Presentation seminar HASIL LENA DIAN S - Copy.pptx
OPTIMASI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PAKCOY SECARA HIDROPONIK MENGGUNAKAN PUPUK AB MIX CAIR DAN PUPUK HAYATI CAIR BIOKONVERSI
1. Oleh :
JONA PEBRY FRENS PASARIBU
19.061.115.001
KomisiPembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
(Ramerson.J.Sumbayak.S.P,M.Si) (Ir.Osten.M. Samosir.M.P)
2. Latar Belakang
Pengertian hidroponik menurut para ahli yaitu jenis budidaya
tanaman yang tidak menggunakan tanah tetapi menggunakan air sebagai
media tanamnya dengan menambah kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Teknik
menanam yang satu ini sudah dikenal sejak dahulu, tepatnya sejak tahun 1627.
Nutrisi merupakan faktor penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman karena berpengaruh pada peningkatan produksi
tanaman.
Kebutuhan sayuran yang semakin meningkat tidak sesuai dengan
keberadaan lahan yang dimana semakin lama semakin berkurang karena
perkembangan industri, ataupun dibidang bangunan usaha. Untuk mengatasi
kekurangan lahan atau semakin sempit untuk bercocok tanam dalam
meningkatkan produktifitas, salah satu alternatifnya yaitu bercocok tanam
secara hidroponik (Siswandi dan Sarwono, 2013). Salah satu sayuran yang
sering dibudidayakan secara hidroponik adalah tanaman pakcoy.
3. Pakcoy (Brassica chinensis L) merupakan tanaman
sayuran yang bernilai ekonomi tinggi dan digemari oleh
masyarakat.
Rockwool adalah salah satu media tanam
pengganti tanah yang biasa digunakan dalam budidaya
tanaman secara hidroponik. Rockwool terbuat dari
batuan vulcanic yang diproses menjadi berbentuk
seperti kapas yang mudah menyerap menahan air.
4. Penambahan nutrisi mutlak dibutuhkan untuk
budidaya tanaman sistem hidroponik, baik unsur hara
esensial makro maupun mikro. Nutrisi hidroponik
dapat tersedia di pasaran yang dapat langsung
digunakan dan yang biasa petani gunakan untuk
pemupukan tanaman. Larutan nutrisi yang diberikan
terdiri atas garam-garam makro dan mikro yang dibuat
dalam larutan stok A dan B (Samanhudi dan Harjoko,
2010)
5. Pupuk cair hayati atau disebut dengan biofertilizer merupakan
pupuk yang mengandung mikroorganisme fungsional (bakteri,
fungi, dan actomycetes).
Kandungan pupuk hayati adalah mikroorganisme yang
memiliki peranan positif bagi tanaman. Kelompok mikroba
yang sering digunakan adalah mikroba-mikroba yang
menambat N dari udara, mikroba yang melarutkan hara
(terutama P dan K), mikroba-mikroba yang merangsang
pertumbuhan tanaman.
6. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh interaksi pemberian
pupuk AB Mix Cair terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman pakcoy.
2. Untuk mengetahui pengaruh interaksi pemberian
pupuk hayati cair BIO KONVERSI terhadap
pertumbuhan dan produksi pakcoy.
7. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Media tanam yang digunakan adalah Rockwool
dengan wadah sterofoam.
2. Pupuk yang digunakan adalah AB Mix Cair dan
Pupuk Hayati Cair Biokonversi
8. Tempat dan Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan Kosong
(garapan) Komplek Perumahan Parasian Residens di
Patumbak. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan,
terhitung dari bulan April sampai dengan bulan Mei 2022.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
benih pakchoy varietas Nauli F1, Pupuk AB Mix Cair, Pupuk
Hayati Cair Biokonversi.
Alat yang digunakan adalah rockwool, pisau cutter,
meteran, sterofoam tempat nasi ukuran 18cm x 18cm x 8cm
(Sterofoam TF 3 polos), gelas ukur, TDS meter, solder,
netpot, kain flanel (sumbu), alat-alat tulis, handsprayer,
martil, timbangan analitik, plastik, spanduk, spidol, tali
plastik, jaring.
9. Rancangan yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial 4x4
yang terdiri dari 2 faktor. Faktor yang pertama adalah pupuk AB
MIX Cair (A) dengan 4 taraf perlakuan dan faktor yang kedua
adalah PHC Biokonversi (P) dengan 4 taraf perlakuan, sehingga
didapat 16 kombinasi perlakuan.
Faktor dosis pupuk AB MIX Cair (A) terdiri dari 3 taraf, yaitu :
A0 = 0 PPM/Plot
A1 = 550 PPM/Plot
A2 = 750 PPM/Plot
A3 = 1000 PPM/Plot
Faktor dosis pupuk hayati cair Biokonversi (B) terdiri dari 4 taraf,
yaitu :
B0 = 0 ml / L
B1 = 10 ml / L
B2 = 20 ml / L
B3 = 30 ml / L
10. Pada masing-masing perlakuan dilakukan 3 ulangan
sehingga didapatkan 48 plot percobaan. Setiap plot terdiri
dari 4 tanaman, sehingga keseluruhan tanaman berjumlah
192 tanaman.
A0B0 A0B1 A0B2 A0B3
A1B0 A1B1 A1B2 A1B3
A2B0 A2B1 A2B2 A2B3
A3B0 A3B1 A3B2 A3B3
Jumlah ulangan = 3 ulangan
Jumlah perlakuan = 16 kombinasi
Jumlah plot = 48 plot
Jumlah tanaman/plot = 4 tanaman
Jumlah seluruh tanaman = 192 tanaman
Luas plot = 18 cm x 18 cm x 8 cm
Jarak antar plot = 40 cm
Jarak antar blok (ulangan) = 50 cm
12. Tinggi tanaman (cm)
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 1 minggu,
pengukuran tinggi tanaman dilakukan sebanyak 3 kali dengan cara mengukur tanaman mulai dari
pangkal tanaman hingga ujung daun terpanjang. Data dari hasil pengamatan dianalisa secara
statistik dan disajikan dalam bentuk table.
Jumlah daun (helai)
Pengamatan jumlah daun dilakukan 10 hari setelah tanam. Pengamatan dilakukan
dengan cara menghitung helai daun yang sudah membuka sempurna. Data dari hasil pengamatan
dianalisa secara statistik dan disajikan dalam bentuk table.
Umur panen (hst)
Pemananenan dilakukan setelah ≥50% dari jumlah populasi tanaman telah memenuhi
criteria panen, yaitu dengan kriteria berukuran besar, 7 daun sudah terbuka sempurna. Panen
dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara dipetik langsng menggunakan tangan.
Panjang daun terpanjang (cm)
Pengukuran panjang daun terpanjang dilakukan dengan cara mengukur daun yang
sudah dipanen dengan penggaris. Data dari hasil pengamatan dianalisa secara statistik dan
disajikan dalam bentuk table.
Berat Tanaman per plot (kg)
Pengamatan berat tanaman dilakukan setelah panen dengan menimbang semua
tanaman pada setiap tanaman sampel. Data dari hasil pengamatan dianalisa secara statistik dan
disajikan dalam bentuk tabel.