Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Mendidik anak dalam belajar memaafkan
1. Mendidik Anak dalam Belajar Memaafkan
Sebagai seorang ibu, seringkali Bunda melihat siKecil bermain dan kemudian
terlibat perkelahian dengan temannya karena berebut mainan. Terutama bila ia telah
berusia 5 tahun dan memiliki banyak teman serta kemauan.
Bila begitu, Bunda pastiingin si Kecil bisa cepat berbaikan dengan temannya
dan kembali bermain seperti sedia kala. Namun ada kala si Kecil menolak bermain
lagi dengan temannya dan memillih bermain sendiri, meskipun temannya sudah
menyodorkan tangan untuk minta maaf. Nah, di sinilah peran Bunda dalam
mendidik anak mulai diuji.
Marah dan kesal bisa terjadi pada siapa pun, termasuk juga padaseorang anak
kecil. Kemarahan karena dipukul teman, berebutmainan, atau jatuh karena didorong
saat bermain adalah hal yang biasa. Yang harus dipikirkan Bunda adalah apakah si
Kecil bisa memaafkan temannya itu. Bukan apa-apa, memaafkan jauh lebih sulit
ketimbang minta maaf.
Meskipun anak memiliki egosentris yang lumayan tinggi dan masih sulit
mengelola amarahnya, mereka sebenarnya dilahirkan dengan naluri untuk memberi
maaf lebih besar ketimbang orang dewasa. Ini terjadi karena konflik yang dia alami
lebih sederhana. Selain itu seorang anak juga masih bisa diajak untuk memahami
emosi dan emosi orang lain sehingga proses memaafkan jadi lebih mudah.
Cara mendidik anak untuk memiliki Kemampuan memahami emosi sendiri
dan orang lain ini bisa diasah sedini mungkin oleh Bunda, bahkan saatsi Kecil masih
berusia di bawah lima tahun. Berikut beberapa tips yang mungkin bisa Bunda
lakukan dalam cara mendidik anak yang baik untuk mengajarkan si Kecil agar
mudah memaafkan orang lain:
Berikan si Kecil Contoh Cara Memaafkan
Proses memaafkan akan lebih mudah dilakukan si Kecil bila dia mempunyai contoh
langsung dari orang tuanya. Bunda jangan ragu membiasakan diri meminta maaf bila
melakukan hal yang tidak disukai si Kecil. Sehingga si Kecil juga tidak sungkan
untuk meminta maaf bila melakukan kesalahan.
Selain kata, “Ya, saya maafkan” si Kecil juga harus diajari bahwa bahasa tubuh
seperti berjabat tangan, atau memeluk juga termasuk cara untuk memaafkan.
2. Bunda harus memastikan permintaan maaf juga bersamaan dengan rasa menyesal,
jangan sampai permintaan maaf bisa digunakan untuk mengulangi kesalahan yang
sama.
Belajar Menyalurkan Kemarahan
Beberapa anak cenderung untuk tertutup dan menolak untuk menyalurkan
kemarahannya, sehingga proses memaafkan jadi sulit. Bila si Kecil bertipe seperti
ini, Bunda harus mengajari bagaimana menyalurkan kemarahannya. Misalnya
dengan mengambar, menulis, atau bicara langsung pada orang yang membuatnya
marah. Bila dada si Kecil plong, maka akan mudah memaafkan.
Bunda, baca juga artikel berikut ini: Belajar Sopan Santun Sejak Dini Lewat
Bermain Tamu-Tamuan
Belajar Bersikap Jujur
Tanamkan sikap jujur pada si Kecil sedini mungkin. Cara mendidik anak dengan
baik seperti ini akan membuat si Kecil dengan jujur akan berani untuk berterus
terang, terutama pada orang yang membuatnya sakit hati. Misalnya berkata pada
temannya, “Kamu jangan dorong-dorong aku lagi. Kalau aku jatuh nanti luka lagi.”
Dan saat proses memaafkan, Bunda bisa mengajarkan si Kecil untuk memberikan
persyaratan atas maafnya tadi. “Jangan kamu ulangi lagi ya?” Dengan begitu, dia
bisa yakin kalau temannya tidak akan mengulang kesalahannya lagi. Berani berterus
terang juga akan membuat si Kecil berani mengemukakan pendapatnya.
Ada Alasan untuk Memaafkan
Terkadang kesalahan yang terjadi itu tidak disengaja. Jadi tidak ada salahnya Bunda
untuk mengajarkan kepada si Kecil kalau temannya mungkin tidak sengaja
menyakitinya atau membuatnya marah. Tanamkan kalau semua hal ada alasannya,
misalnya “Jangan menangis, Adek masih kecil jadi tidak tahu kalau mainan itu
punya Kakak.”
Dengan adanya alasan untuk memaafkan, si Kecil pasti akan mudah menerima
kesalahan orang lain.
Belajar Menjadi Kuat
Tanamkan pemikiran ini pada si Kecil, bahwa hanya orang yang kuatlah yang
mampu memaafkan kesalahan orang lain. Sementara hanya orang lemah yang tidak
3. mampu memberi maaf kepadaorang lain. Tanamkan kalau dirinya adalah orang kuat
karenanya harus bisa memaafkan. Dengan demikian si Kecil akan menjadi sosok
yang kuat untuk menghadapi rasa sakit hati atau marah.
Beri Pujian
Bunda jangan ragu untuk memberinya pujian jika siKecil sudah berhasil memaafkan
temannya. Pujian itu bisa menjadi motivasi untuk bisa memaafkan orang lain lagi
bila dia tersakiti.
Mengajarkan si Kecil untuk memaafkan sejak dini memang sangat penting. Karena
itu akan berpengaruh pada bagaimana si Kecil mengelola kemarahannya dan
hubungannya dengan orang lain pada saat dewasa.