SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 29
BAB 1

                                   PENDAHULUAN

        Dua fungsi utama bank syariah adalah mengumpulkan dana dan
menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah
pemberian pembiayaan kepada debitur yang membutuhkan, baik untuk modal
usaha maupun untuk konsumsi. Praktik pembiayaan yang sebenarnya dijalankan
oleh lembaga keuangan islami adalah pembiayaan dengan sistem bagi hasil atau
syirkah. Praktik syirkah ini terkemas dalam dua jenis pembiayaan, yaitu
pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah.1

Pasal 1angka 12 uu 10/1998

          “Pembiayaanberdasarprinsipsyariahadalahpenyediaanuangatautagihan
yang         dipersamakandenganituberdasarkanpersetujuanataukesepakatanantara
bank                                denganpihaklain                                 yang
dibiayaiuntukmengembalikanuangatautagihantersebutsetelahjangkawaktutertentu
denganimbalanataubagihasil”.

        Pembiayaan secara luas berarti , financing atau pembelanjaan, yaitu
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan,
baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit,
pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh
lembaga pembiayaan, seperti bank syariah kepada nasabah. Pembiayaan menurut
kualitasnya pada hakikatnya didasarkan atas resiko kemungkinan terhadap kondisi
dan kepatuhan nasabah pembiayaan dalam memenuhi kewajiban untuk membayar
bagi hasil, serta melunasi pembiayaannya.




1
    Muhammad, 2005, Manajemen Bank Syari’ah, Yogyakarta, UPP AMP YKPN Yogyakarta, hlm.303


                                                                                       1
BAB II

                                     PEMBAHASAN

A.    PengertianPembiayaan

      Pembiayaan adalah suatu proses, mulai dari analisis kelayakan pembiayaan
sampai kepada realisasinya. Namun realisasi pembiayaan bukanlah tahap terakhir
dari proses pembiayaan. Setelah realisasi pembiayaan, maka pejabat bank syari’ah
perlu melakukan pemantauan dan pengawasan pembiayaan. Aktivitas ini memiliki
aspek dan tujuan tertentu. Untuk itu perlu dibicarakan hal-hal yang terkait dengan
aktivitas pemantauan dari pengawasan pembiayaan.

      Dalam bank konvensional, ada beberapa pengertian kredit bermasalah :2

      1. Kredit yang di dalam pelaksanaannya belum mencapai atau memenuhi
          target yang diinginkan oleh pihak bank.
      2. Kredit yang memiliki kemungkinan timbulnya risiko di kemudian hari
          bagi bank dalam arti luas
      3. Mengalami kesulitan di dalam penyelesaian kewajiban-kewajibannya
          baik dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya atau pembayaran
          bunga, denda keterlambatan, serta ongkos-ongkos bank yang menjadi
          beban debitur yang bersangkutan
      4. Kredit di mana pembayaran kembalinya dalam bahaya, terutama apabila
          sumber-sumber pembayaran kembali yang diharapkan diperkirakan tidak
          cukup untuk membayar kembali kredit sehingga belum mencapai /
          memenuhi target yang diinginkan oleh bank.
      5. Kredit di mana terjadi cedera janji dalam pembayaran kembali sesuai
          perjanjian sehingga terdapat tunggakan, atau ada potensi kerugian di
          perusahaan debitur sehingga memiliki kemungkinan timbulnya resiko di
          kemudian hari bagi bank dalam arti luas.


2
 Rivai, Verithzal dkk, 2007, Bank and Financial Institutions Management, Jakarta, Raja Grafindo
Persada, hlm.33


                                                                                                  2
6. Mengalami kesulitan di dalam penyelesaian kewajiban-kewajibannya
            terhadap bank, baik dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya,
            pembayaran bunga, maupun pembayaran ongkos-ongkos bank yang
            menjadi beban nasabah debitur yang bersangkutan.
         7. Kredit golongan perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet
            serta golongan lancar yang berpotensi menunggak.
         Bagi bank, semakin dini menganggap kredit yang diberikan menjadi
bermasalah semakin baik karena akan berdampak semakin dini pula dalam upaya
penyelamatannya          sehingga     tidak    terlanjur   parah     akibat    semakin     sulit
penyelesaiannya.

         Pengendalian kredit bank mutlak dilaksanakan untuk menghindari
terjadinya kredit macet dan penyelesaian keredit macet. Dikutip dari pendapat
Drs. Malayu S.P. Hasibuan bahwa “Pengendalian kredit adalah usaha-usaha
untuk menjaga kredit yang diberikan tetap lancar, produktif dan tidak macet.”

         Lancar dan produktif artinya kredit itu dapat ditarik kembali bersama
bunganya sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui kedua belah pihak.hal ini
penting karena jika kredit macet berarti kerugian bagi bank bersangkutan. Oleh
karena itu, penyaluran krredit harus didasarkan pada prinsip kehati-hatian dan
dengan sistem pengendalian yang baik dan benar.3




         Tujuan pengendalian kredit adalah antara lain :

         1. Menjaga agar kredit yang disalurkan tetap aman.
         2. Mengetahui apakah kredit yang disalurkan itu lancar atau tidak
         3. Melakukan tindakan pencegahan dan penyelesaian kredit macet atau
            kredit bermasalah
         4. Mengevaluasi apakah prosedur penyaluran kredit yang dilakukan telah
            baik atau masih perlu disempurnakan.


3
    Hasibuan, Malayu S.P, Dasar-Dasar Perbankan, 2002, Jakarta, PT. Bumi Aksara, hlm.105


                                                                                              3
5. Memperbaiki      kesalahan-kesalahan     karyawan   analisis    kredit   dan
             mengusahakan agar kesalahan itu tidak terulang kembali.
         6. Mengetahui posisi collectability credit yang disalurkan bank.
         7. Meningkatkan moral dan tanggung jawab karyawan analisis kredit bank.


         Tujuan Pemantauan dan Pengawasan Pembiayaan4
             a. Kekayaan bank syari’ah akan selalu terpantau dan menghindari
                adanya penyelewengan-penyelewengan baik oknum dari luar maupun
                dari dalam bank syari’ah.
             b. Untuk memastikan ketelitian dan kebenaran data administrasi di
                bidang pembiayaan.
             c. Untuk memajukan efisiensi di dalam pengelolaan tata laksana usaha di
                bidang peminjaman dan sasaran pencapaian yang ditetapkan.
             d. Kebijakan manajemen bank syariah akan dapat lebih rapi dan
                mekanisme dan prosedur pembiayaan akan lebih dipatuhi.


         Media Pemantauan
             a. Informasi dari luar bank syari’ah
                Diupayakan data dari laporan penyidik usaha dibiayai baik itu berupa
             laporan stok, realisasi kerja dan laporan keuangan. Laporan juga harus
             dikontrol melalui realisasi kerjanya jangan hanya berdasarkan formulir
             laporan keuangan.
             b. Informasi dari dalam bank syari’ah
                Penelitian mutasi keuangan anggota dalam rekening sehingga
             diperoleh gambaran mutasi yang sesungguhnya dan tidak terjadi
             manipulasi.
             c. Meneliti perputaran yang terjadi atas debit dan kredit pada beberapa
                bulan berjalan.
             d. Memberikan tanda pada laporan sehingga dapat diantisipasi jika ada
                kekeliruan yang lebih besar.

4
    Ibid, hlm.310


                                                                                       4
e. Periksalah adakah tanggal-tanggal jatuh tempo yang dijanjikan
              terealisasi.
         f. Meneliti buku-buku pembantu / tambahan dan map-map yang
              berkaitan dengan peminjaman.


       Kunjungan Pada Peminjam
       Tujuannya adalah untuk mempertimbangkan dan memantau efektivitas dana
yang dimanfaatkan peminjam. Hal-hal yang dilakukan :
       1. Membuat laporan kegiatan peminjam.
       2. Laporan realisasi kerja bulanan
       3. Laporan stok / persediaan barang
       4. Laporan kegiatan investasi bulanan
       5. Laporan hutang
       6. Laporan piutang
       7. Neraca R / L per bulan, triwulan dan semester.
       8. Tingkat pengumpulan pendapatan
       9. Tingkat kemajuan usaha
       10. Tingkat efektivitas pemakaian dana.


B.     Penanganan Pembiayaan Bermasalah

       Jika bank tidakinginrugikarenakredit yang diberikanmenjadibermasalah ,
bank                                           harusmampumengidentifikasigejala-
gejalanyasecaradinisehinggadapatsegeramengambillangkahpenanganansebelumm
asalahnyamenjadisemakinparah.
Perludiketahuibahwakredittidakmenjadibermasalahsecaratiba-
tibatanpagejala.Padaumumnyakreditberkembangmenjadibermasalahmelaluitahapa
n      yang       adagejalanya.Adapungejaladinitersebutdapatdideteksidarikeadaan-
keadaansebagaiberikut :

       a. Ada tunggakan;
       b. Mengajukanperpanjangan;


                                                                               5
c. Kondisikeuanganmenurun, antara lain :
        1) Penurunan : likuiditas, perbandinganaktivalancarterhadapaktivatetap,
           presentasilabaterhadapaktiva, net worth;
        2) Kenaikan : piutang, persediaan, utangjangkapanjang, debt equity ratio,
           biayaproduksi,                       penjualantetapikeuntunganturun,
           aktivatetapkarenarevaluasi;
     d. Laporankeuanganterlambatatautadinyaselaludiauditolehakuntanmenjaditi
        dak;
     e. Saldo rata ratagiromenurundanseringover draft;
     f. Hubungandengan bank semakinrenggang, menghindarsetiap kali di
        hubungi;
     g. Penurunannilaiatauhilangnyaagunan;
     h. Penggunaankredittidaksesuairencana;
     i. Kehilanganlangggananutama;
     j. Informasi negative;
     k. Konflik intern;
     l. Masalahkeluarga;
     m. Menurunnyakesehatandebitur, meninggal;
     n. Masalahperburuhan;
     o. Resesi, kejenuhanpasar;
     p. Bencanaalam, perubahanperaturan;
     q. Keterlibatandalamusaha lain secaradiamdiam;
     r. Enggandikunjungitempatusahanya;
     s. Memberikanlaporasntidakbenar;
     t. Terlaluoptimis;

     Selainmengetahuigejala                                                 yang
merupakanindikasitimbulnyakreditbermasalahtersebut        di      atas,     bank
jugaperlumengetahuicaramendeteksinya.
Sumberinformasidancaramendekteksiantara lain sebagaiberikut :




                                                                               6
a. Manajemen : di deteksidaripertemuanpertemuandengannasabahsecara
             periodic
         b. Keuangan : di deteksidarimenganalisislaporkankeuangansecarakontinu
             1) Bandingkandenganlaporan – laporansebelumnya
             2) Cross check denganinformasidarikreditur – krediturdansumber –
                 sumberlain, perikasacatatan – catatandebitur
         c. Operasi                 :dideteksidarikunjunganon           the          spot
             denganmengevaluasiperalatandanpersediaan,
             sikapataukemampuankariawan,             kelengkapanfasilitas,    cara      –
             carapengoperasiansecaraumum.
         d. Hubungandengan bank : di deteksidenganmengadakanloan review,
             yaituselalumelihatkembali file kredit
         e. Jaminan : di deteksidari file dankunjunganon the spot

         Denganselaluwaspadaterhadapgejala – gejaladinitersebut di atas, bank
tidakakanterlambatdalammengambiltindakanpenanganan.                   Semakindini      di
ketahuiadanyamasalah,                    semakincepatdapatdiambillangkah             yang
biasanyamasalahnyabelumterlaluberat.Bank yang tidakwaspadaterhadapgejala-
gejalatersebut, biasanyamenghadapaikesuliatandalammenanganikreditnya yang
bermasalahkarenamasalahnyabrudisadarisetelahmenjadisemakinbanyakdanberat.D
engandemikian,
sangatperlumengembangkanbudayawaspadaterhadapadanyagejalatersebut                      di
atasdikalanganstafataukaryawan agar kredit yang di berikantidakbermasalah.

