SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 82
PERATURAN PERUNDANGAN
TERKAIT eGOVERNMENT
Gregorius Gede Wiranarada, ST. M.Eng.
gregorgede@gmail.com
http://gregor.web.id
0817467518
MATERI
1. Peraturan Perundangan Terkait eGov
2. Strategi & Implementasi eGov
3. Contoh Penerapan eGov
PERATURAN PERUNDANGAN
TERKAIT eGOVERNMENT
Pokok pembicaraan :
1. Sekilas eGovernment
2. UUD 45 pasal 28 F
3. INPRES No.3 Th.2003 tentang Kebijakan
dan Strategi Nasional Pengembangan eGov
4. UU No.11 Th.2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (UU ITE) 13 bab 54
pasal
5. UU No.14 Th.2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik (UU KIP) 14 bab 64 pasal
DEFINISI eGOVERNMENT
Menurut pemerintah Federal Amerika:
“E-Government refers to the delivery of government
information and services online through the Internet
and other digital means.”
Menurut pemerintah New Zealand :
“E-Government is a way for government to use the new
technology to provide people with more convenient
access to government information and services, to
improve the quality of the services and to provide
greater opportunities to participate in our democratic
institutions and processes.”
DEFINISI eGOVERNMENT (cont.)
 Menurut Pemerintah Malaysia :
"E-Government offers a collaborative and integrated
environment not just for enhanced internal operations
but more significantly for a heightened level of
government services through a variety of electronic
delivery channels thereby providing convenience to
citizens and business.“
 Menurut Pemerintah Indonesia :
“E-Government adalah aplikasi teknologi informasi yang
berbasis internet dan perangkat digital lainnya yang
dikelola oleh pemerintah untuk keperluan
penyampaian informasi dari pemerintah ke
masyarakat, mitra bisnis, pegawai, badan usaha, dan
lembaga-lembaga lainnya secara online.”
DEFINISI eGovernment (cont.)
Dari berbagai definsi di atas sebenarnya
dapat disarikan ke dalam kata yang lebih
singkat yakni :
“Bring the government service to the Web”
KTP, AKTE, SIM, PERIZINAN, PAJAK, dll.
MANFAAT eGOVERNMENT
 E-Government merupakan suatu upaya untuk
memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi yang dimaksudkan untuk
meningkatkan
 efisiensi
 efektivitas
 transparansi
 akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik.
PARADIGMA BIROKRATIS VS eGOV
ASPEK BIROKRATIS eGOV
orientasi Efisiensi biaya produksi Fleksibel, pengawasan
dan kepuasan
pengguna (customer).
Proses organisasi Merasionalisasikan
peranan, pembagian
tugas dan pengawasan
hirarki vertikal
Hirarki horisontal,
jaringan organisasi dan
tukar informasi
Cara penyampaian
pelayanan
Dokumen dan interaksi
antar personal
Pertukaran elektronik
dan interaksi non face-
to-face.
PARADIGMA BIROKRATIS VS
eGOV(cont.)
 Paradigma pelayanan pemerintah yang
bercirikan pelayanan melalui birokrasi yang
lamban, prosedur yang berbelit, dan tidak ada
kepastian berusaha diatasi melalui penerapan
e-government.
 Paradigma pelayanan publik bergeser dari
paradigma birokratis menjadi paradigma e-
government yang mengedepankan
transparansi dan fleksibilitas, yang akhirnya
bermuara pada kepuasan pengguna layanan
publik. (good gevernance)
MANFAAT eGOV
1. Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada
stakeholder-nya (masyarakat,kalangan bisnis, dan
industri) terutama dalam hal kinerja, efektivitas dan
efisiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara.
2. Meningkatkan transparansi, kontrol, dan
akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam
rangka penerapan konsep Good Corporate
Governance.
3. Mengurangi secara signifikan total biaya
administrasi relasi, dan interaksi yang dikeluarkan
pemerintah maupun stakeholder-nya untuk
keperluan aktivitas sehari hari.
MANFAAT eGOV (cont.)
4. Memberikan peluang bagi pemerintah untuk
mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru
melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang
berkepentingan.
5. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru
yang dapat secara cepat dan tepat menjawab
berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan
dengan berbagai perubahan global dan trend yang
ada.
6. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain
sebagai mitra pemerintah dalam proses
pengambilan berbagai kebijakan publik secara
merata dan demokratis.
UUD 45 PASAL 28 F
Setiap orang berhak untuk
berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi
dan lingkungan sosialnya, serta berhak
untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia.
INPRES No.3 Th.2003 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan eGov
Instruksi ditujukan kepada :
1. Menteri;
2. Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen;
3. Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan
Tinggi Negara;
4. Panglima Tentara Nasional Indonesia;
5. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
6. Jaksa Agung Republik Indonesia;
7. Gubernur;
8. Bupati/Walikota.
INPRES No.3 Th.2003 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan eGov (cont.)
KERANGKA INPRES NO.3 Th.2008:
1. Motivasi kebijakan eGov
2. Tujuan pengembangan eGov
3. Kesiapan memanfaatkan TI
4. Inisiatif pengembangan eGov sebelum
dikeluarkannya INPRES
5. Strategi pengembangan eGov
6. Langkah pelaksanaan
INPRES No.3 Th.2003
Motivasi kebijakan eGov
1. Indonesia tengah mengalami perubahan kehidupan
berbangsa dan bernegara secara fundamental
menuju ke sistem kepemerintahan yang demokratis
untuk mengembalikan kepentingan rakyat pada
posisi sentral.
2. Setiap perubahan kehidupan berbangsa dan
bernegara selalu disertai oleh berbagai bentuk
ketidakpastian. Sehingga pemerintah harus
mengupayakan kelancaran komunikasi dengan
berbagai pihak agar ketidakpastian tersebut tidak
mengakibatkan perselisihan paham yang berpotensi
menimbulkan permasalahan baru.
INPRES No.3 Th.2003
Motivasi kebijakan eGov (cont.)
3. Apa yang dilaksanakan pemerintah tidak akan lepas
dari pengamatan masyarakat internasional.
Sehingga pemerintah harus mampu memberikan
informasi yang komprehensif kepada masyarakat
internasional agar tidak terjadi kesalahpahaman
yang dapat meletakkan bangsa Indonesia pada
posisi yang serba salah.
4. Adanya kecenderungan global menuju era
masyarakat informasi. Ketidakmampuan
menyesuaikan diri dengan kecenderungan global
tersebut akan membawa bangsa Indonesia ke
dalam jurang digital divide karena tidak mampu
memanfaatkan informasi.
INPRES No.3 Th.2003
Motivasi kebijakan eGov (cont.)
5. Dua modalitas tuntutan masyarakat :
1. Masyarakat menuntut pelayanan publik yang
memenuhi kepentingan masyarakat luas di
seluruh wilayah negara, dapat diandalkan dan
terpercaya, serta mudah dijangkau secara
interaktif.
2. Masyarakat menginginkan agar asiprasi mereka
didengar dengan demikian pemerintah harus
memfasilitasi partisipasi dan dialog publik di
dalam perumusan kebijakan negara.
INPRES No.3 Th.2003
Motivasi kebijakan eGov (cont.)
6. Kondisi pemerintah saat ini:
1. Selama ini pemerintah menerapkan sistem dan proses
kerja yang dilandaskan pada tatanan birokrasi yang kaku
yang tidak mungkin menjawab perubahan yang kompleks
dan dinamis sehingga harus dikembangkan sistem dan
proses kerja yang lebih lentur untuk memfasilitasi berbagai
bentuk interaksi yang kompleks dengan pihak lain.
2. Sistem manajemen pemerintah selama ini merupakan
sistem hirarkiyang panjang. Untuk memuaskan kebutuhan
masyarakat yang semakin beraneka ragam dimasa
mendatang harus dikembangkan sistem manajemen
modern dengan organisasi berjaringan sehingga dapat
memperpendek lini pengambilan keputusan.
INPRES No.3 Th.2003
Motivasi kebijakan eGov (cont.)
7. Dengan demikian pemerintah harus segera
melaksanakan proses transformasi menuju e-
government. Melalui proses transformasi tersebut,
pemerintah dapat mengoptimasikan pemanfaatan
kemajuan teknologi informasi untuk mengeliminasi
sekat-sekat organisasi birokrasi, serta membentuk
jaringan sistem manajemen dan proses kerja yang
memungkinkan instansi-instansi pemerintah bekerja
secara terpadu untuk menyederhanakan akses ke
semua informasi dan layanan publik yang harus
disediakan oleh pemerintah.
INPRES No.3 Th.2003
Tujuan pengembangan eGov
1. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi
pelayanan publik yang memiliki kualitas dan lingkup
yang dapat memuaskan masyarakat luas serta
dapat terjangkau di seluruh wilayah Indonesia pada
setiap saat tidak dibatasi oleh sekat waktu dan
dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.
2. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia
usaha untuk meningkatkan perkembangan
perekonomian nasional dan memperkuat
kemampuan menghadapi perubahan dan
persaingan perdagangan internasional.
INPRES No.3 Th.2003
Tujuan pengembangan eGov (cont.)
3. Pembentukan mekanisme dan saluran
komunikasi dengan lembaga-lembaga
negara serta penyediaan fasilitas dialog
publik bagi masyarakat agar dapat
berpartisipasi dalam perumusan kebijakan
negara.
4. Pembentukan sistem manajemen dan
proses kerja yang transparan dan efisien
serta memperlancar transaksi dan layanan
antar lembaga pemerintah dan pemerintah
daerah otonom.
INPRES No.3 Th.2003
Kesiapan memanfaatkan TI
Pemanfaatan teknologi informasi pada umumnya ditinjau dari
sejumlah aspek sebagai berikut :
1. E-Leadership; berkaitan dengan prioritas dan inisiatif negara
untuk memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.
2. Infrastruktur Jaringan Informasi (kualitas,lingkup,biaya)
3. Pengelolaan Informasi; aspek ini berkaitan dengan kualitas
(akurat, tepat waktu, relevan) dan keamanan informasi.
4. Masyarakat dan Sumber Daya Manusia.
Berbagai studi banding yang dilakukan oleh organisasi internasional
menunjukkan bahwa kesiapan Indonesia masih rendah dan
untuk memperbaikinya diperlukan inisiatif dan dorongan yang
kuat dari pemerintah.
INPRES No.3 Th.2003
Inisiatif pengembangan eGov sebelum INPRES
Beberapa kelemahan yang menonjol adalah :
1. pelayanan melalui situs pemerintah belum ditunjang
oleh sistem manajeman dan proses kerja yang
efektif karena kesiapan peraturan, prosedur dan
keterbatasan sumber daya manusia sangat
membatasi penetrasi komputerisasi ke dalam sistem
manajemen dan proses kerja pemerintah
2. belum mapannya strategi serta tidak memadainya
anggaran yang dialokasikan untuk pengembangan
e-government pada masing-masing instansi
INPRES No.3 Th.2003
Inisiatif pengembangan eGov sebelum INPRES(cont.)
3. Inisiatif-inisiatif tersebut merupakan upaya instansi
secara sendiri-sendiri sehingga kurang
memperhatikan sejumlah faktor seperti
standardisasi, keamanan informasi, otentikasi,
interoperabilitas antar situs untuk mengintegrasikan
sistem manajemen dan proses kerja ke dalam
pelayanan publik yang terpadu.
4. Belum mampu mengatasi kesenjangan kemampuan
masyarakat untuk mengakses jaringan internet,
sehingga jangkauan dari layanan publik yang
dikembangkan menjadi terbatas pula.
INPRES No.3 Th.2003
Strategi pengembangan eGov
Pencapaian tujuan egovernment perlu
dilaksanakan melalui 6 strategi yang
berkaitan erat, yaitu:
1. Mengembangkan sistem pelayanan yang andal dan
terpercaya, serta terjangkau oleh masyarakat luas.
2. Menata sistem manajemen dan proses kerja
pemerintah dan pemerintah daerah otonom secara
holistik.
3. Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal.
INPRES No.3 Th.2003
Strategi pengembangan eGov(cont.)
4. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan
mengembangkan industri telekomunikasi dan
teknologi informasi.
5. Mengembangkan kapasitas SDM baik pada
pemerintah maupun pemerintah daerah otonom,
disertai dengan meningkatkan e-literacy
masyarakat.
6. Melaksanakan pengembangan secara sistematik
melalui tahapan-tahapan (informasi, interaksi,
transaksi, integrasi) yang realistik dan terukur.
INPRES No.3 Th.2003
Langkah Pelaksanaan
1. Kementerian yang bertanggung jawab dibidang
komunikasi dan informasi; berkewajiban untuk
mengkoordinasikan penyusunan kebijakan,
peraturan dan perundang-undangan, standardisasi,
dan panduan yang diperlukan untuk melandasi
perencanaan dan pelaksanaan pengembangan e-
government.
2. Kementerian yang bertanggung jawab di bidang
pendayagunaan aparatur negara berkewajiban
untuk memfasilitasi perencanaan dan perubahan
sistem manajemen dan proses kerja instansi
pemerintah pusat dan daerah
INPRES No.3 Th.2003
Langkah Pelaksanaan (cont.)
3. Kementerian yang bertanggung jawab di bidang
perhubungan berkewajiban untuk mendorong
partisipasi dunia usaha dalam pengembangan
jaringan komunikasi dan informasi di seluruh wilayah
negara. (tinjau ulang aturan yang menghambat
investasi)
4. Kementerian yang bertanggung jawab di bidang
riset dan teknologi berkewajiban untuk
mengkoordinasikan kemampuan teknologi yang ada
di lembaga penelitian dan pengembangan serta
perguruan tinggi untuk menyediakan dukungan
teknologi bagi keperluan mengoptimasikan
pemanfaatan teknologi informasi dalam
pengembangan e-government
INPRES No.3 Th.2003
Langkah Pelaksanaan (cont.)
5. Kementerian yang bertanggung jawab di bidang
perencanaan pembangunan nasional dan di bidang
keuangan berkewajiban untuk menganalisis
kelayakan pembiayaan rencana strategis e-
government dari masing-masing instansi pemerintah
