rumput yang banyak. Ada pula yang keras, tidak
menyerap air sehingga tergenang, Maka Allah memberi
manfaat dengan dia kepada manusia. Mereka dapat minum
dan memberi minum (binatang ternak dan sebagainya),
serta untuk bercocok tanam. Dan ada pula hujan yang
jatuh ke tempat lain, yaitu di atas tanah yang tidak
menggenangkan air dan tidak pula menumbuhkan rumput.
Begitulah perumpamaan orang yang belajar agama, yang
mau memanfaatkan apa-apa yang Allah suruh aku untuk
menyampaikannya, untuk mempelajarinya serta untuk
36. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 35
mengajarkannya. Dan begitu pula perumpamaan orang
yang tidak mau memikirkan dan tidak peduli dengan
petunjuk Allah yang aku diutus untuk menyampaikannya".
(Hadits Sahih Bukhari Jilid 1. Hadits No. 0063)
6. Dari Anas r.a., katanya: "Akan aku sampaikan kepada
kalian sebuah hadits yang tidak akan disampaikan orang
kepadamu sepeninggalku. Saya mendengar Rasulullah
s.a.w. bersabda: "Diantara tanda-tanda kiamat ialah:
berkurangnya ilmu, meratanya kebodohan, maraknya
perzinahan serta banyak perempuan dan sedikit laki-laki,
sehingga bagi lima puluh perempuan hanya ada seorang
pengawal laki-lakinya”.
(Hadits Sahih Bukhari Jilid 1. Hadits No. 0064)
7. Abu Hurairah r.a. mengatakan, bahawa Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Hari kiamat belum akan terjadi hingga telah
dihapuskannya ilmu pengetahuan, banyak terjadi gempa
bumi, masa (waktu) terasa pendek, timbul berbagai
macam bencana, banyak terjadi peristiwa yang
menggemparkan seperti pembunuhan, serta uang
berlimpah-limpah di sekitarmu".
(Hadits Sahih Bukhari Jilid 2. Hadits No. 0543)
8. Dari Abu Hurairah ra. katanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang menolong menghilangkan kesusahan
seorang mukmin, maka Allah Ta‟ala menghilangkan pula
kesusahannya di hari kiamat kelak. Barangsiapa yang
membantu memudahkan urusan orang yang dalam
kesulitan, maka Allah memudahkannya pula di dunia dan
akhirat. Allah sentiasa menolong hambanya selama hamba
itu mau menolong saudaranya. Barangsiapa yang berusaha
37. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 36
mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke
Syurga. Bila suatu kaum berkumpul di salah satu rumah
Allah (masjid) lalu mereka membaca Kitabullah dan
mempelajarinya sesama mereka, maka diturunkan kepada
mereka ketenangan dan diselimuti mereka dengan rahmat.
Mereka dikerumuni oleh para malaikat dan Allah
menyebut-nyebut dengan bangga kepada orang-orang
yang di dekatNya. Sedangkan bagi orang-orang yang lalai
beramal, ia tidak akan dapat mengejar ketinggalannya
walaupun dengan gelar kebangsawanannya”.
(Hadits Sahih Muslim Jilid 4. Hadits No. 2322)
9. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Apabila seorang manusia telah meninggal,
maka putuslah (terhenti) segala amalnya, kecuali tiga
perkara: Sodaqoh jariyah. Ilmu yang bermanfaat, serta
Anak yang sholeh yang selalu mendoakannya".
(Hadits Sahih Muslim Jilid 3. Hadits No. 1614)
10. Dari „Aisyah r.a. katanya, Rasulullah s.a.w. membaca
ayat : "Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur‟an)
kepadamu. Di antara isinya terdapat ayat-ayat yang
muhkamat (yang jelas dan tegas maksudnya), dan ayat-
ayat yang mutasyabihat (samar-samar). Adapun orang-
orang yang hatinya condong kepada kesesatan, maka
mereka mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat untuk
menimbulkan fitnah (bencana) dan untuk mencari-cari
ta‟wilnya. Padahal tidak ada yang mengetahui ta‟wilnya
melainkan hanya Allah semata. Dan orang-orang yang
mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-
ayat mutasyabihat, semuanya itu turun dari Tuhan kami.
Dan tidak dapat memahaminya kecuali orang-orang yang
38. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 37
cerdas". (QS. Ali 'Imran : 7). Kata 'Aisyah, bersabda
Rasulullah s.a.w., Apabila kalian melihat orang-orang
yang mengikuti ayat-ayat mutasyabihat, itulah orang-
orang yang dimaksud Allah dalam ayat itu. Maka
jauhilah mereka itu”.
(Hadits Sahih Muslim Jilid 4. Hadits No. 2288)
11. Dari Ubay bin Ka'ab r.a., katanya Rasulullah s.a.w.
bersabda : "Hai, Abu Mundzir! Tahukah kamu, ayat
manakah diantara ayat-ayat Al-Qur‟an yang ada padamu
yang paling utama?" Jawab Abu Mundzir, "Allah dan
Rasul-Nyalah yang lebih tahu."Tanya beliau, "Hai, Abu
Mundzir! Tahukah kamu, ayat manakah diantara ayat-
ayat Al-Qur‟an yang ada padamu paling utama?" Jawab
ku, "Allahu laa ilaaha illa huwal hayyul qoyyuum" (QS.
Al- Baqoroh : 225). Lalu beliau menepuk dadaku sambil
berkata, "Demi Allah, semoga dadamu penuh dengan
ilmu Wahai Abu Mundzir”.
(Hadits Sahih Muslim Jilid 2. Hadits No. 0776)
12. Dari Zaid bin Arqam r.a. katanya: "Aku tidak akan
mengatakan kepadamu kecuali apa yang disabdakan oleh
Rasulullah s.a.w. Beliau sering berdoa: "Allahumma inni
a'uzubika minal 'ajzi, wal kasali, wal jubni, wal bukhli,
wal haromi, wa 'adzabil qobri. Allahumma aati nafsi
taqwaaha, wa zakkiha anta khoiru man zakkaaha, anta
waliyyuha wa maulaaha. Allahumma inni a'udzu bika
min 'ilmin laa yallfa', wa min qolbin laa yakhsya', wa
min nafsin laa tasyba', wa mill da'watin laa yustajaabu
laha." (Wahai Allah! aku berlindung dengan Engkau dari
kelemahan, kemalasan dan ketakutan, kepikunan dan
dari siksa kubur. Wahai Allah! Isikanlah jiwaku dengan
39. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 38
sifat taqwa dan bersihkanlah dia, Engkaulah yang terbaik
membersihkannya, karena Engkaulah pelindung dan
pemeliharanya. Wahai Allah! aku berlindung kepadaMu
dari ilmu yang tidak bermanafaat, dari hati yang tidak
khusyu‟, dari nafsu yang tidak mau puas dan dari do‟a
yang tidak berjawab)”.
(Hadits Sahih Muslim Jilid 4. Hadits No. 2344)
13. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Natil (bin Odis Al
Hazami), seorang penduduk Syam, bertanya kepadanya,
"Wahai, Tuan Guru! Ajarkanlah kepada kami hadits
yang Anda dengar dari Rasulullah s.a.w. “Jawab Abu
Humirah, "Baik! Aku mendengar Rasulullah s.a.w.
bersabda: "Orang yang pertama-tama diadili kelak di hari
kiamat, ialah orang mati syahid. Orang itu dihadapkan ke
pengadilan, lalu diingatkan kepadanya nikmat-nikmat
yang telah diperolehnya, maka dia mengakuinya.