         Sumber-sumber penyebab kegagalan/kesulitan pengembalian pembiayaan
oleh nasabah, atau penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah dapat
dikemukakan sebagai berikut :5

         a. Self Dealing
             Ini terjadi karena adanya interest tertentu dari pejabat pemberi
             pembiayaan terhadap permohonan yang diajukan nasabah. Yaitu, berupa

5
    Rivai, Verithzal, Op.cit, hlm.499


                                                                                        7
pemberian pembiayaan yang tidak layak atas dasar yang kurang sehat
  kepada nasabahnya. Tindakan pejabat memberikan pembiayaan atas
  dasar yang kurang sehat kepada nasabahnya. Tindakan pejabat
  memberikan pembiayaan atas penilaian yang kurang layak dan sehat
  karena ada harapan berupa kompensasi atau suatu imbalan dari naasabah.
  Dengan sikap seperti itu, pejabat berada di posisi yang objektif dan
  menolak     permohonan      pembiayaan   yang    seharusnya,    menurut
  pertimbangan teknik, tidak dapat diberikan pembiayaan.
b. Anxiety for Income
  Pendapatan yang diperoleh melalui kegiatan pembiayaan merupakan
  sumber pendapatan utama sehingga ambisi atau nafsu yang berlebihan
  untuk memperoleh laba melalui penerimaan dari pembiayaan sering
  menimbulkan pertimbangan yang tidak sehat dalam pemberian
  pembiayaan. Pada akhirnya, akan menjadi beban berat, jika pembiayaan
  tersebut menjadi bermasalah, bila dibandingkan dengan besar pendapatan
  yang hendak diraih dari pemberian pembiayaan. Dari sisi debitur, anxiety
  for income ini timbul antara lain dalam bentuk profit before operation,
  yaitu dengan cara mark up of project atau model kerjanya.
c. Compromise of Principles
  Pelanggaran    prinsip-prinsip   pembiayaan   oleh   pimpinan   dengan
  menyetujui pemberian pembiayaan yang mengandung risiko potensial
  menjadi penyebab pembiayaan bermasalah. Tindakan kompromistis
  dilakukan pimpinan perusahaan terhadap nasabah terutama disebabkan
  oleh keeratan hubungan antara pejabat dan nasabah dan kuatnya
  persaingan dalam bisnis perbankan.
d. Incomplete Information
  Terbatasnya informasi merupakan salah satu penyebab kesalahan dalam
  kebijakan pemberian pembiayaan. Maka, data yang diperlukan untuk
  mendukung evaluasi permohonan pembiayaan harus cukup tersedia,
  seperti data keuangan dan laporan usaha, di samping informasi lain




                                                                        8
seperti tujuan penggunaan pembiayaan, perencanaan ataupun keterangan
  mengenai sumber pelunasan kembali.
e. Failure to Obtain or Enforce Liquidation Agreements
  Sikap yang ragu-ragu dalam menentukan tindakan terhadap suatu
  kewajiban yang telah diperjanjikan, meskipun nasabah mampu dan wajib
  membayarnya juga, merupakan penyebab timbulnya pembiayaan yang
  tidak sehat dan pembiayaan bermasalah. Hal lain yang menyebabkan
  timbulnya masalah ini adalah tidak lengkapnya dokumen pembiayaan
  atau terdapat cacat hukum padanya sehingga posisi yuridis menjadi
  lemah.
f. Complacency
  Sikap memudahan / ceroboh terhadap suatu masalah dalam proses
  pembiayaan akan mengakibatkan terjadinya kegagalan atas pelunasan
  kembali pembiayaan yang telah diberikan. Sikap ceroboh hendaknya
  dicegah seperti :
  1) Kurang pengawasan terhadap nasabah lama yang telah dikenal dengan
     baik
  2) Mengandalkan hanya pada informasi lisan dari pimpinan, daripada
     data keuangan sebagai pegangan.
  3) Interpretasi yang over estimate terhadap kelemahan nasabah.
  4) Tidak patuh pada ketentuan yang berlaku.
g. Lack of Supervising
  Yaitu, kurang pengawasan yang efektif dan berkesinambungan setelah
  pemberian pembiayaan. Kondisi pembiayaan berkembang menjadi
  kerugian, karena nasabah tidak memenuhi kewajibannya dengan baik.
  Apabila pejabat secara kontinu melakukan pengawasan kepada nasabah
  dan usahanya, akan dapat dideteksi dengan lebih dini kemungkinan
  terjadinya pembiayaan bermasalah sehingga dapat ditentukan tindakan
  yang tepat untuk mengantisipasinya.




                                                                     9
h. Techincal Incomplete
  Tidak memiliki kemampuan teknis, dalam menganalisis permohonan
  pembiayaan dari aspek keuangan maupun aspek lain, akan berakibat
  kegagalan dalam operasi pembiayaan. Kemampuan menganalisis laporan
  keuangan dan aspek lainnya akan melindungi dari kemungkinan kerugian
  yang diakibatkan kegagalan dalam pemberian pembiayaan. Pejabat
  pembiayaan      harus      senantiasa   meningkatkan   pengetahuan   dan
  kemampuan yang berkaitan dengan tugasnya, dan jangan memberikan
  pembiayaan kepada usaha atau sektor yang tidak dikenal / diketahui
  dengan baik.
i. Poor Selection of Risks
  Risiko yang perlu dipahami oleh pejabat pembiayaan, antara lain :
  1) Risiko Sifat Usaha
     Dari sifat usaha, dapat diidentifikasi tinggi rendahnya risiko dengan
  berbagai kriteria seperti :
     a) Semakin lambat turn oversuatu usaha, makin tinggi tingkat
        risikonya.
     b) Semakin tinggi dan canggih spesifikasi dan kekhususan usahanya,
        semakin tinggi tingkat risikonya.
     c) Semakin besar pemakaian pembiayaan investasi untuk modal kerja,
        semakin tinggi risikonya bila dibandingkan dengan investasi ada
        barang modal.
     d) Usaha dengan padat modal pada negara yang sedang berkembang,
        beresiko lebih besar bila dibandingkan dengan usaha yang banyak
        mengerahkan tenaga / padat karya.
     e) Sifat usaha yang memang mengandung resiko tinggi, pengeboran
        minyak di lepas pantai, usaha yang baru dirintis dan sebelumnya
        tidak dikenal atau belum diupayakan orang.
  2) Risiko Geografis




                                                                        10
Letak geografis usaha nasabah erat hubungannya dengan tingkat risiko
usaha, seperti seiringnya terjadi bencana alam di lokasi usaha tersebut.
Risiko usaha tersebut berupa :
   a) Usaha peternakan dan perkebunan di daerah gunung berapi berisiko
      tinggi.
   b) Usaha yang dibangun di daerah gempa / sering longsor.
   c) Usaha yang dibangun di daerah aliran sungai yang rawan banjir.
   Risiko yang perlu diwaspadai adalah risiko kesalahan dalam
menentukan letak / domisili usaha karena ketidakmampuan dalam
perhitungan / analisis faktor-faktor yang dipergunakan dalam proses
produksi seperti bahan baku, sumber tenaga kerja, kemudahan alat
angkutan, dan faktor lain yang menentukan tingkat pencapaian
keuntungan paling optimal bagi perusahaan.
3) Risiko Politik
   Stabilitas politik merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam
   kegiatan ekonomi / bisnis. Untuk itu, perlu kehati-hatian, karena
   mempunyai risiko yang sangat tinggi dan dampak buruk           kepada
   pembiayaan yang disalurkan.
4) Risiko Ketidakpastian
   Faktor ini akan merangsang spekulasi. Setiap usaha yang didasarkan
   pada spekulasi akan beresiko tinggi, karena sudah dapat dipastikan
   bahwa usaha tersebut tidak direncanakan dengan baik. Oleh karena
   itu, dengan merencanakan pembiayaan, informasi mengenai usaha-
   usaha yang bersifat spekulatif penting untuk diwaspadai agar
   pembiayaan yang diberikan terarah. Bank tidak membiayai usaha
   yang didasarkan pada spekulasi yang beresiko tinggi sehingga
   mengurangi terjadinya peluang pembiayaan bermasalah.
5) Risiko Inflasi
   Kondisi inflasi yang tinggi akan berakibat risiko tinggi pula terhadap
   pembiayaan yang diberikan, meskipun nasabah telah melunasi




                                                                       11
pembiayaan, bila dibandingkan dengan daya beli rupiah yang
  menurun.
6) Risiko Persaingan
  Produksi yang dihasilkan nasabah apakah merupakan jenis produk
  yang telah banyak di pasaran (atau mungkin jenis produk yang telah
  jenuh). Di sini pejabat pembiayaan dituntut keprofesionalan
  melakukan seleksi terhadap pembiayaan yang diberikannya. Perlu
  keahlian pejabat pembiayaan sehingga mampu mengidentifikasi
  kenungkinan risiko yang akan mengancam pembiayaan yang
  disalurkan. Keahlian tersebut antara lain :
  a) Mampu mendeteksi kemampuan nasabah dalam menbiayai
     usahanya. Kontribusi modal dari nasabah dalam membiayai
     usahanya sangat penting diketahui karena dengan demikian,
     nasabah akan sungguh-sungguh menjalankan usahanya. Bilamana
     seluruh usaha nasabah diabiayai oleh lembaga keuangan, niscaya
     kemungkinan rugi atau dilikuidasi kelak, cukup besar peluangnya.
  b) Kemampuan         menghitung   berapa      kebutuhan   nasabah   yang
     sesungguhnya.
  c) Kemampuan menghitung nilai / taksasi jaminan yang meng-cover
     terhadap pembiayaan yang diberikan, yang tujuannya adalah
     berjaga-jaga terhadap kemungkinan tidak dilunasinya pembiayaan
     kelak oleh nasabah.
  d) Kemampuan memperhitungkan kemungkinan resiko yang dihadai
     dengan pemberian pembiayaan, dan mengetahui sumber pelunasan.
  e) Kemampuan mendeteksi resiko pemberian pembiayaan yang secara
     kemampuan mungkin cukup baik, tetapi dari sisi moral kurang
     menguntungkan.
  f) Kemampuan mendeteksi kualitas jaminan yang akan menimbulkan
     masalah di kemudian hari.




                                                                        12
j. Overlending
       Pemberian pembiayaan yang besarnya melampaui batas kemampuan
       pelunasan pembiayaan oleh nasabah.
     k. Competition
       Yaitu, persiangan yang kurang sehat dalam memperebutkan nasabah
       yang berakibat pemberian pembiayaan yang tidak sehat.

     Risiko yang terjadi dari peminjaman yang tertunda atau ketidakmampuan
peminjam   untuk    menbayar    kewajiban   yang   telah    dibebankan,   untuk
mengantisipasi hal tersebut maka bank syari’ah harus mampu menganalisis
penyebab permasalahannya.

     1. Analisis sebab kemacetan
       a. Aspek internal
           a) Peminjam kurang cakap dalam usaha tersebut.
           b) Manajememn tidak baik atau kurang rapi
           c) Laporan keuangan tidak lengkap
           d) Penggunaan dana yang tidak sesuai dengan perencanaan
           e) Perencanaan yang kurang matang
           f) Dana yang diberikan tidak cukup untuk menjalankan usaha
             tersebut.
       b. Aspek Eksternal
           a) Aspek pasar kurang mendukung
           b) Kemampuan daya beli masyarakat kurang
           c) Kebijakan pemerintah
           d) Pengaruh lain di luar usaha
           e) Kenakalan peminjam
     2. Menggali potensi peminjam
       Anggota yang mengalami kemacetan dalam memenuhi kewajiban harus
     dimotivasi untuk memulai kembali atau membenahi dan mengantisipasi
     penyebab kemacetan usaha atau angsuran. Untuk itu perlu digali potensi




                                                                             13
yang ada pada peminjam agar dana yang telah digunakan lebih efektif
         digunakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
             a. Adakah peminjam memiliki kecakapan lain ?
             b. Adakah peminjam memiliki usaha lainnya ?
             c. Adakah penghasilan lain peminjam ?
         3. Melakukan perbaikan akad (remidial)
         4. Memberikan pinjaman ulang (mungkin dalam bentuk : pembiayaan Al-
             Qardul Hasan, Murabahah, atau Mudharabah)
         5. Penundaan pembayaran
         6. Memperkecil angsuran dengan memperpanjang waktu atau akad dan
             margin baru (rescedulling)
         7. Memperkecil margin keuntungan atau bagi hasil.