6. Kementerian yang bertanggung jawab di bidang
pemerintahan dalam negeri berkewajiban untuk
memfasilitasi koordinasi antar pemerintah dan
pemerintah daerah otonom.
UU No.11 Th.2008 tentang ITE
LATAR BELAKANG:
 Teknologi informasi (Internet) memungkinkan manusia
untuk berinteraksi dengan cara yang sama sekali baru
yang di satu sisi memberikan manfaat yang sangat
besar namun di sisi lain dapat disalahgunakan untuk
perbuatan-perbuatan melawan hukum.
 Hukum konvensional tidak mampu menangani
kejahatan yang menggunakan internet,sehingga perlu
dibuat aturan untuk meminimalisir penyalahgunaan
internet.
 Aturan tersebut dikenal sebagai cyberlaw.
UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.)
LATAR BELAKANG
CYBERLAW dan CYBERCRIME
 UU ITE dipersepsikan sebagai cyberlaw di
Indonesia, yang diharapkan bisa mengatur
segala urusan dunia internet (siber), termasuk
didalamnya memberi hukuman terhadap
pelaku cybercrime.
 Secara umum cybercrime dilihat dari 2 sudut
pandang :
 Kejahatan yang memanfaatkan TI sebagai sarana
(pembajakan,pornografi,carding,email spam, dll.)
 Kejahatan yang menjadikan sistem TI sebagai
sasaran (virus,pembajakan situs,DOS, dll)
UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.)
LATAR BELAKANG
Hukum konvensional sulit menjangkau cybercrime
karena:
1. Kegiatan di internet tidak dibatasi oleh teritorial
negara
2. Kegiatan di internet relatif tidak berwujud
3. Sulit dibuktikan karena data elektronik relatif mudah
utk diubah,dipalsukan dan dikirim ke penjuru dunia
dalam hitungan detik
Analoginya mirip seperti kekagetan hukum konvensional
dan aparat ketika awal mula terjadinya pencurian
listrik.(barang bukti yg dicuri tdk dpt dibawa ke
pengadilan)
UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.)
LATAR BELAKANG
Contoh kerumitan cyberlaw & cybercrime dari kacamata
hukum konvensional:
1. Seorang warga negara Indonesia yg tinggal di
Australia membobol server web yang ada di
Amerika. Ternyata pemilik server adalah warga
negara China dan tinggal di China. Hukum mana yg
berlaku?
2. Seorang mahasiswa Indonesia di Jepang,
mengembangkan aplikasi tukar menukar file dan
data elektronik secara online. Seseorang tanpa
identitas meletakkan software bajakan dan video
porno di server dimana aplikasi tsb di install. Siapa
yang bersalah? Dan siapa yang harus diadili?
UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.)
LATAR BELAKANG
Cybercrime Indonesia
1. www.clearcommerce.com pernah merilis bahwa
kejahatan carding dari Indonesia menduduki peringkat
2 setelah Ukraina
2. Menurut International Data Corp, Indonesia
menempati urutan ke 4 untuk masalah pembajakan
software
3. Beberapa kelompok cracker Indonesia tercatat cukup
aktif di situs zone-h.org dalam kegiatan pembobolan
situs
4. Layanan e-commerce di luar negeri banyak yang
memblok IP dan credit card Indonesia.
Hal-hal ini menimbulkan kesan yang negatif bagi
Indonesia di dunia internasional. Jadi perlu ada
cyberlaw.
UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.)
KERANGKA
BAB I : Ketentuan UMUM
BAB II : Asas dan Tujuan
BAB III : Informasi, Dokumentasi, dan Tanda Tangan Elektronik
BAB IV : Penyelenggara Sertifikasi Elektronik dan Sistem Elektronik
BAB V : Transaksi Elektronik
BAB VI : Nama Domain, HAKI, dan Perlindungan Hak Pribadi
BAB VII : Perbuatan Yang Dilarang
BAB VIII : Penyelesaian Sengketa
BAB IX : Peran Pemerintah dan Peran Masyarakat
BAB X : Penyidikan
BAB XI : Ketentuan Pidana
BAB XII : Ketentuan Peralihan
BAB XIII : Ketentuan Penutup
UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.)
KETENTUAN UMUM
Berisi definisi-definisi dalam UU ITE, misalnya :
 Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang
dilakukan dengan menggunakan Komputer, jaringan
Komputer, dan/atau media elektronik lainnya.
 Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk
mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan,
memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau
menyebarkan informasi.
 Penyelenggaraan Sistem Elektronik adalah
pemanfaatan Sistem Elektronik oleh penyelenggara
negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat.
 Jaringan Sistem Elektronik adalah terhubungnya dua
Sistem Elektronik atau lebih, yang bersifat tertutup
ataupun terbuka.
 Dll.
UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.)
ASAS DAN TUJUAN
Ada 3 asas yang harus diperhatikan :
1. Kepastian hukum. Diperlukannya peraturan
tertulis agar dapat berlaku secara seragam
tanpa ada perbedaan dalam penerapannya.
2. Manfaat. TI digunakan untuk mempermudah
kehidupan masyarakat.
3. Netral teknologi. Jangan ada deskriminasi
terhadap berbagai teknik yang mungkin
berkembang sehingga aturan dapat
mencakup perkembangan teknologi.
UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.)
INFORMASI,DOKUMENTASI & TD TNG ELEKTRONIK
 Peningkatan aktifitas elektronik akan
menghasilkan informasi dan data elektronik.
 Informasi dan dokumen elektronik beserta
hasil cetaknya harus dapat diakui sebagai alat
pembukitan secara hukum.
 Suatu bukti elektronik dinyatakan sah apabila
menggunakan sistem elektronik yang sesuai
dengan peraturan yang berlaku di Indonesia.
Misalnya ketentuan tanda tangan elektronik.
UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.)
INFORMASI,DOKUMENTASI & TD TNG ELEKTRONIK
Tanda tangan elektronik diakui bila:
1. data pembuatan Tanda Tangan Elektronik terkait hanya kepada
Penanda Tangan;
2. data pembuatan Tanda Tangan Elektronik pada saat proses
penandatanganan elektronik hanya berada dalam kuasa
Penanda Tangan;
3. perubahan terhadap Tanda Tangan Elektronik yang terjadi
setelah waktu penandatanganan dapat diketahui;
4. segala perubahan terhadap Informasi Elektronik yang terkait
dengan Tanda Tangan Elektronik tersebut setelah waktu
penandatanganan dapat diketahui;
5. terdapat cara tertentu yang dipakai untuk mengidentifikasi siapa
Penandatangannya;
6. terdapat cara tertentu untuk menunjukkan bahwa Penanda
Tangan telah memberikan persetujuan terhadap Informasi
Elektronik yang terkait.
UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.)
PENYELENGGARA SERTIFIKASI & SISTEM ELEK….
Kewajiban minimal penyelenggara sistem elektronik:
1. dapat menampilkan kembali Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik secara utuh sesuai dengan masa retensi
yang ditetapkan dengan Peraturan Perundang-undangan;
2. dapat melindungi ketersediaan, keutuhan, keotentikan,
kerahasiaan, dan keteraksesan Informasi Elektronik dalam
Penyelenggaraan Sistem Elektronik tersebut;
3. dapat beroperasi sesuai dengan prosedur atau petunjuk dalam
Penyelenggaraan Sistem Elektronik tersebut;
4. dilengkapi dengan prosedur atau petunjuk yang diumumkan
dengan bahasa, informasi, atau simbol yang dapat dipahami oleh
pihak yang bersangkutan dengan Penyelenggaraan Sistem
Elektronik tersebut;
5. memiliki mekanisme yang berkelanjutan untuk menjaga
kebaruan, kejelasan, dan kebertanggungjawaban prosedur atau
petunjuk.
UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.)
TRANSAKSI ELEKTRONIK
Pelaku usaha yang menawarkan barang
atau jasa secara elektronik wajib
menyediakan informasi mengenai
syarat-syarat kontrak, produsen dan
produk secara lengkap dan benar.
Sebelum melakukan transaksi
elektronik, para pihak menyepakati
sistem elektronik yang akan digunakan
untuk melakukan transaksi
UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.)
NAMA DOMAIN,HAKI & PERLINDUNGAN HAK PRIBADI
1. Setiap penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha,
dan/atau masyarakat berhak memiliki Nama Domain
berdasarkan prinsip pendaftar pertama.
2. Pemilikan dan penggunaan Nama Domain
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
didasarkan pada iktikad baik, tidak melanggar prinsip
persaingan usaha secara sehat, dan tidak melanggar
hak Orang lain.
3. Setiap penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha,
atau masyarakat yang dirugikan karena penggunaan
Nama Domain secara tanpa hak oleh Orang lain,
berhak mengajukan gugatan pembatalan Nama
Domain dimaksud.
UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.)
PERBUATAN YANG DILARANG
Terdapat 10 pasal (27 s/d 37). Antara lain pasal 30 :
1. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau
melawan hukum mengakses Komputer dan/atau
Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa
pun.
2. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau
melawan hukum mengakses Komputer dan/atau
Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan tujuan
untuk memperoleh Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik.
3. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau
melawan hukum mengakses Komputer dan/atau
Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan
melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol
sistem pengamanan.
UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.)
PENYELESAIAN SENGKETA
1. Gugatan perdata dilakukan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
2. Selain penyelesaian gugatan perdata
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), para
pihak dapat menyelesaikan sengketa melalui
arbitrase, atau lembaga penyelesaian
sengketa alternatif lainnya sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.)
PERAN PEMERINTAH DAN PERAN MASYARAKAT
PERAN PEMERINTAH:
1. Pemerintah memfasilitasi pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Transaksi Elektronik sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
2. Pemerintah melindungi kepentingan umum dari
segala jenis gangguan sebagai akibat
penyalahgunaan Informasi Elektronik dan Transaksi
Elektronik yang mengganggu ketertiban umum, sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
3. Pemerintah menetapkan instansi atau institusi yang
memiliki data elektronik strategis yang wajib
dilindungi.
UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.)
PERAN PEMERINTAH DAN PERAN MASYARAKAT
PERAN PEMERINTAH:
4. Instansi atau institusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) harus membuat Dokumen Elektronik dan
rekam cadang elektroniknya serta
menghubungkannya ke pusat data tertentu untuk
kepentingan pengamanan data.
5. Instansi atau institusi lain selain diatur pada ayat (3)
membuat Dokumen Elektronik dan rekam cadang
elektroniknya sesuai dengan keperluan perlindungan
data yang dimilikinya
6. Ketentuan lebih lanjut mengenai peran Pemerintah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan
ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.)
PENYIDIKAN
1. Penyidikan di bidang Teknologi Informasi dan
Transaksi Elektronik dilakukan dengan
memperhatikan perlindungan terhadap privasi,
kerahasiaan, kelancaran layanan publik, integritas
data,atau keutuhan data sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan.
2. Penggeledahan dan/atau penyitaan terhadap sistem
elektronik yang terkait dengan dugaan tindak pidana
harus dilakukan atas izin ketua pengadilan negeri
setempat.
3. Dalam melakukan penggeledahan dan/atau
penyitaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
penyidik wajib menjaga terpeliharanya kepentingan
pelayanan umum.
UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.)
KETENTUAN PIDANA
1. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp600.000.000,00 (enam ratus
juta rupiah).
2. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp700.000.000,00 (tujuh ratus
juta rupiah).
3. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30 ayat (3) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp800.000.000,00
(delapan ratus juta rupiah).
UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.)
TANYA JAWAB
1. Bagaimana kewenangan aparat penegak hukum
dalam melakukan penegakan hukum (law
enforcement) terhadap pelanggaran UU ITE?
Misalnya terjadi kejahatan kartu kredit yang
dilakukan oleh Orang asing dari luar negeri?
UU ITE menganut asas extra territorial jurisdiction.
Dengan demikian, perbuatan hukum yang dilakukan
baik oleh WNI maupun WNA di luar wilayah Indonesia;
atau baik oleh badan hukum Indonesia maupun badan
hukum asing, sepanjang memiliki akibat hukum di
Indonesia, dapat ditindak sesuai dengan UU ITE.
UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.)
TANYA JAWAB
2. Apakah ketentuan dalam UU ITE telah mengikuti ketentuan-
ketentuan yang berlaku secara internasional?
UU ITE merujuk ketentuan-ketentuan dan prinsip-prinsip:
 UNCITRAL Model Law on Electronic Commerce;
 UNCITRAL Model Law on Electronic Signature;
 EU Directives on Electronic Commerce;
 EU Directives on Electronic Signature;dan
 Convention on Cybercrime;
Ketentuan-ketentuan tersebut adalah regulasi internasional yang
banyak diterapkan oleh negara-negara Eropa, Amerika dan Asia.
UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.)
TANYA JAWAB
3. Apakan tujuan dari pembentukan UU ITE?
 mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari
masyarakat informasi dunial;
 mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
 meningkatkan efektivitas dan pelayanan publik;
 membuka kesempatan seluas-luasnya pada setiap Orang untuk
memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan
dan pemanfaatan Teknologi Informasi seoptimal mungkin dan
bertanggung jawab;dan
 memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi
pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi
UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.)
TANYA JAWAB
4. Manfaat apa saja yang didapat pemerintah
melalui pemanfaatan Teknologi Informasi?
Teknologi Informasi bagi pemerintah bermanfaat
dalam banyak hal. eGovernment adalah salah
satu bentuk pemanfaatan TI dalam
penyelenggaraan pemerintah yang
bermanfaat untuk,antara lain:
 meningkatkan diseminasi infirmasi dan akses
kepada informasi;dan
 meningkatkan akuntabilitas, transparansi, efisiensi
dan efektivitas penyelenggaraan pemerintah.
UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.)
TANYA JAWAB
5. Lembaga-lembaga apa saja yang telah dimiliki oleh
Indonesia yang diperluklan dalam menjalankan
dan menegakkan UU ITE?
Lembaga-lembaga yang telah dimiliki oleh Indonesia
dalam menjalankan dan menegakkann UU ITE,
antara lain:
1. ID-SIRTII : Indonesia - Security Incident Response
Team on Internet Infrastructure;
2. ID-CERT : Indonesia - Computer Emergency
Response Team;
3. PANDI : Indonesia Domain Name Registry;dan
4. Cyber Crime Unit- Indonesia National Police;
UU No.14 Th.2008 tentang KIP
Sebagai Pegawai Negara Sipil,
pemahaman tentang Undang-undang ini
sangat penting, karena bisa jadi salah
merespon permintaan informasi dari
masyarakat kita bisa dituntut pidana.
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
LATAR BELAKANG:
UU KIP lahir dari latar belakang sikap
pejabat di masa orde baru yang
seenaknya menyembunyikan informasi
dan tidak transparan menyangkut
informasi yang terkait dengan
kepentingan masyarakat.
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
DAMPAK & MAKNA
1. UU KIP memberi jaminan terbukanya
akses informasi bagi masyarakat
terhadap badan publik yang mendapat
alokasi dana dari APBN, APBD,
bantuan luar negeri, dan dari himpunan
dana masyarakat. Sanksi pidana
menanti, jika badan publik tidak
menjalankan amanat UU KIP.
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
DAMPAK & MAKNA
2. keberadaan UU KIP ini semakin menegaskan
bahwa akses public terhadap suatu informasi
merupakan hak asasi manusia yang diakui
juga oleh UUD 1945 Pasal 28 F. Hadirnya
UU KIP akan meningkatkan kualitas
partisipasi masyarakat dalam perumusan
kebijakan publik serta pengawasan atas
pelaksanaan roda pemerintahan.
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
DAMPAK & MAKNA
3. Dengan UU KIP upaya mewujudkan
pemerintahan yang terbuka dan
transparan dapat dipercepat. Langkah
itu merupakan upaya strategis
mencegah praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN), terciptanya
kepemerintahan yang baik (good
governance).
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
KERANGKA
BAB I KETENTUAN UMUM
BAB II ASAS DAN TUJUAN
BAB III HAK DAN KEWAJIBAN PEMOHON DAN PENGGUNA INFORMASI
PUBLIK SERTA HAK DAN KEWAJIBAN BADAN PUBLIK
BAB IV INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN
BAB V INFORMASI YANG DIKECUALIKAN
BAB VI MEKANISME MEMPEROLEH INFORMASI
BAB VII KOMISI INFORMASI
BAB VIII KEBERATAN DAN PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI
KOMISI INFORMASI
BAB IX HUKUM ACARA KOMISI
BAB X GUGATAN KE PENGADILAN DAN KASASI
BAB XI KETENTUAN PIDANA
BAB XII KETENTUAN LAIN-LAIN
BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN
BAB XIV KETENTUAN PENUTUP
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
KETENTUAN UMUM
 Informasi Publik (IP) adalah informasi yang
dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau
diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan
dengan penyelenggara dan penyelenggaraan
negara dan/atau penyelenggara dan
penyelenggaraan badan public lainnya yang sesuai
dengan UU ini serta informasi lain yang berkaitan
dengan kepentingan publik.
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
KETENTUAN UMUM
 Badan Publik (BP) adalah lembaga eksekutif,
legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan
tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan
negara, yang sebagian atau seluruh dananya
bersumber dari APBN dan/atau APBD, atau organisasi
nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh
dananya bersumber dari APBN dan/atau APBD,
sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri.
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
KETENTUAN UMUM
Komisi Informasi (KI) adalah lembaga
mandiri yang berfungsi menjalankan UU
ini dan peraturan pelaksanaannya,
menetapkan Juknis standar layanan IP
dan menyelesaikan sengketa IP melalui
mediasi dan/atau ajudikasi nonlitigasi.
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
KETENTUAN UMUM
 Sengketa Informasi Publik (SIP) adalah
sengketa yang terjadi antara BP dan
pengguna IP yang berkaitan dengan hak
memperoleh dan menggunakan informasi
berdasarkan perundangundangan.
 Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi (PPID) adalah pejabat yang
bertanggung jawab di bidang penyimpanan,
pendokumentasian, penyediaan, dan/atau
pelayanan informasi di BP.
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
ASAS
1. Setiap IP bersifat terbuka dan dapat diakses oleh
setiap Pengguna IP.
2. IP yang dikecualikan bersifat ketat dan terbatas.
3. Setiap IP harus dapat diperoleh setiap Pemohon IP
dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara
sederhana.
4. IP yang dikecualikan bersifat rahasia sesuai dengan
UU, kepatutan, dan kepentingan umum didasarkan
pada pengujian tentang konsekuensi yang timbul
apabila suatu informasi diberikan kepada masyarakat
serta setelah dipertimbangkan dengan saksama
bahwa menutup IP dapat melindungi kepentingan
yang lebih besar daripada membukanya atau
sebaliknya.
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
TUJUAN
1. menjamin hak warga negara untuk mengetahui
rencana pembuatan kebijakan publik, program
kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan
publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan
publik;
2. mendorong partisipasi masyarakat dalam proses
pengambilan kebijakan publik;
3. meningkatkan peran aktif masyarakat dalam
pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan BP
yang baik;
4. mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik,
yaitu yang transparan, efektif dan efisien, akuntabel
serta dapat dipertanggungjawabkan;
5. mengetahui alasan kebijakan publik yang
mempengaruhi hajat hidup orang banyak;
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
HAK PEMOHON IP
1. Setiap Orang berhak memperoleh IP
sesuai dengan ketentuan UU ini.
2. Mengajukan permintaan IP disertai
alasan permintaan.
3. Mengajukan gugatan ke pengadilan
apabila dalam memperoleh IP
mendapat hambatan atau kegagalan
sesuai dengan ketentuan UUnya.
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
HAK BADAN PUBLIK
1. menolak memberikan informasi yang
dikecualikan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
KLASIFIKASI INFORMASI
1. Informasi yang Wajib Disediakan
dan Diumumkan Secara Berkala (6
bln)
2. Informasi yang Wajib Diumumkan
secara Sertamerta
3. Informasi yang Wajib Tersedia
Setiap Saat
4. Informasi yang Wajib Disediakan
dan Diumumkan Setiap Tahun
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
KLASIFIKASI INFORMASI
Informasi yang Wajib Disediakan dan
Diumumkan Secara Berkala (6 bln):
a. informasi yang berkaitan dengan Badan
Publik;
b. kegiatan dan kinerja Badan Publik terkait;
c. laporan keuangan;
d. dll, yang diatur dalam peraturan
perundangundangan.
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
KLASIFIKASI INFORMASI
Informasi yang Wajib Diumumkan
secara Sertamerta:
informasi yang dapat mengancam hajat
hidup orang banyak dan ketertiban
umum, dengan cara yang mudah
dijangkau oleh masyarakat dan dalam
bahasa yang mudah dipahami.
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
KLASIFIKASI INFORMASI
Informasi yang Wajib Tersedia Setiap Saat:
1. Daftar seluruh IP yang berada di bawah penguasaannya, tidak
termasuk informasi yang dikecualikan;
2. hasil keputusan BP dan pertimbangannya;
3. seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen pendukungnya;
4. rencana kerja proyek termasuk di dalamnya perkiraan
pengeluaran tahunan BP;
5. perjanjian BP dengan pihak ketiga;
6. informasi dan kebijakan yang disampaikan Pejabat Publik
dalam pertemuan yang terbuka untuk umum;
7. prosedur kerja pegawai BP yang berkaitan dengan pelayanan
masyarakat;
8. laporan mengenai pelayanan akses IP sebagaimana diatur
dalam UU ini.
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
KLASIFIKASI INFORMASI
Informasi yang Wajib Disediakan dan
Diumumkan Setiap Tahun:
a. jumlah permintaan informasi yang diterima;
b. waktu yang diperlukan BP dalam memenuhi
setiap permintaan informasi;
c. jumlah pemberian dan penolakan
permintaan informasi; dan/atau
d. alasan penolakan permintaan informasi.
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
Informasi yang Dikecualikan:
1. IP yang dapat menghambat proses penegakan
hukum,
2. IP yang dapat mengganggu kepentingan
perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan
perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat;
3. IP yang dapat membahayakan pertahanan dan
keamanan negara,
4. IP yang dapat mengungkapkan kekayaan alam
Indonesia;
5. IP yang dapat merugikan ketahanan ekonomi
nasional:
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
Informasi yang Dikecualikan:
6. IP yang dapat merugikan kepentingan
hubungan luar negeri
7. IP yang dapat mengungkapkan isi akta
otentik yang bersifat pribadi dan kemauan
terakhir ataupun wasiat seseorang, kecuali
pihak yang rahasianya diungkap
memberikan persetujuan tertulis atau
pengungkapan berkaitan dengan posisi
seseorang dalam jabatan publik;
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
Informasi yang Dikecualikan:
8. memorandum atau surat-surat antar
BP atau intra BP, yang menurut
sifatnya dirahasiakan kecuali atas
putusan Komisi Informasi (KI) atau
pengadilan;
9. informasi yang tidak boleh
diungkapkan berdasarkan UU.
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
Untuk mewujudkan pelayanan cepat, tepat, dan
sederhana setiap BP:
a. menunjuk Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi (PPID);
b. membuat dan mengembangkan sistem penyediaan
layanan informasi secara cepat, mudah, dan wajar
sesuai dengan juknis standar layanan IP yang
berlaku secara nasional.
c. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi
(PPID) dibantu oleh pejabat fungsional.
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
Mekanisme Memperoleh Informasi
1. Didasarkan pada prinsip cepat, tepat waktu
dan biaya ringan.
2. Setiap Pemohon IP dapat mengajukan
permintaan untuk memperoleh IP kepada BP
terkait secara tertulis atau tidak tertulis.
3. BP wajib mencatat nama dan alamat
Pemohon IP, subjek dan format informasi
serta cara penyampaian informasi yang
diminta oleh Pemohon IP
4. BP wajib mencatat permintaan IP yang
diajukan secara tidak tertulis.
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
Mekanisme Memperoleh Informasi
5. BP wajib memberikan bukti penerimaan
permintaan IP.
6. Permintaan yang disampaikan secara
langsung atau melalui surat elektronik,
nomor pendaftaran diberikan saat
penerimaan permintaan.
7. Permintaan informasi disampaikan melalui
surat, pengiriman nomor pendaftaran dapat
diberikan bersamaan dengan pengiriman
informasi.
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
Mekanisme Memperoleh Informasi
8. Paling lambat 10 hari kerja sejak diterimanya permintaan, BP yang
bersangkutan wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis yang
berisikan :
a. informasi yang diminta berada di bawah penguasaannya ataupun tidak;
b. BP wajib memberitahukan BP yang menguasai informasi yang diminta
apabila informasi yang diminta tidak berada di bawah penguasaannya
dan BP yang menerima permintaan mengetahui keberadaan informasi
yang diminta;
c. penerimaan atau penolakan permintaan dengan alasannya;
d. dalam hal permintaan diterima seluruhnya atau sebagian dicantumkan
materi informasi yang akan diberikan;
e. dalam hal suatu dokumen mengandung materi yang dikecualikan, maka
informasi yang dikecualikan tersebut dapat dihitamkan dengan disertai
alasan dan materinya;
f. alat penyampai dan format informasi yang akan diberikan;
g. biaya serta cara pembayaran untuk memperoleh informasi yang diminta.
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
Mekanisme Memperoleh Informasi
9. BP yang bersangkutan dapat
memperpanjang waktu untuk
mengirimkan pemberitahuan, paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja berikutnya
dengan memberikan alasan secara
tertulis.
UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont)
KETENTUAN PIDANA pasal 52
Badan Publik yang dengan sengaja tidak menyediakan,
tidak memberikan, dan/atau tidak menerbitkan
Informasi Publik berupa Informasi Publik secara berkala,
Informasi Publik yang wajib diumumkan secara serta-
merta,
Informasi Publik yang wajib tersedia setiap saat,
dan/atau
Informasi Publik yang harus diberikan atas dasar
permintaan sesuai dengan Undang-Undang ini,
dan mengakibatkan kerugian bagi orang lain dikenakan
pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp5.000.000,00 (lima juta
rupiah).
Peraturan perundangan-e government