Ditanya, "Apakah yang sudah engkau perbuat sehingga
mendapat nikmat itu?" Dijawab, "Aku berperang untuk
agama Allah sehingga aku mati syahid." Firman Allah,
"Engkau dusta! Sesungguhnya engkau berperang supaya
dikatakan gagah berani. Dan gelar itu telah engkau
peroleh. "Kemudian dia diseret dengan muka
tertelungkup lalu dilemparkan ke neraka. Kemudian
dihadapkan pula orang 'alim yang belajar dan
mengajarkan ilmunya serta membaca Al-Qur‟an.
Dihadapkannya kepadanya nikmat-nikmat yang telah
diperolehnya, semua itu diakuinya. Ditanya, "Apakah
yang telah engkau perbuat sehingga memperoleh nikmat
itu?" Dijawab, "Aku belajar, mengajar, dan membaca Al-
Qur‟an karena Engkau." Firman Allah, "Engkau dusta!
Sesungguhnya engkau belajar dan mengajar supaya
40. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 39
disebut sebagai orang „Alim, dan engkau membaca Al-
Qur‟an supaya dikatakan sebagai Qori‟ (ahli baca
Qur‟an). Sebutan itu telah disebutkan/dikatakan orang
kepadamu." Kemudian dia diseret dengan muka
menghadap ke tanah lalu di lemparkan ke neraka.
Sesudah itu dihadap pula orang yang diberi kekayaan
oleh Allah dengan berbagai macam harta. Semua
kekayaannya dihadapkan kepadanya lalu diingatkan
segala nikmat yang telah diperolehnya, ia pun mengakui.
Ditanya, "Apakah yang telah engkau perbuat dengan
harta sebanyak itu?" Dijawab, "Setiap bidang yang
Engkau sukai tidak ada yang kutinggalkan, melainkan
aku sumbang semuanya karena Engkau." Firman Allah,
"Engkau dusta! Sesungguhnya engkau melakukan
semuanya itu supaya engkau disebut orang yang
dermawan, dan gelar itu telah engkau peroleh."
Kemudian dia diseret dengan muka tertelungkup ke
tanah lalu dilemparkan ke dalam neraka”.
(Hadits Sahih Muslim Jilid 4. Hadits No. 1859.)
14. Ibrahim bin Ya'qub menceritakan kepada kami, Zaid bin
Al-Hubab memberitahukan kepada kami, Maimun Abi
Abdillah memberitahukan kepada kami, Tsabit Al-
Bunnani memberitahukan kepada kami dia berkata: Anas
bin Malik berkata kepada ku: "Hai Tsabit! ambillah ilmu
dariku karena sesungguhnya kamu tidak dapat
mengambil ilmu dari seseorang yang bisa dipercaya
selain aku karena aku mengambilnya langsung dari
Rasulullah SAW, beliau mengambilnya dari Malaikat
Jibril, dan Jibril mengambilnya langsung dari Allah SWT
Yang Maha Agung dan Mulia".
(Hadits Sunan Tirmidzi Jilid 5. Hadits No. 3919)
41. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 40
15. Ali bin Nashr bin Ali menceritakan kepada kami,
Muhammad bin Abbad Al-Huna'i memberitahukan
kepada kami, Ali bin Al-Mubarak memberitahukan
kepada kami, dari Ayyub Assakhtiyani, dari Khalid bin
Duraik dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW bersabda :
"Barangsiapa belajar ilmu karena selain Allah atau
menghendaki dengan ilmunya itu selain Allah, maka
hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya di neraka".
(Hadits Sunan Tirmidzi Jilid 4. Hadits No. 2793)
16. Hannad menceritakan kepada kami, Abu Muawiyah
memberitahukan kepada kami, dari AI-Aamasy dari
Syaqiq dari Abi Musa berkata: Rasulullah SAW
bersabda: "Sesungguhnya di belakang kamu ada hari-
hari di mana ilmu diangkat dan haraj merajalela". Para
sahabat berkata: "Wahai Rasulullah apakah haraj itu?
Beliau bersabda: "Pembunuhan".
Dalam bagian ini terdapat Hadits dari Abu Hurairah,
Khalid bin Walid dan Ma'qil bin Yasar ini Hasan Shahih.
(Hadits Sunan Tirmidzi Jilid 3. Hadits No. 2296)
17. Ali bin Hujr menceritakan kepada kami, Ismail bin Ja'far
menceritakan kepada kami dari Al-Ala' bin
Abdurrahman dari ayahnya dari Abu Hurairah r.a.;
bahwasannya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ketika
manusia mati, maka putuslah segala amalnya, kecuali
tiga: Sedekah jariyah (waqaf). Ilmu yang bermanfaat.
Serta anak yang Sholeh yang mau mendoakannya".
Hadits ini Hasan Shahih.
(Hadits Sunan Tirmidzi Jilid 2. Hadits No. 1397)
42. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 41
18. Ahmad bin Budail bin Quraisy Al-Yami Al-Kufi
menceritakan kepada kami, Abdullah bin Numair
memberitahukan kepada kami, dari Umarah bin Zadzan
dari Ali bin Al-Hakam dari Atha' dari Abu Hurairah
berkata: "Rasulullah SAW bersabda :"Barangsiapa
ditanya tentang sesuatu ilmu yang ia ketahui namun ia
menyembunyikannya (tanpa menjawabnya), maka kelak
dia diikat di hari kiamat dengan tali yang terbuat dari
api". Dalam bagian ini terdapat hadits Jabir dan Abdillah
bin Amr dan Abu Hurairah adalah Hadits Hasan.
(Hadis Sunan Tirmidzi Jilid 4. Hadits No. 2787)
19. Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Abu
Usamah memberitahukan kepada kami, dari Al-A'masy
dari Abi Shalih, dari Abi Hurairah berkata: Rasulullah
SAW bersabda : "Barangsiapa menempuh jalan untuk
mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya
jalan menuju Syurga". Hadits ini adalah Hadits Hasan.
(Hadits Sunan Tirmidzi Jilid 4. Hadits No. 2784)
20. Muhammad bin Ghailan menceritakan kepada kami,
Bisyir bin As Sary memberitahukan kepada kami,
Sufyan memberitahukan kepada kami dari Abdul 'A' dari
Said bin Jubair dari Ibnu Abbas, ia berkata : "Rasulullah
SAW. bersabda : "Barangsiapa mengatakan tentang Al-
Qur‟an tidak dengan (melalui) ilmu maka hendaklah ia
mempersiapkan tempat duduknya di neraka". Hadits ini
berstatus Hasan Shahih.
(Hadits Sunan Tirmidzi Jilid 4. Hadits No. 4022)
43. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 42
5. BERSABAR TERHADAP UJIAN DAN COBAAN
Sabar secara Bahasa Arab berarti: “Al Habsu” yang artinya
“Menahan Diri” dan Al-Man'u yang artinya “Mencegah”.
Lawan dari kata Sabar adalah: Al-Jaz'u yang artinya “Keluh-
kesah”.
Secara Syar'i Sabar didefinisikan dengan “Menahan diri dari
segala keluh-kesah, menahan lisan dari mengeluh, dan
anggota badan dari mengamuk seperti, menampar pipi,
merobek saku, baju, dan semisalnya”.
Perintah untuk Bersabar di dalam Al Qur'an
Perintah supaya Ber-SABAR terdapat di dalam Al-Qur‟an
Surat Ali-Imron Ayat 200 sebagai berikut : “Wahai Orang-
orang yang Beriman, Bersabarlah dan Perkuatlah Kesabaran
diantara Kalian, Bersiap-siagalah serta Bertaqwalah kepada
Allah agar Kalian memperoleh Keberuntungan”.
Setidaknya ada 43 kata Sabar yang dijelaskan di dalam Al-
Qur'an, berikut ini adalah beberapa darinya :
“Maka bersabarlah kamu seperti orang-
orang yang mempunyai keteguhan hati dari
rasul-rasul yang telah bersabar dan
janganlah kamu meminta disegerakan (azab)
bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab
yang diancamkan kepada mereka (merasa)
seolah-olah tidak tinggal (di dunia)
melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah)
44. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 43
suatu pelajaran yang cukup, maka tidak
dibinasakan melainkan kaum yang fasiq”.
