Sistem Informasi Geografis Titik Lokasi Parkir Pada Dinas Perhubungan Kota Medan membuat aplikasi SIG untuk mengelola informasi lokasi parkir secara terintegrasi antara data spasial dan non-spasial. Aplikasi ini dibuat menggunakan ArcView GIS 3.3 dan melibatkan pengumpulan data, perancangan basis data, antarmuka, serta pengujian sistem.
1. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TITIK LOKASI PARKIR
PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai
gelar Sarjana Komputer
Disusun Oleh :
SEPTIANA DEWI ANDRIANA
08370076
SEKOLAH TINGGI TEKNIK HARAPAN
JURUSAN SISTEM INFORMASI
MEDAN
2012
2. i
PERSETUJUAN
Judul : SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TITIK
LOKASI PARKIR PADA DINAS
PERHUBUNGAN KOTA MEDAN
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : SEPTIANA DEWI ANDRIANA
Nomor Pokok Mahasiswa : 00370076
Program Studi : SARJANA (S1) SISTEM INFORMASI
Jurusan : SISTEM INFORMASI
Perguruan Tinggi : SEKOLAH TINGGI TEKNIK HARAPAN
(STTH) MEDAN
Diluluskan di Medan
Tanggal, 30 Agustus 2012
Komisi Pembimbing :
Pembimbing I Pembimbing II
Handri Sunjaya, S.Si, M.Cs Amir Mahmud Husein, S.Kom, M.Kom
Diketahui/Disetujui oleh
Jurusan Sistem Informasi
Ketua,
M. Irwan Padli Nasution,ST,MM
3. ii
PERNYATAAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TITIK LOKASI PARKIR
PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah benar hasil kerja saya sendiri, kecuali
terdapat beberapa kutipan dan ringkasan yang masing–masing disebutkan
sumbernya.
Medan, 30 Agustus 2012
SEPTIANA DEWI ANDRIANA
08370076
4. iii
PENGHARGAAN
Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T karena atas
berkah dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini
dengan baik. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan program pendidikan Strata-1 Jurusan Sistem Informasi di Sekolah
Tinggi Teknik Harapan Medan. Tugas Akhir ini berjudul ”Sistem Informasi
Geografis Titik Lokasi Parkir Pada Dinas Perhubungan Kota Medan”.
Dengan demikian pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Ir. M. Zulfin, M.T, selaku ketua Sekolah Tinggi Teknik Harapan
(STTH) Medan.
2. Bapak M. Irwan Padli Nasution, ST, MM, selaku Ketua Jurusan Sistem
Informasi Sekolah Tinggi Teknik Harapan (STTH) Medan.
3. Ibu Ramliana Siregar, ST, M.Kom, selaku Sekertaris Jurusan Sistem
Informasi Sekolah Tinggi Teknik Harapan (STTH) Medan.
4. Bapak Handri Sunjaya, S.Si, M.Cs, selaku pembimbing 1 yang telah
banyak memberikan dorongan serta saran–sarannya dalam penulisan tugas
akhir ini.
5. Bapak Amir Mahmud Husein, S.Kom, M.Kom, selaku pembimbing 2
yang telah banyak memberikan pengarahan serta saran–saran dalam
penyelesaian tugas akhir ini.
6. Seluruh Staff pengajar dan karyawan di jurusan Sistem Informasi Sekolah
Tinggi Teknik Harapan (STTH) Medan.
5. iv
7. Teristimewa kepada kedua orang tua yang tersayang dan tercinta (Edi
Muchtar dan Nahariah) atas segala jerih payah dan pengorbanan baik
moril maupun materil selama ini serta doa dan kasih sayang kepada
penulis.
8. Saudara-saudaraku yang tercinta (Adik-adikku Desi Puspita Sari dan Gusti
Edi Wijaya) serta seluruh teman-temanku tersayang yang juga turut
memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir
ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu
melimpahkan rahmat dan karunia Nya kepada kita semua, dan semoga Tugas
Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Medan, 30 Juni 2012
Penulis
Septiana Dewi Andriana
6. v
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TITIK LOKASI PARKIR
PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN
ABSTRAK
Lokasi parkir dibadan jalan di Kota Medan memiliki berbagai macam informasi
(data non spasial) yang berhubungan dengan lokasi geografis (data spasial)
wilayahnya. Namun informasi tersebut masih belum dapat dimaksimalkan untuk
kebutuhan Dinas Perhubungan itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan suatu
aplikasi yang secara terintegrasi mampu mengolah data spasial maupun data non
spasial dengan efektif dan efisien. Aplikasi yang mampu mengatasi masalah ini
yaitu aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG). Pada tugas akhir ini dibuat
aplikasi SIG Lokasi Parkir Pada Dinas Perhubungan Kota Medan. Aplikasi ini
dibuat dengan menggunakan perangkat lunak ArcView GIS versi 3.3. Data spasial
direpresentasikan dalam bentuk grafis dengan metode on screen digitizing. Data
non spasial direpresentasikan dalam tabel. Proses pembuatan antarmuka pada aplikasi
ini menggunakan pemrograman skrip Avenue. SIG Lokasi Parkir Pada Dinas
Perhubungan Kota Medan ini menyajikan informasi spasial maupun non spasial tentang
Lokasi Parkir Pada Dinas Perhubungan Kota Medan. Aplikasi ini juga memungkinkan
memungkinkan Admin untuk dapat memperbaharui tabel informasi. Tampilan antar muka
pada aplikasi ini merupakan modifikasi dari tampilan antar muka perangkat ArcView.
Kata Kunci : GIS, Lokasi Parkir, ArcView.
7. vi
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM LOCATION POINT PARKING IN
DEPARTMENT OF TRANSPORTATION IN MEDAN CITY
ABSTRACT
Location parking on Medan City has a wide range of information (non-spatial
Data) related to geographic location (data spasial) territory. But may still not be
maximized to the needs of the Department of Transportation's own. Therefore,
required an integrated application that is capable of processing non-spatial data
and data with the effective and efficient spatial. Applications are able to overcome
this problem the application of Geographic Information Systems (GIS). In this
final Lokasi Parkir made GIS application. This application was created using
ArcView GIS software version 3.3. Spatial data represented in graphical form on a
screen method digitizing. Non-spatial data represented in the table. The process of
making the interface on this application using programming scripts Avenue.
Geographic Information System Location Parking In Department Of
Transportation In Medan City GIS application provides spatial and non spatial
information about this area. The application also allows allows the manager to be
able to update the table information. Display interface on this application is a
modification of the display interface device ArcView.
Keywords: GIS, location of parking, ArcView
8. vii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN .............................................................................................. i
PERNYATAAN................................................................................................ ii
PENGHARGAAN ........................................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... v
ABSTRACT..................................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah....................................................................... 2
1.4. Tujuan Penelitian...................................................................... 3
1.5. Manfaat Penelitian.................................................................... 3
1.6. Metodologi Penulisan............................................................... 3
1.7. Metodologi Pengembangan Sustem ........................................ 4
1.8. Kajian Pustaka.......................................................................... 5
1.9. Sistematika Penulisan............................................................... 5
9. viii
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1. Sistem ...................................................................................... 7
2.2. Karakteristik Sistem ................................................................ 7
2.3. Informasi ................................................................................. 9
2.4. Sistem Informasi ..................................................................... 9
2.5. Prototyping Model .................................................................. 10
2.5.1. Jenis-Jenis Prototipe ...................................................... 11
2.5.2. Petunjuk Untuk Mengembangkan Sebuah Prototipe .... 13
2.6. Sistem Informasi Geografis ..................................................... 14
2.6.1. Pengertian Sistem Informasi Geografis ........................ 15
2.6.2. Subsistem Sistem Informasi Geografis ......................... 18
2.6.3. Komponen Sistem Informasi Geografis ........................ 21
2.6.4. Kemampuan Sistem Informasi Geografis ..................... 21
2.6.5. Keuntungan Mengunakan Sistem Informasi Geografis . 23
2.7. Parkir ....................................................................................... 25
2.7.1. Definisi dan Dasar Hukum Parkir ................................. 25
2.7.2. Sasaran Penyelenggara Parkir ....................................... 26
2.7.3. Fasilitas Parkir Untuk Umum ....................................... 27
2.7.4. Penetapan Lokasi Fasilitas Parkir ................................. 27
2.7.5. Penyelenggara Parkir .................................................... 27
2.7.6. Satuan Ruas Parkir (SRP) ............................................. 28
2.7.7. Tarif Parkir .................................................................... 29
2.8. UML(Unified Modelling Language) ....................................... 29
2.8.1. Pengertian UML (Unified Modelling Language) .......... 30
10. ix
2.8.2. Use case Diagram .......................................................... 34
2.8.3. Class Diagram ............................................................... 35
2.8.4. Sequence Diagram ........................................................ 37
2.9. Basis Data ............................................................................... 38
2.9.1. Jenjang Data ................................................................. 39
2.9.2. Sistem Manajemen Basis Data ...................................... 40
2.9.3. Entity Relationship Diagram (ERD) ............................. 41
2.9.4. Pemetaan Kardinalitas .................................................. 42
2.10. 2. ArcView GIS .......................................................................... 43
2.10.1. Definisi ArcView GIS ................................................. 43
2.10.2. User Interface ArcView GIS ....................................... 44
2.10.2.1. View .............................................................. 46
2.10.2.2. Tabel ............................................................. 46
2.10.2.3. Grafik ............................................................ 47
2.10.2.4. Layout ........................................................... 48
2.10.2.5. Script ............................................................. 49
2.10.3. Kemampuan ArcView GIS........................................... 50
2.11. Struktur Organisasi .................................................................... 53
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan .................................... 57
3.2. Perancangan Sistem Usulan .................................................... 57
3.1.1 Spesifikasi Aplikasi ..................................................... 58
3.1.2 Spesifikasi Pengguna ................................................... 58
11. x
3.1.3 Lingkungan Operasi ..................................................... 58
3.3. Pengumpulan Data ................................................................... 60
3.4. Rancangan Data Spasial .......................................................... 60
3.5. Rancangan Data Non-Spasial .................................................. 61
3.6. Perancangan Sistem ................................................................. 61
3.5.1. Use Case Diagram ......................................................... 61
3.5.2. Sequence Diagram ........................................................ 63
3.5.3. Class Diagram ............................................................... 64
3.7. ERD (Entity Relationship Diagram) ....................................... 65
3.8. Desain Tabel ............................................................................ 66
3.8.1. Desain Tabel Pengawas ................................................. 66
3.8.2. Desain Tabel Lokasi ...................................................... 66
3.8.3. Desain Tabel Parkir ....................................................... 67
3.8.4. Desain Tabel Attribute Of Universitas .......................... 67
3.8.5. Desain Tabel Attribute Of Hotel .................................... 68
3.8.6. Desain Tabel Attribute Of Instansi Pemerintah ............. 68
3.8.7. Desain Tabel Attribute Of Gedung ................................ 69
3.8.8. Desain Tabel Attribute Of Plaza .................................... 69
3.8.9. Desain Tabel Attribute Of Jalan Tol .............................. 69
3.8.10. Desain Tabel Attribute Of Arteri ................................. 70
3.8.11. Desain Tabel Attribute Of Kolektor ........................... 70
3.8.12. Desain Tabel Attribute Of Parkir ................................. 70
3.8.13. Desain Tabel Attribute Of Titik Parkir ......................... 71
12. xi
3.9. Relasi Antar Tabel ................................................................... 71
3.10. Desain Antar-Muka (Interface) ................................................ 72
3.10.1. Rancangan Dialog Halaman Utama Admin ................ 73
3.10.2. Rancangan Dialog Halaman Utama User ................... 74
3.10.3. Rancangan Dialog Halaman Login ............................. 75
3.10.4. Rancangan Dialog Input Data Pengawas .................... 76
3.10.5. Rancangan Dialog Input Data Lokasi ......................... 76
3.10.6. Rancangan Dialog Input Data Parkir .......................... 77
3.11. Rancangan Keluaran Sistem ................................................... 77
BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM
4.1. Implementasi Sistem ............................................................... 79
4.1.1. Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware) .................... 79
4.1.2. Kebutuhan Perangkat Lunak (Software) ..................... 80
4.1.3. Kebutuhan Perangkat Manusia (Brainware) ................ 80
4.2. Proses Yang Dilakukan Terhadap Pembuatan Sistem ............. 81
4.2.1. Proses Digitasi ............................................................... 81
4.2.2. Proses Pembuatan Dialog .............................................. 82
4.2.3. Proses Pembuatan Script Avenue .................................. 83
