BMT BL berupaya mengembangkan kelembagaannya dengan:
1. Melakukan penyempurnaan kelembagaan melalui penyusunan akte KJKS, AD dan ART, serta izin rekomendasi dari Pinbuk.
2. Menyusun sistem dan desain produk seperti SOP, software aplikasi, dan produk-produk BMT.
3. Melakukan pelatihan SDM untuk pengurus, pengelola dan pendampingan kelembagaan secara berkelanjutan
2. 1
1. Institutional Development
2. Delivery Model
1. Permodalan dan Penyertaan
2
2
3
MODEL BMT
3. a. Badan Hukum/Usaha (Legal aspect):
a. Akte Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)
b. AD dan ART
b. Human Resource Development (Manware)
a. Workshop Korwil dan Pendamping
b. Pelatihan Pengurus
c. Pelatihan Pengelola
c. Product dan System Development (Software)
a. Pengembangan Produk: Tabungan dan Pembiayaan
b. Sistem Operasional Manajemen
c. Sistem Operasional Prosedur
d. IT dan Software Aplikasi
d. Peralatan Kerja (Hardware)
Desain Kantor
Perlengkapan Kantor
Perangkat Komputer
Barang Cetakan/Warkat
3
1
5. NO PEKERJAAN 2) OUTPUT LANGKAH-LANGKAH
1. Penyempurnaan
Kelembagaan
BMT BL
Akte KJKS
AD dan ART
Penyertaan BMT Mitra Berkah Lkt
Izin Rekomendasi Pinbuk
1. Kaji Ulang
2. Penyusunan
3. Sosialisasi
4. Fasilitasi RAT untuk
Penyesuaian
2. Penyusunan
Sistem dan Disain
Produk
SOP
Software Aplikasi
Produk
1. Disain SOP
2. Disain Produk
3. Disain dan Installasi Software
4. (Pengadaan Komputer)
3. Pelatihan SDM SDM Pengurus/Pengawas
dan Pengelola
1. Rekrutmen
2. Pelatihan Perkoperasian
3. Pelatihan ke-LKM-an/BMT-an
4. Pendampingan Bersinergi dengan BMT Pendamping
Kelembagaan koperasi berfungsi
optimal dan pelayanan pada
masyarakat makin efektif dan efisien
1. Penyiapan sistem
pendampingan berupa Mou
2. Pelaksanaan pendampingan
3. Monitoring dan evaluasi
5
RUANG LINGKUP PEKERJAAN BMT BL
7. Sistem Manajemen sistem yang
menggambarkan bagaimana perusahaan
bekerja untuk mencapai tujuan, visi dan
misinya.
Standard Operating Procedure (SOP)
standar pelaksanaan/ operasional dari sistem
manajemen
8. Menyamakan persepsi
Konsistensi proses
Up to date terhadap perubahan
Mampu telusur
Transfer of Knowledge
Continuous Improvement
9. Kebijakan
Prosedur
Regulasi & Peraturan
Formulir/ Catatan
- UU no. 25 tahun 1992
- PP no. 9 tahun 1995
- Kepmen no. 91 tahun 2004
Visi dan Misi
Company Value Proses Bisnis Tujuan
10. INPUT PROSES
OUTPUT
Bagian
A
Bagian
B
Bagian
C
PROSES : Merubah INPUT menjadi OUTPUT,
melalui beberapa aktivitas lintas bagian dan level
Untuk mendapatkan Output yang baik Input dan Proses harus baik
SOP mengatur setiap proses/ aktivitas yang dijalankan
11. Proses Tabungan
Proses Simpanan Berjangka
Proses Pembiayaan
Anggota
Anggota
Manajemen
SDM
Manajemen
Infrastruktur
Manajemen
Keuangan
Manajemen
Sistem/Informasi
12. Visi merupakan aspirasi masa depan tanpa merinci
bagaimana untuk mencapai apa yang ingin dicapai oleh
BMT tersebut.
