Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Setan menggunakan ular untuk menipu Hawa dengan menanamkan keraguan tentang Allah.
2. Adam dan Hawa melanggar perintah Allah dengan memakan buah terlarang.
3. Mereka mengalami konsekuensi berupa kutukan, tetapi Allah memberikan janji akan datangnya Juruselamat.
2. Kejatuhan:
Strategi ular
Reaksi Hawa
Raksi Allah
Konsekwensinya:
Kutuk dan janji
Kematian dan harapan
Manusia yang sempurna, lingkungan yang
sempurna, kebahagiaan yang sempurna...
Bagaimana dunia yang begitu sempurna bisa rusak?
Bagaimana bisa musuh merusak pikiran manusia
pertama? Mengapa mereka meragukan Allah?
Mengapa mereka ingin menjadi sesuatu yang tidak
bisa mereka lakukan? Apa konsekuensinya?
3. “Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang
dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu:
"Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu
makan buahnya, bukan?"” (Kejadian 3:1)
Ular dikenal sebagai hewan yang cerdik (walaupun tidak dapat
bicara). Yesaya menulis tentang “ular yang meluncur” yang dia
identifikasi sebagai Lewiatan dan Naga (Yes 14:29; 27:1).
Dalam Wahyu, Yohanes mengidentifikasi Naga itu sebagai “si
ular tua,” Setan (Wahyu 20:2).
Setan muncul di hadapan Hawa menggunakan
bentuk itu dan memintanya untuk menjelaskan
arti dari Firman Allah. Hawa dengan senang hati
menjawab pertanyaan “ular” (Kej 3:2-3).
Hal ini memungkinkan Setan untuk secara
terbuka menaburkan keraguan tentang Allah
dalam pikiran Hawa (Kej 3:4-5).
4. Setan menawarkan Hawa sesuatu yang tidak dapat dia
miliki, kekekalan dan keilahian (1Tim 6:15-16; Yes 14:14).
Hawa berpikir itu dapat dicapai dan diinginkan. Dia percaya
pada kekekalan dan mulai bertindak seperti Allah.
ALLAH
“Allah melihat bahwa
semuanya itu baik” (Kej 1:10)
HAWA
“Perempuan itu melihat, bahwa
buah pohon itu baik” (Kej 3:6)
ALLAH
Makan dari setiap buah
pohon (Kej 2:16)
Jangan makan dari buah pohon
pengetahuan baik dan jahat (Kej
2:17a)
Jika engkau makan, engkau
akan mati (Kej 2:17b)
SETAN
Jangan engkau makan buah
dari setiap pohon? (Kej 3:1)
Allah tidak ingin engkau
menjadi seperti Dia (Kej 3:5)
Engkau kekal, engkau
tidak dapat mati (Kej 3:4)
5. “Di manakah engkau” “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa
engkau telanjang?” “Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang
engkau makan itu?” “Apakah yang telah kauperbuat ini?” (Kej 3:9, 11, 13).
Jawaban: mencoba menyembunyikan dosa mereka, membenarkan diri
sendiri, menyalahkan orang lain... Apakah hal itu terdengar akrab bagi Anda?
Adam dan Hawa merasa tertipu. Mereka
telah percaya pada harapan yang salah. Dosa
mereka memisahkan mereka dari Allah.
Allah menggunakan pertanyaan untuk
menemukan kebenaran seperti dalam pencobaan
(walaupun Dia sudah tahu jawabannya).
Apa maksud Allah? Untuk menebus mereka. Dia ingin kita
mengakui dosa-dosa kita sehingga Dia dapat menawarkan
pengampunan dan pemulihan.
6. Setan dikutuk oleh Allah melalui ular karena dialah yang
bertanggung jawab atas keberadaan kejahatan (Kejadian 3:14).
Ular dan wanita itu
Akan ada permusuhan terus-menerus antara Setan dan
Gereja Allah (Wahyu 12:17)
Keturunan ular dan keturunan wanita
Akan ada permusuhan terus-menerus antara orang percaya
dan orang yang tidak percaya, antara anak-anak Allah dan
anak-anak manusia (Kej 6:2)
Keturunan dan ular
Setan “meremukkan” Yesus dengan menggantung-Nya di kayu salib, tetapi
Yesus pada akhirnya akan menghancurkan Setan (Rm 16:20; Ibr 2:14)
Kemudian Allah membuat janji dengan nubuatan rangkap tiga:
7. “Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu
mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan
engkau akan melahirkan anakmu.’” (Kejadian 3:16)
Melahirkan dan membesarkan anak seharusnya menjadi sesuatu yang
menyenangkan, tetapi dosa membuatnya menyakitkan. Keturunan
yang dijanjikan akan datang dengan pekerjaan dan penderitaan.
Adam adalah kepala dari pasangan yang sudah menikah, jadi dia
bertanggung jawab atas konsekuensi dosa mereka. Bumi dikutuk
karena dia (Kej 3:17), dan dia dikutuk untuk kembali ke asalnya
menjadi debu (Kej 3:19).
Kematian itu pasti, tetapi Adam menerima harapan yang
dijanjikan itu. Dia mengubah nama istrinya, dari Isha (Kej
2:23) menjadi Hawa (Kej 3:20), ibu dari keturunan yang
akan membebaskan mereka dari kutukan kematian.
Kita akan selamanya bersyukur kepada Allah karena Dia
telah memberi kita hidup yang kekal dengan
pengorbanan-Nya yang besar.
8. “Kepada manusia pemberitahuan yang pertama tentang
penebusan telah disampaikan di dalam hukuman yang
dijatuhkan ke atas diri setan di dalam taman itu […]
Adam dan Hawa berdiri sebagai penjahat-penjahat di
hadapan Hakim yang adil, menunggu-nunggu hukuman
yang akan dijatuhkan sebab pelanggaran; tetapi
sebelum mereka mendengar tentang kehidupan yang
sulit dan menderita yang harus menjadi bagian mereka,
dan tentang pernyataan bahwa mereka harus kembali
kepada debu, mereka telah lebih dahulu mendengar
kata-kata yang memberikan pengharapan. Sekalipun
mereka harus menderita di bawah kuasa musuh mereka
yang besar itu, mereka dapat memandang ke depan
kepada kemenangan yang terakhir.”
E. G. W. (Patriarchs and Prophets, cp. 4, p. 65)