Dokumen tersebut membahas tentang respon Indonesia terhadap kebijakan Uni Eropa yang melarang impor minyak kelapa sawit Indonesia dengan alasan lingkungan, padahal langkah tersebut dianggap sebagai proteksionisme. Pemerintah Indonesia akan terus berdialog dan menentang langkah diskriminatif Uni Eropa melalui organisasi perdagangan dunia.
1. EKONOMI ISLAM (EKI) 6 E
EKONOMI ISLAM (EKI) 6 E
EKONOMI ISLAM (EKI) 6 E
KELOMPOK 2:
KELOMPOK 2:
KELOMPOK 2:
1.
1.
1. YASIRWAN
YASIRWAN
YASIRWAN
2.
2.
2. PASSA SAYYID AKBAR LUBIS
PASSA SAYYID AKBAR LUBIS
PASSA SAYYID AKBAR LUBIS
3.
3.
3. SAKKOT MUDA HARAHAP
SAKKOT MUDA HARAHAP
SAKKOT MUDA HARAHAP
4.
4.
4. RISKA DEVI
RISKA DEVI
RISKA DEVI
5.
5.
5. SARI MAHARANI
SARI MAHARANI
SARI MAHARANI
6.
6.
6. ILA NASUTION
ILA NASUTION
ILA NASUTION
EKONOMI PERTANIAN
EKONOMI PERTANIAN
EKONOMI PERTANIAN
DOSEN PENGAMPU: MUHAMMAD FAJRI, S.TP., M.SI.
DOSEN PENGAMPU: MUHAMMAD FAJRI, S.TP., M.SI.
DOSEN PENGAMPU: MUHAMMAD FAJRI, S.TP., M.SI.
4. Indonesia merupakan negara eksportir minyak kelapa
sawit terbesar pertama di dunia. Selama puluhan tahun
Indonesia telah memasok CPO ke pasar global.
Terdapat kurang lebih separuh pasokan dunia dipasok
dari Indonesia. Indonesia memiliki lahan perkebunan
kelapa sawit yang memiliki luas sekitar 15,08 juta hektar,
yang mampu menghasilkan sekitar 49,7 juta ton minyak
kelapa sawit pada tahun 2021. (Dari Laporan Statistik Perkebunan
Unggulan Nasional, Dirjen Perkebunan, Kementrian Pertanian)
6. Berdasarkan data diatas, terdapat tiga negara yang
menjadi mitra dagang ekspor minyak kelapa sawit yang
berasal dari Uni Eropa yaitu Spanyol 996,8 Juta US$,
Italia 622,7 Juta US$, dan Belanda 615,7 Juta US$. Total
ekspor Indonesia ke Eropa apabila di akumulasikan dari
ketiga negara tersebut hasilnya 2.235,2 Juta US$
mengalahkan jumlah ekspor ke negara Amerika Serikat.
Sehingga Uni Eropa merupakan konsumen Indonesia
terbesar keempat didunia.
8. Dalam kaitannya dengan proteksionisme sawit pada
penerapan European Green Deal, sejak dikenalkan pada
Desember 2019 dan mulai diadposi pada Maret 2020 di
seluruh 27 negara anggota Uni Eropa, kebijakan tersebut
menggunakan alasan isu lingkungan layaknya tercantum
sebagai bagian dari regulasi European Union Council
Parliamentary Resolution juga menyatakan bahwa
industri sawit menyebabkan deforestasi, melanggar HAM,
serta tidak menganut sistem keberlanjutan, sehingga
akan mendapatkan hambatan dalam perdagangan karena
label tersebut membuat sawit tidak termasuk dalam
komoditas hijau (green commodity). (Astra Agro Lestari, 2021).