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

E government dalam pelayanan publik
E government dalam pelayanan publikE government dalam pelayanan publik
E government dalam pelayanan publikMuslimin B. Putra
 
Pemahaman e government (materi pertemuan 1 dan 2 makul e-gov) edit
Pemahaman e government (materi pertemuan 1 dan 2 makul e-gov) editPemahaman e government (materi pertemuan 1 dan 2 makul e-gov) edit
Pemahaman e government (materi pertemuan 1 dan 2 makul e-gov) editIzul Mencari
 
Part 04 Konsep Transformasi, dan Tipe Relasi e-Government
Part 04 Konsep Transformasi, dan Tipe Relasi e-GovernmentPart 04 Konsep Transformasi, dan Tipe Relasi e-Government
Part 04 Konsep Transformasi, dan Tipe Relasi e-GovernmentLilis Rusliyawati
 
Digital Government: Strategi Mewujudkan Agile Bureaucracy?
Digital Government: Strategi Mewujudkan Agile Bureaucracy?Digital Government: Strategi Mewujudkan Agile Bureaucracy?
Digital Government: Strategi Mewujudkan Agile Bureaucracy?Tri Widodo W. UTOMO
 
Inovasi Digital Pelayanan Publik
Inovasi Digital Pelayanan PublikInovasi Digital Pelayanan Publik
Inovasi Digital Pelayanan PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Organisasi publik dan teknologi informasi fd
Organisasi publik dan teknologi informasi fdOrganisasi publik dan teknologi informasi fd
Organisasi publik dan teknologi informasi fdFrans Dione
 
23. agenda iii pka-bahan tayang organisasi digital-
23. agenda iii pka-bahan tayang organisasi digital-23. agenda iii pka-bahan tayang organisasi digital-
23. agenda iii pka-bahan tayang organisasi digital-temanna #LABEDDU
 
02b Elemen Sukses Pengembangan e-Government
02b   Elemen Sukses Pengembangan e-Government02b   Elemen Sukses Pengembangan e-Government
02b Elemen Sukses Pengembangan e-GovernmentLilis Rusliyawati
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
Digital Governance Science Base: Central concepts of digital government science
Digital Governance Science Base: Central concepts of digital government scienceDigital Governance Science Base: Central concepts of digital government science
Digital Governance Science Base: Central concepts of digital government sciencesamossummit
 
02a Konsep dan Visi e-Government
02a   Konsep dan Visi e-Government02a   Konsep dan Visi e-Government
02a Konsep dan Visi e-GovernmentLilis Rusliyawati
 
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdfBuku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdfBidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN
 
Open Government dan E Government
Open Government dan E GovernmentOpen Government dan E Government
Open Government dan E GovernmentLestari Moerdijat
 

Was ist angesagt? (20)

E government dalam pelayanan publik
E government dalam pelayanan publikE government dalam pelayanan publik
E government dalam pelayanan publik
 
E goverment
E govermentE goverment
E goverment
 
Presentasi Smart City
Presentasi Smart CityPresentasi Smart City
Presentasi Smart City
 
Pemahaman e government (materi pertemuan 1 dan 2 makul e-gov) edit
Pemahaman e government (materi pertemuan 1 dan 2 makul e-gov) editPemahaman e government (materi pertemuan 1 dan 2 makul e-gov) edit
Pemahaman e government (materi pertemuan 1 dan 2 makul e-gov) edit
 
Part 04 Konsep Transformasi, dan Tipe Relasi e-Government
Part 04 Konsep Transformasi, dan Tipe Relasi e-GovernmentPart 04 Konsep Transformasi, dan Tipe Relasi e-Government
Part 04 Konsep Transformasi, dan Tipe Relasi e-Government
 
Digital Government: Strategi Mewujudkan Agile Bureaucracy?
Digital Government: Strategi Mewujudkan Agile Bureaucracy?Digital Government: Strategi Mewujudkan Agile Bureaucracy?
Digital Government: Strategi Mewujudkan Agile Bureaucracy?
 