         Selanjutnya, unsur utama dalam menentukan kualitas pembayaran adalah
waktu pembayaran bagi hasil, pembayaran angsuran maupun pelunasan pokok
pembiayaan. Ketidaklancaran nasabah membayar angsuran pokok maupun bagi
hasil / profitmarginpembiayaan menyebabkan adanya kolektabilitas pembiayaan.
Secara umum kolektabilitas pembiyaan dikategorikan menjadi lima macam dan
diperinci atas :6

         1. Pembiayaan Lancar (Pass) atau Kolektabilitas 1
             Pembiayaan yang digolongkan lancar apabila memenuhi kriteria antara
             lain :
             a. Pembayaran angsuran dan atau bagi hasil tepat waktu,
             b. Memiliki mutasi rekening yang aktif
             c. Bagian dari pembiayaan yang dijamin dengan agunan tunai (cash
                collateral)
             Dengan indikasi :
             1) Industri
                      Diterima umum
                      Permintaan cukup
6
    Rivai, Verithzal, 2008, Islamic Financial Management, Jakarta, Raja Grafindo Persada, hlm.33


                                                                                                   14
Profitabilitas cukup
                  Persaingan minimal
           2) Perusahaan
                  Di atas rata-rata sektor
                  Daya saing kuat
                  Produk dan pasar yang baik
           3) Keuangan
                  Menguntungkan
                  Likuid
                  Cash flow memadai
                  Rasio utang rendah
                  Dua sumber pembayaran kembali
                  Sedikit ketergantungan terhadap foreign exchange dan stabilitas
                  suku bunga
           4) Manajemen
                  Memiliki kemampuan
                  Memiliki integritas
                  Memiliki visi strategis yang jelas
                  Kontrol yang baik
                  Eksternal audit yang baik
           5) Viability
                  Tidak ada risiko yang signifikan


        Pembiayaan dengan angsuran di luar Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR)7
        1) Tidak terdapat tunggakan angsuran pokok, tunggakan bagi hasil / profit
           margin atau cerukan karena penarikan atau
        2) Terdapat tunggakan angsuran pokok, tetapi:
           a) Belum melebihi 1 bulan, bagi pembiayaan yang ditetapkan masa
              angsurannya kurang dari 1 bulan; atau

7
    Muhammad, Op.cit, hlm.312


                                                                              15
b) Belum melebihi 3 bulan, bagi pembiayaan yang ditetapkan masa
      angsurangnya bulanan, dua bulanan, atau tiga bulanan; atau
   c) Belum melampaui 6 bulan bagi pembiayaan yang masa angsurannya
      ditetapkan 4 bulanan atau lebih;
3) Terdapat tunggakan bagi hasil / profit margin, tetapi :
   a) Belum melampaui 1 bulan bagi pembiayaan yang sama dengan
      angsurannya kurang dari 1 bulan; atau
   b) Belum melampaui 3 bulan bagi pembiayaan yang masa angsurannya
      lebih dari 1 bulan; atau
4) Terdapat cerukan karena penarikan tetapi jangka waktunya belum
   melampaui 15 hari kerja.


Pembiayaan dengan angsuran untuk Pembiayaan Pemilikan Rumah
1) Tidak terdapat tunggakan angsuran pokok; atau
2) Terdapat tunggakan angsuran pokok tetapi belum melampaui 6 bulan
Pembiayaan tanpa angsuran atau pembiayaan rekening koran
1) Pembiayaan belum jatuh waktu, dan terdapat tunggakan bagi hasil / profit
   margin; atau
2) Pembiayaan belum jatuh waktu, dan terdapat tunggakan bagi hasil / profit
   margin, tetapi belum melampaui 3 bulan; atau
3) Pembiayaan telah jatuh waktu, dan telah dilakukan analisis untuk
   perpanjangannya     tetapi    karena   kesulitasn   teknis   belum   dapat
   diperpanjang.
4) Terdapat cerukan karena penarikan tetapi jangka waktunya belum
   melampaui 15 hari kerja.
Cerukan Rekening Giro
Terdapat cerukan rekening giro tetapi jangka waktunya belum melampaui
15 hari kerja.
2. Kurang Lancar (Substandar) atau Kolektabilitas 2
   Pembiayaan yang dapat digolongkan ke dalam pembiayaan kurang lancar
apabila memenuhi kriteria :


                                                                          16
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bagi hasil.
b. Sering terjadi cerukan
c. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah
d. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari
   sembilan puluh hari
e. Terdapat indikasi masalah keuangan yangb dihadapi debitur
f. Dokumentasi pinjaman yang lemah


Dengan indikasi :
1) Industri
      Bergejolak
      Pendapatan menurun
      Permintaan menurun
      Risiko liberalisasi
      Risiko bahan mentah
      Risiko devaluasi
      Regulasi harga
      Weak co under preasure
2) Perusahaan
      Di bawah rata-rata sektor
      Tingkat kompetisi tinggi
      Aspek teknologi lemah
3) Keuangan
      Pendapatan rendah mendekati nol
      Likuiditas rendah
      Rasio utang tinggi
      Satu sumber pembayaran kembali.
      Aliran kas lebih rendah daripada pembayaran pokok dan bunga
      pinjaman
      Aset rentan terhadap perubahan kurs foreign exchange dan bunga



                                                                       17
Meningkatnya masalah modal kerja.
   4) Manajemen
         Kepastian rendah
         Kurang pengalaman
         Integritas diragukan
         Tidak ada visi strategis
         Kontrol yang lemah
         Konflik kepemimpinan
         Eksternal audit dapat lemah
   5) Viability
         Dukungan pemilik diragukan
         Memerlukan pemasaran yang baru
         Risiko masa depan yang potensial
         Terdapat masalah ketenagakerjaan
         Produk dan pasar tidak dapat ditingkatkan


Pembiayaan dengan angsuran diluar Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR)
1) Terdapat tunggakan angsuran pokok yang :
   a) Melampaui 1 bulan dan belum melampaui 2 bulan bagi pembiayaan
      dengan angsuran kurang dari 1 bulan; atau
   b) Melampaui 3 bulan dan belum melampaui 2 bulan bagi pembiayaan
      dengan angsuran kurang dari 1 bulan; atau
   c) Melampaui 6 bulan tetapi belum melampaui 12 bulan bagi
      pembiayaan yang masa angsurannya ditetapkan 6 bulanan atau lebih;
      atau
2) Terdapat tunggakan bagi hasil / profit margin, tetapi :
   a) Melampaui 1 bulan tetapi belum melampaui 3 bulan bagi pembiayaan
      dengan masa angsuran kurang dari 1 bulan; atau
   b) Melampaui 3 bulan dan belum melampaui 6 bulan bagi pembiayaan
      dengan angsuran kurang dari 1 tahun; atau



                                                                     18
3) Terdapat cerukan karena penarikan tetapi jangka waktunya belum
     melampaui 15 hari kerja.


  Pembiayaan dengan angsuran untuk Pembiayaan Pemilikan Rumah
  Terdapat tunggakan angsuran pokok yang telah melampaui 6 bulan tetapi
  belum melampaui 9 bulan.


  Pembiayaan tanpa angsuran
  1) Pembiayaan belum jatuh waktu
     a) Terdapat tunggakan bagi hasil / profit margin yang melampaui 3 bulan
        tetapi belum melampaui 6 bulan; atau
     b) Terdapat penambahan plafon atau pembiayaan baru dimaksudkan
        untuk melunasi tunggakan bagi hasil / profit margin; atau
  2) Pembiayaan belum jatuh tempo dan belum dibayar tetapi belum
     melampaui 3 bulan; atau
  3) Terdapat cerukan karena penarikan tetapi jangka waktunya telah
     melampaui 15 hari kerja tetapi belum melampaui 30 hari kerja.
  Pembiayaan yang diselamatkan
  1) Tidak memenuhi kriteria tersebut pada kriteria lancar dan tidak ada
     tunggakan; atau
  2) Terdapat tunggakan tetapi masih memenuhi pada kriteria lancar; atau
  3) Terdapat cerukan karena penarikan tetapi jangka waktunya telah
     melampaui 15 hari kerja dan belum melampaui 30 hari kerja.
3. Diragukan (Doubtful) atau Kolektabilitas 3
  Pembiayaan digolongan diragukan apabila pembiayaan yang bersangkutan
  tidak memenuhi kriteria lancar dan kurang lancar, seperti tersebut pada
  kriteria lancar dan kurang lancar dan berdasarkan penilaian dapat
  disimpulkan bahwa :
  a. Pembiayaan masih dapat diselamatkan dan agunannya bernilai sekurang-
     kurangnya 75% dari hutang peminjam termasuk bagi hasil / profit
     margin; atau


                                                                           19
b. Pembiayaan tidak dapat diselamatkan dan agunannya bernilai sekurang-
   kurangnya 100% dari hutang peminjam.
Selain itu, pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan diragukan
apabila memenuhi kriteria :
a. Terdapat tunggakan angsuran dan atau bunga
b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen
c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari
d. Terjadi kapitalisasi bunga
e. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian pembiayaan
   maupun pengikatan jaminan
Dengan indikasi :
1) Industri
      Tidak baik
      Pendapatan nol atau negatif
      Kompetisi harga sangat tajam
      Harga menurun
      Memerlukan restrukturisasi operasional
      Harga politis
2) Perusahaan
      Jauh di bawah rata-rata sektor
      Tingkat kompetisi yang sangat tinggi
      Masalah teknologi yang parah
      Membutuhkan modernisasi yang mendesak
      Kehilangan pasar
      Masalah produk
      Ekspansi yang terlalu cepat
3) Keuangan
      Kerugian operasional
      Tidak likuid
      Menjual asset untuk mempertahankan usaha



                                                                    20
Aliran kas < pembayaran bunga
        Rasio utang sangat tinggi
        Sumber pembayaran tidak cukup
        Meningkatnya modal kerja menyembunyikan kerugian operasional
  4) Manajemen
        Parah
        Tidak kompeten
        Tidak bisa bekerja sama
        Kontrol sangat lemah
        Masalah kepemilikan
        Tidak ada sumber permodalan baru
        Eksternal audit yang parah
  5) Viablity
        Masalah operasional
        Kelebihan tenaga kerja yang banyak
        Membutuhkan penghapusan utang
        Restrukturisasi produk
        Restrukturisasi proses
        Pengembalian biaya tidak penuh
4. Perhatian Khusus (Special Mention)
  Pembiayaan yang digolongkan lancar apabila memenuhi kriteria antara lain
  :
  a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga bagi hasil yang
      belum melampaui sembilan puluh hari; atau
  b. Kadang-kadang terjadi cerukan
  c. Mutasi rekening relatif aktif
  d. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan
  e. Didukung oleh pinjaman baru
      Dengan indikasi :
  1) Industri



                                                                       21
Dipertanyakan
      Pendapatan menurun
      Kompetisi meningkat
      Kompetisi harga meningkat
      Biaya operasi meningkat
      Dalam real estate, tingkat hunian dan atau daya serap menurun
2) Perusahaan
      Di dalam rata-rata sektor
      Beberapa kelemahan dalam persaingan
3) Keuntungan
      Keuntungan rendah
      Likuiditas dapat diterima
      Rasio utang moderat
      Dua sumber pembayaran kembali
      Aliran kas lebih rendah dari pembayaran pokok dan bunga pinjaman
      Dapat menopang perubahann kecil foreign exchange dan suku bunga
4) Manajemen
      Mampu memenuhi syarat
      Memiliki integritas
      Beberapa permasalahan strategi
      Perbaikan dalam kontrol
      Komite pemilik dan manajemen
      Eksternal audit dapat diterima
5) Viability
      Kemauan melepaskan diri dari masalah
      Kekuatan untuk menanggulangi
      Pemilik dapat mendukung
      Model baru dimungkinkan jika perlu
      Tidak terdapat masalah ketenagakerjaan yang berarti




                                                                         22
5. Macet (Loss)
  Pembiayaan digolongkan macet apabila :
  a. Tidak memenuhi kriteria lancar, kurang lancar dan diragukan; atau
  b. Memenuhi kriteria diragukan tersebut tetapi jangka waktu 21 bulan sejak
     golongan diragukan belum ada pelunasan atau usaha penyelamatan; atau
  c. Pembiayaan       tersebut   penyelesaiannya   telah   diserahkan   kepada
     pengadilan negeri atau Badan Urusan Piutang Negara (BUPN) atau telah
     diajukan penggantian rugi kepada perusahaan asuransi kredit atau Badan
     Arbitrase Syari’ah.
  Selain itu, pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan macet
  apabila memenuhi kriteria :
  a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bagi hasil
  b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru
  c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan
     pada nilai wajar
  Dengan indikasi :
  1) Industri
        Hampir mati
        Struktur industri lemah
        Bersifat anakronis
  2) Perusahaan
        Tidak dapat berkompetisi
        Ketinggalan teknologi
        Produk yang lemah
        Risiko negara
        Peran yang sangat terbatas
        Lower quartile
  3) Keuangan
        Kerugian yang besar
        Penjualan asset saat merugi



                                                                            23
Masalah kas dan utang yang parah
      Aliran kas < biaya produksi
      Tidak ada sumber pembayaran (kecuali likuidisasi)


4) Manajemen
      Sangat parah
      Tidak dapat dipercaya
      Sangat tidak kompeten
      Kemungkinan terjadi fraud
      Tidak ada kepemimpinan
5) Viability
      Sangat dipertanyakan
      Harus dilikuidasi
      Harus dipecah-pecah
      Likuidasi pada nilai dasar
      Pembeli sedikit.