9. Padahal, jika bicara rasionalitas atas isu lingkungan
dari komoditas nabati, secara konsisten menempatkan
sawit sebagai tanaman minyak nabati yang paling
efisien, karena hasil produksi minyak nabati per hektar
per tahun, menunjukkan minyak sawit unggul dibanding
komoditas minyak nabati lainnya karena mampu
memproduksi 3,74 Metrik Ton (MT). Minyak kanola,
bunga matahari, dan kedelai, hanya memproduksi
masing-masing 0,67 MT, 0,48 MT, dan 0,38 MT. (Ilham,
2022)
10. Dengan kondisi yang telah disebutkan di atas,
maka ketika sawit dilarang oleh Uni Eropa karena
isu lingkungan, sedangkan komoditas lain tidak
dilarang, maka hal tersebut sekedar justifikasi
bagi proteksionisme. Terlebih, proteksionisme
tersebut bukan kali pertama dilakukan Uni Eropa
layaknya yang sudah diteliti oleh beragam
akademisi Hubungan Internasional dalam kasus
European Carbon Trading Scheme (EU-ETS) dan
Renewable Energy Directive (RED II).
11. European Green Deal, kemudian menjadi kebijakan
terbaru Uni Eropa dalam isu lingkungan, menggantikan
Renewable Energy Directive (RED). European Green
Deal mencakup enam area kebijakan utama antara lain:
European Union
biodiversity
strategy
From farm to fork
strategy
Clean energy
strategy
Building and
renovating strategy
Sustainable mobility
strategy
Sustainable
industrial strategy
12. Respon Indonesia Terhadap Kebijakan Uni Eropa
Respon Indonesia Terhadap Kebijakan Uni Eropa
Respon Indonesia Terhadap Kebijakan Uni Eropa
Menurut Menteri Perdagangan Indonesia,
langkah yang diambil oleh parlemen Uni Eropa
dianggap tidak adil karena nyatanya industri
minyak nabati yang sedang dikembangkan oleh
Uni Eropa dalam produksinya tidak beda jauh
dengan produksi minya sawit yang ada di
Indonesia. Sehingga bila dipermasalahkan
karena tidak ramah lingkungan, maka hal
tersebut sesuatu yang dapat dibantah. Dalam
resolusi tersebut uni eropa telah menerapkan
prinsip dagang yang tidak sehat hanya karena
ingin produk minyak nabati produksi dalam
negerinya saja yang bisa diperdagangkan.
13. Pemerintah Indonesia akan berupaya untuk
mendorong dan mempergiat dialog dengan
mempromosikan SDGs, serta menyambut
masukan dari semua pihak pecinta lingkungan
dan tentunya Indonesia akan konsisten dalam
menentang langkah-langkah diskriminatif Uni
Eropa melalui World Trade Organization (WTO)
14. Upaya Strategis Dalam Pengelolaan Minyak Kelapa Sawit
Upaya Strategis Dalam Pengelolaan Minyak Kelapa Sawit
Upaya Strategis Dalam Pengelolaan Minyak Kelapa Sawit
Peremajaan
Perkebunan
Energi
Terbarukan
Percepatan
Sertifikasi ISPO
Roadmap
Nasional Lintas
Sektor
Sarana &
Prasarana
Pengembangan
SDM
Perbaikan Tata
Kelola Kelapa
Sawit
Strong
Commitment
15. Daftar Pustaka:
Athallah, Ilham Dary. 2022. “Sekuritas Isu Lingkungan Dalam Hambatan
Perdagangan Sawit Di European Green Deal”. Indonesian Journal Of
International Relations. 6(2): 176-204.
Abdi, Zainal. Dkk. 2021. “Industri Kelapa Sawit Indonesia Pasca RED2 Uni
Eropa”. Jurnal Pendidikan Tambusai. 5(3): 9572-9582.
Saragih, Hendra Maujana & Rahayu, Hanna. 2022. “Pengaruh Kebijakan
Uni Eropa Terhadap Ekspor Kelapa Sawit Indonesia”. Jurnal Penelitian
Pendidikan Indonesia. 8(2): 296-303.