SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 17
Downloaden Sie, um offline zu lesen
REGISTRASI
TENAGA KESEHATAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 161/MENKES/PER/I/2010
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
1
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 161/MENKES/PER/I/2010
TENTANG
REGISTRASI TENAGA KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 23 ayat (5)
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,
peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan, dan dalam rangka pemberian izin, perlu
mengatur registrasi tenaga kesehatan dengan Peraturan
Menteri Kesehatan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125. Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
3. Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153. Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3637);
2
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82. Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
439/Menkes/Per/VI/2009 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1575/Menkes/Per/XI/2005 lentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Kesehatan;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG
REGISTRASI TENAGA KESEHATAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,
dan/atau masyarakat.
3. Uji Kompetensi adalah suatu proses untuk mengukur pengetahuan,
keterampilan, dan sikap tenaga kesehatan sesuai dengan standar profesi.
4. Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kompetensi
seseorang tenaga kesehatan untuk dapat menjalankan praktik dan/atau
pekerjaan profesinya di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi.
5. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap tenaga kesehatan yang telah
memiliki sertifikat kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya
3
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
serta diakui secara hukum untuk menjalankan praktik dan/atau pekerjaan
profesinya.
6. Surat Tanda Registrasi, selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang diregistrasi setelah
memiliki sertifikat kompetensi.
7. Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia, selanjutnya disingkat MTKI adalah
lembaga yang berfungsi untuk menjamin mutu tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan.
8. Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi, selanjutnya disingkat MTKP adalah
lembaga yang melaksanakan uji kompetensi di daerah dalam rangka proses
registrasi.
9. Menteri adalah menteri yang Iingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang
kesehatan.
10. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan.
BAB II
PELAKSANAAN REGISTRASI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 2
(1) Setiap Tenaga Kesehatan yang akan menjalankan pekerjaan keprofesiannya
wajib memiliki STR.
(2) Untuk memperoleh STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Tenaga
Kesehatan harus mengajukan pemohonan dengan melampirkan persyaratan
meliputi:
a. fotokopi Ijazah pendidikan di bidang kesehatan yang dilegalisir,
b. fotokopi transkrip nilai akademik yang dilegalisir,
c. fotokopi Sertifikat Kompetensi yang dilegalisir;
d. surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik;
e. pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi; dan
f. pas foto terbaru dan berwarna ukuran 4 X 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar
(3) Sertifikat Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c diperoleh
melalui Uji Kompetensi.
(4) STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi ulang setiap 5 (lima)
tahun sekali dengan tetap memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2).
4
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal 3
Dalam rangka pelaksanaan Registrasi dan Uji Kompetensi, Menteri membentuk
MTKI dan MTKP.
Bagian Kedua
Uji Kompetensi
Pasal 4
(1) Uji Kompetensi dilaksanakan oleh MTKP.
(2) Untuk mengikuti Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Tenaga
Kesehatan harus mengajukan permohonan dengan melampirkan persyaratan
meliputi:
a. fotokopi ijazah yang dilegalisir;
b. memiliki surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik;
c. membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etik
profesi atau melampirkan fotokopi surat bukti angkat sumpah; dan
d. pas foto terbaru dan berwarna ukuran 4 X 6 sebanyak 3 (tiga) lembar.
Pasal 5
(1) Untuk melaksanakan Uji Kompetensi, MTKP membentuk Tim Penguji
Kompetensi.
(2) Tim Penguji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari
sekelompok orang yang telah mengikuti pelatihan menguji, dan teruji
kompetensinya, serta telah memiliki sertifikat dari MTKI atas nama Menteri.
(3) Ketentuan mengenai persyaratan untuk menjadi penguji kompetensi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam pedoman teknis MTKI.
Pasal 6
Peserta Uji Kompetensi terdiri dari peserta yang telah menyelesaikan pendidikan
Tenaga Kesehatan atau peserta yang akan melakukan Uji Kompetensi ulang.
Pasal 7
Waktu pelaksanaan Uji Kompetensi disesuaikan dengan jadwal Uji Kompetensi
nasional dan tempat Uji Kompetensi yang tersedia di setiap daerah yang ditetapkan
MTKI.
Pasal 8
Peralatan Uji Kompetensi yang meliputi bahan dan alat uji harus disediakan dan
dilengkapi sesuai dengan materi Uji Kompetensi.
5
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal 9
(1) Uji Kompetensi dilakukan di Institusi pendidikan tenaga kesehatan yang
terakredilasi atau tempat lain yang ditunjuk.
(2) Materi Uji Kompetensi disusun oleh MTKI sesuai dengan standar kompetensi
yang telah ditetapkan dalam standar profesi.
(3) Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara Uji Kompetensi ditetapkan oleh MTKI.
Pasal 10
(1) Tenaga Kesehatan yeng telah lulus Uji Kompetensi diberikan Sertifikat
Kompetensi.
(2) Sertifikat Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Ketua MTKP.
(3) Sertifikat Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) barlaku selama 5
(lima) tahun dan dapat dilakukan Uji Kompetensi kembali setelah habis masa
berlakunya.
(4) Berdasarkan Sertifikat Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
Tenaga Kesehatan harus segera mengajukan permohonan memperoleh STR.
(5) Contoh Sertifikat Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum
dalam Formulir I terlampir.
Pasal 11
Bagi Tenaga Kesehatan asing dan/atau lulusan luar negeri berlaku ketentuan Uji
Kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Ketiga
Registrasi
Pasal 12
(1) Untuk memperoleh STR, Tenaga Kesehatan harus mengajukan permohonan
kepada Ketua MTKI melalui MTKP.
(2) Contoh surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana
tercantum dalam Formulir II terlampir.
(3) MTKI melakukan Registrasi secara nasional dan memberikari nomor Registrasi
peserta kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi melalui MTKP.
(4) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi selaku registrar menandatangani STR atas
nama MTKI dan STR berlaku secara nasional di seluruh wilayah Indonesia.
(5) Contoh STR sebagaimana tercantum dalam Farmulir III terlampir.
(6) MTKI menyampaikan pembukuan Registrasi kepada Menteri melalui Kepala
Badan.
6
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal 13
(1) Tenaga Kesehatan asing dan/atau lulusan luar negeri yang bekerja di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib memiliki STR.
(2) Untuk memperoleh STR, Tenaga Kesehatan asing sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus memenuhi persyaratan meliputi:
a. memiliki ijazah pendidikan di bidang kesehatan;
b. memiliki Sertifikat Kompetensi;
c. memiliki surat keterangan telah mengikuti program adaptasi/evaluasi;
d. memiliki surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik;
e. pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi; dan
rekomendasi organisasi profesi dari negara asal,