Manfaat klasifikasi Collectability Credityaitu :
1. Untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia
2. Untuk mengetahui perkembangan jumlah kredit lancar, cukup lancar,
   kurang lancar dan tidak lancar.
3. Untuk mengetahui jumlah kredit yang produktif, cukup produktif, kurang
   produktif dan tidak produktif.
4. Untuk meningkatkan pengawasan dan penagihan kredit.
5. Sebagai tolok ukur kemampuan analis kredit, apakah mampu atau tidak.
   Jika sebagian kredit yang disalurkan tergolong lancar atau cukup lancar
   berarti analis kredit mampu. Sebaliknya, jika kredit yang tergolong
   kurang lancar atau malah tidak lancar berarti analis kredit tidak mampu.
6. Sebagai tolok ukur baik atau tidaknya kebijaksanaan perkreditan yang
   dilakukan manajer bank bersangkutan.



                                                                          24
7. Sebagai tolok ukur tingkat kesehatan oleh Bank Indonesia
     8. Untuk mengetahui jumlah piutang yang akan dihapuskan
     9. Sebagai tool of management bagi manajer bank dalam perkreditannya.


     Langkah-langkah untuk menanggulangi keadaan yang tidak diinginkan,
akibat dari tindakan dan perilaku pejabat pembiayaan yang menjadi kegagalan
pembiayaan atau pembiayaan bermasalah, antara lain :8
     a. Menekan sekecil mungkin peluang terjadinya kolusi antara pejabat
        pembiayaan dengan nasabah.
     b. Senantiasa mengingatkan pejabat pembiayaan untuk selalu mematuhi
        SOP.
     c. Melakukan on the spot ke lokasi usaha nasabah (tanpa sepengetahuan
        nasabah) untuk :
        1) Mengecek kebenaran pemilik perusahaan, mengcek dan mencocokkan
           kebenaran izin-izin.
        2) Mengecek kebenaran data keuangan yang disampaikan nasabah
           (melakukan audit laporan keuangan nasabah).
        3) Mengecek kebenaran data yang disampaikan nasabah (posisi stok
           dengan jumlah fisik, posisi piutang dengan buku penjualan dan
           dilengkapi dengan nota-nota penjualan, posisi utang dengan buku
           pembelian, buku bank, rekening koran nasabah, realisasi penjualan
           dan produksi, data perkembangan kemajuan proyek investasi dengan
           laporan kemajuan proyek, dan data lain yang dianggap perlu.
        4) Mengecek kebenaran data jaminan yang akan diserahkan nasabah
           sebagai jaminan pembiayaan; mengecek aktivitas perusahaan (dalam
           arti tingkat kesibukannya), aktivitas produksi, dan pemasaran;
           mengecek apakah nasabah menjalankan usaha sampingan yang lain di
           dalam lokasi perusahaan yang akan dibiayai.
     d. Menghitung kebutuhan pembiayaan yang benar-benar dibutuhkan oleh
        nasabah secara akurat.

8




                                                                             25
e. Hendaknya pejabat pembiayaan tidak terlalu berambisi mengejar
            pendapatan     sehingga   mengurangi    kewaspadaan   terhadap      risiko
            kemacetan pembiayaan.
        f. Tidak menyalurkan pembiayaan dalam jumlah besar hanya pada
            beberapa nasabah tertentu saja.
        g. Tidak     mengompromikan      ketentuan-ketentuan   yang   berlaku     dan
            merekayasa perhitungan dan analisis pembiayaan demi kepentingan
            nasabah.
        h. Menetapkan kebijakan dan strategi pembiaayaan yang sehat.
        i. Memiliki informasi yang lengka mengenai pembiayaan yang akan
            diberikan.
        j. Kemampuan mengambil tindakan yang tegas terhadap debitur yang
            wanprestasi.
        k. Tidak bersikap memudahkan masalah yang ada dalam kegiatan kredit
            meskipun terhadap debitur lama. Di sini, hal yang penting untuk
            dilakukan adalah tetap melakukan pengawasan penuh. Tidak mudah
            percaya dengan infromasi lisan yang disampaikan nasabah dan tidak
            terlalu optimis dalam melakukan forecasting terhadap perusahaan
            nasabah.
        l. Mengintensifkan pengawasan.
        m. Meningkatkan kemampuan teknik analis pembiayaan (account officer).


        Proses penanganan pembiayaan dilakukan sesuai dengan kolektabilitas
pembiayaan, sebagai berikut :9
        1. Pembiayaan Lancar, dilakukan dengan cara :
            a. Pemantauan usaha nasabah
            b. Pembinaan anggota dengan pelatihan-pelatihan
        2. Pembiayaan potensi bermasalah, dilakukan dengan cara :
            a. Pembinaan anggota
            b. Pemberitahuan dengan surat teguran

9
    Muhammad, Op.cit, hlm. 315


                                                                                   26
c. Kunjungan lapangan atau silaturahmi oleh bagian pembiayaan kepada
     nasabah
  d. Upaya prefentiv dengan penanganan reschedulling, yaitu penjadwalan
     kembali jangka waktu angsurang serta memperkecil jumlah angsuran.
     Juga dapat dilakukan dengan reconditioning, yaitu memperkecil
     margin keuntungan atau bagi hasil.
3. Pembiayaan kurang lancar, dilakukan dengan cara :
  a. Membuat surat teguran atau peringatan.
  b. Kunjungan lapangan atau silaturahmi oleh bagian pembiayaan kepada
     nasabah secara lebih sungguh-sungguh.
  c. Upaya penyehatan dengan cara reschedulling, yaitu penjadwalan
     kembali jangka waktu angsurang serta memperkecil jumlah angsuran.
     Juga dapat dilakukan dengan reconditioning, yaitu memperkecil
     margin keuntungan atau bagi hasil.
4. Pembiayaan diragukan atau macet, dilakukan dengan cara :
  a. Dilakukan reschedulling, yaitu penjadwalan kembali jangka waktu
     angsurang serta memperkecil jumlah angsuran.
  b. Dilakukan reconditioning, yaitu memperkecil margin keuntungan atau
     bagi hasil usaha.
  c. Dilakukan pengalihan atau pembiayaan ulang dalam bentuk
     pembiayan Al-Qardhul Hasan.




                                                                    27
BAB III

                                     PENUTUP

Kesimpulan

       Semakaindini di ketahuiadanyamasalah, semakincepatdapatdiambillangkah
yang                biasanyamasalahnyabelumterlaluberat.Bank                 yang
tidakwaspadaterhadapgejala-                                      gejalatersebut,
biasanyamenghadapaikesuliatandalammenanganikreditnya                         yang
bermasalahkarenamasalahnyabarudisadarisetelahmenjadisemakinbanyakdanberat.
Dengandemikian,
sangatperlumengembangkanbudayawaspadaterhadapadanyagejalatersebut              di
atasdikalanganstafataukaryawan agar kredit yang di berikantidakbermasalah.

Pencegahanpembiyayaanbermasalah :

        A. Prinsipkehati-hatian
           1. Permohonan.

           2. Analisis.

           3. Keputusan.

           4. Perjanjian.

           5. Pengikatjaminan.

           6. Pengawasan.

           7. Pelunasandanatauperpanjangan.

        B. Tindakanpenyelamatanpembiyayaan.
   1. Rescheduling (penjadwalankembali)
   2. Memperpanjangjangkawaktupembiyayaanatauangsuransehinggamemperolehpeny
        elesaianatauangsuranlebihringan.

   3. Reconditioning (persyaratankembali).




                                                                               28
 Mengubahpersyaratan ,Perubahantingkat BA-SIL, MARGIN.

4. RESTRUCTURING (PENATAAN KEMBALI).

     a. Konversipembiyayaan.

     b. Konversipembiyayaanmenjadipenyertaan               modal
         sementarapadaperusahaandebitur.




                                                             29

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian KreditJawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian KreditRachardy Andriyanto
 
Kesenjangan Harapan Antara Nasabah dan Manajemen Terhadap Penyampaian Informa...
Kesenjangan Harapan Antara Nasabah dan Manajemen Terhadap Penyampaian Informa...Kesenjangan Harapan Antara Nasabah dan Manajemen Terhadap Penyampaian Informa...
Kesenjangan Harapan Antara Nasabah dan Manajemen Terhadap Penyampaian Informa...Habibie Muhammad
 
Sumber Dana dan Alokasi Dana Bank
Sumber Dana dan Alokasi Dana BankSumber Dana dan Alokasi Dana Bank
Sumber Dana dan Alokasi Dana BankAfdal Adam
 
Lkbb & bank syariah ita rahmatika 120007
Lkbb & bank syariah ita rahmatika 120007Lkbb & bank syariah ita rahmatika 120007
Lkbb & bank syariah ita rahmatika 120007Ita Rahmatika
 
PERBANKAN SYARIAH(pembiayaan)
PERBANKAN SYARIAH(pembiayaan)PERBANKAN SYARIAH(pembiayaan)
PERBANKAN SYARIAH(pembiayaan)Ikha Embun Ceria
 
Identify of Credit Risk (Resiko Kualitatif 6Cs & 5Ps) _Materi Training CREDI...
Identify of Credit Risk (Resiko Kualitatif  6Cs & 5Ps) _Materi Training CREDI...Identify of Credit Risk (Resiko Kualitatif  6Cs & 5Ps) _Materi Training CREDI...
Identify of Credit Risk (Resiko Kualitatif 6Cs & 5Ps) _Materi Training CREDI...Kanaidi ken
 
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non BankSumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non BankM Abdul Aziz
 
Sumber dana bank dan managemen kredit
Sumber dana bank dan managemen kreditSumber dana bank dan managemen kredit
Sumber dana bank dan managemen kreditFirman Bachtiar
 
Tugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UASTugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UASDevia13
 
Sumber Dana Perbankan
Sumber Dana PerbankanSumber Dana Perbankan
Sumber Dana PerbankanReza Baskoro
 

Was ist angesagt? (20)

Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian KreditJawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
Jawaban UTS Take Home Hukum Perjanjian Kredit
 
Pertemuan 4 simpanan giro, deposito
Pertemuan 4 simpanan giro, depositoPertemuan 4 simpanan giro, deposito
Pertemuan 4 simpanan giro, deposito
 
P-5-6 Kredit.pptx
P-5-6 Kredit.pptxP-5-6 Kredit.pptx
P-5-6 Kredit.pptx
 
Kesenjangan Harapan Antara Nasabah dan Manajemen Terhadap Penyampaian Informa...
Kesenjangan Harapan Antara Nasabah dan Manajemen Terhadap Penyampaian Informa...Kesenjangan Harapan Antara Nasabah dan Manajemen Terhadap Penyampaian Informa...
Kesenjangan Harapan Antara Nasabah dan Manajemen Terhadap Penyampaian Informa...
 
Sumber Dana dan Alokasi Dana Bank
Sumber Dana dan Alokasi Dana BankSumber Dana dan Alokasi Dana Bank
Sumber Dana dan Alokasi Dana Bank
 
Soal jawaban-bab-1-17
Soal jawaban-bab-1-17Soal jawaban-bab-1-17
Soal jawaban-bab-1-17
 
Manajemen Aktiva & Pasiva
Manajemen Aktiva & PasivaManajemen Aktiva & Pasiva
Manajemen Aktiva & Pasiva
 
Lkbb & bank syariah ita rahmatika 120007
Lkbb & bank syariah ita rahmatika 120007Lkbb & bank syariah ita rahmatika 120007
Lkbb & bank syariah ita rahmatika 120007
 
Manajemen Bank Umum
Manajemen Bank UmumManajemen Bank Umum
Manajemen Bank Umum
 
PERBANKAN SYARIAH(pembiayaan)
PERBANKAN SYARIAH(pembiayaan)PERBANKAN SYARIAH(pembiayaan)
PERBANKAN SYARIAH(pembiayaan)
 
Identify of Credit Risk (Resiko Kualitatif 6Cs & 5Ps) _Materi Training CREDI...
Identify of Credit Risk (Resiko Kualitatif  6Cs & 5Ps) _Materi Training CREDI...Identify of Credit Risk (Resiko Kualitatif  6Cs & 5Ps) _Materi Training CREDI...
Identify of Credit Risk (Resiko Kualitatif 6Cs & 5Ps) _Materi Training CREDI...
 