Peran Visi :
Menghasilkan komitmen dan memotivasi pengelola, pengurus,
dan anggota
Memberi arti bagi kehidupan anggota
Menjembatani masa sekarang dan masa yang akan datang
13. Misi adalah seperangkat tujuan mendasar yang membedakan dengan
organisasi sejenis serta mengungkapkan kawasan operasi organisasi
tentang produk dan pasarnya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun Misi :
Nasabah
Produk/ layanan
Pasar
Teknologi
Citra
Komitmen terhadap anggota
Komitmen untuk tetap ada, berkembang dan memperoleh keuntungan
14. Adalah dokumen yang menjelaskan sistem manajemen
dari BMT, terdiri dari:
Penguatan Ruhiah
Organisasi dan Kelembagaan
Prinsip Umum Operasional
Pengelolaan Dana
Simpanan
Pembiayaan
Akuntansi
Pengawasan Internal
15. Menggambarkan urutan aktivitas, PIC yang mengerjakan,
interaksi dengan pihak lain serta catatan/dokumen yang
harus dibuat
Contoh:
SOP Proses Awal Hari
SOP Proses Akhir Hari
SOP Pembukaan Rekening Tabungan
SOP Permohonan Pembiayaan
SOP Setoran Tabungan
SOP Penarikan Tabungan
dll
17. BMT: lembaga keuangan mikro syariah
lembaga keuangan untuk usaha mikro dan
kecil
BMT: Baitul Maal wat Tamwil
Baitul Maal: non-profit (nirlaba)
Baitul Tamwil: profit oriented
BMT berbadan hukum Koperasi Jasa Keuangan
Syariah (KJKS)
18. Microfinance
Institution
Bank Non-Bank
• Bank Umum
• Bank Syariah
• BPR
• BPR Syariah
• BMT/KJKS/UJKS
• KSP/USP
• Pegadaian
• Asuransi
19. Payung Hukum
UU no 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian
PP no 9 tahun 1995 tentang Usaha Simpan Pinjam
oleh Koperasi
Kepmen no 91 tahun 2004 tentang Juklak KJKS
20. BMT sbg Baitul Maal
ZIS ZIS
“Aghniyaa” BMT
(Muzakki)
“Dhuafa”
(Mustahik)
Lembaga Amil Zakat, Infaq, Shadaqah
21. BMT sbg Baitul Tamwil
Bagi Hasil Marjin/Bagi Hasil
“Punya Uang” BMT
(Investor)
“Perlu Uang”
(Entrepreneur)
Tabungan
Simpanan Berjangka
Pembiayaan
Lembaga Keuangan Syariah
23. Manajer
Bag. Marketing Bag. Operasional Bag. Keuangan
Customer Service
AO/ Collector
Credit Support
Teller
Admin
Akunting
Budgeting
24. RAT: pemegang kekuasaan tertinggi pada koperasi
DPS: mengawasi aspek syariah dari operasional koperasi
Pengawas: mengawasi kegiatan usaha koperasi yang
dijalankan pengurus
Pengurus: eksekutif yang bertanggung jawab atas
kegiatan usaha koperasi
Manajer: profesional yang direkrut untuk mengelola
operasional harian koperasi secara full-time.
25. Produk BMT Produk Bank
Tabungan Tabungan
Simpanan B’jangka Deposito
- Giro
Pembiayaan Kredit
Jasa Pembayaran Jasa Pembayaran
Pengiriman Uang Pengiriman Uang
- Valas
- Kliring
Baitul Maal -
Next : Prinsip Syariah
27. Akad adalah perikatan, perjanjian dan permufakatan
(ittifaq) sesuai dengan kehendak syariah yang akan
berpengaruh pada obyek perikatan. Akad yang sesuai
dengan ketentuan syariah memiliki konsekuensi dan
kekuatan hukum yang bersifat mengikat.