4.2.4. Proses Pembuatan Banner ............................................. 83
4.3. Pengujian Sistem ...................................................................... 83
4.3.1. Tampilan Halaman Utama Menu User ......................... 84
4.3.2. Tampilan Halaman Menu Administrator ...................... 93
13. xii
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan............................................................................... 101
5.2 Saran ....................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
14. xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keunggulan SIG Dibanding Pekerjaan Manual ........................... 22
Tabel 2.2 Daftar simbol dalam Use Case Diagram ...................................... 34
Tabel 2.3 Daftar simbol dalam Class Diagram ............................................ 36
Tabel 2.4 Daftar simbol dalam Sequence Diagram ...................................... 37
Tabel 2.5 Notasi-notasi Simbolik dalam Diagram E-R ................................ 41
Tabel 3.1 Struktur Tabel Pengawas .............................................................. 66
Tabel 3.2 Struktur Tabel Lokasi ................................................................... 67
Tabel 3.3 Struktur Tabel Parkir .................................................................... 67
Tabel 3.4 Struktur Tabel Universitas ........................................................... 68
Tabel 3.5 Struktur Tabel Hotel ..................................................................... 68
Tabel 3.6 Struktur Tabel Instansi Pemerintah ............................................. 68
Tabel 3.7 Struktur Tabel Gedung ................................................................ 69
Tabel 3.8 Struktur Tabel Plaza ..................................................................... 69
Tabel 3.9 Struktur Tabel Jalan Tol ................................................................ 69
Tabel 3.10 Struktur Tabel Jalan Arteri .......................................................... 70
Tabel 3.11 Struktur Tabel Jalan Kolektor ...................................................... 70
Tabel 3.12 Struktur Tabel Parkir ................................................................... 70
Tabel 3.13 Struktur Tabel Titik Parkir ........................................................... 71
15. xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Prototype Model ..................................................................... 4
Gambar 2.1 Prototype Model ..................................................................... 13
Gambar 2.2 Empat Jenis Prototipe ............................................................. 18
Gambar 2.3 Subsistem-subsistem SIG ........................................................ 19
Gambar 2.4 Uraian Subsistem-subsistem SIG ............................................ 19
Gambar 2.5 Uraian Subsistem-subsistem SIG ............................................. 20
Gambar 2.6 Hubungan antara ketiga Komponen Utama Dalam SIG ......... 22
Gambar 2.7 UML Diagram ......................................................................... 33
Gambar 2.8 Contoh Use Case Diagram Class Registration ........................... 35
Gambar 2.9 Contoh Class Diagram VideoRental ....................................... 37
Gambar 2.10 Contoh Sequence Diagram Perpustakaan ............................... 38
Gambar 2.11 Jenjang Data ............................................................................ 39
Gambar 2.12 Contoh Relasi One-to One ...................................................... 42
Gambar 2.13 Contoh Relasi One-to-Many ................................................... 43
Gambar 2.14 Contoh Relasi Many -to-Many ............................................... 43
Gambar 2.15 Shortcut ArcView di Desktop................................................... 44
Gambar 2.16 Jendela Pembuka ArcView ...................................................... 45
Gambar 2.17 Desktop ArcView ..................................................................... 45
Gambar 2.18 View Data Spasial .................................................................... 46
Gambar 2.19 Tabel Atribut Data Spasial ....................................................... 47
Gambar 2.20 Grafik ....................................................................................... 48
16. xv
Gambar 2.21 Layout Akhir Peta .................................................................... 49
Gambar 2.22 Contoh Tampilan Script Didalam Arcview ............................ 50
Gambar 2.23 Struktur Organisasi .................................................................. 53
Gambar 3.1 Use Case Diagram Sistem ....................................................... 62
Gambar 3.2 Sequence Diagram Sistem ....................................................... 63
Gambar 3.3 Class Diagram Sistem .............................................................. 64
Gambar 3.4 Entity Relationship Diagram .................................................. 65
Gambar 3.5 Relasi Antar Tabel .................................................................. 71
Gambar 3.6 Desain Antar-Muka ................................................................ 72
Gambar 3.7 Tampilan Banner Admin .......................................................... 73
Gambar 3.8 Tampilan Menu Bar Admin ..................................................... 73
Gambar 3.9 Halaman Banner User ............................................................. 74
Gambar 3.10 Tampilan Mar Bar User .......................................................... 75
Gambar 3.11 Rancangan Form Login .......................................................... 75
Gambar 3.12 Rancangan Form Pengawas .................................................... 76
Gambar 3.13 Rancangan Form Lokasi ......................................................... 76
Gambar 3.14 Rancangan Form Parkir .......................................................... 77
Gambar 3.15 Layout Peta ............................................................................. 77
Gambar 3.16 Informasi Tentang Parkir ........................................................ 78
Gambar 4.1 Tampilan Banner User ............................................................. 84
Gambar 4.2 Tampilan Menu Bar User ........................................................ 85
Gambar 4.3 Menu Bar Informasi Parkir ...................................................... 86
Gambar 4.4 Sub Menu Satuan Ruas Parkir ................................................. 87
17. xvi
Gambar 4.5 Sub Menu Jumlah Titik Parkir ................................................. 87
Gambar 4.6 Menu Bar Pencarian ................................................................ 88
Gambar 4.7 Tampilan Pencarian Data Pengawas ........................................ 89
Gambar 4.8 Tampilan Pencarian Data Lokasi ............................................. 90
Gambar 4.9 Tampilan Submenu Pencarian Nama Jalan ............................. 91
Gambar 4.10 Tampilan Submenu Setting Cetak .......................................... 92
Gambar 4.11 Tampilan Submenu Login Sebagai User ................................. 93
Gambar 4.12 Tampilan Password ................................................................. 94
Gambar 4.13 Banner Admin ......................................................................... 94
Gambar 4.14 Tampilan Menu Bar Admin .................................................... 95
Gambar 4.15 Tampilan Menu Bar Update ................................................... 96
Gambar 4.16 Tampilan Update Data Pengawas ........................................... 97
Gambar 4.17 Tabel Pengawas ...................................................................... 97
Gambar 4.18 Tampilan Update Data Lokasi ................................................. 98
Gambar 4.19 Tabel Lokasi ........................................................................... 98
Gambar 4.20 Tampilan Update Data Parkir .................................................. 99
Gambar 4.21 Tabel Parkir ............................................................................ 99
Gambar 4.22 Layout Hasil Akhir Peta ......................................................... 100
18. 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Permasalahan di kota-kota besar tujuan pergerakan kepada pusat-pusat
kegiatan tata guna lahan tidak selalu menyediakan tempat parkir yang memadai,
akhirnya badan jalan menjadi sasaran tempat parkir (on-street parking). Dengan
ditetapkannya Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan atas
Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah,
maka Peraturan Daerah Tingkat II Medan Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Retribusi Parkir di tepi jalan umum dan tempat khusus parkir perlu disesuaikan.
Dalam pelakasanaan dan penyesuaiannya yang sudah dimaksud, maka dipandang
perlu ditetapkan dalam satu peraturan daerah.
Sebagaimana diketahui bahwa dalam era globalisasi ini kemajuan
teknologi sangat pesat sekali. Banyak sekali riset-riset yang dilakukan untuk
mendorong timbulnya penemuan baru dalam dunia teknologi,terutama teknologi
Informasi. Adapun salah satu penemuan tersebut adalah Sistem Informasi
geografis atau Geographic information system (GIS). Geographic information
system (GIS) atau Sistem Informasi Berbasis Pemetaan dan Geografis adalah
sebuah alat bantu manajemen berupa informasi berbantuan komputer yang berkait
erat dengan sistem pemetaan dan analisis terhadap segala sesuatu serta peristiwa-
peristiwa yang terjadi di muka bumi. Teknologi GIS mengintegrasikan operasi
19. 2
pengolahan data berbasis database yang biasa digunakan saat ini, seperti
pengambilan data berdasarkan kebutuhan, serta analisis statistik dengan
menggunakan visualisasi yang khas serta berbagai keuntungan yang mampu
ditawarkan melalui analisis geografis melalui gambar-gambar petanya.
Berdasarkan uraian diatas terlihat jelas bahwa Sistem Informasi Geografis
akan sangat membantu dalam proses pencarian lokasi parkir, sehingga penulis
tertarik untuk mengangkat judul “Sistem Informasi Geografis Titik Lokasi
Parkir Pada Dinas Perhubungan Kota Medan”
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah “Bagaimana
menyajikan informasi Lokasi Parkir ke dalam peta digital serta melengkapi
informasi yang terkait di dalamnya”.
1.3 Batasan Masalah
Dalam pembuatan sistem ini penulis perlu membatasi guna lebih
mengarah pada tujuan yang diharapkan. Sistem ini hanya akan menyajikan
informasi data keruangan (spasial) dan data yang melengkapi data spasialnya
(non-spasial) mengenai lokasi parkir yang berada di kota medan. Informasi yang
disajikan hanya berupa waktu pegutipan dan target berdasarkan hari kerja, hari
libur, hari minggu dan hari sab’tu.
20. 3
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui titik lokasi
parkir yang tersebar di Kota Medan.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam pembuatan sistem informasi geografis ini adalah
pengawas dapat mengetahui persebaran titik lokasi parkir di Kota Medan.
1.6 Metodologi Penulisan
Dalam melakukan penelitian ini dilakukan beberapa tahapan kegiatan
sebagai berikut :
1. Studi kepustakaan, yaitu penelusuran informasi kepustakaan tentang teori
dasar yang mendukung dalam penelitian, mempelajari literature-literature
tentang sistem informasi geografis.
2. Pengumpulan data dan informasi.
3. Pembuatan sistem informasi terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
a. Pembuatan layer-layer peta.
b. Perancangan basis data relational (ERD).
c. Pembuatan database yang dibutuhkan.
d. Perancangan Unified Modelling language (UML) dan User Interface.
4. Implementasi
Pada tahap ini dilakukan pembuatan sistem informasi geografis sesuai dengan
keperluan sistem, yaitu pemodelan, customize dan pembuatan script.
21. 4
5. Pengujian
Pada tahapan ini sistem informasi geografis yang telah diimplementasikan
akan dilakukan pengujian sistem apakah berjalan sesuai dengan tujuan.
1.7 Metodologi Pengembangan Sistem
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metodologi
pengembangan sistem Prototyping (prototype). Prototyping sistem informasi ialah
suatu teknik yang sangat berguna untuk mengumpulkan informasi tertentu
mengenai syarat-syarat informasi pengguna secara tepat. Umumnya dikatakan,
prototyping yang efektif seharusnya dilakukan pada awal-awal siklus
pengembangan sistem, yakni selama fase penetapan syarat-syarat.
Gambar 1.1 Prototype Model
Sumber : Henderi et al (2008)
22. 5
1.8 Kajian Pustaka
Dalam melakukan penelitian, teori yang didapat diambil dari sumber-
sumber yang berhubungan dengan objek yang diteliti, yaitu dari buku Eddy
Prahasta, (2007), Tutorial Arcview, Cetakan Keempat, Penerbit Informatika,
Bandung. Buku ini menjelaskan tentang konsep dasar ArcView, khususnya
bagaimana bekerja dengan shapefiles. Dari buku Eko Budiyanto, (2002), Sistem
Informasi Geografis Menggunakan Arcview GIS, Edisi kedua, Penerbit Andi,
Yogyakarta. Buku ini menjelaskan tentang fungsi dan peran masing-masing isi
proyek. Dari buk Eko Budiyanto, (2010), Sistem Informasi Geografis Dengan
Arcview GIS, Edisi Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta. Buku ini menjelaskan
tentang bagaimana membangun sebuah sistem informasi geografis dengan
ArcView GIS. Dari buku Eko Budiyanto, (2007), Avenue Unntuk
Pengembangan Sistem Informasi Geografis, Edisi Pertama, Penerbit Andi,
Yogyakarta. Buku ini menjelaskan lebih mendalam atau pengembangan dari
fungsi makro ArcView GIS atau yang biasa disebut Avenue.
1.9 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan dan pembahasan tugas akhir ini ditulis secara
sistematis sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan latar belakang yang
mendasari kajian tugas akhir, identifikasi masalah, batasan
masalah, tujuan, manfaat penulisan, metodologi penelitian, kajian
23. 6
pustaka, dan sistematis penulisan yang digunakan dalam penulisan
tugas akhir ini.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Dalam bab ini menjelaskan tentang teori dasar yang berhubungan
sistem informasi geografis dan sekilas mengenai basis data yang
digunakan dalam pembuatan apikasi tersebut.
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN
Pada bab ini dibahas mengenai proses perancangan sistem
informasi geografis, sistem informasi geografis dalam bentuk layer
peta digital.