Manajemen pembiayaan bank syariah
Manajemen pembiayaan bank syariahManajemen pembiayaan bank syariah
Manajemen pembiayaan bank syariah
 
Ujian akhir semester perbankan
Ujian akhir semester perbankanUjian akhir semester perbankan
Ujian akhir semester perbankan
 
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non BankSumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
 
Sumber dana bank dan managemen kredit
Sumber dana bank dan managemen kreditSumber dana bank dan managemen kredit
Sumber dana bank dan managemen kredit
 
Sesi iii bank
Sesi iii bankSesi iii bank
Sesi iii bank
 
power point manajemen dana bank
power point manajemen dana bankpower point manajemen dana bank
power point manajemen dana bank
 
Materi 05
Materi 05Materi 05
Materi 05
 
Tugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UASTugas perbankan syariah UAS
Tugas perbankan syariah UAS
 
Sumber Dana Perbankan
Sumber Dana PerbankanSumber Dana Perbankan
Sumber Dana Perbankan
 

Ähnlich wie Collectabilitas pembiayaan

PPT SKRIPSI.pptx
PPT SKRIPSI.pptxPPT SKRIPSI.pptx
PPT SKRIPSI.pptxrifqi80
 
Makalah_Alokasi_Dana.docx
Makalah_Alokasi_Dana.docxMakalah_Alokasi_Dana.docx
Makalah_Alokasi_Dana.docxMartunisSyarra
 
penghimpunan dan penyaluran dana.pptx
penghimpunan dan penyaluran dana.pptxpenghimpunan dan penyaluran dana.pptx
penghimpunan dan penyaluran dana.pptxFikriRahmanFadilah
 
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di IndonesiaManajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di IndonesiaSupardi56
 
PPT k.10 manajemen investasi dan pembiyaan-dikonversi.pdf
PPT k.10 manajemen investasi dan pembiyaan-dikonversi.pdfPPT k.10 manajemen investasi dan pembiyaan-dikonversi.pdf
PPT k.10 manajemen investasi dan pembiyaan-dikonversi.pdfWildaauliarahma
 
Penanganan kredit bermasalah
Penanganan kredit bermasalahPenanganan kredit bermasalah
Penanganan kredit bermasalahnazarji
 
kamu banyak masalah kan aku juga sama si
kamu banyak masalah kan aku juga sama sikamu banyak masalah kan aku juga sama si
kamu banyak masalah kan aku juga sama siIrawatiAlsiva
 
Manajemen Kredit Bank
Manajemen Kredit BankManajemen Kredit Bank
Manajemen Kredit BankDwi Purbo
 
Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah Pert.12.pptx
Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah Pert.12.pptxFaktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah Pert.12.pptx
Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah Pert.12.pptxISRAFIL MUNAWARAH, SE,. M.Ak
 
Point penilain bank dalan pemberian kredit
Point penilain bank dalan pemberian kreditPoint penilain bank dalan pemberian kredit
Point penilain bank dalan pemberian kreditkhabibahdika1234
 
Bab v manajemen bank
Bab v manajemen bankBab v manajemen bank
Bab v manajemen bankMuh faqih F U
 
Analisis perkreditan
Analisis perkreditanAnalisis perkreditan
Analisis perkreditanmasadib
 
Proposal ginting hermina data baru 12345
Proposal ginting hermina data baru 12345Proposal ginting hermina data baru 12345
Proposal ginting hermina data baru 12345NataWarna
 
Materi Credit Analysis _Materi Training KREDIT PERBANKAN
Materi Credit Analysis  _Materi Training KREDIT PERBANKANMateri Credit Analysis  _Materi Training KREDIT PERBANKAN
Materi Credit Analysis _Materi Training KREDIT PERBANKANKanaidi ken
 

Ähnlich wie Collectabilitas pembiayaan (20)

PPT SKRIPSI.pptx
PPT SKRIPSI.pptxPPT SKRIPSI.pptx
PPT SKRIPSI.pptx
 
Kredit Macet
Kredit MacetKredit Macet
Kredit Macet
 
Makalah_Alokasi_Dana.docx
Makalah_Alokasi_Dana.docxMakalah_Alokasi_Dana.docx
Makalah_Alokasi_Dana.docx
 
penghimpunan dan penyaluran dana.pptx
penghimpunan dan penyaluran dana.pptxpenghimpunan dan penyaluran dana.pptx
penghimpunan dan penyaluran dana.pptx
 
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di IndonesiaManajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
Manajemen kredit dan macam-macam kredit di Indonesia
 
PPT k.10 manajemen investasi dan pembiyaan-dikonversi.pdf
PPT k.10 manajemen investasi dan pembiyaan-dikonversi.pdfPPT k.10 manajemen investasi dan pembiyaan-dikonversi.pdf
PPT k.10 manajemen investasi dan pembiyaan-dikonversi.pdf
 
Kredit Macet
Kredit MacetKredit Macet
Kredit Macet
 
Penanganan kredit bermasalah
Penanganan kredit bermasalahPenanganan kredit bermasalah
Penanganan kredit bermasalah
 
kamu banyak masalah kan aku juga sama si
kamu banyak masalah kan aku juga sama sikamu banyak masalah kan aku juga sama si
kamu banyak masalah kan aku juga sama si
 
Manajemen Kredit Bank
Manajemen Kredit BankManajemen Kredit Bank
Manajemen Kredit Bank
 
Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah Pert.12.pptx
Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah Pert.12.pptxFaktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah Pert.12.pptx
Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah Pert.12.pptx
 
Point penilain bank dalan pemberian kredit
Point penilain bank dalan pemberian kreditPoint penilain bank dalan pemberian kredit
Point penilain bank dalan pemberian kredit
 
KREDIT TANPA AGUNAN
KREDIT TANPA AGUNANKREDIT TANPA AGUNAN
KREDIT TANPA AGUNAN
 
Kelompok 7_MPS.pptx
Kelompok 7_MPS.pptxKelompok 7_MPS.pptx
Kelompok 7_MPS.pptx
 
17981045.ppt
17981045.ppt17981045.ppt
17981045.ppt
 
Bab v manajemen bank
Bab v manajemen bankBab v manajemen bank
Bab v manajemen bank
 
Bab 10
Bab 10Bab 10
Bab 10
 
Analisis perkreditan
Analisis perkreditanAnalisis perkreditan
Analisis perkreditan
 
Proposal ginting hermina data baru 12345
Proposal ginting hermina data baru 12345Proposal ginting hermina data baru 12345
Proposal ginting hermina data baru 12345
 
Materi Credit Analysis _Materi Training KREDIT PERBANKAN
Materi Credit Analysis  _Materi Training KREDIT PERBANKANMateri Credit Analysis  _Materi Training KREDIT PERBANKAN
Materi Credit Analysis _Materi Training KREDIT PERBANKAN
 