(3) Untuk memperoleh STR, lulusan luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) yang merupakan Warga Negara Indonesia harus memenuhi persyaratan
meliputi:
a. memiliki ijazah pendidikan di bidang kesehatan;
b. memiliki Sertifikat Kompetensi;
c. memiliki surat keterangan telah mengikuti program adaptasi/evaluasi;
d. memiliki surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki Surat lzin Praktik;
dan
e. pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.
(4) Tenaga Kesehatan warga negara asing dan/atau lulusan luar negeri selain
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus melengkapi
surat izin kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 14
STR tidak berlaku apabila :
a. dicabut atas dasar peraturan perundang-undangan;
b. habis masa berlakunya;
c. atas permintaan yang bersangkutan; atau
d. yang bersangkutan meninggal dunia.
BAB III
MTKI
Baglan Kesatu
Umum
Pasal15
(1) Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Tenaga
Kesehatan dibentuk MTKI.
(2) MTKI bertanggung jawab kepada Menteri.
7
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Bagian Kedua
Tugas
Pasal16
MTKI mempunyai tugas:
a. membantu Menteri dalam menyusun kebijakan, strategi, dan tata laksana
Registrasi;
b. melakukan upaya pengembangan mutu Tenaga Kesehatan;
c. melakukan kaji banding mutu Tenaga Kesehatan;
d. menyusun tata cara Uji Kompetensi, penguji, dan monitoring MTKP;
e. memberikan nomor Registrasi Tenaga Kesehatan;
f. menerbitkan dan mencabut STR;
g. melakukan sosialisasi Registrasi Tenaga Kesehatan; dan
h. melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Registrasi.
Bagian Ketiga
Susunan Organisasi dan Keanggotaan
Pasal 17
(1) Susunan organisasi MTKI terdiri atas:
a. Ketua;
b. Divisi Profesi;
c. Divisi Standarisasi; dan
d. Divisi Evaluasi.
(2) Keanggotaan MTKI ditetapkan oleh Menteri atas usul Kepala Badan yang terdiri
dari unsur-unsur:
a. Kementerian Kesehatan sebanyak 4 (empat) orang;
b. Perwakilan organisasi profesi perawat sebanyak 3 (tiga) orang;
c. Perwakilan organisasi profesi bidan sebanyak 2 (dua) orang;
d. perwakilan organisasi profesi lainnya sebanyak 1 (satu) orang dari masing-
masing profesi; dan
e. perwakilan unsur pendidikan sebanyak 1 (satu) orang.
(3) Persyaratan keanggotaan MTKI meliputi:
a. Warga Negara Republik Indonesia;
b. surat pernyataan kesediaan bekerja penuh waktu;
c. latar belakang pendidikan minimal Strata 1 (satu) bidang kesehatan;
d. memiliki dedikasi yang tinggi terhadap mutu pelayanan kesehatan;
e. berusia antara 45 (empat puluh lima) tahun sampai dengan 60 (enam puluh)
tahun;
f. sehat jasmani dan rohani;
g. memiliki pengalaman bekerja sebagai profesional di bidang kesehatan sesuai
dengan kualifikasinya minimal selama 3 (tiga) tahun;dan
h. berdomisili di ibukota negara Republik Indonesia.
8
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
(4) Masa bakti keanggotaan MTKI adalah 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali
maksimal 1 (satu) periode.
(5) Ketua MTKI dan Divisi dijabat oleh salah satu wakil dari Kementerian Kesehatan.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai keanggotaan MTKI ditetapkan oleh Ketua MTKI.
Pasal 18
(1) Divisi Profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b bertugas:
a. memberikan masukan dalam pelaksanaan Uji Kompetensi yang meliputi
mekanisme, materi, penguji, dan tempat; dan
b. menunjuk perwakilan anggota organisasi profesi untuk dicalonkan dalam
penyelenggaraan Uji Kompetensi.
(2) Divisi Standarisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf c
mempunyai tugas:
a. menyusun standar materi Uji Kompetensi;
b. mengembangkan standar materi Uji Kompetensi;
c. menyusun kriteria penguji;
d. menyusun standar materi pelatihan tim penguji; dan
e. menetapkan standar prosedur operasional Uji Kompetensi.
(3) Divisi Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf d
mempunyai tugas:
a. melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Uji Kompetensi; dan
b. melaksanakan monitoring dan evaluasi pendidikan, pelatihan, penelitian dan
pengembangan.
Pasal 19
MTKI dalam melaksanakan tugasnya dibantu:
a. Sekretariat, yang merupakan unit Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan; dan
b. Tim Ad hoc yang dibentuk oleh MTKI.
Pasal 20
(1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a dipimpin oleh
seorang Sekretaris.
(2) Sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan oleh Kepala Badan
dan bertugas sebagai pelaksana administrasi MTKI.
(3) Sekretariat MTKI mempunyai tugas:
a. melakukan sinkronisasi dan harmonisasi tugas MTKI dengan kebijakan
Pemerintah;
b. penatausahaan STR; dan
c. mengelola keuangan, kearsipan, personalia, dan kerumahtanggaan MTKI.
9
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
BAB IV
MTKP
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 21
(1) MTKP merupakan unit fungsional dari Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan dibawah koordinasi
MTKI.
(2) MTKP dibentuk di setiap provinsi dan berkedudukan di ibukota provinsi.
(3) MTKP bertanggung jawab kepada Kepala Badan melalui MTKI.
Bagian Kedua
Tugas, dan Wewenang
Pasal 22
MTKP mempunyai tugas:
a. melakukan rekrutmen calon peserta Uji Kompetensi;
b. meneliti kelengkapan dan keabsahan terhadap persyaratan calon peserta Uji
Kompetensi:
c. melaksanakan Uji Kompetensi;
d. menerbitkan sertifikat Uji Kompetensi;
e. memberikan rekomendasi kepada institusi pendidikan yang terakreditasi untuk
melakukan pendidikan dan pelatihan bagi peserta yang tidak lulus Uji
Kompetensi;
f. melaksanakan kebijakan Uji Kompetensi;
g. melaksanakan pemantauan Uji Kompetensi; dan
h. mempublikasikan hasil Uji Kompetensi.
Pasal 23
Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, MTKP
mempunyai wewenang:
a. menyetujui atau menolak permohonan Uji Kompetensi;
b. melaksanakan sosialisasi Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan di Provinsi;
c. memberikan Sertifikat Kompetensi kepada peserta yang lulus ujian kompetensi;
d. melakukan koordinasi pelaksanaan Uji Kompetensi dengan MTKI;
e. membuat laporan berkala kepada MTKI dengan tembusan Pemerintah Daerah
Provinsi; dan
f. melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
di Provinsi.
10
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Bagian Ketiga
Susunan Organisasi dan Keanggotaan
Pasal24
(1) Susunan organisasi MTKP terdiri dari:
a. Ketua;
b. Divisi Registrasi;
c. Divisi Uji;
d. Divisi Pendidikan. Pelatihan dan Pembinaan; dan
e. Divisi Evaluasi.
(2) Ketua MTKP dijabat oleh perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi.
(3) Keanggotaan MTKP ditetapkan oleh Kepala Badan.
Pasal 25
(1) Keanggotaan MTKP terdiri dan unsur-unsur yang berasal dari:
a. Dinas Kesehatan; dan
b. perwakilan organisasi profesi.
(2) Persyaratan keanggotaan MTKP meliputi:
a. Warga Negara Indonesia;
b. surat pernyataan kesediaan bekerja penuh waktu ;
c. latar belakang pendidikan minimal Strata 1 (satu) bidang kesehatan atau
setara;
d. memiliki dedikasi yang tinggi terhadap mutu pelayanan kesehatan;
e. berusia antara 40 (ernpat puluh) tahun sarnpai dengan 60 (enam puluh)
tahun;
f. sehat jasmani dan rohani; dan
g. memiiiki pengalaman bekerja sebagai profesional di bidang kesehatan
minimal 3 (tiga) tahun.
(3) Masa bakti keanggotaan MTKP adalah 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali
maksimal 1 (satu) periode.
Pasal 26
MTKP dalam melaksanakan tugasnya dibantu:
a. Sekretariat yang dipimpin oleh Sekretaris; dan
b. Tim Ad hoc yang dibentuk oleh MTKP.
Pasal 27
Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi dan tata kerja MTKP di tetapkan oleh
Ketua MTKI.
11
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
BAB V
PEMBIAYAAN
Pasal 28
(1) Pembiayaan kegiatan MTKI dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
(2) Pembiayaan kegiatan MTKP dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi, dan/atau