Rukun dari sebuah akad adalah:
Muta’aqidaani (Para Pihak)
Ma’qud fiih (Obyek akad)
Shigat/ijab qabul (Pengikatan Perjanjian)
28. Wadiah
Wadiah yad amanah
Wadiah yad dhomanah
Mudharabah
Mudharbah al mutlaqah
Mudharabah muqayyadah
29. yad Amanah
yad Dhomanah
NasabahMenitipkan Harta BMT
Pembiayaan
Marjin/ Bagi Hasil
UMKM
BMT tidak memberikan
bagi hasil tapi dapat
memberikan bonus
kepada nasabah dan
tidak boleh diperjanjikan
sebelumnya
30. BMT
(Mudharib)
Nasabah
(Shahibul Maal)
Investasi
Bagi Hasil
Pembiayaan
Marjin/Bagi Hasil
UMKM
BMT memberikan bagi
hasil atas
pendapatan/profit yang
diperoleh dari hasil
pengelolaan dana
berdasarkan nisbah
yang disepakati
33. UMKM
(Musytari)
BMT
(Ba’i)
Menjual Barang kepada UMKM
Membayar kepada KJKS
Membeli/menyediakan Barang
BARANG
(Obyek Jual Beli)
34. Mumtahiya bit Tamlik
UMKM
(Musta’jir)
Menyewakan barang/jasa kepada UMKM
BMT
(Mu’ajjir)
Membayar Ujrah kepada KJKS
Menyediakan barang/jasa
BARANG/JASA
(Ma’jur)
Pengalihan hak
kepemilikan barang
pada akhir masa sewa
35. UMKM
(Mudharib)
BMT
(Shahibul Maal)
Perjanjian Mudharabah
(Nisbah Bagi Hasil)
Bagi Hasil Bagi Hasil
Revenue/
Profit
Modal 100% Pengelolaan 100%
USAHA
PRODUKTIF
36. Perjanjian Musyarakah
BMT UMKM
Bagi Hasil Bagi Hasil
Profit
Modal + Pengelolaan Modal + Pengelolaan
USAHA
PRODUKTIF
37. UMKM
(Peminjam)
BMT
(Pemilik Dana)
Meminjamkan dana
Mengembalikan pokok pinjaman
42. AKTIVA
Kas
Bank
Aktiva Produktif
• Piutang Murabahah
• Ijarah
• Pembiayaan Mudharabah
• Pembiayaan Musyarakah
• Piutang Al Qardh
Aktiva Tetap
• Tanah/Bangunan
• Kendaraan
• Inventaris
Aktiva Lain-lain
• Sewa Dibayar Dimuka
• Biaya Dibayar Dimuka
PASIVA
Investasi Tidak Terikat
• Tabungan
• Simpanan Berjangka
Kewajiban/Hutang
• Hutang Jangka Pendek
• Hutang Jangka Panjang
Modal
• Simpanan Pokok
• Simpanan Wajib
• Hibah
• Laba Ditahan
43. Simpanan adalah sejumlah dana yang
dipercayakan oleh anggota, calon anggota,
koperasi-koperasi lain dan atau anggotanya
kepada koperasi dalam bentuk tabungan dan
simpanan koperasi berjangka.
44. Tabungan adalah simpanan anggota dan calon
anggota pada koperasi yang penyetorannya
dilakukan secara angsuran dan penarikannya
hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu
yang disepakati antara penabung dengan
koperasi yang bersangkutan dengan
menggunakan Buku Tabungan
45. Nasabah perorangan dan lembaga berdomisili di
Indonesia dengan status anggota, calon anggota, koperasi
lain atau anggotanya.
Penyetoran dapat dilakukan siapapun.
Pelayanan tabungan dilakukan oleh Customer Service
Penggantian buku tabungan hilang harus menunjukkan
kartu identitas asli dan dibebankan biaya administrasi
46. Rekening tidak aktif otomatis ditutup.
Penutupan rekening dikenakan biaya.
Besarnya batas nominal setoran dan penarikan
ditetapkan Pengurus.
Penarikan harus oleh pemilik rekening dengan
membawa Buku tabungan.
47. Untuk meningkatkan pelayanan dan
mempermudah nasabah melakukan transaksi
dapat dilakukan transaksi dengan sistem
jemput bola (di lapangan).
Transaksi di luar kantor dilakukan oleh staf
(petugas) khusus yang diberikan kewenangan
(kolektor).
48. Simpanan Berjangka Koperasi adalah
simpanan pada koperasi yang penyetorannya
dilakukan sekali dan penarikannya hanya
dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut
perjanjian antara penyimpan dengan koperasi
bersangkutan.
49. Sebelum membuka Simpanan Berjangka nasabah
diwajibkan telah memiliki rekening tabungan.
Jangka waktu Simpanan Berjangka : 1 bulan, 3 bulan,
6 bulan dan 12 bulan.
Pelayanan Simpanan Berjangka dilakukan oleh
Customer Service.
Sebagai bukti Simpanan Berjangka Baitul Qiradh
mengeluarkan Bilyet Simpanan Berjangka.