Collectabilitas pembiayaan

  • 1. BAB 1 PENDAHULUAN Dua fungsi utama bank syariah adalah mengumpulkan dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian pembiayaan kepada debitur yang membutuhkan, baik untuk modal usaha maupun untuk konsumsi. Praktik pembiayaan yang sebenarnya dijalankan oleh lembaga keuangan islami adalah pembiayaan dengan sistem bagi hasil atau syirkah. Praktik syirkah ini terkemas dalam dua jenis pembiayaan, yaitu pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah.1 Pasal 1angka 12 uu 10/1998 “Pembiayaanberdasarprinsipsyariahadalahpenyediaanuangatautagihan yang dipersamakandenganituberdasarkanpersetujuanataukesepakatanantara bank denganpihaklain yang dibiayaiuntukmengembalikanuangatautagihantersebutsetelahjangkawaktutertentu denganimbalanataubagihasil”. Pembiayaan secara luas berarti , financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank syariah kepada nasabah. Pembiayaan menurut kualitasnya pada hakikatnya didasarkan atas resiko kemungkinan terhadap kondisi dan kepatuhan nasabah pembiayaan dalam memenuhi kewajiban untuk membayar bagi hasil, serta melunasi pembiayaannya. 1 Muhammad, 2005, Manajemen Bank Syari’ah, Yogyakarta, UPP AMP YKPN Yogyakarta, hlm.303 1
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. PengertianPembiayaan Pembiayaan adalah suatu proses, mulai dari analisis kelayakan pembiayaan sampai kepada realisasinya. Namun realisasi pembiayaan bukanlah tahap terakhir dari proses pembiayaan. Setelah realisasi pembiayaan, maka pejabat bank syari’ah perlu melakukan pemantauan dan pengawasan pembiayaan. Aktivitas ini memiliki aspek dan tujuan tertentu. Untuk itu perlu dibicarakan hal-hal yang terkait dengan aktivitas pemantauan dari pengawasan pembiayaan. Dalam bank konvensional, ada beberapa pengertian kredit bermasalah :2 1. Kredit yang di dalam pelaksanaannya belum mencapai atau memenuhi target yang diinginkan oleh pihak bank. 2. Kredit yang memiliki kemungkinan timbulnya risiko di kemudian hari bagi bank dalam arti luas 3. Mengalami kesulitan di dalam penyelesaian kewajiban-kewajibannya baik dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya atau pembayaran bunga, denda keterlambatan, serta ongkos-ongkos bank yang menjadi beban debitur yang bersangkutan 4. Kredit di mana pembayaran kembalinya dalam bahaya, terutama apabila sumber-sumber pembayaran kembali yang diharapkan diperkirakan tidak cukup untuk membayar kembali kredit sehingga belum mencapai / memenuhi target yang diinginkan oleh bank. 5. Kredit di mana terjadi cedera janji dalam pembayaran kembali sesuai perjanjian sehingga terdapat tunggakan, atau ada potensi kerugian di perusahaan debitur sehingga memiliki kemungkinan timbulnya resiko di kemudian hari bagi bank dalam arti luas. 2 Rivai, Verithzal dkk, 2007, Bank and Financial Institutions Management, Jakarta, Raja Grafindo Persada, hlm.33 2
  • 3. 6. Mengalami kesulitan di dalam penyelesaian kewajiban-kewajibannya terhadap bank, baik dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya, pembayaran bunga, maupun pembayaran ongkos-ongkos bank yang menjadi beban nasabah debitur yang bersangkutan. 7. Kredit golongan perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet serta golongan lancar yang berpotensi menunggak. Bagi bank, semakin dini menganggap kredit yang diberikan menjadi bermasalah semakin baik karena akan berdampak semakin dini pula dalam upaya penyelamatannya sehingga tidak terlanjur parah akibat semakin sulit penyelesaiannya. Pengendalian kredit bank mutlak dilaksanakan untuk menghindari terjadinya kredit macet dan penyelesaian keredit macet. Dikutip dari pendapat Drs. Malayu S.P. Hasibuan bahwa “Pengendalian kredit adalah usaha-usaha untuk menjaga kredit yang diberikan tetap lancar, produktif dan tidak macet.” Lancar dan produktif artinya kredit itu dapat ditarik kembali bersama bunganya sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui kedua belah pihak.hal ini penting karena jika kredit macet berarti kerugian bagi bank bersangkutan. Oleh karena itu, penyaluran krredit harus didasarkan pada prinsip kehati-hatian dan dengan sistem pengendalian yang baik dan benar.3 Tujuan pengendalian kredit adalah antara lain : 1. Menjaga agar kredit yang disalurkan tetap aman. 2. Mengetahui apakah kredit yang disalurkan itu lancar atau tidak 3. Melakukan tindakan pencegahan dan penyelesaian kredit macet atau kredit bermasalah 4. Mengevaluasi apakah prosedur penyaluran kredit yang dilakukan telah baik atau masih perlu disempurnakan. 3 Hasibuan, Malayu S.P, Dasar-Dasar Perbankan, 2002, Jakarta, PT. Bumi Aksara, hlm.105 3
  • 4. 5. Memperbaiki kesalahan-kesalahan karyawan analisis kredit dan mengusahakan agar kesalahan itu tidak terulang kembali. 6. Mengetahui posisi collectability credit yang disalurkan bank. 7. Meningkatkan moral dan tanggung jawab karyawan analisis kredit bank. Tujuan Pemantauan dan Pengawasan Pembiayaan4 a. Kekayaan bank syari’ah akan selalu terpantau dan menghindari adanya penyelewengan-penyelewengan baik oknum dari luar maupun dari dalam bank syari’ah. b. Untuk memastikan ketelitian dan kebenaran data administrasi di bidang pembiayaan. c. Untuk memajukan efisiensi di dalam pengelolaan tata laksana usaha di bidang peminjaman dan sasaran pencapaian yang ditetapkan. d. Kebijakan manajemen bank syariah akan dapat lebih rapi dan mekanisme dan prosedur pembiayaan akan lebih dipatuhi. Media Pemantauan a. Informasi dari luar bank syari’ah Diupayakan data dari laporan penyidik usaha dibiayai baik itu berupa laporan stok, realisasi kerja dan laporan keuangan. Laporan juga harus dikontrol melalui realisasi kerjanya jangan hanya berdasarkan formulir laporan keuangan. b. Informasi dari dalam bank syari’ah Penelitian mutasi keuangan anggota dalam rekening sehingga diperoleh gambaran mutasi yang sesungguhnya dan tidak terjadi manipulasi. c. Meneliti perputaran yang terjadi atas debit dan kredit pada beberapa bulan berjalan. d. Memberikan tanda pada laporan sehingga dapat diantisipasi jika ada kekeliruan yang lebih besar. 4 Ibid, hlm.310 4
  • 5. e. Periksalah adakah tanggal-tanggal jatuh tempo yang dijanjikan terealisasi. f. Meneliti buku-buku pembantu / tambahan dan map-map yang berkaitan dengan peminjaman. Kunjungan Pada Peminjam Tujuannya adalah untuk mempertimbangkan dan memantau efektivitas dana yang dimanfaatkan peminjam. Hal-hal yang dilakukan : 1. Membuat laporan kegiatan peminjam. 2. Laporan realisasi kerja bulanan 3. Laporan stok / persediaan barang 4. Laporan kegiatan investasi bulanan 5. Laporan hutang 6. Laporan piutang 7. Neraca R / L per bulan, triwulan dan semester. 8. Tingkat pengumpulan pendapatan 9. Tingkat kemajuan usaha 10. Tingkat efektivitas pemakaian dana. B. Penanganan Pembiayaan Bermasalah Jika bank tidakinginrugikarenakredit yang diberikanmenjadibermasalah , bank harusmampumengidentifikasigejala- gejalanyasecaradinisehinggadapatsegeramengambillangkahpenanganansebelumm asalahnyamenjadisemakinparah. Perludiketahuibahwakredittidakmenjadibermasalahsecaratiba- tibatanpagejala.Padaumumnyakreditberkembangmenjadibermasalahmelaluitahapa n yang adagejalanya.Adapungejaladinitersebutdapatdideteksidarikeadaan- keadaansebagaiberikut : a. Ada tunggakan; b. Mengajukanperpanjangan; 5
  • 6. c. Kondisikeuanganmenurun, antara lain : 1) Penurunan : likuiditas, perbandinganaktivalancarterhadapaktivatetap, presentasilabaterhadapaktiva, net worth; 2) Kenaikan : piutang, persediaan, utangjangkapanjang, debt equity ratio, biayaproduksi, penjualantetapikeuntunganturun, aktivatetapkarenarevaluasi; d. Laporankeuanganterlambatatautadinyaselaludiauditolehakuntanmenjaditi dak; e. Saldo rata ratagiromenurundanseringover draft; f. Hubungandengan bank semakinrenggang, menghindarsetiap kali di hubungi; g. Penurunannilaiatauhilangnyaagunan; h. Penggunaankredittidaksesuairencana; i. Kehilanganlangggananutama; j. Informasi negative; k. Konflik intern; l. Masalahkeluarga; m. Menurunnyakesehatandebitur, meninggal; n. Masalahperburuhan; o. Resesi, kejenuhanpasar; p. Bencanaalam, perubahanperaturan; q. Keterlibatandalamusaha lain secaradiamdiam; r. Enggandikunjungitempatusahanya; s. Memberikanlaporasntidakbenar; t. Terlaluoptimis; Selainmengetahuigejala yang merupakanindikasitimbulnyakreditbermasalahtersebut di atas, bank jugaperlumengetahuicaramendeteksinya. Sumberinformasidancaramendekteksiantara lain sebagaiberikut : 6
  • 7. a. Manajemen : di deteksidaripertemuanpertemuandengannasabahsecara periodic b. Keuangan : di deteksidarimenganalisislaporkankeuangansecarakontinu 1) Bandingkandenganlaporan – laporansebelumnya 2) Cross check denganinformasidarikreditur – krediturdansumber – sumberlain, perikasacatatan – catatandebitur c. Operasi :dideteksidarikunjunganon the spot denganmengevaluasiperalatandanpersediaan, sikapataukemampuankariawan, kelengkapanfasilitas, cara – carapengoperasiansecaraumum. d. Hubungandengan bank : di deteksidenganmengadakanloan review, yaituselalumelihatkembali file kredit e. Jaminan : di deteksidari file dankunjunganon the spot Denganselaluwaspadaterhadapgejala – gejaladinitersebut di atas, bank tidakakanterlambatdalammengambiltindakanpenanganan. Semakindini di ketahuiadanyamasalah, semakincepatdapatdiambillangkah yang biasanyamasalahnyabelumterlaluberat.Bank yang tidakwaspadaterhadapgejala- gejalatersebut, biasanyamenghadapaikesuliatandalammenanganikreditnya yang bermasalahkarenamasalahnyabrudisadarisetelahmenjadisemakinbanyakdanberat.D engandemikian, sangatperlumengembangkanbudayawaspadaterhadapadanyagejalatersebut di atasdikalanganstafataukaryawan agar kredit yang di berikantidakbermasalah. Sumber-sumber penyebab kegagalan/kesulitan pengembalian pembiayaan oleh nasabah, atau penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah dapat dikemukakan sebagai berikut :5 a. Self Dealing Ini terjadi karena adanya interest tertentu dari pejabat pemberi pembiayaan terhadap permohonan yang diajukan nasabah. Yaitu, berupa 5 Rivai, Verithzal, Op.cit, hlm.499 7
  • 8. pemberian pembiayaan yang tidak layak atas dasar yang kurang sehat kepada nasabahnya. Tindakan pejabat memberikan pembiayaan atas dasar yang kurang sehat kepada nasabahnya. Tindakan pejabat memberikan pembiayaan atas penilaian yang kurang layak dan sehat karena ada harapan berupa kompensasi atau suatu imbalan dari naasabah. Dengan sikap seperti itu, pejabat berada di posisi yang objektif dan menolak permohonan pembiayaan yang seharusnya, menurut pertimbangan teknik, tidak dapat diberikan pembiayaan. b. Anxiety for Income Pendapatan yang diperoleh melalui kegiatan pembiayaan merupakan sumber pendapatan utama sehingga ambisi atau nafsu yang berlebihan untuk memperoleh laba melalui penerimaan dari pembiayaan sering menimbulkan pertimbangan yang tidak sehat dalam pemberian pembiayaan. Pada akhirnya, akan menjadi beban berat, jika pembiayaan tersebut menjadi bermasalah, bila dibandingkan dengan besar pendapatan yang hendak diraih dari pemberian pembiayaan. Dari sisi debitur, anxiety for income ini timbul antara lain dalam bentuk profit before operation, yaitu dengan cara mark up of project atau model kerjanya. c. Compromise of Principles Pelanggaran prinsip-prinsip pembiayaan oleh pimpinan dengan menyetujui pemberian pembiayaan yang mengandung risiko potensial menjadi penyebab pembiayaan bermasalah. Tindakan kompromistis dilakukan pimpinan perusahaan terhadap nasabah terutama disebabkan oleh keeratan hubungan antara pejabat dan nasabah dan kuatnya persaingan dalam bisnis perbankan. d. Incomplete Information Terbatasnya informasi merupakan salah satu penyebab kesalahan dalam kebijakan pemberian pembiayaan. Maka, data yang diperlukan untuk mendukung evaluasi permohonan pembiayaan harus cukup tersedia, seperti data keuangan dan laporan usaha, di samping informasi lain 8