BAB 4 IMPLEMENTASI
Dalam bab ini membahas mengenai keterangan software yang
digunakan dan cara menggunakan Aplikasi Sistem Informasi
Geografis.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang merupakan kesimpulan
dan saran dari hasil penyusunan tugas akhir ini.
24. 7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Sistem
Menurut Hartono, jogianto (2001:1) Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam
mendefenisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan
pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada
prosedurnya mendefenisikan sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur
yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
unutk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Pendekatan sistem yang lebih
menekankan pada elemen atau komponennya mendefenisikan sistem adalah kumpulan
dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2.2. Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu., yaitu
mempunyai komponen-komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan
luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output),
pengolah (process) dan sasaran (objective) atau tujuan (goal). (Jogiyanto. 2001) :
1. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang salig berinteraksi, yang artinya
saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau
elemen-elemen sistem dapat berupa subsistem atau bagiam-bagian dari sistem.
Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mempunyai sifat-sifat dari
sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem
secara keseluruhan.
25. 8
2. Batas Sistem
Batas sistem diperlukan untuk membedakan satu dengan sistem yang lain. Tanpa
adanya batas sistem, maka sangat sulit untuk menjelaskan suatu sistem. Batas sistem
akan memberikan batasan scope tinjauan sistem.
3. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar sistem (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas
dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat
menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.
4. Penghubung Sistem
Penguhubung (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan
subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber
daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya.
5. Masukan Sistem
Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Mesukan dapat
berupa perawatan (maintenance input) dan masukan sinya (signal input).
Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat
beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
6. Keluaran Sistem
Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan
untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.
7. Pengolahan Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan
menjadi keluaran.
26. 9
8. Sasaran Sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau suatu
sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.
Sasaran dari sistem sangat menetukan sekali masukan yang dibutukan sistem dan
keluaran yang dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai
sasaran dan tujuannya.
2.3. Informasi
Menurut Kristanto (2003), Informasi merupakan kumpulan data yang diolah
menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima. Sumber dari
informasi adalah data. Data merupakan kenyataan yang menggambarkan kejadian-
kejadian dan kesatuan nyata. Data yang masih merupakan bahan mentah, apabila tidak
diolah maka tidak akan berguna. Data tersebut akan berguna dan akan menghasilkan
sebuah informasi apabila diolah dengan suatu model. Model yang digunakan untuk
mengolah data tersebut disebut dengan model pengolahan data atau lebih dikenal dengan
nama siklus pengolahan data.
2.4. Sistem Informasi
Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis dalam Hartono (2005) Sistem
Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang memprtemukan kebutuhan
pengolah transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi
dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
diperlukan.
27. 10
2.5. Prototyping Model
Sistem prototyping sebenarnya merupakan suatu bagian operasional dari sistem
secara keseluruhannya yang akan dibangun. Penting sekali untuk memimpikan dan
kemudian membangun prototipe sebagai bagian dari sistem yang sebenarnya dimana
pengguna akan berinteraksi dengannya. Selain itu harus cukup representatif sehingga
memungkinkan pengguna memahami bahwa mereka sedang berinteraksi dengan sistem
riil. (Kendall & Kendall, 2003).
Siklus hidup pengembangan sistem dibagi ke dalam enam tahap, yaitu (Kendall
& Kendall, 2003) :
1. Tahap Pengumpulan Kebutuhan (Requirements gathering & refinement)
Pada tahap ini, pelanggan dan pengembang saling bantu dalam mendefinisikan
format seluruh perangkat lunak, menentukan keperluan dan garis besar sistem yang
akan dirancang.
2. Quick design
Membangun rancangan global sebagai contoh bagi user.
3. Building prototype
Proses perancangan sementara yang fokusnya kepada penyajian kepada pelanggan,
termasuk pengujian dan penyempurnaan.
4. Tahap Evaluasi Pelanggan (Customer evaluation of prototype)
Proses perancangan sementara yang fokusnya kepada penyajian kepada pelanggan,
termasuk pengujian dan penyempurnaan.
5. Refining prototype & Engineer product
Tahap ini termasuk proses desain (rancang), pengkodean dan testing.
28. 11
Gambar 2.1 Prototype Model
Sumber : Henderi et al (2008)
2.5.1. Jenis-Jenis Prototipe
Kata prototipe banyak digunakan untuk berbagai macam hal. Daripada berupaya
menyatukan semua kegunaan kedalam satu definisi atau berusaha memrintahkan satu
pendekatan yang benar terhadap suatu topik prototyping sangat berguna bila diterapkan
dalam suatu situasi tertentu, sebagaimana digambarkan dalam gambar 2.2 berikut,
(Kendall & Kendall, 2003) :
1. Prototipe Patched-up
Jenis prototyping yang pertama ini berkaitan dengan penyusunan sistem yang bekerja
namun patch atau patch-bersama-sama. Dalam bidang teknik, pendekatan ini disebut
juga breadbording : menciptakan suatu patched-bersama-sama, model kerja sirkuit
yang terintegrasi (kalau bukan mikroskopik).
29. 12
Contohnya dalam sistem informasi adalah model kerja yang memiliki semua fitur
yang diperlukan namun tidak efisien. Dalma hal ini, pengguna dapat berinteraksi
dengan sistem, sesuai dengan antarmukanya serta jenis keluaran yang tersedia.
Pencarian dan penyimpanan informasi bisa menjadi sangat tidak efisien, karena
program-programnya ditulis secara cepat dengan tujuan agar bisa berfungsi, atau
lebih dari sekadar efisien.
2. Prototipe Non-Operasional
Konsepsi prototipe kedua ini ialah prototipe dari model skala nganggur yang disusun
untuk menguji beberapa rancangan tertentu. Contoh pendekatan ini ialah model skala
dari sebuah mobil yang digunakan dalam uji coba terowongan angin. Ukuran dan
bentuk mobil sama persis, tetapi tidak bisa dioperasikan. Dalam hal ini, satu-satunya
fitur dari mobil yang terpenting untuk uji coba terowongan anginlah yang
dimasukkan.
3. Prototipe First-of-Series
Konsepsi prototyping ketiga ini melibatkan penciptaan suatu model skala lengkap
pertama dari sistem, yang disebut pilot. Contohnya adalah prototyping sebuah
pesawat terbang pertama dari beberapa rangkaian yang ada. Prototipe tersebut benar-
benar bisa dioperasikan dan direalisasikan sesuai apa yang diharapakan perancangnya
menjadi serangakaian pesawat terbang yang fitur-fiturnya identik.
4. Prototipe Fitur-Fitur Terpilih
Konsepsi prototyping yang keempat ini berkaitan dengan pembangunan suatu model
operasional yang mencangkup beberapa, tetapi tidak semua, fitur-fitur yang dimiliki
sistem final. Analoginya, ibarat sebuah pusat perbelanjaan retail baru yang akan
dibuka sebelum pembangunan seluruh bagian toko selesai.
30. 13
Sebagai contoh, sebuah sistem menu bisa muncul pada layar menampilkan enam
fitur: penambah record, perbaharuan record, penghapusan record, pencarian record
dengan sebuah kata kunci, membuat daftar record atau memindai record.
Gambar 2.2 Empat Jenis Prototipe
Sumber : Kendall ( 2003)
2.5.2. Petunjuk Untuk Mengembangkan Sebuah Prototipe
Sekali keputusan untuk prototipe dibuat, ada empat petunjuk yang harus diamati
saat mengintegrasikan prototyping kedalam fase penetapan syarat-syarat SHSP, yakni
(Kendall & Kendall, 2003) :
1. Bekerja sesuai modul
Saat membuat prototipe beberapa fitur dari sebuah sistem menjadi model yang bisa
berfungsi dengan baik, tidak boleh tidak penganalisis bekerja menurut modul yang
bisa dilaksanakan. Modul yang bisa dilaksanakan ialah modul yang memungkinkan
pengguna berinteraksi dengan fitur-fitur utama yang sebelumnya dibangun terpisah
dari modul-modul sistem lainnya. Fitur-fitur modul yang dianggap tidak terlalu
penting ditinggalkan.
31. 14
2. Membangun prototipe dengan cepat
Kecepatan sangat penting untuk keberhasilan dalam membangun prototipe suatu
isstem informasi. Penganalisis dapat menggunakan prototyping untuk mempersingkat
kesenjangan ini dengan menggunakan teknik pengumpulan informasi tradisional
untuk menentukan syarat-syarat informasi yang sangat penting, sehingga kemudian
mereka dapat membuat keputusan dengan cepat yang membantu model kerja.
3. Memodifikasi prototipe dengan cepat
Petunjuk ketiga untuk mengembangkan prototipe ialaah bahwa penyusunannya harus
mendukung dilakukannya modifikasi-modifikasi tertentu. Membuat prototipe yang
bisa dimodifikasi berarti menciptakannya dalam modul-modul yang sangat tidak
saling tergantung. Bila petunjuk ini diamati, maka akan ditemui berkurangnya daya
tahan saat modifikasi dalam prototipe diperlukan.
4. Menekankan antarmuka pengguna
Antarmuka pengguna dengan prototipe (dan sistem yang sebenarnya) sangat penting.
Karena apa yang sedang benar-benar diupayakan untuk dicapai dengan prototipe
adalah agar pengguna menyatakan syarat-syarat informasi mereka, mereka harus
mampu berinteraksi dengan mudah dengan prototipe sistem. Untuk sebagian besar
pengguna, antarmuka adalah sistem. Jadi tidak harus menjadi blok-blok penghalang.
2.6. Sistem Informasi Geografis
Pada awal perkembangan teknologi komputer, penanganan masalah peta beralih
dari analog ke digital. Selanjutnya, agar lebih atraktif (tanpa meninggalkan unsur akurasi
dan representatif dari sajian peta), dengan memanfaatkan teknologi komputer tersebut
dibuatlah suatu sistem informasi untuk menyajikan suatu peta yang lebih dikenal dengan
32. 15
Sistem Informasi Geografis (SIG). karena SIG dikembangkan komputer tunggal
(standalone), maka disebut SIG berbasis dekstop.
2.6.1. Pengertian Sistem Informasi geografis
Menurut Yousman, Yeyep (2004:9) istilah Sistem Informasi geografis memiliki
tiga unsur pokok : Sistem, Informasi dan geografis. SIG merupakan salah satu sistem
informasi yang menekankan pda unsur informasi geografis. Sistem merupakan
sekumpulan objek, ide, berikut interrelasinya dalam mencapai tujuan atau sasaran
bersama. Sistem digunakan untuk mendeskripsikan banyak hal, khusunya untuk aktivitas-
aktivitas yang diperlukan pada pemrosesan data.
Sistem Informasi adalah suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber
daya fisik maupun logika yang terpadu, yang digunakan untuk menyajikan informasi
guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam
organisasi. Geografis, spasial ataupun geospasial merupakan tiga istilah yang
mengandung pengertian suatu persoalan mengenal bumi : baik permukaan dua maupun
tiga dimensi.
Menurut Elly Jafar, Muhammad (2009:3) Sistem Informasi Geografis (SIG)
merupakan salah satu produk ilmu komputer yang paling mutakhir saat ini. Pengertian
tentang SIG sangat beragam. Hal ini sejalan dengan perkembangan SIG itu sendiri sejak
pertama kali SIG dikembangkan oleh Tomlinson tahun 1967. Menurut Mursi dalam buku
Elly Jafar, Muhammad (2009:3) mengartikan SIG sebagai sistem informasi yang
digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis
dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung
pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan pengguna lahan, sumer daya
alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota dan pelayanan umum lainnya.
33. 16
Menurut Aronoff dalam buku Elly Jafar, Muhammad (2009:3), SIG merupakan
sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi
informasi-informasi geografis. Sedangkan Bernhardsen dalam buku Elly Jafar,
Muhammad (2009:3) mendefinisikan SIG sebagai sistem komputer yang digunakan untuk
memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan
perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk akusisi dan verifikasi data, kompilasi
data, penyimpanan data, perubahan dan pembaharuan data, manajemen dan pertukaran
data, manipulasi data, pemanggilan dan presentasi data serta analisa data. Walaupun SIG
memiliki
Banyak definisi, pada prinsipnya penggunaan SIG tak lepas dari perangkat keras
dan perangkat lunak kompuetr serta manajemen data dan informasi yang berhubungan
dengan permukaan bumi.
Menurut Budiyanto, Eko (2002:2) Seperti tergambar dari namanya, SIG
merupakan sebuah sistem yang saling berangkaian satu dengan lain. BAKOSURTANAL
menjabarkan SIG sebagai kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer,
perangkat lunak, data geografi, dan personel yang didesain untuk memperoleh,
menyimpan, memperbaiki, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk
informasi yang bereferensi geografi. Dengan demikian, basis analisis dari SIG adalah data
spasial dalam bentuk digital yang diperoleh melalui data satelit atau data lain terdigitasi.