(QS. Al-Ahqof : 35)
“Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya
janji Allah adalah benar dan sekali-kali
janganlah orang-orang yang tidak meyakini
(akan kebenaran ayat-ayat Allah) itu
menggelisahkan kamu”. (QS. Ar-Rum : 60)
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah
(manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang
mungkar dan bersabarlah terhadap apa-apa
yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman : 17)
Sesungguhnya Iman itu terdiri dari 2 (dua) Bagian : Sebagian
Sabar dan yang Sebagian lagi adalah Syukur. Keduanya
merupakan 2 (dua) sifat dari sifat-sifat Allah Ta‟ala dan 2
(dua) nama dari nama-nama Asmaul Husna, dimana Dia
menamakan Diri-Nya dengan nama Ash-Shobur dan Asy-
Syakur. Maka ketidak-tahuan terhadap Hakikat Sabar dan
Syukur merupakan Suatu Kebodohan (ketidak-mengenalan)
terhadap Sifat-sifat Allah SWT.
Keutamaan Sabar
Allah Ta‟ala sesungguhnya telah menyifatkan orang-orang
yang sabar, dengan beberapa sifat. Ia menambahkan lebih
45. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 44
banyak derajat dan kebajikan pada sabar. Ia menjadikan
derajat dan kebajikan itu sebagai hasil (buah) dari Kesabaran.
Oleh karena itu Allah „Azza wa Jalla berfirman:
“Dan Kami jadikan diantara mereka itu
beberapa pemimpin yang akan memberikan
pimpinan dengan perintah Kami, yaitu ketika
mereka berhati teguh (sabar)”.
(QS. As-Sajadah : 24)
“Dan telah sempurnalah perkataan yang
baik dari Tuhanmu untuk Kaum Bani Israil,
disebabkan keteguhan hati (kesabaran)
mereka”. (QS. Al-A‟rof : 137)
“Kepada orang-orang itu diberikan
pembalasan (pokok) dua kali lipat,
disebabkan kesabaran mereka”.
(QS. Al-Qashash : 54)
“Sesungguhnya orang-orang yang sabar itu,
akan disempurnakan pahalanya dengan
tiada terhitung”. (QS. Az-Zumar : 10)
Maka tidak ada Pendekatan diri manusia kepada Allah
(melalui ibadah), melainkan pahalanya itu telah ditentukan
dengan kadar yang dapat dihitung, kecuali Sabar.
Dan sesungguhnya ibadah puasa itu adalah sebagian dari
sabar dan puasa itu separuh sabar, maka Allah Ta‟ala
mengaitkan puasa itu hanya bagi orang-orang yang bersabar,
bahwa Dia bersama mereka.
46. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 45
“Hendaklah kamu bersabar, sesungguhnya
Allah itu bersama orang-orang yang sabar”.
(QS. Al-Anfal : 46)
“Ya! Jika kamu bersabar dan memelihara
diri, sedang mereka datang kepadamu
(menyerang) dengan cepatnya maka
Tuhanmu akan membantumu dengan
mengirim lima ribu malaikat yang akan
membinasakan”. (QS. Ali „Imron : 125).
Demikian selanjutnya penelitian semua ayat-ayat tentang
Kedudukan Sabar itu akan sangat panjang bila kita
diteruskan.
Adapun hadits-hadits yang menyangkut dengan sabar, maka
antara lain, Nabi SAW bersabda : “Sabar itu Separuh dari
Iman”., sebagaimana nanti akan diterangkan sabar itu
separuh iman.
Adapun Hadits-hadits yang lain diantaranya :
“Dari yang sekurang-kurangnya diberikan
kepada kamu, ialah: keyakinan dan
kesungguhan sabar. Siapa yang diberikan
keberuntungan dari keyakinan dan
kesungguhan sabar itu, niscaya ia tidak
peduli dengan yang luput dari padanya, dari
shalat malam dan puasa siang. Dan engkau
bersabar di atas apa yang menimpa atas diri
engkau, adalah lebih aku sukai, daripada
disempurnakan oleh setiap orang daripada
47. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 46
kamu, kepadaku, dengan seperti amalan
semua kamu. Akan tetapi aku takut, bahwa
dibukakan kepadamu dunia sesudahku. Lalu
sebagian kamu menetang sebagian yang lain.
Dan akan ditantang kamu oleh penduduk
langit (para malaikat) ketika itu. Maka siapa
yang sabar dan memperhitungkan diri,
niscaya memperoleh kesempurnaan
pahalanya”. Kemudian Nabi s.a.w. membaca
firman Allah Ta‟ala: “Apa yang di sisi kamu
itu akan hilang dan apa yang di sisi Allah itu
yang kekal. Dan akan Kami berikan kepada
orang-oang yang sabar itu pembalasan,
menurut yang telah mereka kerjakan dengan
sebaik-baiknya (An-Nahl:96)”.
Diriwayatkan oleh Jabir, bahwa Nabi SAW suatu hari ditanya
tentang iman, maka Beliau menjawab: “Sabar dan Suka
Memaafkan”.
Dikatakan bahwa Allah Ta‟ala menurunkan wahyu kepada
Nabi Daud AS : “Ber-akhlaqlah kalian seperti Akhlaq-Ku!
Sesungguhnya sebagian dari Akhlaq-Ku ialah bahwa Aku
Maha Sabar.”
Pada hadits yang diriwayatkan „Atha‟ dari Ibnu Abbas,
bahwasannya ketika Rasulullah SAW masuk ke tempat
orang-orang Anshar kemudian Beliau bertanya :
“Apakah kamu ini semua orang beriman?”.
Semua mereka diam. Maka menjawab Umar
RA: “Ya, wahai Rasulullah!”. Nabi SAW lalu
48. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 47
bertanya: “Apakah tandanya keimanan kamu
itu?”Mereka menjawab: “Kami bersyukur
atas kelapangan. Kami bersabar atas
percobaan. Dan kami rela dengan ketetapan
Tuhan (Qadha Allah Ta‟ala)”. Lalu Nabi
SAW menjawab: “Demi Tuhan pemilik
Ka‟bah! Benar kamu itu orang beriman!”.
Nabi SAW bersabda : “Pada kesabaran atas apa-apa yang
tidak engkau sukai itu terdapat banyak kebajikan”.
Isa Al-Masih AS berkata : “Engkau sesungguhnya tidak akan
memperoleh apa-apa yang engkau sukai, selain dengan
kesabaranmu atas apa-apa yang tidak engkau sukai”.
Adapun Atsar, maka diantaranya terdapat pada surat Khalifah
Umar bin Khatab kepada Abu Musa Al-Asy‟ari, yang
berbunyinya : “Haruslah engkau bersabar! Dan ketahuilah,
bahwa sabar itu dua. Yang satu lebih utama dari yang lain.
Sabar pada saat musibah itu baik. Dan yang lebih baik lagi
ialah sabar (menahan diri) dari yang diharamkan oleh Allah
Ta‟ala. Dan ketahuilah, bahwa sabar itu yang memiliki iman.
Dan bahwasannya Taqwa itu Kebajikan yang Utama. Dan
Taqwa itu bersama dengan Sabar”.
Ali bin Abi Thalib juga berkata : “Sabar itu sebagian dari
iman, yakni seperti kedudukan kepala dari tubuh. Tidak ada
tubuh bagi orang yang tidak mempunyai kepala. Dan tidak
ada iman, bagi orang yang tidak mempunyai kesabaran”.