50. Rekening Simpanan Berjangka dapat dijadikan
sebagai jaminan Pinjaman.
Rekening yang dijaminkan akan diblokir
sejumlah nilai yang dijaminkan.
Simpanan Berjangka tidak dapat dicairkan
sebelum waktu jatuh temponya.
51. Setiap transaksi Simpanan yang dilakukan
harus dipastikan kebenarannya.
Setiap hari Teller melaporkan transaksi yang
terjadi dan memeriksa jumlah fisik uang.
Perhitungan bagi hasil Simpanan dilakukan
setiap akhir bulan.
52. Untuk menghindari terjadinya tindak pidana
“pencucian uang”, simpanan berjumlah besar
melebihi batas kewajaran, nasabah diminta
menginformasikan secara tertulis sumber dana
tersebut.
54. AKTIVA
Kas
Bank
Aktiva Produktif
• Piutang Murabahah
• Ijarah
• Pembiayaan Mudharabah
• Pembiayaan Musyarakah
• Piutang Al Qardh
Aktiva Tetap
• Tanah/Bangunan
• Kendaraan
• Inventaris
Aktiva Lain-lain
• Sewa Dibayar Dimuka
• Biaya Dibayar Dimuka
PASIVA
Investasi Tidak Terikat
• Tabungan
• Simpanan Berjangka
Kewajiban/Hutang
• Hutang Jangka Pendek
• Hutang Jangka Panjang
Modal
• Simpanan Pokok
• Simpanan Wajib
• Hibah
• Laba Ditahan
55. Penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam-meminjam antara Koperasi
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu
tertentu disertai dengan pembayaran sejumlah
imbalan (bagi hasil/marjin).
56. Kepercayaan mempercayakan sejumlah uang
untuk dikelola
Waktu adanya batasan waktu pengelolaan dana
Resiko antisipasi tingkat keamanan dan
ketidakpastian
Keuntungan tingkat keuntungan yang akan
diperoleh
57. Pembiayaan Modal Kerja pembiayaan yang
digunakan untuk menambah modal kerja produktif.
Pembiayaan Investasi pembiayaan yang digunakan
sebagai investasi pada usaha produktif.
Pembiayaan Konsumtif pembiayaan yang
digunakan untuk kebutuhan konsumtif.
58. Jangka Pendek pembiayaan dengan jangka waktu
kurang dari 1 tahun
Jangka Menengah 1 tahun
Jangka Panjang pembiayaan dengan jangka waktu
lebih dari 1 tahun
59. Mengajukan permohonan secara tertulis.
Memiliki rencana kegiatan usaha (untuk pembiayaan
produktif)
Memiliki dokumen yang menjamin keamanan
pembiayaan (jaminan pembiayaan).
Mengikuti proses dan prosedur yang telah ditetapkan.
60. Kualitatif analisa terhadap kemauan bayar dari
calon peminjam (karakter, sifat, kebiasaan, integritas).
Kuantitatif analisa terhadap kemampuan bayar
dari calon peminjam (kelayakan usaha, repayment
capacity, potensi pendapatan, biaya-biaya).
61. Character penilaian karakter calon peminjam
Capacity penilaian terhadap kemampuan pengembalian
(repayment capacity)
Capital penilaian terhadap modal yang dimiliki calon
peminjam
Collateral penilaian terhadap jaminan
Condition penilaian kondisi ekonomi secara umum
62. Adalah suatu panitia yang berwenang untuk
memberikan persetujuan atau tidak disetujuinya
suatu permohonan fasilitas pembiayaan dari si
pemohon (anggota). Pengajuan komite berasal dari
hasil analisa kuantitatif maupun kualitatif yang
dipromotori oleh analis (account officer)
63. Memberikan persetujuan terhadap permohonan
yang diajukan.
Memberikan persetujuan dengan bersyarat atau
catatan yang harus dipenuhi terlebih dahulu
terhadap permohonan yang diajukan.
Menolak permohonan yang diajukan.
64. Membahas dan mengevaluasi permohonan pembiayaan
yang diajukan secara detail
Menyetujui atau menolak permohonan pembiayaan
Membahas dan mengevaluasi pembiayaan Bermasalah
serta mengambil keputusan dan menetapkan langkah
untuk penyelesaian termasuk rekomendasi
penghapusan pembiayaan.