peran serta masyarakat dalam pelaksanaan Uji Kompetensi.
(3) Pemerintah dapat memberikan bantuan pendanaan pelaksanaan Registrasi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 29
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan pembinaan dan pengawasan
dengan mengikutsertakan organisasi profesi.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan
untuk:
a. meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan Tenaga Kesehatan;
b. melindungi masyarakat atas tindakan yang dilakukan Tenaga Kesehatan; dan
c. memberikan kepastian hukum bagi masyarakat dan Tenaga Kesehatan.
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 30
(1) Tenaga Kesehatan yang telah diregistrasi dan mendapatkan bukti tertulis
pemberian kewenangan untuk menjalankan pelayanan kesehatan di seluruh
wilayah Indonesia dinyatakan telah memiliki STR sampai dengan masa
berlakunya berakhir.
(2) Bukti tertulis pemberian kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi;
a. SIB untuk Tenaga Kesehatan Bidan
b. SIP untuk Tenaga Kesehatan Perawat
c. SIF untuk Tenaga Kesehalan Fisioterapis
d. SIPG untuk Tenaga Kesehatan Perawat Gigi
12
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
e. SIRO untuk Tenaga Kesehatan Refraksionis Optisien
f. SlTW untuk Tenaga Kesehatan Terapis Wicara
g. SIR untuk Tenaga Kesehatan Radiografer
h. SlOT untuk Tenaga Kesehatan Okupasi Terapis
(3) Tenaga Kesehatan yang telah memiliki Sertifikat Kompetensi yang diperoleh
sebelum terbentuknya MTKI dan MTKP berdasarkan Peraturan ini, dan belum
memiliki bukti tertulis pemberian kewenangan dinyatakan telah memiliki Sertifikat
Kompetensi berdasarkan Peraturan ini.
(4) Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat mengajukan
permohonan Registrasi berdasarkan Peraturan ini.
Pasal 31
(1) Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, proses Registrasi Tenaga Kesehatan
sebelum terbentuknya MTKP dan MTKI, untuk:
a. Perawat dilaksanakan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat;
b. Fisioterapis dilaksanakan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1363/Menkes/SK/XII/2001 tentang Registrasi dan Izin Praktik Fisioterapis;
c. Perawat gigi dilaksanakan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1392/Menkes/SK/XII/2001 tentang Registrasi dan Izin Kerja Perawat Gigi;
d. Refraksionis Optisien dilaksanakan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 544/Menkes/SK/Vl/2002 tentang Registrasi dan Izin Kerja Refraksionis
Optisien;
e. Bidan dilaksanakan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan;
f. Terapis wicara dilaksanakan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
867/Menkes/Per/VIII/2004 tentang Registrasi dan Praktik Terapis Wicara;
g. Radiografer dilaksanakan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
357/Menkes/Per/V/2006 tentang Registrasi dan Izin Kerja Radiografer; dan
h. Okupasi terapis dilaksanakan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
548/Menkes/Per/V/2007 tentang Registrasi dan Izin Kerja Okupasi Terapis.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku apabila MTKI dan
MTKP setempat telah terbentuk.
(3) MTKP yang telah terbentuk pada saat Peraturan ini mulai berlaku, harus
menyesuaikan diri dengan ketentuan dalam Peraturan ini.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 32
Ketentuan Registrasi Tenaga Kesehatan dalam Peraturan ini tidak berlaku bagi
tenaga medis dan tenaga kefarmasian.
13
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal 33
(1) MTKI harus dibentuk paling lambat 6 (enam) bulan sejak Peraturan ini
ditetapkan.
(2) MTKP harus dibentuk paling lambat 1 (satu) tahun sejak Peraturan ini ditetapkan.
Pasal 34
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, maka:
1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang
Registrasi dan Praktik Perawat;
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1363/Menkes/SK/XII/2001 tentang
Registrasi dan Izin Praktik Fisioterapis;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1392/Menkes/SK/XII/2001 tentang
Registrasi dan Izin Kerja Perawat Gigi;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 544/Menkes/SK/Vl/2002 tentang Registrasi
dan Izin Kerja Refraksionis Optisien;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang
Registrasi dan Praktik Bidan;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 867/Menkes/Per/VIII/2004 tentang
Registrasi dan Praktik Terapis Wicara;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 357/Menkes/Per/V/2006 tentang Registrasi
dan Izin Kerja Radiografer; dan
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 548/Menkes/Per/V/2007 tentang Registrasi
dan Izin Kerja Okupasi Terapis,
Sepanjang yang mengatur pelaporan dan registrasi, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku, apabila MTKI dan MTKP telah terbentuk.
Pasal 35
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini
dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 28 Januari 2010
MENTERI KESEHATAN,
dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH
Pas foto
Formulir I
KOP
MAJELIS TENAGA KESEHATAN PROVINSI
SERTIFIKAT KOMPETENSI…..(SESUAI JENIS TENAGA KESEHATAN)
Nomor …
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
161/MENKES/PER/I/2010 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan, Bahwa kepada :
Nama : ….
Tempat, tanggal lahir : ….
Lulusan : ….
Tahun : ….
Dinyatakan telah lulus uji kompetensi sebagai tenaga kesehatan pada Majelis Tenaga
Kesehatan Provinsi dengan nomor sertifikat … dan diberi kewenangan untuk
melakukan pekerjaan keprofesiannya di seluruh wilayah Indonesia sesuai dengan
kompetensi pendidikannya.
Surat tanda lulus sertifikasi tenaga kesehatan ini berlaku sampai dengan tanggal …
…. (5 tahun)
….. , ….
Ketua
Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi
(…)
Formulir II
Perihal : Permohonan Surat Tanda Registrasi
…. (Sesuai Jenis Tenaga Kesehatan)
Yang terhormat,
Ketua MTKI
Di
……
Yang bertanda tangan dibawahini:
Nama : ….
Tempat, tanggal lahir : ….
Lulusan : ….
Tahun : ….
Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi
… (sesuai kenis tenaga kesehatan)
Sebagai bahan pertimbangan terlampir:
a. Fotokopi ijazah yang dilegalisir oleh institusi pendidikan;
b. Fotokopi transkrip nilai akademik yang dilegalisir oleh institusi pendidikan;
c. Fotokopi Sertifikat Kompetensi yang dilegalisir oleh Majelis Tenaga Kesehatan
Provinsi
d. Surat keterangan sehat dari dokter;
e. Pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi; dan
f. Pas foto berwarna ukuran 4 X 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.
Atas perhatian Bapak/Ibu, diucapkan terima kasih.
…. , …
Pemohon
Pas foto
MTKI
Registrar
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi …
( …. )
Formulir III
KOP
MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA
SERTIFIKAT TANDA REGISTRASI…..(SESUAI JENIS TENAGA KESEHATAN)
Nomor …
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
161/MENKES/PER/I/2010 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan, Bahwa kepada :
Nama : ….
Tempat, tanggal lahir : ….
Lulusan : ….
Tahun : ….
Dinyatakan telah teregistrasi sebagai tenaga kesehatan pada MTKI dengan nomor
registrasi …, dan diberi kewenangan untuk melakukan pekerjaan tenaga kesehatan di
seluruh wilayah Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Surat Tanda Registrasi Tenaga Kesehatan ini berlaku sampai dengan tanggal … ….
… , …
Tembusan:
1. Kepala Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan.
2. Kepala Pusat Pemberdayaan Profesi dan Tenaga Kesehatan Luar Negeri
Badan PPSDM Kesehatan.
3. Pengurus Pusat organisasi profesi tenaga kesehatan.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Permenkes 1148 2011_tentang_pbf
Permenkes 1148 2011_tentang_pbfPermenkes 1148 2011_tentang_pbf
Permenkes 1148 2011_tentang_pbfADIJM
 