Smart city
Smart citySmart city
Smart city
 
Reformasi Pelayanan Publik
Reformasi Pelayanan PublikReformasi Pelayanan Publik
Reformasi Pelayanan Publik
 
Sistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RISistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RI
 
Inovasi Digital Pelayanan Publik
Inovasi Digital Pelayanan PublikInovasi Digital Pelayanan Publik
Inovasi Digital Pelayanan Publik
 
Organisasi publik dan teknologi informasi fd
Organisasi publik dan teknologi informasi fdOrganisasi publik dan teknologi informasi fd
Organisasi publik dan teknologi informasi fd
 
23. agenda iii pka-bahan tayang organisasi digital-
23. agenda iii pka-bahan tayang organisasi digital-23. agenda iii pka-bahan tayang organisasi digital-
23. agenda iii pka-bahan tayang organisasi digital-
 
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakanPertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
 
Reformasi birokrasi
Reformasi birokrasiReformasi birokrasi
Reformasi birokrasi
 
02b Elemen Sukses Pengembangan e-Government
02b   Elemen Sukses Pengembangan e-Government02b   Elemen Sukses Pengembangan e-Government
02b Elemen Sukses Pengembangan e-Government
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Digital Governance Science Base: Central concepts of digital government science
Digital Governance Science Base: Central concepts of digital government scienceDigital Governance Science Base: Central concepts of digital government science
Digital Governance Science Base: Central concepts of digital government science
 
02a Konsep dan Visi e-Government
02a   Konsep dan Visi e-Government02a   Konsep dan Visi e-Government
02a Konsep dan Visi e-Government
 
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdfBuku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
 
Open Government dan E Government
Open Government dan E GovernmentOpen Government dan E Government
Open Government dan E Government
 

Andere mochten auch

Contoh Presentasi Proposal Skripsi
Contoh Presentasi Proposal SkripsiContoh Presentasi Proposal Skripsi
Contoh Presentasi Proposal SkripsiArry Rahmawan
 
Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant NugrohoRingkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant NugrohoTri Widodo W. UTOMO
 
Power point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmahPower point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmahYunitha Rahmah
 
Tesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-GovernmentTesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-GovernmentArie Purwanto
 
Contoh Power Point Membuat Proposal
Contoh Power Point Membuat Proposal Contoh Power Point Membuat Proposal
Contoh Power Point Membuat Proposal Neli Narulita
 
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang BagusContoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang BagusTrisnadi Wijaya
 

Andere mochten auch (7)

Contoh Presentasi Proposal Skripsi
Contoh Presentasi Proposal SkripsiContoh Presentasi Proposal Skripsi
Contoh Presentasi Proposal Skripsi
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 
Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant NugrohoRingkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
 
Power point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmahPower point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmah
 
Tesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-GovernmentTesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-Government
 
Contoh Power Point Membuat Proposal
Contoh Power Point Membuat Proposal Contoh Power Point Membuat Proposal
Contoh Power Point Membuat Proposal
 
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang BagusContoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
 

Ähnlich wie Peraturan perundangan-e government

Pertemuan III Pengertian, perkembangan & kegunaan electronic government.pptx
Pertemuan III Pengertian, perkembangan & kegunaan electronic government.pptxPertemuan III Pengertian, perkembangan & kegunaan electronic government.pptx
Pertemuan III Pengertian, perkembangan & kegunaan electronic government.pptxCandraAdikurnia1
 
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENTKEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENTtemanna #LABEDDU
 
Instruksi presiden no_3_th_2003 kebijakan dan strategi nasional
Instruksi presiden no_3_th_2003 kebijakan dan strategi nasionalInstruksi presiden no_3_th_2003 kebijakan dan strategi nasional
Instruksi presiden no_3_th_2003 kebijakan dan strategi nasionaltemanna #LABEDDU
 
Instruksi presiden no_3_th_20031
Instruksi presiden no_3_th_20031Instruksi presiden no_3_th_20031
Instruksi presiden no_3_th_20031Azmi Nur
 
Tantangan dan Peluang Regional - Regional Challenges and Opportunities
Tantangan dan Peluang Regional - Regional  Challenges and OpportunitiesTantangan dan Peluang Regional - Regional  Challenges and Opportunities
Tantangan dan Peluang Regional - Regional Challenges and OpportunitiesMuhammadZidaneYustis
 
4ilham summary publik digital
4ilham summary  publik digital4ilham summary  publik digital
4ilham summary publik digitaltemanna #LABEDDU
 
Tugas kelompok 2 Government Digital
Tugas kelompok 2 Government Digital Tugas kelompok 2 Government Digital
Tugas kelompok 2 Government Digital AlberthaBano
 
Membangun Akuntabilitas & Integritas Pelayanan Melalui Open Government
Membangun Akuntabilitas & Integritas Pelayanan Melalui Open GovernmentMembangun Akuntabilitas & Integritas Pelayanan Melalui Open Government
Membangun Akuntabilitas & Integritas Pelayanan Melalui Open GovernmentTri Widodo W. UTOMO
 
Pengaruh implementasi e government terhadap perubahan manajemen publik di ind...
Pengaruh implementasi e government terhadap perubahan manajemen publik di ind...Pengaruh implementasi e government terhadap perubahan manajemen publik di ind...
Pengaruh implementasi e government terhadap perubahan manajemen publik di ind...Rafiansa Zawani
 
Konsep Open Government Untuk Memperkuat Akuntabilitas Publik
Konsep Open Government Untuk Memperkuat Akuntabilitas PublikKonsep Open Government Untuk Memperkuat Akuntabilitas Publik
Konsep Open Government Untuk Memperkuat Akuntabilitas PublikTri Widodo W. UTOMO
 
E-Goverment dan Pelayanan Penyelenggaraan Efektif dalam Pemerintahan!
E-Goverment dan Pelayanan Penyelenggaraan Efektif dalam Pemerintahan!E-Goverment dan Pelayanan Penyelenggaraan Efektif dalam Pemerintahan!
E-Goverment dan Pelayanan Penyelenggaraan Efektif dalam Pemerintahan!YessicaClaudian
 
Presentasi kabid layanan informasi (p.chanief)
Presentasi kabid layanan informasi (p.chanief)Presentasi kabid layanan informasi (p.chanief)
Presentasi kabid layanan informasi (p.chanief)Yulianto Tulungagung
 
E_government-Pertemuan1.pdf
E_government-Pertemuan1.pdfE_government-Pertemuan1.pdf
E_government-Pertemuan1.pdfssuser2715681
 
5 komputer untuk pemerintahan
5 komputer untuk pemerintahan5 komputer untuk pemerintahan
5 komputer untuk pemerintahanRicko Gustiawan
 
Prinsip-Prinsip-Dasar-Digital-Govermnet_3.ppt
Prinsip-Prinsip-Dasar-Digital-Govermnet_3.pptPrinsip-Prinsip-Dasar-Digital-Govermnet_3.ppt
Prinsip-Prinsip-Dasar-Digital-Govermnet_3.pptsefe11
 

Ähnlich wie Peraturan perundangan-e government (20)

Pertemuan III Pengertian, perkembangan & kegunaan electronic government.pptx
Pertemuan III Pengertian, perkembangan & kegunaan electronic government.pptxPertemuan III Pengertian, perkembangan & kegunaan electronic government.pptx
Pertemuan III Pengertian, perkembangan & kegunaan electronic government.pptx
 
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENTKEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
 
Instruksi presiden no_3_th_2003 kebijakan dan strategi nasional
Instruksi presiden no_3_th_2003 kebijakan dan strategi nasionalInstruksi presiden no_3_th_2003 kebijakan dan strategi nasional
Instruksi presiden no_3_th_2003 kebijakan dan strategi nasional
 
Instruksi presiden no_3_th_20031
Instruksi presiden no_3_th_20031Instruksi presiden no_3_th_20031
Instruksi presiden no_3_th_20031
 
E government
E governmentE government
E government
 
E-Government
E-GovernmentE-Government
E-Government
 
Tantangan dan Peluang Regional - Regional Challenges and Opportunities
Tantangan dan Peluang Regional - Regional  Challenges and OpportunitiesTantangan dan Peluang Regional - Regional  Challenges and Opportunities
Tantangan dan Peluang Regional - Regional Challenges and Opportunities
 
4ilham summary publik digital
4ilham summary  publik digital4ilham summary  publik digital
4ilham summary publik digital
 
Tugas kelompok 2 Government Digital
Tugas kelompok 2 Government Digital Tugas kelompok 2 Government Digital
Tugas kelompok 2 Government Digital
 
BAB 2
BAB 2BAB 2
BAB 2
 
Inpres No 03 th 2003 E-Gov
Inpres No 03 th 2003 E-GovInpres No 03 th 2003 E-Gov
Inpres No 03 th 2003 E-Gov
 
Membangun Akuntabilitas & Integritas Pelayanan Melalui Open Government
Membangun Akuntabilitas & Integritas Pelayanan Melalui Open GovernmentMembangun Akuntabilitas & Integritas Pelayanan Melalui Open Government
Membangun Akuntabilitas & Integritas Pelayanan Melalui Open Government
 
Pengaruh implementasi e government terhadap perubahan manajemen publik di ind...
Pengaruh implementasi e government terhadap perubahan manajemen publik di ind...Pengaruh implementasi e government terhadap perubahan manajemen publik di ind...
Pengaruh implementasi e government terhadap perubahan manajemen publik di ind...
 
Konsep Open Government Untuk Memperkuat Akuntabilitas Publik
Konsep Open Government Untuk Memperkuat Akuntabilitas PublikKonsep Open Government Untuk Memperkuat Akuntabilitas Publik
Konsep Open Government Untuk Memperkuat Akuntabilitas Publik
 
E-Goverment dan Pelayanan Penyelenggaraan Efektif dalam Pemerintahan!
E-Goverment dan Pelayanan Penyelenggaraan Efektif dalam Pemerintahan!E-Goverment dan Pelayanan Penyelenggaraan Efektif dalam Pemerintahan!
E-Goverment dan Pelayanan Penyelenggaraan Efektif dalam Pemerintahan!
 
Presentasi kabid layanan informasi (p.chanief)
Presentasi kabid layanan informasi (p.chanief)Presentasi kabid layanan informasi (p.chanief)
Presentasi kabid layanan informasi (p.chanief)
 
Bahan e gov
Bahan e govBahan e gov
Bahan e gov
 
E_government-Pertemuan1.pdf
E_government-Pertemuan1.pdfE_government-Pertemuan1.pdf
E_government-Pertemuan1.pdf
 
5 komputer untuk pemerintahan
5 komputer untuk pemerintahan5 komputer untuk pemerintahan
5 komputer untuk pemerintahan
 
Prinsip-Prinsip-Dasar-Digital-Govermnet_3.ppt
Prinsip-Prinsip-Dasar-Digital-Govermnet_3.pptPrinsip-Prinsip-Dasar-Digital-Govermnet_3.ppt
Prinsip-Prinsip-Dasar-Digital-Govermnet_3.ppt
 