Analisis SIG memerlukan tenaga ahli sebagai interpreter, perangkat keras komputer dan
software pendukung.
Menurut Yousman, Yeyep (2004:9) Sistem Informasi Geografis atau disingkat
SIG merupakan suatu sistem berbasis komputer yang digunakan untuk mengumpulkan,
menyimpan, menggabungkan, mengatur, mentransformasi, memanipulasi dan
34. 17
menganalisis data geografis. Data yang dimaksud disini adalah data spasial yang ciri-
cirinya adalah
1. Memiliki geometric properties seperti koordinat dan lokasi
2. Terkait dengan aspek ruang seperti persil, kota, kawasan pembangunan
3. Berhubungan dengan semua fenomena yang terdapat di bumi, misalnya data,
kejadian, gejala atau objek
4. Dipakai untuk maksud tertentu, misalnya analisis, pemantauan ataupun pengelolaan
Ada beberapa proses dalam SIG, yaitu :
1. Input (masukan)
2. Manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data)
3. Analisis dan manipulasi
4. Output (keluaran)
Dalam SIG, data grafis dan data teks (atribut) dihubungkan secara geografis
sehingga bergeoreferensi. SIG sangat membantu pekerjaan-pekerjaan yang erat kaitannya
denag bidang-bidang spasial dan geo-informasi. Dewasa ini hamper semua disiplin ilmu,
terutama yang berkaitan dengan informasi spasial, menggunakan SIG atau format-format
yang kompatibel dengan SIG sebagai alat analisis dan representasi yang mearik. SIG juga
dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan integrasi antar disiplin ilmu terutama
disiplin ilmu yang memerlukan informasi-informasi yang berhubungan dengan
permukaan bumi atau geosciences.
Sarana terpenting dalam SIG adalah basis data yang terpadu. Tanpa penggunaan
data secara bersama atau yang dikenal dengan istilah berbagipakai data (data sharing),
maka penyajian hasil analisis yang optimal tidak akan terjamin. Penggunaan peta dasar
yang sama (mempunyai georeferensi sama) akan mejadikan data spasial dan informasi
35. 18
dapat disimpan dalam format yang sama, sehingga mudah digunakan dalam analisis
pemecahan dan pengambilan keputusan.
2.6.2. Subsistem Sistem Informasi Geografis
Menurut Yousman, Yeyep (2004:10) Sistem informasi geografis merupakan
sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu
mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi karakteristik-karakteristik fenomena yang
ditemukan di lokasi tersebut. SIG diuraikan menjadi beberapa subsistem berikut
Gambar 2.3. Subsistem-subsistem SIG
Sumber : Yousman, yeyep dalam buku “Sistem Informasi Geografis dengan MapInfo
Professional”
1. Subsistem masukan (Input)
Subsistem ini berfungsi mengunpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut
dari berbagai sumber. Subsistem ini juga bertanggungjawab mengkonversi atau
mentransformasi format-format data asli ke dalam format yang dapat digunakna oleh
SIG.
36. 19
2. Subsistem manajemen
Subsistem ini mengorganisasikan data spasial maupun atribut ke dalam sebuah sistem
basisdata sedemikian rupa sehingga data spasial tersebut mudah dicari, di-update dan
diedit.
3. Subsistem manipulasi dan analisis
Subsitem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. selain
itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk
menghasilkan informasi yang diharapkan.
4. Subsistem keluaran (output) dan penyajian (display)
Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian
basisdata, baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy, dalam format table, grafik,
peta atau format lainnya.
Subsistem ini dapat diperjelas berdasarkan uraian jenis masukan, proses dan jenis
keluarannya dengan bagan berikut :
Gambar 2.4. Uraian Subsistem-subsistem SIG
Sumber : Yousman, yeyep dalam buku “Sistem Informasi Geografis dengan MapInfo
Professional”
Bertolak dari pengertian SIG, Menurut Demers dalam buku Menurut Elly Jafar,
Muhammad (2009:4) menguraikan SIG ke dalam empat bagian subsistem, yaitu :
37. 20
1. Data Input : subsistem ini berfungsi mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial
dan atribut dari berbagai sumber sekaligus bertanggungjawab dalam konversi atau
mentransformasikan format-format data aslinya ke dalam format yang dapat
digunakan oleh SIG.
2. Data Storage and Retrievel : subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial
maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah
dipanggil, diperbaharui atau diedit.
3. Data Manipulation & Analysis : subsistem ini menentukan informasi-informasi yang
dapat dihasilakn oleh SIG. Selain itu, juga melakukan manipulasi dan pemodelan data
untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
4. Data Output / Reporting : subsistem ini menampilkan keluaran seluruh atau sebagian
basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti table, grafik dan lain-
lain.
Jika subsistem SIG tersebut diperjelas berdasarkan uraian jenis masukan, proses dan
jenis keluran yang ada di dalamnya, maka subsistem SIG juga dapat digambarkan
seperti tampak didalam gambar 2.3 berikut ini :
Gambar 2.5. Uraian Subsistem-subsistem SIG
Sumber : Elly Jafar, Muhammad dalam buku “Sistem Informasi Geografis Menggunakan
Aplikasi Arcview 3.2 dan ERMapper 6.4”
38. 21
2.6.3. Komponen Sistem Informasi Geografis
Menurut Murai dalam buku Elly Jafar, Muhammad (2009:5) membagi komponen
SIG ke dalam tiga bagian utama, yakni sistem komputer, data geospasial dan pengguna.
Ketiga komponen ini saling terkait satu dengan yang lain dalam mengolah dan
menganalisis data yang bereferensi geografi. Sistem komputer untuk SIG terdiri dari
perangkat keras, perangkat lunak dan prosedur untuk penyusunan pemasukan data,
pengolahan, analisis, pemodelan dan penayangan data geospasial.
Sumber-sumber data geospasial adalah peta digital, foro udara, citra satelit, table
statistic dan dokumen lain yang berhubungan. Data geospasial dibedakan menjadi data
grafis disebut juga data geometris dan data atribut (data tematik). Data grafis mempunyai
tiga elemen, yakni titik (node), garis (arc) dan luasan (polygon) dalam bentuk vector
ataupun raster yang mewakili geometric topologi, ukuran, bentuk, posisi dan arah.
Hubungan antara ketiga komponen tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.6. Hubungan antara ketiga Komponen Utama dalam SIG
Sumber : Elly Jafar, Muhammad dalam buku “Sistem Informasi Geografis Menggunakan
Aplikasi Arcview 3.2 dan ERMapper 6.4”
2.6.4. Kemampuan Sistem Informasi Geografis
Menurut Yousman, Yeyep (2004:15) SIG dapat merepresentasikan dunia nyata
(real world) pada layar komputer seperti lembaran peta kertas. SIG mempunyai kekuatan
39. 22
dan fleksibilitas lebih dari lembaran peta. Beberapa keunggulan SIG dibanding pekerjaan
manual dapat dilihat pada tabel diberikut ini.
Tabel 2.1. Keunggulan SIG dibanding Pekerjaan Manual
SIG Pekerjaaan Manual
Penyimpanan Basisdata digital Skala dan standar berbeda
Pemanggilan kembali Pencarian dengan
computer
Cek manual
Pemurakhiran Sistematis Mahal dan memakan
waktu
Analisis overlay Sangat cepat Memakan waktu & tenaga
Analisis spasial Mudah Rumit
Display Murah & cepat Mahal
Sumber : Yousman, yeyep dalam buku “Sistem Informasi Geografis dengan MapInfo Profesional”
SIG menyimpan semua informasi deskriptif mengenai unsur-unsurnya sebagai
atribut-atribut di dalam bassidata. SIG dapat membentuk dan menyimpannya dengan
tabel-tabel yang bersangkutan. Atribut-atribut dapat diakses melalui lokasi-lokasi unsur-
unsur peta dan sebaliknya unsur-unsur peta juga dapat diakses melalui atribut-atributnya.
Oleh karena itu, unsur-unsur dapat dicari dan ditemukan berdasarkan atribut-atributnya.
Menurut Elly Jafar, Muhammad (2009:5) Uraian subsistem dan komponen SIG di
atas memberikan gambaran bahwa SIG ternyata tidak hanya berfungsi sebagai tools
semata. Walaupun produk SIG paling sering disajikan dalam bentuk peta, kekuatan SIG
yang sebenarnya terletak pada kemampuannya melakukan analisis data peta. Menurut
Aronoff dalam buku Elly Jafar, Muhammad (2009:5) mengklasifikasikan kemampuan
analisis SIG ini ke dalam tiga kategori utama dengan masing-masing kategori yang
berbeda-beda. Ketiga kategori tersebut adalah :
1. Perawatan dan analisis data spasial
Fungsi ini digunakan untuk mentransformasi data spasial, mengedit dan menilai
keakurasian data. Transformasi ini diperlukan supaya lapisan-lapisan datan yang
berbeda untuk area yang sama teregistrasi pada peta yang lain atau pada suatu sistem
40. 23
koordinat geografis yang terseleksi. Bagian-bagian yang penting dari fungsi ini antara
lain :
a. Transformasi format
b. Transformasi geometri
c. Transformasi di antara proyeksi peta
d. Konflasi
e. Penyesuaian unsur
f. Fungsi editing
2. Perawatan dan analisis data atribut
Fungs ini digunakan untuk mengedit, memeriksa dan menganisis data atribut non
spasial. Banyak analisis SIG ditampilkan menggunakan fungsi atribut ini. Fungsi ini
terdiri dari dua bagian yaitu :
a. Attribute editing function
b. Attribute query function
3. Analisis terpadu data spasial dan atribut
Kekuatan SIG tampak pada kemampuannya menganalisis data spasial dan atribut
secara bersamaan. Di sinilah SIG mrenunjukkan kemampuannya mengolah data peta,
seperti pemetaan yang terotomasisasi dengan menggunakan sistem komputer.
Kemampuan analisis SIG ini antara lain proses klasifikasi lahan, operasi overlay,
operasi neighbourhood, dan fungsi konektifitas.
2.6.5. Keuntungan Menggunakan Sistem Informasi Geografis
Menurut Yeyep, Yousman (2004:4) berikut ini adalah keuntungan-keuntungan
penggunaan SIG
41. 24
1. SIG mempunyai kemampuan untuk memilih dan mencari detal atau tema yang
diinginkan, menggabungkan satu kumpulan data dengan kumpulan data lainnya,
melakukan pemutakhiran (updating) dengan lebih cepat, memodelkan serta
menganalisis suatu keputusan.
2. SIG dapat membantu pemerintah, perusahaan-perusahaan atau perorangan untuk
mengambil keputusan terbaik atau mencari solusi untuk masalah-masalah tertentu
yang erat kaitanya dengan objek-objek di permukaan bumi.
3. SIG dengan mudah menghasilkan peta-peta tematik yang dapat digunakan untuk
menampilkan informasi-informasi tertentu. Peta-peta tematik tersebut dapat dibuat
dari peta-peta yang sudah ada sebelumnya, hanya dengan memanipulasi atribut-
atributnya.
4. SIG memiliki kemapuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat di permukaan
bumi menjadi beberapa layer data spasial. Dengan layer, permukaan bumi dapat
direkonstruksi kembali atau dimodelkan dalam bentuk 3 dimensi berdasarkan data
ketinggiannya.
5. SIG mempunyai tingkat fleksibilitas yang sangant tinggi dalam pengelolaan data,
sehingga selain dapat menurunkan atau men-generate data dalam berbagai bentuk
(peta dan grafis) serta menampung dan menerima masukan dalam format yang
berbeda.
6. Pernagkat lunak SIG, terutama desktop SIG, mudah digunakan karena dilengapi
dengan bantuan menu-menu dan help, otomatis, cepat, menarik, informative dan user
friendly.
7. Pernagkat lunak SIG beserta perintah-perintah dalam bahasa skrip yang dimilikinya
dapat men-costumize secara efektif dan efisien hamper semua aplikasi SIG, sesuai
dengan kebutuhan pengguna.
42. 25
8. Perangkat lunak SIG dapat menerima dan bertukar data dengan aplikasi-aplikasi
pernagkat lunak lainnya, seperti Microsoft Acces, Oracle, maupun dengan perangkat
lunak SIG lainnya.
9. Produk-produk aplikasi SIG dapat dipublikasikan melalui internet sehingga dapat
diakses dengan browser oleh siapa saja yang mempelajari, menggunakan atau
mengambil manfaat dari aplikasi-aplikasi SIG tersebut.