Adalah Habib bin Abi Habib Al-Bashari, apabila membaca
ayat: “Sesungguhnya dia (Ayub) kami dapati, seorang yang
49. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 48
sabar. Seorang hamba yang amat baik. Sesungguhnya dia
tetap kembali (kepada Tuhan)” (QS. Shad : 44), lalu beliau
menangis dan berkata: “Alangkah menakjubkan ! Dia yang
memberi dan Dia yang memujinya.”
Hakikat Kesabaran
Ketahuilah bahwasannya Sabar itu suatu Maqam (tingkat)
dari tingkat-tingkat di dalam Agama Islam. Suatu kedudukan
dari kedudukan orang-orang yang berjalan menuju kepada
Allah. Semua Maqam Agama itu hanya dapat tersusun baik
dari 3 (tiga) hal yaitu : Ma‟rifah, Ahwal dan Amal. Maka
Ma‟rifah itu adalah pokok, dialah yang mewariskan Ahwal,
dan Ahwal itu yang membuahkan Amal.
Ma‟rifah itu adalah seperti pohon kayu, Ahwal adalah seperti
ranting, dan Amal seperti buah. Hal ini terdapat pada semua
kedudukan Para Sholihin. Demikian pula dengan Sabar.
Tiada akan sempurna Sabar itu selain dengan Ma‟rifah yang
mendahuluinya dan dengan Ahwal yang tegak berdiri.
Adapun manusia sesungguhnya ia diciptakan pada permulaan
masa kecilnya tanpa keinginan lain kecuali keinginan untuk
makan. Kemudian lahirlah keinginan bermain dan berhias,
kemudian nafsu berkeinginan untuk kawin. Dan tidak ada
sekali-kali pada manusia (pada masa kecil tersebut) kekuatan
sabar. Pada anak kecil itu yang ada hanyalah hawa nafsu,
seperti yang ada pada hewan.
Akan tetapi, Allah SWT dengan Karunia-Nya dan Keluasan
Kemurahan-Nya, memuliakan anak-anak Adam dan
meninggikan derajat mereka dari derajat hewan-hewan. Maka
50. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 49
Allah SWT menjaga manusia itu dengan 2 (dua) malaikat
ketika dirinya sudah sempurna dan mendekati kedewasaan.
Yang satu memberinya petunjuk dan yang satunya lagi
menguatkan. Maka berbedalah manusia itu dengan hewan.
Perlu dipahami bahwasannya peperangan di dalam diri
seseorang itu terjadi antara penggerak agama dan penggerak
hawa nafsu, dan perang tersebut terjadi terus menerus di
dalam Hati Nurani (Qolb) manusia sebagai hamba Allah.
Sumber bantuan kepada penggerak agama itu datangnya dari
Para Malaikat yang menolong, sedangkan Sumber dari
penggerak nafsu syahwat itu datangnya dari Syetan-syetan
yang membantu musuh-musuh Allah. Maka Kesabaran itu
ibarat tetapnya penggerak agama menghadapi penggerak
hawa nafsu.
Jadi, meninggalkan perbuatan-perbuatan yang penuh dengan
hawa nafsu adalah amal perbuatan yang dihasilkan oleh suatu
Ahwal, yang dinamakan Sabar, yaitu tetapnya penggerak
agama yang berhadapan dengan penggerak hawa nafsu.
Tetapnya penggerak agama itu adalah sesuatu hal yang
dihasilkan oleh Iman, dengan memusuhi nafsu syahwat dan
melawannya dengan motivasi untuk memperoleh
Kebahagiaan, baik kebahagiaan di Akhirat kelak maupun
kebahagiaan di Dunia ini.
Sabar sangat diperlukan bagi setiap orang beriman untuk
menghadapi ujian yang di berikan oleh Allah, karena setiap
orang yang beriman pasti akan menghadapi ujian dari Allah
dan tidak ada cara yang paling tepat untuk menghadapi ujian
kecuali dengan Kesabaran.
51. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 50
Ujian atau Cobaan (Ibtila’)
Perhatikan Firman Allah SWT di dalam Al-Qu‟an Karim :
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
akan dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami
telah beriman”, sedangkan mereka tidak
diuji lagi ? Dan sesungguhnya Kami telah
menguji orang-orang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
orang-orang yang benar dan Dia Maha
Mengetahui orang-orang yang dusta”.
(QS. Al-Ankabut : 2-3)
Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa salah satu
konsekuensi pernyataan iman kita adalah kita harus siap
menghadapi Ujian/Cobaan yang akan diberikan Allah SWT
kepada kita, untuk membuktikan sejauh mana kebenaran dan
kesungguhan kita dalam menyatakan Iman, apakah iman kita
itu betul-betul bersumber dari keyakinan dan kemantapan
hati, ataukah hanya sekedar ikut-ikutan serta tidak tahu arah
dan tujuannya, ataukah pernyataan iman kita hanya didorong
oleh kepentingan sesaat, hanya ingin mendapatkan
kemenangan serta tidak mau menghadapi kesulitan-kesulitan
seperti yang digambarkan Allah SWT di dalam Al-Qur‟an
Surat Al-Ankabut ayat 10, sebagai berikut :
“Dan di antara manusia ada orang yang
berkata: “Kami beriman kepada Allah”,
maka apabila ia disakiti (karena ia beriman)
kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia
itu sebagai azab Allah. Dan sungguh jika
datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka
52. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 51
pasti akan berkata: “Sesungguhnya kami
adalah besertamu.” Bukankah Allah lebih
mengetahui apa yang ada di dalam dada
semua manusia ?”
Bila kita sudah menyatakan beriman dan kita mengharapkan
manisnya buah dari Iman yang kita miliki, yaitu Surga,
sebagaimana yang telah dijanjikan Allah SWT dengan
FirmanNya :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman
dan beramal shoieh, bagi mereka adalah
Syurga Firdaus yang menjadi tempat
tinggal”. (QS. Al-Kahfi : 107)
Maka marilah kita bersiap-siap untuk menghadapi ujian berat
yang akan diberikan Allah kepada kita, serta bersabarlah kala
ujian itu datang kepada kita.
Allah memberikan sindiran kepada kita, yang ingin masuk
Syurga tanpa melewati ujian yang berat tersebut :
“Apakah kalian mengira akan masuk Syurga
sedangkan belum datang kepada kalian
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang
terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa
malapetaka dan kesengsaraan, serta
digoncangkan (dengan bermacam-macam
cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan
orang-orang yang beriman bersama-nya:
“Kapankah datangnya pertolongan Allah ?”
Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah
itu amatlah dekat”. (QS. Al-Baqarah : 214).
53. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 52
Rasulullah SAW mengisahkan betapa beratnya perjuangan
orang-orang dahulu dalam perjuangan mereka
mempertahankan iman mereka, sebagaimana dituturkan
kepada shahabat Khabbab Ibnul Arats RA :
“... sungguh telah terjadi kepada orang-
orang sebelum kalian, ada yang disisir
dengan sisir besi (sehingga) terkelupas
daging dari tulang-tulangnya, akan tetapi itu
tidak memalingkannya dari agamanya, dan
ada pula yang diletakkan di atas kepalanya
gergaji sampai terbelah dua, namun itu tidak
memalingkannya dari agamanya...”
(HR. Bukhari)
Cobalah kita renungkan, apa yang telah kita lakukan untuk
membuktikan keimanan kita? Cobaan apa yang telah kita
alami dalam mempertahankan iman kita? Apa yang telah kita
korbankan untuk memperjuangkan Aqidah dan Iman kita?
Bila kita memperhatikan perjuangan Rasulullah SAW dan
orang-orang terdahulu dalam mempertahankan iman mereka,
betapa besar pengorbanan mereka dalam memperjuangkan
iman mereka, mereka rela mengorbankan harta, tenaga,
pikiran, dan bahkan jiwapun mereka korbankan untuk itu.