Peraturan perundangan-e government

  • 1. PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT eGOVERNMENT Gregorius Gede Wiranarada, ST. M.Eng. gregorgede@gmail.com http://gregor.web.id 0817467518
  • 2. MATERI 1. Peraturan Perundangan Terkait eGov 2. Strategi & Implementasi eGov 3. Contoh Penerapan eGov
  • 3. PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT eGOVERNMENT Pokok pembicaraan : 1. Sekilas eGovernment 2. UUD 45 pasal 28 F 3. INPRES No.3 Th.2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan eGov 4. UU No.11 Th.2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) 13 bab 54 pasal 5. UU No.14 Th.2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) 14 bab 64 pasal
  • 4. DEFINISI eGOVERNMENT Menurut pemerintah Federal Amerika: “E-Government refers to the delivery of government information and services online through the Internet and other digital means.” Menurut pemerintah New Zealand : “E-Government is a way for government to use the new technology to provide people with more convenient access to government information and services, to improve the quality of the services and to provide greater opportunities to participate in our democratic institutions and processes.”
  • 5. DEFINISI eGOVERNMENT (cont.)  Menurut Pemerintah Malaysia : "E-Government offers a collaborative and integrated environment not just for enhanced internal operations but more significantly for a heightened level of government services through a variety of electronic delivery channels thereby providing convenience to citizens and business.“  Menurut Pemerintah Indonesia : “E-Government adalah aplikasi teknologi informasi yang berbasis internet dan perangkat digital lainnya yang dikelola oleh pemerintah untuk keperluan penyampaian informasi dari pemerintah ke masyarakat, mitra bisnis, pegawai, badan usaha, dan lembaga-lembaga lainnya secara online.”
  • 6. DEFINISI eGovernment (cont.) Dari berbagai definsi di atas sebenarnya dapat disarikan ke dalam kata yang lebih singkat yakni : “Bring the government service to the Web” KTP, AKTE, SIM, PERIZINAN, PAJAK, dll.
  • 7. MANFAAT eGOVERNMENT  E-Government merupakan suatu upaya untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang dimaksudkan untuk meningkatkan  efisiensi  efektivitas  transparansi  akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
  • 8. PARADIGMA BIROKRATIS VS eGOV ASPEK BIROKRATIS eGOV orientasi Efisiensi biaya produksi Fleksibel, pengawasan dan kepuasan pengguna (customer). Proses organisasi Merasionalisasikan peranan, pembagian tugas dan pengawasan hirarki vertikal Hirarki horisontal, jaringan organisasi dan tukar informasi Cara penyampaian pelayanan Dokumen dan interaksi antar personal Pertukaran elektronik dan interaksi non face- to-face.
  • 9. PARADIGMA BIROKRATIS VS eGOV(cont.)  Paradigma pelayanan pemerintah yang bercirikan pelayanan melalui birokrasi yang lamban, prosedur yang berbelit, dan tidak ada kepastian berusaha diatasi melalui penerapan e-government.  Paradigma pelayanan publik bergeser dari paradigma birokratis menjadi paradigma e- government yang mengedepankan transparansi dan fleksibilitas, yang akhirnya bermuara pada kepuasan pengguna layanan publik. (good gevernance)
  • 10. MANFAAT eGOV 1. Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada stakeholder-nya (masyarakat,kalangan bisnis, dan industri) terutama dalam hal kinerja, efektivitas dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara. 2. Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka penerapan konsep Good Corporate Governance. 3. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi relasi, dan interaksi yang dikeluarkan pemerintah maupun stakeholder-nya untuk keperluan aktivitas sehari hari.
  • 11. MANFAAT eGOV (cont.) 4. Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang berkepentingan. 5. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global dan trend yang ada. 6. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis.
  • 12. UUD 45 PASAL 28 F Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
  • 13. INPRES No.3 Th.2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan eGov Instruksi ditujukan kepada : 1. Menteri; 2. Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen; 3. Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara; 4. Panglima Tentara Nasional Indonesia; 5. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; 6. Jaksa Agung Republik Indonesia; 7. Gubernur; 8. Bupati/Walikota.
  • 14. INPRES No.3 Th.2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan eGov (cont.) KERANGKA INPRES NO.3 Th.2008: 1. Motivasi kebijakan eGov 2. Tujuan pengembangan eGov 3. Kesiapan memanfaatkan TI 4. Inisiatif pengembangan eGov sebelum dikeluarkannya INPRES 5. Strategi pengembangan eGov 6. Langkah pelaksanaan
  • 15. INPRES No.3 Th.2003 Motivasi kebijakan eGov 1. Indonesia tengah mengalami perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara secara fundamental menuju ke sistem kepemerintahan yang demokratis untuk mengembalikan kepentingan rakyat pada posisi sentral. 2. Setiap perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara selalu disertai oleh berbagai bentuk ketidakpastian. Sehingga pemerintah harus mengupayakan kelancaran komunikasi dengan berbagai pihak agar ketidakpastian tersebut tidak mengakibatkan perselisihan paham yang berpotensi menimbulkan permasalahan baru.
  • 16. INPRES No.3 Th.2003 Motivasi kebijakan eGov (cont.) 3. Apa yang dilaksanakan pemerintah tidak akan lepas dari pengamatan masyarakat internasional. Sehingga pemerintah harus mampu memberikan informasi yang komprehensif kepada masyarakat internasional agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat meletakkan bangsa Indonesia pada posisi yang serba salah. 4. Adanya kecenderungan global menuju era masyarakat informasi. Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan kecenderungan global tersebut akan membawa bangsa Indonesia ke dalam jurang digital divide karena tidak mampu memanfaatkan informasi.
  • 17. INPRES No.3 Th.2003 Motivasi kebijakan eGov (cont.) 5. Dua modalitas tuntutan masyarakat : 1. Masyarakat menuntut pelayanan publik yang memenuhi kepentingan masyarakat luas di seluruh wilayah negara, dapat diandalkan dan terpercaya, serta mudah dijangkau secara interaktif. 2. Masyarakat menginginkan agar asiprasi mereka didengar dengan demikian pemerintah harus memfasilitasi partisipasi dan dialog publik di dalam perumusan kebijakan negara.
  • 18. INPRES No.3 Th.2003 Motivasi kebijakan eGov (cont.) 6. Kondisi pemerintah saat ini: 1. Selama ini pemerintah menerapkan sistem dan proses kerja yang dilandaskan pada tatanan birokrasi yang kaku yang tidak mungkin menjawab perubahan yang kompleks dan dinamis sehingga harus dikembangkan sistem dan proses kerja yang lebih lentur untuk memfasilitasi berbagai bentuk interaksi yang kompleks dengan pihak lain. 2. Sistem manajemen pemerintah selama ini merupakan sistem hirarkiyang panjang. Untuk memuaskan kebutuhan masyarakat yang semakin beraneka ragam dimasa mendatang harus dikembangkan sistem manajemen modern dengan organisasi berjaringan sehingga dapat memperpendek lini pengambilan keputusan.
  • 19. INPRES No.3 Th.2003 Motivasi kebijakan eGov (cont.) 7. Dengan demikian pemerintah harus segera melaksanakan proses transformasi menuju e- government. Melalui proses transformasi tersebut, pemerintah dapat mengoptimasikan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk mengeliminasi sekat-sekat organisasi birokrasi, serta membentuk jaringan sistem manajemen dan proses kerja yang memungkinkan instansi-instansi pemerintah bekerja secara terpadu untuk menyederhanakan akses ke semua informasi dan layanan publik yang harus disediakan oleh pemerintah.
  • 20. INPRES No.3 Th.2003 Tujuan pengembangan eGov 1. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang memiliki kualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas serta dapat terjangkau di seluruh wilayah Indonesia pada setiap saat tidak dibatasi oleh sekat waktu dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat. 2. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk meningkatkan perkembangan perekonomian nasional dan memperkuat kemampuan menghadapi perubahan dan persaingan perdagangan internasional.
  • 21. INPRES No.3 Th.2003 Tujuan pengembangan eGov (cont.) 3. Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembaga-lembaga negara serta penyediaan fasilitas dialog publik bagi masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam perumusan kebijakan negara. 4. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien serta memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga pemerintah dan pemerintah daerah otonom.
  • 22. INPRES No.3 Th.2003 Kesiapan memanfaatkan TI Pemanfaatan teknologi informasi pada umumnya ditinjau dari sejumlah aspek sebagai berikut : 1. E-Leadership; berkaitan dengan prioritas dan inisiatif negara untuk memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. 2. Infrastruktur Jaringan Informasi (kualitas,lingkup,biaya) 3. Pengelolaan Informasi; aspek ini berkaitan dengan kualitas (akurat, tepat waktu, relevan) dan keamanan informasi. 4. Masyarakat dan Sumber Daya Manusia. Berbagai studi banding yang dilakukan oleh organisasi internasional menunjukkan bahwa kesiapan Indonesia masih rendah dan untuk memperbaikinya diperlukan inisiatif dan dorongan yang kuat dari pemerintah.
  • 23. INPRES No.3 Th.2003 Inisiatif pengembangan eGov sebelum INPRES Beberapa kelemahan yang menonjol adalah : 1. pelayanan melalui situs pemerintah belum ditunjang oleh sistem manajeman dan proses kerja yang efektif karena kesiapan peraturan, prosedur dan keterbatasan sumber daya manusia sangat membatasi penetrasi komputerisasi ke dalam sistem manajemen dan proses kerja pemerintah 2. belum mapannya strategi serta tidak memadainya anggaran yang dialokasikan untuk pengembangan e-government pada masing-masing instansi
  • 24. INPRES No.3 Th.2003 Inisiatif pengembangan eGov sebelum INPRES(cont.) 3. Inisiatif-inisiatif tersebut merupakan upaya instansi secara sendiri-sendiri sehingga kurang memperhatikan sejumlah faktor seperti standardisasi, keamanan informasi, otentikasi, interoperabilitas antar situs untuk mengintegrasikan sistem manajemen dan proses kerja ke dalam pelayanan publik yang terpadu. 4. Belum mampu mengatasi kesenjangan kemampuan masyarakat untuk mengakses jaringan internet, sehingga jangkauan dari layanan publik yang dikembangkan menjadi terbatas pula.
  • 25. INPRES No.3 Th.2003 Strategi pengembangan eGov Pencapaian tujuan egovernment perlu dilaksanakan melalui 6 strategi yang berkaitan erat, yaitu: 1. Mengembangkan sistem pelayanan yang andal dan terpercaya, serta terjangkau oleh masyarakat luas. 2. Menata sistem manajemen dan proses kerja pemerintah dan pemerintah daerah otonom secara holistik. 3. Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal.
  • 26. INPRES No.3 Th.2003 Strategi pengembangan eGov(cont.) 4. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri telekomunikasi dan teknologi informasi. 5. Mengembangkan kapasitas SDM baik pada pemerintah maupun pemerintah daerah otonom, disertai dengan meningkatkan e-literacy masyarakat. 6. Melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan-tahapan (informasi, interaksi, transaksi, integrasi) yang realistik dan terukur.
  • 27. INPRES No.3 Th.2003 Langkah Pelaksanaan 1. Kementerian yang bertanggung jawab dibidang komunikasi dan informasi; berkewajiban untuk mengkoordinasikan penyusunan kebijakan, peraturan dan perundang-undangan, standardisasi, dan panduan yang diperlukan untuk melandasi perencanaan dan pelaksanaan pengembangan e- government. 2. Kementerian yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara berkewajiban untuk memfasilitasi perencanaan dan perubahan sistem manajemen dan proses kerja instansi pemerintah pusat dan daerah
  • 28. INPRES No.3 Th.2003 Langkah Pelaksanaan (cont.) 3. Kementerian yang bertanggung jawab di bidang perhubungan berkewajiban untuk mendorong partisipasi dunia usaha dalam pengembangan jaringan komunikasi dan informasi di seluruh wilayah negara. (tinjau ulang aturan yang menghambat investasi) 4. Kementerian yang bertanggung jawab di bidang riset dan teknologi berkewajiban untuk mengkoordinasikan kemampuan teknologi yang ada di lembaga penelitian dan pengembangan serta perguruan tinggi untuk menyediakan dukungan teknologi bagi keperluan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi dalam pengembangan e-government