Permenkes 23 tahun 2013
Permenkes 23 tahun 2013Permenkes 23 tahun 2013
Permenkes 23 tahun 2013Mahar Santoso
 
Persyaratan mendirikan pbf
Persyaratan mendirikan pbfPersyaratan mendirikan pbf
Persyaratan mendirikan pbfNevada Farahiyah
 
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...Ulfah Hanum
 
Permenkes 889 2011
Permenkes 889 2011Permenkes 889 2011
Permenkes 889 2011ADIJM
 
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapisPmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapisppidkemenkes
 
Draft juklak 148 11 jan 2012 rev
Draft juklak 148 11 jan 2012 revDraft juklak 148 11 jan 2012 rev
Draft juklak 148 11 jan 2012 revNs.Heri Saputro
 
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetisPmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetisppidkemenkes
 
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkes
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkesPmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkes
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkesUlfah Hanum
 
Pmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga gizi
Pmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga giziPmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga gizi
Pmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga gizippidkemenkes
 
Permenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatan
Permenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatanPermenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatan
Permenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatanNs.Heri Saputro
 
Peraturan menteri kesehatan no. 9 tahun 2014 tentang klinik
Peraturan menteri kesehatan no. 9 tahun 2014 tentang  klinikPeraturan menteri kesehatan no. 9 tahun 2014 tentang  klinik
Peraturan menteri kesehatan no. 9 tahun 2014 tentang klinikUlfah Hanum
 
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...Iskandar Taran
 
Buku doen 2015
Buku doen 2015 Buku doen 2015
Buku doen 2015 hersu12345
 
Pmk no. 28_ttg_izin_dan_penyelenggaraan_praktik_bidan_
Pmk no. 28_ttg_izin_dan_penyelenggaraan_praktik_bidan_Pmk no. 28_ttg_izin_dan_penyelenggaraan_praktik_bidan_
Pmk no. 28_ttg_izin_dan_penyelenggaraan_praktik_bidan_Azizah Dewi
 

Was ist angesagt? (18)

Permenkes 1148 2011_tentang_pbf
Permenkes 1148 2011_tentang_pbfPermenkes 1148 2011_tentang_pbf
Permenkes 1148 2011_tentang_pbf
 
Permenkes 23 tahun 2013
Permenkes 23 tahun 2013Permenkes 23 tahun 2013
Permenkes 23 tahun 2013
 
Persyaratan mendirikan pbf
Persyaratan mendirikan pbfPersyaratan mendirikan pbf
Persyaratan mendirikan pbf
 
Permenkes 1799 2010
Permenkes 1799 2010Permenkes 1799 2010
Permenkes 1799 2010
 
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...
Se hk.02.02 menkes-24-2017 juklak registrasi, izin praktik dan izin kerja ten...
 
Permenkes 889 2011
Permenkes 889 2011Permenkes 889 2011
Permenkes 889 2011
 
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapisPmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
 
Kasus 2
Kasus 2Kasus 2
Kasus 2
 
Draft juklak 148 11 jan 2012 rev
Draft juklak 148 11 jan 2012 revDraft juklak 148 11 jan 2012 rev
Draft juklak 148 11 jan 2012 rev
 
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetisPmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
 
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkes
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkesPmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkes
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkes
 
Pmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga gizi
Pmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga giziPmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga gizi
Pmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga gizi
 
Permenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatan
Permenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatanPermenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatan
Permenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatan
 
Peraturan menteri kesehatan no. 9 tahun 2014 tentang klinik
Peraturan menteri kesehatan no. 9 tahun 2014 tentang  klinikPeraturan menteri kesehatan no. 9 tahun 2014 tentang  klinik
Peraturan menteri kesehatan no. 9 tahun 2014 tentang klinik
 
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
 
Juknis reedited-januari-2104
Juknis reedited-januari-2104Juknis reedited-januari-2104
Juknis reedited-januari-2104
 
Buku doen 2015
Buku doen 2015 Buku doen 2015
Buku doen 2015
 
Pmk no. 28_ttg_izin_dan_penyelenggaraan_praktik_bidan_
Pmk no. 28_ttg_izin_dan_penyelenggaraan_praktik_bidan_Pmk no. 28_ttg_izin_dan_penyelenggaraan_praktik_bidan_
Pmk no. 28_ttg_izin_dan_penyelenggaraan_praktik_bidan_
 

Ähnlich wie Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan

Pmk no. 1796 ttg registrasi tenaga kesehatan
Pmk no. 1796 ttg registrasi tenaga kesehatanPmk no. 1796 ttg registrasi tenaga kesehatan
Pmk no. 1796 ttg registrasi tenaga kesehatanYulia Wibowo
 
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidanPmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidanliyalugitasari
 
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidanPmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidanTewel Grunge
 
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga SanitarianPermenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga SanitarianAdelina Hutauruk
 
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga SanitarianPMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga SanitarianUFDK
 
Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarian
Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarianPmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarian
Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarianppidkemenkes
 
PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...
PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...
PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...Riska Wasita
 
Legalitas Praktek Perawat
Legalitas Praktek PerawatLegalitas Praktek Perawat
Legalitas Praktek PerawatHasan Rahim
 
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...Ulfah Hanum
 
Permenkes 23 tahun_2019_inpassing_jf_kesehatan
Permenkes 23 tahun_2019_inpassing_jf_kesehatanPermenkes 23 tahun_2019_inpassing_jf_kesehatan
Permenkes 23 tahun_2019_inpassing_jf_kesehatanverdalena
 
MATA KULIAH ETIKA DAN HUKUM.pptx
MATA KULIAH  ETIKA DAN HUKUM.pptxMATA KULIAH  ETIKA DAN HUKUM.pptx
MATA KULIAH ETIKA DAN HUKUM.pptxALIIMRON32407
 

Ähnlich wie Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan (20)

Permenkes161
Permenkes161Permenkes161
Permenkes161
 
Permenkes161
Permenkes161Permenkes161
Permenkes161
 
Permenkes161
Permenkes161Permenkes161
Permenkes161
 
Pmk no. 1796 ttg registrasi tenaga kesehatan
Pmk no. 1796 ttg registrasi tenaga kesehatanPmk no. 1796 ttg registrasi tenaga kesehatan
Pmk no. 1796 ttg registrasi tenaga kesehatan
 
Permenkes 26 tahun 2013
Permenkes 26 tahun 2013Permenkes 26 tahun 2013
Permenkes 26 tahun 2013
 
Draft str okkk
Draft str okkkDraft str okkk
Draft str okkk
 
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidanPmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
 
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidanPmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
 
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga SanitarianPermenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
 
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga SanitarianPMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
 
Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarian
Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarianPmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarian
Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarian
 
PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...
PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...
PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...
 
Legalitas Praktek Perawat
Legalitas Praktek PerawatLegalitas Praktek Perawat
Legalitas Praktek Perawat
 
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
Peraturan Menteri Kesehatan No. 18 Tahun 2017 tentang Uji kompetensi Tenaga K...
 
