Paulus memperkenalkan Yesus sebagai Imam Besar surgawi yang sempurna menurut peraturan Melkisedek, bukan Harun. Yesus memenuhi syarat sebagai perantara antara Allah dan manusia karena kehidupan dan ketaatannya yang sempurna. Dia menggantikan sistem keimamatan dan korban lama dengan perjanjian dan keselamatan baru yang kekal.
2. Dalam Ibrani 5 sampai 7, Paulus memperkenalkan Yesus
sebagai Imam Besar surgawi kita, wakil kita di hadapan Bapa.
Imam Besar? Bagaimana itu mungkin? Para imam harus
anggota suku Lewi, keluarga Harun. Bukankah Yesus termasuk
suku Yehuda?
Kita akan mempelajari mengapa dan bagaimana perubahan
garis keturunan imam ini terjadi. Kita juga akan menemukan
Imam yang sempurna, Yesus. “Sebab Imam Besar yang
demikianlah yang kita perlukan.” (Ibr 7:26).
3. Menjadi perantara antara Tuhan dan manusia adalah salah
satu tugas para imam.
Para imam dapat sepenuhnya memahami orang karena mereka sama
berdosanya dengan mereka. Oleh karena itu, mereka harus “harus dapat
mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat” (Ibr 5:2).
Yesus bukanlah orang berdosa, tetapi Dia mengambil sifat kita dan
disempurnakan dalam ketaatan dan penderitaan (Ibr 5:7-8). Dengan cara
ini Dia membuktikan bahwa Dia dapat memahami kita dan mengasihi kita.
Dia memenuhi syarat sebagai imam karena ketaatan-Nya, penderitaan-
Nya, dan kehidupan-Nya yang sempurna. Dia menjadi perantara antara
Allah dan kita (Ibr 5:9-10).
4. Melkisedek, Raja Salem, memberkati Abram ketika dia
kembali dari pertempuran Kedorlaomer dan sekutunya untuk
membebaskan keponakannya Lot (Kej 14:17). Melkisedek
juga adalah “imam Allah Yang Mahatinggi” (Kej 14:18-20).
Melkisedek hanya disebutkan sekali lagi dalam Perjanjian
Lama, Mazmur 110:4. Paulus menggunakan ayat itu untuk
memperkenalkan kisah tentang raja-imam sebagai contoh
dari Yesus.
Melkisedek “dijadikan sama dengan Anak
Allah” (Ibr. 7:3). Yesus adalah Raja dan Imam.
Dia adalah kekal, “harinya tidak berawal dan
hidupnya tidak berkesudahan” (Ibr. 7:3). Yesus
bukan keturunan Melkisedek, tetapi
keimamatan Yesus serupa dengannya.
5. “yang menjadi imam bukan berdasarkan peraturan-peraturan manusia,
tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa.” (Ibrani 7:16)
Para imam menjadi perantara antara Tuhan dan
manusia, tetapi mereka tidak sempurna. Mereka
masih harus mempersembahkan korban untuk
dosa mereka sendiri (Ibr 7:27).
Mengubah
hukum
keimamatan
dari peraturan
Harun ke
peraturan
Melkisedek
Mengubah
hukum
upacara
korban
dari banyak
hewan korban
kepada hanya
Yesus
Karena itu, mereka juga tidak dapat membuat orang lain
sempurna. Selain itu, korban bukanlah sarana menuju
kesempurnaan (Ibr 10:1).
Manusia memerlukan imam yang
sempurna yang dapat menyempurnakan
kita di hadapan Bapa. Hukum
keimamatan harus diubah karena tidak
ada keturunan Harun yang sempurna
(Ibr 7:11, 16).
6. “demikian pula Yesus adalah jaminan dari suatu perjanjian yang lebih kuat.” (Ibrani 7:22)
Perjanjian lama didasarkan pada keimamatan Harun.
Oleh karena itu, sebuah perjanjian baru diperlukan
karena hukum keimamatan telah berubah (Ibr 8:7, 13).
Selanjutnya, sumpah dalam perjanjian baru ini
merupakan jaminan. Sumpah manusia berakhir ketika
orang itu meninggal, tetapi sumpah Bapa tentang
keimamatan Yesus adalah kekal karena mereka tidak
akan pernah mati (Ibr 7:21). Janji-Nya pasti.
Dalam perjanjian baru, kelemahan para imam digantikan oleh “hidup
yang tidak dapat binasa” dari Penjamin kita, Yesus. Dia adalah Imam
Besar menurut peraturan Melkisedek.
7. “Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang
terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,” (Ibrani 7:26)
•Secara harfiah “saleh” atau “menyenangkan
Tuhan.” Dia melakukan kehendak Tuhan
Saleh
•Tidak jahat atau pendendam. Dia selalu berbuat
baik kepada orang lain dan tidak pernah berpikir
buruk
Tidak bersalah
•Murni, tanpa dosa. Dia dicobai dalam
semua hal, namun tanpa dosa
Tanpa noda
•Dia terpisah dari orang berdosa ketika Dia naik ke
surga. Sekarang Dia mengantarai atas nama mereka
Terpisah dari
orang-orang
berdosa
•Dia ditinggikan di atas segalanya, seperti
halnya Allah (Mzm 57:5; 108:5)
Lebih tinggi dari
pada tingkat-
tingkat surga
8. “Kristus adalah penghubung antara Allah dan
manusia. Dia telah menjanjikan perantaraan pribadi-
Nya. Dia menempatkan seluruh kebajikan kebenaran-
Nya di pihak pemohon […] Ketika kita mendekati
Tuhan melalui kebajikan jasa Penebus, Kristus
menempatkan kita dekat di sisi-Nya, melingkari kita
dengan lengan manusia-Nya, sementara dengan
lengan ilahi-Nya Dia menggenggam takhta Yang Tak
Terbatas […] Dia berjanji untuk mendengar dan
menjawab permohonan kita.”
E. G. W. (Testimonies for the Church, vol. 8, cp. 29, p. 178)