2.7. Parkir
Pergerakan sarana transportasi berawal dan berakhir pada parkir kendaraan.
Permasalahan di kota-kota besar tujuan pergerakaan kepada pusat-pusat kegiatan tata
guna lahan tidak selalu menyediakan tempat parkir yang memadai, akhirnya badan jalan
menjadi sasaran tempat parkir (on-street parking).
2.7.1. Definisi dan Dasar Hukum Parkir
Menurut PP No.43 thn 1993, Parkir adalah Suatu keadaan dimana kendaraan
tidak bergerak dalam jangka waktu tertentu atau tidak bersifat sementara. Adanya
perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat, baik dalam demografi, ekonomi
maupun Sosial mempunyai implikasi tertentu kepada sektor parkir. Dalam mengatasi
masalah transportasi ada beraneka ragam intrumen yang dapat digunakan oleh
pemerintah. Instrument yang umum dikenal adalah : peraturan, perizinan lokasi dan
pengendalian harga/tarif parkir.
Pola tata guna lahan merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan
dalam menyusun suatu tarif parkir. Semakin mendekati ousat kota, maka harga lahan juga
naik. Dengan demikian harga fasilitas parkir dapat lebih tinggi dipusat kta disbanding
dengan dipinggir kota. Kebijakan parkir dengan pembatas biaya mampu mendistribusikan
43. 26
volume lalu lintas. Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan
menginginkan kendaraannya parkir ditempat, dimana ditempat mudah untuk dicapai.
Kemudahan yang diinginkan tersebut salah satunya adalah parkir dibadan jalan, dengan
demikian untuk mendesain suatu area parkir di badan jalan ada 2 (dua) pilihan yakni, pola
parkir parallel dan menyudut.
Dasar pengaturan mengenai parkir adalah keputusan Menteri Perhubungan
Nomor : KM 66 Tahun 1993 tentang Fasilitas Parkir untuk Umum dan Keputusan
Menteri Perhubungan Nomor : KM 4 Tahun 1994 tentang Tata Cara Parkir Kendaraan
Bermotor di Jalan telah diatur fasilitas parkir untuk umum dan tata cara parkir di jalan,
dengan Keputusan Dirjen No. 272/HK.105/DRJD/96.
2.7.2. Sasaran Penyelenggaraan Parkir
Perparkiran merupakan bagian yang penting dalam manajemen lalu lintas di
kawasan perkotaan, kebijakan perparkiran harus dilakukan secara konsisten, sehingga
seluruh aspek dari kebijakan tersebut diarahkan pada tujuan yang sama.
Sasaran utama dari kebijakan parkir sebagai bagian dari kebijakan transportasi
adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengendalikan jumlah kendaraan yang masuk kesuatu kawasan.
b. Meningkatkan pendapatan asli daerah yang dikumpulkan melalui retribusi
parkir.
c. Meningkatkan fungsi jalan sehingga sesuai dengan peranannya.
d. Meningkatkan kelancaran dan keselamatan lalu lintas.
e. Mendukung tindakan pembatasan lalu lintas lainnya.
Sasaran tersebut di atas dilakukan secara tersendiri tapi cenderung untuk saling
melengkapi.
44. 27
2.7.3. Fasilitas Parkir Untuk Umum
Fasilitas parkir untuk umum di luar badan jalan dapat berupa taman parkir dan
atau gedung parkir. Yang dimaksud dengan di luar badan jalan antara lain pada kawasan-
kawasan tertentu seperti pusat perbelanjaan, bisnis maupun perkantoran yang
menyediakan fasilitas parkir untuk umum.
2.7.4. Penetapan Lokasi Fasilitas Parkir
Penetapan lokasi fasilitas parkir untuk umum dilakukan oleh Menteri. Penetapan
lokasi dan pengembangan fasilitas parkir untuk umum, dilakukan dengan memperhatikan:
a. Rencana umum tata ruang daerah.
b. Keselamatan dan kelancaran lalu lintas.
c. Kelestarian lingkungan.
d. Kemudahan bagi pengguna jasa.
Keberadaan fasilitas parkir untuk umum berupa gadung parkir atau taman parkir
harus menunjang keselamatan dan kelancaran lalu lintas, sehingga penetapan lokasinya
terutama menyangkut akses keluar masuk fasilitas parkir harus dirancang agar tidak
mengganggu kelancaran lalu lintas.
2.7.5. Penyelenggara Parkir
Penyelenggara fasilitas parkir untuk umum menurut peraturan perundangan yang
berlaku dilakukan oleh :
a. Pemerintah.
b. Badan hukum Indonesia.
c. Warga Negara Indonesia.
45. 28
Penyelenggara fasilitas parkir yang dilaksanakan oleh Badan hukum atau warga
Negara Indonesia, ahrus dengan izin. Izin diberikan oleh Pemerintah Daerah. Ketentuan
ini dimaksudkan agar fasilitas parkir untuk umum yang disediakan memenuhi persyaratan
keselamatan dan menjamin kelancaran lalu lintas. Pemerintah daerah dalam
menyelenggarakan fasilitas parkir dapat mengusahakannya sendiri dengan bentuk URTD
ataupun dapat diserahkan pada pihak ketiga. Di beberapa kota besar untuk
menyelenggarakan parkir di kawasan-kawasan yang dimiliki oleh pengembang sering
diserahkan kepada pengelola parkir professional seperti Secure Parking. Penyelenggara
fasilitas parkir, wajib menjaga ketertiban, keamanan, kelancaran lalu lintas dan
kelestarian lingkungan.
2.7.6. Satuan Ruang Parkir (SRP)
Satuan Ruang Parkir (SRP) digunakan untuk mengukur kebutuhan ruang parkir.
Demikian juga untuk menentukan Satuan Ruang Parkir (SRP) didasarkan atas
pertimbangan-pertimbangan hal sebagai berikut ini : Ruang bebas kendaraan parkir
diberikan pada arah lateral dan longitudinal kendaraan. Ruang bebas arah lateral
ditetapkan pada saat posisi pintu kendaraan dibuka, yang diukur dari ujung paling luar ke
badan kendaraan parkir yang ada di sampingnya. Ruang bebas ini diberikan agar tidak
terjadi benturan antara pintu kendaraan dan kendaraan yang parkir di sampingnya pada
saat penumpang turun dari kendaraan. Ruang bebas arah memanjang diberikan di depan
kendaraan untuk menghindari benturan dengan dinding atau kendaraan yang lewat jalur
gang (aisle). Jarak bebas arah lateral diambil sebesar 5 cm dan jarak bebas arah
longitudinal sebesar 30 cm.
46. 29
2.7.7. Tarif Parkir
Dalam perda No.07 Tahun 2002 tentang pelayanan parkir terdapat struktur
besarnya tarif retribusi. Besar nya tarif parkir untuk setiap kenderaan ditepi jalan umum
adalah sebagai berikut :
1. Kendaraan bermotor roda tiga
a. Untuk sekali parkir dua jam pertama Rp. 300
b. Untuk sekali satu jam berikutnya Rp. 100
2. Kendaraan bermotor roda empat
a. Untuk sekali parkir dua jam pertama Rp. 1000
b. Untuk sekali satu jam berikutnya Rp. 500
3. Kendaraan bermotor jenis mobil barang Picck up
a. Untuk sekali parkir dua jam pertama Rp. 1300
b. Untuk sekali satu jam berikutnya Rp. 500
4. Kendaraan bermotor jenis mobil bus ukuran besar atau truck atau mobil
tangki GVW tiga ton kebawah
a. Untuk sekali parkir dua jam pertama Rp. 2000
b. Untuk sekali satu jam berikutnya Rp. 1000
5. Kendaraan bermotor roda tiga
a. Untuk sekali parkir dua jam pertama Rp. 300
b. Untuk sekali satu jam berikutnya Rp. 200
2.8. UML (Unified Modelling Language)
Pemrograman berorientasi obyek merupakan kelanjutan dari proses analisis dan
disain berorientasi obyek. Dalam pemrograman berorientasi obyek ini komponen yang
didisain dalam proses disain kemudian diimplementasikan dengan menggunakan bahasa
47. 30
pemrograman berorientasi obyek. Syarat sebuah bahasa bahasa pemrograman bisa
digolongkan sebagai berorientasi obyek adalah bila bahasa pemrograman tersebut
memiliki fitur untuk mengimplemetasikan ke-4 konsep berorientasi obyek, yaitu
abstraksi, encapsulation, polymorphisme dan inheritance.
2.8.1. Pengertian UML (Unified Modelling Language)
Unified Modelling Language (UML) merupakan satu kumpulan konvensi
pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem
software yang terkait dengan objek (Whitten L. Jeffery et al, 2004). Sementara menurut
Henderi (2007) UML adalah sebuah bahasa pemodelan yang telah menjadi standar dalam
industri software untuk visualisasi, merancang, dan mendokumentasikan sistem perangkat
lunak. Bahasa Pemodelan UML lebih cocok untuk pembuatan perangkat lunak dalam
bahasa pemrograman berorientasi objek (C++, Java, VB.NET), namun demikian tetap
dapat digunakan pada bahasa pemrograman prosedural (Ziga Turck, 2007).
UML merupakan pemodelan objek yang fokus pada pendefinisian struktur statis
dan model sistem informasi yang dinamis daripada mendefinisikan data dan model proses
yang tujuannya adalah pengembangan tradisional. UML menawarkan diagram yang
dikelompokan menjadi lima perspektif berbeda untuk memodelkan suatu sistem. Uml
memiliki tiga diagram utama, pada tiap diagram utama tersebut memiliki sub-sub
diagram yang menggambarkan aktivitas sistem secara spesifik. Adapun digram tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Structural Diagram
Dalam Structural Diagram menawarkan enam buah diagram untuk memodelkan
struktur statis sistem informasi, yaitu:
48. 31
a. Class Diagram : menggambarkan struktur object sistem. Diagram ini
menunjukan class object yang menyusun sistem dan juga hubungan antara class
object tersebut.
b. Package Diagram : Menunjukkan bagaimana elemen model tersebut akan
disusun dalam paket serta ketergantungan antara paket.
c. Composite Structure Diagram : Menggambarkan struktur internal dari
sebuah classifier (seperti komponen, kelas, atau kasus penggunaan), termasuk poin
interaksi dari classifier ke bagian lain dari sistem.
d. Object Diagram : serupa dengan class diagram, tetapi object diagram
memodelkan isntance object actual dengan menunjukan nilai-nilai saat ini dari
atribut instance. Object Diagram menyajikan “snapshot/potret” tentang objek
sistem pada point waktu tertentu. Diagram ini tidak digunakan sesering Class
Diagram, tetapi saat digunakan dapat membantu seorang developer memahami
struktur sistem secara lebih baik.
e. Deployment Diagram : Menunjukkan arsitektur eksekusi sistem. Ini termasuk
node, baik perangkat keras atau perangkat lunak lingkungan eksekusi, serta
middleware yang menghubungkan mereka.
f. Component Diagram : Menggambarkan komponen-komponen yang
membentuk sebuah aplikasi, sistem, atau perusahaan. Komponen, antar hubungan
mereka, interaksi, dan antarmuka publik mereka digambarkan.
2. Interaction Diagram
Interaction Diagram memodelkan sebuah interaksi, terdiri dari satu set objek,
hubungan-hubungannya, dan pesan yang terkirim di antara objek. Model diagram ini
memodelkan behavior (kelakuan) sistem yang dinamis dan UML memiliki dua
diagram untuk tujuan ini, yaitu:
49. 32
a. Communication Diagram : Menunjukkan contoh-contoh kelas, antar
hubungan mereka, dan aliran pesan antara mereka. Diagram komunikasi bisaanya
berfokus pada organisasi struktural objek yang mengirim dan menerima pesan.
Sebelumnya disebut Diagram Kolaborasi.
b. Interaction Overview Diagram : Sebuah varian dari diagram aktivitas yang
ikhtisar aliran kontrol dalam proses sistem atau bisnis. Setiap node / kegiatan
dalam diagram dapat mewakili satu diagram interaksi.
c. Sequence Diagram : Model logika sekuensial, pada dasarnya waktu pemesanan
pesan antara pengklasifikasi.
d. Timing Diagram : Menggambarkan perubahan keadaan atau kondisi dari
contoh classifier atau peran dari waktu ke waktu. Bisaanya digunakan untuk
menunjukkan perubahan keadaan suatu objek dari waktu ke waktu dalam
menanggapi peristiwa eksternal.