Bn473 2013
Bn473 2013Bn473 2013
Bn473 2013
 
Permenkes 23 tahun_2019_inpassing_jf_kesehatan
Permenkes 23 tahun_2019_inpassing_jf_kesehatanPermenkes 23 tahun_2019_inpassing_jf_kesehatan
Permenkes 23 tahun_2019_inpassing_jf_kesehatan
 
Peraturan dan perundang AKPER PEMKAB MUNA
Peraturan dan perundang AKPER PEMKAB MUNA Peraturan dan perundang AKPER PEMKAB MUNA
Peraturan dan perundang AKPER PEMKAB MUNA
 
MATA KULIAH ETIKA DAN HUKUM.pptx
MATA KULIAH  ETIKA DAN HUKUM.pptxMATA KULIAH  ETIKA DAN HUKUM.pptx
MATA KULIAH ETIKA DAN HUKUM.pptx
 
Etika 9
Etika 9Etika 9
Etika 9
 
Etika 9
Etika 9Etika 9
Etika 9
 

Mehr von Sainal Edi Kamal

Badan Pengawas Obat dan Makanan - Republik Indonesia.pdf
Badan Pengawas Obat dan Makanan - Republik Indonesia.pdfBadan Pengawas Obat dan Makanan - Republik Indonesia.pdf
Badan Pengawas Obat dan Makanan - Republik Indonesia.pdfSainal Edi Kamal
 
Pedoman-Operasional-BKD-2021-Kirim.pdf
Pedoman-Operasional-BKD-2021-Kirim.pdfPedoman-Operasional-BKD-2021-Kirim.pdf
Pedoman-Operasional-BKD-2021-Kirim.pdfSainal Edi Kamal
 
Rekomendasi IDAI Gagal Ginjal Akut pada Anak yang blm diketahui penyebabnya_1...
Rekomendasi IDAI Gagal Ginjal Akut pada Anak yang blm diketahui penyebabnya_1...Rekomendasi IDAI Gagal Ginjal Akut pada Anak yang blm diketahui penyebabnya_1...
Rekomendasi IDAI Gagal Ginjal Akut pada Anak yang blm diketahui penyebabnya_1...Sainal Edi Kamal
 
Standar Laboratorium Farmasi
Standar Laboratorium FarmasiStandar Laboratorium Farmasi
Standar Laboratorium FarmasiSainal Edi Kamal
 
12 Kesalahan Fatal Penulis Pemula Buku
12 Kesalahan Fatal Penulis Pemula Buku12 Kesalahan Fatal Penulis Pemula Buku
12 Kesalahan Fatal Penulis Pemula BukuSainal Edi Kamal
 
Drug Absorption Studies 2008
Drug Absorption Studies  2008Drug Absorption Studies  2008
Drug Absorption Studies 2008Sainal Edi Kamal
 
New Pharmaceutical, Nutraceutical dan Industrial Products
New Pharmaceutical, Nutraceutical dan Industrial ProductsNew Pharmaceutical, Nutraceutical dan Industrial Products
New Pharmaceutical, Nutraceutical dan Industrial ProductsSainal Edi Kamal
 
Green Tea. Health Benefits and Applications
Green Tea. Health Benefits and ApplicationsGreen Tea. Health Benefits and Applications
Green Tea. Health Benefits and ApplicationsSainal Edi Kamal
 
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015Sainal Edi Kamal
 
Meditory Journal (Vol. 1, No. 2, Desember 2013)
Meditory Journal (Vol. 1, No. 2, Desember 2013)Meditory Journal (Vol. 1, No. 2, Desember 2013)
Meditory Journal (Vol. 1, No. 2, Desember 2013)Sainal Edi Kamal
 
Permenkes No. 34 Tahun 2014 Tentang PBF
Permenkes No. 34 Tahun 2014 Tentang PBFPermenkes No. 34 Tahun 2014 Tentang PBF
Permenkes No. 34 Tahun 2014 Tentang PBFSainal Edi Kamal
 
Permenkes No.028 Tahun 2011 Tentang Klinik
Permenkes No.028 Tahun 2011 Tentang KlinikPermenkes No.028 Tahun 2011 Tentang Klinik
Permenkes No.028 Tahun 2011 Tentang KlinikSainal Edi Kamal
 
Nanoparticle technology for_drug_delivery
Nanoparticle technology for_drug_deliveryNanoparticle technology for_drug_delivery
Nanoparticle technology for_drug_deliverySainal Edi Kamal
 
Cerdas Memilih Obat dan Memilih Penyakit
Cerdas Memilih Obat dan Memilih PenyakitCerdas Memilih Obat dan Memilih Penyakit
Cerdas Memilih Obat dan Memilih PenyakitSainal Edi Kamal
 

Mehr von Sainal Edi Kamal (20)

Badan Pengawas Obat dan Makanan - Republik Indonesia.pdf
Badan Pengawas Obat dan Makanan - Republik Indonesia.pdfBadan Pengawas Obat dan Makanan - Republik Indonesia.pdf
Badan Pengawas Obat dan Makanan - Republik Indonesia.pdf
 
Pedoman-Operasional-BKD-2021-Kirim.pdf
Pedoman-Operasional-BKD-2021-Kirim.pdfPedoman-Operasional-BKD-2021-Kirim.pdf
Pedoman-Operasional-BKD-2021-Kirim.pdf
 
Rekomendasi IDAI Gagal Ginjal Akut pada Anak yang blm diketahui penyebabnya_1...
Rekomendasi IDAI Gagal Ginjal Akut pada Anak yang blm diketahui penyebabnya_1...Rekomendasi IDAI Gagal Ginjal Akut pada Anak yang blm diketahui penyebabnya_1...
Rekomendasi IDAI Gagal Ginjal Akut pada Anak yang blm diketahui penyebabnya_1...
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi DasarFarmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
 
Bahan ajar alat kesehatan
Bahan ajar alat kesehatanBahan ajar alat kesehatan
Bahan ajar alat kesehatan
 
Bahan Ajar Alat Kesehatan
Bahan Ajar Alat KesehatanBahan Ajar Alat Kesehatan
Bahan Ajar Alat Kesehatan
 
Standar Laboratorium Farmasi
Standar Laboratorium FarmasiStandar Laboratorium Farmasi
Standar Laboratorium Farmasi
 
Farmakologi Dasar
Farmakologi DasarFarmakologi Dasar
Farmakologi Dasar
 
12 Kesalahan Fatal Penulis Pemula Buku
12 Kesalahan Fatal Penulis Pemula Buku12 Kesalahan Fatal Penulis Pemula Buku
12 Kesalahan Fatal Penulis Pemula Buku
 
Drug Absorption Studies 2008
Drug Absorption Studies  2008Drug Absorption Studies  2008
Drug Absorption Studies 2008
 
New Pharmaceutical, Nutraceutical dan Industrial Products
New Pharmaceutical, Nutraceutical dan Industrial ProductsNew Pharmaceutical, Nutraceutical dan Industrial Products
New Pharmaceutical, Nutraceutical dan Industrial Products
 
Green Tea. Health Benefits and Applications
Green Tea. Health Benefits and ApplicationsGreen Tea. Health Benefits and Applications
Green Tea. Health Benefits and Applications
 
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
Permenkes No. 84 Tahun 2014 Tentang DAK 2015
 
Meditory Journal (Vol. 1, No. 2, Desember 2013)
Meditory Journal (Vol. 1, No. 2, Desember 2013)Meditory Journal (Vol. 1, No. 2, Desember 2013)
Meditory Journal (Vol. 1, No. 2, Desember 2013)
 