Rasanya iman kita ini belum seberapanya atau bahkan tidak
ada artinya bila dibandingkan dengan iman mereka. Apakah
kita tidak merasa malu meminta balasan yang begitu besar
dari Allah sementara pengorbanan kita sedikitpun belum ada?
(Wallahu A‟lam Bishowab)
Ujian yang diberikan Allah kepada manusia adalah berbeda-
beda sifatnya dan bermacam-macam bentuknya, sekurang-
54. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 53
kurangnya ada 4 (empat) macam Ujian yang telah dialami
oleh para pendahulu kita, yaitu :
Pertama:
Ujian yang berbentuk perintah untuk dilaksanakan, seperti
perintah Allah kepada Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih
putranya yang sangat ia cintai. Ini adalah satu perintah yang
betul-betul berat dan mungkin tidak masuk akal, bagaimana
seorang bapak harus menyembelih anaknya yang sangat
dicintainya, padahal anaknya itu tidak melakukan kesalahan
apapun. Sungguh ini ujian yang sangat berat sehingga Allah
sendiri mengatakan :
“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian
yang nyata”. (QS. Ash-Shoffat : 106).
Di sini kita melihat bagaimana kualitas iman Nabi Ibrahim
AS yang benar-benar sudah teruji, sehingga dengan segala
ketabahan dan kesabarannya maka perintah Allah yang
sangat berat itupun mampu dilaksanakan. Apa yang
dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan puteranya adalah pelajaran
yang sangat berat dan sangat berharga bagi kita serta sangat
perlu kita teladani, karena sebagaimana kita rasakan dalam
kehidupan kita sekarang ini banyak sekali perintah Allah
yang kita anggap berat dengan berbagai alasan kita untuk
tidak melaksanakannya. Sebagai contoh, Allah SWT telah
memerintahkan kepada para Wanita Muslimah untuk
memakai jilbab (pakaian yang menutup seluruh aurat) secara
tegas untuk membedakan antara wanita Muslimah dan wanita
Musyrikah, sebagaimana diterangkan dalam FirmanNya :
55. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 54
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu,
anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri
orang Mukmin: “Hendaklah mereka
menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka”. Yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Al-Ahzab : 59).
Namun kita lihat sekarang ini masih sangat banyak Para
Wanita Muslimah di Indonesia khususnya, yang tidak mau
memakai jilbab dengan berbagai alasan, ada yang
menganggap kampungan, tidak modis, atau beranggapan
bahwa jilbab adalah bagian dari budaya bangsa Arab, dan
lain sebagainya. Hal ini merupakan pertanda bahwa iman
mereka belum lulus ujian. Padahal Rasulullah SAW
memberikan ancaman kepada para wanita yang tidak mau
memakai jilbab dengan Sabda Belaiu :
“Dua golongan dari ahli Neraka yang belum
aku lihat, satu kaum yang membawa cambuk
seperti ekor sapi, yang dengan cambuk itu
mereka memukul manusia, dan wanita yang
memakai baju tetapi telanjang berlenggak-
lenggok menarik perhatian, kepala-kepala
mereka seperti punuk unta, mereka tidak
akan masuk Surga dan tidak akan mencium
wanginya”. (HR. Muslim)
56. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 55
Kedua:
Ujian yang berbentuk larangan Allah untuk ditinggalkan
seperti halnya yang terjadi pada Nabi Yusuf AS yang diuji
dengan seorang perempuan cantik, istri seorang pembesar di
Mesir yang mengajaknya berzina. Ketika kesempatan itu
sudah sangat terbuka dan keduanya sudah tinggal berdua di
rumah dan perempuan itu telah mengunci seluruh pintu
rumah. Namun Nabi Yusuf AS membuktikan kualitas
keimanannya, ia berhasil meloloskan diri dari godaan
perempuan tersebut padahal sebagaimana seorang pemuda
umumnya pastilah ia mempunyai hasrat kepada wanita. Hal
ini artinya nabi Yusuf telah lulus dari ujian atas
keimanannya. Allah menceritakan kisah Nabi Yusuf ini di
dalam Al-Qur‟an Surat Yusuf Ayat 23-28 :
“Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal
di rumahnya menggoda Yusuf untuk
menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia
menutup pintu-pintu, seraya berkata:
"Marilah ke sini." Yusuf berkata: Aku
berlindung kepada Allah, sungguh tuanku
telah memperlakukan aku dengan baik."
Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada
akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu
telah bermaksud (melakukan perbuatan itu)
dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud
(melakukan pula) dengan wanita itu
andaikata dia tiada melihat tanda (dari)
Tuhannya. Demikianlah, agar Kami
memalingkan daripadanya kemungkaran dan
kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk
57. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 56
hamba-hamba Kami yang terpilih. Dan
keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan
wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari
belakang hingga koyak dan kedua-duanya
mendapati suami wanita itu di muka pintu.
Wanita itu berkata: "Apakah pembalasan
terhadap orang yang bermaksud berbuat
serong dengan isterimu, selain dipenjarakan
atau (dihukum) dengan azab yang pedih?"
Yusuf berkata: "Dia menggodaku untuk
menundukkan diriku (kepadanya)", dan
seorang saksi dari keluarga wanita itu
memberikan kesaksiannya: "Jika baju
gamisnya koyak di muka, maka wanita itu
benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang
dusta. Dan jika baju gamisnya koyak di
belakang, maka wanita itulah yang dusta,
dan Yusuf termasuk orang-orang yang
benar." Maka tatkala suami wanita itu
melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang
berkatalah dia: "Sesungguhnya (kejadian) itu
adalah di antara tipu daya kamu,
sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar".
(QS. Yusuf : 23-28)
Sikap Nabi Yusuf AS ini perlu kita teladani dan ikuti,
terutama oleh para pemuda Muslim di zaman sekarang, di
saat pintu-pintu kemaksiatan terbuka lebar, pelacuran
merebak di mana-mana, minuman keras dan obat-obat
terlarang sudah merambah berbagai lapisan masyarakat,
sampai-sampai anak yang masih duduk di bangku sekolah
dasar (SD) pun sudah ada yang kecanduan.
58. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 57
Perzinahan seakan sudah menjadi hal yang biasa bagi para
pemuda, sehingga tak heran bila menurut sebuah penelitian
baru-baru ini yang menyatakan bahwasannya di kota-kota
besar di Indonesia seperti Jakarta, Medan dan Surabaya :
“Ada sekitar 6 (enam) orang dari 10 (sepuluh) orang remaja
putri yang sudah tidak perawan (virgin) lagi”. Naudzubillah.
Maka dari itu akibatnya setiap tahun sekitar 2.000.000 (dua
juta) bayi dibunuh dengan cara aborsi atau dibunuh beberapa
saat setelah si bayi lahir. Keadaan seperti itu diperparah lagi
dengan semakin maraknya media cetak yang berlomba-lomba
memamerkan dan mengekspose aurat wanita, begitu juga
media-media elektronik dengan acara-acara televisi yang
sengaja dirancang untuk membangkitkan gairah seksual para
remaja untuk menimbulkan perilaku seks yang agresif, masif
dan menyimpang dari norma yang sesungguhnya.
Pada saat seperti inilah Sikap dan Perilaku Nabi Yusuf AS
perlu ditanamkan dan dicontoh oleh Para Pemuda Muslim.