3. Behavioral Diagram
UML memiliki sebuah diagram untuk memodelkan behavior objek khusus yang
kompleks (statecahrt) dan diagram untuk memodelkan behavior dari sebuah use case
atau sebuah metode, yaitu:
a. Use Case Diagram : digunakan untuk menunjukkan kasus, aktor, dan hubungan
antar mereka
b. State Machine Diagram : digunakan untuk memodelkan behavior objek khusus
yang dinamis. Diagram ini mengilustrasikan siklus hidup objek-berbagai keadaan
yang dapat diasumsikan oleh objek dan event-event (kejadian) yang menyebabkan
objek beralih dari satu state ke state lain.
c Activity Diagram : secara grafis digunakan untuk menggambarkan rangkaian aliran
aktivitas baik proses bisnis maupun use case. Activity diagram dapat juga
50. 33
digunakan untuk memodelkan action yang akan dilakukan saat sebuah operasi
dieksekusi, dan memodelkan hasil dari action tersebut.
UML merupakan salah satu alat bantu yang sangat handal dalam bidang
pengembangan sistem berorientasi objek karena UML menyediakan bahasa pemodelan
visual yang memungkinkan pengembang sistem membuat blue print atas visinya dalam
bentuk yang baku. UML berfungsi sebagai jembatan dalam mengkomunikasikan
beberapa aspek dalam sistem melalui sejumlah elemen grafis yang bisa dikombinasikan
menjadi diagram. UML mempunyai banyak diagram yang dapat mengakomodasi
berbagai sudut pandang dari suatu perangkat lunak yang akan dibangun. Diagram-
diagram tersebut digunakan untuk (Henderi et al, 2008):
1. Mengkomunikasikan ide
2. Melahirkan ide-ide baru dan peluang-peluang baru
3. Menguji ide dan membuat prediksi
4. Memahami struktur dan relasi-relasinya
Gambar 2.7 UML Diagram
Sumber : Henderi et al (2008)
51. 34
Berdasarkan uraian di atas maka penulis membuat sebuah alur sistem yang di
tampilkan dalam bentuk Use Case diagram, Class diagram, dan Sequence diagram dalam
model Unified Modelling Language (UML).
2.8.2 Use Case diagram
Use Case diagram adalah model fungsional sebuah sistem yang menggunakan
actor dan use case. Use Case adalah layanan (services) atau fungsi-fungsi yang
disediakan oleh sistem untuk pengguna-penggunanya (Henderi et al, 2008). Use Case
adalah suatu pola atau gambaran yang menunjukan kelakukan atau kebisaaan sistem.
Setiap Use Case adalah suatu urut-urutan (sequence) transaksi yang saling berhubungan
dan dilakukan oleh sebuah actor dan sistem dalam bentuk sebuah dialog (Henderi, 2007).
Use Case diagram dibuat untuk memvisualisasikan/ menggambarkan hubungan antara
Actor dan Use Case. Use Case diagram mempresentasikan kegunaan atau fungsi-fungsi
sistem dari perspektif pengguna.
Simbol-simbol yang digunakan dalam Use Case diagram adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2 Daftar simbol dalam Use Case diagram
GAMBAR NAMA KETERANGAN
Actor
Menspesifikasikan himpuan peran yang
pengguna mainkan ketika berinteraksi dengan
use case.
Dependency
Hubungan dimana perubahan yang terjadi pada
suatu elemen mandiri (independent) akan
mempengaruhi elemen yang bergantung padanya
elemen yang tidak mandiri.
Generalization
Hubungan dimana objek anak (descendent)
berbagi perilaku dan struktur data dari objek
yang ada di atasnya objek induk (ancestor).
Include
Menspesifikasikan bahwa use case sumber
secara eksplisit.
52. 35
Extend
Menspesifikasikan bahwa use case target
memperluas perilaku dari use case sumber pada
suatu titik yang diberikan.
Association
Apa yang menghubungkan antara objek satu
dengan objek lainnya.
Sistem
Menspesifikasikan paket yang menampilkan
sistem secara terbatas.
Use Case
Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang ditampilkan
sistem yang menghasilkan suatu hasil yang
terukur bagi suatu aktor.
Collaboration
Interaksi aturan-aturan dan elemen lain yang
bekerja sama untuk menyediakan prilaku yang
lebih besar dari jumlah dan elemen-elemennya
(sinergi).
Note
Elemen fisik yang eksis saat aplikasi dijalankan
dan mencerminkan suatu sumber daya
komputasi.
Sumber : Henderi et al (2007)
Gambar 2.8 Contoh Use Case Diagram Class Registration
Sumber : Henderi et al (2007)
2.8.3 Class diagram
Class adalah kumpulan objek-objek dengan dan yang mempunyai struktur umum,
behavior umum, relasi umum, dan semantic/kata yang umum. Class-class
ditentukan/ditemukan dengan cara memeriksa objek-objek dalam sequence diagram dan
53. 36
collaboration diagram. Sebuah class digambarkan seperti sebuah bujur sangkar dengan
tiga bagian ruangan. Class sebaiknya diberi nama menggunakan kata benda sesuai
dengan domain/bagian/kelompoknya (Whitten L. Jeffery et al, 2004).
Class diagram adalah diagram yang menunjukan class-class yang ada dari
sebuah sistem dan hubungannya secara logika. Class diagram menggambarkan struktur
statis dari sebuah sistem. Karena itu class diagram merupakan tulang punggung atau
kekuatan dasar dari hampir setiap metode berorientasi objek termasuk UML (Henderi,
2008). Sementara menurut (Whitten L. Jeffery et al , 2004) class diagram adalah gambar
grafis mengenai struktur objek statis dari suatu sistem, menunjukan class-class objek
yang menyusun sebuah sistem dan juga hubungan antara class objek tersebut. Elemen-
eleman class diagram dalam pemodelan UML terdiri dari: Class-class, struktur class,
sifat class (class behavior), perkumpulan/gabungan (association), pengumpulan/kesatuan
(agregation), ketergantungan (dependency), relasi-relasi turunannya, keberagaman dan
indikator navigasi, dan role name (peranan/tugas nama).
Tabel 2.3 Daftar simbol dalam Class diagram
GAMBAR NAMA KETERANGAN
Generalization
Hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi
perilaku dan struktur data dari objek yang ada di
atasnya objek induk (ancestor).
N-Ary
Association
Upaya untuk menghindari asosiasi dengan lebih dari 2
objek.
Class
Himpunan dari objek-objek yang berbagi atribut serta
operasi yang sama.
Collaboration
Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang ditampilkan
sistem yang menghasilkan suatu hasil yang terukur
bagi suatu aktor.
Realization Operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.
Dependency
Hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu
elemen mandiri (independent) akan mempegaruhi
elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak
mandiri.
Association
Apa yang menghubungkan antara objek satu dengan
objek lainnya.
Sumber : Henderi et al (2007)
54. 37
Gambar 2.9 Contoh Class Diagram VideoRental
Sumber : Henderi et al (2007)
2.8.4 Sequence Diagram
Sequence Diagram menunjukkan suatu skenario yang dinamis. Sequence
diagram digunakan untuk mendeskripsikan pola komunikasi antar objek.
Sequence diagram mengambarkan urutan waktu dari aliran pemanggilan pada
suatu method. Sequence diagram berhubungan erat dengan Use Case diagram,
dimana 1 Use Case akan menjadi 1 Sequence Diagram. (Lambang et al, 2006)
Tabel 2.4 Daftar simbol dalam Sequence diagram
GAMBAR NAMA KETERANGAN
Actor
Digunakan untuk menggambarkan
pengguna sistem.
Life Line
Digunakan untuk menggambarkan kelas
dan objek.
55. 38
Create
Relasi ini digunakan untuk melakukan
inisialisasi suatu objek.
Synchronous
Relasi ini digunakan untuk memanggil
operasi atau method yang dimiliki oleh
suatu objek. synchronous mengharuskan
kita menyelesaikan 1 proses baru
kemudian memanggil proses berikutnya.
Asynchronous
Relasi ini digunakan untuk memanggil
operasi atau method yang dimiliki oleh
suatu objek. Asynchronous memberikan
kita fasilitas untuk menjalankan proses
lain ketika proses sebelumnya belum
selesai.
Gambar 2.10 Contoh Sequence Diagram Perpustakaan
Sumber : Lambang et al (2006)
2.9. Basis Data
Menurut Andi Kristanto (2003), “Basis Data adalah kumpulan data yang
berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan
digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya”.
56. 39
Basis data merupakan salah satu komponen yang penting dalam sistem informasi,
karena merupakan dasar dalam menyediakan informasi bagi para pemakai. Penerapan
basis data dalam sistem informasi disebut dengan sistem basis data.
Sistem basis data adalah suatu sistem informasi yang mengintegrasikan kumpulan
dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan membuatnya tersedia
untuk berbagai aplikasi dalam suatu organisasi.
2.9.1 Jenjang Data
Data memiliki jenjang mulai dari karakter-karakter, item data (field), record, file,
dan database. Jenjang ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.11 Jenjang Data
Sumber : Hartono (1999)
1. Karakter
Karakter adalah bagian data yang terkecil, dapat berupa karakter numerik, huruf,
ataupun karakter-karakter khusus yang membentuk suatu item data.
Database
File
Record
Field
Characters
57. 40
2. Field
Suatu field menggambarkan atribut dari record yang menunjukkan suatu item dari
data, seperti nama, alamat, dan lain sebagainya. Kumpulan dari field membentuk suatu
record.
3. Record
Record merupakan kumpulan dari field. Record menggambarkan suatu unit data
individu tertentu. Kumpulan dari record membentuk suatu file. Misalnya file
karyawan, tiap-tiap record dapat mewakili data tiap karyawan yang telah terintegrasi.
4. File
File terdiri dari record-record yang menggambarkan satu kesatuan data yang sejenis.
Misalnya file departemen yang berisi data tentang semua departemen yang ada dalam
suatu perusahaan.
5. Database
Database adalah kumpulan dari file yang memiliki hubungan antara satu file dengan
file lainnya, sehingga membentuk satu kesatuan data untuk menghasilkan informasi
yang dibutuhkan.
2.9.2 Sistem Manajemen Basis Data (DBMS)
Menurut Ramakrishnan dan Gehrke (2003) yang dikutip oleh Janner Simarmata
dan Imam Prayudi dalam bukunya “Basisdata”, menyatakan “Sistem Manajemen
Basisdata (DBMS) adalah perangkat lunak yang didesain untuk membantu memelihara
dan memanfaatkan kumpulan data yang besar”. Kebutuhan akan sistem termasuk pula
penggunaannya yang berkembang pesat. Alternatif penggunaan (DBMS) adalah
menyimpan data dalam file dan menulis kode aplikasi tertentu untuk mengaturnya.
Penggunaan DBMS memiliki beberapa keuntungan dan kerugian.
58. 41
Adapun keuntungan dari penggunaan DBMS, antara lain :
1. Mengurangi pengulangan data.
2. Mencapai independensi data.
3. Mengintegrasikan data beberapa file.
4. Mengambil data dan informasi dengan cepat.
5. Meningkatkan keamanan.
Sedangkan kerugian DBMS adalah :
1. Memperoleh prangkat lunak yang mahal.
2. Memperoleh konfigurasi perangkat keras yang besar.
3. Mempekerjakan dan mempertahankan staf DBA ( Database Administrator).
2.9.3 Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan gambaran sistematis model data
yang berisi himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan
atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh fakta. (Kendall and Kendall, 2003)
Notasi-notasi simbolik dalam ERD dapat dinyatakan sebagai berikut:
Tabel 2.5 Notasi-notasi Simbolik dalam Diagram E-R
Simbol Penjelasam Resmi Arti Sebenarnya
Entitas Sekelompok orang, tempat
atau sesuatu.
Entitas Terhubung Digunakan untuk
menghubungkan dua entitas
Entitas Atribut Digunakan untuk kelompok
terulang
Ke 1 hubungan Tepat satu
Ke banyak hubungan Satu atau lebih
59. 42
Ke 0 atau 1 hubungan Hanya nol atau satu
Ke 0 atau lebih hubungan Dapat nol, satu atau lebih
Ke lebih dari 1 hubungan Lebih besar dari satu
Sumber : Hartono (2005)
2.9.4 Pemetaan Kardinalitas
Pemetaan kardinalitas menyatakan jumlah entitas dimana entitas lain dapat
dihubungkan ke entitas tersebut melalui sebuah himpunan relasi. Untuk suatu himpunan
relasi biner R antara himpunan entitas A dan B, pemetaan kardinalitas harus salah satu
dari berikut :
1. One-to-One, sebuah entitas pada A berhubungan dengan paling banyak satu entitas
pada B dan sebuah entitas pada B berhubungan dengan paling banyak satu entitas
pada A.
a. Pada penyewaan sebuah mobil, satu mobil disewa oleh satu pelanggan.
b. Seorang pelanggan menyewa sebuah mobil, sebuah mobil disewa seorang
pelanggan.