Permenkes No. 34 Tahun 2014 Tentang PBF
Permenkes No. 34 Tahun 2014 Tentang PBFPermenkes No. 34 Tahun 2014 Tentang PBF
Permenkes No. 34 Tahun 2014 Tentang PBF
 
Permenkes No.028 Tahun 2011 Tentang Klinik
Permenkes No.028 Tahun 2011 Tentang KlinikPermenkes No.028 Tahun 2011 Tentang Klinik
Permenkes No.028 Tahun 2011 Tentang Klinik
 
Nanoparticle technology for_drug_delivery
Nanoparticle technology for_drug_deliveryNanoparticle technology for_drug_delivery
Nanoparticle technology for_drug_delivery
 
Pain Current Treatment
Pain Current TreatmentPain Current Treatment
Pain Current Treatment
 
Plants That Fight Cancer
Plants That Fight CancerPlants That Fight Cancer
Plants That Fight Cancer
 
Cerdas Memilih Obat dan Memilih Penyakit
Cerdas Memilih Obat dan Memilih PenyakitCerdas Memilih Obat dan Memilih Penyakit
Cerdas Memilih Obat dan Memilih Penyakit
 

Kürzlich hochgeladen

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMRiniGela
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 

Kürzlich hochgeladen (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 

Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan

  • 1. REGISTRASI TENAGA KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 161/MENKES/PER/I/2010 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
  • 2. 1 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 161/MENKES/PER/I/2010 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 23 ayat (5) Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, dan dalam rangka pemberian izin, perlu mengatur registrasi tenaga kesehatan dengan Peraturan Menteri Kesehatan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);
  • 3. 2 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 439/Menkes/Per/VI/2009 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 lentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. 2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat. 3. Uji Kompetensi adalah suatu proses untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap tenaga kesehatan sesuai dengan standar profesi. 4. Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kompetensi seseorang tenaga kesehatan untuk dapat menjalankan praktik dan/atau pekerjaan profesinya di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi. 5. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya
  • 4. 3 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA serta diakui secara hukum untuk menjalankan praktik dan/atau pekerjaan profesinya. 6. Surat Tanda Registrasi, selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang diregistrasi setelah memiliki sertifikat kompetensi. 7. Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia, selanjutnya disingkat MTKI adalah lembaga yang berfungsi untuk menjamin mutu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan. 8. Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi, selanjutnya disingkat MTKP adalah lembaga yang melaksanakan uji kompetensi di daerah dalam rangka proses registrasi. 9. Menteri adalah menteri yang Iingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang kesehatan. 10. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan. BAB II PELAKSANAAN REGISTRASI Bagian Kesatu Umum Pasal 2 (1) Setiap Tenaga Kesehatan yang akan menjalankan pekerjaan keprofesiannya wajib memiliki STR. (2) Untuk memperoleh STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Tenaga Kesehatan harus mengajukan pemohonan dengan melampirkan persyaratan meliputi: a. fotokopi Ijazah pendidikan di bidang kesehatan yang dilegalisir, b. fotokopi transkrip nilai akademik yang dilegalisir, c. fotokopi Sertifikat Kompetensi yang dilegalisir; d. surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik; e. pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi; dan f. pas foto terbaru dan berwarna ukuran 4 X 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar (3) Sertifikat Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c diperoleh melalui Uji Kompetensi. (4) STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi ulang setiap 5 (lima) tahun sekali dengan tetap memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
  • 5. 4 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Pasal 3 Dalam rangka pelaksanaan Registrasi dan Uji Kompetensi, Menteri membentuk MTKI dan MTKP. Bagian Kedua Uji Kompetensi Pasal 4 (1) Uji Kompetensi dilaksanakan oleh MTKP. (2) Untuk mengikuti Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Tenaga Kesehatan harus mengajukan permohonan dengan melampirkan persyaratan meliputi: a. fotokopi ijazah yang dilegalisir; b. memiliki surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik; c. membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etik profesi atau melampirkan fotokopi surat bukti angkat sumpah; dan d. pas foto terbaru dan berwarna ukuran 4 X 6 sebanyak 3 (tiga) lembar. Pasal 5 (1) Untuk melaksanakan Uji Kompetensi, MTKP membentuk Tim Penguji Kompetensi. (2) Tim Penguji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari sekelompok orang yang telah mengikuti pelatihan menguji, dan teruji kompetensinya, serta telah memiliki sertifikat dari MTKI atas nama Menteri. (3) Ketentuan mengenai persyaratan untuk menjadi penguji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam pedoman teknis MTKI. Pasal 6 Peserta Uji Kompetensi terdiri dari peserta yang telah menyelesaikan pendidikan Tenaga Kesehatan atau peserta yang akan melakukan Uji Kompetensi ulang. Pasal 7 Waktu pelaksanaan Uji Kompetensi disesuaikan dengan jadwal Uji Kompetensi nasional dan tempat Uji Kompetensi yang tersedia di setiap daerah yang ditetapkan MTKI. Pasal 8 Peralatan Uji Kompetensi yang meliputi bahan dan alat uji harus disediakan dan dilengkapi sesuai dengan materi Uji Kompetensi.
  • 6. 5 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Pasal 9 (1) Uji Kompetensi dilakukan di Institusi pendidikan tenaga kesehatan yang terakredilasi atau tempat lain yang ditunjuk. (2) Materi Uji Kompetensi disusun oleh MTKI sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam standar profesi. (3) Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara Uji Kompetensi ditetapkan oleh MTKI. Pasal 10 (1) Tenaga Kesehatan yeng telah lulus Uji Kompetensi diberikan Sertifikat Kompetensi. (2) Sertifikat Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Ketua MTKP. (3) Sertifikat Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) barlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat dilakukan Uji Kompetensi kembali setelah habis masa berlakunya. (4) Berdasarkan Sertifikat Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Tenaga Kesehatan harus segera mengajukan permohonan memperoleh STR. (5) Contoh Sertifikat Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Formulir I terlampir. Pasal 11 Bagi Tenaga Kesehatan asing dan/atau lulusan luar negeri berlaku ketentuan Uji Kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Ketiga Registrasi Pasal 12 (1) Untuk memperoleh STR, Tenaga Kesehatan harus mengajukan permohonan kepada Ketua MTKI melalui MTKP. (2) Contoh surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Formulir II terlampir. (3) MTKI melakukan Registrasi secara nasional dan memberikari nomor Registrasi peserta kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi melalui MTKP. (4) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi selaku registrar menandatangani STR atas nama MTKI dan STR berlaku secara nasional di seluruh wilayah Indonesia. (5) Contoh STR sebagaimana tercantum dalam Farmulir III terlampir. (6) MTKI menyampaikan pembukuan Registrasi kepada Menteri melalui Kepala Badan.