  • 29. INPRES No.3 Th.2003 Langkah Pelaksanaan (cont.) 5. Kementerian yang bertanggung jawab di bidang perencanaan pembangunan nasional dan di bidang keuangan berkewajiban untuk menganalisis kelayakan pembiayaan rencana strategis e- government dari masing-masing instansi pemerintah 6. Kementerian yang bertanggung jawab di bidang pemerintahan dalam negeri berkewajiban untuk memfasilitasi koordinasi antar pemerintah dan pemerintah daerah otonom.
  • 30. UU No.11 Th.2008 tentang ITE LATAR BELAKANG:  Teknologi informasi (Internet) memungkinkan manusia untuk berinteraksi dengan cara yang sama sekali baru yang di satu sisi memberikan manfaat yang sangat besar namun di sisi lain dapat disalahgunakan untuk perbuatan-perbuatan melawan hukum.  Hukum konvensional tidak mampu menangani kejahatan yang menggunakan internet,sehingga perlu dibuat aturan untuk meminimalisir penyalahgunaan internet.  Aturan tersebut dikenal sebagai cyberlaw.
  • 31. UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.) LATAR BELAKANG CYBERLAW dan CYBERCRIME  UU ITE dipersepsikan sebagai cyberlaw di Indonesia, yang diharapkan bisa mengatur segala urusan dunia internet (siber), termasuk didalamnya memberi hukuman terhadap pelaku cybercrime.  Secara umum cybercrime dilihat dari 2 sudut pandang :  Kejahatan yang memanfaatkan TI sebagai sarana (pembajakan,pornografi,carding,email spam, dll.)  Kejahatan yang menjadikan sistem TI sebagai sasaran (virus,pembajakan situs,DOS, dll)
  • 32. UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.) LATAR BELAKANG Hukum konvensional sulit menjangkau cybercrime karena: 1. Kegiatan di internet tidak dibatasi oleh teritorial negara 2. Kegiatan di internet relatif tidak berwujud 3. Sulit dibuktikan karena data elektronik relatif mudah utk diubah,dipalsukan dan dikirim ke penjuru dunia dalam hitungan detik Analoginya mirip seperti kekagetan hukum konvensional dan aparat ketika awal mula terjadinya pencurian listrik.(barang bukti yg dicuri tdk dpt dibawa ke pengadilan)
  • 33. UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.) LATAR BELAKANG Contoh kerumitan cyberlaw & cybercrime dari kacamata hukum konvensional: 1. Seorang warga negara Indonesia yg tinggal di Australia membobol server web yang ada di Amerika. Ternyata pemilik server adalah warga negara China dan tinggal di China. Hukum mana yg berlaku? 2. Seorang mahasiswa Indonesia di Jepang, mengembangkan aplikasi tukar menukar file dan data elektronik secara online. Seseorang tanpa identitas meletakkan software bajakan dan video porno di server dimana aplikasi tsb di install. Siapa yang bersalah? Dan siapa yang harus diadili?
  • 34. UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.) LATAR BELAKANG Cybercrime Indonesia 1. www.clearcommerce.com pernah merilis bahwa kejahatan carding dari Indonesia menduduki peringkat 2 setelah Ukraina 2. Menurut International Data Corp, Indonesia menempati urutan ke 4 untuk masalah pembajakan software 3. Beberapa kelompok cracker Indonesia tercatat cukup aktif di situs zone-h.org dalam kegiatan pembobolan situs 4. Layanan e-commerce di luar negeri banyak yang memblok IP dan credit card Indonesia. Hal-hal ini menimbulkan kesan yang negatif bagi Indonesia di dunia internasional. Jadi perlu ada cyberlaw.
  • 35. UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.) KERANGKA BAB I : Ketentuan UMUM BAB II : Asas dan Tujuan BAB III : Informasi, Dokumentasi, dan Tanda Tangan Elektronik BAB IV : Penyelenggara Sertifikasi Elektronik dan Sistem Elektronik BAB V : Transaksi Elektronik BAB VI : Nama Domain, HAKI, dan Perlindungan Hak Pribadi BAB VII : Perbuatan Yang Dilarang BAB VIII : Penyelesaian Sengketa BAB IX : Peran Pemerintah dan Peran Masyarakat BAB X : Penyidikan BAB XI : Ketentuan Pidana BAB XII : Ketentuan Peralihan BAB XIII : Ketentuan Penutup
  • 36. UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.) KETENTUAN UMUM Berisi definisi-definisi dalam UU ITE, misalnya :  Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya.  Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan informasi.  Penyelenggaraan Sistem Elektronik adalah pemanfaatan Sistem Elektronik oleh penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat.  Jaringan Sistem Elektronik adalah terhubungnya dua Sistem Elektronik atau lebih, yang bersifat tertutup ataupun terbuka.  Dll.
  • 37. UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.) ASAS DAN TUJUAN Ada 3 asas yang harus diperhatikan : 1. Kepastian hukum. Diperlukannya peraturan tertulis agar dapat berlaku secara seragam tanpa ada perbedaan dalam penerapannya. 2. Manfaat. TI digunakan untuk mempermudah kehidupan masyarakat. 3. Netral teknologi. Jangan ada deskriminasi terhadap berbagai teknik yang mungkin berkembang sehingga aturan dapat mencakup perkembangan teknologi.
  • 38. UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.) INFORMASI,DOKUMENTASI & TD TNG ELEKTRONIK  Peningkatan aktifitas elektronik akan menghasilkan informasi dan data elektronik.  Informasi dan dokumen elektronik beserta hasil cetaknya harus dapat diakui sebagai alat pembukitan secara hukum.  Suatu bukti elektronik dinyatakan sah apabila menggunakan sistem elektronik yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Misalnya ketentuan tanda tangan elektronik.
  • 39. UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.) INFORMASI,DOKUMENTASI & TD TNG ELEKTRONIK Tanda tangan elektronik diakui bila: 1. data pembuatan Tanda Tangan Elektronik terkait hanya kepada Penanda Tangan; 2. data pembuatan Tanda Tangan Elektronik pada saat proses penandatanganan elektronik hanya berada dalam kuasa Penanda Tangan; 3. perubahan terhadap Tanda Tangan Elektronik yang terjadi setelah waktu penandatanganan dapat diketahui; 4. segala perubahan terhadap Informasi Elektronik yang terkait dengan Tanda Tangan Elektronik tersebut setelah waktu penandatanganan dapat diketahui; 5. terdapat cara tertentu yang dipakai untuk mengidentifikasi siapa Penandatangannya; 6. terdapat cara tertentu untuk menunjukkan bahwa Penanda Tangan telah memberikan persetujuan terhadap Informasi Elektronik yang terkait.
  • 40. UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.) PENYELENGGARA SERTIFIKASI & SISTEM ELEK…. Kewajiban minimal penyelenggara sistem elektronik: 1. dapat menampilkan kembali Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik secara utuh sesuai dengan masa retensi yang ditetapkan dengan Peraturan Perundang-undangan; 2. dapat melindungi ketersediaan, keutuhan, keotentikan, kerahasiaan, dan keteraksesan Informasi Elektronik dalam Penyelenggaraan Sistem Elektronik tersebut; 3. dapat beroperasi sesuai dengan prosedur atau petunjuk dalam Penyelenggaraan Sistem Elektronik tersebut; 4. dilengkapi dengan prosedur atau petunjuk yang diumumkan dengan bahasa, informasi, atau simbol yang dapat dipahami oleh pihak yang bersangkutan dengan Penyelenggaraan Sistem Elektronik tersebut; 5. memiliki mekanisme yang berkelanjutan untuk menjaga kebaruan, kejelasan, dan kebertanggungjawaban prosedur atau petunjuk.
  • 41. UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.) TRANSAKSI ELEKTRONIK Pelaku usaha yang menawarkan barang atau jasa secara elektronik wajib menyediakan informasi mengenai syarat-syarat kontrak, produsen dan produk secara lengkap dan benar. Sebelum melakukan transaksi elektronik, para pihak menyepakati sistem elektronik yang akan digunakan untuk melakukan transaksi
  • 42. UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.) NAMA DOMAIN,HAKI & PERLINDUNGAN HAK PRIBADI 1. Setiap penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat berhak memiliki Nama Domain berdasarkan prinsip pendaftar pertama. 2. Pemilikan dan penggunaan Nama Domain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didasarkan pada iktikad baik, tidak melanggar prinsip persaingan usaha secara sehat, dan tidak melanggar hak Orang lain. 3. Setiap penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, atau masyarakat yang dirugikan karena penggunaan Nama Domain secara tanpa hak oleh Orang lain, berhak mengajukan gugatan pembatalan Nama Domain dimaksud.
  • 43. UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.) PERBUATAN YANG DILARANG Terdapat 10 pasal (27 s/d 37). Antara lain pasal 30 : 1. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa pun. 2. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan tujuan untuk memperoleh Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik. 3. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan.
  • 44. UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.) PENYELESAIAN SENGKETA 1. Gugatan perdata dilakukan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. 2. Selain penyelesaian gugatan perdata sebagaimana dimaksud pada ayat (1), para pihak dapat menyelesaikan sengketa melalui arbitrase, atau lembaga penyelesaian sengketa alternatif lainnya sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
  • 45. UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.) PERAN PEMERINTAH DAN PERAN MASYARAKAT PERAN PEMERINTAH: 1. Pemerintah memfasilitasi pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. 2. Pemerintah melindungi kepentingan umum dari segala jenis gangguan sebagai akibat penyalahgunaan Informasi Elektronik dan Transaksi Elektronik yang mengganggu ketertiban umum, sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. 3. Pemerintah menetapkan instansi atau institusi yang memiliki data elektronik strategis yang wajib dilindungi.
  • 46. UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.) PERAN PEMERINTAH DAN PERAN MASYARAKAT PERAN PEMERINTAH: 4. Instansi atau institusi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus membuat Dokumen Elektronik dan rekam cadang elektroniknya serta menghubungkannya ke pusat data tertentu untuk kepentingan pengamanan data. 5. Instansi atau institusi lain selain diatur pada ayat (3) membuat Dokumen Elektronik dan rekam cadang elektroniknya sesuai dengan keperluan perlindungan data yang dimilikinya 6. Ketentuan lebih lanjut mengenai peran Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
  • 47. UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.) PENYIDIKAN 1. Penyidikan di bidang Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik dilakukan dengan memperhatikan perlindungan terhadap privasi, kerahasiaan, kelancaran layanan publik, integritas data,atau keutuhan data sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. 2. Penggeledahan dan/atau penyitaan terhadap sistem elektronik yang terkait dengan dugaan tindak pidana harus dilakukan atas izin ketua pengadilan negeri setempat. 3. Dalam melakukan penggeledahan dan/atau penyitaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), penyidik wajib menjaga terpeliharanya kepentingan pelayanan umum.
  • 48. UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.) KETENTUAN PIDANA 1. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah). 2. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah). 3. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau denda paling banyak Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).
  • 49. UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.) TANYA JAWAB 1. Bagaimana kewenangan aparat penegak hukum dalam melakukan penegakan hukum (law enforcement) terhadap pelanggaran UU ITE? Misalnya terjadi kejahatan kartu kredit yang dilakukan oleh Orang asing dari luar negeri? UU ITE menganut asas extra territorial jurisdiction. Dengan demikian, perbuatan hukum yang dilakukan baik oleh WNI maupun WNA di luar wilayah Indonesia; atau baik oleh badan hukum Indonesia maupun badan hukum asing, sepanjang memiliki akibat hukum di Indonesia, dapat ditindak sesuai dengan UU ITE.
  • 50. UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.) TANYA JAWAB 2. Apakah ketentuan dalam UU ITE telah mengikuti ketentuan- ketentuan yang berlaku secara internasional? UU ITE merujuk ketentuan-ketentuan dan prinsip-prinsip:  UNCITRAL Model Law on Electronic Commerce;  UNCITRAL Model Law on Electronic Signature;  EU Directives on Electronic Commerce;  EU Directives on Electronic Signature;dan  Convention on Cybercrime; Ketentuan-ketentuan tersebut adalah regulasi internasional yang banyak diterapkan oleh negara-negara Eropa, Amerika dan Asia.
  • 51. UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.) TANYA JAWAB 3. Apakan tujuan dari pembentukan UU ITE?  mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunial;  mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat;  meningkatkan efektivitas dan pelayanan publik;  membuka kesempatan seluas-luasnya pada setiap Orang untuk memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi seoptimal mungkin dan bertanggung jawab;dan  memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi
  • 52. UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.) TANYA JAWAB 4. Manfaat apa saja yang didapat pemerintah melalui pemanfaatan Teknologi Informasi? Teknologi Informasi bagi pemerintah bermanfaat dalam banyak hal. eGovernment adalah salah satu bentuk pemanfaatan TI dalam penyelenggaraan pemerintah yang bermanfaat untuk,antara lain:  meningkatkan diseminasi infirmasi dan akses kepada informasi;dan  meningkatkan akuntabilitas, transparansi, efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintah.
  • 53. UU No.11 Th.2008 tentang ITE(cont.) TANYA JAWAB 5. Lembaga-lembaga apa saja yang telah dimiliki oleh Indonesia yang diperluklan dalam menjalankan dan menegakkan UU ITE? Lembaga-lembaga yang telah dimiliki oleh Indonesia dalam menjalankan dan menegakkann UU ITE, antara lain: 1. ID-SIRTII : Indonesia - Security Incident Response Team on Internet Infrastructure; 2. ID-CERT : Indonesia - Computer Emergency Response Team; 3. PANDI : Indonesia Domain Name Registry;dan 4. Cyber Crime Unit- Indonesia National Police;
  • 54. UU No.14 Th.2008 tentang KIP Sebagai Pegawai Negara Sipil, pemahaman tentang Undang-undang ini sangat penting, karena bisa jadi salah merespon permintaan informasi dari masyarakat kita bisa dituntut pidana.
  • 55. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) LATAR BELAKANG: UU KIP lahir dari latar belakang sikap pejabat di masa orde baru yang seenaknya menyembunyikan informasi dan tidak transparan menyangkut informasi yang terkait dengan kepentingan masyarakat.
  • 56. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) DAMPAK & MAKNA 1. UU KIP memberi jaminan terbukanya akses informasi bagi masyarakat terhadap badan publik yang mendapat alokasi dana dari APBN, APBD, bantuan luar negeri, dan dari himpunan dana masyarakat. Sanksi pidana menanti, jika badan publik tidak menjalankan amanat UU KIP.
  • 57. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) DAMPAK & MAKNA 2. keberadaan UU KIP ini semakin menegaskan bahwa akses public terhadap suatu informasi merupakan hak asasi manusia yang diakui juga oleh UUD 1945 Pasal 28 F. Hadirnya UU KIP akan meningkatkan kualitas partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik serta pengawasan atas pelaksanaan roda pemerintahan.
  • 58. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) DAMPAK & MAKNA 3. Dengan UU KIP upaya mewujudkan pemerintahan yang terbuka dan transparan dapat dipercepat. Langkah itu merupakan upaya strategis mencegah praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance).
  • 59. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) KERANGKA BAB I KETENTUAN UMUM BAB II ASAS DAN TUJUAN BAB III HAK DAN KEWAJIBAN PEMOHON DAN PENGGUNA INFORMASI PUBLIK SERTA HAK DAN KEWAJIBAN BADAN PUBLIK BAB IV INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN BAB V INFORMASI YANG DIKECUALIKAN BAB VI MEKANISME MEMPEROLEH INFORMASI BAB VII KOMISI INFORMASI BAB VIII KEBERATAN DAN PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI KOMISI INFORMASI BAB IX HUKUM ACARA KOMISI BAB X GUGATAN KE PENGADILAN DAN KASASI BAB XI KETENTUAN PIDANA BAB XII KETENTUAN LAIN-LAIN BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN BAB XIV KETENTUAN PENUTUP
  • 60. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) KETENTUAN UMUM  Informasi Publik (IP) adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan public lainnya yang sesuai dengan UU ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik.
  • 61. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) KETENTUAN UMUM  Badan Publik (BP) adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN dan/atau APBD, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN dan/atau APBD, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri.
  • 62. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) KETENTUAN UMUM Komisi Informasi (KI) adalah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan UU ini dan peraturan pelaksanaannya, menetapkan Juknis standar layanan IP dan menyelesaikan sengketa IP melalui mediasi dan/atau ajudikasi nonlitigasi.
  • 63. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) KETENTUAN UMUM  Sengketa Informasi Publik (SIP) adalah sengketa yang terjadi antara BP dan pengguna IP yang berkaitan dengan hak memperoleh dan menggunakan informasi berdasarkan perundangundangan.  Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) adalah pejabat yang bertanggung jawab di bidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di BP.
  • 64. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) ASAS 1. Setiap IP bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap Pengguna IP. 2. IP yang dikecualikan bersifat ketat dan terbatas. 3. Setiap IP harus dapat diperoleh setiap Pemohon IP dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara sederhana. 4. IP yang dikecualikan bersifat rahasia sesuai dengan UU, kepatutan, dan kepentingan umum didasarkan pada pengujian tentang konsekuensi yang timbul apabila suatu informasi diberikan kepada masyarakat serta setelah dipertimbangkan dengan saksama bahwa menutup IP dapat melindungi kepentingan yang lebih besar daripada membukanya atau sebaliknya.
  • 65. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) TUJUAN 1. menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik; 2. mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik; 3. meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan BP yang baik; 4. mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan; 5. mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak;
  • 66. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) HAK PEMOHON IP 1. Setiap Orang berhak memperoleh IP sesuai dengan ketentuan UU ini. 2. Mengajukan permintaan IP disertai alasan permintaan. 3. Mengajukan gugatan ke pengadilan apabila dalam memperoleh IP mendapat hambatan atau kegagalan sesuai dengan ketentuan UUnya.
  • 67. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) HAK BADAN PUBLIK 1. menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
  • 68. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) KLASIFIKASI INFORMASI 1. Informasi yang Wajib Disediakan dan Diumumkan Secara Berkala (6 bln) 2. Informasi yang Wajib Diumumkan secara Sertamerta 3. Informasi yang Wajib Tersedia Setiap Saat 4. Informasi yang Wajib Disediakan dan Diumumkan Setiap Tahun
  • 69. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) KLASIFIKASI INFORMASI Informasi yang Wajib Disediakan dan Diumumkan Secara Berkala (6 bln): a. informasi yang berkaitan dengan Badan Publik; b. kegiatan dan kinerja Badan Publik terkait; c. laporan keuangan; d. dll, yang diatur dalam peraturan perundangundangan.
  • 70. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) KLASIFIKASI INFORMASI Informasi yang Wajib Diumumkan secara Sertamerta: informasi yang dapat mengancam hajat hidup orang banyak dan ketertiban umum, dengan cara yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan dalam bahasa yang mudah dipahami.
  • 71. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) KLASIFIKASI INFORMASI Informasi yang Wajib Tersedia Setiap Saat: 1. Daftar seluruh IP yang berada di bawah penguasaannya, tidak termasuk informasi yang dikecualikan; 2. hasil keputusan BP dan pertimbangannya; 3. seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen pendukungnya; 4. rencana kerja proyek termasuk di dalamnya perkiraan pengeluaran tahunan BP; 5. perjanjian BP dengan pihak ketiga; 6. informasi dan kebijakan yang disampaikan Pejabat Publik dalam pertemuan yang terbuka untuk umum; 7. prosedur kerja pegawai BP yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat; 8. laporan mengenai pelayanan akses IP sebagaimana diatur dalam UU ini.
  • 72. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) KLASIFIKASI INFORMASI Informasi yang Wajib Disediakan dan Diumumkan Setiap Tahun: a. jumlah permintaan informasi yang diterima; b. waktu yang diperlukan BP dalam memenuhi setiap permintaan informasi; c. jumlah pemberian dan penolakan permintaan informasi; dan/atau d. alasan penolakan permintaan informasi.
  • 73. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) Informasi yang Dikecualikan: 1. IP yang dapat menghambat proses penegakan hukum, 2. IP yang dapat mengganggu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat; 3. IP yang dapat membahayakan pertahanan dan keamanan negara, 4. IP yang dapat mengungkapkan kekayaan alam Indonesia; 5. IP yang dapat merugikan ketahanan ekonomi nasional:
  • 74. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) Informasi yang Dikecualikan: 6. IP yang dapat merugikan kepentingan hubungan luar negeri 7. IP yang dapat mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang, kecuali pihak yang rahasianya diungkap memberikan persetujuan tertulis atau pengungkapan berkaitan dengan posisi seseorang dalam jabatan publik;
  • 75. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) Informasi yang Dikecualikan: 8. memorandum atau surat-surat antar BP atau intra BP, yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan Komisi Informasi (KI) atau pengadilan; 9. informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan UU.
  • 76. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) Untuk mewujudkan pelayanan cepat, tepat, dan sederhana setiap BP: a. menunjuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID); b. membuat dan mengembangkan sistem penyediaan layanan informasi secara cepat, mudah, dan wajar sesuai dengan juknis standar layanan IP yang berlaku secara nasional. c. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) dibantu oleh pejabat fungsional.
  • 77. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) Mekanisme Memperoleh Informasi 1. Didasarkan pada prinsip cepat, tepat waktu dan biaya ringan. 2. Setiap Pemohon IP dapat mengajukan permintaan untuk memperoleh IP kepada BP terkait secara tertulis atau tidak tertulis. 3. BP wajib mencatat nama dan alamat Pemohon IP, subjek dan format informasi serta cara penyampaian informasi yang diminta oleh Pemohon IP 4. BP wajib mencatat permintaan IP yang diajukan secara tidak tertulis.
  • 78. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) Mekanisme Memperoleh Informasi 5. BP wajib memberikan bukti penerimaan permintaan IP. 6. Permintaan yang disampaikan secara langsung atau melalui surat elektronik, nomor pendaftaran diberikan saat penerimaan permintaan. 7. Permintaan informasi disampaikan melalui surat, pengiriman nomor pendaftaran dapat diberikan bersamaan dengan pengiriman informasi.
  • 79. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) Mekanisme Memperoleh Informasi 8. Paling lambat 10 hari kerja sejak diterimanya permintaan, BP yang bersangkutan wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis yang berisikan : a. informasi yang diminta berada di bawah penguasaannya ataupun tidak; b. BP wajib memberitahukan BP yang menguasai informasi yang diminta apabila informasi yang diminta tidak berada di bawah penguasaannya dan BP yang menerima permintaan mengetahui keberadaan informasi yang diminta; c. penerimaan atau penolakan permintaan dengan alasannya; d. dalam hal permintaan diterima seluruhnya atau sebagian dicantumkan materi informasi yang akan diberikan; e. dalam hal suatu dokumen mengandung materi yang dikecualikan, maka informasi yang dikecualikan tersebut dapat dihitamkan dengan disertai alasan dan materinya; f. alat penyampai dan format informasi yang akan diberikan; g. biaya serta cara pembayaran untuk memperoleh informasi yang diminta.
  • 80. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) Mekanisme Memperoleh Informasi 9. BP yang bersangkutan dapat memperpanjang waktu untuk mengirimkan pemberitahuan, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja berikutnya dengan memberikan alasan secara tertulis.
  • 81. UU No.14 Th.2008 tentang KIP(cont) KETENTUAN PIDANA pasal 52 Badan Publik yang dengan sengaja tidak menyediakan, tidak memberikan, dan/atau tidak menerbitkan Informasi Publik berupa Informasi Publik secara berkala, Informasi Publik yang wajib diumumkan secara serta- merta, Informasi Publik yang wajib tersedia setiap saat, dan/atau Informasi Publik yang harus diberikan atas dasar permintaan sesuai dengan Undang-Undang ini, dan mengakibatkan kerugian bagi orang lain dikenakan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).