Para Pemuda Muslim harus selalu siap-siaga menghadapi
godaan demi godaan yang akan menjerumuskan diri mereka
ke jurang kemaksiatan. Rasulullah SAW telah menjanjikan
kepada siapa saja yang menolak ajakan untuk berbuat
maksiat maka ia kelak akan diberi perlindungan pada hari
Kiamat sebagaimana diterangkan dalam Sabda Beliau :
“Tujuh orang yang akan dilindungi Allah
dalam lindunganNya pada hari Kiamat yang
tidak ada suatu perlindunganpun selain dari
perlindunganNya, … seorang laki-laki yang
diajak oleh seorang perempuan terhormat
dan cantik, lalu ia berkata aku takut kepada
Allah” (HR. Bukhari - Muslim)
59. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 58
Ketiga:
Ujian yang berbentuk musibah seperti terkena penyakit,
ditinggalkan orang yang dicintai dan sebagainya. Sebagai
contoh, Nabi Ayyub AS yang diuji oleh Allah dengan
penyakit yang sangat buruk sehingga tidak ada sebesar
lubang jarum pun dalam badannya yang selamat dari
penyakit itu selain hatinya, seluruh hartanya telah habis tidak
tersisa sedikitpun untuk biaya pengobatan penyakitnya dan
untuk nafkah dirinya, sehingga seluruh keluarga dan
kerabatnya meninggalkannya, hanya tinggal ia dan isterinya
yang setia menemaninya dan mencarikan nafkah untuknya.
Musibah yang dialaminya ini berlangsung sangat lama
selama 18 (delapan belas) tahun, sampai-sampai pada saat
yang sangat teramat sulit sekali Nabi Ayyub memelas sambil
berdo‟a kepada Allah SWT, yang dituangkan oleh Allah di
dalam Al-Qur‟an sebagai berikut :
“Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia
menyeru Tuhannya : (Ya Tuhanku),
sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan
Engkau adalah Tuhan Yang Maha
Penyayang di antara semua penyayang".
(QS. Al-Anbiya : 83)
“Dan ketika itu Allah memerintahkan Nabi
Ayyub Alaihissalam untuk menghantamkan
kakinya ke tanah, kemudian keluarlah mata
air dan Allah menyuruhnya untuk meminum
dari air itu, maka hilanglah seluruh penyakit
yang ada di bagian dalam dan luar
tubuhnya. (Tafsir Ibnu Katsir, Juz 4 hal. 52)
60. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 59
(Allah berfirman): "Hantamkanlah kakimu,
inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk
minum”. (QS. Shood : 42)
Begitulah ujian Allah kepada NabiNya, masa selama 18
(delapan belas) tahun telah ditinggalkan oleh sanak saudara
merupakan perjalanan hidup yang sangat berat, namun di sini
Nabi Ayub AS membuktikan ketangguhan imannya, tidak
sedikitpun ia merasa menderita dan tidak terbetik pada
dirinya untuk menanggalkan imannya. Iman yang seperti ini
jelas tidak banyak dimiliki oleh saudara-saudara kita yang
tega menjual imannya dan menukar aqidahnya dengan
sekantong beras dan sebungkus mie instant, karena tidak
tahan menghadapi kesulitan hidup yang tidak seberapa
dibandingkan dengan apa yang telah dialami oleh Nabi
Ayyub AS.
Keempat:
Ujian lewat tangan orang-orang kafir dan orang-orang yang
tidak menyenangi Islam, yakni apa yang dialami oleh Nabi
Muhammad SAW dan Para Sahabatnya, terutama ketika
mereka masih berada di Mekkah yang mana kiranya cukup
menjadi Teladan dan Pelajaran bagi kita, betapa keimanan itu
diuji dengan berbagai cobaan berat yang menuntut
pengorbanan harta, pikiran bahkan nyawa. Diantaranya apa
yang telah dialami oleh Rasulullah SAW di akhir tahun
ketujuh kenabiannya, ketika itu orang-orang Quraisy
bersepakat untuk memutuskan hubungan apapun dengan
Beliau beserta Bani Abdul Muththolib dan Bani Hasyim yang
melindunginya, kecuali apabila kedua suku itu bersedia
menyerahkan Rasulullah SAW untuk dibunuh.
61. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 60
Rasulullah SAW bersama orang-orang yang membelanya
diboikot (terkurung) selama 3 (tiga) tahun, mereka
mengalami kelaparan serta penderitaan yang hebat. (Baca:
Buku Karya DR. Akram Dhiya Al-„Umari, berjudul: As-
Sirah An-Nabawiyyah Ash-Shahihah, Juz 1 hal. 182).
Apa-apa yang dialami oleh Para Sahabat juga tidak kalah
beratnya, seperti apa yang dialami oleh Yasir dan istrinya
Sumayyah (dua orang pertama yang meninggal di jalan
dakwah selama periode Mekkah). Juga Bilal bin Rabah
Radhiallaahu „Anhu yang dipaksa memakai baju besi
kemudian dijemur di padang pasir di bawah sengatan
matahari, lalu diarak oleh anak-anak kecil mengelilingi kota
Mekkah dan Bilal hanya mengucapkan “Ahad, Ahad”. (Baca:
Buku Karya DR. Akram Dhiya Al-„Umari, berjudul: As-
Sirah An-Nabawiyyah Ash-Shahihah, Juz 1 hal. 154-155).
Serta masih banyak kisah-kisah lainnya yang menunjukkan
betapa pengorbanan dan penderitaan mereka dalam
perjuangan untuk mempertahankan iman mereka. Namun
penderitaan itu tidak sedikit pun melemahkan semangat
Rasulullah dan Para Sahabatnya untuk terus berdakwah dan
menyebarkan Agama Islam.
Musibah yang banyak dialami oleh saudara-saudara kita
Umat Islam di berbagai tempat di belahan bumi sekarang ini
(seperti di Gaza Palestina) adalah akibat kedengkian dari
orang-orang Kafir dan Yahudi merupakan Ujian bagi Umat
Islam dari Allah SWT kepada Umat Islam di sana, sekaligus
sebagai pelajaran berharga bagi Umat Islam di daerah-daerah
lainnya. Umat Islam di Indonesia khususnya, saat ini sedang
diuji Allah sejauh mana ketahanan iman mereka dalam
62. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 61
menghadapi cercaan, celaan serta serangan dari orang-orang
yang membenci Islam dan Kaum Muslimin.
Kita do‟akan semoga saudara-saudara kita yang gugur dalam
mempertahankan aqidah dan iman mereka, dicatat sebagai
para syuhada di sisi Allah. Amin. Dan semoga Umat Islam
yang berada di daerah-daerah lainnya dapat mengambil
pelajaran dari berbagai peristiwa sejarah yang telah terjadi,
sehingga mereka tidak lengah dan lalai dalam menghadapi
dan menyikapi orang-orang kafir serta selalu berpegang
teguh kepada Ajaran Allah SWT serta selalu siap sedia untuk
berkorban dalam mempertahankan dan meninggikannya,
karena dengan demikianlah pertolongan Allah akan datang
kepada kita, sebagaimana Firman Allah yang berbunyi :
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu
menolong (agama) Allah, maka niscaya Dia
akan menolongmu serta akan meneguhkan
kedudukanmu”. (QS. Muhammad : 7).
Sebagai orang-orang yang telah menyatakan iman, kita harus
mempersiapkan diri untuk menerima Ujian dari Allah, serta
kita harus yakin bahwa Ujian dari Allah itu adalah satu tanda
Kecintaan Allah kepada kita, sebagaimana Sabda Rasulullah
SAW di dalam Haditsnya :
“Sesungguhnya besarnya pahala sesuai
dengan besarnya cobaan (ujian), Dan
sesungguhnya apabila Allah mencintai satu
kaum Ia akan menguji mereka, maka
barangsiapa ia ridho maka baginyalah
63. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 62
keridhoan Allah, dan barangsiapa marah
baginyalah kemarahan Allah”.