  • 7. 6 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Pasal 13 (1) Tenaga Kesehatan asing dan/atau lulusan luar negeri yang bekerja di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib memiliki STR. (2) Untuk memperoleh STR, Tenaga Kesehatan asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan meliputi: a. memiliki ijazah pendidikan di bidang kesehatan; b. memiliki Sertifikat Kompetensi; c. memiliki surat keterangan telah mengikuti program adaptasi/evaluasi; d. memiliki surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik; e. pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi; dan rekomendasi organisasi profesi dari negara asal, (3) Untuk memperoleh STR, lulusan luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang merupakan Warga Negara Indonesia harus memenuhi persyaratan meliputi: a. memiliki ijazah pendidikan di bidang kesehatan; b. memiliki Sertifikat Kompetensi; c. memiliki surat keterangan telah mengikuti program adaptasi/evaluasi; d. memiliki surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki Surat lzin Praktik; dan e. pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi. (4) Tenaga Kesehatan warga negara asing dan/atau lulusan luar negeri selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus melengkapi surat izin kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 14 STR tidak berlaku apabila : a. dicabut atas dasar peraturan perundang-undangan; b. habis masa berlakunya; c. atas permintaan yang bersangkutan; atau d. yang bersangkutan meninggal dunia. BAB III MTKI Baglan Kesatu Umum Pasal15 (1) Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan dibentuk MTKI. (2) MTKI bertanggung jawab kepada Menteri.
  • 8. 7 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Bagian Kedua Tugas Pasal16 MTKI mempunyai tugas: a. membantu Menteri dalam menyusun kebijakan, strategi, dan tata laksana Registrasi; b. melakukan upaya pengembangan mutu Tenaga Kesehatan; c. melakukan kaji banding mutu Tenaga Kesehatan; d. menyusun tata cara Uji Kompetensi, penguji, dan monitoring MTKP; e. memberikan nomor Registrasi Tenaga Kesehatan; f. menerbitkan dan mencabut STR; g. melakukan sosialisasi Registrasi Tenaga Kesehatan; dan h. melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Registrasi. Bagian Ketiga Susunan Organisasi dan Keanggotaan Pasal 17 (1) Susunan organisasi MTKI terdiri atas: a. Ketua; b. Divisi Profesi; c. Divisi Standarisasi; dan d. Divisi Evaluasi. (2) Keanggotaan MTKI ditetapkan oleh Menteri atas usul Kepala Badan yang terdiri dari unsur-unsur: a. Kementerian Kesehatan sebanyak 4 (empat) orang; b. Perwakilan organisasi profesi perawat sebanyak 3 (tiga) orang; c. Perwakilan organisasi profesi bidan sebanyak 2 (dua) orang; d. perwakilan organisasi profesi lainnya sebanyak 1 (satu) orang dari masing- masing profesi; dan e. perwakilan unsur pendidikan sebanyak 1 (satu) orang. (3) Persyaratan keanggotaan MTKI meliputi: a. Warga Negara Republik Indonesia; b. surat pernyataan kesediaan bekerja penuh waktu; c. latar belakang pendidikan minimal Strata 1 (satu) bidang kesehatan; d. memiliki dedikasi yang tinggi terhadap mutu pelayanan kesehatan; e. berusia antara 45 (empat puluh lima) tahun sampai dengan 60 (enam puluh) tahun; f. sehat jasmani dan rohani; g. memiliki pengalaman bekerja sebagai profesional di bidang kesehatan sesuai dengan kualifikasinya minimal selama 3 (tiga) tahun;dan h. berdomisili di ibukota negara Republik Indonesia.
  • 9. 8 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA (4) Masa bakti keanggotaan MTKI adalah 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali maksimal 1 (satu) periode. (5) Ketua MTKI dan Divisi dijabat oleh salah satu wakil dari Kementerian Kesehatan. (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai keanggotaan MTKI ditetapkan oleh Ketua MTKI. Pasal 18 (1) Divisi Profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b bertugas: a. memberikan masukan dalam pelaksanaan Uji Kompetensi yang meliputi mekanisme, materi, penguji, dan tempat; dan b. menunjuk perwakilan anggota organisasi profesi untuk dicalonkan dalam penyelenggaraan Uji Kompetensi. (2) Divisi Standarisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf c mempunyai tugas: a. menyusun standar materi Uji Kompetensi; b. mengembangkan standar materi Uji Kompetensi; c. menyusun kriteria penguji; d. menyusun standar materi pelatihan tim penguji; dan e. menetapkan standar prosedur operasional Uji Kompetensi. (3) Divisi Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf d mempunyai tugas: a. melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Uji Kompetensi; dan b. melaksanakan monitoring dan evaluasi pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan. Pasal 19 MTKI dalam melaksanakan tugasnya dibantu: a. Sekretariat, yang merupakan unit Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan; dan b. Tim Ad hoc yang dibentuk oleh MTKI. Pasal 20 (1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a dipimpin oleh seorang Sekretaris. (2) Sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan oleh Kepala Badan dan bertugas sebagai pelaksana administrasi MTKI. (3) Sekretariat MTKI mempunyai tugas: a. melakukan sinkronisasi dan harmonisasi tugas MTKI dengan kebijakan Pemerintah; b. penatausahaan STR; dan c. mengelola keuangan, kearsipan, personalia, dan kerumahtanggaan MTKI.
  • 10. 9 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BAB IV MTKP Bagian Kesatu Umum Pasal 21 (1) MTKP merupakan unit fungsional dari Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan dibawah koordinasi MTKI. (2) MTKP dibentuk di setiap provinsi dan berkedudukan di ibukota provinsi. (3) MTKP bertanggung jawab kepada Kepala Badan melalui MTKI. Bagian Kedua Tugas, dan Wewenang Pasal 22 MTKP mempunyai tugas: a. melakukan rekrutmen calon peserta Uji Kompetensi; b. meneliti kelengkapan dan keabsahan terhadap persyaratan calon peserta Uji Kompetensi: c. melaksanakan Uji Kompetensi; d. menerbitkan sertifikat Uji Kompetensi; e. memberikan rekomendasi kepada institusi pendidikan yang terakreditasi untuk melakukan pendidikan dan pelatihan bagi peserta yang tidak lulus Uji Kompetensi; f. melaksanakan kebijakan Uji Kompetensi; g. melaksanakan pemantauan Uji Kompetensi; dan h. mempublikasikan hasil Uji Kompetensi. Pasal 23 Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, MTKP mempunyai wewenang: a. menyetujui atau menolak permohonan Uji Kompetensi; b. melaksanakan sosialisasi Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan di Provinsi; c. memberikan Sertifikat Kompetensi kepada peserta yang lulus ujian kompetensi; d. melakukan koordinasi pelaksanaan Uji Kompetensi dengan MTKI; e. membuat laporan berkala kepada MTKI dengan tembusan Pemerintah Daerah Provinsi; dan f. melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di Provinsi.
  • 11. 10 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Bagian Ketiga Susunan Organisasi dan Keanggotaan Pasal24 (1) Susunan organisasi MTKP terdiri dari: a. Ketua; b. Divisi Registrasi; c. Divisi Uji; d. Divisi Pendidikan. Pelatihan dan Pembinaan; dan e. Divisi Evaluasi. (2) Ketua MTKP dijabat oleh perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi. (3) Keanggotaan MTKP ditetapkan oleh Kepala Badan. Pasal 25 (1) Keanggotaan MTKP terdiri dan unsur-unsur yang berasal dari: a. Dinas Kesehatan; dan b. perwakilan organisasi profesi. (2) Persyaratan keanggotaan MTKP meliputi: a. Warga Negara Indonesia; b. surat pernyataan kesediaan bekerja penuh waktu ; c. latar belakang pendidikan minimal Strata 1 (satu) bidang kesehatan atau setara; d. memiliki dedikasi yang tinggi terhadap mutu pelayanan kesehatan; e. berusia antara 40 (ernpat puluh) tahun sarnpai dengan 60 (enam puluh) tahun; f. sehat jasmani dan rohani; dan g. memiiiki pengalaman bekerja sebagai profesional di bidang kesehatan minimal 3 (tiga) tahun. (3) Masa bakti keanggotaan MTKP adalah 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali maksimal 1 (satu) periode. Pasal 26 MTKP dalam melaksanakan tugasnya dibantu: a. Sekretariat yang dipimpin oleh Sekretaris; dan b. Tim Ad hoc yang dibentuk oleh MTKP. Pasal 27 Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi dan tata kerja MTKP di tetapkan oleh Ketua MTKI.