Gambar 2.12 Contoh Relasi One-to One
2. One-to-Many, sebuah entitas pada A berhubungan dengan nol atau lebih pada entitas
B, sebuah entitas pada B berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada A.
Contoh :
a. Dalam suatu perusahaan, satu bagian mempekerjakan banyak karyawan.
b. Satu bagian mempekerjakan banyak karyawan, seorang karyawan kerja dalam satu
bagian.
Pelanggan MobilMenyewa
60. 43
Gambar 2.13 Contoh Relasi One-to-Many
3. Many-to-Many, sebuah entitas pada A berhubungan dengan nol atau lebih entitas pada
B, sebuah entitas pada B dapat dihubungkan dengan nol atau lebih entitas pada A.
Contoh :
a. Dalam suatu sekolah, seorang pelajar dapat mempelajari banyak pelajaran.
b. Seorang pelajar mempelajari banyak pelajaran dan satu pelajaran di pelajari oleh
banyak pelajar
Gambar 2.14 Contoh Relasi Many -to-Many
2.10. ArcView GIS
Arcview merupakan salah satu perangkat lunak (tools) SIG dan pemetaan yang
dikembangkan oleh ESRI (Environmental Sistems Research Institute, Inc). arcview
memiliki kemampuan melakukan visualisasi data, eksplorasi data, menjawab query (baik
database spasial maupun non spasial), menganalisis data secara geografis, dan
sebagainya.
2.10.1. Definisi ArcView GIS
Menurut Budiyanto, Eko (2002:9) ArcView merupakan sebuah software
pengolah data spasial. Software ini memiliki berbagai keunggulan yang dapat dimanfaat-
kan oleh kalangan pengolah data spasial. ArcView memiliki kemampuan dalam
Bagian KaryawanMempekerjakan
Pelajar PelajaranMempelajari
61. 44
pengolahan atau editing arc, menerima atau konversi dari data digital lain seperti CAD,
atau dihubungkan dengan data image seperti format .JPG, .TIFF atau image gerak.
Menurut Prahasta, Eddy (2007:1) Arcview merupakan salah satu perangkat lunak
desktop sistem informasi geografis dan pemetaan yang telah dikembangkan oleh ESRI
(Environmental Sistems Research Institute. inc). dengan Arcview, pengguna dapat
memiliki kemampuan-kemampuan untuk melakukan visualisasi, meng-explore,
menjawab query (baik basisdata spasial maupun non-spasial), menganalisis data secara
geografis dan sebagainya.
2.10.2. User Interface Arcview GIS
Menurut Budiyanto, Eko (2002:9) untuk memulai penggunaan software
ArcView, panggil program ini dari start menu
1. Klik Start
2. Pilih Program
3. Pilih ESRI
4. Pilih ArcView GIS
Sumber : Budiyanto, Eko dalam buku “Sistem Informasi Geografis Menggunakan ArcView GIS”
Gambar 2.15. Shortcut ArcView di Desktop
Cara lain adalah dengan klik ganda pada shortcut ArcView di desktop.
Selanjutnya ArcView akan menanyakan membuat proyek baru atau memanggil proyek
yang sudah ada. Pembuatan proyek baru dilakukan dengan memilih opsi With a New
View jika telah terdapat proyek yang akan diolah lebih lanjut pilih Open an Existing
62. 45
Project. Hasil pengolahan sata spasial dalam ArcView disimpan dalam sebuah proyek
dengan ekstensi APR.
Gambar 2.16. Jendela Pembuka ArcView
Sumber : Budiyanto, Eko dalam buku “Sistem Informasi Geografis Menggunakan ArcView GIS”
Pemilihan pembuatan proyek baru akan membuka ArcView dengan isi proyek
kosong. Isi proyek terdiri dari View, Tabel, Grafik, Layout dan Script.
Gambar 2.17. Desktop ArcView
Sumber : Budiyanto, Eko dalam buku “Sistem Informasi Geografis Menggunakan ArcView GIS”
Seluruh isi dari proyek tersebut saling terkait. Namun, masing-masing isi
memiliki fungsi dan peran yang berbeda. Berikut ini disajikan fungsi isi dari masing-
masing isi proyek :
63. 46
2.10.2.1. View (view)
Menurut Budiyanto, Eko (2002:11) View berfungsi untuk mempersiapkan data
spasial dari peta yang akan dibuat atau diolah. Dari view ini adapat dilakukan input data
dengan digitasi atau pengolahan (editing) data spasial. View dapat menerima image dari
format .jpg, CAD, ArcInfo atau software pengolah data spasial lain. View juga dapat
menerima data atau citra satelit.
Menurut Prahasta, Eddy (2007:6) View mengorganisasikan theme. Sebuah view
merupakan representasi grafis informasi spasial dan dapat menampung beberapa “layer”
atau “theme” informasi spasial (titik, garis, poligon dan citra raster).
Gambar 2.18. View Data Spasial
Sumber : Budiyanto, Eko dalam buku “Sistem Informasi Geografis Menggunakan ArcView GIS”
2.10.2.2. Tabel (table)
Menurut Budiyanto, Eko (2002:11) Tabel merupakan data atribut dari data
spasial. Data atribut ini digunakan sebagai dasar analisis dari data spasial tersebut.
ArcView dapat membentuk jaringan basisdata dengan menggunakan fasilitas tabel ini.
ArcView dapat menerima tabel dari basisdata lain seperti dBase III, dBase IV atai INFO.
Hubungan relasional dapat dilakukan sehingga memudahkan analisis spasialnya.
64. 47
Hubungan yang terbentuk ini memungkinkan pengguna data untuk mengambil dari
berbagai sumber data yang berupa tabel, teks, peta atau gambar.
Menurut Prahasta, Eddy (2007:6) Sebuah table merupakan representasi data
ArcView dalam bentuk sebuah tabel. Sebuah table akan berisi informasi deskriptif
mengenai layer tertentu. Setiap basisdata (record) mendefinisikan sebuah entry (misalnya
informasi mengenai salah satu poligon batas propinsi) di dalam basisdata spasialnya.
Setiap kolom (field) mendefinisikan atribut atau karakteristik dari entry (misalnya nama,
luas, keliling atau populasi suatu propinsi) yang besangkutan. Dari sisi pengguna, tanpa
memperhatikan sumber-sumbernya, semua tabel adalah sama. ArcView mendefinisikan
template standard untuk merujuk tabel yang diakses.
Gambar 2.19. Tabel Atribut Data Spasial
Sumber : Budiyanto, Eko dalam buku “Sistem Informasi Geografis Menggunakan ArcView GIS”
2.10.2.3. Grafik (chart)
Menurut Budiyanto, Eko (2002:12) Grafik merupakan alat penyajian data yang
efektif. Dengan menggunakan grafik ini, ArcView dapat digunakan sebagai alat analisis
yang baik terhadap sebuah fenomena. ArcView memiliki variasi grafik yang beraneka
65. 48
ragam. Masing-masing grafik tersebut memiliki sifat atau karakteristik terhadap tipe data
yang disajikan. Grafik terhubung dengan data atribut yang berupa data numerik.
Menurut Prahasta, Eddy (2007:7) Chart merupakan representasi grafis dari
resume tabel data. Chart juga bisa merupakan hasil suatu query terhadap suatu data.
Bentuk chart didukung oleh ArcView adalah line, bar, colomn, xy scatter, area dan pie.
Gambar 2.20. Grafik
Sumber : Budiyanto, Eko dalam buku “Sistem Informasi Geografis Menggunakan ArcView GIS”
2.10.2.4. Layout (layout)
Menurut Budiyanto, Eko (2002:12) Layout merupakan tempat mengatur tata
letak dan rancangan dari peta akhir. Penambahan berbagai simbol, label dan atribut peta
lain dapat dilakukan pada layout.
Menurut Prahasta, Eddy (2007:7) Layout digunakan untuk menggabungkan
semua dokumen (view, table dan chart) ke dalam suatu okumen yang siap cetak
(bisaanya dipersiapkan untuk pembuatan hardcopy).
66. 49
Gambar 2.21. Layout Akhir Peta
Sumber : Budiyanto, Eko dalam buku “Sistem Informasi Geografis Menggunakan ArcView GIS”
2.10.2.5. Script (script)
Menurut Budiyanto, Eko (2002:14) Script adalah makro dalam ArcView. Dengan
makro ini kemampuan ArcView dapat diperluas dengan membuat sebuah program
aplikasi yang nantinya dapat di add Ins pada ArcView, program analisis data spasial dan
lain-lain.
Menurut Prahasta, Eddy (2007:8) Script merupakan bahasa (semi) pemrograman
sederhana (makro) yang digunakan untuk mengotomasikan kerja ArcView menyediakan
bahasa sederhana ini dengan sebutan Avenue. Dengan Avenue, pengguna dapat
memodifikasi tampilan (user interface) ArcView membuat program, menyederhanakan
tugas-tugas yang kompleks dan berkomunikasi dengan aplikasi-aplikasi lain (misalnya
dengan ArcInfo, basisdata relasional atau lembar kerja elektronik). Singkatnya, dengan
script Arcview dapat di-customized sedemikian rupa hingga dapat secara optimal
memenuhi kebutuhan pengguna untuk tugas-tugas dan aplikasi tertentu.
67. 50
Gambar 2.22. Contoh Tampilan Script di dalam ArcView
Sumber : Prahasta, Eddy dalam buku “ Tutorial ArcView”
2.10.3. Kemampuan Arcview GIS
Menurut Prahasta, Eddy (2007:1) Untuk lebih jelasnya lagi, kemampuan-
kemampuan perangkat SIG ArcView ini secara umum dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Pertukaran Data : Membaca dan menulis data dari dan ke dalam format perangkat
lunak SIG lainnya. Arcview dapat membaca data spasial raster yang dituliskan dalam
format-format perangkat lunak SIG dan penginderaan jauh, misalnya : JPEG, BMP,
TIFF, GeoTIFF, BSQ (band sequential), BIL(band interleaved by line), BIP (band
interleaved by pixel), ERDAS (LAN & GIS), ERDAS imagine, GRID ArcInfo (data
grid-cell), raster SUN dan sebagainya. Arcview dapat membaca data spasial vector
yang dituliskan dalam format-format perangkat lunak SIG lainnya (import). Misalnya
ArcInfo (coverage), MapInfo (MIF), AutoCad (DWG dan DXF) dan sebagainya.
Arcview dapat menuliskan basisdata spasial vektornya (covarege dan shape files)
baik dalma format ke shape files sendiri maupun ke dalam perangkat lunak SIG
lainnya, misalnya MapInfo.
68. 51
2. Melakukan analisis statistic dan operasi-operasi matematis
3. Menampilkan informasi (basisdata) spasial maupun atribut : Arcview dapat
menapilkan informasi (basisdata dengan format sendiri) baik yang terdapat pada
sistem komputer yang bersangkutan maupun yang tersebar di jaringan komputer
(network). ArcView dapat mengakses dan menampilkan basisdata eksternal.
Menampilkan informasi atau data dalam bentuk view (tampilan di layar monitor),
layout (tata letak peta format siap cetak), table (tabel data) dan Chart (grafik).
4. Menjawab query spasial maupun atribut : menghubungkan informasi spasial dengan
atrbut-atribut yang terdapat (disimpan) di dalam basisdata atribut : (1) memilih
feature (entitas) spasial, muncul informasi spasialnya, (2) memilih data atribut dari
basisdata atribut, muncul reperesentasi spasial dari feature yang dipilih, (3) memilih
data tribute, muncul data atribut-atribut lainnya yang terdapat di dalam basisdata
atribut, (4) memilih suatu feature spasial, muncul feature spasial lainnya yang terkait.
Menggunakan SQL sebagai standard untuk melakukan query terhadap basisdatanya.
5. Melakukan fungsi-fungsi dasar SIG : menyediakan alat bantu analisis spasial
sederhana untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti berikut : (1) berapa jumlah
sumur bor yang terdapat di dalam suatu area pertambangan? (2) berapa jumlah rumah
yang terdapat di dalam buffer (area) 50 meter dari pinggir sungai?
6. Membuat peta tematik : menyediakan pustaka simbol dan warna (features) untuk
pembuatan peta tematik. Menggunakan simbol dan warna untuk merepresentasikan
features-nya berdasarkan atribut-atributnya (membuat peta-peta tematik turunan).