(HR. Tirmidzi, Hadits Hasan)
Mudah-mudahan kita semua diberikan Ketabahan dan
Kesabaran oleh Allah SWT dalam menghadapi Setiap Ujian
yang akan diberikan olehNya kepada kita. Amien. Karena
Orang-orang yang SABAR akan selalu didampingi oleh
Allah SWT di manapun mereka berada (“Innallaha Ma‟ash
Shoobiriin” = “Allah bersama orang-orang yang sabar”).
Disamping itu juga yang paling dijanjikan oleh Allah SWT
bagi orang-orang yang sabar adalah: “Salamun „Alaikum
Bima Shobartum”. Allah memberi keselamatan kepada
orang-orang yang Sabar tersebut dengan mengucapkan:
“Selamat bagimu wahai Orang-orang yang Sabar”. Orang-
orang Non-muslim banyak yang mengatakan bahwa: SABAR
itu MENYAKITKAN, sehingga ada sebuah PEMEO terkenal
diantara mereka yaitu : “SABAR is PAINS”.
Ya, betul sekali ! Dalam hal ini penulis sangat setuju
dengan “definisi” sabar yang mereka kemukakan dalam
PEMEO tersebut, TETAPI bagi Penulis Kata “P-A-I-N-S”
tersebut adalah berarti sebagai berikut :
P - Positive “PERILAKU
yang POSITIF
dalam SITUASI
NEGATIF yang
bagaimanapun"
A - Attitude
I - In
N - Negative
S - Situations
64. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 63
Maka dalam hal ini kemudian Penulis punya “definisi”
tersendiri yang LEBIH MENGENA & LEBIH PAS tentang
SABAR tersebut, yakni : “SABAR is PATIENTS”.
(SABAR itu KESABARAN)
P - Positive “Perilaku,
Pemikiran,
Tindakan dan
Emosi yang
POSITIF dalam
setiap Situasi
COBAAN yang
bagaimanapun
NEGATIFnya."
A - Attitude,
T - Thinking,
I - Implementation,
and
E - Emotion, in
N - Negative
T - Test
S - Situations
Macam-macam SABAR yang SANGAT dianjurkan oleh
Rosulullah SAW kepada Orang-orang yang Beriman yaitu :
1). SABAR dalam Beribadah
(Ash-Shobru fil „Ibadah)
2). SABAR ketika Tertimpah Musibah
(Ash-Shobru „indal Mushibah)
3). SABAR terhadap Kehidupan di Dunia
(Ash-Shobru „anid Dunya)
4). SABAR untuk Tidak Melakukan Maksiat
(Ash-Shobru „anil Ma‟shiyah)
5). SABAR dalam Perjuangan dan Jihad
(Ash-Shobru fil Jihad)
65. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 64
Oleh karena itu, sebagai orang yang Muslim yang Beriman
kita haruslah banyak-banyak Berdo‟a kepada Allah SWT
untuk meminta kepada Allah SWT agar kita selalu diuji
dengan Ujian-ujian yang baik dan dengan Ujian-ujian yang
kita yakin mampu melewatinya dengan Sukses, marilah kita
berdo‟a : “Allahumma Laa Tabluna Illa Billati Hia
Ahsan”. Karena do‟a merupakan senjatanya orang Muslim
yang Beriman.
Allah Yang Maha Kuasa, Maha Pengasih dan Maha
Penyayang telah berfirman di dalam Al-Qur'an bahwasannya
Dia dekat sekali dengan setiap manusia dan akan
mengabulkan permohonan orang-orang yang berdo‟a kepada-
Nya (“Ud‟uunii Astajib Lakum”). Adapun salah satu ayat
yang membicarakan masalah tersebut adalah : "Dan apabila
hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang
Aku, maka sesungguhnya Aku ini amat dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdo‟a apabila ia
berdoa kepada-Ku, maka penuhilah SeruanKu dan
berimanlah kepadaKu agar kalian selalu berada dalam
kebenaran." (QS Al-Baqarah: 186).
Sebagaimana dinyatakan dalam ayat di atas, Allah itu dekat
sekali kepada setiap orang. Dia Maha Mengetahui keinginan,
perasaan, pikiran, kata-kata yang diucapkan, bisikan, bahkan
apa saja yang tersembunyi dalam hati setiap orang. Dengan
demikian, Allah Mendengar dan Mengetahui setiap orang
yang berpaling kepada-Nya dan berdo‟a kepada-Nya. Inilah
karunia Allah kepada manusia dan sebagai wujud dari kasih-
sayang-Nya, rahmat-Nya, dan kekuasaan-Nya yang tiada
batas.
66. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 65
Allah memiliki kekuasaan dan pengetahuan yang tiada batas.
Dialah Pemilik segala sesuatu di seluruh alam semesta.
Setiap makhluk, setiap benda, dari orang-orang yang
tampaknya paling kuat hingga orang-orang yang sangat kaya,
dari binatang-binatang yang sangat besar hingga yang sangat
kecil yang mendiami bumi, semuanya milik Allah dan
semuanya berada dalam kehendak-Nya dan pegaturan-Nya
yang mutlak.
Seseorang yang beriman terhadap kebenaran ini dapat
berdo‟a kepada Allah mengenai apa saja dan dapat berharap
bahwa Allah akan mengabulkan do‟a-do‟anya. Misalnya,
seseorang yang mengidap penyakit yang tidak dapat
disembuhkan tentu saja akan berusaha untuk melakukan
berbagai macam pengobatan. Namun ketika mengetahui
bahwa hanya Allah yang dapat memberikan kesehatan, lalu ia
pun berdo‟a kepada-Nya memohon kesembuhan. Demikian
pula, orang yang mengalami ketakutan atau kecemasan dapat
berdo‟a kepada Allah agar terbebas dari ketakutan dan
kecemasan.
Seseorang yang menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan
pekerjaan dapat berpaling kepada Allah untuk
menghilangkan kesulitannya. Seseorang dapat berdo‟a
kepada Allah untuk memohon berbagai hal yang tidak
terhitung banyaknya seperti untuk memohon bimbingan
kepada jalan yang benar, untuk dimasukkan ke dalam surga
bersama-sama orang-orang beriman lainnya, agar lebih
meyakini surga, neraka, Kekuasaan Allah, untuk kesehatan,
dan sebagainya. Inilah yang telah ditekankan Rasulullah
SAW dalam Sabdanya : "Maukah aku beritahukan kepadamu
suatu senjata yang dapat melindungimu dari kejahatan musuh
67. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 66
dan agar rezekimu bertambah ?" Mereka berkata: "Tentu saja
wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Serulah Tuhanmu siang
dan malam, karena Do‟a itu merupakan senjata bagi orang-
orang yang beriman."
Namun demikian, terdapat rahasia lain di balik apa yang
diungkapkan dlm Al-Qur'an yg perlu kita bicarakan dalam
masalah ini. Sebagaimana Allah telah menyatakannya di
dalam ayat : "Dan manusia berdo‟a untuk kejahatan
sebagaimana ia berdo‟a untuk kebaikan. Dan manusia itu
amat tergesa-gesa." (QS Al-Isra': 11).
Tidak setiap do‟a yang dipanjatkan oleh manusia itu
bermanfaat. Misalnya seseorang memohon kepada Allah agar
diberi harta dan kekayaan yang banyak untuk anak-anaknya
kelak. Akan tetapi Allah tidak melihat kebaikan di dalam
do‟anya itu. Yakni, kekayaan yang banyak itu justru dapat
memalingkan anak-anak tersebut dari Allah.