Membahas dan mengevaluasi perubahan/ pengalihan
tingkat kolektibilitas.
65. Kriteria Pembiayaan Bermasalah :
Dalam pelaksanaanya belum mencapai/
memenuhi target yang diinginkan oleh BMT.
Memiliki kemungkinan timbulnya resiko
dikemudian hari bagi BMT dalam arti luas.
Mengalami kesulitan dalam penyelesaian
kewajiban baik dalam bentuk pembayaran kembali
pokoknya dan atau pembayaran keuntungan.
66. BURUK BAIK
2 4
3
PROSPEK USAHA
ITIKAD
BURUK BAIK
1
67. Hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan
sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk
terhadap rentabilitas BMT
Rasio kualitas aktiva produktif (BDR = Bad Debt Ratio)
semakin besar
BMT harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva
produktif
ROA (Return on Asset) mengalami penurunan
Penurunan tingkat kesehatan BMT berdasarkan perhitungan
CAMEL
69. Faktor Internal
Analisa pembiayaan yang tidak akurat
Lemahnya pengawasan dan monitoring
Pengikatan Perjanjian pembiayaan dan jaminan
tidak sempurna
pembiayaan diberikan secara terkonsentrasi baik
jumlah maupun penerimanya
Lemahnya SDM
70. Faktor Eksternal
Anggota menyalah gunakan pembiayaan yang diperolehnya.
Anggota kurang mampu mengelola usahanya
Anggota beritikad tidak baik
Kondisi ekonomi yang tidak kondusif yang menyebabkan turunnya
pendapatan usaha sehingga mempengaruhi kemampuan
Anggota untuk membayar kewajibannya kepada BMT
Deregulasi peraturan pemerintah pada bidang tertentu yang
berpengaruh secara signifikan terhadap usaha Anggota
71. Force Majeur Faktor ini disebabkan karena
suatu peristiwa atau kondisi yang diluar
kemampuan BMT dan Anggota untuk
mengontrol dan menanggulanginya.
Penyebabnya antara lain bencana alam,
kebakaran, perang huru-hara dan pemogokan.
72. Tindakan Preventif
Proses Analisa
Monitoring dan Evaluasi
On Desk Monitoring berdasarkan laporan dan data
On Site Monitoring berdasarkan kunjungan lapangan
Audit investigasi
73. Tindakan Revitalisasi
Reschedule penjadwalan kembali
Kondisi nasabah permasalahan cashflow, usaha
masih prospek, kemampuan masih ada, plafon
pembiayaan tidak berubah
Dilakukan dengan perubahan jadwal angsuran,
pemberian grace period, perubahan jumlah
angsuran.
74. Tindakan Revitalisasi
Restructure penyusunan ulang
Kondisi nasabah permasalahan cashflow, usaha
masih prospek, kemampuan masih ada, plafon
pembiayaan berubah
Dilakukan dengan penambahan plafon,
penggantian/ pengalihan kepada pihak ketiga,
pembuatan perjanjian baru dengan menghapus
perjanjian lama.
75. Tindakan Revitalisasi
Recondition persyaratan ulang
Kondisi nasabah potensi usaha masih baik,
sarana usaha masih memadai, permasalahan
cashflow dan manajemen, plafon pembiayaan
tetap.
Dilakukan dengan perubahan agunan, bantuan
manajemen
76. Tindakan Kuratif
Eksekusi non-ligitasi secara sukarela
menyerahkan agunannya
Eksekusi secara formal melalui lembaga hukum
(Pengadilan, Badan Arbitrase)
Likuidasi penutupan dan penjualan seluruh
asset nasabah
Collecting Agent proses penagihan dengan
bantuan pihak ketiga
77. Pembiayaan Yang Disalurkan AKTIVA
PRODUKTIF BMT yang merupakan sumber
pendapatan utama BMT
Pertumbuhan BMT = Pertumbuhan Aktiva
Produktif
Kuantitas Penyaluran Pembiayaan Baru
Kualitas Tingkat kolektibilitas
78. Dana pada BMT adalah investasi (amanah) nasabah
untuk dikelola BMT dan menghasilkan profit
BMT menyalurkan pembiayaan dengan prinsip kehati-hatian
(prudential)
BMT melakukan analisa dan seleksi calon Debitur
Agunan untuk memperkuat komitmen