Misalkan pada suatu peta tematik, suatu wilayah administrasi (contohnya Kecamatan)
dapat diberi arsiran yang rapat dan warna yang agak gelap untuk merepresentasikan
atribut populasi penduduknya yang padat. Sementara pada peta tematik lainnya,
untuk wilayah administrasi yang sama, dapat diberi (pola) arsiran yang jarang dan
69. 52
warna yang agak muda untuk merepresentasikan atribut pendapatan perkapita
penduduknya yang berada di bawah rata-rata.
7. Meng-customize aplikasi dengan menggunakan bahasa script : menjadikan bahasa
pemrograman sederhana atau skrip (Avenue) untuk mengotomasikan pengoperasian
rutin dan meng-customize aplikasi-aplikasi SIG yang dikembangkan dengan
menggunakan perangkat lunak ArcView.
8. Melakukan fungsi-fungsi SIG khusus (dengan menggunakan extension yang
ditujukan untuk mendukung penggunaan perangkat lunak SIG ArcView). Network
analyst : modul perangkat lunak yang digunakan untuk melakukan analisis-analisis
yang berhubungan jaringan (routing). Internet map server (IMS) : modul perangkat
lunak yang digunakan untuk mempublikasikan peta (basisdata dijital) ke jaringan
internet (web-based GIS) hingga dapat diakses dengan menggunakan program
browser. 3D Analyst : modul perangkat lunak yang digunakan untuk membuat,
menganalisa dan menampilakn data spasial tiga dimenasi (permukaan dijital).
Tracking analyst : modul perangkat lunak yang digunakan untuk melakukan
perekaman, tampilan dan pemantauan data – baik secara langsung (real-time)
maupun tidak langsung (playback atau replay) – yang memiliki kecendrungan
perubahan posisi geografis dari waktu ke waktu. Contoh yang umum adalah
pengamatan terhadap suatu objek (misalkan kendaraan) bergerak yang dipasangi
receiver GPS. Dengan extension ini, posisi-posisi objek yang bergerak dapat
direpresentasikan dengan menggunakan symbol dan warna tertentu di atas peta yang
menjadi latar belakangnya. Dan fungsi-fungsi lainnya.
70. 53
2.11. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Bidang Parkir Kota Medan
Susunan organisasi Dinas Perhubungan Bidang Perparkiran Kota Medan terdiri
dari :
a. Kepala Bidang
b. Kepala Seksi Wilayah I
c. Kepala Seksi Wilayah II
d. Kepala Seksi Perparkiran Khusus
e. Staf
Gambar 2.23 Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Bidang Parkir Kota Medan
Adapun tugas pokok dari pada masing-masing jabatan tersebut sebagai berikut :
A. Kepala Bidang (KABID)
1. Kepala bidang perparkiran mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Dinas lingkup parkir khusus dan parkir harian.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, kepala bidang
perparkiran menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan bidang perparkiran.
KABID
Kasi Wil I Kasi Parkir
Khusus
Kasi Wil II
Staf Staf Staf Staf Staf Staf
71. 54
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perparkiran.
c. Pelayanan perparkiran untuk tempat umum dan khusus.
d. Pelaksanaan proses pemberian izin penyelenggaraan dan pembangunan
fasilitas parkir.
e. Pengoperasian fasilitas parkir untuk umum dijalan kota.
f. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan, pengendalian lingkup bidang
perparkiran.
g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang perparkiran.
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
B. Kepala Seksi Wilayah I (Kasi Wil I)
1. Seksi wilayah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang
perparkiran lingkup parkir harian wilayah I.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud, seksi parkir
harian wilayah I menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan seksi parkir wilayah I.
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup parkir wilayah I.
c. Penyiapan bahan baku dan data pelaksanaan pelayanan dibidang
perparkiran khusus, pemberian izin penyelenggaraan parkir ditempat-
tempat khusus wilayah I.
d. Pelaksanaan proses izin penyelenggaraan dan pembangunan fasilitas
parkir untuk umum dan pengoperasian fasilitas parkir untuk umum
dijalan kota wilayah I.
e. Penyiapan bahan pelaksanaan monitoring evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas.
72. 55
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala bidang sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
C. Kepala Seksi Parkir Khusus (Kawi Parkir Khusus)
1. Seksi parkir khusus mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
perparkiran lingkup parkir khusus.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud, seksi parkir
khusus menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan seksi parkir khusus.
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup parkir khusus.
c. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pelayanan dibidang perparkiran
khusus dan pemberian izin penyelenggaraan parkir ditempat-tempat
khusus.
d. Pelaksaan proses peizinan parkir ditempat-tempat khusus.
e. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pembinaan, pengawasan,
pengendalian lingkup perparkiran khusus.
f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
g. Pelaksaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
D. Kepala Seksi Wilayah II (Kawi Wil II)
1. Seksi parkir harian wilayah II mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas bidang perparkiran lingkup parkir harian wilayah II.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, seksi parkir harian
wilayah II menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan rencana program dan kegiatan seksi parkir harian wilayah II.
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup parkir harian wilayah II.
73. 56
c. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pelayanan dibidang perparkiran
khusus, pemberian izin penyelenggara parkir ditempat-tempat khusus
wilayah II.
d. Pelaksanaan proses izin penyelenggara dan pembangunan fasilitas parkir
untuk umum dijalan kota di wilayah II.
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksaan tugas.
f. Pelaksaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
74. 57
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan
Analisa terhadap sistem yang berjalan sangatlah penting dilakukan demi
kelancaran dalam perancangan dan pengimplementasian program yang dibangun.
Proses pengelolaan perparkiran pada Dinas Perhubungan masih dilakukan secara
manual atau masih menggunakan microsoft excel.
Adapun beberapa kelemahan dari sistem yang sedang berjalan pada Dinas
Perhubungan Kota Medan adalah sebagai berikut :
1. Tidak adanya pembatasan hak akses sehingga siapa pun bisa melihat dan
merubah isi dari ketentuan (data) yang telah ditetapkan.
2. Data yang disajikan masih berupa pengetikan biasa (masih menggunakan
Microsoft excel) dan masih sulit dalam melakukan pencarian suatu informasi
tertentu.
Adapun kelebihan dari sistem yang berjalan adalah : kebutuhan akan
perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) hanya memerlukan
space yang sedikit karena hanya menggunakan microsoft office excel.
3.2. Perancangan Sistem Usulan
Sistem Informasi Geografis Titik Lokasi Parkir Pada Dinas Perhubungan
Kota Medan adalah sistem yang dibangun untuk menghasilkan informasi
mengenai persebaran titik lokasi parkir yang ada di Kota Medan. Sistem yang
75. 58
akan dibangun bersifat dinamis karena memungkinkan untuk menambah
informasi lokasi baru pada sistem ini secara mudah. Dibuatnya sistem ini
diharapkan dapat membantu mempermudah dalam pencarian lokasi perparkiran
yang tersebar di Kota Medan serta informasi yang menyertainya.
3.2.1. Spesifikasi Aplikasi
Spesifikasi yang akan dijelaskan adalah aplikasi Sistem Informasi
Geografis Titik Lokasi Parkir Pada Dinas Perhubungan Kota Medan, dan yang
akan dibangun dengan kemampuan sebagai berikut :
1. Menampilkan sekilas tentang Dinas Perhubungan Kota Medan dan informasi
lainnya.
2. Menampilkan informasi titik lokasi parkir yang tersebar dipenjuru Kota
Medan serta memiliki kemampuan navigasi peta seperti zoom in, zoom out,
query dan legenda.
3.2.2. Spesifikasi Pengguna
Aplikasi ini ditujukan untuk digunakan oleh Dinas Perhubungan Kota
Medan sebagai media informasi tentang para pengawas dan lahan lokasi parkir.
3.2.3. Lingkungan Operasi
Untuk membangun sistem sesuai dengan spesifikasi kebutuhan dibutuhkan
lingkungan operasi sebagai berikut :
1. Sistem operasi Windows XP
76. 59
Sistem operasi ini dipilih karena sudah banyak dikenal dan sangat familiar
oleh pengguna, sehingga mudah dalam pengoperasiannya.
2. ArcView GIS versi 3.3
ArcView ini digunakan sebagai software utama dalam membangun sistem
lokasi parkir ini. Selain penulis sudah familiar dalam hal menggunakannya,
software ini juga merupakan software freeware jika ingin dikembangkan.
3. Extensions Tambahan
Extension ini digunakan sebagai tools tambahan dalam arcview. Extension ini
tidak serta merta langsung ada didalam ArcView tetapi harus dikenal kan
kembali ke ArcView nya. Dalam hal ini penulis menggukan beberapa
extension tambahan, yaitu :
a. Transform.avx
Extension ini menghasilkan Registrasi and Transform Tools yang
berfungsi sebagai peregistrasian peta atau pembentukan nilai extent
(koordinat) suatu peta.
b. Timer.avx
Extension ini menghasilkan Timer.dbf yang berfungsi menunjukkan waktu.
Extension ini menghasilkan 3 bagian submenu didalam view nya yaitu :
end timer, verify dan total spent for project.
3.3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan semua informasi
penelitian yang berguna dalam menganalisis persebaran lokasi parkir di Kota
77. 60
Medan. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.
Data-data tersebut berupa data pengawas yang bertugas, data jalan (batas awal dan
akhir lahan parkir), waktu pengutipan dan target biaya parkir (dihitung
berdasarkan hari kerja, hari sab’tu, hari minggu dan hari libur). Adapun sumber
peta yang digunakan didapat dari Gramedia Gajah Mada dengan skala peta
1:15000.
3.4. Rancangan Data Spasial
Sistem Informasi Geografis Titik Lokasi Parkir Pada Dinas Perhubungan
Kota Medan ini dirancang untuk dapat digunakan Dinas Perhubungan sebagai
sarana mendapat informasi mengenai persebaran lahan parkir di Kota Medan
secara visual (peta lokasi). Sistem informasi spasial yang dibuat memiliki
beberapa jenis layer (lapisan), yaitu :
1. Layer Jalan, berisikan jalan-jalan kolektor dan arteri berikut nama jalannya
yang ada di Kota Medan.
2. Layer Lokasi Parkir, berisikan gabungan jalan arteri dan jalan kolektor guna
menentukan batas awal dan akhir lokasi parkir.
3. Layer Pelengkap, berisikan layer-layer pelengkap untuk sistem ini yang
terdiri dari layer Universitas, layer Instansi Pemerintah, layer Hotel, layer
Plaza (mall) dan layer Gedung atau Kantor.
3.5. Rancangan Data Non-Spasial
Data non-spasial adalah data yang merepresentasikan aspek deskripsi dari
fenomena yang dimodelkan yang mencangkup item dan properti, sehingga
78. 61
informasi yang disampaikan akan semakin beragam. Contohnya jumlah
persebaran lokasi parkir, nama jalan dan sebagainya. Perancangan data non-
spasial ini menggunakan aturan bisnis sebagai berikut :
1. Masyarakat membayar uang parkir kepada Jukir (juru parkir).
2. Uang parkir yang dibayar kepada Jukir kemudian disetorkan kepada seorang
Pengawas.
3. Satu lokasi parkir hanya dijaga oleh seorang Jukir (juru parkir).
4. Seorang Jukir hanya menyetorkan uang kepada seorang Pengawas.
5. Seorang Pengawas bisa mengutip uang parkir dari beberapa Jukir.
3.6. Perancangan Sistem
Sistem yang akan dirancang untuk perancangan Sistem Informasi
Geografis Titik Lokasi Parkir Pada Dinas Perhubungan Kota Medan
menggunakan alat bantu yaitu Use Case Diagram, Sequence Diagram, Class
Diagram, relasi antar tabel, desain tabel dan desain antar muka.
3.6.1. Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari
sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan
“bagaimana”. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke
sistem, meng- create sebuah daftar belanja, dan sebagainya.
Berdasarkan studi kasus yaitu Sistem Informasi Geografis Titik Lokasi
Parkir Pada Dinas Perhubungan Kota Medan, diagram use case yang akan
79. 62
ditampilkan akan digunakan untuk menjelaskan fitur-fitur yang dapat digunakan
oleh pengguna yang dalam hal ini adalah pengawas pada Dinas Perhubungan Kota
Medan. Diagram ini juga digunakan untuk verifikasi apakah seluruh fungsi yang
dijelaskan di dalam use case telah diimplementasikan dalam aplikasi tersebut. Use
case system ini dapat dilihat dari gambar 3.1. berikut :
Gambar 3.1. Use Case Diagram Sistem
80. 63
3.6.2. Sequence Diagram
Sequence diagram didalam Sistem Informasi Geografis Titik Lokasi Parkir
Pada Dinas Perhubungan Kota Medan ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.2. Sequence Diagram Sistem