Dalam hal ini, Allah mendengar do‟a orang tersebut,
menerimanya sebagai amal ibadah, dan mengabulkannya
dengan cara yang sebaik-baiknya. Sebagai contoh lainnya,
seseorang berdo‟a agar tidak terlambat dalam memenuhi
perjanjian. Namun tampaknya lebih baik baginya jika ia
sampai di tujuan setelah waktu yang ditentukan, karena ia
dapat bertemu dengan seseorang yang memberikan sesuatu
yang lebih bermanfaat untuk kehidupan yang abadi. Allah
mengetahui masalah ini, dan Dia mengabulkan do‟a bukan
berdasarkan apa yang dipikirkan orang itu, tetapi dengan cara
yang terbaik. Yakni, Allah mendengar do‟a orang itu, tetapi
jika Dia melihat tidak ada kebaikan dalam do‟anya itu maka
68. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 67
Dia akan memberikan yang terbaik bagi orang itu. Tentu saja
hal ini merupakan rahasia yang sangat penting kita pahami.
Ketika do‟a tidak dikabulkan, orang-orang tidak menyadari
tentang rahasia ini, mereka mengira bahwa Allah tidak
mendengar do‟a mereka. Sesungguhnya hal ini merupakan
keyakinan orang-orang bodoh yang sesat, karena "Allah itu
lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya sendiri."
(QS Qaf:16). Dia Maha Mengetahui perkataan apa saja yang
diucapkan, apa saja yang dipikirkan, dan peristiwa apa saja
yang dialami seseorang. Bahkan ketika seseorang tertidur,
Allah mengetahui apa yang ia alami dalam mimpinya. Allah
adalah Yang menciptakan segala sesuatu. Oleh karena itu,
kapan saja seseorang berdo‟a kepada Allah, ia harus
menyadari bahwa Allah akan menerima do‟anya pada saat
yang paling tepat dan akan memberikan apa yang terbaik
baginya.
Do‟a, di samping sebagai bentuk amal ibadah, juga
merupakan karunia Allah yang sangat berharga bagi manusia,
karena melalui do‟a, Allah akan memberikan kepada manusia
sesuatu yang Dia pandang baik dan bermanfaat bagi dirinya.
Allah menyatakan pentingnya do‟a dalam sebuah ayat :
"Katakanlah: 'Tuhanku tidak mengindahkan kamu, andaikan
tidak karena do‟amu. Tetapi kamu sungguh telah
mendustakan-Nya, karena itu kelak azab pasti akan
menimpamu'." (QS Al-Furqan: 77)
Allah Mengabulkan Do‟a Orang-orang yang Menderita dan
Berada dalam Kesulitan. Do‟a adalah saat-saat ketika
kedekatan seseorang dengan Allah dapat dirasakan. Sebagai
hamba Allah, seseorang sangat memerlukan Dia. Hal ini
69. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 68
karena ketika seseorang berdo‟a, ia akan menyadari betapa
lemahnya dan betapa hinanya dirinya di hadapan Allah, dan
ia menyadari bahwa tak seorang pun yang dapat
menolongnya kecuali Allah. Keikhlasan dan kesungguhan
seseorang dalam berdo‟a tergantung pada sejauh mana ia
merasa memerlukan. Misalnya, setiap orang berdo‟a kepada
Allah untuk memohon keselamatan di dunia. Namun, orang
yang merasa putus asa di tengah-tengah medan perang akan
berdo‟a lebih sungguh-sungguh dan dengan berendah diri di
hadapan Allah. Demikian pula, ketika terjadi badai yang
menerpa sebuah kapal atau pesawat terbang sehingga
terancam bahaya, orang-orang akan memohon kepada Allah
dengan berendah diri. Mereka akan ikhlas dan berserah diri
dalam berdo‟a.
Allah menceritakan keadaan ini dalam sebuah Ayat :
"Katakanlah : Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu
dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdo‟a kepada-
Nya dengan berendah diri dengan suara yang lembut, maka
dikatakan : 'Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari
(bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang
bersyukur'." (QS Al-An'am: 63).
Di dalam Al-Qur'an, Allah memerintahkan manusia agar
berdo‟a dengan merendahkan diri : "Berdo‟alah kepada
Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas." (QS Al-A'raf: 55).
Dalam ayat lainnya, Allah menyatakan bahwa Dia
mengabulkan do‟a orang-orang yang teraniaya dan orang-
orang yang berada dalam kesusahan : "Atau siapakah yang
70. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 69
mengabulkan (do‟a) orang yang dalam kesulitan apabila ia
berdo‟a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan
yang menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi? Apakah
ada tuhan lain selain Allah ? Sedikit sekali kamu yang
memperhatikannya." (QS An-Naml:62).
Tentu saja orang tidak harus berada dalam keadaan bahaya
ketika berdo‟a kepada Allah. Contoh-contoh ini diberikan
agar orang-orang dapat memahami maknanya sehingga
mereka berdoa dengan ikhlas dan merenungkan saat
kematian, ketika seseorang tidak lagi merasa lalai sehingga
mereka berpaling kepada Allah dengan keikhlasan yang
dalam. Dalam pada itu, orang-orang yang beriman, yang
dengan sepenuh hati berbakti kepada Allah, selalu menyadari
kelemahan mereka dan kekurangan mereka, mereka selalu
berpaling kepada Allah dengan ikhlas, sekalipun mereka
tidak berada dalam keadaan bahaya. Ini merupakan ciri
penting yang membedakan mereka dengan orang-orang kafir
dan orang-orang yang imannya lemah.
Tidak Ada Pembatasan Apa pun dalam Berdo‟a. Seseorang
dapat memohon apa saja kepada Allah asalkan halal. Hal ini
karena sebagaimana telah disebutkan terdahulu, Allah adalah
satu-satunya penguasa dan pemilik seluruh alam semesta; dan
jika Dia menghendaki, Dia dapat memberikan kepada
manusia apa saja yang Dia inginkan. Setiap orang yang
berpaling kepada Allah dan berdo‟a kepada-Nya, haruslah
meyakini bahwa Allah berkuasa melakukan apa saja dan
bersungguh-sungguhlah dalam berdo‟a sebagaimana
disabdakan oleh Nabi SAW. Ia perlu mengetahui bahwa
mudah saja bagi-Nya untuk memenuhi keinginan apa saja.
71. Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Muhammad Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr. Page 70
Dia akan memberikan apa yang diminta oleh seseorang jika
di dalamnya terdapat kebaikan bagi orang itu dalam do‟a
tersebut. Do‟a-do‟a para Nabi dan orang-orang beriman yang
disebutkan dalam Al-Qur'an merupakan contoh bagi orang-
orang beriman tentang hal-hal yang dapat mereka mohon
kepada Allah. Misalnya, Nabi Zakaria A.S. berdo‟a kepada
Allah agar diberi keturunan yang diridhoi, dan Allah pun
mengabulkan doanya, meskipun istrinya mandul : "Yaitu
ketika ia berdo‟a kepada Tuhannya dengan suara yang
lembut. Ia berkata: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku
telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum
pernah kecewa dalam berdo‟a kepada-Mu ya Tuhanku. Dan
sesungguhnya aku sangat khawatir terhadap pewarisku
sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul,
maka anugerahilah aku dari sisi-Mu seorang putra. Yang
akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga
Ya'qub; dan jadikanlah ia ya Tuhanku, seorang yang
diridhoi'." (QS Maryam: 3-6).
Maka Allah mengabulkan do‟a Nabi Zakaria dan
memberikan kepadanya berita gembira tentang Nabi Yahya
A.S. Setelah menerima berita gembira tentang seorang anak
laki-laki, Nabi Zakaria merasa heran karena istrinya mandul.
Jawaban Allah kepada Nabi Zakaria menjelaskan tentang
sebuah rahasia yang hendaknya selalu dicamkan dalam hati
orang-orang yang beriman : "Zakaria berkata : 'Ya Tuhanku,
bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah
seorang yang mandul dan aku sesungguhnya sudah mencapai
umur yang sangat tua.' Allah berfirman : 'Demikianlah.' Hal
itu amat mudah bagi-Ku, dan sesungguhnya telah Aku
ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu belum ada sama
sekali'." (QS Maryam: 8-9)