  • 12. 11 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BAB V PEMBIAYAAN Pasal 28 (1) Pembiayaan kegiatan MTKI dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. (2) Pembiayaan kegiatan MTKP dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi, dan/atau peran serta masyarakat dalam pelaksanaan Uji Kompetensi. (3) Pemerintah dapat memberikan bantuan pendanaan pelaksanaan Registrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 29 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan pembinaan dan pengawasan dengan mengikutsertakan organisasi profesi. (2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk: a. meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan Tenaga Kesehatan; b. melindungi masyarakat atas tindakan yang dilakukan Tenaga Kesehatan; dan c. memberikan kepastian hukum bagi masyarakat dan Tenaga Kesehatan. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 30 (1) Tenaga Kesehatan yang telah diregistrasi dan mendapatkan bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Indonesia dinyatakan telah memiliki STR sampai dengan masa berlakunya berakhir. (2) Bukti tertulis pemberian kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi; a. SIB untuk Tenaga Kesehatan Bidan b. SIP untuk Tenaga Kesehatan Perawat c. SIF untuk Tenaga Kesehalan Fisioterapis d. SIPG untuk Tenaga Kesehatan Perawat Gigi
  • 13. 12 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA e. SIRO untuk Tenaga Kesehatan Refraksionis Optisien f. SlTW untuk Tenaga Kesehatan Terapis Wicara g. SIR untuk Tenaga Kesehatan Radiografer h. SlOT untuk Tenaga Kesehatan Okupasi Terapis (3) Tenaga Kesehatan yang telah memiliki Sertifikat Kompetensi yang diperoleh sebelum terbentuknya MTKI dan MTKP berdasarkan Peraturan ini, dan belum memiliki bukti tertulis pemberian kewenangan dinyatakan telah memiliki Sertifikat Kompetensi berdasarkan Peraturan ini. (4) Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat mengajukan permohonan Registrasi berdasarkan Peraturan ini. Pasal 31 (1) Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, proses Registrasi Tenaga Kesehatan sebelum terbentuknya MTKP dan MTKI, untuk: a. Perawat dilaksanakan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat; b. Fisioterapis dilaksanakan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1363/Menkes/SK/XII/2001 tentang Registrasi dan Izin Praktik Fisioterapis; c. Perawat gigi dilaksanakan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1392/Menkes/SK/XII/2001 tentang Registrasi dan Izin Kerja Perawat Gigi; d. Refraksionis Optisien dilaksanakan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 544/Menkes/SK/Vl/2002 tentang Registrasi dan Izin Kerja Refraksionis Optisien; e. Bidan dilaksanakan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan; f. Terapis wicara dilaksanakan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 867/Menkes/Per/VIII/2004 tentang Registrasi dan Praktik Terapis Wicara; g. Radiografer dilaksanakan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 357/Menkes/Per/V/2006 tentang Registrasi dan Izin Kerja Radiografer; dan h. Okupasi terapis dilaksanakan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 548/Menkes/Per/V/2007 tentang Registrasi dan Izin Kerja Okupasi Terapis. (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku apabila MTKI dan MTKP setempat telah terbentuk. (3) MTKP yang telah terbentuk pada saat Peraturan ini mulai berlaku, harus menyesuaikan diri dengan ketentuan dalam Peraturan ini. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 32 Ketentuan Registrasi Tenaga Kesehatan dalam Peraturan ini tidak berlaku bagi tenaga medis dan tenaga kefarmasian.
  • 14. 13 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Pasal 33 (1) MTKI harus dibentuk paling lambat 6 (enam) bulan sejak Peraturan ini ditetapkan. (2) MTKP harus dibentuk paling lambat 1 (satu) tahun sejak Peraturan ini ditetapkan. Pasal 34 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, maka: 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat; 2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1363/Menkes/SK/XII/2001 tentang Registrasi dan Izin Praktik Fisioterapis; 3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1392/Menkes/SK/XII/2001 tentang Registrasi dan Izin Kerja Perawat Gigi; 4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 544/Menkes/SK/Vl/2002 tentang Registrasi dan Izin Kerja Refraksionis Optisien; 5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan; 6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 867/Menkes/Per/VIII/2004 tentang Registrasi dan Praktik Terapis Wicara; 7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 357/Menkes/Per/V/2006 tentang Registrasi dan Izin Kerja Radiografer; dan 8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 548/Menkes/Per/V/2007 tentang Registrasi dan Izin Kerja Okupasi Terapis, Sepanjang yang mengatur pelaporan dan registrasi, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku, apabila MTKI dan MTKP telah terbentuk. Pasal 35 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 28 Januari 2010 MENTERI KESEHATAN, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH
  • 15. Pas foto Formulir I KOP MAJELIS TENAGA KESEHATAN PROVINSI SERTIFIKAT KOMPETENSI…..(SESUAI JENIS TENAGA KESEHATAN) Nomor … Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 161/MENKES/PER/I/2010 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan, Bahwa kepada : Nama : …. Tempat, tanggal lahir : …. Lulusan : …. Tahun : …. Dinyatakan telah lulus uji kompetensi sebagai tenaga kesehatan pada Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi dengan nomor sertifikat … dan diberi kewenangan untuk melakukan pekerjaan keprofesiannya di seluruh wilayah Indonesia sesuai dengan kompetensi pendidikannya. Surat tanda lulus sertifikasi tenaga kesehatan ini berlaku sampai dengan tanggal … …. (5 tahun) ….. , …. Ketua Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi (…)
  • 16. Formulir II Perihal : Permohonan Surat Tanda Registrasi …. (Sesuai Jenis Tenaga Kesehatan) Yang terhormat, Ketua MTKI Di …… Yang bertanda tangan dibawahini: Nama : …. Tempat, tanggal lahir : …. Lulusan : …. Tahun : …. Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi … (sesuai kenis tenaga kesehatan) Sebagai bahan pertimbangan terlampir: a. Fotokopi ijazah yang dilegalisir oleh institusi pendidikan; b. Fotokopi transkrip nilai akademik yang dilegalisir oleh institusi pendidikan; c. Fotokopi Sertifikat Kompetensi yang dilegalisir oleh Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi d. Surat keterangan sehat dari dokter; e. Pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi; dan f. Pas foto berwarna ukuran 4 X 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar. Atas perhatian Bapak/Ibu, diucapkan terima kasih. …. , … Pemohon
  • 17. Pas foto MTKI Registrar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi … ( …. ) Formulir III KOP MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA SERTIFIKAT TANDA REGISTRASI…..(SESUAI JENIS TENAGA KESEHATAN) Nomor … Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 161/MENKES/PER/I/2010 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan, Bahwa kepada : Nama : …. Tempat, tanggal lahir : …. Lulusan : …. Tahun : …. Dinyatakan telah teregistrasi sebagai tenaga kesehatan pada MTKI dengan nomor registrasi …, dan diberi kewenangan untuk melakukan pekerjaan tenaga kesehatan di seluruh wilayah Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Surat Tanda Registrasi Tenaga Kesehatan ini berlaku sampai dengan tanggal … …. … , … Tembusan: 1. Kepala Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan. 2. Kepala Pusat Pemberdayaan Profesi dan Tenaga Kesehatan Luar Negeri Badan PPSDM Kesehatan. 3. Pengurus Pusat organisasi profesi tenaga kesehatan.