  • 9. seperti tujuan penggunaan pembiayaan, perencanaan ataupun keterangan mengenai sumber pelunasan kembali. e. Failure to Obtain or Enforce Liquidation Agreements Sikap yang ragu-ragu dalam menentukan tindakan terhadap suatu kewajiban yang telah diperjanjikan, meskipun nasabah mampu dan wajib membayarnya juga, merupakan penyebab timbulnya pembiayaan yang tidak sehat dan pembiayaan bermasalah. Hal lain yang menyebabkan timbulnya masalah ini adalah tidak lengkapnya dokumen pembiayaan atau terdapat cacat hukum padanya sehingga posisi yuridis menjadi lemah. f. Complacency Sikap memudahan / ceroboh terhadap suatu masalah dalam proses pembiayaan akan mengakibatkan terjadinya kegagalan atas pelunasan kembali pembiayaan yang telah diberikan. Sikap ceroboh hendaknya dicegah seperti : 1) Kurang pengawasan terhadap nasabah lama yang telah dikenal dengan baik 2) Mengandalkan hanya pada informasi lisan dari pimpinan, daripada data keuangan sebagai pegangan. 3) Interpretasi yang over estimate terhadap kelemahan nasabah. 4) Tidak patuh pada ketentuan yang berlaku. g. Lack of Supervising Yaitu, kurang pengawasan yang efektif dan berkesinambungan setelah pemberian pembiayaan. Kondisi pembiayaan berkembang menjadi kerugian, karena nasabah tidak memenuhi kewajibannya dengan baik. Apabila pejabat secara kontinu melakukan pengawasan kepada nasabah dan usahanya, akan dapat dideteksi dengan lebih dini kemungkinan terjadinya pembiayaan bermasalah sehingga dapat ditentukan tindakan yang tepat untuk mengantisipasinya. 9
  • 10. h. Techincal Incomplete Tidak memiliki kemampuan teknis, dalam menganalisis permohonan pembiayaan dari aspek keuangan maupun aspek lain, akan berakibat kegagalan dalam operasi pembiayaan. Kemampuan menganalisis laporan keuangan dan aspek lainnya akan melindungi dari kemungkinan kerugian yang diakibatkan kegagalan dalam pemberian pembiayaan. Pejabat pembiayaan harus senantiasa meningkatkan pengetahuan dan kemampuan yang berkaitan dengan tugasnya, dan jangan memberikan pembiayaan kepada usaha atau sektor yang tidak dikenal / diketahui dengan baik. i. Poor Selection of Risks Risiko yang perlu dipahami oleh pejabat pembiayaan, antara lain : 1) Risiko Sifat Usaha Dari sifat usaha, dapat diidentifikasi tinggi rendahnya risiko dengan berbagai kriteria seperti : a) Semakin lambat turn oversuatu usaha, makin tinggi tingkat risikonya. b) Semakin tinggi dan canggih spesifikasi dan kekhususan usahanya, semakin tinggi tingkat risikonya. c) Semakin besar pemakaian pembiayaan investasi untuk modal kerja, semakin tinggi risikonya bila dibandingkan dengan investasi ada barang modal. d) Usaha dengan padat modal pada negara yang sedang berkembang, beresiko lebih besar bila dibandingkan dengan usaha yang banyak mengerahkan tenaga / padat karya. e) Sifat usaha yang memang mengandung resiko tinggi, pengeboran minyak di lepas pantai, usaha yang baru dirintis dan sebelumnya tidak dikenal atau belum diupayakan orang. 2) Risiko Geografis 10
  • 11. Letak geografis usaha nasabah erat hubungannya dengan tingkat risiko usaha, seperti seiringnya terjadi bencana alam di lokasi usaha tersebut. Risiko usaha tersebut berupa : a) Usaha peternakan dan perkebunan di daerah gunung berapi berisiko tinggi. b) Usaha yang dibangun di daerah gempa / sering longsor. c) Usaha yang dibangun di daerah aliran sungai yang rawan banjir. Risiko yang perlu diwaspadai adalah risiko kesalahan dalam menentukan letak / domisili usaha karena ketidakmampuan dalam perhitungan / analisis faktor-faktor yang dipergunakan dalam proses produksi seperti bahan baku, sumber tenaga kerja, kemudahan alat angkutan, dan faktor lain yang menentukan tingkat pencapaian keuntungan paling optimal bagi perusahaan. 3) Risiko Politik Stabilitas politik merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam kegiatan ekonomi / bisnis. Untuk itu, perlu kehati-hatian, karena mempunyai risiko yang sangat tinggi dan dampak buruk kepada pembiayaan yang disalurkan. 4) Risiko Ketidakpastian Faktor ini akan merangsang spekulasi. Setiap usaha yang didasarkan pada spekulasi akan beresiko tinggi, karena sudah dapat dipastikan bahwa usaha tersebut tidak direncanakan dengan baik. Oleh karena itu, dengan merencanakan pembiayaan, informasi mengenai usaha- usaha yang bersifat spekulatif penting untuk diwaspadai agar pembiayaan yang diberikan terarah. Bank tidak membiayai usaha yang didasarkan pada spekulasi yang beresiko tinggi sehingga mengurangi terjadinya peluang pembiayaan bermasalah. 5) Risiko Inflasi Kondisi inflasi yang tinggi akan berakibat risiko tinggi pula terhadap pembiayaan yang diberikan, meskipun nasabah telah melunasi 11
  • 12. pembiayaan, bila dibandingkan dengan daya beli rupiah yang menurun. 6) Risiko Persaingan Produksi yang dihasilkan nasabah apakah merupakan jenis produk yang telah banyak di pasaran (atau mungkin jenis produk yang telah jenuh). Di sini pejabat pembiayaan dituntut keprofesionalan melakukan seleksi terhadap pembiayaan yang diberikannya. Perlu keahlian pejabat pembiayaan sehingga mampu mengidentifikasi kenungkinan risiko yang akan mengancam pembiayaan yang disalurkan. Keahlian tersebut antara lain : a) Mampu mendeteksi kemampuan nasabah dalam menbiayai usahanya. Kontribusi modal dari nasabah dalam membiayai usahanya sangat penting diketahui karena dengan demikian, nasabah akan sungguh-sungguh menjalankan usahanya. Bilamana seluruh usaha nasabah diabiayai oleh lembaga keuangan, niscaya kemungkinan rugi atau dilikuidasi kelak, cukup besar peluangnya. b) Kemampuan menghitung berapa kebutuhan nasabah yang sesungguhnya. c) Kemampuan menghitung nilai / taksasi jaminan yang meng-cover terhadap pembiayaan yang diberikan, yang tujuannya adalah berjaga-jaga terhadap kemungkinan tidak dilunasinya pembiayaan kelak oleh nasabah. d) Kemampuan memperhitungkan kemungkinan resiko yang dihadai dengan pemberian pembiayaan, dan mengetahui sumber pelunasan. e) Kemampuan mendeteksi resiko pemberian pembiayaan yang secara kemampuan mungkin cukup baik, tetapi dari sisi moral kurang menguntungkan. f) Kemampuan mendeteksi kualitas jaminan yang akan menimbulkan masalah di kemudian hari. 12
  • 13. j. Overlending Pemberian pembiayaan yang besarnya melampaui batas kemampuan pelunasan pembiayaan oleh nasabah. k. Competition Yaitu, persiangan yang kurang sehat dalam memperebutkan nasabah yang berakibat pemberian pembiayaan yang tidak sehat. Risiko yang terjadi dari peminjaman yang tertunda atau ketidakmampuan peminjam untuk menbayar kewajiban yang telah dibebankan, untuk mengantisipasi hal tersebut maka bank syari’ah harus mampu menganalisis penyebab permasalahannya. 1. Analisis sebab kemacetan a. Aspek internal a) Peminjam kurang cakap dalam usaha tersebut. b) Manajememn tidak baik atau kurang rapi c) Laporan keuangan tidak lengkap d) Penggunaan dana yang tidak sesuai dengan perencanaan e) Perencanaan yang kurang matang f) Dana yang diberikan tidak cukup untuk menjalankan usaha tersebut. b. Aspek Eksternal a) Aspek pasar kurang mendukung b) Kemampuan daya beli masyarakat kurang c) Kebijakan pemerintah d) Pengaruh lain di luar usaha e) Kenakalan peminjam 2. Menggali potensi peminjam Anggota yang mengalami kemacetan dalam memenuhi kewajiban harus dimotivasi untuk memulai kembali atau membenahi dan mengantisipasi penyebab kemacetan usaha atau angsuran. Untuk itu perlu digali potensi 13
  • 14. yang ada pada peminjam agar dana yang telah digunakan lebih efektif digunakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan : a. Adakah peminjam memiliki kecakapan lain ? b. Adakah peminjam memiliki usaha lainnya ? c. Adakah penghasilan lain peminjam ? 3. Melakukan perbaikan akad (remidial) 4. Memberikan pinjaman ulang (mungkin dalam bentuk : pembiayaan Al- Qardul Hasan, Murabahah, atau Mudharabah) 5. Penundaan pembayaran 6. Memperkecil angsuran dengan memperpanjang waktu atau akad dan margin baru (rescedulling) 7. Memperkecil margin keuntungan atau bagi hasil. Selanjutnya, unsur utama dalam menentukan kualitas pembayaran adalah waktu pembayaran bagi hasil, pembayaran angsuran maupun pelunasan pokok pembiayaan. Ketidaklancaran nasabah membayar angsuran pokok maupun bagi hasil / profitmarginpembiayaan menyebabkan adanya kolektabilitas pembiayaan. Secara umum kolektabilitas pembiyaan dikategorikan menjadi lima macam dan diperinci atas :6 1. Pembiayaan Lancar (Pass) atau Kolektabilitas 1 Pembiayaan yang digolongkan lancar apabila memenuhi kriteria antara lain : a. Pembayaran angsuran dan atau bagi hasil tepat waktu, b. Memiliki mutasi rekening yang aktif c. Bagian dari pembiayaan yang dijamin dengan agunan tunai (cash collateral) Dengan indikasi : 1) Industri Diterima umum Permintaan cukup 6 Rivai, Verithzal, 2008, Islamic Financial Management, Jakarta, Raja Grafindo Persada, hlm.33 14
  • 15. Profitabilitas cukup Persaingan minimal 2) Perusahaan Di atas rata-rata sektor Daya saing kuat Produk dan pasar yang baik 3) Keuangan Menguntungkan Likuid Cash flow memadai Rasio utang rendah Dua sumber pembayaran kembali Sedikit ketergantungan terhadap foreign exchange dan stabilitas suku bunga 4) Manajemen Memiliki kemampuan Memiliki integritas Memiliki visi strategis yang jelas Kontrol yang baik Eksternal audit yang baik 5) Viability Tidak ada risiko yang signifikan Pembiayaan dengan angsuran di luar Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR)7 1) Tidak terdapat tunggakan angsuran pokok, tunggakan bagi hasil / profit margin atau cerukan karena penarikan atau 2) Terdapat tunggakan angsuran pokok, tetapi: a) Belum melebihi 1 bulan, bagi pembiayaan yang ditetapkan masa angsurannya kurang dari 1 bulan; atau 7 Muhammad, Op.cit, hlm.312 15
  • 16. b) Belum melebihi 3 bulan, bagi pembiayaan yang ditetapkan masa angsurangnya bulanan, dua bulanan, atau tiga bulanan; atau c) Belum melampaui 6 bulan bagi pembiayaan yang masa angsurannya ditetapkan 4 bulanan atau lebih; 3) Terdapat tunggakan bagi hasil / profit margin, tetapi : a) Belum melampaui 1 bulan bagi pembiayaan yang sama dengan angsurannya kurang dari 1 bulan; atau b) Belum melampaui 3 bulan bagi pembiayaan yang masa angsurannya lebih dari 1 bulan; atau 4) Terdapat cerukan karena penarikan tetapi jangka waktunya belum melampaui 15 hari kerja. Pembiayaan dengan angsuran untuk Pembiayaan Pemilikan Rumah 1) Tidak terdapat tunggakan angsuran pokok; atau 2) Terdapat tunggakan angsuran pokok tetapi belum melampaui 6 bulan Pembiayaan tanpa angsuran atau pembiayaan rekening koran 1) Pembiayaan belum jatuh waktu, dan terdapat tunggakan bagi hasil / profit margin; atau 2) Pembiayaan belum jatuh waktu, dan terdapat tunggakan bagi hasil / profit margin, tetapi belum melampaui 3 bulan; atau 3) Pembiayaan telah jatuh waktu, dan telah dilakukan analisis untuk perpanjangannya tetapi karena kesulitasn teknis belum dapat diperpanjang. 4) Terdapat cerukan karena penarikan tetapi jangka waktunya belum melampaui 15 hari kerja. Cerukan Rekening Giro Terdapat cerukan rekening giro tetapi jangka waktunya belum melampaui 15 hari kerja. 2. Kurang Lancar (Substandar) atau Kolektabilitas 2 Pembiayaan yang dapat digolongkan ke dalam pembiayaan kurang lancar apabila memenuhi kriteria : 16
  • 17. a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bagi hasil. b. Sering terjadi cerukan c. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah d. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari sembilan puluh hari e. Terdapat indikasi masalah keuangan yangb dihadapi debitur f. Dokumentasi pinjaman yang lemah Dengan indikasi : 1) Industri Bergejolak Pendapatan menurun Permintaan menurun Risiko liberalisasi Risiko bahan mentah Risiko devaluasi Regulasi harga Weak co under preasure 2) Perusahaan Di bawah rata-rata sektor Tingkat kompetisi tinggi Aspek teknologi lemah 3) Keuangan Pendapatan rendah mendekati nol Likuiditas rendah Rasio utang tinggi Satu sumber pembayaran kembali. Aliran kas lebih rendah daripada pembayaran pokok dan bunga pinjaman Aset rentan terhadap perubahan kurs foreign exchange dan bunga 17
