1. Pemeriksaan medis yang bertujuan mendiagnosa / mendeteksi penyakit
- Untuk mendiagnosa penyakit
- Untuk mengukur progress atau recovery suatu penyakit
- Untuk konfirmasi kondisi sehat seseorang
8. Imunologi
Ilmu yang meliputi penelitian dasar dan terapan klinis membahas
antigen, antibodi dan fungsi perantara terkait imunitas terhadap
penyakit.
Teknik Imunologik : Reaksi antigen-antibodi in vitro
Antigen (Ag): suatu zat yang dapat menginduksi respon imun.
Antibodi (Ab) : Protein yang diproduksi tubuh sebagai respon suatu
antigen, & mampu bergabung dengan antigen yang
merangsang produksinya.
Suatu antigen hanya akan bereaksi dengan antibodi yang ditimbulkan
oleh jenisnya sendiri atau antigen yang berkaitan erat.
Maka reaksi antigen-antibodi digunakan untuk mengenali satu pihak
menggunakan pihak lain (pasangannya)
Spesifisitas ini merupakan dasar reaksi serologi
9. Imunoserologi
• Limfosit : sel berinti satu berdiameter 7-12µm dan mempunyai peran
utama dalam imunitas, terdiri dari :
• Limfosit T , turunan sel timus, berfungsi membentuk respon untuk
melindungi tubuh dari invasi antigen dari luar (benda asing, bahan
kimia, mikroorganisme dll).
• Limfosit B, sel turunan dari bursa Fabricus, permukaannya dilapisi
imunoglobulin sehingga berfungsi sebagai reseptor antigen.
• Imunoglobulin : protein yang dibentuk Limfosit B dan mampu berikatan
dengan antigen spesifik.
• Mastosit (Mast Sel). Reaksi antara antigen-antibodi akan merangsang
mastosit melepas zat vasoaktif untuk meningkatkan permeabilitas
pembuluh darah.
• Makrophag
Sel yang dihasilkan monosit sumsum tulang, berperan pagosit terhadap
molekul atau partikel asing. Respon imunologis terjadi setelah antigen
diproses oleh makrophag.
10. Antibodi
adalah immunoglobulin yang bereaksi khusus terhadap antigen yang
merangsang produksinya.
• Poliklonal : dibentuk oleh beberapa klon sel berbeda, pada
hewan.
• Monoklonal : antibodi yang berasal dari satu klon sel (sel tumor –
mieloma). Dibuat dengan menggabungkan sel mieloma &
limfosit.
Dibagi menjadi 5 kelas :
Berdasarkan susunan asam amino & penentu antigen pada rantai H
• IgA : rantai A.
Fungsinya sebagai alat pertahanan pertama terhadap infasi
mikroorganisme dari luar.
Imunoglobulin utama dalam sekresi (susu, liur, air mata, sekresi usus, dll),
melindungi selaput mukosa dari serangan bakteri dan virus.
11. 2. IgD .
Fungsi belum jelas. Jumlah sangat sedikit, & sering ditemukan pada
sel penderita leukemia.
3. IgE
Terikat pada permukaan sel mast dan basofil, berlaku sebagai
reseptor antigen yang merangsang produksinya dan kompleks
antigen-antibodi yang dihasilkan memicu respon alergi.
Pada penderita hipersensitivitas (asma, bronchiale, eksem dll).
4. IgG
Antibodi utama dalam respon sekunder dan merupakan
pertahanan inang terhadap bakteri & virus. IgG mampu
melewati plasenta bayi sehingga imunoglobulin ini banyak
terdapat pada bayi yg baru lahir.
5. IgM
Imunoglobulin utama yang pertama diproduksi sebagai respon imun
primer. Paling efisien dalam agglutinasi, pengikatan komplemen
dan reaksi antigen-antibodi. Pertahanan terhadap bakteri dan virus.
12. Teknik Imunologik : Reaksi Antigen-Antibodi
Radioimunoasai (RIA)
Untuk kuantitasi (menghitung) antigen yang diberi label radioaktif.
Sangat sensitif dan digunakan untuk mengukur kadar hormon atau
obat dlm serum.
Imunoasai Enzim ( EIA)
Enzim dideteksi dengan mengukur aktivitas enzim dengan substratnya
Antigen yang dikenal diikat pada microplate, dieramkan dengan
serum uji, dicuci dan dieramkan dengan anti-imunoglobulin dengan
label suatu enzim. Reaksi warna substrat merupakan fungsi jumlah
antibodi.
Imunofluorosensi.
Zat warna fluorosens dilekatkan pada molekul antibodi dan dapat
dilihat dengan sinar ultra-ungu (mikroskop fluoresen).
Misalnya : pemeriksaan treponema & streptokokus.
13. Arti hasil tes diagnostik
PS
------------- x 100
PS+NP
NS
------------- x 100
NS+PP
Jika digunakan untuk menghitung prevalensi penyakit