  • 18. Meningkatnya masalah modal kerja. 4) Manajemen Kepastian rendah Kurang pengalaman Integritas diragukan Tidak ada visi strategis Kontrol yang lemah Konflik kepemimpinan Eksternal audit dapat lemah 5) Viability Dukungan pemilik diragukan Memerlukan pemasaran yang baru Risiko masa depan yang potensial Terdapat masalah ketenagakerjaan Produk dan pasar tidak dapat ditingkatkan Pembiayaan dengan angsuran diluar Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) 1) Terdapat tunggakan angsuran pokok yang : a) Melampaui 1 bulan dan belum melampaui 2 bulan bagi pembiayaan dengan angsuran kurang dari 1 bulan; atau b) Melampaui 3 bulan dan belum melampaui 2 bulan bagi pembiayaan dengan angsuran kurang dari 1 bulan; atau c) Melampaui 6 bulan tetapi belum melampaui 12 bulan bagi pembiayaan yang masa angsurannya ditetapkan 6 bulanan atau lebih; atau 2) Terdapat tunggakan bagi hasil / profit margin, tetapi : a) Melampaui 1 bulan tetapi belum melampaui 3 bulan bagi pembiayaan dengan masa angsuran kurang dari 1 bulan; atau b) Melampaui 3 bulan dan belum melampaui 6 bulan bagi pembiayaan dengan angsuran kurang dari 1 tahun; atau 18
  • 19. 3) Terdapat cerukan karena penarikan tetapi jangka waktunya belum melampaui 15 hari kerja. Pembiayaan dengan angsuran untuk Pembiayaan Pemilikan Rumah Terdapat tunggakan angsuran pokok yang telah melampaui 6 bulan tetapi belum melampaui 9 bulan. Pembiayaan tanpa angsuran 1) Pembiayaan belum jatuh waktu a) Terdapat tunggakan bagi hasil / profit margin yang melampaui 3 bulan tetapi belum melampaui 6 bulan; atau b) Terdapat penambahan plafon atau pembiayaan baru dimaksudkan untuk melunasi tunggakan bagi hasil / profit margin; atau 2) Pembiayaan belum jatuh tempo dan belum dibayar tetapi belum melampaui 3 bulan; atau 3) Terdapat cerukan karena penarikan tetapi jangka waktunya telah melampaui 15 hari kerja tetapi belum melampaui 30 hari kerja. Pembiayaan yang diselamatkan 1) Tidak memenuhi kriteria tersebut pada kriteria lancar dan tidak ada tunggakan; atau 2) Terdapat tunggakan tetapi masih memenuhi pada kriteria lancar; atau 3) Terdapat cerukan karena penarikan tetapi jangka waktunya telah melampaui 15 hari kerja dan belum melampaui 30 hari kerja. 3. Diragukan (Doubtful) atau Kolektabilitas 3 Pembiayaan digolongan diragukan apabila pembiayaan yang bersangkutan tidak memenuhi kriteria lancar dan kurang lancar, seperti tersebut pada kriteria lancar dan kurang lancar dan berdasarkan penilaian dapat disimpulkan bahwa : a. Pembiayaan masih dapat diselamatkan dan agunannya bernilai sekurang- kurangnya 75% dari hutang peminjam termasuk bagi hasil / profit margin; atau 19
  • 20. b. Pembiayaan tidak dapat diselamatkan dan agunannya bernilai sekurang- kurangnya 100% dari hutang peminjam. Selain itu, pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan diragukan apabila memenuhi kriteria : a. Terdapat tunggakan angsuran dan atau bunga b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari d. Terjadi kapitalisasi bunga e. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian pembiayaan maupun pengikatan jaminan Dengan indikasi : 1) Industri Tidak baik Pendapatan nol atau negatif Kompetisi harga sangat tajam Harga menurun Memerlukan restrukturisasi operasional Harga politis 2) Perusahaan Jauh di bawah rata-rata sektor Tingkat kompetisi yang sangat tinggi Masalah teknologi yang parah Membutuhkan modernisasi yang mendesak Kehilangan pasar Masalah produk Ekspansi yang terlalu cepat 3) Keuangan Kerugian operasional Tidak likuid Menjual asset untuk mempertahankan usaha 20
  • 21. Aliran kas < pembayaran bunga Rasio utang sangat tinggi Sumber pembayaran tidak cukup Meningkatnya modal kerja menyembunyikan kerugian operasional 4) Manajemen Parah Tidak kompeten Tidak bisa bekerja sama Kontrol sangat lemah Masalah kepemilikan Tidak ada sumber permodalan baru Eksternal audit yang parah 5) Viablity Masalah operasional Kelebihan tenaga kerja yang banyak Membutuhkan penghapusan utang Restrukturisasi produk Restrukturisasi proses Pengembalian biaya tidak penuh 4. Perhatian Khusus (Special Mention) Pembiayaan yang digolongkan lancar apabila memenuhi kriteria antara lain : a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga bagi hasil yang belum melampaui sembilan puluh hari; atau b. Kadang-kadang terjadi cerukan c. Mutasi rekening relatif aktif d. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan e. Didukung oleh pinjaman baru Dengan indikasi : 1) Industri 21
  • 22. Dipertanyakan Pendapatan menurun Kompetisi meningkat Kompetisi harga meningkat Biaya operasi meningkat Dalam real estate, tingkat hunian dan atau daya serap menurun 2) Perusahaan Di dalam rata-rata sektor Beberapa kelemahan dalam persaingan 3) Keuntungan Keuntungan rendah Likuiditas dapat diterima Rasio utang moderat Dua sumber pembayaran kembali Aliran kas lebih rendah dari pembayaran pokok dan bunga pinjaman Dapat menopang perubahann kecil foreign exchange dan suku bunga 4) Manajemen Mampu memenuhi syarat Memiliki integritas Beberapa permasalahan strategi Perbaikan dalam kontrol Komite pemilik dan manajemen Eksternal audit dapat diterima 5) Viability Kemauan melepaskan diri dari masalah Kekuatan untuk menanggulangi Pemilik dapat mendukung Model baru dimungkinkan jika perlu Tidak terdapat masalah ketenagakerjaan yang berarti 22
  • 23. 5. Macet (Loss) Pembiayaan digolongkan macet apabila : a. Tidak memenuhi kriteria lancar, kurang lancar dan diragukan; atau b. Memenuhi kriteria diragukan tersebut tetapi jangka waktu 21 bulan sejak golongan diragukan belum ada pelunasan atau usaha penyelamatan; atau c. Pembiayaan tersebut penyelesaiannya telah diserahkan kepada pengadilan negeri atau Badan Urusan Piutang Negara (BUPN) atau telah diajukan penggantian rugi kepada perusahaan asuransi kredit atau Badan Arbitrase Syari’ah. Selain itu, pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan macet apabila memenuhi kriteria : a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bagi hasil b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar Dengan indikasi : 1) Industri Hampir mati Struktur industri lemah Bersifat anakronis 2) Perusahaan Tidak dapat berkompetisi Ketinggalan teknologi Produk yang lemah Risiko negara Peran yang sangat terbatas Lower quartile 3) Keuangan Kerugian yang besar Penjualan asset saat merugi 23
  • 24. Masalah kas dan utang yang parah Aliran kas < biaya produksi Tidak ada sumber pembayaran (kecuali likuidisasi) 4) Manajemen Sangat parah Tidak dapat dipercaya Sangat tidak kompeten Kemungkinan terjadi fraud Tidak ada kepemimpinan 5) Viability Sangat dipertanyakan Harus dilikuidasi Harus dipecah-pecah Likuidasi pada nilai dasar Pembeli sedikit. Manfaat klasifikasi Collectability Credityaitu : 1. Untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia 2. Untuk mengetahui perkembangan jumlah kredit lancar, cukup lancar, kurang lancar dan tidak lancar. 3. Untuk mengetahui jumlah kredit yang produktif, cukup produktif, kurang produktif dan tidak produktif. 4. Untuk meningkatkan pengawasan dan penagihan kredit. 5. Sebagai tolok ukur kemampuan analis kredit, apakah mampu atau tidak. Jika sebagian kredit yang disalurkan tergolong lancar atau cukup lancar berarti analis kredit mampu. Sebaliknya, jika kredit yang tergolong kurang lancar atau malah tidak lancar berarti analis kredit tidak mampu. 6. Sebagai tolok ukur baik atau tidaknya kebijaksanaan perkreditan yang dilakukan manajer bank bersangkutan. 24
  • 25. 7. Sebagai tolok ukur tingkat kesehatan oleh Bank Indonesia 8. Untuk mengetahui jumlah piutang yang akan dihapuskan 9. Sebagai tool of management bagi manajer bank dalam perkreditannya. Langkah-langkah untuk menanggulangi keadaan yang tidak diinginkan, akibat dari tindakan dan perilaku pejabat pembiayaan yang menjadi kegagalan pembiayaan atau pembiayaan bermasalah, antara lain :8 a. Menekan sekecil mungkin peluang terjadinya kolusi antara pejabat pembiayaan dengan nasabah. b. Senantiasa mengingatkan pejabat pembiayaan untuk selalu mematuhi SOP. c. Melakukan on the spot ke lokasi usaha nasabah (tanpa sepengetahuan nasabah) untuk : 1) Mengecek kebenaran pemilik perusahaan, mengcek dan mencocokkan kebenaran izin-izin. 2) Mengecek kebenaran data keuangan yang disampaikan nasabah (melakukan audit laporan keuangan nasabah). 3) Mengecek kebenaran data yang disampaikan nasabah (posisi stok dengan jumlah fisik, posisi piutang dengan buku penjualan dan dilengkapi dengan nota-nota penjualan, posisi utang dengan buku pembelian, buku bank, rekening koran nasabah, realisasi penjualan dan produksi, data perkembangan kemajuan proyek investasi dengan laporan kemajuan proyek, dan data lain yang dianggap perlu. 4) Mengecek kebenaran data jaminan yang akan diserahkan nasabah sebagai jaminan pembiayaan; mengecek aktivitas perusahaan (dalam arti tingkat kesibukannya), aktivitas produksi, dan pemasaran; mengecek apakah nasabah menjalankan usaha sampingan yang lain di dalam lokasi perusahaan yang akan dibiayai. d. Menghitung kebutuhan pembiayaan yang benar-benar dibutuhkan oleh nasabah secara akurat. 8 25
  • 26. e. Hendaknya pejabat pembiayaan tidak terlalu berambisi mengejar pendapatan sehingga mengurangi kewaspadaan terhadap risiko kemacetan pembiayaan. f. Tidak menyalurkan pembiayaan dalam jumlah besar hanya pada beberapa nasabah tertentu saja. g. Tidak mengompromikan ketentuan-ketentuan yang berlaku dan merekayasa perhitungan dan analisis pembiayaan demi kepentingan nasabah. h. Menetapkan kebijakan dan strategi pembiaayaan yang sehat. i. Memiliki informasi yang lengka mengenai pembiayaan yang akan diberikan. j. Kemampuan mengambil tindakan yang tegas terhadap debitur yang wanprestasi. k. Tidak bersikap memudahkan masalah yang ada dalam kegiatan kredit meskipun terhadap debitur lama. Di sini, hal yang penting untuk dilakukan adalah tetap melakukan pengawasan penuh. Tidak mudah percaya dengan infromasi lisan yang disampaikan nasabah dan tidak terlalu optimis dalam melakukan forecasting terhadap perusahaan nasabah. l. Mengintensifkan pengawasan. m. Meningkatkan kemampuan teknik analis pembiayaan (account officer). Proses penanganan pembiayaan dilakukan sesuai dengan kolektabilitas pembiayaan, sebagai berikut :9 1. Pembiayaan Lancar, dilakukan dengan cara : a. Pemantauan usaha nasabah b. Pembinaan anggota dengan pelatihan-pelatihan 2. Pembiayaan potensi bermasalah, dilakukan dengan cara : a. Pembinaan anggota b. Pemberitahuan dengan surat teguran 9 Muhammad, Op.cit, hlm. 315 26
  • 27. c. Kunjungan lapangan atau silaturahmi oleh bagian pembiayaan kepada nasabah d. Upaya prefentiv dengan penanganan reschedulling, yaitu penjadwalan kembali jangka waktu angsurang serta memperkecil jumlah angsuran. Juga dapat dilakukan dengan reconditioning, yaitu memperkecil margin keuntungan atau bagi hasil. 3. Pembiayaan kurang lancar, dilakukan dengan cara : a. Membuat surat teguran atau peringatan. b. Kunjungan lapangan atau silaturahmi oleh bagian pembiayaan kepada nasabah secara lebih sungguh-sungguh. c. Upaya penyehatan dengan cara reschedulling, yaitu penjadwalan kembali jangka waktu angsurang serta memperkecil jumlah angsuran. Juga dapat dilakukan dengan reconditioning, yaitu memperkecil margin keuntungan atau bagi hasil. 4. Pembiayaan diragukan atau macet, dilakukan dengan cara : a. Dilakukan reschedulling, yaitu penjadwalan kembali jangka waktu angsurang serta memperkecil jumlah angsuran. b. Dilakukan reconditioning, yaitu memperkecil margin keuntungan atau bagi hasil usaha. c. Dilakukan pengalihan atau pembiayaan ulang dalam bentuk pembiayan Al-Qardhul Hasan. 27
  • 28. BAB III PENUTUP Kesimpulan Semakaindini di ketahuiadanyamasalah, semakincepatdapatdiambillangkah yang biasanyamasalahnyabelumterlaluberat.Bank yang tidakwaspadaterhadapgejala- gejalatersebut, biasanyamenghadapaikesuliatandalammenanganikreditnya yang bermasalahkarenamasalahnyabarudisadarisetelahmenjadisemakinbanyakdanberat. Dengandemikian, sangatperlumengembangkanbudayawaspadaterhadapadanyagejalatersebut di atasdikalanganstafataukaryawan agar kredit yang di berikantidakbermasalah. Pencegahanpembiyayaanbermasalah : A. Prinsipkehati-hatian 1. Permohonan. 2. Analisis. 3. Keputusan. 4. Perjanjian. 5. Pengikatjaminan. 6. Pengawasan. 7. Pelunasandanatauperpanjangan. B. Tindakanpenyelamatanpembiyayaan. 1. Rescheduling (penjadwalankembali) 2. Memperpanjangjangkawaktupembiyayaanatauangsuransehinggamemperolehpeny elesaianatauangsuranlebihringan. 3. Reconditioning (persyaratankembali). 28
  • 29.  Mengubahpersyaratan ,Perubahantingkat BA-SIL, MARGIN. 4. RESTRUCTURING (PENATAAN KEMBALI). a. Konversipembiyayaan. b. Konversipembiyayaanmenjadipenyertaan modal sementarapadaperusahaandebitur. 29